• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PROGRAM IN HOUSE TRAINING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI : PenelitianTindakan Kolaborasi Terhadap Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Bee School dan di Grow Education Kota Pekanbaru Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PROGRAM IN HOUSE TRAINING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI : PenelitianTindakan Kolaborasi Terhadap Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Bee School dan di Grow Education Kota Pekanbaru Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PROGRAM IN HOUSE TRAINING DALAM

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(PenelitianTindakan Kolaborasi Terhadap Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Bee School dan di Grow Education Kota Pekanbaru Tahun Ajaran 2014/2015)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar Konsentrasi PendidikanAnak Usia Dini

Oleh

NOPIKA ROSA NIM 1202621

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENERAPAN PROGRAM IN HOUSE TRAINING

DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Oleh Nopika Rosa

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar magister pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Dasar

© Nopika Rosa 2015

AGUSTUS 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Nopika Rosa

PENERAPAN PROGRAM IN HOUSE TRAINING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing Pembimbing I

DR. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707198601 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar,

(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru di

PAUD Bee School dan di PAUD Grow Education melalui penerapan program In

House Training. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan (action research) dengan pendekatan kolaboratif.

Tujuan penelitian di atas sesuai dengan tujuan dari penelitian tindakan

kolaboratif yang dikemukakan oleh Robert (dalam David, 2011, hlm. 86) dengan

menyatakan bahwa penelitian tindakan itu adalah:

Untuk memberikan kontribusi langsung pada problem-problem praktis masyarakat dalam situasi-situsi problematik dan pada tujuan-tujuan ilmu sosial dengan turut berkolaborasi dalam rangka etis yang disepakati antarsatu sama lain.

Pandangan kolaboratif yang dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam

Suwarsih, 2011, hlm. 51) sebagai berikut:

The approach in only action reseaech when it is collaborative, though it is important to realize that the action research of the group is achieved through the critically examined action of individual group member [emphasis in original].

Pernyataan di atas menegaskan tentang dua hal dalam penelitian tindakan yaitu

pertama, penelitian tindakan yang sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif.

Kedua, penelitian dapat dilaksanakan melalui tindakan kelompok perorangan yang

diperiksa secara kritis melalui refleksindemokratis dan dialogis. Sedangkan definisi

penelitian tindakan menurut Kemmis (dalam David, 2011, hlm. 87) menyatakan:

(5)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas penelitian tindakan kolaboratif dianggap

tepat untuk dilaksanakan dalam penelitian bidang pendidikan dan dalam rangka

meningkatkan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Anak usia Dini yang terkait

pada merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipan yang bertujuan untuk

memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Ada berbagai pendapat dalam menyusun desain yang digunakan dalam

penelitian tindakan, namun secara garis besarnya ada empat tahapan yang harus

dilakukan dalam menyusun model desain penelitian, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Suharsimi (2010, hlm. 16) memaparkan desain penelitian

tindakan kualitatif seperti model dibawah ini:

1. Menyusun rancangan tindakan (Planning), dalam tahapan ini peneliti

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana

tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebaiknya dilakukan

secara berkolaborasi supaya mengurangi unsur subjektivitas pengamat dalam

pengamatan yang dilakukan. Dalam tahapan menyusun rencana ini peneliti

harus menentukan titik atau fokus masalah yang mendapat perhatian khusus

untuk diamati dan menyiapkan instrumen pengamatan untuk merekam fakta

yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan tindakan (Acting), adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan.

3. Pengamatan (Observing), kegiatan yang dilakukan oleh pengamat diwaktu

tindakan sedang dilakukan dan menyiapkan catatan untuk memperolah data

yang akurat yang berguna bagi perbaikan siklus berikutnya.

4. Refleksi (Reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan, kegiatan refleksi ini dilakukan setelah selesai melakukan

tindakan dan mendiskusikan kembali implementasi rancangan tindakan

selanjutnya.

Desain penelitian tindakan ini mengikuti empat tahapan untuk membentuk

sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan yang dilakukan secara beruntun yang

(6)

penelitian tindakan kolaborasi mengikuti sebuah siklus yang dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Kesimpulan sementara

dari setiap siklus dapat dijadikan dasar untuk melanjutkan kesiklus berikutnya,

dengan adanya pengulangan dari setiap siklus yang dilakukan diharapkan terjadi

peningkatan dan adanya solusi untuk mengatasi kendala yang ada dilapangan.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PAUD Bee School dan di PAUD Grow Education

Kota Pekanbaru dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah guru di PAUD ini

memiliki latar belakang pendidikan umum, subjek dalam penelitian ini adalah guru

yang mengajar di dua PAUD tersebut. Peserta dalam pelatihan program In House

Training ini berjumlah 11 orang yaitu, lima orang guru dari Bee School dan enam

orang guru dari Grow Education, jumlah ini dianggap efektif untuk menerapkan

program In House Training.

C. Penjelasan Istilah

Penelitian ini menjelaskan beberapa istilah seperti yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Kompetensi pedagogik guru yang dibahas dalam penelitian ini mencakup

kemampuan guru dalam:

a. Memahami perkembangan anak yang di dalamnya berisikan pemahaman guru

terhadap karekteristik Anak Usia Dini, teori-teori belajar, dan prinsip-prinsip

pembelajaran.

b. Perencanaan pembelajaran yang mencakup membuat rancangan program

semester, rencana kegiatan mingguan, dan rencana kegiatan harian.

c. Pelaksanaan pembelajaran, bagaimana guru melaksanakan pembelajaran yang

sudah dirancang dalam kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

d. Penilaian proses dan hasil belajar, dalam menentukan prosedur penilaian

(7)

menganalisa hasil penilaian proses dan hasil belajar, melaksanakan penilaian

proses dan hasil hasil belajar.

2. Program In House Training

In House Training adalah program pelatihan / training yang diselenggarakan

oleh suatu perusahaan atau organisasi dengan menggunakan tempat pelatihan sendiri,

peralatan sendiri, menentukan peserta dan dengan mendatangkan trainer sendiri

(http.tikettraining.com). In House Training merupakan program pelatihan yang

diselenggarakan di tempat sendiri, sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi

pedagogik guru, dalam menjalankan tugasnya dengan mengoptimalkan

potensi-potensi yang dimiliki dalam proses pembelajaran.

Kesimpulannya, In House Training yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pelatihan guru yang dilaksanakan berdasarkan permintaan pihak sekolah, pesertanya

berasal dari satu sekolah, dengan materi program yang disesuaikan oleh pihak

lembaga PAUD, khususnya dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru yang

mencakup pemahaman, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang

dilaksanakan di tempat guru tersebut mengajar.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang pertama

dengan pemberian tes tertulis yang digunakan untuk mengetahui kemampuan guru

dalam pemahaman perkembangan dan karakteristik anak, teori-teori belajar, dan

prinsip-prinsip pembelajaran, yang kedua studi dokumentasi yang digunakan untuk

melihat dokumentasi dan observasi guru dalam membuat rancangan pembelajaran

dan membuat penilaian proses dan hasil belajar, yang ketiga adalah observasi yang

digunakan untuk mengamati guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan kisi-kisi penelitian dikembangkan alat penelitian berkenaan

dengan peningkatan kompetensi pedagogik guru PAUD. adapun instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah instrument yang berupa pedoman, tes tertulis,

(8)

1. Pedoman Tes Tertulis

Pedoman tes tertulis yang digunakan peneliti adalah untuk mengetahui

pemahaman guru tentang perkembangan dan karakteristik anak, teori-teori

belajar, dan prinsip-prinsip pembelajaran yang dijadikan sebagai bahan untuk

menemukan masalah yang terdapat dalam penelitian yang berhubungan

dengan kompetensi pedagogik guru PAUD.

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Pemahaman Guru Tentang Perkembangan Anak, Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran

Nama Guru :

a. Perkembangan anak usia 4-6 tahun b. Karakteristik anak usia 4-6 tahun

dari berbagai aspek seperti fisik, moral, sosial budaya, emosional, dan intelektual

1. Mengetahui teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme

2. Mengetahui karakteristik

belajar anak melalui;

a. Anak belajar sambil

(9)

bermain

b. Anak belajar dengan cara membangun

pengetahuannya sendiri c. Anak belajar secara alamiah d. Anak belajar jika ada yang

menarik baginya

b. Prinsip-prinsip pembelajaran

1. Berorientasi pada

perkembangan anak

2. Berorientasi pada kebutuhan anak

3. Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain

4. Berpusat pada anak

5. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar

6. Pembelajaran yang terpadu 7. Pembelajaran yang bersifat

demokratis

8. Mengembangkan kecakapan

(10)

Instrument Tes Tertulis

Pemahaman guru tentang perkembangan dan karakteristik anak, teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

Pertanyaan:

1. Jelaskan karakteristik anak berdasarkan aspek fisik?

2. Bagaimana karakteristik anak dilihat dari aspek moral?

3. Apakah aspek sosial budaya mempengaruhi proses pembelajaran? mengapa?

4. Jelaskan karakteristik emosional anak usia 4-6 tahun?

5. Jelaskan karekteristik aspek ntelektual anak?

6. Apa yang dimaksud dengan teori belajar behaviorisme?

7. Apa yang dimaksud dengan teori belajar kognitivisme?

8. Apa yang dimaksud dengan teori belajar kontruktivisme?

9. Apa yang dimaksud dengan anak belajar sambil bermain?

10.Bagaimana anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya sendiri?

11.Apa yang dimaksud dengan anak belajar secara alamiah?

12.Apa yang dimaksud dengan anak belajar jika ada yang menarik baginya?

13.Jelaskan dengan singkat prinsip pembelajaran yang berorientasi pada

perkembangan anak?

14.Seperti apa pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan anak?

15.Seperti apakah pembelajaran yang berpusat pada anak?

16. Apakah penggunaan media dan sumber belajar dibutuhkan oleh guru?

Mengapa?

17.Apa yang dimaksud dengan pembelajaran yang terpadu?

18.Jelaskan dengan singkat seperti apa pembelajaran yang bersifat demokratis

itu?

19.Bagaimana cara guru mengembangkan kecakapan hidup untuk anak dalam

proses pembelajaran?

20.Apa yang dimaksud dengan pembelajaran yang aktif, kreaktif, dan

(11)

2. Pedoman Studi Dokumentasi dan Observasi

Pedoman studi dokumentasi digunakan untuk melihat kemampuan guru dalam

membuat perencanaan pembelajaran, dan membuat penilaian proses dan hasil

belajar.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran

Nama Guru : Tanggal : Instansi :

No Komponen yang diobservasi Teknik

Pengumpulan Data

Skala Penilaian

4 3 2 1

1 a. Mampu menentukan tema pembelajaran b.Mampu menentukan indikator sesuai

tema pembelajaran

c. Mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat

d. Mampu menentukan media

pembelajaran yang tepat

e. Merumuskan akhir penilaian

(12)

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Guru : Tanggal : Instansi :

No Komponen yang diobservasi Skala

Penilaian

a. Mampu mengucapkan salam sebelum kegiatan

b. Mampu mengkondisikan anak sebelum memulai pembelajaran

c. Mampu mengkomunikasikan tema

pembelajaran yang akan dilaksanakan

d. Mampu dalam memilih strategi

pembelajaran

B.Kegiatan Inti

a. Mampu menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik, dan bermakna

b. Mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan

c. Mampu memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan indikator d. Mampu berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dalam berinteraksi dengan anak

C.Kegiatan Akhir

a. Mampu melakukan penilaian proses belajar

b. Mampu melakukan penilaian hasil belajar c. Mampu menutup kegiatan pembelajaran

(13)

Keterangan Skala Penilaian:

Pedoman Observasi Penilaian Pembelajaran Nama Guru :

Tanggal : Instansi :

No Komponen yang diobservasi Teknik

Pengumpulan Data

Skala Penilaian

4 3 2 1

1 Menyelenggarakan penilaian hasil belajar

a. Menentukan prosedur penilaian pembelajaran

b. Mampu mengembangkan instrument penilaian hasil belajar

c. Mampu menganalisa hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan

d. Melaksanakan penilaian proses belajar e. Melaksanakan penilaian hasil belajar

(14)

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus dengan dua tindakan. Dalam

penelitian ini peneliti bekerkasama dengan guru yang ada di PAUD Bee School dan

PAUD Grow Education. Pada setiap tindakan siklus memiliki langkah-langkah

penelitian yang dilakukan dalam model spiral penelitian tindakan yang disusun oleh

Hopkins (1993) yang terdiri dari perencanaan, tindakan dan pengamatan, refleksi dan

perbaikan rencana, kemudian dilanjutkan kesiklus berikutnya dengan dimulai rencana

baru dan dilanjutkan sesuai alur yang sama seperti pada siklus pertama.

Prosedur penelitian tindakan yang dipilih pada program In House Training,

dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dan guru. Dalam hal ini guru

berkolaborasi dengan peneliti membuat rancangan bersama-sama, dan selanjutnya

guru yang melaksanakan pada proses pembelajaran dan peneliti mengadakan

pengamatan. Adapun langkah-langkah prosedur program In House Training melalui

dua tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Tahap penelitan pendahuluan

Pada tahapan ini dilakukan observasi awal sebelum menyusun program yang

meliputi kemampuan guru dalam pemahaman perkembangan dan karakteristik anak,

teori-teori belajar, dan prinsip-prinsip pembelajaran, membuat perencanaan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan membuat penilaian proses dan hasil

belajar.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

tindakan kolaboratif model Spiral Penelitian Tindakan Hopkins sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dengan

melakukan observasi awal melalui tes tertulis, dan studi dokumentasi.

b. Melaksanakan tindakan program In House Training dengan memberikan

materi yang disusun berdasarkan kompetensi pedagogik guru yang mengacu

pada hasil observasi, tes tertulis, dan studi dokumentasi dalam workshop.

c. Melakukan observasi untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan setelah

(15)

d. Melakukan refleksi perencanaan perbaikan secara kolaboratif dengan guru

untuk lanjut kesiklus berikutnya.

Setelah selesai guru dan peneliti mengadakan refleksi dalam bentuk diskusi

yang bertujuan mengevaluasi dan merencanakan perbaikan untuk lanjut kepada siklus

berikutnya. Seperti digambarkan pada gambar dibawah ini:

Perencanaan

Refleksi

Tindakan / Obserasi

Perbaikan Rencana

Refleksi

Tindakan / Obserasi

Perbaikan Rencana

Refleksi

Tindakan / Obserasi

Dan Seterusnya

(16)

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah cara yang digunakan untuk melakukan penilaian melalui

pengamatan secara langsung dan sistematis. Pengamatan terhadap kemampuan

guru dalam proses pembelajaran terkait kompetensi pedagogik guru PAUD

dengan menggunakan pedoman observasi yang merupakan alat bantu berfungsi

untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi

juga diperlukan untuk dapat mengidentifikasi kendala-kendala masa lampau

yang belum pernah dapat dilihat dengan jelas pada waktu yang lalu.

(Suwarsih,2001:62)

2. Tes

Tes umumnya bersifat mengukur, walaupun beberapa bentuk tes psikologis

terutama tes kepribadian banyakyang bersifat deskriptif, tetapi deskriptifnya

mengarah kepada karakteristik atau kualifikasi tertentu sehingga mirip dengan

interpretasi dari hasil pengukuran. (Nana Syaodih, 2008:223).

Tes tertulis yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk melihat

kemampuan guru dalam pemahaman tentang perkembangan dan karakteristik

anak, teori-teori belajar, dan prinsip-prinsip pembelajaran yang terkait dalam

kompetensi pedagogik guru PAUD.

3. Studi dokumentasi

Dokumentasi artinya barang-barang tertulis yang didapati dalam melaksanakan

metode dokumentasi. Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku,

majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain-lain guna

untuk mendapatkan data (Suharsimi, 2006; 158). Studi dokumentasi dilakukan

untuk mengumpulkan informasi yang tersedia dalam bentuk dokumen.

Informasi tersebut berupa, Rencana Kegiatan Semester, Rencana Kegiatan

Mingguan (RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH), buku sumber yang

digunakan serta pengumpulan data berupa foto dan lain-lain yang diperlukan

(17)

kompetensi pedagogik guru di PAUD melalui penerapan program In House

Training.

Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisa data. Analisa data dalam

penelitian ini dilakukan terhadap data-data yang terkumpul melalui tes tertulis,

pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi. Untuk menganalisa data dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kolaboratif, dilakukan secara kualitatif dan

kuantitatif. Analisa kuantitatif digunakan untuk mengolah nilai kemampuan guru

yang didapatkan dari hasil tes tertulis, observasi, dan studi dokumentasi. Analisa

kualitatif yaitu bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta yang sesuai dengan data

yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi dalam

kompetensi pedagogik guru PAUD. Selain pengolahan data kuanlitatif dilakukan juga

analisis kualitatif deskriptif terhadap hasil observasi dan studi dokumentasi. Halini

dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh di lapangan. Data-data dari hasil

testertulis, observasi, dan studi dokumentasi disajikan secara deskriptif maupun tabel

agar lebih mudah dianalisis. Hasil data penelitian akan dianalisa secara mendalam

dengan menggunakan tiga tahapan yang dilakukan secara berulang-ulang sejak proses

pengambilan data dilakukan (Suryana, 2007,hlm. 9) yaitu: Reduksi Data, Display

Data, dan Analisa Data. Setelah itu dilakukan pengambilan kesimpulan dan verifikasi

guna meningkatkan keabsahan hasil yang sesuai dengan fokus penelitian di PAUD

(18)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil kompetensi pedagogik guru di PAUD Bee School dan PAUD Grow

Education Pada aspek pemahaman guru tentang perkembangan dan

karakteristik anak, teori-teori belajar, dan prinsip-prinsip pembelajaran

tergolong sedang. Pada aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta

penilaian proses dan hasil belajar berada pada kategori rendah. Sehingga

disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru yang ada di PAUD Bee School

dan PAUD Grow Education masih rendah dan diperlukan bantuan untuk

meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

2. Perencanaan program

Perencanaan program In House Training dilakukan berdasarkan pada analisis

kebutuhan guru di PAUD Bee School dan PAUD Grow Education, yang

dimulai dengan observasi awal, melihat kemampuan guru dalam membuat

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta kemampuan guru dalam

membuat penilaian proses dan hasil belajar, lalu memberikan tes tertulis

mengenai kemampuan guru dalam memahami perkembangan dan karakteristik

anak, teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang akan dijadikan

pedomen dalam menyusu rancangan pelatihan program In House Training.

3. Pelaksanaan program

Pelaksanaan program In House Training di PAUD Bee School dan PAUD

Grow Education berfokus pada peningkatan kompetensi pedagogik guru yang

dilakukan dengan memberikan pelatihan dan materinya berisikan pemahaman

guru tentang perkembangan dan karakteristik anak, teori-teori belajar, dan

prinsip-prinsip pembelajaran, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta

(19)

4. Profil kompetensi guru di PAUD Bee School dan PAUD Grow Education

setelah mengikuti program In House Training

Program In House Training yang dilakukan di PAUD Bee School dan PAUD

Grow Education Kota Pekanbaru, dan menghasilkan beberapa temuan, yaitu:

a. Program In House Training berhasil meningkatkan pemahaman guru

terhadap perkembangan dan karakteristik anak, teori-teori belajar, dan

prinsip-prinsip pembelajaran.

b. Program In House Training berhasil juga meningkatkan kemampuan guru

dalam membuat perencanaan pembelajaran dan penilaian proses dan hasil

belajar.

c. Program In House Training berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

d. Program In House Training berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam

membuat penilaian proses dan hasil belajar.

B. Rekomendasi

Tanpa mengabaikan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh seluruh guru

yang ada di PAUD Bee School dan PAUD Grow Education, peneliti

merekomendasikan beberapa hal baik terhadap kompetensi pedagogik guru maupun

dalam hal perencaan, pelaksanaan dan evaluasi dari program In House Training di

PAUD Bee School dan PAUD Grow Education Kota Pekanbaru, yang di uraikan

seperti berikut:

1. Rekomendasi untuk Lembaga PAUD

Sebaiknya dalam melaksanakan program In House Training dilakukan terus

menerus di tempat sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan guru, tanpa

harus mendatangkan pembicara dari luar. Sehingga kebutuhan guru dalam

peningkatkan kompetensi pedagogik bisa tercapai dengan baik. Bagi guru-guru

yang telah mengikuti program In House Training diharapkan dapat memberikan

pelatihan kepada guru baru atau guru yang belum mendapat kesempatan

(20)

2. Rekomendasi untuk Guru

Dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam hal memahami

perkembangan dan karakteristik anak, teori-teori belajar, dan prinsip-prinsip

pembelajaran, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian

proses dan hasil belajar, guru dapat terus belajar bersama dengan rekan sesama

guru ditempat sendiri.

3. Rekomendasi bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya terbatas pada peningkatan kompetensi pedagogik. guru

Oleh karena itu penelitian lebih lanjut dapat menfokuskan pada kompetensi

yang lainnya dan dapat dilakukan ditempat yang berbeda dengan penerapan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Barnawi dan Arifin, M. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan.Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Dariyo, A . (2013). Dasar-dasar Pedagogi Moderen.Jakarta: Penerbit PT Indeks

Fathurrohman, P. (2012). Guru Profesional. Bandung: Penerbit PT. RefikaAditama

Fathurrohman, P. (2007). Strategi Belajar Mengajar, Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam.Bandung: Penerbit PT RefikaAditama.

Melda. (2013). Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran di TK. Bandung. Tidak diterbitkan.

Melyloelhabox.blogspot.com. (2013).Teori Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini.

Moleong, L.J. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2012). Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasana, D. (2011). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Naim, N. (2009). Menjadi Guru Inspiratif.Jogyakarta: Pustaka Pelajar.

Novianti, R. Jurnal SOROT 8 (1) lembaga Pendidikan Universitas Riau ISSN 1907-364X, 95-104

Nugraha, D. (2013). Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pengasuh Paud di Kabupaten Ciamis. Bandung.Tidak diterbitkan.

Permendiknas No. 16 Tahun 2007. Tentang Standar Kompetensi Guru PAUD/TK/RA

Sadiman, S, dkk. (2008). Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

(22)

Suharsimi, A. (2006).Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Sukarjo, dan Komarudin, U. (2012). Landasan Pendidikan dan Konsep dan Aplikasinya.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Undang-Undang No.14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen

Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. PAUD

Wahyudin. (2009). Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Pembelajaran Bermutu.Bandung. Tidak diterbitkan.

Wibowo, A. (2012). Menjadi Guru Berkarakter. Jogyakarta: Pustaka Belajar

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pemahaman tersebut, maka guru juga diharapkan mampu mengenali setiap jenis kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing anak.. Namun sangat disayangkan ketika

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang dilaksanakan dengan melibatkan para guru TK di Kota Singaraja dinilai mampu untuk menambah pengetahuan dan juga

Capaian Kegiatan terkait IKK 1.1 di Triwulan 2 tahun 2021 telah berjalan beberapa kegiatan, berbeda dengan pengukuran pada TW 1 yang belum adanya kegiatan yang dilaksanakan

perkembangan kognitif anak pada siklus I masih rendah dengan rata-rata 60% hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala pada pelaksanaan pembelajaran diantaranya

Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat kinerja guru yang berstatus sebagai mahasiswa program studi PG PAUD FKIP Universitas Riau sebanyak 56 orang yang telah

Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat kinerja guru yang berstatus sebagai mahasiswa program studi PG PAUD FKIP Universitas Riau sebanyak 56 orang yang telah

Tahapan pelaksanaan dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan keamanan yang diperlukan di lingkungan BP PAUD Dikmas Provinsi Gorontalo. Setelah adanya identifikasi

Penguasaan Teknologi Informasi TI Guru tidak berpengaruh positif terhadap pemahaman Implementasi Kurikulum Merdeka Guru Hasil penelitian ini tidak mendukung pendapat yang