• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi suara manusia sebagai kata sandi atau password dengan menggunakan metode Hidden Markov Models.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi suara manusia sebagai kata sandi atau password dengan menggunakan metode Hidden Markov Models."

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

i

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

PETRA VALENTIN WAHYUNINGTIAS

NIM : 085314025

HALAMAN JUDUL BAHASA INDONESIA

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

USING HIDDEN MARKOV MODELS

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the Sarjana Komputer Degree

In Departement of Informatics Engineering

By :

PETRA VALENTIN WAHYUNINGTIAS

STUDENT ID : 085314025

HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)

v

LOVE WHAT YOU DO..”

This thesis

belongs to…

Jesus Christ, my Saviour, my Life, my Eternal Love and my Power..

Thank You for stay with me and for gave me wonderful world..

My parent, my spring, my joy, my life..

Thank you for give me a chance to feel the world..

My friends and Audrey..

(6)
(7)
(8)

viii

Suara manusia dapat dijadikan salah satu cara untuk mengidentifikasi apa

yang diucapkan manusia dan siapa yang mengucapkannya. Pada tugas akhir ini

dikembangkan sebuah sistem yang dapat mengidentifikasi secara otomatis suara

manusia dengan menggunakan pendekatan Hidden Markov Models (HMM) dan

ekstraksi ciri Mel-frequency Cepstral Coefficients (MFCC). Secara umum HMM

digunakan untuk signal processing dan speech processing sedangkan MFCC

merupakan salah satu metode ektraksi ciri yang digunakan untuk pengenalan

suara manusia.

Penelitian ini menggunakan suara manusia yang terdiri dari 4 (empat)

speaker(pembicara) yang terdiri dari 2 laki-laki dan 2 perempuan. Pembagian data

untuk proses training dan testing menggunakan metode 5-fold cross validation.

Hasil pengujian yang didapatkan dari proses identifikasi dengan berbagai

kombinasi feature, windows state dan jumlah state diperoleh tingkat akurasi

(9)

ix

processing and speech processing and MFCC is use for feature extraction for

human voice.

This research employed four human as the object for the study. Data

including voices of two man and two woman. Data for testing and training were

separeted unsing 5-fold cross validation.

The highest result of identification using any combination of feature,

windows size and number of states are 95% for speech recognition and 93% for

(10)

x

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah senantiasa

memberikan berkat dan rahmat yang tak berkesudahan serta kesempatan yang

sangat berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Identifikasi Suara Manusia Sebagai Kata Sandi atau Password

Menggunakan Metode Hidden Markov Models

“.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya terhadap semua pihak yang telah memberi dukungan dan

semangat sehingga skripsi ini dapat selesai :

1.

Romo Dr. C. Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc. selaku dosen pembimbing

dan dosen pembimbing akademik Teknik Informatika kelas A angkatan

2008. Terima kasih atas semua bantuan , bimbingan, pengorbanan waktu,

kesabaran, ilmu serta semangat yang telah diberikan.

2.

Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi. Terima kasih atas semua bantuan dan bimbingan

serta kesabarannya dalam menghadapi mahasiswa.

3.

Bapak Eko Hari Parmadi , S.si., M.Kom. dan bapak Alb. Agung

Hadhiatma, S.T., M.T. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan

kritik yang telah diberikan.

4.

Seluruh Dosen Teknik Informatika yang selama masa kuliah telah

membagikan ilmu dan pengetahuannya yang sangat berguna bagi penulis.

5.

Laboran Laboratorium Komputer, Tinus dan Fidi. Terima kasih atas

(11)

8.

Kedua adikku, Bernadeta Listiani dan Felicia Ratriana Putri. Terima kasih

telah ada di dunia ini.

9.

Tim Ceriwis. Pucha dan Itha. Teman suka dan duka. Terima kasih atas

segala dukungan dan semangat serta kesabaran yang telah diberikan

sehinggan skripsi kita selesai.

10.

Untuk Angga, Endra, Surya, Devi, Ocha, Siska, Bebeth, Esy, Agnes dan

seluruh teman-teman Teknik Informatika angkatan 2008. Terima kasih

atas dukungannya.

11.

Untuk Maleo, mbak Vero, mbak Lia dan Mbak Debby. Terima kasih atas

bantuannya untuk ‘

break’

ke negri sebrang sehingga skripsi ini dapat

selesai dengan bahagia.

12.

Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan

tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk hasil yang lebih baik di

masa depan.

Yogyakarta, 22 Mei 2013

(12)

xii

HALAMAN JUDUL BAHASA INDONESIA ... I

HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS ... II

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... III

HALAMAN PENGESAHAN ... IV

HALAMAN PERSEMBAHAN ... V

PERNYATAAN KEASLIAN KARY ... VI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ... VII

ABSTRAK ... VIII

ABSTRACT ... IX

KATA PENGANTAR ... X

DAFTAR ISI ... XII

DAFTAR GAMBAR ... XVI

DAFTAR TABEL ... XVIII

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 L

ATAR

B

ELAKANG

M

ASALAH

... 1

1.2 R

UMUSAN

M

ASALAH

... 3

1.3 T

UJUAN

... 3

(13)

2.3 S

PEAKER

R

ECOGNITION

... 13

2.3.1 Struktur Dasar dari Sistem Speaker Recognition ... 14

2.4 F

EATURE

E

XTRACTION

... 16

2.5 M

EL

-F

REQUENCY

C

EPSTRAL

C

OEFFICIENTS

(MFCC) ... 18

2.5.1 Frame Blocking ... 20

2.5.2 Windowing ... 21

2.5.3 Fast Fourier Transform (FFT) ... 23

2.5.4 Mel-Frequency Wrapping ... 24

2.5.5 Cepstrum ... 26

2.6 M

ETODE

H

IDDEN

M

ARKOV

M

ODELS

(

HMM

) ... 27

2.7 A

LGORITMA

P

EMODELAN

H

IDDEN

M

ARKOV

M

ODELS

... 30

2.7.1 Algoritma Training dengan Baum-Welch ... 31

2.7.2 Algoritma Testing dengan Viterbi ... 34

2.8 M

ETODE

E

VALUASI

5-F

OLD

C

ROSS

V

ALIDATION

... 34

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 37

3.1 P

ERANCANGAN

S

ISTEM

S

ECARA

U

MUM

... 37

3.2 G

AMBARAN

S

ISTEM

... 38

(14)

3.5 P

ERANCANGAN

A

NTAR

M

UKA

S

ISTEM

... 41

3.5.1 Halaman Depan ... 42

3.5.2 Halaman Pengujian ... 43

3.5.3 Halaman Bantuan ... 46

3.6 S

PESIFIKASI

H

ARDWARE DAN

S

OFTWARE

... 48

3.6.1 Hardware ... 48

3.6.2 Software ... 48

BAB IV ... 49

ANALISA HASIL DAN IMPLEMENTASI SISTEM... 49

4.1 A

NALISA

H

ASIL

I

DENTIFIKASI

S

UARA

... 49

4.2

I

MPLEMENTASI

A

NTARMUKA

S

ISTEM

... 60

4.2.1 Halaman Depan ... 60

4.2.2 Halaman Pilihan Menu Pengujian ... 61

4.2.3 Halaman Pengujian Hidden Markov Models untuk Speech Recognition ... 62

4.2.4 Halaman Pengujian Hidden Markov Models untuk Speaker Verification ... 64

4.2.5 Halaman Pengambilan Suara ... 65

4.2.6 Halaman Pengujian Sistem untuk Speech Recognition ... 67

4.2.7 Halaman Pengujian Sistem untuk Speaker Verification ... 68

4.2.8 Halaman Bantuan ... 74

4.2.9 Halaman Tentang Programmer ... 75

BAB V ... 76

(15)

SCRIPT DAN FILE PENDUKUNG ... 84

LAMPIRAN III ... 161

(16)

xvi

Gambar

Keterangan

Halaman

2.1

Cakupan speech processing (Joseph P. Campbell, 1997)

10

2.2

Skema Speech Recognition (Melissa, 2008)

12

2.3

Struktur dari Speaker Identification (Furui, 1996)

15

2.4

Struktur dari Speaker Verification (Furui, 1996)

15

2.5

Diagram blok proses MFCC

19

2.6

Proses frame blocking

20

2.7

Sinyal dengan proses windowing

22

2.8

Sinyal tanpa proses windowing

22

2.9

Grafik hubungan skala mel dan frekuensi (IPB)

25

2.10

Contoh mel-spaced Filter-bank (IPB)

25

2.11

Contoh tiga tipe rantai HMM

31

2.12

Ilustrasi dari operasi Baum-Welch

33

3.1

Skema sistem pengenalan suara manusia

38

3.2

Gambaran sistem secara umum

38

3.3

Tahap training dan testing

39

3.4

Proses tahap testing

40

3.5

Proses tahap testing

41

3.6

Rancangan halaman depan

42

3.7

Rancangan halaman Pengujian sistem tahap pertama

43

3.8

Rancangan jendela peringatan apabila password salah

44

3.9

Rancangan jendela peringatan apabila password benar

44

3.10

Rancangan halaman pengujian HMM tahap pertama

45

3.11

Rancangan halaman pengujian HMM tahap kedua

46

3.12

Rancangan halaman bantuan untuk cara kerja program

47

3.13

Rancangan halaman bantuan tentang program

47

4.1

Grafik Tingkat Akurasi Identifikasi Suara Manusia dengan

Feature MFCC_D untuk Speech Recognition

54

4.2

Grafik Tingkat Akurasi Identifikasi Suara Manusia dengan

Feature MFCC_D untuk Speaker Verification

55

4.3

Halaman Depan

60

4.4

Halaman pilihan pengujian

61

4.5

Halaman Pengujian Hidden Markov Model untuk Speech

Recognition

63

4.6

Halaman Pengujian Hidden Markov Model untuk Speaker

Verification

65

4.7

Halaman Pengambilan Suara

66

4.8

Halaman Peringatan

66

(17)
(18)

xviii

Tabel

Keterangan

Halaman

2.1

Tingkat akurasi berbagai metode feature extraction

(Universite Pierre&MarrieCurrie, LA Science A Paris,

2004)

17

2.2

Pembagian kelompok data menjadi 5 bagian

35

2.3

Gambaran metode 5-fold cross validation

35

2.4

Contoh confusion matrix

36

4.1

Hasil Akurasi Identifikasi Suara untuk Speech Recognition

50

4.2

Hasil Akurasi Identifikasi Suara untuk Speaker Verification

52

4.3

Hasil identifikasi suara berdasarkan tipe feature pada proses

Speech Recognition

56

4.4

Confusion Matrix MFCC_D untuk Speech Recognition

57

4.5

Hasil identifikasi suara berdasarkan tipe feature pada proses

Speaker Recognition

58

(19)

1

Meskipun teknologi sudah berkembang pesat tetapi keamanan

pengguna teknologi masih perlu diperhatikan lagi. Gangguan keamanan

yang diakibatkan perkembangan teknologi dapat menyebabkan privasi

seseorang terganggu. Hal ini dapat dilihat dari berbagai contoh seperti

password yang dicuri kemudian disalahgunakan, pembicaraan telepon

yang disadap dan lain sebagainnya. Maka dari itu, keamanan menjadi hal

yang patut diperhatikan seiring dengan perkembangan teknologi.

Saat ini teknologi juga menawarkan berbagai fasilitas untuk

meningkatkan keamanan masyarakat. Salah satunya adalah dengan kata

sandi atau password yang diaplikasikan dalam berbagai perangkat. Tentu

saja kata sandi yang ditawarkan bukan sandi konvensional seperti

memasukkan angka atau huruf melainkan dengan menggunakan suara,

deteksi retina, sidik jari serta pengenalan tulisan tangan. Dari sekian

banyak contoh tersebut pengenalan suara merupakan salah satu cara yang

dapat digunakan sebagai kata sandi yang memiliki variasi yang cukup unik

(Hidayanto dan Sumardi, 2006).

Suara adalah salah satu hal yang membedakan antara manusia satu

(20)

aksen yang berbeda bahkan yang kembar identik sekalipun. Keunikan

suara inilah yang dapat dijadikan sebagai kata sandi untuk meningkatkan

keamanan pengguna dalam menggunakan suatu sistem (Setyabudi,

Purwanto dan Warsono, 2007).

Sudah banyak penelitian tentang pengenalan pola suara dengan

menggunakan berbagi metode serta implementasi yang berbeda-beda.

Salah satu metode yang cukup baik dan memiliki akurasi yang tinggi

dalam menangani variasi data dan keberagaman suara adalah Hidden

Markov Models (HMM) dan dengan menggunakan ekstraksi ciri

Mel-frequency Cepstral Coefficients (MFCC). Pada penelitian Pengenalan

Ucapan Kata Terisolasi dengan Metode Hidden Markov Models (HMM)

melalui Ekstraksi Ciri Linear Predictive Coding ( LPC ) (Hidayanto dan

Sumardi, 2006) dihasilkan akurasi yang berkisar pada angka 99,82% untuk

pengenalan ucapan kata yang berkorelasi tinggi pada pengujian dengan

data rekaman. Sedangkan pada pengujian online memberikan akurasi

berkisar pada angkan 87,58%. LPC sendiri adalah salah satu metode yang

digunakan untuk proses ekstrasi ciri.

Pada penelitian Identifikasi Pembicara Menggunakan Algoritme

VF15

dengan

MFCC

sebagai

Pengekstraksi

Ciri

(Zilvan

&

Muttaqien,2011) menghasilkan akurasi identifikasi suara tertinggi

mencapai 97%. VF15 merupakan salah satu algoritma yang digunakan

(21)

Pendekatan Hidden Markov Model

“.

Perbedaan tugas akhir ini dengan

penelitian sebelumnya adalah selain untuk mengetahui apa yang akan

diucapkan sebagai kata sandi, sistem juga akan mengidentifikasi pemilik

suara.

1.2

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang diambil

adalah Seberapa besar akurasi metode Hidden Markov Model mampu

mengenali suara manusia dan bagaimana mengimplementasinya ke dalam

sistem.

1.3

Tujuan

Merancang, menganalisa, mengimplementasi dan mengetahui

kelebihan serta kekurangan metode Hidden Markov Models dalam

(22)

1.4

Batasan Masalah

1.

Pola suara yang diteliti adalah pola suara manusia yang mencakup

suara laki-laki dan perempuan dengan mengucapkan kata tertentu.

Kata yang diucapkan adalah kata ‘satu’, ‘dua’, ‘tiga’, ‘empat’, ‘lima’,

‘enam’, ‘tujuh’, ‘delapan’, ‘sembilan’, dan ‘nol’. Setiap kata yang

diucapkan akan diulang sebanyak lima kali dengan menggunakan

aksen atau cara pengucapan yang berbeda.

2.

Ekstraksi ciri atau feature extraction menggunakan Mel-frequency

Cepstral Coefficients (MFCC)

3.

Suara manusia yang diproses adalah suara berekstensi .wav dan

diambil dengan menggunakan microphone yang terhubung ke

komputer menggunakan program Sound Recorder yang merupakan

program bawaan dari Sistem Operasi Windows . Suara direkam dengan

menggunakan frekuensi sampling 44100Hz dengan karakteristik sound

yang digunakan adalah stereo sound dengan bit data sebesar 16 bit.

4.

Pemodelan suara manusia menggunakan algoritma Baum-Welch.

5.

Identifikasi suara manusia menggunakan algoritma Viterbi.

6.

Terdapat 200 data yang akan digunakan untuk penelitian ini dengan

rincian 100 data dari suara perempuan dan 100 data dari suara

(23)
(24)

1.5

Metologi Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian meliputi :

1.

Studi Pustaka

Tahap ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi dan

sumber-sumber dari internet yang berkaitan dengan Hidden Markov

Models, Speech Processing, feature extraction, algoritma

Baum-Welch, algoritma Viterbi dan tutorial pemrograman Matlab.

2.

Tahap Pengambilan Data

Tahap ini dilakukan dengan cara mengambil data berupa ucapan dari 4

orang yang terdiri dari 2 laki-laki dan 2 perempuan. Tahap ini

dilakukan dengan menggunakan microphone yang terhubung ke

komputer.

3.

Tahap Pembuatan Model

Model sendiri merupakan gambaran statistik dari ucapan yang telah

dimasukkan. Dalam tahap ini model akan dibangun dengan

menggunakan metode Hidden Markov Model.

4.

Tahap Pembuatan Sistem Pengenal Ucapan

Pembuatan sistem akan dilakukan berdasarkan data yang telah

(25)

Pada tahap ini juga akan dilakukan evaluasi terhadap sistem yang

dibangun. Apabila data yang dimasukkan adalah data yang belum

dimodelkan maka proses pengujian juga akan dibandingkan dengan

data yang telah dimodelkan terlebih dahulu tetapi dalam program akan

muncul pesan bahwa password atau kata sandi salah.

1.6

Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,

batasan masalah, metologi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI

Berisi landasan teori mengenai Speech Processing, Speech

Recognition, Speaker Recognition, teori Hidden Markov

Model,

Mel-frequency

cepstral

coefficients (MFCC),

algoritma Baum-Welch dan algoritma Viterbi yang

(26)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi analisa dan gambaran atau rancangan dari

sistem yang akan dibangun yaitu sebuah sistem yang dapat

mengenali suara manusia sebagai kata sandi atau password

serta menjelaskan alur dari proses training dan testing.

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi implementasi sistem dengan menggunakan

pendekatan Hidden Markov Model

BAB V

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil dari implementasi sistem yang

kemudian dianalisa dan diuji.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang didapatkan dari

proses pembuatan tugas akhir ini, serta saran agar

(27)

9

landasan untuk mengembangkan penelitian beserta perangkatnya.

Teori-teori yang akan dibahas antara lain Speech Processing, Speech

Recognition, Speaker Recognition, Metode Hidden Markov Models ,

Feature Extraction, Mel-frequency Cepstral Coefficients (MFCC),

algoritma Baum-Welch dan algoritma Viterbi.

2.1

Speech Processing

Ucapan merupakan sinyal yang sangat kaya akan informasi yang di

dalamnya terkandung frekuensi, amplitudo dan waktu. Contohnya adalah

gerakan resonansi, harmonisasi, intonasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut

digunakan untuk menyampaikan informasi tentang kata-kata dari identitas

pembicara yang dipengaruhi oleh aksen, ekspresi, serta kondisi kesehatan

dari si pembicara.

Sinyal ucapan yang digunakan oleh manusia sehari-hari dapat

dipelajari pada Speech Processing. Speech processing merupakan sebuah

studi yang mempelajari tentang sinyal dari sebuah ucapan dan juga metode

(28)

Speech Processing terbagi dalam beberapa cabang ilmu sesuai

dengan tujuan dari pengolahan suaranya. Hal tersebut dapat dilihat pada

Gambar 2.1

Gambar 2.1 Cakupan speech processing (Joseph P. Campbell, 1997)

Apabila dilihat dari Gambar 2.1 terdapat beberapa ilmu yang sudah

sering digunakan dalam aplikasi yang berkaitan dengan ucapan. Speech

recognition dan speaker recognition merupakan cabang ilmu dari specch

processing yang paling sering diaplikasikan untuk pengenalan suara.

Speech recognition sendiri merupakan proses identifikasi suara

yang akan dikonversikan dalam bentuk teks. Sedangkan speaker

(29)

recognition dan speaker recognition dalam proses identifikasi suara.

2.2

Speech Recognition

Speech Recognition adalah suatu pengembangan dalam sebuah

sistem yang memungkinkan sebuah komputer untuk mengolah masukan

atau perintah yang berupa suara. Speech Recognition memungkinkan

sebuah sistem untuk dapat mengenali dan memahami perintah suara.

Terdapat 4 tahap dalam Speech Recognition (Mellisa, 2008) yaitu :

a.

Penerimaan data input

b.

Ekstraksi, yaitu penyimpanan data masukan sekaligus pembuatan

database untuk template

c.

Pembandingan / pencocokan, yaitu tahap pencocokan data baru dengan

data suara pada template.

(30)
[image:30.595.100.509.111.616.2]

Gambar 2.2 Skema Speech Recognition (Melissa, 2008)

Speech Recognition juga dibagi menjadi beberapa jenis

berdasarkan kemampuannya dalam mengenali kata yang diucapkan.

a.

Kata-kata yang terisolasi

Proses pengidentifikasian kata yang hanya dapat mengenal kata yang

diucapkan apabila kata tersebut memiliki jeda waktu dalam

pengucapannya.

b.

Kata-kata yang berhubungan

Proses pengidentifikasian kata yang mirip dengan kata-kata terisolasi,

(31)

metode khusus untuk membedakan kata-kata yang diucapkan dalam

jeda waktu yang sangat sebentar.

d.

Kata-kata spontan

Proses pengidentifikasian kata yang dapat mengenal kata-kata yang

diucapkan secara spontan tanpa jeda waktu antar kata.

e.

Verifikasi atau identifikasi suara

Proses pengidentifikasian kata yang tidak hanya mampu mengenali

kata tapi juga mampu mengidentifikasi siapa yang berbicara.

2.3

Speaker Recognition

Speaker recognition merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan secara otomatis untuk mengenali suara seseorang yang

mengucapkan sesuatu (Joseph P. Campbell, 1997). Speaker recognition

juga merupakan bagian dari Speech Proccesing yang mana terdiri dari

(32)

Apabila dilihat dari gambar 2.1 sebelumnya, Speaker Recognition

mencakup Speaker Identification dan Speaker Verification. Speaker

Verification merujuk kepada bagaimana sebuah suara dapat menguji

seseorang apakah seseorang tersebut merupakan speaker atau bukan.

Sedangkan Speaker Identification hanya menitikberatkan terhadap

penentuan 1 (satu) speaker dari sekumpulan speaker yang ada.

Metode dari Speaker Recognition juga dapat dibedakan menjadi

text-dependent dan metode text-independent. Metode text-dependent

membutuhkan speaker untuk mengucapkan kata untuk pemodelan dan

pengujian sedangkan metode text-independent tidak bergantung terhadap

kata yang diucapkan speaker untuk pemodelan. Pada pembuatan tugas

akhir ini akan menggunakan metode Speaker Recognition yang bertipe

text-dependent.

2.3.1

Struktur Dasar dari Sistem Speaker Recognition

Speaker Identification dan Speaker Verification memiliki struktur

yang berbeda. Berikut adalah struktur dari Speaker Verification dan

(33)
[image:33.595.100.508.103.681.2]

Gambar 2.3 Struktur dari Speaker Identification (Furui,1996)

Berdasarkan Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa dalam proses Speaker

Identification suara yang masuk akan melalui tahap ekstraksi. Kemudian

akan dicari kemiripan yang paling dekat dengan suara yang telah

dimodelkan sebelumnya untuk mengetahui identitas dari speaker.

(34)

Pada Speaker Verification suara yang masuk akan di ekstraksi

kemudian akan dibandingkan dan dicari kemiripan dengan suara dari

speaker yang telah dimodelkan sebelumnya dan dari speaker id.

Perbandingan tersebut akan digunakan untuk menolak atau menerima

suara yang masuk.

2.4

Feature Extraction

Feature extraction merupakan metode untuk mengubah sinyal

menjadi beberapa parameter. Data yang akan digunakan merupakan data

dari suara manusia sehingga berupa data sinyal. Tetapi tidak semua data

sinyal tersebut dapat digunakan. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor

seperti suara-suara yang berada di sekitar speaker pada saat pengambilan

data suara. Dengan tahap feature extraction diharapkan menghasilkan

feature yang memiliki kemampuan untuk membedakan kemiripan

pengucapan setiap model sehingga tidak memerlukan data training yang

banyak. Pada umumnya feature extraction memiliki tiga tahap (Reynold,

2002), yaitu:

1.

Penggunaan program deteksi suara untuk menghilangkan noise dari

sinyal suara yang menjadi obyek.

2.

Feature diekstrak untuk memperoleh informasi

(35)
[image:35.595.100.508.246.583.2]

dilihat pada Tabel 2.1 (Chetouani, 2004)

Tabel 2.1 Tingkat akurasi berbagai metode feature extraction

(Sumber : Universite Pierre&MarrieCurrie, LA Science A Paris,

2004)

Dari Tabel 2.1 di atas dapat dilihat bahwa metode NPC memiliki

tingkat identifikasi yang paling tinggi dan sempurna kemudian diikuti oleh

metode MFCC. NPC merupakan salah satu algoritma ekstraksi ciri yang

merupakan perluasan dari LPC. Dalam kasus ini metode MFCC dirasa

paling tepat karena cara kerja metode MFCC sama dengan telinga manusia

sehingga untuk mengidentifikasi suara manusia lebih baik menggunakan

(36)

2.5

Mel-Frequency Cepstral Coefficients (MFCC)

Mel-Frequency Cepstral Coefficients (MFCC) merupakan metode

pengolahan suara yang memiliki tujuan untuk mengidentifikasi asal dari

sumber suara. MFCC berdasarkan pada variasi bandwidth kritis terhadap

frekuensi pada telinga manusia sehingga cara kerja yang diterapkan pada

metode ini meniru karakteristik telinga manusia (Zilvan dan Muttaqien,

2011). Pada telinga manusia terdapat filter-filter yang berguna untuk

membedakan suara yang memililki frekuensi rendah dan suara yang

memiliki frekuensi tinggi. Pada metode MFCC, filter pada telinga manusia

digambarkan dalam skala mel-frekuensi yang berfungsi untuk menangkap

karakter penting pada suatu ucapan.

Beberapa keunggulan dari metode MFCC adalah ( Manunggal, 2005):

1.

Mampu menangkap karakteristik suara yang sangat penting bagi

pengenalan suara atau dengan kata lain dapat menangkap

informasi-informasi penting yang terkandung dalam signal suara.

2.

Menghasilkan data seminimal mungkin tanpa menghilangkan

informasi-informasi penting yang terkandung di dalamnya.

3.

Mereplikasi organ pendengaran manusia dalam melakukan persepsi

terhadap signal suara.

Filter-filter yang terdapat dalam telinga manusia juga memiliki

(37)

Gelombang suara yang dihasilkan oleh speaker dapat memiliki

berbagai variasi tergantung dari kondisi fisik speaker tersebut. MFCC

memiliki struktur berupa blok diagram yang dapat dilihat pada Gambar 2.4

Frame Blocking Continuous

Speech Windowing FFT

Mel-Frequency Wrapping Cepstrum

[image:37.595.100.509.226.608.2]

Mel Cepstrum

Gambar 2.5 Diagram blok proses MFCC (Do, 1994)

Apabila dilihat dari Gambar 2.5, terdapat beberapa proses feature

(38)

2.5.1

Frame Blocking

Sinyal suara terus mengalami perubahan karena adanya pergeseran

artikulasi dari organ produksi vokal. Oleh karena itu, sinyal harus diproses

secara short segments ( short frame). Panjang frame yang biasanya

digunakan untuk pemrosesan sinyal adalah antara 10-30 ms. Panjang

frame yang digunakan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam analisa

spektral. Di satu sisi, ukuran dari frame harus sepanjang mungkin untuk

dapat menunjukkan resolusi frekuensi yang baik. Tetapi, di sisi lain frame

juga harus cukur pendek untuk dapat menunjukkan waktu yang baik.

[image:38.595.101.509.306.608.2]

Proses frame blocking ditunjukkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Proses frame blocking

Dengan Sn merupakan nilai sampel yang dihasilkan dan n

merupakan urutan sampel yang akan diproses

Sinyal ucapan yang terdiri dari S sampel (X(S)) dibagi menjadi

beberapa frame yang berisi N sampel, yang masing-masing sampel

dipisahkan oleh M (M<N). Frame pertama berisi sampel N pertama.

(39)

Proses frame ini dilakukan terus sampai seluruh sinyal dapat

diproses. Selain itu, proses ini umumnya dilakukan secara overlap yang

umum digunakan adalah kurang lebih 30% sampai 50% dari panjang

frame. Overlapping dilakukan untuk menghindari hilangnya ciri atau

karakteristik suara pada perbatasan perpotongan setiap frame.

2.5.2

Windowing

Proses framing dapat menyebabkan kebocoran spektral atau

aliasing. Aliasing merupakan sinyal baru yang memiliki frekuensi yang

berbeda dengan sinyal aslinya. Hal ini dapat terjadi karena rendahnya

jumlah sampling rate atau proses frame blocking yang menyebabkan

sinyal menjadi discontinue. Maka dari itu, tahap windowing diperlukan

agar menghidari kebocoran spektral.

Pada tahap windowing, sinyal suara yang telah mengalami frame

blocking telah dibagi menjadi beberapa frame. Setiap frame yang diperoleh

akan dijadikan window untuk memperkecil kemungkinan gangguan sinyal

yang terputus pada awal dan akhir setiap frame. Window dapat

didefinisikan sebagai berikut :

(40)

N merupakan jumlah sample pada setiap frame. Hasil yang

didapatkan dari proses windowing adalah sinyal (y(n)) yang dapat

didefinisikan sebagai berikut :

y(n) = x(n) w(n) ,

dimana 0 ≤ n ≤ (

N-1 )

(2-2)

Terdapat banyak fungsi window, namun yang paling sering

digunakan untuk proses speaker recognition adalah hamming window.

Fungsi window ini menghasilkan sidelobe level yang tidak terlalu tinggi

(kurang lebih -43dB) selain itu noise yang dihasilkan juga tidak terlalu

besar. Fungsi hamming window adalah sebagai berikut :

w(n) = 0.54

0.46 cos [

2 π n /

(N

1)],

dimana 0 ≤ n ≤ (

N-1 )

(2-3)

Gambar berikut menunjukkan perbedaan antara sinyal yang

melalui proses windowing dan sinyal yang tanpa melalui proses

windowing.

Gambar 2.7 Sinyal dengan proses windowing

[image:40.595.99.516.198.603.2]
(41)

lain untuk menghitung DFT dengan cepat dengan menggunakan algoritma

FFT dimana FFT menghilangkan proses perhitungan yang kembar dari

DFT.

Jumlah sinyal yang akan dimasukkan dalam algoritma ini harus

merupakan kelipatan dua (2

M

). Algoritma FFT dimulai dengan membagi

sinyal menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan sinyal yang

memiliki nilai suara pada indeks waktu genap sedangkan bagian kedua

merupakan sinyal yang memiliki nilai suara pada indeks waktu ganjil.

Fast Fourier Transform adalah himpunan dari N sample [X

n

] yang

didefinisikan sebagai berikut :

=

�−2�

−1

=0

, dimana n =

0,1,2,3,…..

N-1

(2-4)

FFT seringkali digunakan untuk mendapatkan besarnya reaksi

frekuensi dari setiap frame. Ketika FFT dijalankan pada sebuah frame,

dapat diasumsikan bahwa sinyal dalam sebuah frame adalah periodik dan

(42)

Apabila dilihat dari rumusan diatas, dapat dilihat bahwa X

n

merupakan angka yang kompleks. Hasil dari X

n

dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1.

Ketika n = 0 merupakan keadaaan frekuensi saat kosong.

2.

Ketika 1 ≤

n

≤ (

N/2

1) merupakan keadaan saat frekuensi bernilai

positif (0 < f < F

s

/2).

3.

Ketika N/

2+1 ≤

n

N-1 merupakan keadaaan saat frekuensi bernilai

negatif (F

s

/2 < f < 0).

F

s

sendiri merupakan frekuensi sample. Hasil yang diperoleh

berupa spektrum sinyal atau periodogram.

2.5.4

Mel-Frequency Wrapping

Sinyal suara terdiri dari nada-nada yang memiliki frekuensi yang

berbeda. Setiap nada dengan frekuensi yang sebenarnya, f, diukur dalam

Hz. Nada yang subyektif diukur dengan menggunakan skala Mel. Sebagai

acuan, nada dengan frekuensi 1kHz, 40dB diatas dari threshold

pendengaran, didefinisikan sebagai 1000 mels. Rumus yang digunakan

untuk menghitung mels dengan frekuensi dalam Hz adalah sebagai

berikut:

(43)

bersifat linear untuk frekuensi rendah dan bersifat logaritmik untuk

frekuensi tinggi, dengan batas pada nilai frekuensi akustik sebesar

[image:43.595.97.509.220.710.2]

1000Hz. Hubungan skala mel dan frekuensi dapat digambarkan pada

Gambar 2.8.

Gambar 2.9 Grafik hubungan skala mel dengan frekuensi (IPB)

(44)

Dari M filter yang telah terbentuk, maka dilakukan wrapping

terhadap sinyal domain frekuensi dan menghasilkan satu komponen untuk

setiap filter dengan menggunakan rumus ( Buono, 2009) :

= log

10

=0−1

� �

(2-6)

Dengan i

= 1,2,3….

M dan H

i

(k) adalah nilai filter segitiga ke-i

untuk frekuensi akustik sebesar k. Hasil dalam spektrum mel ini kemudian

akan dipilih cepstrum coefficients, nilai koefisien diperoleh dengan

menggunakan transformasi cosinus. Rumus yang digunakan adalah :

=

=1

cos

1

/2

(2-7)

Dengan j

= 1,2,3…

K yang merupakan jumlah cepstrum coefficients

dan M merupakan jumlah filter.

2.5.5

Cepstrum

Pada langkah terakhir, logaritma dari spektrum mel harus

dikonversikan kembali ke domain waktu. Hasil yang didapatkan bernama

mel-frequency cepstrum coefficients (MFCCs) (Hasan, Jamil, Rabbani dan

Rahman, 2004). Karena koefisien dari mel merupakan bilangan nyata,

dapat juga dikonversikan ke dalam domain berbasis waktu menggunakan

Discrete Cosine Transform (DCT).

(45)

speaker yang spesifik. Dengan menerapkan prosedur yang telah

dijelaskan, untuk setiap frame sekitar 30 ms dengan overlap,

koefisien-koefisien dari mel cepstrum dapat dihitung.

2.6

Metode Hidden Markov Models ( HMM )

Hidden Markov Models merupakan sebuah pemodelan statistik dari

sebuah sistem yang diasumsikan sebagai ‘Rantai Markov‘ dengan

parameter yang tidak diketahui, dan tantangannya adalah menemukan

parameter yang tersembunyi (hidden) dari parameter yang diketahui

(observer) (Przytycka, 2000). Parameter yang telah digunakan kemudian

dapat digunakan untuk analisa yang lebih jauh, misalnya untuk Speaker

Recognition. HMM disebut statistik karena mencari means, varians, dan

probabilitas dari model yang digunakan.

Dalam jurnal yang berjudul “

Hidden Markov Models For Speech

Recognition

“ yang ditulis oleh B. H. Juang dan L. R. Rabiner disebutkan

bahwa metode HMM sangat populer dikarenakan memiliki kerangka

(46)

matematika. Hal ini karena kemudahan dan ketersediaan dari algoritma

training yang dimiliki HMM untuk memperkirakan parameter dari sebuah

model dengan data yang terbatas.

Dari Hidden Markov Models, suara dianggap sebagai sinyal yang

kemudian dimodelkan. Kemudian suara yang datang akan dibandingkan

dengan seluruh model yang ada dan akan melihat tingkat kecocokan yang

paling mendekati.

Hidden Markov Models didefinisikan sebagai kumpulan 5

parameter yaitu

N, M, A, B, π.

Dengan menganggap

λ = { A, B, π }

maka

Hidden Markov Models mempunyai parameter tertentu yaitu N dam M.

Maka dari itu, ciri-ciri dari HMM adalah :

1.

Observasi diketahui tetapi urutan keadaan ( state ) tidak diketahui

sehingga disebut hidden.

2.

Observasi adalah fungsi probabilitas keadaan

3.

Perpindahan keadaan adalah bentuk probabilitas

Hidden Markov sendiri memiliki parameter distribusi sebagai berikut:

1.

Probabilitas Transisi

A = { a

ij

}

, a

ij

= P (q

t+1

= S

j

| q

t

= S

i

) , 1 ≤

i , j

N

Dengan syarat a

ij

≥ 0 dan

(47)

π = { π

i

}

, π

i

= P (q

i

= S

j

)

Sedangkan terdapat dua parameter tertentu pada Hidden Markov

Models yaitu N dan M.

1.

N merupakan jumlah keadaan model. Dinotasikan sebagai himpunan

terbatas untuk keadaan yang mungkin adalah S = { S

1

, S

2

……S

N

}

2.

M adalah jumlah dari simbol observasi atau keadaan. Simbol observasi

berhubungan dengan keluaran fisik dari sistem yang dimodelkan.

Dinotasikan sebagai himpunan terbatas untuk observasi yang mungkin

adalah V = { V

1

, V

2

……V

M

}

Apabila diberi nilai yang tepat untuk variabel-variabel diatas maka

Hidden Markov Models dapat digunakan untuk memberikan sekuens

observasi.

(48)

Dimana untuk setiap observasi O

t

adalah satu dari simbol yang ada

pada V, dan T

adalah banyaknya observasi yang ada pada sekuens

tersebut.

Metode Hidden Markov Models memiliki beberapa algoritma

pemodelan yang akan dijelaskan dalam subbab selanjutnya.

2.7

Algoritma Pemodelan Hidden Markov Models

Algoritma dalam Hidden Markov Models digunakan untuk

pembuatan model yang mencakup proses training dan testing. Pemodelan

dapat berbentuk kontinu untuk data yang berlanjut sesuai dengan waktu

seperti data suara yang akan diterapkan pada penelitian ini dan pemodelan

diskret yang digunakan pada data citra.

Bentuk dari model Hidden Markov Models adalah berupa

state-state yang saling berhubungan, yang mana setiap state-state terhubung dari state-state

(49)
[image:49.595.99.504.106.595.2]

Gambar 2.11 Contoh tiga tipe rantai HMM

(a) Model 4-state (b) Model 4-state-kiri-kanan (c) Model parallel 6-state

2.7.1

Algoritma Training dengan Baum-Welch

Algortima

Baum-Welch

atau

algoritma

forward-backward

merupakan salah satu algoritma yang dapat memberikan model terbaik

berupa means dan varians karena dapat mengoptimalkan probabilitas

observasi sekuens O parameter-parameter model

λ = { A, B, π }

.

Perhitungan pada algoritma ini digunakan untuk mencari nilai maximum

likehood atau angka kemiripan maksimum yang merupakan sebuah model

(50)

Variabel forward didefinisikan sebagai observasi parsial dari

probabilitas state sekuen yang dilambangkan dengan

O1, O2, …. Ot

(

hingga waktu t ) dan state Si pada waktu t , dengan model

λ

, dan

α

sebagai

t(i) . Untuk variabel backward didefinisikan sebagai observasi parsial dari

probabilitas state sekuen dari t+1 ke state sebelumnya yang mana terdapat

state Si pada waktu t, dengan model

λ

dan

α

sebagai t(i). Observasi dari

probabilitas state sekuen ini dihitung dengan rumus:

=

=1

=

=1

( )

(2.10)

Probabilitas pada saat berada pada state Si pada waktu t , dan

diberikan sekuens observasi O , dan model

λ

adalah :

=

∝� ( |�( ))

(2.11)

(51)

(b) variabel backward

Gambar 2.12 Ilustrasi dari operasi Baum-Welch

Pada saat menghitung model yang akan akan digunakan maka akan

membutuhkan banyak sampel data yang akan dimodelkan. Karakteristik

dari setiap contoh akan diekstrak dan disimpan dalam sebuah parameter

vektor sekuens xt. Parameter ini yang akan dipetakan sebagai ekuivalensi

dari Ot.

Metode Baum-Welch memiliki cara kerja sebagai berikut :

1.

Estimasikan sebuah model HMM sebagai

λ = { A, B, π }

2.

Dengan nilai

λ

dari sekuens observasi O, hitung sebuah model baru

=

,

,

Seperti

(52)

3.

Jika

� − �

> threshold, maka hentikan langkah ini. Jika tidak,

maka letakkan nilai

untuk menggantikan

λ

dan ulangi langkah 1.

2.7.2

Algoritma Testing dengan Viterbi

Algoritma Viterbi digunakan untuk menghitung sekuens state Q

yang paling dekat dengan kemungkinan atau probabilitasnya dari sekuens

Observasi O. Algoritma Viterbi dapat didefinisikan sebagai:

δ

t

(i) = max

q1,q2…q3

P[q

1

,q

2

,…q

t

= i, O

1

O

2….

O

t

| λ ]

(2.12)

δ

t

(i) merupakan nilai probabilitas terbaik pada waktu t, yang

dihitung pada observasi t pertama yang diakhiri pada state S

i.

2.8

Metode Evaluasi 5-Fold Cross Validation

Metode 5-Fold Cross-Validation digunakan pada saat evaluasi

untuk mengukur tingkat akurasi sebuah sistem. Metode 5-Fold Cross

Validation membagi tiap kelompok data suara menjadi data yang

kemudian akan menjadi data untuk proses training dan testing

Dalam penelitian ini, terdapat 4 (lima) kelompok data yang mana

masing-masing kelompok mewakili setiap orang yang akan diambil

suaranya. Setiap kelompok memiliki data sebanyak 50 yang kemudian

(53)

Suara 1 Suara 2 Suara 3 Suara 4 Suara 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Pada metode evaluasi 5-fold cross validation, iterasi yang

dilakukan akan melibatkan data yang berbeda setiap proses training

maupun testing.

Tabel 2.3 Gambaran metode 5-fold cross validation

Testing

Pengujian ke 1 Pengujian ke 2 Pengujian ke 3 Pengujian ke 4 Pengujian ke 5

(54)

Pengukuran tingkat akurasi dilakukan dengan menggunakan

confusion matrix seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.4 Contoh confusion matrix

Suara 1

Suara 2

Suara 3

Suara 4

Suara 1

Suara 2

Suara 3

Suara 4

Suara 5

Suara 5

Evaluasi dari ketepatan confusion matrix dilakukan dengan cara

membandingkan output hasil dari identifikasi oleh sistem dengan label uji

yang tersedia untuk data tersebut. Perhitungan untuk mengukur tingkat

akurasinya adalah dengan rumus berikut:

Akurasi = S/T x 100%

(2.13)

Keterangan :

S = jumlah sample yang dikenal secara benar oleh sistem ( jumlah

diagonal dari confusion matrix )

(55)

37

yang akan dibangun. Sistem ini berfungsi untuk menganalisa tingkat

akurasi metode Hidden Markov Models dalam mengenali suara manusia.

3.1

Perancangan Sistem Secara Umum

Sistem ini digunakan untuk mengenali suara manusia yang

ditampilkan dalam bentuk password untuk disimulasikan sebagai kata

kunci untuk masuk ke dalam suatu sistem dengan menggunakan metode

Hidden Markov Models. Data suara terdiri dari 4 orang yang mana

merupakan 2 laki-laki dan 2 perempuan. Suara akan diambil dengan

menggunakan microphone dan akan diekstraksi terlebih dahulu sebelum

dimasukkan ke dalam sistem. Sistem akan melakukan proses training dan

testing dan akhirnya sistem akan menampilkan hasil apakah suara yang

(56)

Data suara berektensi

.wav

Feature Extraction

Training

Testing

Estimasi mode Model

Proses perhitungan probabilitas

Nilai

maksimum Evaluasi hasil

Gambar 3.1 Skema sistem pengenalan suara manusia

Gambar 3.1 menjelaskan tahapan dari proses pengenalan suara.

Dimulai dari data masuk yang berupa file berekstensi .wav kemudian akan

memasuki proses feature extraction yang menggunakan MFCC. Hasil dari

feature extraction sendiri merupakan file berekstensi .mfc. Data suara

yang telah diproses kemudian menjadi input untuk proses training dan

testing dengan menggunakan pendekatan HMM. Setelah itu akan

dihasilkan suara yang dikenali sebagai hasil klasifikasi.

3.2

Gambaran Sistem

user Pola Suara Sebagai Sistem Pengenalan Password

User memasukkan data suara dengan microphone

Sistem menampilkan hasil apakah masukan diterima atau tidak

(57)

3.3

Proses Training

Proses training akan menghasilkan model dari data yang telah

diambil sebelumnya. Proses training ini akan menggunakan algoritma

Baum-Welch yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Gambar 3.3

menunjukkan proses training data dan pembuatan model. Dalam proses

training terdapat proses feature extraction yang akan menggunakan

metode Mel-Frequency Cepstral Coefficients (MFCC). Untuk estimasi

model akan menggunakan pendekatan Hidden Markov Models (HMM).

Sesuai dengan metode 5 Fold Cross-Validation yang telah dibahas pada

bab sebelumnya maka pada proses training dalam membentuk sebuah

(58)

Input suara

Feature extraction

Estimasi model

M1 M2 Mn

....

....

Gambar 3.4 Proses tahap training

3.4

Proses Testing

Pada tahap testing akan menggunakan algoritma Viterbi. Proses ini

menggunakan data yang baru. Untuk mengenali data baru yang masuk,

sistem akan menghitung probabilitas dari data baru dengan model yang

ada dilihat dari kemiripan atau kedekatannya. Data yang memiliki

probabilitas tertinggi akan menunjukkan bahwa data suara baru yang

masuk dapat diidentifikasi dan diterima oleh sistem. Gambar 3.4

(59)

Untuk implementasi HMM dan identifikasi suara manusia maka

pada pembuatan tugas akhir ini penulis menggunakan HMM Toolkit (HTK).

HTK menyediakan tools termasuk algoritma Baum-Welch yang digunakan

pada proses training dan algoritma Viterbi untuk proses testing.

3.5

Perancangan Antar Muka Sistem

Pada perancangan antar muka untuk sistem pengenalan suara

manusia ini terdiri dari beberapa halaman yang mewakili proses

perhitungan dari Hidden Markov Models serta cara kerja dari sistem, yaitu:

1.

Halaman depan

2.

Halaman pengujian sistem

3.

Halaman pengujian HMM dan cara kerja sistem

(60)

3.5.1

Halaman Depan

Halaman ini merupakan halaman pembuka yang berisi dua menu

utama yaitu MENU dan BANTUAN serta penjelasan mengenai tentang

nama sistem, logo Universitas Sanata Dharma, identitas pembuat program

dan nama Dosen pembimbing. Rancangan dari halaman depan sistem ini

dapat dilihat pada Gambar 3.6

(61)

suara. Sedangkan pada halaman pengujian HMM akan berisi tentang cara

kerja dari HMM dan cara kerja sistem. Rancangan halaman pengujian

dapat dilihat pada beberapa gambar berikut ini.

Gambar 3.7 Rancangan Halaman Pengujian sistem tahap pertama

Apabila dalam memasukkan password salah maka akan muncul

(62)

Gambar 3.8 Rancangan Jendela peringatan apabila password salah

Apabila password benar maka akan muncul peringatan seperti pada

Gambar 3.9

Gambar 3.9 Rancangan Jendela peringatan apabila password benar.

Selanjutnya, untuk rancangan halaman pengujian HMM terdapat

menu untuk mengambil contoh data suara dari direktori yang ada untuk

diuji dengan HMM. Untuk mendengarkan suara yang diambil dapat

menekan tombol DENGAR. Data suara yang telah diambil dapat

divisualisasikan menjadi spectogram dan signal. Kemudian untuk

memproses suara terdapat tombol PROSES yang akan melakukan proses

pengenalan suara yang hasilnya dapat dilihat pada label HASIL.

(63)
[image:63.595.95.507.110.563.2]

Gambar 3.10 Rancangan halaman pengujian HMM tahap pertama

Rancangan halaman berikutnya berisi tentang keterangan data yang

terdapat dalam sistem. Pengguna dapat memilih parameter yang

digunakan, windows size dan jumlah state yang digunakan. Dengan

menekan tombol PROSES maka data akan diproses dengan menggunakan

HMM. Apabila proses telah selesai maka akan muncul confusion matrix

(64)
[image:64.595.100.495.113.595.2]

Gambar 3.11 Rancangan halaman pengujian HMM tahap kedua

3.5.3

Halaman Bantuan

Halaman bantuan berisi tentang bagaimana cara menggunakan

program serta sedikit keterangan mengenai program yang terdiri dari tujuan

serta manfaat dari program. Rancangan dari halaman bantuan dapat dilihat

(65)
[image:65.595.98.507.116.693.2]

Gambar 3.12 Rancangan halaman Bantuan untuk cara kerja program

(66)

3.6

Spesifikasi Hardware dan Software

Berikut adalah spesifikasi hardware dan software yang digunakan

pada pembuatan sistem ini.

3.6.1

Hardware

Processor

: AMD E-450 APU with Radeon(tm) HD Graphics

1.65GHz

Memory (RAM) : 2.00 GB

System-type

: 32-bit operating system

3.6.2

Software

Windows 7 Ultimate

(67)

49

sistem beserta penjelasan tentang penggunaan tombol dan keterangan dari

sistem. Hal yang utama dalam pembahasan bab ini adalah analisa hasil

dari identifikasi suara manusia dari berbagai pengujian yang telah

dilakukan yang meilbatkan jumlah feature, besarnya windows size serta

jenis parameter yang dipilih.

4.1

Analisa Hasil Identifikasi Suara

Dalam proses identifikasi suara manusia ini dilakukan dengan

menggunakan windows size, tipe feature dan dengan jumlah state yang

berbeda dan diharapkan menghasilkan akurasi yang tinggi. Ukuran

windows size yang digunakan pada sistem ini adalah 4ms sampai dengan

6ms, sedangkan tipe feature yang digunakan adalah MFCC, MFCC_D,

dan MFCC_D_A. Sedangkan jumlah state yang dapat digunakan yaitu 10,

15, 20 dan 25.

Pada setiap pengujian akan dihasilkan confusion matrix serta

akurasi data yang berupa persentase. Pada bagian ini akan ditampilkan

(68)

pengujian. Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di bawah ini menunjukkan hasil setiap

pengujian dengan berbagai macam variasi feature, windows size dan

jumlah state. Tabel 4.1 merupakan hasil pengujian untuk Speech

[image:68.595.100.527.218.753.2]

Recognition dan Tabel 4.2 merupakan hasil pengujian untuk Speaker

Recognition

Tabel 4.1 Hasil Akurasi Identifikasi Suara untuk Speech

Recognititon

No

Windows Size

Feature

Jumlah State Akurasi (%)

1

4 MFCC

10

81

2

4 MFCC

15

88

3

4 MFCC

20

89

4

4 MFCC

25

91

5

5 MFCC

10

82

6

5 MFCC

15

88

7

5 MFCC

20

88

8

5 MFCC

25

90

9

6 MFCC

10

83

10

6 MFCC

15

89

11

6 MFCC

20

90

12

6 MFCC

25

93

13

4 MFCC_D

10

80

14

4 MFCC_D

15

89

15

4 MFCC_D

20

88

16

4 MFCC_D

25

92

(69)

23

6 MFCC_D

20

92

24

6 MFCC_D

25

95

25

4 MFCC_D_A

10

79

26

4 MFCC_D_A

15

85

27

4 MFCC_D_A

20

85

28

4 MFCC_D_A

25

87

29

5 MFCC_D_A

10

82

30

5 MFCC_D_A

15

88

31

5 MFCC_D_A

20

89

32

5 MFCC_D_A

25

93

33

6 MFCC_D_A

10

75

34

6 MFCC_D_A

15

87

35

6 MFCC_D_A

20

88

(70)
[image:70.595.99.512.177.742.2]

Tabel 4.2 Hasil Akurasi Identifikasi Suara untuk Speaker

Recognition

No

Windows Size

Feature

Jumlah State

Akurasi (%)

1

4 MFCC

10

85

2

4 MFCC

15

91

3

4 MFCC

20

88

4

4 MFCC

25

90

5

5 MFCC

10

87

6

5 MFCC

15

91

7

5 MFCC

20

91

8

5 MFCC

25

92

9

6 MFCC

10

85

10

6 MFCC

15

90

11

6 MFCC

20

89

12

6 MFCC

25

91

13

4 MFCC_D

10

86

14

4 MFCC_D

15

85

15

4 MFCC_D

20

87

16

4 MFCC_D

25

90

17

5 MFCC_D

10

86

18

5 MFCC_D

15

87

19

5 MFCC_D

20

91

20

5 MFCC_D

25

88

21

6 MFCC_D

10

80

(71)

28

4 MFCC_D_A

25

72

29

5 MFCC_D_A

10

82

30

5 MFCC_D_A

15

81

31

5 MFCC_D_A

20

88

32

5 MFCC_D_A

25

87

33

6 MFCC_D_A

10

78

34

6 MFCC_D_A

15

83

35

6 MFCC_D_A

20

88

(72)

Pada Gambar 4.1 berikut merupakan grafik yang menunjukkan

tingkat akurasi identifikasi suara manusia dengan menggunakan feature

MFFC_D dan dengan kombinasi windows size dan jumlah state yang

berbeda. Grafik di bawah ini merupakan pengujian pada Speech

[image:72.595.99.547.198.602.2]

Recognition.

Gambar 4.1 Tingkat Akurasi Identifikasi Suara Manusia dengan Feature

MFCC_D untuk Speech Recognition

70

75 80 85 90 95 100

4 5 6

A

ku

rasi

Window Size

Hasil Pengujian

10

15

20

(73)
[image:73.595.102.549.191.617.2]

Gambar 4.2 Tingkat Akurasi Identifikasi Suara Manusia dengan Feature

MFCC_D untuk Speaker Recognition

70 75 80 85 90 95

4 5 6

A

ku

rasi

Windows Size

Hasil Pengujian

10

15

20

25

(74)

Pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.5 berikut ini menunjukkan tingkat akurasi dari

berbagai jenis tipe feature yang berbeda. Pada Tabel 4.3 jumlah state yang

digunakan adalah 25 dengan ukuran windows size adalah 6ms. Sedangkan

pada Tabel 4.5 jumlah state yang digunakan adalah 20 dengan ukuran

windows size adalah 6ms.

Tabel 4.3 Hasil identifikasi suara berdasarkan tipe feature pada proses

Speech Recognition

Feature

Akurasi (%)

MFCC

93

MFCC_D

95

MFCC_D_A

92

Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa tingkat akurasi

yang dihasilkan bervariasi mulai dari 92% sampai dengan 95%. Pengujian

Hidden Markov Models yang menggunakan tipe feature MFCC_D dengan

jumlah state 25 dan besar windows size 6ms memiliki akurasi yang paling

tinggi.

Tabel berikut ini merupakan confusion matrix untuk pengujian

yang memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi. Confusion matrix di

(75)

satu

0

20

0

0

0

0

0

0

0

0

dua

0

0

19

0

0

0

0

0

1

0

tiga

0

0

0

19

0

1

0

0

0

0

empat

0

0

0

0

19

0

0

0

1

0

lima

0

0

0

0

0

18

0

0

1

1

enam

0

0

0

0

0

0

18

0

0

2

tujuh

0

0

0

0

0

0

1

17

0

2

delapan

0

0

0

0

0

0

0

0

20

0

sembila

n

0

0

0

0

0

0

0

0

0

20

Pada confusion matrix di atas dapat dilihat bahwa sistem dapat

mengidentifikasi suara dengan baik. Pada pengucapan kata ‘satu’,

‘delapan’, dan ‘sembilan’ mampu dikena

li dengan tepat dengan

menunjukkan hasil maksimal yaitu 20. Nilai terendah dari confusion matrix

tersebut adalah 17 yaitu pada penguca

pan kata ‘tujuh’.

Dalam proses identifikasi speech recognition, suara yang masuk

tetapi bukan berasal dari speaker yang telah dimodelkan sebelumnya dapat

diproses dan terkadang hasil pengujian tepat. Hal ini dikarenakan pola kata

[image:75.595.99.519.166.565.2]
(76)

tidak berasal dari speaker yang telah dimodelkan masih dapat dikenali

dengan mencari kedekatan yang maksimum.

Tabel 4.5 Hasil identifikasi suara berdasarkan tipe feature pada proses

Speaker Recognition

Feature

Akurasi (%)

MFCC

89

MFCC_D

93

MFCC_D_A

88

Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa tingkat akurasi

yang dihasilkan bervariasi mulai dari 88% sampai dengan 93%. Pengujian

Hidden Markov Models yang menggunakan tipe feature MFCC_D dengan

jumlah state 20 dan besar windows size 6ms memiliki akurasi yang paling

[image:76.595.97.514.222.560.2]

tinggi.

Tabel berikut ini merupakan confusion matrix untuk pengujian yang

memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi. Confusion matrix di bawah ini

(77)

Yudhi

1

0

0

49

Pada confusion matrix diatas hasil paling tinggi adalah 49 yaitu

pada speaker yang bernama Yudhi. Sedangkan jumlah paling kecil yaitu

44 yang merupakan speaker yang bernama Deta.

Pada proses speaker verification terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi tingkat akurasi proses identifikasi. Salah satu faktor

tersebut adalah speaker yang memiliki hubungan darah dapat membuat

sistem sedikit sulit untuk membedakan speaker tersebut. Dalam kasus ini

Petra dan Deta adalah speaker yang memiliki hubungan darah sehingga

[image:77.595.95.507.147.655.2]
(78)

4.2

Implementasi Antarmuka Sistem

4.2.1

Halaman Depan

Halaman Depan merupakan halaman yang pertama kali dilihat oleh

user ketika menjalankan sistem ini. Halaman depan berisi judul dari sistem

beserta nama dari mahasiswa beserta nama dari dosen pembimbing. Pada

halaman depan terdapat dua menu utama yang terdapat di kiri atas. Setiap

menu utama memiliki sub-menu yang lain. Tampilan dari Halaman Depan

[image:78.595.104.547.271.661.2]

dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.

(79)
[image:79.595.101.497.223.623.2]

Gambar 4.4 Halaman Pilihan Pengujian

(80)

4.2.3

Halaman Pengujian Hidden Markov Models untuk Speech

Recognition

Halaman Pengujian Hidden Markov Models Speech Recognition

untuk adalah halaman yang berfungsi untuk menguji metode Hidden

Markov Models dengan jenis feature, windows size dan jumlah state yang

berbeda-beda. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi

dari hasil identifikasi suara. Dalam pengujian ini akan dihasilkan

confusion matrix, tingkat akurasi, lama jalannya program serta banyaknya

data yang cocok dan tidak cocok. Tampilan dari halaman ini dapat dilihat

pada Gambar 4.3.

Pada halaman ini terdapat beberapa kolom yang berisi tentang

berbagai keterangan. Pada kolom Keterangan Data berisi tentang

keterangan mengenai jumlah data yang akan

Gambar

Gambar 2.2 Skema Speech Recognition (Melissa, 2008)
Gambar 2.3 Struktur dari Speaker Identification (Furui,1996)
Tabel 2.1 Tingkat akurasi berbagai metode feature extraction
Gambar 2.5 Diagram blok proses MFCC (Do, 1994)
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang ditemukan selama pengamatan adalah Gejala serangan Penggerek Batang padi, populasi Wereng hijau dan Walang sangit (lihat gambar 4, 5 dan Lampiran 2), Hasil pengamatan rata

Yohanes Indrayono/Iman Santoso, S.E.. Yohanes Indrayono/Iman

Ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa sebagian besar status gizi bayi usia 0-3 tahun adalah baik yaitu sebanyak 33 responden atau 82,5% dari seluruh responden yang berjumlah

Pada penelitian ini penulis akan menentukan nilai keandalan dan berbagai indeks yang berhubungan dengan kualitas saluran penyulang 20 kV pada jaringan distribusi

Instrumen penelitian pada penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui perilaku beresiko masyarakat terhadap demam berdarah dengue (DBD), dan keberadaan

Setelah berdiskusi siswa diharapkan mampu menyajikan dalam bentuk tulisan tentang perkembangan kerajaan –kerajaan Islam di Jawa.. Setelah berdiskusi siswa diharapkan

dalam pasal 11 ayat (1) dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sehubungan diterbitkannya Surat

Hal itu dipertegas melalui Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses yang berbunyi perencanaanproses pembelajaran yang mensyaratkan pendidik untuk mengembangkan