• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PROYEK PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PROYEK PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Fisika

oleh

Rosa Nika Agusta NIM 1009058

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh Rosa Nika Agusta

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Rosa Nika Agusta 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. NIP. 195904011986011001

Pembimbing II

Dr. Winny Liliawati, S.Pd, M.Si. NIP. 1978121820011122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

(4)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE PROYEK PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR

KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA

ABSTRAK

Pembelajaran fisika di sekolah hendaknya tidak hanya mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, melainkan menyiapkan siswa untuk mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan memungkinkan siswa untuk berpikir dan bertindak secara ilmiah sesuai dengan konsep-konsep sains yang telah mereka pelajari. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yaitu masyarakat yang sejahtera dan bahagia, masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki beberapa kompetensi, antara lain kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), sesuai dengan tujuan pendidikan nasional abad XXI yang telah dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMA setelah diterapkan metode proyek dalam pembelajaran fisika sub pokok bahasan momentum dan impuls. Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok tunggal pretest-posttest (one group pretest-posttest). Sampel penelitian ini adalah salah satu kelas XI di SMA Negeri di kota Bandung yang dipilih dengan tehnik sampling purposive. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes penguasaan konsep dan tes keterampilan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Peningkatan penguasaan konsep siswa ini terlihat dari gain yang dinormalisasi sebesar 0,325 dengan kategori sedang dan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dengan gain dinormalisasi sebesar 0,302 dengan kategori sedang.

(5)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Applying the Project Method on Main Material of Momentum and Impuls to Improve the Critical Thinking Skill and Concept Mastery of

Senior High School Students

The study of physics at school is not only for preparing the students be ready to continue in college, but also for preparing the students to solve the problems, make decisions, think and act scientifically based on the concepts of science which have been taught. All of those have purpose to realize our nation goals such as have good society, have qualified and competent people like having the ability of critical thinking and problem solving, based on national education purpose in XXI and it has been agreed by BSNP 2010. The purpose of this research is to know the students’ improvement in their concept mastery and critical thinking after applying the project method in studying physics for the material of momentum and impuls. The design of this research is one group pretest-posttest design. The research sample is the eleventh grade students of state senior high school in Bandung which has been chosen by using purposive sampling technique. Technique of collecting the data by using test instrument of concept mastery and critical thinking skill. The results of this research show that there is an improvement in students’ concept mastery and critical thinking skill. It can be seen from the gain of the students’ concept mastery which is normalized 0.325 and the category is average, and the gain of students’ critical thinking which is normalized 0.302 and the category is average.

(6)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

BAB II PENERAPAN METODE PROYEK PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA A. Metode Proyek ...6

B. Penguasaan Konsep ...13

C. Keterampilan Berpikir Kritis ...14

D. Penerapan Metode Proyek dalam Pembelajaran terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis ...20

E. Hasil Penelitian yang Relevan ...22

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ...24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ...24

C. Definisi Operasional...25

D. Instrumen Penelitian...26

E. Alur Penelitian ...27

F. Tehnik Pengolahan Data ...30

G. Analisis Data Hasil Uji Coba ...32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ...39

B. Keterlaksanaan Metode Proyek oleh Guru dan Siswa ...39

C. Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ...44

(7)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siwa ...45 D. Pembahasan ...50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional abad XXI yang telah dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2010, hlm. 39) bertujuan:

“Untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya”.

Mengacu pada tujuan pendidikan nasional pada abad XXI, saat ini negara Indonesia sedang mengupayakan agar tercipta manusia-manusia yang berkualitas sebagai penerus bangsa. Khususnya manusia-manusia yang memiliki kemampuan lebih dalam berpikir tingkat tinggi. Sesuai dengan 21st Century Partnership Learning Framework (BSNP, 2010, hlm. 44), yang mengatakan bahwa “Sumber Daya Manusia abad XXI harus memiliki beberapa kompetensi atau keahlian, antara lain kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skills).” Dari seluruh komponen dan aspek pertumbuhan yang ada, manusia merupakan faktor yang terpenting karena merupakan pelaku utama dari berbagai proses dan aktivitas kehidupan.

(9)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga memungkinkan mereka untuk berpikir dan bertindak secara ilmiah (Wahyudi, 2002). Belajar fisika merupakan proses aktif. Keaktifan dalam belajar fisika terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak (hands activity) dan aktif berpikir (minds activity) (NRC, 1996). Guru tidak hanya memiliki peran sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator tetapi juga berperan sebagai motivator yang harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Yamin, 2007).

Di Indonesia, masih rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Hepytriati (2013), yang menyatakan bahwa siswa SMA Negeri Bengkulu memiliki kemampuan berpikir kritis berkategori kurang kritis sebesar 0%, cukup kritis sebesar 62,25%, kritis sebesar 37,09%, sangat kritis sebesar 0,66%. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata siswa hanya memiliki kemampuan berpikir kritis dengan kategori cukup kritis yang menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa masih harus dilatih oleh guru kepada siswa. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadia (2008), yang menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X di sembilan kabupaten yang ada di Bali, memiliki keterampilan berpikir kritis berkualifikasi rendah dengan skor rata-rata 49,38 dan simpangan baku 16,92 (skor standar 100). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa masih belum dibelajarkan oleh guru kepada siswa.

Selain keterampilan berpikir kritis, siswa juga dituntut untuk menguasai konsep fisika karena hal tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil Trend in International Mathematics and Science Studies (TIMSS) 2011 bahwa sains (IPA) untuk kelas

(10)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Indonesia, Maroco, dan Ghana. Indonesia menempati peringkat ke 40 dari 42 negara dengan nilai 406 berada di bawah Palestina, Malaysia, dan Thailand. Nilai yang diperoleh Indonesia juga menurun dibandingkan hasil tahun 2007. Indonesia menduduki peringkat 39 dari 42 negara dengan nilai 427. Rendahnya mutu pendidikan sains di Indonesia tercermin dengan rendahnya penguasaan konsep siswa. Rendahnya keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa diduga ada kaitannya dengan proses pembelajaran yang terjadi.

Secara umum proses pembelajaran yang biasanya terjadi (setelah dilakukan pengamatan dilapangan) adalah siswa biasanya terpaku pada guru, siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan latihan soal. Proses pembelajaran seperti ini kurang melatih keterampilan siswa khususnya keterampilan berpikir kritis siswa sehingga perlu upaya untuk meningkatkannya. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah (Chance dalam Murti, 2011).

Dalam usaha meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep diperlukan inovasi baru dalam pembelajaran yang relevan dengan keadaan siswa saat ini. Pembelajaran keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan guru dengan pembelajaran menggunakan strategi-strategi pembelajaran konstruktivistik yang berpotensi memberdayakan keterampilan berpikir kritis, seperti pembelajaran dengan menggunakan metode proyek.

(11)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

prestasi akademik antara pelajar yang diajarkan dengan metode proyek dan yang tidak.

Menurut Howell dan Mordini (Muriithi, 2013, hlm. 2), menggunakan metode proyek sebagai sarana mengajarkan keterampilan teknis, menggunakan alat, dan pemecahan masalah untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Metode proyek adalah pendekatan kolaboratif, di mana siswa memperoleh dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah realistis menggunakan sebuah proses penemuan panjang (Validya, dalam Muriithi, 2013). Pembelajaran menggunakan metode proyek merupakan metode pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Proyek pada Pokok Bahasan Momentum dan Impuls untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Siswa SMA. Materi ini dipilih untuk diterapkan dalam metode proyek karena berdasarkan hasil wawancara bersama guru fisika, materi momentum dan impuls sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang kesulitan memahami konsep dan belum bisa menerapkan konsep tersebut untuk menyelesaikan persoalan-perwsoalan yang ada. Pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran sains, khususnya fisika dan dapat menjadi bahan masukan terhadap guru dan siswa dalam mengembangkan strategi belajar mengajar sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

(12)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMA setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls?”

Rumusan masalah diatas secara spesifik dapat dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab apa yang telah di rumuskan dalam rumusan masalah yaitu :

1. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls. 2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa

setelah diterapkan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memperkaya hasil-hasil penelitian sejenis terkait penerapan metode proyek dalam pembelajaran fisika yang nantinya dapat dijadikan rekomendasi oleh guru-guru IPA/Fisika dan diharapkan dapat

(13)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yaitu pre-experiment atau metode eksperimen awal. Peneliti mengunakan metode ini karena peneliti hanya ingin melihat peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dan penguasaan konsep momentum dan impuls sebelum dan sesudah menggunakan metode proyek bukan untuk membandingkannya dengan metode pembelajaran yang lain. 2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain kelompok tunggal pretest-postest (one group pretest-postest). Instrumen yang digunakan pada

pretest dan postest adalah sama. Tetapi diberikan dalam waktu yang berbeda

dan hasil yang diperiksa adalah hasil pretest dan postest. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 One Group Pretest-Postest Design Pretest Treatment Postest

O1 X O2

(Sugiono, 2006, hlm.110) Keterangan: O1 = Tes awal sebelum diberikan perlakuan

X = Perlakuan (treatment)

O2 = Tes akhir setelah diberikan perlakuan

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampelnya adalah

(14)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

hlm.61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA salah

satu SMA Negeri di Kota Bandung. Sedangkan sampelnya adalah salah satu kelas

dari keseluruhan populasi yang dipilih dengan tehnik sampling purposive. Jumlah

siswa dalam kelas yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 32 orang.

C. Definisi Operasional

Agar lebih memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dilakukan pendefinisian secara operasional sebagai berikut :

1. Metode proyek (project method) didefinisikan metode pembelajaran dengan menggunakan sebuah proyek sebagai kegiatan yang memiliki tahapan-tahapan, yaitu diawali dengan penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor kemampuan peserta didik dan kemajuan proyek, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman. Keterlaksanaan metode proyek dalam pembelajaran materi momentum dan impuls diamati oleh beberapa observer dengan menggunakan lembar observasi, yaitu lembar keterlaksaanan pembelajaran proyek oleh guru dan lembar keterlaksanaan pembelajaran proyek oleh siswa.

(15)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penguasaan konsep siswa ditentukan oleh rata-rata skor gain yang di normalisasi <g>.

3. Keterampilan berpikir kritis didefinisikan sebagai kemampuan berpikir jernih dan terstruktur dalam menyelesaikan masalah dan membuat kesimpulan. Inti berpikir kritis siswa yang dinilai pada penelitian ini sesuai dengan inti berpikir kritis menurut Facione (2013) dan hanya dibataskan pada, yaitu interpretasi, analisis, dan inferensi. Pembatasan dilakukan hanya pada tiga aspek ini supaya penilaian pada aspek inti berpikir kritis lebih efektif dan terfokus. Keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran diukur dengan menggunakan tes keterampilan berpikir kritis berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda beralasan. Kategori peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa ditentukan oleh rata-rata skor gain yang di normalisasi <g>.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes, yaitu:

1. Keterlaksanaan Pembelajaran Guru

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Guru bertujuan untuk

menilai keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode proyek

yang dilakukan guru. Instrumen observasi ini berisi daftar aktivitas guru

yang dibuat berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak.

Instrumen ini diisi oleh observer dengan memberikan tanda cek (√) pada

kolom sesuai dengan aktivias guru yang diobservasi mengenai penerapan

metode proyek yang diterapkan dalam pembelajaran. Instrumen observasi

ini juga memuat kolom keterangan yang digunakan untuk mencatat

kekurangan-kekurangan dalam setiap fase pembelajaran.

(16)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siswa bertujuan untuk

menilai keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode proyek

yang dilakukan siswa. Instrumen observasi ini berisi daftar aktivitas siswa

yang dibuat berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak.

Instrumen ini diisi oleh observer dengan memberikan tanda cek (√) pada

kolom sesuai dengan aktivias siswa yang diobservasi mengenai penerapan

metode proyek yang diterapkan dalam pembelajaran. Instrumen observasi

ini juga memuat kolom keterangan yang digunakan untuk mencatat

kejaidian-kejadian yang dilakukan siswa dalam setiap fase pembelajaran.

3. Tes Penguasaan Konsep

Tes ini bertujuan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada materi

momentum dan impuls berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda. Tes ini

mencakup indikator-indikator penguasaan konsep kognitif sebagaimana

yang telah dikemukakan oleh Anderson, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Tes Penguasaan Konsep diberikan sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi pelakuan (post-test).

4. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa

berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda beralasan. Pada tes ini mencakup aspek berpikir kritis menurut Facione yaitu: interpretasi, analisis, dan inferensi. Tes Kemampuan Berpikir Kritis diberikan sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi pelakuan (post-test).

E. Alur Penelitian

Adapun tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

(17)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Studi pendahuluan bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep dan

kemampuan berpikir kritis siswa. Studi pendahuluan dilakukan dengan

mengumpulkan beberapa data hasil penelitian-penelitian sebelumnya

tentang penguasaan konsep dan kemampuan berpikir ktitis yang bersumber

dari artikel dan jurnal.

2. Studi Literatur

Studi literatur bertujuan untuk mengkaji penelitian-penelitian sebelumnya

yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Studi ini juga

bertujuan untuk mencari teori-teori tentang pembelajaran berbasis proyek

dan keterampilan berpikir kritis yang akan membantu peneliti dalam

menentukan teori yang dijadikan sebagai acuan untuk diterapkan dalam

penelitiannya.

3. Penyusunan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen

Hal yang pertama dilakukan setelah studi literatur adalah menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan

Kurikulum 2013 dan menerapkan metode proyek sebagai metode dalam

pembelajaran momentum dan impuls, Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis

proyek, lembar penilaian proyek, dan lembar Keterlaksanaan Pembelajaran

oleh Guru dan Lembar keterlaksanaan Pembelajaran oleh Siswa kemudian

dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Selanjutnya dari

indikator-indikator kompetensi pada RPP akan disusun tes penguasaan konsep dan

berikutnya dari indikator-indikator keterampilan berpikir kritis disusun tes

keterampilan berpikir kritis. Tes penguasaan konsep disusun berbentuk tes

tertulis jenis pilihan ganda sedangkan Tes keterampilan berpikir kritis

disusun berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda beralasan. Kedua tes

tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian. Setelah dilakukan

penyusunan instrumen penelitian maka dilakukan judgement oleh pakar

untuk mengetahui validitas isi dari instrumen yang akan digunakan pada

(18)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sebelum digunakan di uji coba terlebih dahulu untuk

mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reabilitas soal.

Uji coba dilaksanakan di SMA Negeri 3 Bandung di kelas XII IPA 6. Dari

hasil uji coba, butir soal yang tidak memenuhi syarat diperbaiki atau

dibuang sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengambil

data pre-test dan post-test.

5. Tahap Implementasi

Penerapan metode proyek dalam pembelajaran fisika materi momentum dan

impuls yang sudah dirancang di implementasikan di SMA Negeri 6

Bandung dikelas XI MIA 6. Keterlaksanaan pembelajaran di observasi oleh

observer menggunakan lembar keterlasanaan pembelajaran. Selain itu juga

dilakukan pengambilan data pre-test dan post-test untuk mengukur

penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa.

6. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar obsevasi keterlaksanaan metode pembelajaran oleh guru dan siswa dan tes tertulis yang terdiri dari tes penguasaan konsep dan tes kemampuan berpikir kritis. 7. Tahap Analisis Data dan Pembahasan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penskoran data yang sudah

diperoleh, menganalisis lembar observasi keterlaksanaan metode

pembelajaran, kemudian melakukan analisis dan pembahasan data, dan

(19)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara keseluruhan, langkah-langkah penelitian tersebut ditunjukkan pada

gambar berikut:

Studi Pendahuluan

Studi Literatur tentang metode proyek, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep

Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP dan LKS) dan Pembuatan Instrumen Penelitian ( Tes Penguasaan Konsep, Tes Keterampilan

Berpikir Kritis, dan Lembar Observasi)

Judgement: Uji validitas isi dan validitas konstruk instrumen tes

Uji Coba dan analisis instrumen penelitian : Uji Tingkat Kesukaran, Uji Daya Pembeda, dan Uji Reabilitas

Penerapan metode proyek dalam pembelajaran fisika pada kegiatan

belajar mengajar

Observasi keterlaksanaan metode proyek

Post-test Pre-test

Pengolahan Data Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

(20)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Penelitian

F. Tehnik Pengolahan Data

1. Pemberian Skor

a. Pemberian skor hasil tes penguasaan konsep kognitif siswa

menggunakan aturan penskoran tes pilihan ganda yaitu 1 atau 0. Skor 1

jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Skor maksimum

ideal sama dengan jumlah soal yang diberikan.

b. Pemberian skor untuk hasil tes keterampilan berpikir kritis yaitu

dengan memberikan skor tertinggi 3 dan skor terendah 0 seperti Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.2 Tabel Pemberian Skor Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Jawaban Alasan Skor

Benar Benar 3

Benar Kurang tepat 2

Benar Salah/tidak ada 1

Salah Salah 0

2. Perhitungan Gain yang Dinormalisasi

(21)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skor gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dinyatakan dalam rumus berikut ini:

...(3.1)

dengan Spos yaitu skor posttest, Spre yaitu skor pretest, Smak yaitu skor ideal. Pembelajaran yang baik bila gain skor dinormalisasi lebih besar dari 40. Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi yang ditunjukkan oleh Tabel 3.2

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai <g> Klasifikasi

Tinggi

Sedang

Rendah

(Hake, 1998)

3. Data Observasi

Data hasil observasi yang diperoleh dari lembar keterlaksanaan

pembelajaran oleh guru dan siswa di analisis dengan tahapan sebagai

berikut:

a. Menjumlahkan kegiatan yang terlaksana dengan menerapkan metode

proyek dalam pembelajaran.

b. Menghitung persentase keterlaksanaannya dengan menggunakan

rumus:

Tabel 3.4 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan Pembelajaran (%) Interpretasi

(22)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

17-37 Kurang

38-58 Sedang

59-79 Baik

80-100 Baik Sekali

(Mundilarto, 2012, hlm. 65)

G. Analisis Data Hasil Ujicoba

1. Validitas

a. Tes Penguasaan Konsep

Validitas butir soal dilakukan dengan cara meminta pertimbangan

kepada para ahli (judgement) dan perhitungan statistik. Para ahli

diminta untuk menguji validitas soal secara validitas isi dan validitas

konstruksi. Jumlah tenaga ahli yang menguji validitas soal ini

berjumlah 2 orang. Sedangkan perhitungan secara statistik, nilai

validitas dapat dihitung menggunakan persamaan menurut Arikunto

(2013, hlm. 93):

√ ... (Persamaan 3.2)

Keterangan:

= koefisien korelasi biserial

= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya

= rerata skor total

= standar deviasi dari skor total proporsi

= proporsi siswa yang menjawab benar

( )

= proporsi siswa yang menjawab salah (

Tabel 3.5 Nilai Korelasi dan Interpretasi Validitas Instrumen

Nilai Interpretasi

0,80-1,00 Sangat Tinggi

(23)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2012, hlm. 89)

b. Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Validitas instrumen Tes keterampilan Berpikir kritis dilakukan oleh

para ahli bersamaan dengan tes Penguasaan Konsep. Validitas

insturumen ini juga dilakukan secara perhitungan statistik dengan

menggunakan persamaan menurut Arikunto (2013, hlm. 87) yaitu

rumus korelasi product moment:

√{ ∑ ∑ (∑ (∑ (∑ }{ ∑ (∑ }...(Persamaan 3.3) Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan

X = Skor tiap butir soal

Y= Skor total tiap butir soal

N = Jumlah peserta didik

Tabel 3.6 Nilai Korelasi dan Interpretasi Validitas Instrumen

Nilai Interpretasi

0,80-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2013, hlm.89)

2. Analisis Reliabilitas Tes

(24)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menggunakan metode belah dua (split-half method). Menurut Arikunto

(2013, hlm. 107) reabilitas tes dapat dihitung dengan persamaan :

...(Persamaan 3.4) Keterangan :

r11= reabilitas instrumen

r1/21/2 = korelasi antara skor-skor tiap belahan tes

nilai r1/21/2 dihitung dengan korelasi product moment dengan

pembelahan ganjil-genap

b. Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Menurut Arikunto (2013, hlm. 122) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

∑ ...(Persamaan 3.5)

Keterangan:

r11 = reabilitas yang dicari

∑ = jumlah varian skortiap-tiap item = varians total

Dimana :

∑ (∑ )

atau ∑

(∑

Tabel 3.7 Interpretasi Reabilitas Butir Soal

Nilai Interpretasi

0,80-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat Rendah

(25)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda dapat dihitung menggunakan persamaan menurut Arikunto

(2013, hlm. 228) sebagai berikut:

...(Persamaan 3.6)

Keterangan:

D = Daya Pembeda butir soal

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah

Tabel 3.8 Kriteria Daya Pembeda

Nilai Kategori

0,00-0,20 Jelek

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71-1,00 Baik Sekali

Negatif Soal dibuang

(Arikunto, 2013, hlm.232)

4. Tingkat Kesukaran

Menutur Arikunto (2013, hlm. 223) sebagai berikut: ...(Persamaan 3.7)

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.9 Kriteria Indeks Kesukaran

(26)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

(Arikunto, 2013, hlm. 225)

5. Hasil Uji Coba

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil analisis instrumen tes penguasaan konsep dan tes keterampilan berpikir siswa yang dirangkum dalam Tabel 3.10 dan Tabel 3.11. Pengolahan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.2

Tabel 3.10 Tabel Hasil Analisis Instrumen Soal tes Penguasaan Konsep Butir

Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Validitas

KET Nilai Klasifikas

i Nilai

Klasifikas

i Nilai

Klasifikas i

1 0,2 Jelek 0,567 Sedang 0,25 Rendah Dipakai

2 0,14 Jelek 0,933 Mudah 0,265 Rendah Diperbaiki

3 0 Jelek 1 Mudah 0 Sangat

rendah Dibuang 4 0,14 Jelek 0,933 Mudah 0,173 Sangat

rendah Dipakai

5 -0,2 Jelek 0,50 Sedang -0,1 Sangat

rendah Diperbaiki

6 0 Jelek 0,733 Mudah 0,6 Cukup Dipakai

7 0,045 Jelek 0,833 Mudah 0,05 Sangat

rendah Diperbaiki 8 0,07 Jelek 0,033 Sukar -0,06 Sangat

rendah Dibuang

9 0,27 Cukup 0,267 Sukar 0,484 Cukup Dipakai

10 0,07 Jelek 0,967 Mudah 0,374 Rendah Dipakai 11 0,06 Jelek 0,533 Sedang 0,04 Sangat

rendah Diperbaiki 12 0,733 Baik

Sekali 0,433 Sedang 0,696 Tinggi Dipakai 13 0,214 Cukup 0,900 Mudah 0,406 Cukup Dipakai 14 0,286 Cukup 0,866 Mudah 0,49 Cukup Dipakai 15 0,79 Baik

Sekali 0,633 Sedang -0,06

Sangat

(27)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Butir Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Validitas KET

Nilai Klasifikasi Nilai Klasifikasi Nilai Klasifikasi

17 0,33 Cukup 0,700 Sedang 0,38 Rendah Dipakai 18 0,286 Cukup 0,866 Mudah 0,221 Rendah Dipakai

19 0,080 Jelek 0,90 Mudah 0,06 Sangat

rendah Dipakai

20 0,161 Jelek 0,80 Mudah 0,41 Cukup Dipakai

21 0 jelek 0,20 sukar 0,102 Sangat

rendah Dibuang 22 0,304 Cukup 0,733 Mudah 0,26 Rendah Dipakai 23 0,054 Jelek 0,40 Sedang 0,307 Rendah Dipakai 24 0,667 Baik 0,40 Sedang 0,678 Tinggi Dipakai

Untuk instrumen tes penguasaan konsep, soal yang dibuang sebanyak empat soal dari 24 soal, sehingga soal tes yang digunakan untuk penelitian adalah sebanyak 20 soal. Untuk soal nomor 3 dibuang karena validitasnya sangat rendah dan tingkat kesukarannya termasuk kategori mudah, soal nomor delapan dan soal nomor 15 dibuang karena validitasnya sangat rendah dan tidak valid, sedangkan soal nomor dua satu karena validitasnya sangat rendah dan termasuk kategori sukar. Tehnik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua (split-half method) ganjil-genap dan diperoleh nilai reabilitasnya adalah 0,42 dengan kategori cukup.

Tabel 3.11 Tabel Hasil Analisis Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis Butir

Soal Validitas Klasifikasi Keterangan

1 0,2 Rendah Dipakai

2 0,6 Cukup Dipakai

3 0,8 Sangat Tinggi Dipakai

4 0,2 Rendah Dipakai

5 0,6 Cukup Dipakai

6 0,5 Cukup Dipakai

7 0,3 Rendah Dipakai

8 -1 Sangat rendah Dipakai

(28)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan untuk tes keterampilan berpikir kritis, semua soal pada tes tersebut dipakai kerena tidak ada soal pengganti. Pada setiap sub keterampilan hanya di wakili oleh satu soal. Tehnik yang digunakan untuk menetukan reabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha dan diperoleh nilai reliabilitasnya 0,198 dengan kategori sangat rendah.

(29)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan secara umum adalah terdapat peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori sedang sebagai hasil penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls. Sedangkan kesimpulan secara khususnya adalah sebagai berikut:

1. Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dengan kategori sedang yang terlihat dari gain dinormalisasi sebesar 0,325.

2. Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori sedang yang terlihat dari gain dinormalisasi sebesar 0,302.

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa SMA, maka peneliti akan memberikan saran sebagai berikut:

1. Peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa masih dalam kategori sedang. Supaya peningkatannya lebih optimal, maka guru hendaknya lebih mengoptimalkan semua tahapan proses pembelajaran, bukan hanya terfokus pada proyek.

(30)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk memecahkan persoalan-persoalan yang terdapat pada instrumen penguasaan konsep.

3. Pembahasan pada peningkatan penguasaan konsep sebaiknya tidak hanya dibahas secara umum tetapi dilakukan pembahasan lebih khusus untuk setiap aspek kognitif pada taksonomi Anderson.

4. Agar inti keterampilan berpikir kritis dapat terukur dengan baik, maka instrumen keterampilan berpikir kritis harus dikembangkan lagi. Sebaiknya untuk setiap sub keterampilan berpikir kritis diwakili oleh 2 buah soal.

(31)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional, Jakarta : BSNP

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Facione, PA. (1990). The Delphi Report. [Online].

Tersedia: http://assessment.aas.duke.edu/documents/Delphi_Report.pdf [30 Januari 2013]

Facione, PA. (2013). Critical Thinking : What It is and Why It Count.[Online]. Tersedia: http://www.insightassesment.com [30 Januari 2013]

Hake, R. R. (1998). Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics Couurses. Departement of Physics, Indiana University, Bloongtoon.

[Online].

Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf. [7 November 2014]

Hepytriati, W. (2013). “Profil Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas XI IPA SMAN Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Bengkulu. [Online].

(32)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Holubova.R. (2008). “Effective Teaching Method Project based Learning in Physics”. US China Education Review. 5, (12), 27-36.

Kamdi, W. (2008). ”Pembelajaran Berbasis Proyek. Materi Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP dan Kota Tarakan, 31 Okteber s.d. 2 November 2008.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pembelajaran Berbasis Proyek/Project based Learning, Jakarta: Kemendikbud.

Mundilarto. (2012). Penilaian Hasil Belajar Fisika. Jogjakarta: UNY Press.

Muriithi, E.M. dkk (2013). Project Method and Learner Achievement in Physics in Kenyan Secondary Schools. Journal of Education and Practice. 1, (7), 1-12.

Murti, Bhisma. (2011). Berpikir Kritis. [Online].

Tersedia:http://fk.uns.ac.id/static/materi/Berpikir_KritisProf_Bhisma_Mur ti.ppt. [23 April 2014]

National Research Council. (1996). National Science Education Standard.

(33)

Rosa Nika Agusta,2014

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sadia, I W., 2008. “Model Pembelajaran yang Efektif Untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran

Undiksha, 41, 219-237

Sastrika, I.A.K.dkk (2013). “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis”. eJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi

IPA. 3, 1-10.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Wahyudi. (2002). Tingkat Pemahaman Siswa terhadap Materi Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 3(6): 389-401.

Widodo, A. (2006). Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal.[Online].

Tersedia: http://widodo.staf.upi.edu/files/2011/03/2006-Revisi Taksonomi-Bloom-dan-Pengembangan-Butir-Soal.pdf. [23 April 2014]

Gambar

gambar berikut:
Tabel 3.5 Nilai Korelasi dan Interpretasi Validitas Instrumen Nilai Interpretasi
Tabel 3.6 Nilai Korelasi dan Interpretasi Validitas Instrumen Nilai Interpretasi
Tabel 3.7 Interpretasi Reabilitas Butir Soal Nilai Interpretasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMK pada Konsep Hasil Kali Kelarutan. Penilaian Hasil

Judul Tesis : ANALISIS KUALITATIF FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENCATATAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU H SAHUDIN KUTACANE ACEH TENGGARA

Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin

1 Setelah mendapatkan informasi adanya pelanggaran karantina ikan, membentuk tim dan membuat Surat Perintah Tugas penanganan pelanggaran pemasukan/pengeluaran MP tidak melalui tempat

(2) There is a difference in student learning outcomes between students who use the media articulate storyline based presentations with students who use the media-based

Dari tujuan inilah perusahaan secara tidak langsung telah menekankan kepada karyawan dan staffnya untuk selalu mengikuti dan melaksanakan setiap program dalam pelatihan

Promoter : orang-orang yang merespon dengan memberikan skor 9 atau 10 yang menandakan bahwa mereka antusias terhadap suatu produk dan.. melakukan pembelian kembali pada