• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAMAT 02 PENAWANGAN PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAMAT 02 PENAWANGAN PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI

KRAMAT 02 PENAWANGAN PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

RETNO WITANTI

X 7107065

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI

KRAMAT 02 PENAWANGAN PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

RETNO WITANTI

X 7107065

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Retno Witanti. PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PESAWAT SEDERHANA IPA KELAS V SD 02 NEGERI KRAMAT PENAWANGAN GROBOGAN. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juni 2010/2011.

Tujuan penelitian keaktifan ini adalah: Meningkatkan keaktifan belajar siswa tentang pesawat sederhana dengan metode eksperimen siswa kelas V SDN 02 Kramat Penawangan Grobogan. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD 02 Negeri Kramat Penawangan Grobogan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,tes, angket. Teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Proses belajar IPA materi pelajaran pesawat sederhana meningkat keaktifannya, keaktifan belajar ataupun keaktifan mengemukakan pendapat hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi yang meliputi lima aspek.

pada aspek keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut: Pada pra siklus siswa yang aktif 0% siklus I pertemuan I 40% dan pada pertemuan ke II 48 % diperoleh rata-rata 44%. Namun pada siklus II pertemuan I 60% dan pada pertemuan II keaktifan meningkat 92% jika rata-rata 76%.

(6)

commit to user

vi ABSTRACT

Retno Witanti. The Application of Experimental Method to Improve the Learning Activity of Science Simple Instrument in the V Graders of SDN 02 Kramat Penawangan Grobogan. Thesis. Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, June 2010/2011.

The objectives of this research are: to improve student learning activity of science simple instrument by use of experimental method in the V graders of SDN 02 Kramat Penawangan Grobogan.

The study belong to a classroom action research consisting of two cycles. Each cycle consisted of four steps: planning, acting, observing, and reflecting. As the subject of study are V graders of SDN 02 Kramat Penawangan Grobogan. Techniques of collecting data used were observation, poll and questionnaire. Techniques of analyzing data was an interactive analysis encompassing three component: data reduction, display and conclusion drawing or verification.

Considering the result of research, it can be concluded that: the activity of learning process in science simple instrument of V graders of SDN 02 Kramat penawangan grobogan is increase, the learning activity or learning enthusiasm it can be seen from the result of observation that include of five aspects.

In the aspect of student activity in learning process as a result are: in pre-cycles active student 0%, in cycle I meeting I active student 40%, in cycle I meeting II active student 48% and average 44%. However in cycles II meeting I active student 60% and in cycles II meeting II active student increase to 92% if average 76%.

(7)

commit to user

vii MOTTO

“ sesungguhnya sesudah kesulitan ituada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari pekerjaan atau tugas, kerjakanlah yang lain

denga sungguh”

(terjemahan: QS.Al Nasyirah :6-7)

“ Keinginan adalah sumber penderitaan dan tempatnya adalah didalam pikiran, tujuan bukanlah utama yang utama adalah prosesnya”

( Iwan Fals)

Kita hanya harus yakin dan benar-benar percaya maka semua akan

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

 Allah SWT yang senantiasa memberi petunjuk untukku, dan semua keajaiban dalam hidupku.

 Ayahku (Bambang Pudjiono) dan bundaku

(Indarwati) tercinta yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang yang tak lengkang oleh waktu dan selalu mendoakan, memberi motivasi, bimbingan dan kasih sayang dengan tulus ikhlas serta menuntun ananda dengan penuh kesabaran.

 Adik tersayang dan semata wayang (Langgeng Asmoro)

 Sahabat-sahabat yang aku sayangi terimakasih atas dukungannya dan motivasi yang selalu diberikan.

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah dzat yang Esa atas limpahan rahmat serta karunia iman dan islam, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana pendidikan yang berjudul ”Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan

Keaktifan Belajar IPA Tahun pelajaran 2010/2011”.

Selama penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R.Indianto, M. pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. Kartono, M. pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Rukayah M.Hum, Dosen Pembimbing I dan Drs.Tri Budiharto, M.pd.,Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan .

5. Darwoto A.Ma. Pd., Kepala Sekolah SD Negeri Kramat 02 yang telah memberikan ijin tempat dalam penelitian, beserta tenaga guru dan karayawan yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.

6. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 02 Kramat Tahun ajaran 2011 yang menjadi subyek penelitian dan telah membantu dalam memperoleh data dalam

penelitian ini.

7. Dosen-dosen PGSD yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan kepada peneliti.

8. Kepada bapak, Ibu dan adik yang dengan ikhlas memberikan kasih sayang dan

pengerbonan kepada adinda dan selalu memberi dukungan moral maupun

material.

(10)

commit to user

x

10. Kepada teman- temanku yang kost di pak Mursito, Terima kasih atas dukungan serta semangat yang telah diberikan kepada adinda

11. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semuanya mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat dari Allah SWT.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekerungan yang jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, 8 Juni 2011

(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTO vii

HALAMAN PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

1. Tinjauan Tentang Keaktifan Belajar IPA 6

2. Tinjauan Tentang Metode Eksperimen 20

B. Penelitian yang Relevan 24

C. Kerangka Berfikir 25

D. Hipotesis 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 28

(12)

commit to user

xii

C. Subjek Penelitian 30

D. Prosedur Penelitian ... 30

E. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data ... 34

F. Jenis Instrumen ... 35

G. Validitas Data ... 35

H. Sumber Data ... 35

I. Teknik Analisis Data ... 35

J. Indikator Kinerja... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Tempat Penelitian 38 B. Deskripsi Kondisi Awal 38 C. Deskripsi Penelitian ... 39

1. Tindakan Siklus I ... 40

2. Tindakan Siklus II ... 49

D. Deskripsi Hasil Pembahasan ... 57

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI SARAN A. Simpulan 61 B. Implikasi 63 C. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Waktu Penelitian ... 28

Tabel 2. Indikator Keaktifan Tindakan Penelitian Untuk Aspek Kualitas Proses ... 37

Tabel 3. Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 43

Tabel 4. Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 45

Tabel 5. Rata- Rata Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 46

Tabel 6. Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan I ... 53

Tabel 7. Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan II ... 54

Tabel 8. Rata- Rata Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 ... 55

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Alat-Alat Yang Bekerja Dengan Prinsip Pengungkit ... 18

Gambar 2. Alat-Alat Yang Bekerja Dengan Prinsip Bidang Miring ... 19

Gambar 3. Alat Yang Bekerja Dengan Prinsip Katrol. ... 19

Gambar 4. Alat Yang Bekerja Dengan Prinsip Roda Berporos. ... 20

Gambar 5. Kerangka Pemikiran ... 26

Gambar 6. Langkah – Langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 29

Gambar 7. Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 31

Gambar 8. Komponen- Komponen Analisa Data Model Interaktif ... 36

Gambar 9. Grafik Keaktifan Siklus I Pertemuan I ... 44

Gambar 10. Grafik Keaktifan Siklus I Pertemuan I ... 45

Gambar 11. Rata-Rata Keaktifan Siklus I . ... 46

Gambar 12. Grafik Keaktifan Siklus II Pertemuan I . ... 54

Gambar 13. Grafik Keaktifan Siklus II Pertemuan II . ... 55

Gambar 14. Rata-Rata Hasil Keaktifan Siklus II. ... 56

Gambar 15. Grafik Perkembangan Nilai Keakifan Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II. ... 60

(15)

commit to user

Lampiran 11.Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus ... 108

Lampiran 12.Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 110

Lampiran 13.Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ... 112

Lampiran 14.Lembar Penilaian Guru Siklus I Ke 1 Dan II ... 114

Lampiran 15.Lembar Penilaian Guru Siklus 2 Ke 1 Dan II ... 119

Lampiran 16.Hasil Observasi Pra Siklus Keaktifan Siswa ... 125

Lampiran 17.Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I Keaktifan Siswa ... 127

Lampiran 18.Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2 Keaktifan Siswa ... 129

Lampiran 19.Rata Rata Hasil Observasi Siklus I ... 131

Lampiran 20.Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan I Keaktifan Siswa ... 132

Lampiran 21.Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan 2 Keaktifan Siswa ... 134

Lampiran 22.Rata Rata Hasil Observasi Siklus II ... 136

Lampiran 23.Rubrik Penilaian Lembar Observasi Keaktifan Siswa ... 137

Lampiran 24.Hasil Angket Keaktifan Pra Siklus Keaktifan Siswa ... 139

Lampiran 25.Hasil Angket Siklus I Keaktifan Siswa ... 141

Lampiran 26.Hasil Angket Siklus II Keaktifan Siswa ... 143

Lampiran 27.Angket Siswa Pra Siklus ... 145

Lampiran 28.Angket Siswa I ... 146

(16)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (1) yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. ”Pendidikan bagi setiap warga negara pada hakekatnya adalah merupakan suatu upaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga dengan kemampuannya siswa akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan kelak akan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan negara.

Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu diambil langkah-langkah yang dapat memungkinkan terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, bekerja keras, bertanggung jawab, disiplin, kreatif serta sehat jasmani dan rohani, yang semuanya dapat digali melalui pendidikan keluarga, sekolah dan dalam lingkungan masyarakat.

Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup serta dapat menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan pada masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut.

(17)

commit to user

Berdasarkan Depdiknas (2006: 483) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, IPA tidak hanya menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek perkembangan lebih lanjut untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman tentang Alam Sekitar yang lebih mendalam.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan, Penerapan IPA perlu dilaksanakan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek penting dalam kehidupan. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses.

Kewajiban para guru untuk menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran IPA, dengan memberi rangsangan dan dorongan kepada siswa. Sehingga metode pembelajaran memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

(18)

commit to user

karena itu untuk mengatasi masalah tersebut perlu diterapkan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat memahami dan aktif dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana.

Salah satu metode dalam pembelajaran IPA adalah Metode Eksperimen. Metode Eksperimen adalah metode atau cara guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi. Kelebihan dari metode eksperimen yaitu: Pertama, membuat siswa lebih percaya pada kebenaran kesimpulan percobaan sendiri daripada menurut cerita atau buku. Kedua, siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang di perlukan melalui percobaan yang di lakukan. Ketiga, dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah. Keempat, Hasil belajar di kuasai oleh siswa dan tahan lama dalam ingatan. Dengan metode ini diharapkan siswa lebih tahu dan jelas tentang pembelajaran IPA, sehingga diharapkan keaktifan siswa dapat meningkat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar IPA akan meningkat, jika dalam pembelajarannya digunakan metode yang tepat, salah satu metode yang tepat untuk pelajaran IPA adalah metode Eksperimen karena siswa lebih senang belajar sambil bermain. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul penelitian “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Kramat 02 Penawangan Purwodadi Tahun Pelajaran 2011”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang timbul dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran guru dalam menyampaikan

materi IPA kelas V khususnya pokok bahasan pesawat sederhana.

2. Guru belum terbiasa dalam menggunakan metode pembelajaran eksperimen pada proses belajar mengajar, dan

(19)

commit to user

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Keaktifan belajar yang akan diteliti dibatasi pada keaktifan belajar kegiatan-kegiatan metrik yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.

2. Metode pembelajaran eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang memberikan gambaran nyata anak dan di alam lingkungan sekitar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang terdapat dalam penelitian ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa tentang pesawat sederhana dalam pembelajaran IPA kelas V SDN 02 Kramat Penawangan Purwodadi tahun ajaran 2011?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa tentang pesawat sederhana dengan metode eksperimen siswa kelas V SDN Kramat 02 Penawangan Purwodadi.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran IPA.

(20)

commit to user 2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga/sekolah

Mendorong terjadinya inovasi para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan untuk kemajuan sekolah.

b. Bagi Guru

Guru mendapatkan pengalaman dan kerampilan menggunakan alat peraga, sehingga dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa guru mampu menilai dan memperbaiki pelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang aktif. Dan dapat dijadikan referensi penelitian dengan perancang penelitian lebih lanjut dan fokus yang berbeda tentang pembelajaran IPA.

c. Bagi Siswa

(21)

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Keaktifan Belajar IPA

a. Pengertian Keaktifan

Menurut Sriyono (1992: 74) yang dimaksud dengan keaktifan adalah bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani itu meliputi antara lain: 1) Keaktifan indra: pendengaran, penglihatan, peraba dan lain–lain. Murid harus di rangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin. 2) Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah. 3) Keaktifan ingatan: waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan pengajaran yang di sampaikan oleh guru, dan menyimpan dalam otak, kemudian pada suatu saat bila di butuhkan siap dan mampu mengutarakan kembali. 4) Keaktifan emosi: murid hendak senantiasa berusaha mencintai pelajarannya. Bukankah senang ataupun tidak ia tetap di mintai pertanggung jawaban, maka tidak ada gunanya membenci atau tidak mencintai pelajaran. Sesunggguhnya mencintai pelajaran akan menambah hasil studi seseorang.

(22)

commit to user

Hal ini seperti yang tercantum pada jurnal internasional berikut ini:

active learning is any teaching method which gets students actively involved: some general characteristics are commonly associated with the use of strategies promoting active learning in the classroom: student are involved in more than listening less emphasis is placed on transmitting information and more on developing students skill student are engaged in activities (e.g, reading, discussing, writing) greater

emphasis is placed on student’ exploration of their own attitudes and

values. As a working definition, Bonwell and Eison suggest that “active learning be defined as anyting that involves student in doing things and

thinking about what they are doing.” (Keyser, Marcia. 2000 Vol. 17

issue 1)

Berdasarkan jurnal international di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran yang melibatakan siswa secara aktif, siswa tersebut dilibatkan lebih dari mendengarkan kurangnya penekanan terletak pada penyampaian informasi dan lebih banyak pada pengemangan kemampuan siswa (misalnya, membaca, berdiskusi, menulis) penekanan yang lebih besar ditempatkan pada eksplorasi siswa, sikap dan nilai mereka sendiri. Bonwell dan Eison menunjukkan bahwa ”keaktifan didefinisikan sebagai suatu yang melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berfikir tentang apa yang mereka lakukan.”

Menurut Hollingsworth dan Lewis (2008: viii) keaktifan adalah siswa terlibat secara terus menerus baik mental maupun fisik. Keaktifan belajar itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat dan efektif. Sedangkan menurut Rosdjati (2002: 16) keaktifan belajar adalah proses belajar yang dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk terlibat secara aktif. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan, berinteraksi dengan lingkungan dsb.

(23)

commit to user

pembelajaran menyanangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dan enggan untuk menyimak pelajaran. Guru harus dapat memfariasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif ketika siswa terlibat terus-menerus, baik secara mental maupun secara fisik. Sebuah pembelajaran yang aktif mengindikasikan adanya aktivitas yang dilakukan siswa misal, berdiskusi, tanya jawab, dsb. Pembelajaran aktif penuh semangat, giat, kuat dan efektif.

b. Tinjauan Asas Keaktifan

1) Segi pendidikan

Jhon Dewey dalam Sriyono (1992: 76), Seorang ahli didik Amerika mempunyai perhatian yang besar terhadap pengalaman. Setiap pengalaman poitif maupun negative yang berguna bagi anak. berdasarkan pengalaman ia akan dapat membentuk pengertian dan pendapat, mengambil keputusan, bersikap tepat dan memiliki keterampilan belajar.

2) Segi pengamatan

Diantara alat indra yang paling penting untuk memperoleh pengetahuan adalah pendengaran dan penglihatan. Akan tetapi bukanlah berarti alat-alat yang lain kurang atau tidak penting. Montessori menghargai sekali arti pengamatan yang dilakukan oleh alat-alat indra.

3) Segi berfikir

Dimaklumi bahwa semua tugas di sekolah memerlukan pikiran. Maka dari itu semua pengajaran harus membentuk pikiran anak, pendengaran, penglihatan, dan akal harus selalu di usahakan aktif.

4) Segi kejiwaan

(24)

commit to user c. Jenis-jenis Keaktifan dalam Belajar.

Menurut Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001: 172) keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok, yaitu:

1) Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2) Kegiatan-kegiatan lisan

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan.

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4) Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6) Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional

(25)

commit to user

Dari jenis-jenis keaktifan di atas yang lebih ditekankan oleh peneliti adalah keaktifan kegiatan-kegiatan metrik yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan presentasi. Karena karena kegiatan-kegiatan metrik bersangkut-pautan dengan kegiatan pembelajaran IPA pesawat sederhana dengan menggunakan metode eksperimen atau percobaan.

d. Ciri-ciri keaktifan

Keaktifan siswa saat pembelajaran dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan siswa saat pembelajaran, keaktifan siswa saat pembelajaran akan melatih jiwa sosial siswa, mengajarkan arti pentingnya kerjasama, dengan aktif saat pembelajaran siswa akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Siswa dikatakan aktif apabila, saat pembelajaran siswa menunjukkan hal, hal yaitu: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, bersedia mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, tepat waktu dalam mengerjakan dll. (http//id.Shyoong.com/social-sciences/196112-aktifitas-belajar diakses pada senin, 11 april 2011 pukul 14.35 wib)

e. Pengertian Belajar

Pengertian kata “belajar” adalah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Daryanto, 2010:2). Belajar menurut Skinner dalam M. Sobry (2009: 3) mengartikan belajar sebagai proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif.

(26)

commit to user

minat, perhatian, kebiasaan, motivasi, usaha, dsb dan faktor luar misalnya lingkungan, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan yangbaru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang, perubahan tidak berlaku pada perubahan perilaku melainkan juga perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dll.

f. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum faktor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

2) Faktor Fisiologis

(27)

commit to user

mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. 3) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi, minat, sikap dan bakat.

4) Faktor - faktor Eksogen/Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. ini, Syah bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

a) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.

(28)

commit to user

dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

b) Lingkungan non Sosial

Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.

Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.

Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

(http://ekosuprapto.wordpress.com/2009/04/18/ faktor-faktor-yang-mempengaruhi-proses-belajar/diakses 11-4-11 jam 15.59)

g. Berbagai Metode Belajar yang Baik

Menurut Rudolf Pintner dalam Purwanto (1997: 113) ada sepuluh macam metode dalam belajar yaitu

(29)

commit to user

2) Metode Keseluruhan Lawan Bagian (Whole versus Part Method) Untuk bahan- bahan pelajaran yang skopnya tidak terlalu luas, tepat digunakan metode keseluruhan seperti menghafal syair, membaca cerpen.

3) Metode Campuran antara keseluruhan dan Bagian (Mediating Method)

Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya sangat luas atau yang sukar.

4) Metode Resitasi (Recitation Method)

Mengulangi atau mengucapkan kembali (sesuatu) yang telah di pelajari. Metode ini dapat digunakan untuk semua bahan pelajaran yang bersifat verbal maupun nonverbal.

5) Jangka Waktu Belajar (Length of Practice Periods)

Dari hasil eksperimen ternyata bahwa jangka waktu(periode) belajar yang produktif seperti menghafal, mengetik, mengerjakan adalah antara 20-30 menit.

6) Pembelajaran Waktu Belajar (Distribution of Practice Periods) Bahwa belajar yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat tidak efesien dan efektif.

7) Membatasi Kelupaan

Bahan pelajaran yang telah di pelajari sering kali mudah lupa. Maka dari itu jangan sampai lekas lupa sama sekali dalam pelajaran perlu adanya ulangan atau review. Guna review untuk meninjau kembali atau mengingatkan kembali bahan yang telah di pelajari. 8) Menghafal (Cramming)

(30)

commit to user

9) Kecepatan Belajar dalam Hubungannya dengan Ingatan

Kita mengenal quick learning means quick forgetting. Didalamnya terdapat korelasi 15egative antara kecepatan memperoleh sesuatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan.

10) Retroactive Inhibilition

Bahwa belajar merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat asosiasi dan interaksi antara berbagai pengalaman yang kemudian berbentuk pola- pola pengetahuan yang terorganisasi di dalam diri kita.

h. Pengertian IPA

Menurut Iskandar (2001: 2) Kata IPA merupakan singkatan dari ”Ilmu

Pengetahuan Alam”. Kata- kata “ilmu pengetahuan alam” merupakan

terjemahan dari kata-kata bahasa inggris ”natural science” secara singkat sering di sebut “science". Natural berarti alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan Alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Ilmu Pengetahuan Alam menurut kurikulum Pendidikan Dasar Kelas III SD (1994:53) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir, tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah.

(31)

commit to user

sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasi lebih lanjut. Menurut Hendro Darmojo (dalam Usman Samatowa, 2006: 2) menjelaskan secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam, baik yang menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. Pada prinsipnya IPA diajarkan untuk membekali siswa agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu siswa untuk mendalami gejala alam secara mendalam. Pelajaran IPA memiliki banyak sub bab pokok salah satunya pesawat sederhana.

i. Tujuan Pembelajaran IPA

(32)

commit to user

dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya.

j. Tinjauan tentang Pesawat Sederhana

Berdasarkan macam-macam pesawat sederhana diatas maka akan mempermudah pemahaman siswa tentang pesawat sederhana jika siswa melakukan percobaan secara langsung dengan menggunakan Metode Eksperimen. Pengertian pesawat sederhana menurut Haryanto (2007: 120) adalah suatu alat yang berguna untuk memudahkan manusia. Tujuan penggunaan pesawat sederhana adalah untuk: 1) Melipat gandakan gaya atau kemampuan kita. 2) Mengubah arah gaya yang kita lakukan. 3) Menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan.

Menurut Azmiyawati, Choiril dkk (2008:98) Jenis-jenis pesawat sederhana adalah untuk memudahkan manusia melakukan usaha banyak terdapat jenis-jenis pesawat sederhana. Jenis pesawat sederhana dibedakan atas prinsip kerjanya. Jenis pesawat sederhana sebagai berikut:

1) Tuas pengungkit

(33)

commit to user

Gambar 1 Alat-Alat yang Bekerja dengan Prinsip Pengungkit.

2) Bidang Miring

(34)

commit to user

Gambar 2. Alat-Alat yang Bekerja dengan prinsip bidang miring

3) Katrol

Katrol adalah suatu roda yang berputar pada porosnya. Katrol biasanya digunakan secara bersama-sama dengan rantai atau tali. Katrol dapat mengubah arah gaya yang di gunakan untuk menarik atau menganggkat benda. Katrol merupakan pengumgkit karena mempunyai titik tumpu, kuasa dan beban. Katrol di bedakan menjadi tiga yaitu: katrol bebas, katrol terikat, katrol majemuk. Katrol tetap adalah katrol yang tempat dan posisinya tidak berubah, kuasa yang dibutuhkan sama denagn berat benda itu sendiri. Contoh: tiang bendera, sumur timba, sangkar burung. Katrol bebas merupakan katrol yang dapat bergerak bebas atau dapat dipindah-pindah. Kuasa yang diperlukan pada katrol bebas untuk mengankat beban lebih kecil daripada yang diperlukan katrol tetap. Katrol majemuk merupan perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas yang dihubungkan dengan tali. Contoh alat yang digunakan dengan prinsip katrol dapat dilihat pada gambar 3. berikut ini:

(35)

commit to user 4) Roda Berporos

Roda berporos merupakan jenis pesawat sederhana yang memanfaatkan roda untuk memudahkan memindah suatu benda. Suatu alat yang memanfaatkan prinsip kerja roda berporos antara lain: mobil, sepeda, grobak dsb. Contoh alat yang menggunakan prinsip roda berporos dapat dilihat dari gambar 4. sebagai berikut:

Gambar 4. Alat yang bekerja dengan prinsip roda berporos.

2. Tinjauan tentang Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode

Menurut Sumantri dan Permana (2001: 114) metode pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Metode diartikan sebagai tindakan-tindakan pendidik dalam lingkup peristiwa untuk memperngaruhi siswa kearah pencapaian hasil belajar yang maksimal.

(36)

commit to user

melaksanakan kegiatan kependidikan khususnya kegiatan penyajian materi pembelajaran kepada siswa.

Menurut Purwoto (2003: 70) metode adalah cara-cara yang tepat dan serasi dengan sebaik baiknya agar guru berhasil dalam mengerjakannya dan dapat mencapai tujuan. Menurut Slameto (2003: 82) Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Syahidin, (2009: 44) metode diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu nilai tertentu dari si pembawa pesan kepada si penerima pesan. dalam konteks pendidikan, si pembawa pesan disebut guru dan si penerima pesan disebut murid. Sedangkan menurut Akhmad sudrajad (2008: http// Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran Ahmad Sudrajat Tentang Pendidikan.html) metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara untuk menciptakan situasi yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar banyak sekali metode yang dapat di gunakan dalam proses belajar mengajar salah satunya metode eksperimen.

b. Tinjauan tentang Metode Eksperimen 1) Pengertian Metode Eksperimen

Menurut Sagala, Sumantri dan Permana dalam Depdiknas (2008: 7-77) Sumantri dan permana menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.Hal ini seperti yang tercantum dalam jurnal international berikut ini:

“The class experiment teaching method involves supervised learning activities with students doing practical work individually or in-

group” (Wachange, Samuel W dan Mwangi, Jhon Gowland 2004: Vol.5

issue 1)

(37)

commit to user

kegiatan belajar dengan siswa melakukan kerja praktik secara individual atau kelompok.

Sedangkan metode Eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang di pelajari. (http//undhiexs.wordpress.com diakses 16 januari 2010 pukul 21.30 WIB).

Menurut Iskandar (2001: 58) eksperimen adalah suatu proses yang rumit untuk mendapatkan data yang terdiri dari banyak-banyak langkah komponen. Menurut Soli Abimanyu (2008: 26) eksperimen adalah usaha untuk menguji atau percobaan melalui penyelidikan praktis. Umumnya kegiatan eksperimen dilaksanakan dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam. Dalam melakukan eksperimen atau penelitian sederhana, guru perlu melatih siswa untuk merencanakan eksperimen atau penelitian sederhana itu, karena tanpa rencana terjadi pemborosan waktu, dsb.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang digunakan oleh guru dimana siswa melakukan suatu percobaan atau mempraktikan suatu proses setelah melihat apa yang telah didemonstrasikan oleh guru yang cara kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiyah, dan dari hasil kegiatan percobaannya, siswa menuliskan hasil dan melaporkannya untuk dievaluasi oleh guru.

2) Tujuan Metode Eksperimen

Menurut Abimanyu (2008: 7) metode eksperimen bertujuan agar: a) Siswa mampu menyimpulkan fakta- fakta, informasi atau data yang di peroleh.b) Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan. c) Siswa mampu menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang di kumpulkan melalui percobaan. d) Siswa mampu berfikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur. Metode eksperimen mempinyai kelebihan dan kelemahan

(38)

commit to user

Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang di perlukan melalui percobaan yang di lakukan. c) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah. d) Hasil belajar di kuasai oleh siswa dan tahan lama dalam ingatan.

Kelemahan metode Eksperimen: a) Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap pada umumnya mahal. b) Dapat menghambat pembelajaran karena memerlukan waktu yang lama. c) Kesalahan eksperimen akan berakibat kesalahan kesimpulan. d) Belum tentu guru dan siswa menguasai metode eksperimen.

Cara mengatasai kelemahan metode Eksperimen: a) Guru harus menjelaskan terlebih dahulu hasil yang ingin di capai dengan Eksperimen. b) Guru harus menjelaskan prosedur Eksperimen, bahan- bahan Eksperimen yang di perlukan, peralatan dan cara penggunaanya, variable yang perlu di control dan di catat selama eksperimen berlangsung. c) Mengawasi pelaksanaan Eksperimen dan member bantuan pada siswa jika mengalami kesulitan. d) Meminta siswa melaporkan hasil Eksperimen dan membanding-mandingkan atau mendiskusikan untuk mengeetahui kekurangan dan kekeliruan yang terjadi. (Soli Abimanyu, 2008: 7.17)

3) Penerapan Metode Eksperimen pada pesawat sederhana pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD

(39)

commit to user

memasang paku dengan tangan dan memasang paku dengan palu dsb. Meskipun kegiatan ini dilakukan secara berkelompok akan tetapi masing- masing siswa melakukan percobaan secara bergantian. Hal ini dilakukan agar agar semua siswa aktif dalam pembelajaran IPA pesawat sederhana.

B. Penelitian yang Relevan

April Lina Sri Windayani Dengan Judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Demonstrasi-Eksperimen Siswa Kelas III SDN 3 Jenengan Sawit Boyolali Tahun 2009-2010.” Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 3 siklus dengan menerapkan metode Demonstrasi-Eksperimen dalam pembelajaran IPA Kelas III SD N 03 Jenengan Sawit Boyolali Tahun 2009-2010 dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan metode Demonstrasi-Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA Kelas III SD N 03 Jenengan Sawit Boyolali. Hal ini dilihat dari prosentase kenaikan nilai IPA kelas III dari siklus I sampai Siklus III. Pada Siklus I siswa yang mendapatkan nilai minimal 60 ada 12 anak atau 46,15%, pada siklus II siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 14 anak atau 53,85% dari 26 siswa, dan siklus III siswa yang mendapat nilai minimal 60 dari 23 anak atau 88,46% dari 26 anak. Dari siklus I kemudian di laksanakan siklus II prestasi siswa mengalami prosentase kenaikan 7,70% dadri siklus II kemudian di laksanakan siklus III mengalami prosentase kenaikan 334, 61%. Penelitian April Lina Sri Windayani relevan dengann penelitian ini karena sama-sama menerapkan metode eksperimen dan perbedaannya terletak pada hasil penelitian karena penelitian April Lina Sri Windayani meneliti tentang hasil belajar sedangkan penelitian ini tentang keaktifan belajar siswa.

(40)

commit to user

peserdik aktif dari 19 peserdik dari siklus I dan II. 2) Prosentase ketentusan belajar peserdik pada siklus I menunjukkan angka 63,2% (12 peserta didik dari jumlah 19 peserta didik) dan siklus II prosentase ketuntasan 78,9 (15 peserta didik dari 19 peserta didik). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Student Team Achivement Division (STAD) dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan mengidentifikasi jenis dan besar sudut dikelas III B SD N Wonorejo. Penelitian Agus Riyanto relevan dengan penelitian ini karena sama-sama meningkatkan keaktifan belajar dan perbedaannya terletak pada metode yang digunakan dalam penelitian karena penelitian Agus Riyanto menggunakan metode STAD.

C. Kerangka Berfikir

(41)

commit to user

2. Siswa lebih senang dan tertarik belajar IPA

Kondisi awal 1. Pembelajaran lebih

berpusat pada guru 2. Siswa bosan dan enggan

(42)

commit to user D. Hipotesis

(43)

commit to user

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kramat 02, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan. Meskipun SD ini SD inti proses belajar mengajarnya kebanyakan masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa bosan atau malas menyimak pelajaran dan prestasinya masih rendah.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Juni 2011 dan dilakukan secara bertahap. Dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Jadwal penelitian selanjutnya tertera pada tabel.I.

Tabel 1. Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Februari maret April Mei Juni

1 Penyusunan Proposal

XXXX

2 Penyusunan Ijin X

3 Pelaksanaan Tindakan

XXX XXXX X

4. Analisis Data XXX

5 Ujian dan Revisi XXXX

6 Penyusunan Laporan

(44)

commit to user

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian, maka jenis penelitian yang tepat adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Slamet dan Suwarto (2007: 61) penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Actioan Research, yaitu satu yang dilakukan dikelas. Penelitian tindakan kelas adalah penilitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi guru dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan Kualitas pembelajaran dan penilaian hasil siswa, penyediaan bahan ajar yang memadahai, dan penyadian sarana belajar untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang lebih profesional. Sehubungan dengan bentuk penelitian yang digunakan maka Strategi penelitian adalah guru sebagai peneliti sekaligus pelaksana pembelajaran atau tindakan (action) yang diwujutdkan dalam bentuk siklus-siklus yang diterapkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen.

Skema langkah- langkah tersebut dapat dilihat pada gambar.6 berikut:

Gambar 6. Langkah – Langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Refleksi

(Reflecting)

Perencanaan

(Planning)

Tindakan

(Acting)

(45)

commit to user C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas V semester 2 tahun ajaran 2011. Jumlah siswa kelas V adalah 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Pada dasarnya mereka dari latar belakang berbeda-beda, tetapi sebagian besar mereka adalah siswa dari golongan menengah ke bawah tetapi tidak ada siswa yang berkebutuhan khusus atau ABK. Usia rata-rata siswa di kelas V adalah 9 sampai 10 tahun. Sehari-hari mereka masih suka bermain dan jarang meluangkan waktu senggang untuk belajar. Mayoritas orang tua siswa-siswa ini adalah bertani dan berkebun. Biasanya orang tua tersebur sibuk dengan pekerjaannya di sawah dan di kebun, sehingga orang tua kurang memberi motivasi anaknya untuk belajar.

D. Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) pertemuan. Pada siklus, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya berlangsung dengan baik.

Secara umum PTK meliputi 4 tahap, yaitu: 1. Perencanaan (Planing)

2. Pelaksanaan Tindakan (Action) 3. Observasi (Observer)

4. Refleksi (Reflection)

(46)

commit to user

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan / Pengumpulan Data

I Refleksi I

Perencanaan Tindakan II Permasalahan

Baru Hasil Refleksi

Apabila Permasalahan

Belum Terselesaikan

Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan / Pengumpulan Data

II Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Gambar 7. Alur Penelitian Tindakan Kelas

(47)

commit to user Siklus I

1. Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA dengan

KD: Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat dengan menggunakan metode Eksperimen.

b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.

c. Menyiapkan soal tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran. d. Menyiapkan lembar penilaian.

e. Membuat lembar observasi. 2. Tahap pelaksanaan tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA dengan KD : Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat dengan menggunakan metode Eksperimen

3. Tahap observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada proses pembelajaran IPA dengan KD : Menjelaskan pesawat sederhana yang daapt membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat dengan menggunakan metode Eksperimen. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah :

a. Memonitor siswa selama proses pembelajaran.

b. Menilai hasil tes siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. 4. Tahap refleksi

(48)

commit to user Siklus II

1. Tahap Perencanaan Tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) mata pelajaran IPA dengan KD : menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat dengan mengunakan metode Eksperimen, Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.

b. Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. c. Menyiapkan lembar penilaian.

d. Membuat lembar observasi. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat dalam mata pelajaran IPA dengan KD: menjelaskan pesawat sederhana dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat.

3. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada proses pembelajaran IPA pada KD : menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat dengan mengunakan metode Eksperimen. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah :

a. Memonitor siswa selama proses pembelajaran

b. Peneliti menilai hasil yang dicapai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

(49)

commit to user

E. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data.

Narbuko dan Achmadi (2007: 70) mengemukakan pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan cara sebagai berikut:

a. Observasi Keaktifan

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan berkunjung langsung ke obyek yang akan diteliti, kemudian mencatat data-data yang dibutuhkan.Berdasarkan penelitiamn ini penelitian menggunakan teknik observasi partisipasif secara lenggkap dan tertutup, dimana peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber atau subyek tetapi narasumber tidak mengetahui jika mereka sedang diamati.

b. Angket Keaktifan Siswa

Melalui angket ini dapat diketahui keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat responden, dan lain-lain.Angket dalam penelitian ini adalah angket keaktifan siswa yang berbentuk angket tersetruktur dengan jawaban pada setiap pertanyaan yang sudah tersedia. Angket diisi oleh siswa kelas V SD Negeri 2 Kramat disetiap akhir siklus. Hasil angket digunakan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA dan sudah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

c. Tes

Menurut Arikunto (2002: 127) Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligens, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Jika siswa aktif maka hasil tesnya baik dan jika siswa kurang aktif maka hasil tesnya rendah jadi dari hasil tes dapat mengukur keaktifan siswa.

F. Jenis Instrumen

(50)

commit to user G. Validitas Data

Data yang telah berhasil dikumpulkan dalam penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif, artinya untuk menarik simpulan yang mantap memerlukan beberapa pandangan. Dari berbagai pandangan tersebut akan dapat dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul dan selanjutnya dapat ditarik simpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya. Teknik trianggulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Validitas isi.

Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validitas ini adalah sejauh mana item-item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh suatu alat ukur yang bersangkutan. Dalam validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik, melainkan hanya dengan analisis rasional maka tidak diharapkan bahwa setiap orang akan sependapat dan sepaham dengan sejauh mana validitas isi suatu alat ukur telah tercapai.

Uji validitas ini akan menguji dari standar kompetensi yaitu Memahami hubungan antar gaya, gerak, dan energi beserta sifatnya. Dari kompetensi dasar yaitu menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah, Kompetensi dasar ini akan dibagi beberapa indikator antara lain mengidentifikasikan berbagai pesawat sederhana, dan mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana.

H. Sumber Data

Pengumpulan data penelitian berupa informasi keaktifan siswa pada pokok bahasan pesawat sederhana. Pengambilan data penelitian dari berbagai sumber antara lain :

(51)

commit to user

2. Tempat dan pristiwa berlangsung pembelajaran (SD Negeri 2 Kramat Penawangan- Purwodadi)

3. Hasil angket, observasi dan tes.

I. Teknik Analisis Data

(52)

commit to user

Gambar 8. Komponen-komponen Analisa Data model Interaktif (Milles dan Huberman 2007: 20)

J. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan peneliti. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian adalah meningkatkan keaktifan belajar siswa tentang pesawat sederhana IPA melalui Metode Eksperimen pada kelas V SD N Kramat 02 Penawangan- Purwodadi. Keberhasilan tindakan ini dirumuskan dalam tabel 2. sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Keaktifan Tindakan Penelitian untuk Aspek Kualitas Proses Aspek yang

diukur Target Capaian Cara Mengukur

Kualitas Proses

1. Siswa menunjukan kesungguhan dan keaktifan dalam mengikuti pelajaran IPA, khususnya pada pokok bahasan pesawat sederhana. Dari 25 siswa diharapkan 20 siswa aktif sehingga keaktifan mencapai 80%. 2. Siswa bersemangat dalam pelajaran

(53)

commit to user

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Tempat Penelitian

Instansi pendidikan yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri 2 Kramat. Sekolah ini terletakdi Desa Kramat Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan. Sekolah ini secara keseluruhan memiliki 6 kelas, dengan jumlah seluruh siswa-siswi yang terdaftar dalam instutisi ini pada tahun ajaran 2010-2011 adalah sebanyak 168 siswa, yang terdiri dari kelas I sebanyak 33 siswa, kelas II sebanyak 16 siswa, kelas III sebanyak 35 siswa, kelas IV sebanyak 30 siswa, kelas V sebanyak 25 siswa, kelas VI sebanyak 29 siswa.

SDN 2 Kramat dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan jumlah tenaga pengajar seluruhnya 10 orang yaitu 4 guru kelas 2 guru wiyata bakti, 1 guru agama, 1 guru bahasa inggris, 1 guru olah raga dan 1 penjaga sekolah. Alat peraga yang ada sudah cukup memadai. Berbagai jenis alat peraga untuk berbagaimata pelajaran termasuk KIT IPA didapat dari bantuan dana BOS (Bantuan Operasional Siswa). Alat peraga ini pemanfaatanya kurang optimal disekolah ini karena guru belum terampil menggunakannya. Setelah adanya penelitian ini guru berlatih menggunakan media yang ada dan memanfaatkannya.

Karakter siswa-siswi kelas V tempat penelitian tidak jauh berbeda dengan kelas lain dalam pembelajaran IPA. Kebanyakan siswa menganggap IPA sebagai suatu mata palajaran yang sulit, sehingga partisipasi pembelajaran IPA kurang optimal. Diharapkan pembelajaran IPA Pesawat sederhana pada siswa SDN 2 Kramat lebih menarik dan siswa termotivasi sehinga pembelajaran IPA pesawat sederhana dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

B. Deskripsi Kondisi Awal

(54)

commit to user

mengetahui gambaran awal pembelajaran terdapat kekurangan, anatara lain guru belum memanfaatkan alat peraga dengan optimal, dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dapat diukur atau dinilai dengan lembar observasi (lampiran 16). Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa belum ada siswa yang aktif dalam pembelajaran peneliti, sedangkan indikator keberhasilan 80%. Dari analisis data keaktifan tersebut, maka diadakan tindakan lanjut untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Dapat disimpulkan bahwa penguasaan materi pesawat sederhana oleh siswa kelas V SDN 2 Kramat masih kurang karena kebanyakan siswa belum paham tentang beberapa indikator belajar materi pesawat sederhana. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran materi mengidentifikasi pesawat sederhana.

C. Deskripsi Penelitian

Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama I minggu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, setiap siklus terdiri 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakuakan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

(55)

commit to user

berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Tahun 2006 kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran sebagai berikut: Mempelajari dan memilih KTSP SD dan Silabus Kelas V

Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya.

Kompetensi Dasar : 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat.

Indikator : 5.2.1 Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat Sederhana, misal: pengungkit, bidang miring katrol, dan roda.

5.2.2 Menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol,roda.

5.2.3 Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.

5.2.4 Mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat Sederhana.

1) Tindakan Siklus I

Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dengan menggunakan media atau alat-alat pada kehidupan sehari-hari yang berprinsip pada pesawat sederhana.

a) Pertemuan Pertama

(56)

commit to user

atau tanya jawab tentang alat –alat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran ini. Pada pertemuan ini siswa bersama guru menggunakan suatu alat kemudian mengidentifikasi alat tersebut digolongkan dalam pesawat sederhana jenis pengukit, bidang miring, katrol dan roda. Bersama kelompok siswa melakukan pembelajaran sesuai yang diperintahkan guru. Pada saat melakukan eksperimen guru sambil menerangkan tentang materi yang sedang dipelajari. Semua siswa dilibatkan dalam kegiatan eksperimen agar mereka dapat mengalami langsung apa yang sedang mereka pelajari sehingga akan lebih bermakna.jika sudah selesai maka perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sedangkan kelompok lain menanggapi, dan menambah jika ada yang kurang lengkap. Setelah itu guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal–hal yang mereka belum paham. Sebagai tindak lanjut, pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi pembelajaran guru memberikan penekanan pada materi yang dianggap penting serta memberi tugas agar para siswa mencari alat-alat yang mereka temui dilingkungan sekitar yang menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana.

b) Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat 11 Maret 2011 pada materi tentang mengidentifikasi alat-alat sehari-hari yang menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana. Pada pertemuan kedua ini guru telah menyidiakan peralatan sehari- hari yang akan diidentifikasi. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 5 orang masing-masing kelompok diberi tugas untuk mengidentifikasi peralatan sudah dipersiapkan oleh guru.

(57)

commit to user

yang lain memperhatikan serta memberikan masukan bagi kelompok yang sedang maju. Guru memberikan penilaian pada kegiatan ini, selain itu guru juga memberikan reward, seperti tepuk tangan, ucapan bagus, kepada siswa agar mereka lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan agar anak-anak rajin belajar dan berlatih, di akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

c) Observasi atau pengamatan

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi siswa dan lembar observasi guru, yang berisi pernyataan mengenai perilaku siswa dan perilaku guru selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan agar memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dengan tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan pesawat sederhana serta partisipasi guru untuk meningkatkan keaktifan siswa tersebut.

(1) Hasil observasi bagi guru

Dari data observasi dalam siklus1 selama 2 pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut (lampiran 14.)

(a) Penampilan guru sudah baik

(b) Cara menyampaikan materi sudah baik.

(c) Cara menggunakan alat dan media pelajaran guru terampildan baik tapi siswa belum dilibatkan.

(d) Kelas yang dikelolanya dengan baik

(e) Cara merespon pertanyaan dan pendapat siswa cukup (f) Memberi pujian dan pernyataan keberhasilan siswa cukup

(58)

commit to user (g) Interaksi dengan siswa cukup (h) Sudah memotivasi siswa

(i) Memberi bimbingan individu atau kelompok cukup (j) Pengelolaan waktu cukup

(2) Hasil observasi keakifan dan kesungguhan belajar bagi siswa Dari data observasi pada siklus I pertemuan I diperoleh data keaktifan sebagai berikut:

(a)Kurangnya antusiasme siswa terhadap pembelajaran. (b)Siswa kurang merespon pertanyaan dari guru.

(c)Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran. (d)Siswa kurang aktif mengemukakan pendapat (e)Belum ada kerjasama dalam diskusi kelompok.

Tabel 3. keaktifan belajar siswa siklus I pertemuan I

NO Kriteria Keaktifan

Siswa Frekuensi Prosentase

1 Sangat Aktif 0 0%

2 Aktif 10 40%

3 Sedang 0 0%

4 Tidak Aktif 15 60%

5 Sangat Tidak Aktif 0 0%

Rata- Rata Kelas 12,36

(59)

commit to user

Gambar 9 Grafik keaktifan Siklus I pertemuan I

Hasil keaktifan belajar siswa pada tabel 3 Sesuai dengan lampiran 17 pada siklus I pertemuan I.

Pada siklus I pertemuan II diperoleh data keaktifan sebagai berikut: a) Antusias siswa sudah ada peningkatan dibanding pertemuan

pertama.

b) Siswa sudah mulai berani mengemukakan pendapat.

c) Dalam kegiatan pembelajaran keaktifan siswa sudah meningkat. d) Adanya kerja kelompok dalam diskusi

e) Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas individu maupun kelompok.

sangat aktif aktif

sedang

tidak aktif

sangat tidak aktif 0

10

0

15

0 0%

40%

0%

60%

0%

Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I pertemuan I

(60)

commit to user

Tabel 4 Keaktifan belajar siswa siklus I pertemuan II

No Kriteria keaktifan Frekuensi Prosentase

1 Sangat Aktif 0 0%

2 Aktif 12 48%

3 Sedang 0 0%

4 Tidak Aktif 13 52%

5 Sangat Tidak Aktif 0 0%

Rata- rata skor kelas 13,08

Berdasarkan tabel 4 Sesuai lampiran 18 frekuensi belajar keaktifan IPA pesawat sederhana Siklus I pertemuan II dapat dilihat pada grafik 10 sebagai berikut:

Gambar 10 grafik keaktifan siklus I pertemuan I

Keaktifan belajar siswa pada tabel 4 diatas sesuai dengan lampiran18: Pada siklus I selama 2 pertemuan mengalami peningkatan pada pertemuan pertama keaktifan belajar 40 % atau 10 siswa dan pada pertemuan II mengalami peningkatan yaitu 48% atau 12 siswa.

sangat

Keaktifan Belajar Siswa Siklus I

pertemuan II

Gambar

Tabel 3. Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ............................
Gambar 1 Alat-Alat yang Bekerja dengan Prinsip Pengungkit.
Gambar 2. Alat-Alat yang Bekerja dengan prinsip bidang miring
Gambar 4. Alat yang bekerja dengan prinsip roda berporos.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan akses internet melalui Ponsel maka informasi akan didapatkan dimana saja tidak mengenal waktu dan tempat dan tentunya informasi akan sampai dengan cepat. Untuk

Masalah yang timbul seperti tidak memilikinya database yang ditujukan untuk kerapihan data, penginputan data yang masih menggunakan manual sehingga pencatatan akan lebih lama.

Kesalahan Leksiko-Semantik Dina Karangan Narasi Siswa Kelas VII- C SMP Laboraturium Percontohan UPI Taun Ajaran 2013-2014.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian lanjutan tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui apakah pola ketergantungan untuk semua larutan asam berbentuk sama dengan pola ketergantungan pada larutan

Departemen Kesehatan Pedoman Penyelenggaraan Prosedur Rekam Medis5.

Gambar 14 Hasil perhitungan packet loss ratio pengiriman paket data Pada Gambar 14 juga dapat dilihat bahwa site Gunung Bayan memiliki nilai packet loss terbesar dibandingkan

3 Frequency of affiliation and agonistic of six classes macaques in Telaga Warna Nature Reserve and Recreational Park 4 4 Percentage of Macaque-Human interaction

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Residu Klorpirifos pada Tapak Bangunan Gedung yang Mendapat Aplikasi Pengendalian Rayap di Provinsi DKI Jakarta