• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Glukosa Dara di Puskesmas Jagasatru Cirebon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Glukosa Dara di Puskesmas Jagasatru Cirebon."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

Daniel Hadiwinata, 2016 Pembimbing Utama : Hendra Subroto, dr.,SpPK.

Pembimbing Pendamping: Dani, dr., M.Kes.

Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang khas ditandai oleh adanya hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin atau kerja insulin, atau kedua-duanya. Salah satu faktor risiko diabetes melitus adalah obesitas. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (resistensi insulin). Insulin berperan meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara ini juga mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel, maka kadar gula di dalam darah juga dapat mengalami gangguan.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar glukosa darah di puskesmas jagasatru Cirebon.

Metode Penelitian Penelitian observasional-analitik dengan cross sectional design terhadap 30 orang pria dan 30 orang wanita yang datang ke Puskesmas Jagasatru Cirebon pada periode Januari- Desember 2016. Data terdiri dari tinggi badan (cm), berat badan (kg), IMT (kg/m2); kadar glukosa darah puasa (mg/dl) dari bahan darah kapiler setelah berpuasa selama 8-12 jam yang diukur menggunakan glucometer auto - check® dengan metode glukosa oksidase. untuk pengujian hipotesis digunakan uji Chi-square.

Hasil Penelitian hubungan massa indeks tubuh dengan kadar glukosa darah di Puskesmas Jagasatru Cirebon didapatkan hasil yang sangat siginfikan dengan uji Chi-Square (p= 0.001).

Simpulan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara indeks massa tubuh dengan kadar gula darah puasa di Puskesmas Jagasatru Cirebon

(2)

ABSTRACT

ASSOCIATION OF BODY MASS INDEX WITH THE LEVEL of FASTING BLOOD SUGAR AT PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

Daniel Hadiwinata,2016 Tutor I : Hendra Subroto, dr.,SpPK. Tutor II : Dani, dr., M.Kes..

Background Diabetes Mellitus (DM) is one of the metabolic disease that is marked by hyperglycemia that is caused by insufficient amount of insulin, decrease in sensitivity of insulin or both. One of the risk factor of DM is obesity. Obesity could cause insensitivity of the insulin (insulin resistance). Insulin has the ability to increase the uptake of glucose in cells and organize carbohydrate. Hence, if there was insulin resistance by the cells, the blood sugar will have some disturbance.

Research Purpose To see the association between body mass index and the level of fasting blood sugar at people in Puskesmas Jagasatru Cirebon

Research Methodology Observation-analytical research with cross-sectional design that used 30 men and 30 woman that went to Puskesmas Jagasatru Cirebon during 2016 as subjects. Data contains height, weight, bmi; fasting bloos sugar that was taken form

the patient’s capillary blood after they fast for 8-12 hours that is measured using glucometer. For hypothetical testing, Chi-square was used.

Results association between body mass index and level of fasting blood sugar in patients at puskesmas Jagasatru Cirebon showed a significant result with Chi-Square test(p=0,001). This means H0 is rejected and H1 is accepted

Conclusion there is a significant association between body mass index and the level of fasting blood sugar of patients at Puskesmas Jagasatru Cirebon

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan ... 3

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

(4)

2.1Obesitas ... 6

2.1.1 Diagnosis Obesitas ... 8

2.1.2 Indeks Massa Tubuh (IMT) ... 9

2.2Hubungan Obesitas Umum dengan Resistensi Insulin ... 10

2.3Hubungan Obesitas Abdominal dengan Resistensi Insulin ... 12

2.4Faktor-faktor yang Berhubungan dengan IMT ... 13

2.5Mekanisme Pengaturan Kadar Glukosa Darah ... 16

2.6 Diabetes Melitus ... 17

2.6.1 Definisi Diabetes Melitus ... 17

2.6.2 Pervalensi Diabetes Melitus ... 17

2.6.3 Faktor Risiko Diabetes Melitus ... 18

2.6.4 Klasifikasi Diabetes Melitus ... 19

2.6.5 Diagnosis Diabetes Melitus ... 21

2.6.6 Pemeriksaan Penyaring Diabetes Melitus ... 22

2.7 Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah ... 24

2.8 Glukometer Swa-monitor ... 25

2.9 Glukometer Auto-check ... 26

3.0 Demografi Puskesmas Jagasatru Cirebon ... 27

(5)

3.7Definisi Operasional ... 34

3.8Analisis Penelitian ... 39

3.9Hipotesis Statistik ... 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 37

4.1.2 Hubungan Index Masa Tubuh Total dan Glukosa Darah Puasa 38 4.2Pembahasan ... 39

4.3Uji Hipotesis ... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 44

5.2Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 47

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT ... 15 Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Pada Orang Dewasa

Berdasarkan Kriteria Asia Pasifik ... 15 Tabel 2.3 Kriteria Diagnosis DM ... 22 Tabel 2.4 Kadar Glukosa Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring

Diagnosis DM ... 23 Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 36 Tabel 4.2 Hubungan Index Masa Tubuh Total dengan Glukosa Darah Puasa

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tipe-tipe Obesitas Berdasarkan Distribusi Lemak ... 8 Gambar 2.2 Mekanisme Molekuler Hubungan Antara Jaringan Lemak dan

Resistensi Insulin pada Obesitas dan Diabetes Melitus ... 11 Gambar 2.3 Langkah-langkah Diagnosis Diabetes Melitus dan Gangguan

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 47

Lampiran 2 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 48

Lampiran 3 Data Hasil Penelitian ... 49

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obesitas merupakan kelainan metabolisme yang paling sering diderita manusia. Saat ini penderita obesitas di dunia terus meningkat. Penelitian sejak tahun 1990-an menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi obesitas di Asia. Lebih dari 5 % penduduk Asia menderita obesitas dan lebih dari 20 % menderita berat badan lebih. Indonesia berada pada urutan ke-5 dengan prevalensi obesitas sebesar 4,7%. Pada umumnya, obesitas lebih sering ditemukan pada kelompok masyarakat strata sosial ekonomi lebih tinggi (WHO SEARO, 2011).

Obesitas dapat mengakibatkan peningkatan asam lemak bebas, leptin, tumor necrosis factor-alfa (TNF-a), interleukin (IL-6), resistin dan penurunan

adiponectin. Keadaan ini mengakibatkan timbulnya resistensi insulin sehingga timbul penyakit gangguan metabolik seperti diabetes melitus, dyslipidemia, serta meningkatkan risiko timbulnya penyakit kardiovaskular (Clare-Salzer,2007). Penelitian yang dilakukan oleh khalid amin et al pada tahun 2010 mencatat bahwa terdapat peningkatan kadar glukosa darah pada 39,3% subjek penelitian dengan obesitas (Khalid Amin et al, 2010).

Salah satu faktor penyebab obesitas adalah unhealthy lifestyle, yaitu sering mengkonsumsi asupan tang tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi protein tetapi rendah serat dan mikronutrien, serta kurangnya aktivitas fisik. Asupan tinggi kalori seperti makanan tinggi karbohidrat dan minuman beralkohol dapat meningkatkan kadar glukosa darh sehingga menimbulkan keadaan hiperglikemia. Keadaan hiperglikemia diakibatkan karena terjadi resistensi insulin. Reisitensi insulin meningkatkan risiko timbulnya diabetes melitus tipe 2 (Cahjono & Budhiarta,2007).

(10)

lebih besar daripada penggunaannya sebagai energi bagi tubuh (Guyton dan Hall, 2008). Salah satu cara untuk menilai obesitas yaitu pengenceran isotop dan dual energy X-ray absorptiometry (DEXA). Teknik ini menawarkan pengukuran yang

akurat tetapi mahal dan tidak dapat digunakan sembarang. Dengan demikian, pengukuran lemak tubuh di sebagian klinik menggunakan pengukuran antropometri, seperti indeks massa tubuh (IMT; Kg/m2) yang digunakan untuk penilaian obesitas pada anak-anak dan remaja. (Ketel et al, 2007)

Meskipun penelitian di bidang ini telah banyak dilakukan, tapi masih banyak lagi yang harus dipelajari. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara IMT dan kadar glukosa darah di Puskesmas Jagasatru Cirebon. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jagasatru Cirebon dikarenakan banyaknya warga yang berobat ke puskesmas tersebut dengan keluhan utama diabetes melitus. Ini akan menjadi penting untuk profesional perawatan kesehatan di Indonesia dan negara berkembang lainnya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana

hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar glukosa darah di puskesmas jagasatru kota Cirebon.

1.3. Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar

(11)

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan indeks massa tubuh dengan kadar glukosa darah.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hubungan indeks massa tubuh dengan glukosa darah

3. Sebagai informasi tambahan mengenai indeks massa tubuh dengan glukosa darah agar penelitian lain dapat melanjutkan penelitian ini atau sejenisnya.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1. Kerangka Pemikiran

Obesitas umum adalah suatu keadaan dimana terjadi akumulasi lemak secara berlebihan/abnormal di dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. Jaringan lemak mengandung asam lemak bebas, leptin,tumor nerosis factor alfa (TNF-α), interleukin-6 (IL-6), resistin, dan adiponectin yang berperan pada resistensi insulin. Resistensi insulin adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan respon metabolik terhadap kerja insulin dengan akibat untuk kadar glukosa darah tertentu dibutuhkan kadar insulin yang lebih banyak dari pada normal untuk mempertahankan keadaan normoglikemi.

Peningkatan kadar asam lemak bebas di sekitar jaringan otot akan menghambat uptake glukosa oleh jaringan otot sehingga timbul keadaan hiperglikemia.

Peningkatan kadar asam lemak bebas pada obesitas sentral lebih tinggi daripada obesitas umum sehingga risiko terjadinya resistensi insulin pada obesitas sentral lebih tinggi dari pada obesitas umum.

(12)

dan uptake glukosa dari sirkulasi darah oleh sel-sel tubuh terhambat, maka terjadi hiperglikemia.

Penurunan kadar adiponektin akan mengakibatkan peningkatan kadar leptin dan hambatan proses uptake glukosa dari sirkulasi darah, maka terjadi konsidi hiperglikemia.

Tumor necrosis factor-Alfa (TNF- α) adalah suatu sitokin proinflamasi yang diekspresikan secara berlebihan pada obesitas yang menghambat glucose transporter-4 (GLUT)-4 sehingga uptake glukosa ke dalam sel-sel tubuh

terhambat.

Interleukin 6 (IL-6) yang disekresikan secara berlebihan menstimulasi peningkatan pelepasan glucagon yang mengakibatkan peningkatan proses glikogenolisis dan glukoneogenesis di dalam sel hepatosit sehingga terjadi hiperglikemia. Resistin menginduksi ekspresi dari suppressor of cytokine signaling (SOC-3) yaitu sitokin yang berperan dalam menekan insulin signaling

yang mengakibatkan hambatan uptake glukosa ke dalam sel-sel tubuh.

Obesitas abdominal adalah penumpukan lemak dengan distribusi di viscera abdomen. Peningkatan kadar asam lemak bebas pada obesitas sentral lebih tinggi dari pada obesitas umum, maka risiko resistensi insulin lebih tinggi pada obesitas sentral.

Banyaknya penelitian yang menyatakan bahwa diabetes melitus lebih sering terjadi pada usia 45 tahun ke atas, karena pada usia tersebut terjadi penurunan metabolisme dalam tubuh yang mengakibatkan penggunaan energi oleh tubuh berkurang sehingga glukosa akan terakumulasi dalam sirkulasi darah. Keadaan ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah (Merentek, 2006).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

(13)
(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar glukosa darah puasa di puskesmas Jagasatru Cirebon.

2. Kadar glukosadarah puasa lebih tinggi pada orang dengan IMT diatas normal dibanding orang dengan IMT normal .

.

5.2 Saran

1. Karena tingginya angka penderita obesitas maka sebaiknya penduduk diberikan sosialisasi pencegahan diabetes melitus dengan mengurangi risiko diabetes.

2. Analisis kadar glukosa darah sebaiknya menggunakan berbagai macam analisa dan metode untuk penelitian sejenis.

(15)

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH

DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA di

PUSKESMAS JAGASATRU

CIREBON

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini dibuat Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DANIEL HADIWINATA

1310155

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(16)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Hubungan Body Mass Index dengan kada glukosa puasa di

Puskesmas Jagasatru Cirebon” ini.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karna itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha, dr. Lusiana Darsono, M.kes atas segala kerjasama dan kepemimpinannya selama ini.

2. Hendra Subroto, dr., Sp.PK selaku pembimbing 1 yang telah memberi bimbingan, semangat, dan masukan kepada peneliti dari awal hingga skripsi ini selesai.

3. Dani, dr., M.Kes selaku pembimbing II atas segala perhatian, kesediaan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, solusi, kesabaran dan dukungan moral dalam menyelesaikan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini

4. Dosen penguji skripsi, dr. Rimonta F Gunanegara, Sp.OG dan dr. Yenni Limyati, S.Sn, Sp.KFR, M.Kes yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberi saran serta masukan agar skripsi ini lebih baik.

5. dr. Cindra Paskaria, M.K.M yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

(17)

materi, menyemangati dan memberi bantuan dari awal hingga skripsi ini selesai.

7. Novi Widiyanti yang selalu mengigatkan dan memberi semangat untuk mengerjakan penelitian ini hingga selesai.

8. Enriko, Ayunda, Audry, Deya, Chriszensia, Zeus yang telah dengan sabar memberi bantuan dan mmotivasi peneliti dari awal hingga skripsi ini selesai.

9. Teman-teman FK Maranatha 2013 (Gudang dusta team, Antidote) yang ada disamping peneliti untuk berdiskusi, memberikan saran, dan motivasi hingga skripsi ini selesai.

10.Semua pihak yang membantu secara langsung dan tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis. Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat.

Bandung, 7 Desember 2016

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Gibney, M.J., et al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

PERKENI, 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2

di Indonesia, www.perkeni.org, 18 April 2012

Guyton, A.C., Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Kariadi, S.H., 2009. Diabetes? Siapa Takut!! Panduan Lengkap untuk Diabetisi, Keluarganya, dan Profesional Medis. Bandung: Qanita

Adnyana, L., Hensen, Budhiarta, A.G., 2006. Penatalaksanaan Pasien Diabetes Melitus di Poliklinik Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Jurnal Penyakit

Dalam.Volume 7: pp. 186-192.

Arisman, 2011. Obesitas, Diabetes melitus, dan Dislipidemia. Jakarta: EGC.

Chung, J.O., Cho D.H.,Chung D.J., Chung M.Y., 2012. Associations among Body

Mass Index, Insulin Resistance, and Pancreatic β - Cell Function in Korean Patients with New Onset Type 2 Diabetes. Korean Journal Intern Medicine 27: 66-71.

Dahlan, M.S, 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dinkes, 2009. Profil Kesehatan Jateng. www.dinkes.go.id. (17 April 2012).

Ganong, W.F. 2005. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Gibney, M.J., et al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Guyton, A.C., Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

(19)

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC. Ilyas, I.E., 2011. Olahraga Bagi Diabetisi dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Justitia, N.L., 2012. Dalam skripsi: Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah Pada Guru - Guru SMP Negeri 3 Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Kariadi, S.H., 2009. Diabetes? Siapa Takut!! Panduan Lengkap untuk Diabetisi, Keluarganya, dan Profesional Medis. Bandung: Qanita.

Murray, R.K., Granner D.K., Rodwell, V.W., 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nutritional Requirements and Dietary Assessment,In : Harrison’s Principles of

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Pada Orang Dewasa
Gambar 2.2 Mekanisme Molekuler Hubungan Antara Jaringan Lemak dan

Referensi

Dokumen terkait

Melalui proses editing ini akan memberikan kesempatan pada pembuat program untuk memperbaiki kesalahan yang tidak dapat dielakkan pada saat shooting , dan dalam proses editing ini

2016/17/UKM/FSK/KM13 IJAZAH SARJANAMUDA PENGIMEJAN DIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI DENGAN KEPUJIAN

Melihat kondisi tersebut, penelitian tentang perancangan sistem sambungan yang ekonomis untuk rangka atap Pasar Sae Sarijadi penting karena sambungan baut pada sistem struktur

Tabel 11 menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang ayam memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap berat segar rimpang dibandingkan dengan penggunaan pupuk

Beberapa pengemban- gan clinical pathway yang dilakukan di beberapa neg- ara membuktikan bahwa pengembangan dan imple- mentasi alur klinis berdampak langsung pada kualitas

Blok pertama pada diagram diatas merupakan file asli atau file cover yang akan menjadi media steganografi end of file, blok kedua yaitu data header terdiri dari

Ini selaras dengan objektif utama kajian iaitu membangunkan model generik SPP secara konseptual berdasarkan model nilai cipta-sama.Secara umumnya, hasil kajian yang

Sewaktu memberikan makanan harus secara perlahan, makanan yang tiap kali diberikan ke pasien harus kadar secukupnya atau dengan jumlah yang sedikit saja, bagi pasien