• Tidak ada hasil yang ditemukan

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE BERMAIN MELALUI PERMAINAN REBUT TEMPAT DENGAN MEMANFAATKAN VARIASI

MEDIA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A

TK IKAL WIDYA KUMARA DENPASAR

Kadek Junia Dwi Antariyani1, I Ketut Adnyana Putra2, Ni Wayan Suniasih3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : juniaantaryani@gmail.com1, adnyana_putra54@yahoo.com2, wyn_suniasih@yahoo.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak setelah diterapkan metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media kelompok A TK Ikal Widya Kumara Denpasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah 17 orang anak kelompok A semester 2 TK Ikal Widya Kumara Denpasar Tahun Ajaran 2014/2015. Data penelitian perkembangan kognitif dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan instrumen yang berupa lembar observasi.

Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif, dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif dengan penerapan metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media diperoleh rata-rata pada siklus I sebesar 59,02% yang berada pada kriteria “rendah” mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,52%

tergolong “kriteria tinggi”. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase rata-rata anak dari siklus I ke siklus II sebesar 23,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok A semester 2 TK Ikal Widya Kumara Denpasar.

Kata-kata kunci: bermain,rebut tempat,perkembangan kognitif.

Abstract

This research is aimed to know about the improment of the children cognitive development after the application of playing method throvgh by using a variety of media in group A TK Ikal Widya Kumara Denpasar applicd. The type of this researeh is classroom action research (CAR) this was implemented in two cycles. The subject of the research were 17 group A Children in Semerter 2 of TK Ilak Widya Kumara in the school year of 2014/2015. The research data of cognitive development in this research was assen bled by using observation and interview methods by the instruments which formed in some observation sheet. The research result data was analyzed by vsing descripfive statistic analysisi and quantitative descriptive methods. The reserchs result data was analyzed by descriptive analysis and quantative descriptive methods. The result of data analysis showed that . there was an improvement of the childrens cognitive development by the application of plase playoof game method by ising a variety of media, obtained the average of cycle is 59,2%, which belong to “ low criteria “ was increased in cyde II to 82,52%,and it was belong to “ high critera”. It showed that there is an improve ment of the childen average percentage from cycle I to cycle II for

(2)

23,5%.from the result, it can be concluded that the application of media can increase the cognitive development of semester 2 group children in TK Ikal Widya Kumara.

Key words: playing,place playoff ,cognitive development

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya fikir dan daya cipta), sosial-emosional (sikap dan prilaku serta beragama), dan bahasa sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Latif dkk (2013 : 3) mengatakan “PAUD sebagai pendidikan yang di selenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan”.

Anak usia dini berada dalam rentang usia 0-6 tahun, pada masa ini merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek yang sedang mengalami masa cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Pada rentang usia anak ini merupakan perkembangan yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadan seorang anak.

Dalam pendidikan anak usia dini ada 5 aspek perkembangan. Menurut Rini dkk (2009 : 1.9) menyatakan “Pembelajaran aspek-aspek perkembang-an akan dibagi kedalam lima kelompok besar yaitu aspek fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, serta moral dan agama“ yang perlu dikembangkan salah satunya adalah kemampuan kognitif. Tujuan pembelajaran kognitif bagi anak ialah membantu pemahaman anak tentang konsep dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Di dalam melatih kemampuan kognitif pada anak, guru dituntut untuk aktif dan kreatif dalam menyusun pembelajaran dan media untuk di implementasikan atau diterapkan kepada anak. guru adalah pendidik yang paling bertanggu jawab atas keberhasilan anak dalam mengikuti pembelajaran, apabila proses pembelajaran tidak dirancanakan

secara matang,hal ini akan berakibat pada kegagalan proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi langsung di TK Ikal Widya Kumara Denpasar pada hari Senin 23 Ferbuari 2015 anak kelompok A ditemukan bahwa pembelajaran kurang kondusif, sehingga anak cepat merasa bosan dan dalam pembelajaran keseharian anak hanya terfokus dalam kelas. Untuk mengotimalkan perkembangan kognitif pada anak tersebut, maka guru harus aktif dan kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran. Tidak hanya pembelajaran dilakukan dikelas saja melainkan pembelajaran juga bisa dilakukan di luar kelas, yang dapat melatih kognitif pada anak usia dini.

Dengan mengetahui berbagai padangan penurut para ahli tentang perkembangan kognitif maka wawasan mengenai perkembangan kognitif akan lebih luas. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak ialah dengan menggunakan metode bermain. Bermain merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan banyak permainan didalamnya sebagai media untuk meningkatkan perkembangan kognitif. Menurut Wiyani (2012 : 93) mengatakan “bermain diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa mem- pergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan dan dapat menggunakan imajinasi anak”.

Selain menggunakan metode pembelajaran yang tepat, penggunaan media juga menentukan kegiatan pembelajaran ditaman kanak-kanak.

Salah satu yang dapat digunakan untuk meningkatkan kognitif anak adalah dengan permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media. permainan rebut tempat adalah permainan yang diiringi dengan musik yang dapat membuat anak fokus pada pembelajaran setelah musik mati anak berebut kursi atau media lain yang dapat divariasikan

(3)

oleh guru namun tidak semua anak mendapatkan kursi, anak yang tidak mendapatkan kursi atau media lain, diberikan pertanyaan oleh guru sebagai hukuman dan hukuman yang diberikan harus bersifat medidik.

Berdasarkan paparan tersebut, maka dilakukan suatu penelitian tentang metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media untuk meningkatkan perkembang- an kognitif pada anak usia dini. Untuk itulah direncanakan sebuah penelitian tidakan kelas (PTK) yang berjudul

“Penerapan Metode bermain Melalui Permainan Rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Pada Anak Kelompok A Semester 2 TK Ikal Widya Kumara Denpasar Tahun Ajaran 2014/2015.

Pada hasil wawancara dengan guru kelas di TK Ikal Widya Kumara Denpasar , diperoleh beberapa informasi bahwa 1) jumlah anak kelompok A adalah 17 orang, 2) jumlah guru kelompok A adalah 1 orang, 3) ditemukan bahwa kemampuan kognitif anak di kelompok A masih kurang sehingga kegiatan pembelajaran belum mencapai tingkat capaian perkembangan anak. 4) partisipasi anak dikelas hanya 3 sampai 4 anak saja yang aktif pada suatu pembelajaran dan mendapatkan bintang 3. Pada kenyataannya di kelompok A anak masih kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, Padahal jika dilihat dari kemampuan masing-masing anak, anak mampu menyampaikan pendapatnya. Namun hal ini menjadi kendala karena kurangnya variasi dalam merangsang anak untuk berpartisipasi untuk menyampaikan pendapatnya. kriteria maksimal dalam tanda setiap kegiatan pembelajaran adalah bintang, sehingga disinilah guru harus memberikan beberapa stimulasi atau rangsangan agar anak tidak hanya duduk dan diam mendengarkan anak lain bercerita. Dengan bermain anak akan lebih aktif dan berani tampil didepan kelas Diharapkan dengan metode pembelajar- an yang tepat dan bervariasi bagi anak usia dini yang cenderung enggan berpartisipasi di kelas dapat meningkat- kan kepercayaan diri anak serta

mengasah lima aspek perkembangan yang dimiliki anak terutama perkembangan kognitif.

Salah satu metode pembelajaran yang diterapkan yakni motode bermain.

Metode bermain dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan didalam ataupun di luar kelas, menurut Adelia Vera (2012 : 126) mengatakan “ metode bermain merupakan cara menyajikan mata pelajaran di luar kelas, dalam metode ini para siswa diajak bermain untuk memporoleh atau menemukan pengertian atau konsep, sebagamana yang di jelaskan dalam buku pelajaran tertentu. “ melalui bermain diharapkan seluruh potensi kecerdasan anak dapat dikembangkan.

Anak bermain dengan mengunakan mainan yang konkret (nyata). Dengan mainan tersebut anak akan belajar banyak hal seperti warna, ukuran, bentuk, besar kecil, berat ringan, kasar halus selain itu anak juga akan belajar mengelompokan benda, cirri-ciri benda dan sifat-sifat benda. Kemampuan anak untuk belajar tersebut akan terus terbangun baik saat anak-anak bermain maupun saat mereka beres – beres setelah bermain.

Yuliani (2009 :145) menggambarkan empat prinsip bermain, yaitu : 1) Dalam bermain anak mengemukakan sistem untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka mencapai tujuan yang lebih kompleks, 2) Kemampuan untuk menempatkan persepektif orang lain melalui aturan-aturan dan menegosiasikan aturan bermain, 3) Anak menggunakan replika untuk menggantikan objek nyata,lalu mereka menggunakan objek baru yang berbeda. Kemampuan menggunakan simbol termasuk dalam perkembangan berpikir abstrak dan imajinasi, 4) Kehati-hatian bermain mungkin terjadi, karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah ditemukan bersama teman mainnya.

Dengan berbantuan media rebut tempat yang digunakan dalam metode bermain ini diharapkan berpengaruh baik karena tidak hanya perkembangan fisik motorik anak saja yang dilatih, namun juga perkembangan kognitif juga dapat diasah. Media rebut tempat menurut Supeno (2008: 216) yaitu “permainan

(4)

rebut tempat ini diiringi dengan musik, musik merupakan alat pendidikan yang dapat membantu memfokuskan perhatian anak dan meningkatkan level energi fisiknya. Musik dapat menciptakan suasana positif yang akan membantu mereka untuk fokus pada pembelajaran.

Permainan ini juga dapat divariasikan dengan mengubah jarak antara anak dan objek yang direbut target yang merupakan objek yang terdiri dari kursi, pohon- pohonan atau benda apa saja yang tidak membahayakan”.

Media yang digunakan bervariasi yaitu kursi yang ada dikelas, pohon, bola dan media lain yang banyak bisa dimanfaatkan. Metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media yang diterapkan pada penelitian ini dapat melibatkan semua anak dengan kemampuannya masing-masing yang tentunya dapat mengembangkan keterampilan kreatifnya.

Untuk mengetahui secara pasti apakah metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak, maka dari itu perlu dilakukan penelitian melalui judul, “penerapan metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok A semester 2 TK Ikal Widya Kumara Denpasar tahun ajaran 2014/2015”. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. Apakah Penerapan metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dapat Meningkatkan Perkembangan kognitif pada Anak Kelompok A semester 2 TK Ikal Widya Kumara Denpasar Tahun Ajaran 2014/2015?

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan Perkembangan kognitif setelah diterapkan metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media pada Anak Kelompok A semester 2 TK

Ikal Widya Kumara Denpasar Tahun Ajaran 2014/2015.

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat penelitian baik dari segi teoritis dan segi praktis yakni, (1) Manfaat Teoretis (a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat ber- manfaat untuk pengembangan teori pendidikan khususnya model-model pem- belajaran di PAUD. (b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pendidikan, khusus- nya pada pengembangan metode bermain. (2) Manfaat Praktis (a) Bagi anak, sebagai alternatif dalam belajar untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan kognitif. (b) Bagi guru, sebagai strategi dalam menemukan alternatif pembelajaran untuk memperoleh prestasi belajar anak yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. (c) Bagi sekolah, penerapan metode bermain melalui kegiatan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dapat memperkaya metode pembelajaran yang digunakan di sekolah dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. (d) Bagi peneliti lain, sebagai bahan informasi atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang lain berkaitan dengan metode bermain.

METODE

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertent agar dapat memperbaiki dan atau meningkat- kan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional (Agung, 2010:3).

Subjek dari penelitian ini adalah anak kelompok A di TK Ikal Widya Kumara Denpasar yang terdiri 17 orang anak dan terdiri dari 9 orang perempuan dan 8 orang laki-laki. Alasan dilakukannya penelitian di kelompok A karena kemampuan kognitif anak di kelompok A masih kurang. Adapun objek penelitian ini adalah metode bermain melalui kegiatan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dan perkembangan kognitif

(5)

anak kelompok A di TK Ikal Widya Kumara Denpasar tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas secara bersiklus.

Menurut Agung (2010:06) model penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen yaitu rencana, tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi.

Dalam penelitian ini, peneliti sekaligus menjadi praktisi (yang memberikan tindakan) dan berkolaborasi dengan guru.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui prosedur penelitian tindakan kelas dibawah

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan metode observasi atau pengamatan. Metode observasi atau pengamatan digunakan untuk me- ngumpulkan data tentang perubahan ranah psikomotorik seperti : keaktifan belajar, kegairahan, kedisiplinan, kerja- sama, prakarsa, tanggung jawab dalam proses pembelajaran dengan tindakan tersebut (Agung, 2010:8).

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam metode observasi ini adalah lembar observasi. Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dan alamiah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kognitif pada anak kelompok A. Pedoman observasi disusun untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan metode

bermain melalui kegiatan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media.

Setelah data dalam penelitian ini terkumpul, kemudian dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data digunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif.

Menurut Agung (2012:67) menyatakan bahwa “metode analisis statistik deskriptif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti, distribusi frekuensi, grafik, angka rata- rata, median, modus, dan standar deviasi untuk menggambarkan suatu objek/

variabel tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan umum”.

Dari teknik analisis statistik ini, data disajikan kedalam : a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung rata-rata atau mean, c) menghitung modus, d) meng- hitung median dan e) menyajikan data kedalam grafik polygon. Selain meng- gunakan metode analisis statistik deskriptif, dalam penelitian ini juga digunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Agung (2012:67) menyatakan bahwa “metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan presentase mengenai suatu objek yang diteliti sehingga diproleh kesimpulan umum.

Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur dalam melihat keberhasilan tindakan yang dilakukan. Indikator kinerja yang diterapkan sebagai kriteria keber- hasilan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. (1) Peningkatan kemampuan kognitif terjadi apabila di akhir penelitian kemampuan anak berada pada kategori

“Tinggi”. (2) Ketuntasan klasikal anak mencapai 80% yang artinya sebanyak 80% anak memperoleh skor bintang 3 ( ) atau bintang 4( ).

Dari data yang dapat dipaparkan diatas tingkat perkembangan kognitif dapat ditentukan dengan menghitung rata- rata persen (M%)ke dalam PAP skala lima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Model rancangan PTK(Dimyati,2013:122) 3. Pengamatan

1.Perencanaan

2.Pelaksanaan Siklus II

3. Pengamatan 4.Refleksi

1. Perencanaan

SIKLUS I

2. Pelaksanaan 4. Refleksi

(6)

Tabel 1. PAP Skala Lima Perkembangan Kognitif

Tingkat Penguasaan (%) Kriteria Perkembangan Kognitif 90 – 100

80 - 89 65 - 79 55 - 64 0 – 54

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

(Agung,2010:10) HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Ikal Widya Kumara Denpasar dan dilakukan selama dua bulan dari bulan Februari hingga Maret 2015. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan bersiklus yakni siklus I yang terdiri dari lima kali pelaksanaan tindakan dan disetiap pertemuan dilakukan evaluasi penilaian Data kemampuan kognitif, Karena hasil belum mencapai kriteria keberhasilan pada siklus I maka penelitian ini dilanjutkan dengan siklus II yang terdiri dari lima kali pelaksanaan tindakan dan disetiap pertemuan dilakukan evaluasi penilaian Data kemampuan kognitif. Data-data yang dikumpulkan yakni mengenai hasil belajar terhadap perkembangan kognitif anak dikelompok A. Selanjutnya data-data penelitian mengenai hasil belajar anak dikelompok A dianalisis dengan menggunakan metode penelitian yakni metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif.

Siklus I pada penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu dengan pertemuan sebanyak 5 kali pelaksanaan tindakan dan disetiap pertemuan dilakukan evaluasi penilaian Data kemampuan kognitif pada siklus I disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik poligon dan membandingkan angka rata-rata persen (M%) dengan kriteria penilaian acuan patokan (PAP) skala lima. Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode bermain melalui kegiatan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media untuk meningkatkan perkembangan kognitif dengan menggunakan 5 indikator yang

muncul pada pembelajaran akan diberi bobot, yakni 4 (berkembang sangat baik), bobot 3 (berkembang sesuai harapan), bobot 2 (mulai berkembang) dan bobot 1 (belum berkembang). Skor total yang diperoleh masing-masing anak dibagi dengan bobot maksimal dikali 100.

Dari hasil observasi dan temuan penulis selama pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan hasil belajar anak masih berada pada kriteria rendah. Maka dari itu, penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya sehingga hasil belajar anak meningkat agar sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ingin dicapai peneliti.

Adapun kendala yang dihadapi peneliti saat penerapan siklus I sebagai berikut. (1) Beberapa anak masih cenderung pasif untuk mengungkapkan pendapatnya ketika menerapkan metode bermain pada proses pembelajaran. (2) Beberapa anak masih belum bisa berkonsentrasi dan terpusat perhatiannya pada pembelajaran yang diberikan karena media yang diberikan kecil dan susah dilihat oleh anak. (3) Model pembelajaran yang terapkan kurang dapat dimengerti anak, sehingga saat proses pembelajaran dengan metode ini dilaksanakan ada anak yang masih ribut atau tidak tertib mengikuti aturan yang diberikan.

Adapun solusi yang dapat dilakukan peneliti untuk mengatasi kendala-kendala tersebut sebagai berikut. (1) Beberapa anak yang cenderung pasif ketika peneliti menerapkan metode bermain pada proses pembelajaran dapat di atasi dengan memberikan penguatan- penguatan agar anak berani tampil. (2) Peneliti juga dapat memberikan hadiah atau reward pada akhir tema yang menjadi pacuan untuk anak agar lebih

(7)

semangat, aktif dan tertib mengikuti pembelajaran yang diberikan. (3) media yang dibuat lebih besar dan mudah dimengerti oleh anak.

Siklus II pada penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu dengan pertemuan sebanyak 5 kali pelaksanaan tindakan dan disetiap pertemuan melakukan evaluasi penilaian (RKH terlampir). Data kemampuan kognitif pada siklus II disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan angka rata- rata persen (M%) dengan kriteria penilaian acuan patokan (PAP) skala lima.

Melalui evaluasi pada proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan dari siklus I maka dilakukan perbaikan proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan pada siklus II. Dari hasil temuan selama pelaksanaan tindakan pada siklus II telah terlihat adanya peningkatan proses pembelajaran yang nampak pada peningkatan hasil belajar anak terhadap perkembangan kognitif. Secara keseluruhan, rencana kegiatan harian yang nampak pada peningkatan hasil belajar anak terhadap perkembangan kognitif secarak keseluruhan rencana kegiatan harian yang peneliti terapkan pada siklus II tidak mengalami kendala yang berarti, sehingga hasil belajar terhadap perkembangan kognitif anak dapat meningkat dari siklus sebelumnya.

(1) Beberapa anak yang pada siklus sebelumnya masih pasif, pada siklus II ini mengalami perkembangan kognitif yang lebih baik

Berdasarkan hitungan dari analisi data dapat diproleh hasil Mo=55,18<Md=57,14<M=59,02 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I merupakan kurva juling negatif. Hal ini dapat diinterprestasikan bahwa sebaran data anak berada di bawah nilai rata-rata.

Nilai M% = 59.02% yang diukur ke dalam PAP skala 5, seperti yang ada pada tabel 1 berada pada tingkat penguasaan 55-64%, yang berarti kemampuan motorik halus pada siklus I berada pada katagori rendah.

Dari tabel distribusi frekunsi perkembangan kognitif pada siklus I dapat digambarkan menjadi grafik poligon sebagai berikut :

Mo= 55,18 M = 59,02 Md=57,14

Berdasarkan perhitungan dari analisi data diproleht Mo=85>Md=83,75 >

M=82,52 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II merupakan kurva juling positif. Dari tabel distribusi frekuensi perkembangan kognitif pada siklus II dapat digambarkan menjadi grafik poligon sebagai berikut.

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode pem-

0 1 2 3 4 5 6 7

51,5 55,5 59,5 63,5 57,5 71,5

0 1 2 3 4 5 6 7

76 79 82 85 88 91

Mo=85 Md=83,7 M = 82,52

(8)

belajaran bermain melalui permainan rebut tempat untuk meningkatkan perkembangan kognitif sudah berlangsung sesuai dengan perencanaan dan telah mencapai indikator keberhasilan. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata presentase (M%) dari siklus I ke siklus II, sehingga penelitian ini cukup sampai disiklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya

Berdasarkan data perkembangan kognitif anak pada siklus I yakni sebesar 59,02% dan rata-rata hasil belajar berdasarkan data perkembangan kognitif anak pada siklus II yakni sebesar 82,52%.

Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata presentase hasil belajar berdasarkan data perkembangan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 23,5%.

Dilihat dari beberapa anak yang sudah mampu menyampaikan pendapatnya dengan lebih leluasa tanpa merasa malu atau takut salah. Anak lebih berani ketika guru meminta untuk maju dan berpendapat. (2) Ketika metode pembelajaran yang peneliti terapkan sudah mulai dilaksanakan, anak sudah lebih tertib dan mengerti aturan yang diberikan peneliti. Sehingga metode pembelajaran ini dapat dikatakan berhasil dipahami anak. (3) Peneliti yang pada penelitian tindakan kelas ini berperan sebagai guru dapat memberikan motivasi dan penguatan (reinforcement) pada anak ketika anak sudah mulai aktif, kurang bersemangat atau ketika anak mulai tidak tertib ketika proses pembelajaran. Hal ini dapat membantu anak lebih dekat dengan guru sehingga hasil belajar anak menjadi meningkat. (4) Pemberian reward juga cukup penting pada akhir tema. Karena tiap anak tentunya sangat menyukai hadiah. Peneliti tidak hanya memberikan reward berupa hadiah benda namun lebih penting anak diberi reward berupa pujian atau tepuk tangan dari teman-temannya untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya ketika maju ke depan kelas memaparkan pendapat-pendapatnya pada metode pembelajaran bermain. Ini dapat menyebabkan anak merasa dihargai dan menyukai pembelajaran dengan metode ini.

Secara umum proses pembelajaran dengan menerapkan metode bermain melalui kegiatan rebut tempat sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan rata-rata (M%) hasil belajar anak dari siklus I ke siklus II. Dengan adanya peningkatan hasil belajar berdasarkan data perkembangan kogntif anak kelompok A pada siklus I ke siklus II yang telah memenuhi kriteria keberhasilan pada penelitian ini, maka peneliti memandang penelitian ini cukup sampai pada siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Pembahasan

Berdasarkan analisis data dari penelitian ini dapat dijelaskan bahwa dengan penerapan metode bermain melalui kegiatan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak. Motode bermain menurut Adelia (2012 : 126) mengatakan “ metode bermain merupakan cara menyajikan mata pelajaran di luar kelas, dalam metode ini para anak diajak bermain untuk memporoleh atau menemukan pengertian atau konsep, sebagamana yang dijelaskan dalam buku pelajaran tertentu.”

Bermain merupakan kegiatan yang paling sering anak lakukan, tanpa batasan anak selalu bermain dengan menghasilkan hal- hal yang baru dalam dunianya. Banyak pengaruh bermain yang didapatkan oleh anak, sehigga kita tidak dapat menyalahkan lingkungan,orang tua, atupun guru apa bila anak mengalami perubahan dalam dirinya.

Pendapat tersebut membuktikan dengan menggunakan metode bermain terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar (M%) anak dari sebelum penerapan dan sesudah penerapan metode pembelajaran bermain

Penerapan pada anak kelompok A berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan peneliti dengan bantuan dari penggunaan media rebut tempat dengan variasi media yang menunjang saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan data perkembangan kognitif anak pada siklus I yakni sebesar 59,02% dan rata-rata hasil belajar berdasarkan data perkembangan kognitif

(9)

anak pada siklus II yakni sebesar 82,52%.

Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata presentase hasil belajar berdasarkan data perkembangan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 23,5%.

Terjadinya peningkatan hasil belajar pada anak saat penerapan metode bermain melalui kegiatan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media ini juga didukung dengan pendapat dari Menurut wahyani berpendapat bahwa :

“Peningkatan hasil belajar anak tidak lepas dari inovasi pada tiap tema yang disajikan”. Dalam media rebut tempat dan peran peneliti sebagai guru yang dapat memberikan motivasi dan penguatan (reinforcement) pada anak ketika anak sudah mulai pasif, kurang bersemangat atau ketika anak mulai tidak tertib ketika proses pembelajaran dengan menerapkan metode bermain. Hal ini dapat membantu anak lebih dekat dengan guru sehingga hasil belajar anak menjadi meningkat.

Selain itu dengan adanya reward, tentunya dapat memberikan motivasi untuk anak untuk berusaha lebih baik saat metode pembelajaran ini diterapkan.

Dengan demikian penerapan metode bermain melalui kegiatan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dapat meningkatkan pekembangan kognitif pada anak kelompok A TK Ikal Widya Kumara Denpasar tahun pelajaran 2014/2015.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, metode bermain melalui kegiatan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dapat meningkatkan pekembangan kognitif anak pada anak kelompok A TK Ikal Widya Kumara Denpasar tahun pelajaran 2014/2015. Penerapan metode bermain melalui permainan rebut tempat dengan memanfaatkan variasi media dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok A semester 2 TK Ikal Widya Kumara Denpasar .

Hal ini terlihat dari analisis data pada penelitian ini dengan rata-rata hasil belajar berdasarkan data perkembangan kognitif anak pada siklus I yakni sebesar 59,02%

dan rata-rata hasil belajar berdasarkan

data perkembangan kognitif anak pada siklus II yakni sebesar 82,52%. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata- rata presentase hasil belajar berdasarkan data perkembangan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 23,5%.

Berdasarkan simpulan tersebut adapun saran yang disampaikan yakni, (1) Kepada anak disarankan agar lebih memperhatikan setiap kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru dan dapat lebih banyak berlatih untuk menyampaikan pendapat-pendapat sederhana di depan kelas untuk meningkatkan perkembangan kognitf. (2) Kepada guru diharapkan lebih banyak berinovasi dan meningkatkan kreativitas dalam mengembangkan metode pembelajaran khususnya metode bermain pada anak untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. (3) Kepala sekolah agar mendukung upaya-upaya guru dalam meningkatkan kualitas pem- belajaran di sekolah dengan menerapkan metode pembelajaran bermain dan metode-metode pembelajaran yang baru agar menghasil-kan sumber daya manusia yang berkualitas. (4) Kepada peneliti lain agar mengembangkan dan berinovasi dengan metode dan media pembelajaran lain yang belum pernah dilakukan di PAUD sehingga berguna untuk meningkatkan hasil belajar anak di PAUD.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Johni. 2013. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada pendidikan PAUD. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Agung, A. A. Gede. 2010. Penelitian Konvensional. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha.

---, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Latif, Mukhtar Dkk. 2013 .Orientasi baru pendidikan anak usia dini.

(10)

Telanaipura : prenada media group.

Rini Hildayani Dkk.2009.Psikologi Perkembangan anak. Jakarta : Universitas terbuka.

Wiyani, Novan Ardya, Dkk. 2012. Format PAUD. Maguwoharjo : AR-Ruzz Media

Yuliani, Nurani. 2009. Konsep dasar pendidikan anak usia dini Tanggerang : Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Kenyataan ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan media kartu angka bergambar ternyata sangat efektif untuk

yang berada pada kategori rendah menjadi sebesar 82,33% pada siklus II yang berada pada katagori tinggi”. Berdasarkan simpulan di atas, saran-saran yang dapat diajukan adalah

Untuk itulah pada kesempatan ini dirancang sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Bamboo Dancing Berbantuan Media Gambar untuk

pembelajaran yang dapat diberikan kepada anak, salah satunya adalah outdoor activity, dengan memberikan kegiatan diluar kelas akan membuat anak tidak merasa bosan

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana disajikandalam BAB IV di depan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran langsung (Direct

Berdasarkan paparan di atas, mengenai model direct instruction berban- tuan media puzzle untuk meningkat perkem- bangan mengenal bentuk geometri, maka untuk itulah

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Tyasari (2008:1) menyatakan bahwa, “mozaik merupakan kerajinan yang dibentuk dari kepingan atau pecahan keramik, kaca atau kertas

Menurut Agung (2010:2) menyatakan, PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan ter- tentu agar dapat memperbaiki