• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA KESATRIA MEDAN T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA KESATRIA MEDAN T.A 2012/2013."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: Rika Zanidar NIM. 409411039

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu dan kasih sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd dan Mulyono, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Mukhtar, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika FMIPA UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Terima kasih kepada Kepala Sekolah SMP Swasta Kesatria Medan, Bapak Drs. Totok Rujito, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ibu Slamet Ria, S.Pd dan para guru SMP Swasta Kesatria Medan beserta siswa – siswi kelas VIII-1 yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

(4)

v

Ahady, S.Pd dan adik-adikku Poppy Ramadhani dan M. Taufiq Al-Qadri yang begitu banyak memberikan do’a dan motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu memberi doa dan dukungan yaitu Imam, Bibi, Aisyah, Winda, Novi, Ona, Dijah C dan semua teman–teman sekelas Matematika Reguler Dik B’09 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam tawa maupun tangis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2013 Penulis,

(5)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP

SWASTA KESATRIA MEDAN T.A 2012/2013

Rika Zanidar (NIM. 409411039) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga di Kelas VIII-1 SMP Swasta Kesatria Medan tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas VIII-1SMP Swasta Kesatria Medan dan objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga pada materi kubus dan balok.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kubus dan balok dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran dan aktivitas siswa ketika model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) diterapkan.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa banyak siswa yang yang tuntas dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Hasil analisis data tes awal diperoleh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 6 siswa (20%) dengan rata-rata kelas 53,17. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 21 siswa (70%) dengan rata-rata kelas 69. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 26 siswa (86,67%) dengan rata-rata kelas 78,5. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari tes awal ke siklus I hingga siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar. Aktivitas siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) adalah aktif. Ini dapat dilihat dari analisis data yang diperoleh pada siklus I dengan rata-rata 62,78% yang termasuk dalam kategori cukup aktif dan meningkat pada siklus II menjadi 78,475% yang termasuk dalam kategori aktif.

(6)

vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pembelajaran Matematika 9

2.1.3. Aktivitas Belajar 11

2.1.4. Hasil Belajar 12

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 14

2.1.5.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 14

2.1.5.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 15

2.1.5.3. Unsur-unsur Dalam Pembelajaran Kooperatif 16

2.1.5.4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.6. Think-Pair-Share (TPS) 18

2.1.7. Media Pembelajaran 19

2.1.7.1. Alat Peraga 21

2.1.8. Kubus Dan Balok 24

2.2. Teori Belajar Yang Melandasi 29

2.3. Kerangka Konseptual 29

2.4. Kajian Penelitian Yang Relevan 30

(7)

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1. Lokasi Penelitian 32

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 32

3.3. Jenis Penelitian 32

3.4. Prosedur Penelitian 33

3.5. Alat Pengumpulan Data 36

3.5.1. Tes 37

3.5.2. Lembar Observasi 38

3.6. Analisis Data 39

3.6.1. Reduksi Data 39

3.6.2. Interpretasi Hasil 40

3.6.2.1. Analisis Hasil Observasi Pembelajaran 40

3.6.2.2. Analisis Hasil Tes Belajar Siswa 41

3.6.3. Menarik Kesimpulan 42

3.7. Indikator Keberhasilan 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

4.1. Hasil Penelitian 44

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 44

4.1.1.1. Tahap Permasalahan I 44

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 48

4.1.1.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan 48

4.1.1.4. Observasi I 50

4.1.1.5. Analisis Data I 53

4.1.1.6. Refleksi I 57

4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 58

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17 Tabel 3.1 Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 38 Tabel 3.2 Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 40

Tabel 3.3 Tingkat Penguasaan Siswa 41

Tabel 4.1 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 44 Tabel 4.2 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 45

Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 45

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan 51 Pembelajaran pada Siklus I

Tabel 4.5 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 53 Tabel 4.6 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 54 Tabel 4.7 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 55 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 57 Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan 62

Pembelajaran pada Siklus II

Tabel 4.10 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 65 Tabel 4.11 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 65 Tabel 4.12 Rekapitulaasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 66

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kubus 24

Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus 25

Gambar 2.3 Balok 26

Gambar 2.4 Jaring-jaring Balok 27

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 36 Gambar 4.1 Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas pada Siklus I 68

dan Siklus II

(10)

x

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 97 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 99 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 101 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 104 Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Awal 107 Lampiran 10. Tes Awal 108

Lampiran 11. Pedoman Penskoran Tes Awal 109

Lampiran 12. Lembar Validitas Tes Awal 111 Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 112

Lampiran 14. Tes Hasil Belajar I 113

Lampiran 15. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 115

Lampiran 16. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 118 Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 119

Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II 120

Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 121

(11)

1

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu masuk dalam daftar mata pelajaran yang diujikan secara nasional, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Kita mengetahui pentingnya peran matematika dalam kehidupan manusia. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang SD sampai ke Perguruan Tinggi. Begitu banyak alasan yang menjadikan matematika sebagai salah satu bidang studi yang harus ada. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cockrof (dalam Abdurrahman, 2009:253):

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Namun kenyataannya matematika sering dianggap sebagai bidang studi yang sulit untuk dimengerti. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay. (http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4467)

Selain data diatas, hal ini diperkuat lagi dengan pernyataan salah seorang guru matematika di SMP Swasta Kesatria Medan bernama Bu Selamat yang mengatakan bahwa:

(12)

2

banyak hanya 5 orang yang senang belajar matematika. Bila dilihat hasil belajar siswa masih sangat rendah. Selebihnya harus diadakan remedial untuk menambah nilai siswa yang tidak tuntas tersebut.”

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Swasta Kesatria Medan dengan memberikan tes di kelas IX yang berjumlah 34 siswa, diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Tes yang diberikan berhubungan dengan materi kubus dan balok. Alasan dipilih materi ini karena siswa masih sulit dalam menentukan unsur-unsur kubus dan balok. Dan juga kesulitan mengerjakan soal mengenai penerapan kubus dan balok di kehidupan sehari-hari. Dari lembar jawaban tes tersebut dapat dilihat bahwa siswa masih belum terlalu paham bagian-bagian dari kubus dan balok. Hasil data menunjukkan dari 34 siswa ada 12 siswa atau 35,29% yang memperoleh nilai di atas ketuntasan belajar minimal dan 22 siswa atau 64,71% yang tidak tuntas. Ini menunjukkan pengetahuan siswa di SMP Swasta Kesatria Medan mengenai kubus dan balok masih rendah.

Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar di sekolah, seperti kurangnya minat siswa dalam belajar, khususnya belajar matematika. Sebagian besar siswa kurang berminat dalam belajar matematika disebabkan guru yang masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi cepat bosan dan malas dalam mengikuti materi pelajaran. Akibatnya penguasaan mereka terhadap materi yang diberikan tidak tuntas. Dengan demikian hasil belajarnya menjadi rendah. Pernyataan ini sejalan dengan Trianto (2011:5) :

”Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabakan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher – centered sehingga siswa menjadi pasif.”

(13)

melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”. Isjoni (2010:21) menambahkan bahwa “Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial.”

Dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif dapat merubah peran guru dari peran terpusat pada guru ke peran pengelola aktivitas kelompok kecil. Sehingga dengan demikian peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan siswa akan semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan permasalahan yang dianggap sulit sekalipun. Ada 4 pendekatan pembelajaran kooperatif menurut Trianto (2011: 67), “Yaitu STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).

(14)

4

saling bekerja sama dan saling membantu dalam anggota pasangan untuk memahami materi dan menyelesaikan tugas mereka.

Selain model pembelajaran, penggunaan alat bantu ataupun alat peraga juga merupakan solusi dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Djoko Iswadji (dalam http://nanangmatematikastema.blogspot.com/2011/05/alat-peraga-matematika-disusun-oleh.html) mengemukakan bahwa:

“Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.”

Pengajaran dengan menggunakan alat peraga akan dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan, karena mereka terlibat dengan aktif dalam pengajaran yang dilaksanakan. Dengan bantuan alat paraga konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan. Siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan alam sekitar. Informasi pelajaran yang disajikan dengan alat peraga yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa. Dengan demikian, keberhasilan siswa untuk mencapai hasil belajar matematika sangat didukung oleh penggunaan alat peraga.

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan bantuan alat peraga yang akan digunakan dalam memudahkan proses belajar siswa khusunya dalam materi kubus dan balok karena materi ini merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa, sehingga diharapkan belajar dengan teman sekelompoknya akan mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan dan penggunaan alat peraga lebih memudahkan siswa dalam mengaplikasikan kubus dan balok ke dalam kehidupan sehari-hari.

(15)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah yang diidentiifikasi, yaitu :

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika 2. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru

3. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran matematika

4. Tidak adanya penggunaan alat peraga pada saat pelaksanaan pembelajaran 5. Belum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Kesatria Medan tahun ajaran 2012/2013.

2. Hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Kesatria Medan tahun ajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Swasta Kesatria Medan T.A 2012/2013?

(16)

6

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Swasta Kesatria Medan T.A 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Swasta Kesatria Medan T.A 2012/2013.

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Swasta Kesatria Medan T.A 2012/2013.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Swasta Kesatria Medan T.A 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa khusunya pada materi kubus dan balok.

2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menentukan model dan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan khusunya pada pelajaran matematika.

(17)

1.7 Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Koopeatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kubus Dan Balok Di Kelas VIII SMP Swasta Kesatria Medan T.A 2012/2013”. Istilah-istilah yang memerlukan penjelasan adalah sebagai berikut:

1. Penerapan

Penerapan dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan peneliti dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok

2. Think-Pair-Share (TPS)

Think-Pair-Share adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dimana prosedur yang digunakan dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling membantu

3. Alat Peraga

Alat peraga adalah sebagai alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah benda yang berbentuk kubus dan balok. 4. Peningkatan

Peningkatan yang dimaksud adalah meningkatnya hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga.

5. Hasil Belajar Siswa

(18)

71 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan tahapan-tahapan yang terdapat pada model pembelajaran kooperatif tersebut yaitu tahap berpikir (Think), tahap berpasangan (Pair) dan tahap berbagi (Share) dan bantuan alat peraga dalam menjelaskan materi kubus dan balok. Pada tahap berpikir, siswa diminta memikirkan sendiri terlebih dahulu jawaban yang mungkin dari soal yang ada pada LAS. Pada tahap berpasangan, siswa dipasangkan pada kelompok yang telah ditentukan dan mendiskusikan jawaban yang telah mereka pikirkan. Dan pada tahap berbagi, salah satu pasangan kelompok siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lain menanggapi dengan pertanyaan. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah baik. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru pada siklus I sebesar 2,6 ( kategori baik) dan meningkat pada siklus II menjadi 3,3 (kategori sangat baik).

2. Aktivitas siswa ketika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga adalah siswa

aktif dalam mengikuti pembelajaran dimana aktivitas yang diamati yaitu Visual Activities, Oral Activities, Listening Activities, Writing Activities,

(19)

3. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 6 dari 30 siswa (20%) dengan rata-rata 53,17. Pada siklus I setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan alat peraga, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 21 orang dari 30 siswa (70%) dengan nilai rata-rata 69. Pada siklus II banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 26 dari 30 siswa (86,67%) dengan nilai rata-rata 78,5. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal dan dapat disimpulkan penelitian berhasil karena didalam kelas ini telah terdapat 86,67% yang telah mencapai persentase hasil belajar ≥ 65%.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika kelas VIII SMP Swasta Kesatria Medan diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) berbantuan alat peraga karena model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar disetiap kelompok semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan. 3. Kepada guru matematika disarankan agar membuat Lembar Aktivitas

Siswa (LAS) yang bertujuan untuk melatih dan membantu siswa dalam menyelesaikan soal – soal matematika.

(20)

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk., (2011), Penelitian Tindakan Kelas untuk guru SD, SLB dan TK, Yrama Widya, Bandung.

Arsyad, Azhar., (2007), Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

FMIPA Unimed., (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Medan, Unimed, Medan.

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, CV Pustaka Setia, Bandung.

Isjoni, (2010), Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung.

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Kooperatif, Penerbit CV Iscom, Medan.

Nazar, Muchammad., (2007), Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII, Inti Prima Aksara, Surakarta

Purwanto, Ngalim., (2009), Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.

Riana, Agus., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divison (STAD) Dengan Menggunakan Lks Pada Materi Persamaan Kuadrat Di Kelas X MAN Lima Puluh T. A 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Ristiyadi, Nanang., (2011), http://nanangmatematikastema.blogspot.com/2011/05/ alat-peraga-matematika disusun-oleh.html, (Diakses 23 Januari 2013)

Rusman, (2011), Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru , Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

(21)

Sardiman, A.M., (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sihombing, W.L., (2012), Telaah Kurikulum Matematika Sekolah, FMIPA Unimed, Medan.

Suryosubroto, B., (2002), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Suyadi, (2011), Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Diva Press, Jogjakarta.

Tim Dosen, (2011), Psikologi Pendidikan, FIP Unimed, Medan.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Universitas Gadjah Mada, (2012), http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel =4467, (Diakses 21 Januari 2013)

Gambar

Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi karena dengan metode diskusi, setiap kelompok diberi masalah yang harus diselesaikan .Namun hasilnya belum optimal karena pada siklus 1 belum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui metode berpikir reflektif yang dilakukan guru dan untuk mengetahui

Pusat Pengembangan Minat dan Bakat pemuda Tanjung Morawa atau lebih sering kita kenal dengan nama Gelanggang Remaja, merupakan suatu wadah yang memungkinkan

Latar belakang: Stroke didefinisikan sebagai suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL) Pekerjaan Pengadaan Konstruksi Peningkatan dan perluasan Puskesmas Jorong Kegiatan Pengadaan Sarana dan

Judul Analisis Network Dalam Proses Produksi Roti Kecik Pada Perusahaan Roti Ganep Solo ini dapat diselesaikan dengan baik.. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi

METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM 2013-2014: KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2