SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Fisika
oleh
Rosa Nika Agusta NIM 1009058
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh Rosa Nika Agusta
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Rosa Nika Agusta 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. NIP. 195904011986011001
Pembimbing II
Dr. Winny Liliawati, S.Pd, M.Si. NIP. 1978121820011122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN METODE PROYEK PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA
ABSTRAK
Pembelajaran fisika di sekolah hendaknya tidak hanya mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, melainkan menyiapkan siswa untuk mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan memungkinkan siswa untuk berpikir dan bertindak secara ilmiah sesuai dengan konsep-konsep sains yang telah mereka pelajari. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yaitu masyarakat yang sejahtera dan bahagia, masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki beberapa kompetensi, antara lain kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), sesuai dengan tujuan pendidikan nasional abad XXI yang telah dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMA setelah diterapkan metode proyek dalam pembelajaran fisika sub pokok bahasan momentum dan impuls. Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok tunggal pretest-posttest (one group pretest-posttest). Sampel penelitian ini adalah salah satu kelas XI di SMA Negeri di kota Bandung yang dipilih dengan tehnik sampling purposive. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes penguasaan konsep dan tes keterampilan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Peningkatan penguasaan konsep siswa ini terlihat dari gain yang dinormalisasi sebesar 0,325 dengan kategori sedang dan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dengan gain dinormalisasi sebesar 0,302 dengan kategori sedang.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
Applying the Project Method on Main Material of Momentum and Impuls to Improve the Critical Thinking Skill and Concept Mastery of
Senior High School Students
The study of physics at school is not only for preparing the students be ready to continue in college, but also for preparing the students to solve the problems, make decisions, think and act scientifically based on the concepts of science which have been taught. All of those have purpose to realize our nation goals such as have good society, have qualified and competent people like having the ability of critical thinking and problem solving, based on national education purpose in XXI and it has been agreed by BSNP 2010. The purpose of this research is to know the students’ improvement in their concept mastery and critical thinking after applying the project method in studying physics for the material of momentum and impuls. The design of this research is one group pretest-posttest design. The research sample is the eleventh grade students of state senior high school in Bandung which has been chosen by using purposive sampling technique. Technique of collecting the data by using test instrument of concept mastery and critical thinking skill. The results of this research show that there is an improvement in students’ concept mastery and critical thinking skill. It can be seen from the gain of the students’ concept mastery which is normalized 0.325 and the category is average, and the gain of students’ critical thinking which is normalized 0.302 and the category is average.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iii
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ...ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...5
BAB II PENERAPAN METODE PROYEK PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA A. Metode Proyek ...6
B. Penguasaan Konsep ...13
C. Keterampilan Berpikir Kritis ...14
D. Penerapan Metode Proyek dalam Pembelajaran terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis ...20
E. Hasil Penelitian yang Relevan ...22
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ...24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...24
C. Definisi Operasional...25
D. Instrumen Penelitian...26
E. Alur Penelitian ...27
F. Tehnik Pengolahan Data ...30
G. Analisis Data Hasil Uji Coba ...32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ...39
B. Keterlaksanaan Metode Proyek oleh Guru dan Siswa ...39
C. Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ...44
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siwa ...45 D. Pembahasan ...50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional abad XXI yang telah dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2010, hlm. 39) bertujuan:
“Untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya”.
Mengacu pada tujuan pendidikan nasional pada abad XXI, saat ini negara Indonesia sedang mengupayakan agar tercipta manusia-manusia yang berkualitas sebagai penerus bangsa. Khususnya manusia-manusia yang memiliki kemampuan lebih dalam berpikir tingkat tinggi. Sesuai dengan 21st Century Partnership Learning Framework (BSNP, 2010, hlm. 44), yang mengatakan bahwa “Sumber Daya Manusia abad XXI harus memiliki beberapa kompetensi atau keahlian, antara lain kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skills).” Dari seluruh komponen dan aspek pertumbuhan yang ada, manusia merupakan faktor yang terpenting karena merupakan pelaku utama dari berbagai proses dan aktivitas kehidupan.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga memungkinkan mereka untuk berpikir dan bertindak secara ilmiah (Wahyudi, 2002). Belajar fisika merupakan proses aktif. Keaktifan dalam belajar fisika terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak (hands activity) dan aktif berpikir (minds activity) (NRC, 1996). Guru tidak hanya memiliki peran sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator tetapi juga berperan sebagai motivator yang harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Yamin, 2007).
Di Indonesia, masih rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Hepytriati (2013), yang menyatakan bahwa siswa SMA Negeri Bengkulu memiliki kemampuan berpikir kritis berkategori kurang kritis sebesar 0%, cukup kritis sebesar 62,25%, kritis sebesar 37,09%, sangat kritis sebesar 0,66%. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata siswa hanya memiliki kemampuan berpikir kritis dengan kategori cukup kritis yang menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa masih harus dilatih oleh guru kepada siswa. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadia (2008), yang menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X di sembilan kabupaten yang ada di Bali, memiliki keterampilan berpikir kritis berkualifikasi rendah dengan skor rata-rata 49,38 dan simpangan baku 16,92 (skor standar 100). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa masih belum dibelajarkan oleh guru kepada siswa.
Selain keterampilan berpikir kritis, siswa juga dituntut untuk menguasai konsep fisika karena hal tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil Trend in International Mathematics and Science Studies (TIMSS) 2011 bahwa sains (IPA) untuk kelas
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Indonesia, Maroco, dan Ghana. Indonesia menempati peringkat ke 40 dari 42 negara dengan nilai 406 berada di bawah Palestina, Malaysia, dan Thailand. Nilai yang diperoleh Indonesia juga menurun dibandingkan hasil tahun 2007. Indonesia menduduki peringkat 39 dari 42 negara dengan nilai 427. Rendahnya mutu pendidikan sains di Indonesia tercermin dengan rendahnya penguasaan konsep siswa. Rendahnya keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa diduga ada kaitannya dengan proses pembelajaran yang terjadi.
Secara umum proses pembelajaran yang biasanya terjadi (setelah dilakukan pengamatan dilapangan) adalah siswa biasanya terpaku pada guru, siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan latihan soal. Proses pembelajaran seperti ini kurang melatih keterampilan siswa khususnya keterampilan berpikir kritis siswa sehingga perlu upaya untuk meningkatkannya. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah (Chance dalam Murti, 2011).
Dalam usaha meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep diperlukan inovasi baru dalam pembelajaran yang relevan dengan keadaan siswa saat ini. Pembelajaran keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan guru dengan pembelajaran menggunakan strategi-strategi pembelajaran konstruktivistik yang berpotensi memberdayakan keterampilan berpikir kritis, seperti pembelajaran dengan menggunakan metode proyek.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
prestasi akademik antara pelajar yang diajarkan dengan metode proyek dan yang tidak.
Menurut Howell dan Mordini (Muriithi, 2013, hlm. 2), menggunakan metode proyek sebagai sarana mengajarkan keterampilan teknis, menggunakan alat, dan pemecahan masalah untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Metode proyek adalah pendekatan kolaboratif, di mana siswa memperoleh dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah realistis menggunakan sebuah proses penemuan panjang (Validya, dalam Muriithi, 2013). Pembelajaran menggunakan metode proyek merupakan metode pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Proyek pada Pokok Bahasan Momentum dan Impuls untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Siswa SMA. Materi ini dipilih untuk diterapkan dalam metode proyek karena berdasarkan hasil wawancara bersama guru fisika, materi momentum dan impuls sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang kesulitan memahami konsep dan belum bisa menerapkan konsep tersebut untuk menyelesaikan persoalan-perwsoalan yang ada. Pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran sains, khususnya fisika dan dapat menjadi bahan masukan terhadap guru dan siswa dalam mengembangkan strategi belajar mengajar sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMA setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls?”
Rumusan masalah diatas secara spesifik dapat dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab apa yang telah di rumuskan dalam rumusan masalah yaitu :
1. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls. 2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa
setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memperkaya hasil-hasil penelitian sejenis terkait penerapan metode proyek dalam pembelajaran fisika yang nantinya dapat dijadikan rekomendasi oleh guru-guru IPA/Fisika dan diharapkan dapat
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yaitu pre-experiment atau metode eksperimen awal. Peneliti mengunakan metode ini karena peneliti hanya ingin melihat peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dan penguasaan konsep momentum dan impuls sebelum dan sesudah menggunakan metode proyek bukan untuk membandingkannya dengan metode pembelajaran yang lain. 2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain kelompok tunggal pretest-postest (one group pretest-postest). Instrumen yang digunakan pada
pretest dan postest adalah sama. Tetapi diberikan dalam waktu yang berbeda
dan hasil yang diperiksa adalah hasil pretest dan postest. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 One Group Pretest-Postest Design Pretest Treatment Postest
O1 X O2
(Sugiono, 2006, hlm.110) Keterangan: O1 = Tes awal sebelum diberikan perlakuan
X = Perlakuan (treatment)
O2 = Tes akhir setelah diberikan perlakuan
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampelnya adalah
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hlm.61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA salah
satu SMA Negeri di Kota Bandung. Sedangkan sampelnya adalah salah satu kelas
dari keseluruhan populasi yang dipilih dengan tehnik sampling purposive. Jumlah
siswa dalam kelas yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 32 orang.
C. Definisi Operasional
Agar lebih memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dilakukan pendefinisian secara operasional sebagai berikut :
1. Metode proyek (project method) didefinisikan metode pembelajaran dengan menggunakan sebuah proyek sebagai kegiatan yang memiliki tahapan-tahapan, yaitu diawali dengan penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor kemampuan peserta didik dan kemajuan proyek, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman. Keterlaksanaan metode proyek dalam pembelajaran materi momentum dan impuls diamati oleh beberapa observer dengan menggunakan lembar observasi, yaitu lembar keterlaksaanan pembelajaran proyek oleh guru dan lembar keterlaksanaan pembelajaran proyek oleh siswa.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penguasaan konsep siswa ditentukan oleh rata-rata skor gain yang di normalisasi <g>.
3. Keterampilan berpikir kritis didefinisikan sebagai kemampuan berpikir jernih dan terstruktur dalam menyelesaikan masalah dan membuat kesimpulan. Inti berpikir kritis siswa yang dinilai pada penelitian ini sesuai dengan inti berpikir kritis menurut Facione (2013) dan hanya dibataskan pada, yaitu interpretasi, analisis, dan inferensi. Pembatasan dilakukan hanya pada tiga aspek ini supaya penilaian pada aspek inti berpikir kritis lebih efektif dan terfokus. Keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran diukur dengan menggunakan tes keterampilan berpikir kritis berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda beralasan. Kategori peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa ditentukan oleh rata-rata skor gain yang di normalisasi <g>.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes, yaitu:
1. Keterlaksanaan Pembelajaran Guru
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Guru bertujuan untuk
menilai keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode proyek
yang dilakukan guru. Instrumen observasi ini berisi daftar aktivitas guru
yang dibuat berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak.
Instrumen ini diisi oleh observer dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom sesuai dengan aktivias guru yang diobservasi mengenai penerapan
metode proyek yang diterapkan dalam pembelajaran. Instrumen observasi
ini juga memuat kolom keterangan yang digunakan untuk mencatat
kekurangan-kekurangan dalam setiap fase pembelajaran.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siswa bertujuan untuk
menilai keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode proyek
yang dilakukan siswa. Instrumen observasi ini berisi daftar aktivitas siswa
yang dibuat berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak.
Instrumen ini diisi oleh observer dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom sesuai dengan aktivias siswa yang diobservasi mengenai penerapan
metode proyek yang diterapkan dalam pembelajaran. Instrumen observasi
ini juga memuat kolom keterangan yang digunakan untuk mencatat
kejaidian-kejadian yang dilakukan siswa dalam setiap fase pembelajaran.
3. Tes Penguasaan Konsep
Tes ini bertujuan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada materi
momentum dan impuls berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda. Tes ini
mencakup indikator-indikator penguasaan konsep kognitif sebagaimana
yang telah dikemukakan oleh Anderson, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Tes Penguasaan Konsep diberikan sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi pelakuan (post-test).
4. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa
berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda beralasan. Pada tes ini mencakup aspek berpikir kritis menurut Facione yaitu: interpretasi, analisis, dan inferensi. Tes Kemampuan Berpikir Kritis diberikan sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi pelakuan (post-test).
E. Alur Penelitian
Adapun tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Studi pendahuluan bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep dan
kemampuan berpikir kritis siswa. Studi pendahuluan dilakukan dengan
mengumpulkan beberapa data hasil penelitian-penelitian sebelumnya
tentang penguasaan konsep dan kemampuan berpikir ktitis yang bersumber
dari artikel dan jurnal.
2. Studi Literatur
Studi literatur bertujuan untuk mengkaji penelitian-penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Studi ini juga
bertujuan untuk mencari teori-teori tentang pembelajaran berbasis proyek
dan keterampilan berpikir kritis yang akan membantu peneliti dalam
menentukan teori yang dijadikan sebagai acuan untuk diterapkan dalam
penelitiannya.
3. Penyusunan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen
Hal yang pertama dilakukan setelah studi literatur adalah menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan
Kurikulum 2013 dan menerapkan metode proyek sebagai metode dalam
pembelajaran momentum dan impuls, Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
proyek, lembar penilaian proyek, dan lembar Keterlaksanaan Pembelajaran
oleh Guru dan Lembar keterlaksanaan Pembelajaran oleh Siswa kemudian
dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Selanjutnya dari
indikator-indikator kompetensi pada RPP akan disusun tes penguasaan konsep dan
berikutnya dari indikator-indikator keterampilan berpikir kritis disusun tes
keterampilan berpikir kritis. Tes penguasaan konsep disusun berbentuk tes
tertulis jenis pilihan ganda sedangkan Tes keterampilan berpikir kritis
disusun berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda beralasan. Kedua tes
tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian. Setelah dilakukan
penyusunan instrumen penelitian maka dilakukan judgement oleh pakar
untuk mengetahui validitas isi dari instrumen yang akan digunakan pada
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian sebelum digunakan di uji coba terlebih dahulu untuk
mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reabilitas soal.
Uji coba dilaksanakan di SMA Negeri 3 Bandung di kelas XII IPA 6. Dari
hasil uji coba, butir soal yang tidak memenuhi syarat diperbaiki atau
dibuang sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengambil
data pre-test dan post-test.
5. Tahap Implementasi
Penerapan metode proyek dalam pembelajaran fisika materi momentum dan
impuls yang sudah dirancang di implementasikan di SMA Negeri 6
Bandung dikelas XI MIA 6. Keterlaksanaan pembelajaran di observasi oleh
observer menggunakan lembar keterlasanaan pembelajaran. Selain itu juga
dilakukan pengambilan data pre-test dan post-test untuk mengukur
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa.
6. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar obsevasi keterlaksanaan metode pembelajaran oleh guru dan siswa dan tes tertulis yang terdiri dari tes penguasaan konsep dan tes kemampuan berpikir kritis. 7. Tahap Analisis Data dan Pembahasan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penskoran data yang sudah
diperoleh, menganalisis lembar observasi keterlaksanaan metode
pembelajaran, kemudian melakukan analisis dan pembahasan data, dan
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Secara keseluruhan, langkah-langkah penelitian tersebut ditunjukkan pada
gambar berikut:
Studi Pendahuluan
Studi Literatur tentang metode proyek, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep
Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP dan LKS) dan Pembuatan Instrumen Penelitian ( Tes Penguasaan Konsep, Tes Keterampilan
Berpikir Kritis, dan Lembar Observasi)
Judgement: Uji validitas isi dan validitas konstruk instrumen tes
Uji Coba dan analisis instrumen penelitian : Uji Tingkat Kesukaran, Uji Daya Pembeda, dan Uji Reabilitas
Penerapan metode proyek dalam pembelajaran fisika pada kegiatan
belajar mengajar
Observasi keterlaksanaan metode proyek
Post-test Pre-test
Pengolahan Data Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Penelitian
F. Tehnik Pengolahan Data
1. Pemberian Skor
a. Pemberian skor hasil tes penguasaan konsep kognitif siswa
menggunakan aturan penskoran tes pilihan ganda yaitu 1 atau 0. Skor 1
jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Skor maksimum
ideal sama dengan jumlah soal yang diberikan.
b. Pemberian skor untuk hasil tes keterampilan berpikir kritis yaitu
dengan memberikan skor tertinggi 3 dan skor terendah 0 seperti Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.2 Tabel Pemberian Skor Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Jawaban Alasan Skor
Benar Benar 3
Benar Kurang tepat 2
Benar Salah/tidak ada 1
Salah Salah 0
2. Perhitungan Gain yang Dinormalisasi
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skor gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dinyatakan dalam rumus berikut ini:
...(3.1)
dengan Spos yaitu skor posttest, Spre yaitu skor pretest, Smak yaitu skor ideal. Pembelajaran yang baik bila gain skor dinormalisasi lebih besar dari 40. Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi yang ditunjukkan oleh Tabel 3.2
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai <g> Klasifikasi
Tinggi
Sedang
Rendah
(Hake, 1998)
3. Data Observasi
Data hasil observasi yang diperoleh dari lembar keterlaksanaan
pembelajaran oleh guru dan siswa di analisis dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Menjumlahkan kegiatan yang terlaksana dengan menerapkan metode
proyek dalam pembelajaran.
b. Menghitung persentase keterlaksanaannya dengan menggunakan
rumus:
∑
∑
Tabel 3.4 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterlaksanaan Pembelajaran (%) Interpretasi
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17-37 Kurang
38-58 Sedang
59-79 Baik
80-100 Baik Sekali
(Mundilarto, 2012, hlm. 65)
G. Analisis Data Hasil Ujicoba
1. Validitas
a. Tes Penguasaan Konsep
Validitas butir soal dilakukan dengan cara meminta pertimbangan
kepada para ahli (judgement) dan perhitungan statistik. Para ahli
diminta untuk menguji validitas soal secara validitas isi dan validitas
konstruksi. Jumlah tenaga ahli yang menguji validitas soal ini
berjumlah 2 orang. Sedangkan perhitungan secara statistik, nilai
validitas dapat dihitung menggunakan persamaan menurut Arikunto
(2013, hlm. 93):
√ ... (Persamaan 3.2)
Keterangan:
= koefisien korelasi biserial
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
= rerata skor total
= standar deviasi dari skor total proporsi
= proporsi siswa yang menjawab benar
( )
= proporsi siswa yang menjawab salah (
Tabel 3.5 Nilai Korelasi dan Interpretasi Validitas Instrumen
Nilai Interpretasi
0,80-1,00 Sangat Tinggi
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2012, hlm. 89)
b. Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Validitas instrumen Tes keterampilan Berpikir kritis dilakukan oleh
para ahli bersamaan dengan tes Penguasaan Konsep. Validitas
insturumen ini juga dilakukan secara perhitungan statistik dengan
menggunakan persamaan menurut Arikunto (2013, hlm. 87) yaitu
rumus korelasi product moment:
√{ ∑ ∑ (∑ (∑ (∑ }{ ∑ (∑ }...(Persamaan 3.3) Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan
X = Skor tiap butir soal
Y= Skor total tiap butir soal
N = Jumlah peserta didik
Tabel 3.6 Nilai Korelasi dan Interpretasi Validitas Instrumen
Nilai Interpretasi
0,80-1,00 Sangat Tinggi
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2013, hlm.89)
2. Analisis Reliabilitas Tes
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menggunakan metode belah dua (split-half method). Menurut Arikunto
(2013, hlm. 107) reabilitas tes dapat dihitung dengan persamaan :
⁄ ⁄
⁄ ⁄ ...(Persamaan 3.4) Keterangan :
r11= reabilitas instrumen
r1/21/2 = korelasi antara skor-skor tiap belahan tes
nilai r1/21/2 dihitung dengan korelasi product moment dengan
pembelahan ganjil-genap
b. Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Menurut Arikunto (2013, hlm. 122) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:
∑ ...(Persamaan 3.5)
Keterangan:
r11 = reabilitas yang dicari
∑ = jumlah varian skortiap-tiap item = varians total
Dimana :
∑ (∑ )
atau ∑
(∑
Tabel 3.7 Interpretasi Reabilitas Butir Soal
Nilai Interpretasi
0,80-1,00 Sangat Tinggi
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat Rendah
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda dapat dihitung menggunakan persamaan menurut Arikunto
(2013, hlm. 228) sebagai berikut:
...(Persamaan 3.6)
Keterangan:
D = Daya Pembeda butir soal
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah
Tabel 3.8 Kriteria Daya Pembeda
Nilai Kategori
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik Sekali
Negatif Soal dibuang
(Arikunto, 2013, hlm.232)
4. Tingkat Kesukaran
Menutur Arikunto (2013, hlm. 223) sebagai berikut: ...(Persamaan 3.7)
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.9 Kriteria Indeks Kesukaran
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
(Arikunto, 2013, hlm. 225)
5. Hasil Uji Coba
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil analisis instrumen tes penguasaan konsep dan tes keterampilan berpikir siswa yang dirangkum dalam Tabel 3.10 dan Tabel 3.11. Pengolahan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.2
Tabel 3.10 Tabel Hasil Analisis Instrumen Soal tes Penguasaan Konsep Butir
Soal
Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran Validitas
KET Nilai Klasifikas
i Nilai
Klasifikas
i Nilai
Klasifikas i
1 0,2 Jelek 0,567 Sedang 0,25 Rendah Dipakai
2 0,14 Jelek 0,933 Mudah 0,265 Rendah Diperbaiki
3 0 Jelek 1 Mudah 0 Sangat
rendah Dibuang 4 0,14 Jelek 0,933 Mudah 0,173 Sangat
rendah Dipakai
5 -0,2 Jelek 0,50 Sedang -0,1 Sangat
rendah Diperbaiki
6 0 Jelek 0,733 Mudah 0,6 Cukup Dipakai
7 0,045 Jelek 0,833 Mudah 0,05 Sangat
rendah Diperbaiki 8 0,07 Jelek 0,033 Sukar -0,06 Sangat
rendah Dibuang
9 0,27 Cukup 0,267 Sukar 0,484 Cukup Dipakai
10 0,07 Jelek 0,967 Mudah 0,374 Rendah Dipakai 11 0,06 Jelek 0,533 Sedang 0,04 Sangat
rendah Diperbaiki 12 0,733 Baik
Sekali 0,433 Sedang 0,696 Tinggi Dipakai 13 0,214 Cukup 0,900 Mudah 0,406 Cukup Dipakai 14 0,286 Cukup 0,866 Mudah 0,49 Cukup Dipakai 15 0,79 Baik
Sekali 0,633 Sedang -0,06
Sangat
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Butir Soal
Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran Validitas KET
Nilai Klasifikasi Nilai Klasifikasi Nilai Klasifikasi
17 0,33 Cukup 0,700 Sedang 0,38 Rendah Dipakai 18 0,286 Cukup 0,866 Mudah 0,221 Rendah Dipakai
19 0,080 Jelek 0,90 Mudah 0,06 Sangat
rendah Dipakai
20 0,161 Jelek 0,80 Mudah 0,41 Cukup Dipakai
21 0 jelek 0,20 sukar 0,102 Sangat
rendah Dibuang 22 0,304 Cukup 0,733 Mudah 0,26 Rendah Dipakai 23 0,054 Jelek 0,40 Sedang 0,307 Rendah Dipakai 24 0,667 Baik 0,40 Sedang 0,678 Tinggi Dipakai
Untuk instrumen tes penguasaan konsep, soal yang dibuang sebanyak empat soal dari 24 soal, sehingga soal tes yang digunakan untuk penelitian adalah sebanyak 20 soal. Untuk soal nomor 3 dibuang karena validitasnya sangat rendah dan tingkat kesukarannya termasuk kategori mudah, soal nomor delapan dan soal nomor 15 dibuang karena validitasnya sangat rendah dan tidak valid, sedangkan soal nomor dua satu karena validitasnya sangat rendah dan termasuk kategori sukar. Tehnik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua (split-half method) ganjil-genap dan diperoleh nilai reabilitasnya adalah 0,42 dengan kategori cukup.
Tabel 3.11 Tabel Hasil Analisis Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis Butir
Soal Validitas Klasifikasi Keterangan
1 0,2 Rendah Dipakai
2 0,6 Cukup Dipakai
3 0,8 Sangat Tinggi Dipakai
4 0,2 Rendah Dipakai
5 0,6 Cukup Dipakai
6 0,5 Cukup Dipakai
7 0,3 Rendah Dipakai
8 -1 Sangat rendah Dipakai
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sedangkan untuk tes keterampilan berpikir kritis, semua soal pada tes tersebut dipakai kerena tidak ada soal pengganti. Pada setiap sub keterampilan hanya di wakili oleh satu soal. Tehnik yang digunakan untuk menetukan reabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha dan diperoleh nilai reliabilitasnya 0,198 dengan kategori sangat rendah.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan secara umum adalah terdapat peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori sedang sebagai hasil penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls. Sedangkan kesimpulan secara khususnya adalah sebagai berikut:
1. Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dengan kategori sedang yang terlihat dari gain dinormalisasi sebesar 0,325.
2. Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori sedang yang terlihat dari gain dinormalisasi sebesar 0,302.
B. Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa SMA, maka peneliti akan memberikan saran sebagai berikut:
1. Peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa masih dalam kategori sedang. Supaya peningkatannya lebih optimal, maka guru hendaknya lebih mengoptimalkan semua tahapan proses pembelajaran, bukan hanya terfokus pada proyek.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk memecahkan persoalan-persoalan yang terdapat pada instrumen penguasaan konsep.
3. Pembahasan pada peningkatan penguasaan konsep sebaiknya tidak hanya dibahas secara umum tetapi dilakukan pembahasan lebih khusus untuk setiap aspek kognitif pada taksonomi Anderson.
4. Agar inti keterampilan berpikir kritis dapat terukur dengan baik, maka instrumen keterampilan berpikir kritis harus dikembangkan lagi. Sebaiknya untuk setiap sub keterampilan berpikir kritis diwakili oleh 2 buah soal.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional, Jakarta : BSNP
Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Facione, PA. (1990). The Delphi Report. [Online].
Tersedia: http://assessment.aas.duke.edu/documents/Delphi_Report.pdf [30 Januari 2013]
Facione, PA. (2013). Critical Thinking : What It is and Why It Count.[Online]. Tersedia: http://www.insightassesment.com [30 Januari 2013]
Hake, R. R. (1998). Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics Couurses. Departement of Physics, Indiana University, Bloongtoon.
[Online].
Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf. [7 November 2014]
Hepytriati, W. (2013). “Profil Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas XI IPA SMAN Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Bengkulu. [Online].
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Holubova.R. (2008). “Effective Teaching Method Project based Learning in Physics”. US China Education Review. 5, (12), 27-36.
Kamdi, W. (2008). ”Pembelajaran Berbasis Proyek. Materi Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP dan Kota Tarakan, 31 Okteber s.d. 2 November 2008.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pembelajaran Berbasis Proyek/Project based Learning, Jakarta: Kemendikbud.
Mundilarto. (2012). Penilaian Hasil Belajar Fisika. Jogjakarta: UNY Press.
Muriithi, E.M. dkk (2013). “Project Method and Learner Achievement in Physics in Kenyan Secondary Schools”. Journal of Education and Practice. 1, (7), 1-12.
Murti, Bhisma. (2011). Berpikir Kritis. [Online].
Tersedia:http://fk.uns.ac.id/static/materi/Berpikir_KritisProf_Bhisma_Mur ti.ppt. [23 April 2014]
National Research Council. (1996). National Science Education Standard.
Rosa Nika Agusta,2014
Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sadia, I W., 2008. “Model Pembelajaran yang Efektif Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Undiksha, 41, 219-237
Sastrika, I.A.K.dkk (2013). “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis”. eJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
IPA. 3, 1-10.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Wahyudi. (2002). Tingkat Pemahaman Siswa terhadap Materi Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 3(6): 389-401.
Widodo, A. (2006). Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal.[Online].
Tersedia: http://widodo.staf.upi.edu/files/2011/03/2006-Revisi Taksonomi-Bloom-dan-Pengembangan-Butir-Soal.pdf. [23 April 2014]