• Tidak ada hasil yang ditemukan

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK

KELOMPOK B TK NIRARTA III

Desak Made Rai Antari1, Md. Suara2, I.G.A Agung Sri Asri3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

Email : desak_antari@yahoo.com1, imadesuara@yahoo.co.id2, wayan.wiarta xgungasrix@gmail.com 3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif anak melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media kartu bergambar pada anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua tahun pelajaran 2014/2015. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini terdiri dari 24 orang anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua yang terdiri dari 12 anak laki- laki dan 12 anak perempuan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif sebesar 22%. Hal ini dapat di lihat dari rata-rata persentase perkembangan kognitif siklus I sebesar 60% dengan kriteria rendah meningkat pada siklus II menjadi sebesar 82% dengan kriteria tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media kartu bergambar dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua tahun pelajaran 2014/2015.

Kata-kata kunci: model inkuiri terbimbing, media kartu bergambar, perkembangan kognitif

Abstract

This study was aimed to find the improvement of children’s cognitive development by implying guided inquiry learning model assisted with picture cards to group B children at TK Nirarta III Benoa Nusa Dua an school year 2014/2015. This study was an Classroom Action Research (CAR) which conducted in two cycles. The subject of this study were 24 children in group B TK Nirarta III Benoa, Nusa Dua, which conducted 12 boys and 12 girls.

In collecting data, This study used observation method with observation sheet as the instrument of the collecting data. Data were analyzed by using descriptive statistical analisys method and quantitative descriptive analysis method.

The result shows the improvements in cognitive development is 22%. This improvements can be seen from cognitive development’s average percentage on first

(2)

cycle that reaches 60% with low criteria, improve to 82% at second cycle with high criteria.

Thus it can be concluded that the implementation of guided inquiry learning model assisted with picture cards can improve cognitive development on group B children TK Nirarta III Benoa Nusa Dua on school year 2014/2015.

Key words: guided inquiry learning model, picture card, cognitive development.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu bentuk pembangunan bangsa dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai penentu masa depan bangsa. Karena itu pendidikan memegang peranan yang sangat penting, salah satunya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan anak usia dini sebagai pondasi sebuah pembangunan bangsa yang pada saat ini mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan terletak pada bagaimana proses pendidikan itu diberikan sejak usia dini sehingga nantinya akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, beriman dan bertaqwa serta cerdas dan berkarakter berdasarkan pancasila dan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia.

Anak usia dini yang berada direntangan usia 0 sampai dengan usia 6 tahun memiliki perkembangan yang sangat potensial atau yang sering disebut masa emas (golden age) untuk menggali dan mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya. Pada masa ini anak dengan masa peka yang tinggi untuk belajar sehingga mencapai perkembangan yang optimal sebagai dasar dalam perkembangan-perkembangan di usia selanjutnya. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal berbentuk TK, RA, jalur pendidikan

nonformal berbentuk KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga.

Ada pun sistem pendidikan anak usia dini di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 bahwa: Struktur program kegiatan PAUD mencakup bidang pengembangan pembentukan prilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan.

Lingkup pengembangan meliputi: (1) nilai- nilai agama dan moral, (2) fisik, (3) kognitif, (4) bahasa, dan (5) sosial emosional.

Kegiatan pengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan aspek yang lain, menggunakan pendekatan tematik.

Salah satu dari kelima aspek perkembangan tersebut adalah aspek perkembangan kognitif, dimana perkembangan kognitif anak harus dikembangkan secara seimbang dan sejalan dengan aspek-aspek yang lainnya.

Dalam kehidupan anak selanjutnya perkembangan kognitif memegang peranan yang sangat penting agar anak dapat melakukan berbagai kegiatannya khususnya dalam kegiatan yang memerlukan tenaga pikiran, dan membantu anak menjadi anak yang kreatif dan inovatif.

Anak merupakan investasi masa depan yang sudah seharusnya diberikan dukungan dan upaya dalam pencapaian perkembangan yang optimal khususnya dalam perkembangan kognitif sehingga anak dengan perkembangan kognitif yang lebih baik akan lebih mampu dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Menurut Sujiono (2014:1.3) menyatakan bahwa, “kognitif ialah suatu proses berpikir dalam kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau

(3)

peristiwa”. Setiap manusia melewati tahap perkembangan kognitif secara berbeda antara manusia satu dengan manusia lainnya. Terutamanya lagi pada anak usia dini diperlukan suatu kondisi yang kondusif dalam menunjang perkembangan kognitifnya sehingga dapat mencapai perkembangan yang maksimal dengan salah satunya adalah penerapan model dan media belajar yang tepat yang sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga perkembangan kognitif anak dapat tercapai dengan optimal.

Observasi dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2014 di TK Nirarta III yaitu pada kelompok B Semester I yang berada di kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan yang lebih dikenal dengan nama Nusa Dua, dan wawancara dengan guru kelompok B yaitu Ni Ketut Riantini pada tanggal 17 Oktober 2014. Berdasarkan hasil temuan di lapangan bahwa rata-rata perkembangan kognitif anak masih berada pada kategori rendah. Pengembangan kognitif anak belum optimal, hal ini ditunjukkan pada observasi langsung yang telah dilakukan dengan mendapatkan informasi seperti berikut: 1) metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas kurang menarik, 2) media pembelajaran tidak mampu menarik minat anak, 3) banyak anak tidak memperhatikan penjelasan dari guru, 4) kegiatan lebih terpaku pada teknik penugasan dengan buku paket.

Berdasarkan gambaran tersebut di atas dapat diketahui bahwa adanya ketimpangan antara tujuan dari kurikulum pendidikan anak usia dini yang seharusnya perkembangan anak dapat mencapai perkembangan yang optimal namun pada kenyataannya anak kelompok B TK Nirarta III perkembangan kognitif anak belum mencapai perkembangan yang optimal yaitu masih pada kategori rendah. Dari permasalahan tersebut maka model pembelajaran yang dapat diupayakan sebagai jalan keluar adalah dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media kartu bergambar.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitiannya adalah apakah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantuan media kartu bergambar dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua tahun pelajaran 2014/2015?

Dari rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media kartu bergambar pada anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua tahun pelajaran 2014/2015.

Ada pun manfaat yang ingin di peroleh dalam penelitian ini adalah 1) manfaat praktis (a) Bagi Anak. Melalui pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media kartu bergambar dapat lebih meningkatkan perkembangan kognitif anak, (b) Bagi Guru. Dapat meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak, dan sebagai bahan informasi bagi guru TK yang berminat dalam penelitian lanjutan yang relevan dalam pembelajaran di TK. (c) Bagi Kepala Sekolah. Sebagai motivasi dan diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang pengembangan model dan media belajar dalam menerapkan pembelajaran di Taman Kanak-kanak dan dapat dijadikan masukan dalam mengambil suatu kebijakan tepat dalam pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan para guru. (d) Bagi Peneliti Lain. Dapat digunakan sebagai model bahwa proses belajar megajar di Taman Kanak-kanak lebih mengutamakan dan mengoptimalkan penggunaan media, dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian tentang media yang inovatif.

METODE

Tempat akan dilaksanakan penelitian ini adalah di TK Nirarta III pada siswa kelompok B Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, dengan rentang waktu sekitaran semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B semester II di TK Nirarta III, Benoa kecamatan Kuta Selatan tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Dan objek dari

(4)

penelitian ini adalah perkembangan kognitif melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media kartu bergambar.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research (CAR). Menurut Agung (2010:3) menyatakan bahwa “PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatakan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional”. Penelitian ini merupakan PTK karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan penerapan suatu pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan anak. Dipilihnya PTK karena penelitian ini akan melakukan perbaikan kualitas proses pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan anak dengan melakukan refleksi dan perbaikan pada tiap siklus penelitian. Perbaikan kualitas proses pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua tahun pelajaran 2014/2015.

Dalam pelaksanaan penelitian ini dirancang dalam model siklus. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arikunto (2009:16)bahwa dalam pelaksanaan siklus tersebut terdiri dari empat tahapyaitu: 1) tahap perencanaan, 2)tahappelaksanaan,3)tindakan/observasi, 4) refleksi. Setiap tahapan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena satu tahapan akan mempengaruhi tahapan yang lainnya.

Ada pun ke-empat tahapan pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan Perencanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut. a. Menentukan metode yang akan diterapkan dalam upaya peningkatan perkembangan anak sesuai dengan masalah perkembangan anak. b.

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah

ditetapkan yang meliputi pembuatan peta konsep sesuai tema pembelajaran, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), dan Rencana Kegiatan Harian (RKH). c.

Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. d. Menyiapkan instrumen penelitian. 2) Pelaksanaan Tindakan. Suatu tindakan atau penerapan metode pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas proses pembelajaran guna meningkatkan aspek pekembangan anak. Dalan tindakan ini yang dimaksudkan untuk meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media kartu bergambar dalam pembelajaran yang akan dilangsungkan baik di pembuka, inti maupun penutup pembelajaran. Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan tindakan yaitu: a. Menulis tema dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai b.

Membagi anak dalam kelompok (tiga kelompok dengan anggota kelompok masing-masing 8 anak) c. Mempersiapkan kartu bergambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. d. Memperlihatkan kartu bergambar dan mengajak anak untuk mengamati dan menganalisis gambar pada kartu tersebut e. Membagikan lembar kegiatan kepada anak terkait dengan materi yang telah disajikan dalam bentuk gambar f. Menyimpulkan materi yang sudah disajikan. 3) Observasi/Evaluasi. Dalam melakukan observasi untuk mengetahui apakah proses pembelajaran dapat beralan sesuai rencana serta mengetahui hasil dari proses pembelajaran tepatnya untuk mengetahui perkembangan kognitif yang telah tercapai dilakukan secara bersama- sama oleh peneliti dengan guru kelas atau bersifat kolaboratif dimana guru membantu peneliti dalam melakukan observasi dan memberikan hasilnya karena peneliti tidak dapat melakukan observasi secara bersamaan terhadap semua jumlah anak yang dijadikan subjek penelitian. a.

Mengobservasi proses pembelajaran dari awal sampai penutup, b. Memberi penilaian terhadap siswa setelah proses pembelajaran selesai sesuai dengan lanngkah-langkah model pembelajaran

(5)

inkuiri terbimbing. 4) Refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengetahui dan mengkaji hasil tindakan pada siklus I tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk peningkatan perkembangan kognitif anak. Melaui refleksi tersebut agar dapat diketahui hal-hal yang menjadi kendala serta dampak dari pada tindakan tersebut dalam proses pembelajaran untuk dilakukan upaya sebagai pemecahannya atau perbaikan pada rencana siklus II.

Variabel merupakan sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini hanya melibatkan satu variabel bebas (independent variabel) dan satu variabel terikat (dependent variabel). Menurut Agung (2011:43), “variabel bebas yaitu satu atau lebih dari variabel-variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung”. Variabel terikat ialah kondisi yang berubah ketika eksperimen menginteruksi atau mengganti variabel bebas (Riyanto, 2001:40). Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah a.

Variabel bebas : Model pembelajaran inkuiri terbimbing b. Variabel terikat:

Perkembangan kognitif.

Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian, diperlukan suatu metode tertentu untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Metode pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah metode observasi.

Observasi atau pengamatan merupakan proses pengumpulan data dengan menggunakan alat indera. Data yang direkam perlu segera dicatat ataau direkam. dalam rangka penilaian, observasi dilakukan dengan bantuan perekaman atau pencatatan secara sistematik gejala-gejala tingkah laku yang tampak. Menurut Agung (2012:61) “metode observasi ialah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang sesuatu objek tertentu”. “Metode observasi adalah metode pengumpulan data penelitian dengan melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti” (Dimyati, 2013:92).

Dari pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode observasi sangat tepat digunakan untuk mengumpulkan data tentang perkembangan kognitif anak dan hasilnya dapat dicatat atau direkam.

Berikut ini adalah tabel metode pengumpulan data tentang perkembangan kognitif anak pada kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua.

Tabel 1: Tabel Metode Pengumpulan Data

No Variabel Metode Instrumen Sumber Data Sifat Data 1 Perkembangan

kognitif

Observasi Lembar observasi

Anak Interval (skor)

Tabel 2: Tabel Skor Penilaian Perkembangan Anak

Simbul Nilai Makna Nilai Skor

Belum Berkembang (BB) 1

Mulai Berkembang (MB) 2

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 Berkembang Sangat Baik (BSB) 4 Dalam mengumpulkan data, diperlukan

instrument pengumpulan data. Instrumen pengumpulan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lembar observasi.

Lembar yang digunakan adalah rubrik penilaian perkembangan kognitif.

(6)

Rubrik penilaian perkembangan kognitif disajikan dalam bentuk tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Tabel Rubrik Penskoran Perkembangan Kognitif

No Indikator Skor

1 2 3 4

1. Pengenalan huruf vocal dan konsonan (Melengkapi kata dengan menulis huruf yang sesuai

2. Menunjuk, mengelompokkan benda yang jumlahnya sama, lebih banyak, lebih sedikit, dari 2 kumpulan benda (Memasangkan gambar yang jumlahnya sama dengan menarik garis)

3. Memperkirakan ukuran berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3 pola yang berurutan missal:merah putih,biru,merah,putih,biru,merah,…/ABCD-ABCD (Meniru pola yang sudah ada yaitu bentuk segi empat, lingkaran, segi empat panjang, segitiga,) 4. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara

menurut ci-ciri tertentu missal: menurut warna, bentuk, ukuran (Mewarnai merah pada gambar benda yang lebih besar dan mewarnai biru pada gambar benda yang lebih kecil)

5. Menyebutkan dan menceritakan perbedaan dua buah benda(Mebedakan dua buah gambar)

(Sumber: Diimplementasi dari Dimyati, 2013:95)

Keterangan:

1 = Belum Berkembang ( ) 2 = Mulai Berkembang ( )

3 = Berkembang Sesuai Harapan ( ) 4= Berkembang Sangat Baik ( )

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, metode analisis statistik deskriptif, dan metode deskriptif kuantitatif.

Kedua jenis metode analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1) Metode Analisis Statistik Deskriptif. Menurut Agung (2012:67) mengemukakan bahwa: Metode analisis statistik deskriptif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriftif seperti, distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata, median, modus, dan standar deviasi untuk menggambarkan suatu objek/variable tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan umum.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode analisis statistik deskriptif adalah cara mengolah data dengan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif untuk memperoleh kesimpulan umum. Dalam penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan kedalam: a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung modus (Mo), c) menghitung median (Me), d) menghitung Mean atau angka rata-rata (M), dan e) menyajikan data ke dalam grafik polygon. 2) Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif. Menurut Agung (2010:9) “metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun dengan secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum”.

Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui atau menentukan tinggi

(7)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

42,5 48,5 54,5 60,5 66,5 72,5 rendahnya tingkat perkembangan kognitif

anak, dengan menggunakan pedoman konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Rumus yang digunakan adalah:

M(%) = 

 

SMI

M x 100% (1) Keterangan:

M(%) = Rata-rata Persen M = Rata-rata skor

SMI = Skor Maksimal Ideal

Tingkatan perkembangan kognitif anak dapat ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata-rata persen kedalam PAP skala lima dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3 Tabel Pedoman Konversi PAP Skala Lima Tentang Tingkatan Perkembangan Kognitif

Presentase (%) Kriteria Perkembangan Kognitif

90-100 Sangat Tinggi

80-89 Tinggi

65-79 Sedang

55-64 Rendah

0-54 Sangat Rendah

(Agung, 2013:107) Kriteria keberhasilan penelitian

tindakan kelas ini adalah dengan meningkatnya perkembangan kognitif dengan minimal katagori sedang yaitu berkisar pada angka 65-79% pada anak kelompok B di TK Nirarta III Benoa, Kuta Selatan tahun pelajaran 2014/2015.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus I dilaksanakan yaitu 4 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan penilaian terhadap perkembangan kognitif pada anak kelompok B yang berjumlah 24 anak. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan berdasarkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan sebelumnya.

Data anak pada perkembangan kognitif disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean, median, modus dan grafik poligon dan membandingkan rata-rata dengan model PAP skala lima.

Dari hasil analisis data statistik deskriptif pada siklus I diperoleh Mean sebesar 60, Median sebesar 58, Modus sebesar 55 untuk data perkembangan kognitif. Berikut ini adalah grafik perkembangan kognitif anak pada siklus I.

Berikut adalah grafik perkembangan kognitif pada siklus I.

Gambar 2. Gambar Grafik Polygon Perkembangan Kognitif kelompok B pada siklus I

Berdasarkan gambar grafik poligon tersebut dapat dilihat Mo˂Me˂M (55 ˂ 58 ˂ 60), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data pada siklus I merupakan kurva juling positif yang menunjukkan bahwa sebagian besar skor perkembangan kognitif pada anak cenderung rendah

. Untuk menghitung tingkat perkembangan kognitif anak dapat dihitung dengan

M d= 58

Mo= 55 M = 60

(8)

membandingkan rata-rata persen (M%) dengan Kriteria Pedoman Acuan Patokan (PAP) skala 5.

Nilai M% = 60% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima, M% berada pada tingkat penguasaan 55- 64%, yang berarti perkembangan kognitif pada siklus I berada pada kriteria rendah.

Dari hasil observasi yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat beberapa kendala yang mengakibatkan perkembangan kognitif anak masih berada pada katagori rendah.

Dengan demikian masih perlu ditingkatkan pada siklus II.

Adapun kendala-kendala yang ditemukan peneliti saat menerapkan siklus I adalah sebagai berikut. 1) Anak masih bingung dengan model pembelajaran yang diterapkan. 2) Beberapa anak kurang memperhatikan penjelasan guru, sehingga strategi mengajar perlu ditingkatkan.

Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala diatas adalah sebagai berikut. 1) Menjelaskan secara rinci kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan demikian anak lebih paham dengan pembelajaran yang dilaksanakan. 2) Memberikan penguatan dan perhatian kepada anak sehingga anak lebih tertarik dan bisa konsentrasi mengikuti kegiatan pembelajaran.

Siklus II dilaksanakan 4 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan penilaian terhadap perkembangan kognitif pada anak kelompok B yang berjumlah 24 anak. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan sebelumnya dan sesuai dengan kendala-kendala yang ditemukan pada siklus I maka pada penerapan pembelajaran di siklus II juga diterapkan pemecahan masalahnya yaitu menjelaskan secara rinci kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan demikian anak lebih paham dengan pembelajaran yang dilaksanakan serta memberikan penguatan, motivasi dan perhatian kepada anak agar lebih tertarik dan bisa konsentrasi mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan perkembangan kognitif anak dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Data perkembangan kognitif anak disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean, median, modus dan grafik poligon dan membandingkan rata-rata dengan model PAP skala lima.

Dari hasil analisis data statistik deskriptif pada siklus II diperoleh Mean sebesar 82, Median sebesar 84, Modus sebesar 87 untuk data perkembangan kognitif. Berikut ini adalah grafik perkembangan kognitif anak pada siklus II.

Gambar 3: Gambar Grafik Polygon Perkembangan Kognitif kelompok B pada siklus II

Berdasarkan perhitungan dari gambar grafik poligon diatas terlihat M <

Me< Mo (82 < 84 < 87), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data perkembangan kognitif pada siklus II merupakan kurva juling negatif.

Untuk menghitung tingkat per- kembangan kognitif anak dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan Kriteria Pedoman Acuan Patokan (PAP) skala 5.

Nilai M% = 82 % yang dikonversikan ke dalam PAP skala 5, M%

berada pada tingkat penguasaan 80-89%, yang berarti perkembangan kognitif pada siklus II berada pada kriteria tinggi.

Melalui perbaikan proses pembelajaran dan pelaksanaan siklus II

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

62,5 68,5 74,5 80,5 86,5 92,5

M = 82 Me = 84 84.2581,8 M = 87

(9)

telah terjadi adanya peningkatan pada perkembangan kognitif anak. Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut. 1) Anak sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan dan lebih tertarik dengan media kartu bergambar dibandingkan dengan media yang digunakan sebelumnya. 2) Anak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan lebih tenang. 3) Anak mulai senang mengamati kartu bergambar.

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri terbimbing untuk meningkatkan perkembangan kognitif sudah berlangsung sesuai dengan perencanaan dan telah mencapai indikator keberhasilan. Melalui pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II sebagai tindak lanjut dari kendala yang ditemukan pada siklus I, sehingga dapat terjadi peningkatan perkembangan

kognitif pada anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata persentase (M%) dari siklus I ke siklus II, sehingga penelitian ini cukup sampai disiklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Berdasarkan penyajian hasil analisis data menggambarkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan perkembangan kognitif diperoleh rata-rata pada siklus I sebesar 60% dan rata-rata pada siklus II sebesar 82%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan presentase rata-rata anak dari siklus I ke siklus II sebesar 22%.

Adapun ringkasan hasil penelitian terhadap perkembangan kognitif pada anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua adalah disajikan pada tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4 Tabel Ringkasan Hasil Penelitian Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua

Tahapan Siklus I Kategori Siklus II Kategori

M (Mean) 60 Rendah 82 Tinggi

M (%) 60% Rendah 82% Tinggi

Me (Median) 58 84

Mo (Modus) 55 87

Berdasarkan penyajian hasil analisis

data menggambarkan bahwa

perkembangan kognitif anak pada siklus I masih rendah dengan rata-rata 60% hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala pada pelaksanaan pembelajaran diantaranya adalah 1) Anak masih bingung dan belum bisa konsentrasi dalam mengikuti model pembelajaran yang diterapkan. 2) Beberapa anak kurang memperhatikan penjelasan guru dan banyak anak yang masih lain-lain atau bermain.

Dengan adanya kendala tersebut maka pada siklus II pelaksanaan kegiatan pembelajaran perlu ditingkatkan dengan cara sebagai berikut: 1) Menjelaskan secara rinci kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan demikian anak lebih paham dengan pembelajaran yang dilaksanakan. 2) Anak dikelompokkan menjadi 3 kelompok dengan masing- masing kelompok terdiri dari 8 anak.

Pengelompokan ini dilakukan secara heterogen yaitu tiap kelompok terdiri dari anak-anak yang memiliki petensi dan jenis kelamin yang berbeda. 3) Memberikan penguatan, motivasi dan perhatian kepada anak sehingga anak lebih tertarik dan bisa konsentrasi mengikuti kegiatan pembelajaran, misalnya dengan mengatakan akan memberikan bintang empat pada anak yang giat dan memberikan kesempatan bermain atau istirahat lebih dahulu bila sudah menyelesaikan tugas dengan baik dan tidak rebut saat belajar.

Dengan pemecahan masalah atau solusi tersebut penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media kartu bergambar dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak pada siklus II dengan penyajian hasil analisis data diperoleh rata-rata sebesar 82%. Hal tersebut menunjukkan adanya

(10)

peningkatan persentase rata-rata anak dari siklus I ke siklus II sebesar 22%.

Dengan demikian perlu diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan perkembangan kognitif secara berkelanjutan dan intensif. Dan dapat diterapkan pada pekembangan kognitif indikator yang lain dengan media atau kegiatan yang lebih kreatif.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa “terdapat peningkatan perkembangan kognitif anak kelompok B TK Nirarta III Benoa Nusa Dua setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing sebesar 22%. Hal ini diketahui dari peningkatan rata-rata persentase anak siklus I sebesar 60% menjadi sebesar 82%

pada siklus II yang berada pada katagori tinggi”.

Berdasarkan hasil simpulan adapun saran-saran yang dapat diajukan sesuai dengan manfaat praktis dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut. 1) Kepada Kepala Sekolah, agar merekomendasikan kepada guru-guru untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri karena dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak.

2) Kepada guru, dalam proses pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak kelompok B. 3) Kepada peneliti lain yang tertarik dengan hasil penelitian ini dapat menggunakan penelitian ini dengan meneliti permasalahan dalam lingkup perkembangan kognitif dengan indikator yang lain.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. Gede. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Analisis Data Dalam PTK). Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha.

---, 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar.

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

---, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sujiono, Yuliani Nurani dkk. 2014. Metode Pengembangan Kognitif. Edisi Pertama Cetakan ke dua belas.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Depatemen Pendidikan Nasional. 2009.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 58 Th 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Gambar

Tabel 1: Tabel Metode Pengumpulan Data
Tabel 3 Tabel Pedoman Konversi PAP Skala Lima Tentang Tingkatan Perkembangan  Kognitif
Gambar 3:  Gambar  Grafik  Polygon  Perkembangan  Kognitif  kelompok  B  pada siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Kenyataan ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan media kartu angka bergambar ternyata sangat efektif untuk

kegiatan menyimak dalam penerapan siklus II, anak-anak cenderung sedikit bosan dalam kegiatan menyimak karena penggunaan media boneka jari dengan bahan yang sama

Untuk itulah pada kesempatan ini dirancang sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Bamboo Dancing Berbantuan Media Gambar untuk

pembelajaran yang dapat diberikan kepada anak, salah satunya adalah outdoor activity, dengan memberikan kegiatan diluar kelas akan membuat anak tidak merasa bosan

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana disajikandalam BAB IV di depan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran langsung (Direct

Mengembangkan media secara sederhana yang aman, murah, dan mudah dibuat adalah salah satu media yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan anak dan pengembangan

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Tyasari (2008:1) menyatakan bahwa, “mozaik merupakan kerajinan yang dibentuk dari kepingan atau pecahan keramik, kaca atau kertas

Menurut Agung (2010:2) menyatakan, PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan ter- tentu agar dapat memperbaiki