• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN KARO."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN KARO

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Pada Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

Dina Fransiska Tarigan Nim : 8106162027

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN KARO

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Pada Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

Dina Fransiska Tarigan Nim : 8106162027

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Dina Fransiska Tarigan, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Karo. Tesis. Medan. Program Pascasarjana Unimed, 2013.

Tesis ini mengkaji Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Karo. Untuk memfokuskan pengkajian, permasalahan dirumuskan yaitu apakah ada pengaruh PDRB sektor pertanian, pendidikan, tingkat pengangguran, dan inflasi Kabupaten Karo terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo.

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo. Faktor-faktor yang mempengaruhi digunakan variabel PDRB sektor pertanian, pendidikan, tingkat pengangguran, dan inflasi. Data yang digunakan adalah data time series antara tahun 2000-2012. Sumber data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik Karo. Metode yang digunakan Ordinary Least Square (OLS).

Hasil estimasi memperlihatjkan bahwa koefisien determinasi sama dengan 99%, hal ini berarti variabel bebas secara bersama-sama mampu memperjelaskan variabel terikat dalam persentase 99% sementara sisanya 1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model estimasi. F-hitung > F-tabel (906.8>2,96), ini berarti bahwa PDRB sektor pertanian, pendidikan, tingkat pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo yang signifikan pada α=5%. Variabel PDRB sektor pertanian mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo, dimana P-value PDRB sektor pertanian lebih kecil dari 5% (P-value 0.00 < 0.05), dimana koefisien regresinya adalah 0,697 dapat diartikan setiap peningkatan PDRB sektor pertanian 1% dapat menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 0,697%. Variabel pendidikan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo, dimana koefisien regresinya 0,112 dapat diartikan setiap peningkatan pendidikan sebesar 1% dapat menurunkan tinkat kemiskinan sebesar 0,112%. Variabel tingkat pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo, dimana koefisien regresinya 0,406. Inflasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan dimana koefisien regresinya 0,043 dapat diartikan setiap peningkatan inflasi sebesar 1% dapat meningkatkan tingkat kemiskinan Kabupaten Karo sebesar 0,043%.

(6)

ABSTRACT

Dina Fransiska Tarigan. Analysis of the Factors that Effect Poverity Rate in Karo District. Thesis. Medan. Post-Graduate Program. 2013.

This thesis examines analysis of the factors that effect poverity rate in Karo District. To focus this study wich formulated problem is, how influence of agricultural GDP, educatioan, unemployment rate, and inflation on poverity rate in Karo District.

The purpose of this thesis is to analyze factors that affect poverity rate in Karo District. Factors affecting the use variable agricultural GDP, education, unemployment rate, and inflation in Karo District the usage data are time series data between the years 2000-2013. Source data obtained from Duluth Central Statistical Karo. The usage method is Ordinary Least Square (OLS).

The estimate show that the coefficient of determination equal to 99%, this means that the independent variable is jointly able to clarify the variables bound in the percentage of 99% while remaining 1% is explained by other variables that are not included in the estimation model. F-count > T-table (906,8>2,96), this means that agricultural GDP, education, unemployment rate,

and inflation jointly affect the poverity in Karo District were signifcant at α = 5%. Agricultural

GDP variable has a negative and significant effect on poverity rate in Karo District, where the P-value agricultural GDP less than 5% (P-P-value 0,00 < 0,05), where the regression coefficients showed 0,697 means any increase agricultural GDP 1% will decrease poverity in Karo District at 0,697%. Education variable has a negative and significant effect on poverity rate in Karo District, where the regression coefficient showed 0,112 means every increase education 1% will decrease poverity rate in Karo District at 0,112%. Unemployment rate variable has positive and significant effect on poverity rate in Karo District, where the regression coefficient showed 0,406 means every increase unemployment rate 1% will increase poverity rate in Karo District at 0,404%. Inflation has a positive and significant effect on poverity rate in Karo District, where the regression coefficient showed at 0,043 means every increase inflation 1% will increase poverity rate in Karo District at 0,043%.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah Bapa di Sorga, yang telah memberikan rahmat dan hikmat sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan tesis ini Penulis telah banyak mendapat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, bahkan selama mengikuti pendidikan program pascasarjana, baik moril maupun materil yang tak terhingga. Oleh karena itu pada kesempatan ini dari lubuk hati yang terdalam, Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri

Medan dan Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, juga kepada Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd. dan Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. Masing-masing sebagai Asisten Direktur I dan Asisten Direktur II Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si. Selaku ketua Program Studi Ilmu Ekonomi

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai penguji

yang telah memberikan kesempatan kepadaPenulis untuk

(8)

3. Bapak Dr. Rahmanta Ginting, M.Si. sebagai Pembimbing I, yang telah dengan iklas dan sabar memberikan banyak arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

4. Bapak Dr. Arwansyah sebagai Pembimbing II, yang juga telah dengan iklas

meluangkan waktu dan memberikan masukan yang berharga pada penyusunan tesis ini.

5. Bapak Drs. Indra Maipita, M.Si, Ph.D, Ibu Sri Fajar Ayu, MM., DBA.,

masing-masing sebagai penguji yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempertanggungjawabkan hasil penelitian dalam tesis ini.

6. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si. selaku sekretaris Program Studi

Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana universitas Negeri Medan.

7. Kedua orang tuaku dan adikku Yogi Prabungkas Tarigan yang selalu

mendukung dan mendoakan Penulis dalam mengikuti pendidikan hingga penyelesaian program pascasarjana ini.

8. Sahabat-sahabatku Fransiska Dewi Bukit, Uli Royanti Sianturi, Vernandes

Purba, Irwandy Sitepu, Laura Sinaga, yang selalu setia memberi semangat, dukungan dan pengertian yang tulus kepada Penulis dalam mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program pascasarjana ini.

9. Keluarga besar Penulis; juga rekan-rekan Dosen Pembimbing dan Pegawai

(9)

Akhirnya, Penulis mengharapkan kiranya tesis ini dapat bermanfaat Medan, Maret 2014 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1Kemiskinan ... 10

2.2Sektor Pertanian ... 25

2.3Pendidikan ... 47

2.4Tingkat Pengangguran ... 54

2.5Inflasi ... 58

2.6Penelitian Terdahulu ... 59

2.7Kerangka Berpikir ... 60

2.8Hipotesis ... 61

BAB III METODE PENELITIAN ... 62

3.1Lokasi Penelitian ... 62

3.2Sumber Data ... 62

3.3Model Analisis ... 62

3.4Teknik Analisis Data... 63

1) Uji Asumsi Klasik ... 63

2) Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi (Uji Satistik) ... 68

(11)

BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 70

4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 70

4.2 Proses dan Hasil Analisis Data ... 77

4.3 Hasil Uji Ekonometrik ... 78

4.4 Hasil Uji Statistik ... 82

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 87

5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 : Jumlah dan Penduduk Miskin Kabupaten Karo Tahun

2000-2012... 2

Tabel 1.2 : Perbandingan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Karo dan Provinsi Sumatera Utara Tahun

2002-2010... 4

Tabel 1.3 : PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

dan Konstan Tahun 2010-2011 (miliar rupiah)... 7

Tabel 2.1 : Perhitungan P0, P1, P2... 21

Tabel 2.2 : Indikator Indeks dalam HDR... 23

Tabel 2.3 : Produktivitas Tanah di Sejumlah Negara-Negara Maju dan

Negara-Negara Berkembang, 1995... 29

Tabel 3.1 : Model Uji Durbin Wathson(DW)... 65

Tabel 4.1 : Tingkat Kemiskinan Kabupaten Karo Tahun 2000-2012... 72

Tabel 4.2 : Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian

Kabupaten Karo Tahun 2000-2012... 73

Tabel 4.3 : Tingkat Pengangguran Kabupaten Karo Tahun 2000-2012

(persen)... 74

Tabel 4.4 : Persentase Penduduk Umur 10 Tahun Keatas yang Melek

Huruf Tahun 2000-2012... 75

Tabel 4.5 : Inflasi Kabupaten Karo Tahun 2000-2012... 76

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo Tahun 2000-2012.. 6

Gambar 2 : Mekanisme Transmisi Investasi Modal Manusia... 51

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Salah satu indikator dari perkembangan suatu negara adalah jumlah penduduk miskin yang terdapat dalam negara tersebut. Karena kemiskinan memberi dampak terhadap aspek kehidupan lainnya, yaitu pendidikan, pengangguran, kesehatan, dan lainnya.

Menurut Wilson dalam Fitrady (2011) mengatakan bahwa masyarakat miskin apabila jumalah populasi penduduk miskinnya lebih dari 20%. Walaupun dalam kenyataanya jumlah penduduk miskin pada Kabupaten Karo kurang dari 20 % sejak tahun 2006, namun tetap saja terdapat maalah dengan kemiskinan tersebut.

Banyak acuan yang digunakan untuk mengukur kemiskinan itu, misalnya berdasarkan kebutuhan dasar (UMR), kebutuhan hidup minimum (KHM), US $ 1,2/kapita/hari (ILO), 2100 kalori/kapita/hari (BPS), dan kriteria kemiskinan pemerintah daerah.

Menurut World Bank ada tiga penyebab kemiskinan, pertama: rendahnya pendapatan dan

aset untuk memenuhi kebutuhan dasar. Misalnya makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan. Kedua: ketidakmampuan untuk bersuara dan kitiadaan kekuatan didepan institusi negara dan masyarakat. Ketiga: rentan terhadap guncangan ekonomi, terkait dengan ketidakmampuan menanggulanginya.

(15)

Pada Tabel 1.1 akan ditunjukkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten karo. Tabel 1.1

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Karo Tahun 2000-2012

Tahun Jumlah (Ribu Jiwa) Penduduk Miskin (%)

2000 82.650 27.67

Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Karo

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin menurun setiap tahun, dan penurunan jumlah penduduk miskin yang paling drastis terjadi pada tahun 2009 yaitu menurun dari 20,96% pada tahun 2008 menjadi 18,25%. Penurunan ini disebabkan karena Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2006-2011 telah ditetapkan fokus perhatian terhadap pengurangan kemiskinan di Kabupaten Karo.

(16)

Salah satu akar permasalahan kemiskinan di Indonesia yakni tingginya disparitas antar daerah akibat tidak meratanya disribusi pendapatan, sehingga kesenjangan pendapatan antara manyarakat kaya dan masyarakat miskin di indonesia semakin melebar. Misalnya saja tingkat kemiskinan antara Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta atau Bali, disparitas pendapatan daerah sangat besar dan tidak berubah urutan tingkat kemiskinannya dari Tahun 1999-2002.

Pemerintah sendiri selalu mencanangkan upaya penanggulangan kemiskinan dari tahun ke tahun, namun jumlah penduduk miskin di Indonesia tidak juga mengalami penurunan yang signifikan, walaupun data di BPS menunjukkan kecenderungan penurunan jumlah penduduk miskin, namun secara kualitatif belum menampakkan dampak perubahan yang nyata malahan kondisinya semakin memprihatinkan tiap tahunnya.

Apabila dibandingkan dengan Sumatera Utara, persentase penduduk miskin di Kabupaten Karo lebih besar seperti yang ditampilkan pada Tabel 1.2. Pada tabel di bawah dapat dilihat persentase penduduk miskin Kabupaten Karo rata-rata lebih tinggi yaitu 23,9 persen dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Provinsi yaitu sebesar 14,95 persen. Perbedaan jumlah penduduk miskin terbesar terjadi pada tahun 2002 dimana jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo lebih banyak 10,8 persen dibandingkan dengan penduduk miskin di Sumatera Utara.

Tabel 1.2

Perbandingan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Karo dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2012

Tahun

Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara

(17)

2000 82.650 27,67 3.871 18,41

Sumber : Biro Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Apa yang tampak pada tabel di atas sesuai dengan apa yang dikatakan Todaro (2000). Menurut Todaro, masalah kemiskinan di negara-negara berkembang bahwa perhatian utama sebagian besar pemerintahan negara-negara berkembang justru tercurah ke daerah-daerah perkotaan dan sebagai sektor ekonominya, yakni sektor-sektor industri modern dan komersial. Sementara itu investasi pemerintah di sektor pendidikan, kesehatan, perumahan, dan pelayanan masyarakat di pedesaan justru kurang memadai, karena sebagian besar dananya telah tercurah ke sektor-sektor moderen di daerah perkotaan.

(18)

“Most of the people in the world are poor, so if we knew the economics of being poor we would

know much of the economics that really matters. Most of the world's poor people earn their

living from agriculture, so if we knew the economics of agriculture we would know much of the

economics of being poor”

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa ada keterkaitan pertanian dan kemiskinan yang dialami dalam suatu daerah. Begitu juga di kabupaten karo, dimana sebagian besar penduduknya adalah berpropesi sebagai petani (Kajian Ekonomi Karo 2007-2011).

Hal yang serupa juga dapat dilihat dari apa yang dikatakan oleh Profesor Raanan Weitz dalam Todaro (2000) berikut ini:

"Bagi sejumlah besar keluarga pertanian yang anggotanya merupakan tenaga kerja pokok, pertanian bukan hanya sekedar sebuah pekerjaan atau sumber pendapatan semata-mata, melainkan suatu pandangan dan gaya hidup. Kenyataan ini sebenarnya mudah dilihat, terutama sekali pada masyarakat-masyarakat tradisional, di mana para petani sepanjang hari mengabdikan diri menggarap lahannya dengan dedikasi penuh”.

(19)

: Sektor Pertanian :Sektor Non-Pertanian

Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Karo

Gambar 1

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo Tahun 2000-2012(Persen)

Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat pertumbuhan yang dialami oleh Kabupaten Karo terus mengalami kenaikan, tetapi jumlah masyarakat miskin tidak berkurang mengikuti pertumbuhan terebut. Pada Tabel 1.3 akan ditunjukkan PDRB dari berbagai sektor ekonomi di Kabupaten Karo:

Tabel 1.3 : PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2010-2011 (miliar rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

0

2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012

(20)

2010 2011 2010 2011

1.Pertanian 4.078,03 4.652,44 1.953,70 2.067,28

2. Pertambangan dan Penggalian 23,90 28,08 12,45 13,96

3. Industri Pengolahan 48,91 54,68 24,71 25,85

4. Listrik, Gas, dan Air 21,72 23,14 9,98 10,47

5. Bangunan/Konstruksi 238,92 268,64 118,97 126,08

6. Perdagangan, Hotel, dan

Jumlah 6.676,02 7.634,39 3.367,19 3.589,13

Sumber:Biro Pusat Statistik Kabupaten Karo

Pada publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo tahun 2010-2011 menunjukkan bahwa pertumbuhan perekonomian Kabupaten Karo ditopang oleh sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian adalah sektor yang penting dalam perekonomian Kabupaten Karo.

(21)

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karo. Selain dari PDRB sektor pertanian, pendidikan, tingkat pengangguran, dan inflasi.

Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis tertarik untuk mempelajarinya dan

menarik judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di

Kabupaten Karo”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah dalam tesis ini adalah: Apakah ada pengaruh PDRB sektor pertanian, pendidikan, tingkat pengangguran, dan inflasi terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagimana pengaruh PDRB sektor pertanian, pendidikan, tingkat pengangguran, dan inflasi terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo.

1.4Manfaat Penelitian

Yang menjadi manfaat dari hasil penelitian tesis ini adalah:

1. Untuk memberi sumber kajian bagi pihak-pihak yang ingin mempelajari lebih dalam

mengenai kemiskinan.

2. Untuk memberi masukan bagi pihak-pihak pengambil keputusan yang berkaitan dengan

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a) PDRB sektor pertanian Kabupaten Karo berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan

di Kabupaten Karo.

b) Pendidikan berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo.

c) Tingkat Pengangguran di Kabupaten Karo berpengaruh positif terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten Karo.

d) Inflasi Provinsi Sumatera Utara berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan di

Kabupaten Karo.

5.2 Saran dan Implikasi

Dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari estimasi model penelitian yang digunakan dan berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti mencoba menurunkan beberapa saran dan implikasi kebijakan dari kesimpulan di atas, diantaranya adalah:

a) Melihat bahwa pengaruh dari PDRB sektor pertanian ternyata negatif terhadap tingkat

(23)

b) Melihat bahwa pengaruh pendidikan di Kabupaten Karo ternyata negatif terhadap tingkat kemiskinan di Kabupate Karo, maka diupayakan agar jumlah masyarakat Kabupaten Karo yang berpendidikan harus terus ditingkatkan.

c) Melihat bahwa tingkat pengangguran ternyata berpengaruh positif terhadap tingkat

kemiskinan maka oleh karena itu pemerintah harus mendukung pengurangan jumlah pengangguran di Kabupaten Karo, seperti perluasan lapangan kerja atau penarikan investor asing agar tingkat kemiskinan di Kabupaten Karo dapat dikurangi.

d) Melihat bahwa inflasi berengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan di kabupaten Karo

maka hendaknya pihak-pihak pengambil keputusan agar tanggap terhadap peningkatan inflsi di Kabupaten Karo.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Asogwa, Benjamian Chijioke. 2012. Analysing the Determinants of Poverty Severity Among

Rural Farmers in Nigeria : A Consored Regression Model Approach. Departement of Agriculture Economic: Nigeria

Biro Pusat Statistik. Kabupaten Karo2010. Biro Pusat Statistik. Kabupaten Karo 2011. Biro Pusat Statistik. Karo Dalam Angka. 2011. Biro Pusa Statistik. Provinsi Sumatera Utara.2011

Chaudry, Imran Sharif. Dkk. 2009. The Impact of Socioeconomic and Demographic Variables on Poverty: A Village Study. Bahauddin Zakaria University: Pakistan.

Ginting, Rahmanta.2009. Aplikasi Eviews dalam Ekonometrika. Universitas Sumatera Utara :

Medan

Godoy, Dalila Cervantes dan Joe Dewbre. 2000. Economic Importance of Agriculture for Poverity Reduction. Journal : France.

Gregory, Mankiw. N. 1996. Marco Economics. New York: Worth Publiser.

Gujarati, Damodar. M. 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jilid 1. Erlangga : Jakarta. Gujarati, Damodar. M. 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jilid 2. Erlangga : Jakarta. Latan, Hengky. 2012. Structural Equation Modeling. Alfabeta: Wayame

Prasetyo, Adit Agus. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan.

UNDIP : Semarang

Saidatulakmal dan Madiha Riaz. 2012. Characteristic of Poverty in Pakistan. Journal. Pakistan. Sembiring, Sodes.2011. Analisis Determinan Tingkat Kemiskinan Penduduk Kabupaten Karo di

Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara : Medan

Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Indonesia, Mengagas Model Jaminan

Sosial Universal Bidang Kesehatan. Alfabeta: Bandung.

Sukirno, Sadono. 2002. Makroekonomi Modern Perkembangan dari Klasik Hingga Keynes

(25)

Syahyuti. 2006. Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian, Penjelasan Konsep, istilah, teori, dan indikator, serta variabel. Bina Rena Pariwara: Jakarta.

Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia : Teori, Temuan, dan Empiris. Ghalia :

Jakarta.

Todaro, Michael P, Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi. Erlangga: Jakarta. Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga: jakarta.

Widhiarso, Wahyu. 2009. Praktek Model Persamaan Struktural (SEM) Menggunakan Program AMOS. Universitas Gajah Mada: Bandung

, 2002. Introduction to Poverty Reduce. Word Bank

,2005. Analisis Konsentrasi kemiskinan di Indonesia Periode Tahun 1999-2003. Jurnal

Ekonomi Pembangunan. Vol 10 no.3.

Gambar

Gambar 1 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo Tahun 2000-2012..
Tabel 1.1  Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Karo
Tabel 1.2 Perbandingan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Tabel 1.3 : PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku                   dan Konstan Tahun 2010-2011 (miliar rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diadakan klarifikasi, pembuktian kualifikasi dan evaluasi oleh Pokja 7 Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Kuantan Singingi menurut ketentuan yang berlaku dan

Menurut Sihotang (1997) dalam Malik (2006) tujuan wilayah yakni sebagai suatu usaha untuk menentukan batas-batas daerah yang biasanya lebih besar daripada daerah

Karena bernilai positif, maka berarti kelompok pertama (Eksperimen) memiliki Mean lebih tinggi dari pada kelompok kedua (kontrol). Dari hasil penelitian ini telah ditemukan

Pseudomonas sp ). Mereka membelah molekul asilgliserol secara acak dan menghasilkan FFA dan gliserol, serta monogliserida dan digliserida sebagai produk samping.

rasio gula dengan asam oleat yaitu 9 : 1 pada sintesis surfaktan karbohidrat ester secara.. enzimatik dapat memberikan konversi 93

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian sistem yang dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu Hasil deteksi dari plasmodium falciparum dengan jumlah data

Produk dianalisis dengan melakukan penentuan bilangan asam untuk memperoleh persen konversi fruktosa ester, penentuan nilai Hydrophilic Liphophilic Balance, spektoroskopi

Hasil Pencarian Rute Semut pada beberapa pengujian rute, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan algoritma ACS untuk rute dan panjang rute yang telah diukur memiliki