Bab Empat
Gambaran Perkembangan LKM
Syariah di Jawa Tengah
Latar Belakang LKM S BM T di Jawa Tengah
Secara umum dapat dikatakan bahwa latar belakang lahirnya LKM S BM T, dapat dijelaskan berdasarkan adanya beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, agar masyarakat dapat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis dan sosialis yang hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang mempunyai modal banyak, sehingga ditawarkanlah sebuah sistem ekonomi yang berbasis syari’ah. Ekonomi syari’ah yang dimaksud adalah suatu sistem yang dibangun atas dasar adanya nilai etika yang tertanam seperti pelarangan tentang penipuan dan bentuk kecurangan, adanya hitam di atas putih ketika terjadi transaksi, dan adanya penanaman kejujuran terhadap semua orang dan lain-lain; Kedua, untuk melakukan pembinaan dan pendanaan pada masyarakat menengah ke bawah secara intensif dan berkelanjutan; Ketiga, Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan pinjaman modal dengan sistem bunga yang sangat tidak manusiawi; Keempat, agar ada alokasi dana merata pada masyarakat yang fungsinya untuk menciptakan keadilan sosial.
Baitul maal wat tamwil (BM T) terdiri atas dua istilah, yaitu baitul maal dan bait at-tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana non-profit, seperti zakat, infaq, dan shadaqoh, sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BM T sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil di atas prinsip syari’ah.
keuangan mikro syari’ah (LKM S) yang memadukan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat setempat. Pada masa ini baitul maal berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus tasyaruf dana sosial, sedangkan baitul tamwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba. Dengan artian, peran sosial BM T akan terlihat pada definisi baitul maal yang berfungsi dan berperan sama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Baitul tamwil mempunyai peran bisnis yang lebih mengembangkan usahanya di sektor keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Perbedaannya dengan bank terletak pada objek dana, jika bank dapat menarik dana dari masyarakat tanpa syarat, maka BMT hanya boleh menarik dana dari masyarakat dengan syarat menjadi anggota atau calon anggota. LKM /LKM S dapat mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain. Karena BMT bukan bank maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan.
Dalam kerangka manajemen BM T, secara fungsional lembaga ini berperan dalam beberapa hal seperti; pertama, membantu baitul maal dalam menyediakan kas untuk alokasi pembiayaan non-komersial qardh al-hasan. Kedua, menyediakan cadangan penyisihan peng-hapusan pembiayaan macet akibat kebang-krutan usaha nasabah baitul tamwil yang berstatus al-gharim. Ketiga, dengan kiprahnya yang nyata dalam usaha-usaha peningkatan kesejahteraan sosial, ia dapat membantu baitut tamwil dalam mengsukseskan kegiatan promosi produk-produk penghimpunan dana (funding) dan penyalurannya kepada masyarakat (lending). Lebih lanjut BM T diatur dalam Kepmen No. 91/KEP/ M .KUKM /IX/2004 yang memuat bahwa koperasi BM T merupakan koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Dengan begitu, keabsahan BM T dalam legalitas operasionalnya diakui secara nasional seiring izin yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan M enengah di semua wilayah.
administrasi yang dianggap lebih mudah dibandingkan LKM bank. Sunarto (2007) menuliskan bahwa LKM , khususnya BPR dapat menjadi agen perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. LKM bukan bank formal terdiri dari KSP dan LDKP. Sedangkan bentuk LKM bukan bank yang bersifat informal adalah BM T, KSM dan Arisan.
Perkembangan LKM adalah sebagai lembaga keuangan penyedia jasa permodalan kepada masyarakat yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat tingkat bawah. Nuswantara (2012) menulis bahwa LKM menyediakan bantuan peminjaman kepada nasabah, yang dalam hal ini adalah masyarakat kecil untuk membiayai usaha berskala mikro yang akan digelutinya. Usaha berskala mikro adalah usaha yang memiliki aset kurang dari Rp. 50 juta. Profil lembaga keuangan mikro di Indonesia bisa dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1. Profil LKM di Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
BRI Unit
Pengaturan = UU Perbankan No. 10/1998 Perizinan = Bank Indonesia
Pengawasan= *BRI Cabang *Bank Indonesia untuk BRI keseluruhan
BPR/BPRS Peizinan = Kementrian Negara Koperasi & UKM Pengawasan = BRI atas nama Bank Indonesia LKM
Pengaturan = UU Koperasi No 17/2012 Perizinan = Kementerian Negara Koperasi & UKM Pengawasan = Kementerian Negara Koperasi &UKM Formal
Kelahiran LKM S BM T secara nasional diawali dengan istilah baitul tamwil (BT), yang pernah populer lewat Teksona di Bandung dan BT Ridho Gusti di Jakarta. Pada bulan Agustus 1991 berdiri sebuah BPRS di Bandung. Kelahirannya terus diikuti dengan beroperasinya Bank M u’amalah Indonesia (BM I) pada bulan Juni 1992. Jika dilihat dari fungsinya, BT sama dengan BM I atau BPRS yaitu sebagai Lembaga Keuangan Syariah. Yang membedakannya hanya skala dan status kelembagaannya. Bila BM I untuk pengusaha atas, maka BPRS untuk menengah ke bawah, dan BT untuk pengusaha bawah sekali (grass root). Ibaratnya, BM I adalah super-market, BPRS adalah mini market, dan BT adalah warung-warung.
Semakin menjamurnya BT dan istilah BMT pada tahun itu didukung oleh adanya pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh Syariah Bangking Institute (SBI) dan Institute for Sha’riah Economic Dvelopment (ISED), serta Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Bank Syari’ah (LPPBS). Bisa dikatakan bahwa BM T dan BPRS dengan pertumbuhan yang cukup pesat merupakan upaya untuk menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah. Dengan demikian munculnya bank dan lembaga keuangan mikro bertujuan mengatasi hambatan operasional di daerah yang belum bisa dijangkau BM I.
Gambar 4.2. Perkembangan BM T di Jateng
Sumber : Abu Albana,2013
Perkembangan jumlah LKM S, omset LKM S dan asset LKM S di Jawa Tengah antara tahun 2009 – 2014 dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan 4.4 berikut ini:
Gambar 4.4: Grafik Perkembangan Omset dan Aset LKM S di Jawa Tengah 2009-2014
rata-rata 2,3% per tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah LKM S di Jawa Tengah dari tahun 2009 – 2014 selalu mengalami kenaikan, disertai dengan kenaikan jumlah LKM yang aktif, dan penurunan jumlah LKM S yang tidak aktif. Hal ini menunjukkan bahwa LKM S di Jawa Tengah dari tahun 2009 -2014 mengalami perkembangan walaupun sempat ada gejolak penurunan LKM S aktif di tahun 2010.
Sedangkan untuk pertumbuhan omset dan asset pada LKM S di Jawa Tengah seperti pada Gambar 4.4 dapat dijelaskan sebagai berikut: pertumbuhan omset dari tahun 2009- 2013 selalu mengalami kenaikan yaitu rata-rata sebesar 32,1 % dengan kenaikan paling tinggi adalah tahun 2012, namun pada tahun 2014 omset mengalami penurunan sebesar 25,7%, akan tetapi dari periode 2009-2014 rata-rata kenaikan omset masih positif yaitu pada 20,6%, hal ini menunjukkan bahwa pada periode ini pertumbuhan omset masih baik dan berkembang. Dari sisi asset LKM S di Jawa Tengah pada periode 2009-2014 selalu mengalami kenaikan yaitu rata-rata 30,5%.
Dari Gambar 4.3 dan 4.4 tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan LKM S di Jawa Tengah antara tahun 2009 -2014 selalu mengalami perkembangan yang positif, baik dari sisi jumlah LKM S yang aktif maupun jumlah omset dan asset. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKM S di Jawa Tengah berkembang dengan kondisi yang bagus karena disertai pertumbuhan omset dan asset.
Sejarah BM T Rizky Prima
perantara kerja sama antara mereka yang mempunyai simpanan harta tetapi tidak bisa melakukan usaha di satu pihak dengan para pengusaha yang membutuhkan dana untuk pengembangan; menjadi lembaga perintis dalam pengembangan lembaga keuangan swadaya dan swadana dengan sistem Syariah Islam (bagi hasil).
Baitul M aal W at Tamwil (BM T) Rizky Prima merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang terdiri dari Baitul M aal dan Baitut Tamwil. Baitul M aal adalah bagian yang berperan sosial dari BM T Rizky Prima yang berfungsi menggalang dana maal dari zakat, infak dan sedekah untuk disalurkan kepada yang berhak dalam bentuk qordul hasan, beasiswa, bantuan kemanusiaan dll.
Baitut Tamwil adalah wajah ekonomi dari BM T Rizky Prima yang berfungsi menggalang dana dari anggota berupa simpanan dan disalurkan dalam bentuk pembiayaan untuk menggerakkan per-ekonomian umat. Dalam operasionalnya, legalitas BM T Rizky Prima disahkan dengan Badan Hukum nomor 180.08/BH/XIV.34/09 tanggal 7 Desember 2009 dengan susunan pengurus sebagai berikut: Ketua H.M . Fachrudin, ST, MT, Sekretaris Dr. H. Anwar Sutoyo, M .Pd, Bendahara H. Effendy, sedangkan susunan pengawasnya adalah: Ketua M ochammad Ridwan, anggota H. Arief M ustofa S.Sos, dr. H. Lukman M us’at Sp. THT, seperti penuturan Bapak Budi di bawah ini:
“Jadi Begini Bu, BM T Rizky Prima mempunyai visi yaitu menjadi Lembaga Keuangan Islam yang mempunyai Nilai Strategis untuk Pengembangan Ekonomi Umat, sedangkan misinya adalah menjadi BM T yang sehat dan profesional dengan mutu pelayanan yang baik, resiko usaha minimal, dan pengembalian maksimal. Adapun keyakinan yang menjadi pedoman dasar BM T Rizky Prima adalah Shiddiq (benar), Istiqomah (tekun), Fastabiqul khairat (berlomba dalam kebaikan), Amanah (dapat dipercaya), Ta’awun (kerja sama). (W awancara dengan Bp. Budi, Manajer KSU BM T Rizky Prima 12 juli 2013).
dapat memberi nilai lebih, sehingga meningkatkan kemampuan ekonomi umat Islam, meningkatkan kepemilikan aset ekonomi bagi masyarakat Islam. Lebih lanjut Bp.Budi mengatakan:
“Tentu ada Bu dalam wilayah pemasaran KSU BM T Rizky Prima ini meliputi area pasar tradisional dan area umum Bu. Sedangkan area pasar tradisional yang dikelola oleh BM T Rizky Prima sampai saat ini meliputi Pasar Simongan, Pasar Peterongan, Pasar Jatingaleh, Pasar Sampangan, Pasar Bulu, Bu.”.2
“ Ya Bu ada syaratnya, Keanggotaan BM T Rizky Prima, yang pertama, warga negara Indonesia berdomisili di Kota Semarang; kedua, membayar simpanan pokok sebesar Rp. 100.000,00; ketiga, membayar simpanan wajib sebesar Rp. 5.000,00. Sedangkan keuntungan menjadi anggota BM T Rizky Prima ya Bu akan mendapatkan bagian keuntungan dari BM T berupa Sisa Hasil Usaha, dapat ikut terlibat dalam produk-produk BM T Rizky Prima, baik produk-produk simpanan maupun pembiayaan, ikut andil dalam mensyiarkan agama Islam, ikut menggerakkan roda perekonomian, khususnya bagi rakyat kecil Bu.3
M anajemen dan sruktur organisasi BMT Rizky Prima Semarang dikelola dengan manajemen profesional, yakni dikelola secara sistematis, baik dalam pengambilan keputusan maupun operasional. Pola pengambilan keputusan manajemen telah dirumuskan dalam ketentuan yang baku dalam sistem dan prosedur (sisdur), demikian pula dalam operasionalnya yang meliputi funding (simpanan), lending (pembiayaan) dan pembukuan.
Operasional BM T Rizky Prima didukung dengan sistem komputerisasi baik dalam sistem akuntansi, penyimpanan dan penyaluran pembiayaan. Hal ini memungkinkan untuk memberikan pelayanan yang lebih profesional dan akurat. Sistem ini telah dilakukan di seluruh kantor pelayanan BM T Rizky Prima. Selain itu, sistem komputerisasi ini semakin meningkatkan performa, kecepatan dan ketelitian dalam penyajian data kepada para nasabah dan binaan.
Karyawan BM T Rizky Prima berjumlah 10 orang, terdiri dari direktur, general manager, manager operasional, 2 manager pemasaran,
2
W awancara dengan Bp. Budi Manajer, KSU BMT Rizky Prima 12 juli 2013
3 collector dan house keeping. Jam kerja untuk karyawan BM T Rizky Prima dimulai pukul 07.30 W IB sampai dengan 16.30 W IB berpedoman pada UU ketenagakerjaan dengan dilengkapi asuransi/ jamsostek. BM T Rizky Prima dikelola secara full time dan profesional oleh karyawan yang masing-masing menguasai bidangnya. Personalia BM T Rizky Prima berkualifikasi pendidikan mulai SLTA, D3 sampai sarjana. Selain itu, masing-masing personalia diterima dengan sistem seleksi yang ketat secara internal maupun eksternal sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Dalam pelayanannya, BM T Rizky Prima membuka kantor pelayanan di Jln. Kelud Raya No. 41A Semarang. Struktur organisasi BM T Rizky Prima disusun berdasarkan hasil keputusan Rapat Anggota Tahunan. Struktur organisasi BMT Rizky Prima dapat dilihat pada Gambar 4.5.
BM T Rizky Prima bergerak dalam bidang keuangan syariah melalui penggalangan dana masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk simpanan umum, simpanan khusus dan simpanan berjangka/deposito. Dana masyarakat yang terkumpul kemudian disalurkan di dunia usaha dan masyarakat yang membutuhkan melalui pembiayaan dengan sistem bagi hasil, margin, fee sesuai akad/perjanjian dengan anggota pembiayaan sesuai dengan besaran porsi/nisbah.
Sistem yang digunakan oleh BMT Rizky Prima baik dalam produk funding (simpanan), lending (pembiayaan) adalah sistem syariah. Produk funding (simpanan) BMT Rizky Prima antara lain simpanan wadi’ah umum, simpanan wadi’ah amanah, simpanan Idul Fitri, simpanan Pendidikan, simpanan Qurban, simpanan W alimahan, dan simpanan Berjangka. Produk Lending (Pembiayaan) BM T Rizky Prima antara lain Pembiayaan bagi hasil M udharabah dan M usyarakah, Pembiayaan Jual Beli M urabahah, Pembiayaan Jasa Sewa Ijarah, Berikut hasil wawancara dengan Bp.Budi:
Bu, untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan Bu”.4
Gambar 4.5: Struktur Organisasi BM T Rizky Prima
Penyaluran Dana di BM T Rizky Prima
Proses penyaluran dana kepada anggota didasarkan pada prinsip syariah sehingga dunia usaha dan pemanfaatan dana tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah. Dalam menganalisa kebutuhan calon pembiayaan BM T Rizky Prima menggunakan prinsip penilaian kelayakan pemberian pembiayaan yang dikenal dengan istilah 5C, yang meliputi: (1) Character, merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-orang yang diberikan pembiayaan harus benar-benar dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon pembiayaan dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik
4W awancara dengan Bp. Budi, Manajer KSU BMT Rizky Prima 12 juli 2013
RAT
PENGURUS DAN PENGAWAS
GENERAL MANAGER
HOUSE KEEPING AKUNTING ADMIN REMEDIAL
MANAGER OPERASIONAL
COLLECTOR MANAGER PEMASARAN
WILAYAH 1
pekerjaannya maupun pribadi nasabah seperti gaya hidup, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan atau rasa tanggung jawab untuk
membayar tanggungannya. Untuk mengetahui karakter dari
pembiayaan maka dilakukan wawancara terhadap calon pembiayaan dan orang-orang di sekitar yang mengenalnya, baik di tempat calon pembiayaan maupun lingkungan kegiatan usahanya; (2) Capacity, adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar tanggungan angsurannya. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis atau usaha. Kemampuan ini dihubungkan dengan pendidikan dan pengalamannya selama mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan pembiayaan yang disalurkan; (3) Capital, untuk mengetahui apakah penggunaan efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan. Analisis capital juga harus menganalisis dari mana saja sumber modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek atau usaha yang akan dijalankan berupa modal sendiri dan berupa modal pembiayaan; (4) Collateral, merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik atau non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin; (5) Condition, Economi, di samping keempat prinsip di atas, juga hendaknya memperhatikan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan terjadinya kredit bermasalah sangat kecil.
Cara pengajuan Pembiayaan di BM T Rizky Prima
mengenai syarat-syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon anggota pembiayaan untuk memperoleh realisasi permohonan pembiayaan yang telah diajukan. Calon anggota pembiayaan menerima formulir permohonan pembiayaan untuk diisi sesuai dengan kebutuhan pembiayaan yang akan diajukan kepada pihak BM T. Seperti penjelasan Bp.Budi, M anajer KSU Rizky Prima berikut ini:
“Tentu ada syaratnya Bu, untuk Calon anggota dalam pembiayaan harus membuat gambaran mengenai usahanya dan penjelasan tentang maksud tujuan dari permohonan pembiayaan. Formulir permohonan pembiayaannya, harus dilengkapi dengan jaminan berupa: sertifikat tanah 1 lembar foto kopi KTP, 1 lembar fotokopi KK, 1 lembar fotokopi surat nikah, 2 lembar fotokopi kartu setoran pajak terakhir dan sertifikat tanah, Untuk jaminan kendaraan roda 2 atau 4, 1 lembar fotokopi KTP, 1 lembar fotokopi KK, 1 lembar fotokopi surat nikah, 1 lembar fotokopi STNK dan BPKB.5
Jangka W aktu Pembiayaan di KSU BM T Rizky Prima
Penetapan jangka waktu pembiayaan juga berdasarkan kesepakatan antara pembiayaan dan BM T. Di samping itu juga pihak BM T mempertimbangkan kemampuan pembiayaan berdasarkan penghasilan serta faktor lain yang mempengaruhi. Jaminan dapat berupa benda bergerak atau benda tidak bergerak. Jaminan benda bergerak misalnya kendaraan, sedangkan benda tidak bergerak berupa tanah, gedung, atau bangunan lain. Bagi para pedagang di pasar bisa menjaminkan surat dasaran atau surat ijin jualan di pasar. Pembayaran atau angsuran dilaksanakan sesuai dengan tanggal pembiayaan setiap bulannya sampai lunas sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati antara pembiayaan dengan BM T Rizky Prima atau disepakati bersama. Lebih lanjut Bp.Budi menjelaskan:
“Bagi terlambat pembayaran angsuran akan dikenakan denda Bu, sesuai awal perjanjian yang telah disepakati bersama, sedangkan yang kurang lancar akan mendapat surat peringatan dan bagi yang sampai mendapat surat
5
peringatan ketiga, bila belum memenuhi kewajibannya maka akan disengketakan kepada pihak yang berwajib Bu”.6
Dalam pelaksanaannya, pihak BM T mengedepankan prinsip musyawarah untuk mencari jalan terbaik terkait pembiayaan yang bermasalah. Kelancaran angsuran dalam satu bulan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan dan menjadi target bagi masing-masing divisi pemasaran wilayah, termasuk juga jumlah dana yang disalurkan.
Perkembangannya KSU BM T Rizky Prima sangat pesat, dengan aset Rp.2,3 miliar. Sistem yang digunakan oleh BM T Rizky Prima, baik dalam produk funding (simpanan), Lending (pembiayaan) adalah dengan sistem syariah. Dalam sistem pembiayaan yang paling diminati dengan menggunakan mudharabah dan anggota dalam model angsurannya dengan cara jemput bola. Dalam penentuan nisbah bagi hasil, margin dan fee BM T Rizky Prima selalu mengedepankan prinsip musyawarah dengan saling menguntungkan/tidak memberatkan bagi anggota pembiayaan.
Perkembangan yang pesat yang dialami KSU BM T Rizky Prima ini merupakan respon positif yang merupakan Leading sector untuk pembiayaan usaha mikro dan merupakan salah satu multiplier effect dari pertumbuhan dan perkembangan lembaga ekonomi syariah yang banyak melayani kalangan masyarakat bawah atau grass root.
Sejarah LKM Konvensional (KSU Cari M akmur)
Sebagai bahan perbandingan, pada bagian ini akan
digambarkan sedikit mengenai latar belakang berdirinya KSU Cari M akmur. Koperasi ini lahir terkait erat dengan fenomena masyarakat sekitar yang berekonomi menengah ke bawah yang menghadapi masalah ekonomi secara riil. Dimana sering terjadi ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan keseharian bermasyarakat sehingga timbul permasalahan. Sehingga Suripto, A.W ardi Sayono dan M . Safari Abdullah, S.Ag menggagas bagaimana bisa ikut menangani permasalahan yang timbul di masyarakat itu sendiri. Kuncinya adalah
6
bagaimana meningkatkan martabat masyarakat tersebut, maka sepakatlah mereka untuk membentuk koperasi. Suripto, A.W ardi Sayono, M . Safari Abdullah, S.Ag., mengajak masyarakat sekitar di wilayah RW .04, Kel. Kalicari sebanyak 23 orang untuk bermusyawarah pada tanggal 21 M aret 2004 di rumah Bp. Suripto, Jl. Singa Utara No.38, Semarang. M ereka sepakat membentuk koperasi dengan pendiri anggota rapat yang hadir. Nama koperasinya, Koperasi Cari M akmur. Rapat pembentukan awal, tanggal 21 M aret 2004. Seperti penuturan Bp.Suripto berikut ini:
“Ya Bu, dalam filosofi nama Koperasi Cari M akmur berasal dari kata: Cari diambil dari wilayah kelurahan Kalicari yang berarti berupaya, usaha, kemauan, ihtiar, sedangkan makmur berarti kemuliaan, kebahagiaan dan kesejahteraan. Cari Makmur berarti berusaha menuju kemakmuran bersama, dan filosofi logo koperasi huruf C dibentuk dari comet yang sedang bergerak di angkasa dan mengobarkan api dengan arti selalu memupuk semangat mencari kemakmuran Bu harapannya, sedangkan huruf D di tengah yang berbentuk seperti tiga romawi adalah sebagai simbol kekokohan serta kesatuan hasrat kemauan yang ditali dengan koperasi menuju kemakmuran Bu, dengan Asas kekeluargaan, dari Kita, oleh Kita dan untuk Kita. Bila Prinsip keanggotaan Koperasi Bu, bersifat sukarela dan terbuka. Dengan Pengelolaan dilakukan secara demokratis”.7
“Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil tentunya Bu, sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota dan pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, kemandirian, melaksanakan pendidikan perko-perasian bagi anggota, dengan Visi dan M isi itu Bu, bisa menjadikan Koperasi Cari M akmur jauh lebih baik dan melayani dan menjawab kebutuhan anggota dan masyarakat sehingga tercipta kesejahteraan dan kemakmuran anggota dan masyarakat”.8
Kerja keras dan komitmen tinggi dari segenap pengurus, BP
dan pengelola KSU Cari M akmur akhirnya membuahkan hasil.Gedung
milik sendiri yang representatif di JI. Kalicari Dalam I Pedurungan Semarang, telah berdiri megah. Diresmikan oleh ketua Dekopinda kota Semarang. Seperti petikan wawancara berikut:
7
W awancara dengan Ketua KSU Cari Makmur, Bp. Suripto Tanggal 19 Agustus 2013
8
“ Ya Bu, KSU Cari M akmur lahir dari keinginan sekelompok orang yang awam tentang koperasi, namun memiliki keinginan kuat untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya Bu. Setelah konsultasi dengan Dinas Koperasi dan UM KM , keinginan membentuk suatu bentuk koperasi tersebut diwujudkan, pada tujuh tahun silam, di kompleks Masjid Baitussalam. Sejatinya injih Bu, setiap perbuatan manusia tergantung dari niatnya, maka, ridlo-Nya juga yang menyertai. Demikian juga halnya dengan operasional koperasi KSU Cari Makmur ini, hadir untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar,"(wawancara dengan Sekretaris KSU Cari Makmur, Hermin Tofiantini, SH, tanggal 12 Agustus 2013).
Keberanian berinovasi dan pengelolaan yang serius serta didukung dengan manajemen profesional, maka lembaga dengan sepuluh orang karyawan ini tetap eksis. Dalam perjalanan waktu, lembaga keuangan
ini bukan hanya hidup, tetapi tumbuh dan berkembang. Dengan
bertambahnya anggota pada periode Desember 2012 sebanyak 95 orang anggota dan 933 calon anggota. Prestasi tentunya didukung oleh disiplin tinggi, loyalitas, rasa handarbeni serta menjaga kepercayaan.
Lebih lanjut, Hermin Tofiantini mengatakan:
“Betul Bu, KSU Cari Makmur tak hanya menyediakan kredit bagi anggota dan calon anggota yang mempunyai usaha, namun juga memantau perkembangannya serta memberikan pembinaan. Beberapa produk simpanan yang dilayani adalah Siarta (Simpanan Camar Tama), Simpanan Camar Tua, Siwacana (Simpanan Camar Siswa Berencana), Simika (Simpanan Investasi Berjangka), Sicahya (Simpanan Camar Hari Raya), Simpanan Paket Lebaran dan Sigurgah (Simpanan Qurban dan Aqiqah) Bu.”9
“Alhamdulilah dengan Kepercayaan anggota dan masyarakat Bu, menyimpan pada KSU Cari Makmur meningkat tiap Tahun. Sehingga Simpanan Pokok Anggota Rp 90.061.900 per Desember 2012, Dalam Pencapaian tersebut Bu, tentunya banyak dukungan dan peran aktif anggota dan masyarakat, sehingga usaha bisa bergerak optimal.”10
9
W awancara dengan Sekretaris KSU Cari Makmur, Hermin Tofiantina, SH. Tanggal 28 Agustus 2013
10
“Ya Bu, Pengurus dan pengelola, berupaya memberikan pelayanan terbaik Bu. Sehingga ke depan Bu, koperasi akan mengupayakan peningkatan pendapatan dengan merambah ke bidang usaha produktif lainnya, seperti jasa konstruksi, properti dan perbengkelan. Untuk memenuhi keinginan anggota dan masyarakat, selama ini juga Bu, KSU Cari M akmur bekerja sama dengan takmir Masjid Baitussalam mendirikan KJKS Camar Baitul M al. Lembaga ini melayani beberapa simpanan dan pembiayaan, dengan pola syariah. Adapun jenis simpanan tersebut adalah Simpanan Salam, Simpanan Pendidikan M udharabah, Simpanan Qurban M udharabah, Simpanan Ziarah Mudharabah, Simpanan Haji dan Simpanan Berjangka Mudharabah. Sedangkan jenis pembiayaan tersebut adalah Pembiayaan Baitul Murabahah dan Pembiayaan Umat M ultijasa.”11
Keanggotaan di KSU Cari M akmur
Jumlah anggota dan cal on anggota Koperasi Cari M akmur sampai dengan Tahun 2014 bisa dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1: Jumlah A nggota dan Cal on Anggota KSU Cari M akmur
Tahun Anggota (orang) Calon Anggota (orang)
2010 76 720
2011 84 868
2012 95 933
2013 107 1.058
2014 128 1.204
“Pernah Bu, pada Tanggal 25 M aret 2012 tempat di RM A ndeng-andeng Bandungan dengan dihadi ri oleh Pengurus, Pengawas, Penasehat, Pengelola dan Staf Karyawan, menjalin komunikasi yang aktif dengan Dinas Koperasi Antar Koperasi dan Instansi lain untuk pengembangan Usaha Koperasi, membenahi administrasi dengan menyusun struktur organisasi, dan mulai menyusun Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus sebagai Pedoman pelaksanaan operasional kerja Koperasi Cari M akmur, mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh
11
Dinas Koperasi maupun Dekopinda secara bergantian untuk Pengurus maupun Karyawan dalam pegangkatan SDM ”.12
Bidang Usaha KSU Cari M akmur
KSU Cari M akmur melayani simpan pinjam yaitu mening-katkan simpanan anggota dan meningmening-katkan pelayanan kepada calon anggota sehingga kepercayaan anggota atau calon anggota untuk menyimpan di Koperasi meningkat. Koperasi juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar melalui PKK, Posyandu tentang perkoperasian dan memperkenalkan pelayanan di Koperasi Cari M akmur. Upaya lain adalah meningkatkan simpanan anggota atau calon anggota melalui referensi dan pemeliharaan anggota melalui peningkatan pelayanan yang baik, menyempurnakan prosedur pinjaman dan meningkatkan keamanan pinjaman dengan jaminan. Perkembangan usaha simpan-pinjam dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2: Perkembangan Unit Simpan Pinjam KSU Cari M akmur (Rp)
Tahun Volume Pinjaman Saldo Piutang Laba Bersih (SHU)
2011 1.127.000,000 989.726.715.80 13.069.667.70
2012 1.291.845.000 1.444.213.142.33 14.908.981.57
2013 1.274.750.000 1.953.571.454.66 17.192.100.19
2014 1.308.420.000 17.192.100.19 26.208.292
Sumber: KSU Cari Makmur
Dalam angsuran pinjaman dikelola secara mandiri di bawah pengelolaan pengurus, dengan penertiban administrasi pinjaman maupun simpanan untuk meningkatkan kepercayaan anggota dan masyarakat. Untuk mengantisipasi pinjaman macet dilakukan monitoring pinjaman setiap saat dengan mengutamakan kualitas pinjaman. Promosi unit pelayanan dilakukan koperasi melalui pelanggan/pengguna jasa. Selain simpan pinjam juga melayani Pelayanan Kios Pembayaran On Line (KIPPO) yaitu saat ini selain pembayaran listrik dan telepon juga bisa melayani pembayaran air PAM dan pembayaran kredit motor “FIF” yang sudah berjalan. Peningkatan pelanggan KIPO melalui promosi,
12
referensi, brosur dan instansi juga melayani pembayaran secara kolektif, meningkatkan pelayanan KIPO dengan fasilitas jemput bola.
Kegiatan di Luar Usaha dari KSU Cari M akmur
Pada tahun 2012 Koperasi Cari M akmur mendapat kepercayaan dari Dinas Koperasi UMKM Kota Semarang untuk kegiatan pertama, yaitu ditunjuk oleh dinas untuk acara "Kunjungan Tim Evaluasi Keberpihakan W alikota Semarang terhadap Koperasi dan UMKM Tahun 2012" pada tanggal 6 Juni 2012. Dalam kegiatan ini koperasi diminta untuk menunjukkan fasilitas yang didapat dari Dinas atau Kementrian dan menunjukkan produk-produk UKM hasil binaan Koperasi Cari M akmur. Acara ini dihadiri oleh Tim Evaluasi Tingkat Jawa Tengah dan Tim Dinas Koperasi UMKM Kota Semarang serta segenap pengurus, pengawas karyawan Koperasi Cari Makmur beserta UKM yang ditunjuk. Selain itu juga dipercaya oleh Kementrian untuk melaksanakan Program Pendampingan KUR tahun 2012. Koperasi Cari Makmur diberikan referensi oleh Dinas Koperasi UM KM Kota Semarang untuk membuat Proposal Pendampingan KUR kepada Kementrian Koperasi & UMKM Kota Semarang, Proposal disetujui sesuai dengan Keputusan Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Nomor 27/Kep/Dep.6V/2012 tanggal 22 Mei 2012. Dalam hal ini Koperasi ditunjuk untuk menyelesaikan selambatnya akhir Desember 2012 untuk dapat mendampingi 64 UKM yang akan mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari awal pengajuan sampai dengan kredit direalisasi. Koperasi telah dapat mengerjakan sesuai target dan tepat waktu, kegiatan pendampingan mulai dikerjakan pada bulan September 2012 sampai dengan akhir Desember 2012. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan para pelaku usaha terhadap perbankan dalam mengakses KUR.
Sumber Permodalan KSU Cari M akmur
berupa pinjaman dari perbankan dan penyertaan modal. Rincian permodalan Koperasi Cari M akmur bisa dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3: Rincian Permodalan KSU Cari M akmur Tahun 2012 (Rp.)
Modal dari Dalam
Simpanan pokok 90.061.900,00
Simpanan wajib 28.650.000,00
Dana cadangan 19.364.111,10
CRK 20..138.241,50
Dana pengembangan koperasi 1.546.000,00
Total modal dari dalam 159.760.252,60 Modal dari Luar
Simpanan anggota dan calon anggota
897.845.381,48
Simpanan berjangka 1.010.000.000,00
Hutang BPD (P3KUM) 47.500.000,00
Total modal dari luar 1.955.345.381,48
Total permodalan 2.115.105.634.08 Sumber : KSU Cari Makmur
Hermin Tofiantina,Sekretaris Cari Makmur menjelaskan:
“Sebetulnya Bu dalam program sosial yang telah dilaksanakan selama ini beasiswa Bu tapi juga ada kegiatan sosial yang telah dilaksanakan dengan memberikan tambahan snack atau jajanan di posyandu RW .04 sekaligus untuk penyebaran brosur pelayanan koperasi. Menyelenggarakan sosialisasi produk simpanan ke instansi dan organisasi kemasyarakatan dengan sistem jemput bola Bu. Sosialisasi yang telah dilakukan seperti sosialisasi di PKK tingkat RT dan RW dan Posyandu RW dan Sosialisasi ke wilayah sekitar koperasi dengan penyebaran brosur secara door to door sekaligus membantu Dekopinda Kota Semarang dalam penjualan Tiket Jalan Sehat, kira-kira itu hal yang menonjol dari KSU kami”.13
“ Ya Bu, hasil dari sosialisasi dapat terlihat dari peningkatan jumlah simpanan dan peningkatan jumlah pelanggan KIPO. Bekerjasama dengan i nstansi atau bendahara dal am hal pemberi an pi njaman dengan si st em potongan atau pi njaman dengan jaminan A TM . A dapun pinjaman dengan mengetahui bendahara dan kepala sekol ah untuk pi njaman dengan jami nan akan di eval usi kembal i unt uk manajemen resi ko ji ka di rasa beresi ko maka tidak dijalankan. (W awancara dengan Sekretaris KSU Cari M akmur, Hermin Tofiantina, SH. Tanggal 28 Agustus 2013).
“Si mpanan qurban dan aqiqah bekerjasama dengan peternak Bu. Dalam pel aksanaan bel um ada yang mengakses KUR dengan membenahi prosedur pinjaman melalui Kabag Kredit. Pinjaman diutamakan dengan jaminan yang didukung dengan Perjanjian Kredit yang mengikat kedua belah pihak.
13
W awancara dengan Sekretaris KSU Cari Makmur, Hermin Tofiantina, SH. Tanggal 28 agustus 2013
14
Rangkuman
BM T mulai hadir di Jawa Tengah pada tahun 1993 yang dipelopori oleh BM T Binama yang berlokasi di Semarang. Setelah itu pada tahun 1994 mulailah bermunculan BM T lain yang beroperasi di Jawa Tengah yang didasarkan atas gebrakan ICM I yang mempelopori agar BM T dijadikan sebagai gerakan nasional. Sehingga pada tahun 1998 mulailah pemerintah menetapkan undang-undang yang mengatur mengenai bank syariah dan bank konvensional yaitu Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Pertumbuhan BMT di Jawa Tengah semakin pesat sampai akhirnya pada tahun 2005 mulai di bentuklah asosiasi BM T se Jawa Tengah yang dibarengi dengan dibentuknya asosiasi BM T Indonesia dan standardisasi akad pada BM T. Sejak saat itulah BM T di Jawa Tengah mulai berkembang pesat sampai saat ini (Abu Albana, 2013).
dalam semua produknya. Prinsip penilaian kelayakan pemberian pembiayaan dalam menganalisa kebutuhan calon pembiaya BM T disebut dengan 5C, yaitu Character (karakter), Capacity (kemampuan membayar angsuran), Capital (keefektifan penggunaan dana, Collateral (jaminan), Condition Ecconomy (keadaan ekonomi). Penetapan jangka waktu pelaksanaan didasarkan pada kesepakatan antara pembiayaan dan BM T. Jaminan bisa berupa benda bergerak (kendaraan), dan benda tidak bergerak (tanah, gedung, atau bangunan yang lainnya). BM T Rizky Prima menggunakan prinsip musyawarah dalam mengambil keputusan. Sistem pembiayaan yang paling diminati adalah dengan menggunakan mudharbah dan anggota dalam model angsurannya dengan jemput bola.