• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERUBAHAN KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, PERUBAHAN LABA KOTOR, DAN PERUBAHAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PERUBAHAN KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, PERUBAHAN LABA KOTOR, DAN PERUBAHAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

3 9

PENGARUH PERUBAHAN KOMPONEN LAPORAN ARUS

KAS, PERUBAHAN LABA KOTOR, DAN PERUBAHAN

SIZE

PERUSAHAAN TERHADAP

EXPECTED RETURN

SAHAM

Serly C Astuti Yuli Setyani

Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224

ABSTRAK

The purpose of this study was to examine the effect of changes in thecomponents of cash flows (operating cash flow changes, investment cashflow changes , cash flow funding changes), changes in gross profit,and change the size of the company toward expected return stock ofmanufacturing companies which go public in Indonesia Stock Exchange. The number of companies studied as many as 84 companies listed in Indonesia Stock Exchange with the observation period from 2004 to 2008. The technique used in the data analysis is the technique of multiple linear regression. Results of the study showed that only cash flow operations changes ,investment cash flow changes and gross margin changes that showed significantly influence against expected return stock

Kata kunci: expected return, size, arus kas operasi, arus kas investasi, laba kotor

PENDAHULUAN

Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Se-makin baik prestasi perusahaan akan me-ningkatkan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Peningkatan pada harga saham tersebut juga akan mencerminkan peningkatan kekayaan para pemegang saham sebagai investor. Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melak-sanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh, informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengam-bilan keputusan investasinya. Return

me-mungkinkan investor untuk membanding-kan keuntungan aktual ataupun keuntu-ngan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pe-ngembalian yang diinginkan.

(2)

4 0

menjual, atau menahan saham untuk men-capai tingkat return optimal yang diharap-kan.

Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan (beliefs) para pengambil ke-putusan. Adanya suatu informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru dikalangan para investor. Kepercayaan ini akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga. Dengan kata lain suatu informasi dikatakan memiliki kandungan (content) jika pasar menyerap informasi dengan cepat dan terefleksikan pada perubahan harga pasar.

Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu meng-gambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik. Oleh karena itu, selain kedua ukuran kinerja tersebut investor dan kreditor juga perlu mempertimbangkan keuangan setiap perusahaan.

Triyono (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, pendanaan, dan investasi) seperti yang disyaratkan dalam PSAK No.2 mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham. Kurniawan (2000) menguji hubungan arus kas operasi dan data akrual terhadap return saham me-nyimpulkan bahwa penelitiannya tidak berhasil menunjukkan adanya hubungan antara arus kas operasi dan komponen earning dengan return saham.

Penelitian mengenai pengaruh kan-dungan informasi dari komponen aliran

kas (pembedaan aliran kas operasi, inves-tasi, dan pendanaan), laba, atau ukuran (size) perusahaan terhadap expected return saham masih sangat sedikit. Umumnya penelitian terdahulu menghubungkan arus kas, laba, atau ukuran (size) perusahaan dengan abnormal return. Padahal saat berinvestasi investor akan selalu men-syaratkan dan mengharapkan tingkat return tertentu yang akan diperoleh dari investasinya tersebut. Tingkat return yang disyaratkan ini tentunya didasarkan dari informasi yang disajikan oleh perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan dimasa akan datang baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih, selain itu kita juga mengenal laba akuntansi yang kesemuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu pengu-kuran efisiensi manajer dalam mengelola perusahaan. Riset akuntansi terutama yang mencari hubungan angka laba dengan harga saham maupun return saham selalu menggunakan angka laba operasi atau EPS yang dihitung menggunakan angka laba bersih dan jarang yang menggunakan angka laba kotor.

Pada penelitian ini, penulis menggu-nakan angka laba kotor untuk melihat pengaruhnya terhadap expected return dari investasi terhadap saham perusahaan. Ini didasarkan dari penelitian Febrianto (2005) yang membuktikan bahwa angka laba kotor memiliki kualitas laba yang lebih baik dibandingkan kedua angka laba yang lain yang disajikan dalam laporan laba rugi, lebih operatif, dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham.

(3)

4 1 (size) perusahaan terhadap resiko bisnis

menemukan bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap peningkatan resiko bisnis begitu pula dengan pengaruh cyclicality terhadap resiko bisnis, sedang-kan ukuran (size) perusahaan memiliki pengaruh terhadap resiko investasi yang bearti juga memiliki pengaruh terhadap return investasi.

Penelitian ini meneliti tentang penga-ruh kandungan informasi perubahan komponen laporan arus kas, perubahan laba kotor, dan perubahan size perusahaan terhadap expected return saham. Metode penelitian ini adalah menggunakan regresi linear berganda tetapi sebelum meregresi data dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai adanya pengaruh kandungan informasi perubahan komponen laporan arus kas (perubahan aktivitas operasi, perubahan aktivitas investasi, dan perubahan aktivitas pendanaan), perubahan laba kotor, dan perubahan size perusahaan terhadap expected return saham.

KAJIAN LITERATUR DAN HIPOTE-SIS

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Dalam konteks mana-jemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dengan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. Sedangkan return yang terjadi

(realized return) atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu.

Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan kos barang terjual. Kos barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan un-tuk perusahaan pemanufaktur, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, dan hingga barang tersebut dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan pembuatan produk tersebut dikelompokkan sebagai kos barang terjual. Yang masuk ke dalam rekening kos barang terjual ini adalah: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya-biaya overhead. Laba kotor akan menggambarkan efisiensi manajer dalam menggunakan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan produk. Bagi perusahaan dagang, kos barang terjual ini akan terdiri dari biaya-biaya: harga beli barang dan biaya lain yang dikeluarkan untuk menjadikan barang tersebut siap untuk dijual.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusa-haan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, mem-bayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Suatu bisnis harus menghasilkan aliran kas bersih yang positif dari aktivitas operasi. Jika suatu bisnis memiliki aliran kas negatif dari aktivitas operasinya, maka tidak akan dapat me-ningkatkan kas dari sumber lain dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

(4)

4 2

besar kecilnya perusahaan. Ukuran (size) perusahaan ini berkaitan dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini ukuran (size) perusahaan akan berpengaruh positif terhadap total aktiva pada perusahaan dan juga akan menentukan prospek di masa depan.

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengum-pulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubu-ngan desehubu-ngan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Dan aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.

Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang menguji angka laba mana antara laba kotor, laba operasi, dan laba bersih yang reaksi lebih kuat oleh investor dan seberapa signifikan perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga angka laba tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham. Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen karena rekening kos barang terjual menentukan daya saing produk dipasar. Manajemen pasti berusaha untuk mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang rendah agar produk bisa terjual dengan harga yang kompetitif. Rekening yang membentuk kos barang terjual pun relatif bebas dari pilihan metode akuntansi, jikapun ada itu hanya pilihan antara FIFO dan LIFO yang

didalam penelitian dibuktikan tidak mem-pengaruhi keputusan investor dan masalah pembebanan biaya overhead pabrik yang sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai akhir kos barang terjual. Dalam penyusu-nan laporan laba rugi, laba kotor dila-porkan lebih awal dari dua angka laba lainnya, artinya perhitungan angka laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan angka laba lainnya.

Salah satu tolak ukur yang menun-jukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencer-minkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding dengan total asset yang kecil

Dalam penelitian ini, penulis berfokus pada perubahan komponen arus kas, perubahan laba kotor, dan perubahan size perusahaan sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi expected retun saham. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap expected return saham.

H2 : Perubahan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap expected return saham.

H3 : Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap expected return saham.

H4 : Perubahan laba kotor berpengaruh terhadap expected return saham.

(5)

4 3

Model Teoritis Penelitian

METODA PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di BEI selama 5 tahun, dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu dengan menentukan sampel secara sengaja dan berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Kriterianya adalah semua perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di BEI dari tahun 2004 sampai tahun 2008, dan telah menerbitkan laporan keuangan yang telah di audit oleh KAP. Semua data yang diperlukan dalam peneli-tian ini tersedia dalam laporan keuangan perusahaan dan juga tersedia di Capital Market Directory (ICMD). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan sumber lainnya yang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini.

Untuk mengestimasi return ekspek-tasi dapat dilakukan dengan menggunakan model estimasi, seperti mean-adjusted model, market model, dan market-adjusted

model. Dalam penelitian ini expected return akan dihitung dengan menggunakan Model Pasar (Market Model). Expected return berdasarkan model pasar (Market Model) dirumuskan sebagai berikut :

E (Rì) = αì + βì.E(Rм)

Dimana:

E (Rì) : Return ekspektasi sekuritas ke-i αì : Nilai ekspektasi dari return

sekuritas yang independen terhadap return pasar

βì : Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Rì akibat dari perubahan Rм (sensitifitas perubahan return harian saham terhadap return pasar)

E(Rм) : Tingkat return dari indeks pasar

(return yang merupakan

prosentase perubahan IHSG)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda, dengan persamaan sebagai berikut:

Perubahan Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Perubahan Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Perubahan Arus kas dari Aktivitas Pendanaan

Perubahan Laba Kotor

Perubahan Size Perusahaan

(6)

4 4

Y = α + β1ΔX1 + β2ΔX2 + β3ΔX3 +

β4ΔX4 + ∆β5X5

Dimana:

Y = Expected Return Saham

α = Konstanta

β1 - β5 = Koefisien regresi

ΔX1 = Perubahan Arus Kas Operasi (AKO)

ΔX2 = Perubahan Arus Kas Investasi (AKI)

ΔX3 = Perubahan Arus Kas Penda- naan (AKP)

ΔX4 = Perubahan Laba Kotor

∆X5 = Perubahan Size Perusahaan

HASIL PENELITIAN

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regre-si, variabel pengganggu atau residual me-miliki distribusi normal. Pengujian norma-litas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data memiliki distribusi normal apabila nilai dari Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Asymp. Sig. > 0.05 (tidak signifikan). Data tidak memiliki distribusi normal apabila nilai dari Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Asymp. Sig. < 0.05 (bersifat signifikan). Dari hasil NPar Tests dapat dilihat bahwa nilai dari Kolmogorov-Smirnov adalah 0.959 dan nilai dari Asymp. Sig. sebesar 0.317, hal ini berarti data residual telah terdistribusi normal.

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan peng-ganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian Autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin-Watson (DW test). Dari hasil uji autokorelasi (pada lampiran) diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2.137. Jika dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 5%, jumlah sampel 84 (n) dan jumlah variabel

inde-penden 4 (k=4), maka diperoleh niali batas atas (du) 1.774. Oleh karena nilai dari DW 2.137 lebih besar dari batas atas (du) 1.774 dan kurang dari (4-du) = 4 – 1.774 = 2.226 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dari persamaan regresi.

Uji Multikolinearitas bertujuan un-tuk menguji apakah model regresi ditemu-kan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai dari Variance Inflation Factor (VIF). Hasil perhitungan Tolerance dan VIF (pada lampiran) menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen (Perubahan AKO, Perubahan AKI, Perubahan AKP, Peruba-han Laba Kotor, dan PerubaPeruba-han Size Peru-sahaan) yang memiliki nilai Tolerance yang kurang dari 0.10 dan nilai VIF yang lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam regresi.

(7)

me-4 5 ngandung situasi heteroskedastisitas,

se-hingga terjadinya heteroskedastisitas kemungkinan besar disebabkan karena data yang diteliti menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang atau besar).

Dari uji ANOVA atau uji F diatas dapat dilihat bahwa nilai dari F hitung sebasar 6.726 dengan probabilitas 0.000. Karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, perubahan laba kotor dan perubahan size (ukuran) perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap expected return saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

Koefisien determinasi kuadrat diketahui bahwa hanya 8,20% tingkat expected return saham yang dapat dijelas-kan oleh kelima variabel independennya dalam bentuk hubungan linear, sedangkan 91,80% dijelaskan oleh faktor lain diluar model.

Hasil analisis regresi dengan uji t disajikan pada tabel 1. Hasil meningidi-kasikan bahwa perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, dan perubahan laba kotor memiliki hubungan yang searah dengan expected return saham. Sementara itu, variabel dari perubahan size (ukuran) perusahaan memiliki hubungan yang berlawanan arah dengan expected return saham.

Tabel 1

Hasil Analisis Regresi

Keterangan Koefisien t Sig.

Konstanta 0.008 3.564 0.000

∆Arus Kas Operasi 0.111 2.22 0.027

∆Arus Kas Investasi 0.212 4.2 0.000

∆Arus Kas Pendanaan 0.025 0.504 0.615

∆ Laba Kotor 0.140 2.565 0.011

Size Perusahaan -0.033 -0.608 0.544

Tebel 2 menunjukkan bahwa variabel dari perubahan arus kas operasi berpenga-ruh secara signifikan terhadap expected return saham. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya sebesar 0.027 < 0.05.

Variabel dari perubahan arus kas investasi berpengaruh secara signifikan terhadap expected return saham. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi-nya sebesar 0.000 < 0.05.

Variabel berarti perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap expected return saham. Hal ini dapat dilihat dari probabi-litas signifikansinya sebesar 0.615 > 0.05.

Variabel dari perubahan laba kotor berpengaruh secara signifikan terhadap expected return saham. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya sebesar 0.011 < 0.05.

Variabel dari perubahan size (ukuran) perusahaan tidak berpengaruh secara signi-fikan terhadap expected return saham. Perubahan Size (ukuran) perusahaan yang dimaksudkan disini adalah total aktiva. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifi-kansinya sebesar 0.544 > 0.05.

PEMBAHASAN

(8)

4 6

Dalam konteks manajemen investasi ting-kat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Dalam hal ini perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dengan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan (expected return) merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa mendatang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan varia-bel perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, perubahan laba kotor, dan perubahan size perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi expected return saham perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

Dari uji ANOVA atau uji F diatas dapat dilihat bahwa nilai dari F hitung sebasar 6.726 dengan probabilitas 0.000. Karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, perubahan laba kotor, dan perubahan size perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap expected return saham.

Berdasarkan uji t di atas dapat dilihat bahwa variabel perubahan arus kas operasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham, yang ditunjukkan dengan nilai probabilitasnya 0.027 < 0.05. Perubahan Arus kas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari kegiatan operasi perusahaan tersebut dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas (dari operasi sehari-hari) untuk melunasi utang, pembiayaan operasi perusahaan, pembayaran deviden, dan melakukan investasi baru. Suatu bisnis harus mengha-silkan aliran kas yang positif dari aktivitas operasinya. Jika suatu bisnis memiliki aliran kas negatif dari aktivitas operasi, maka tidak akan dapat meningkatkan kas

dari sumber lain dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Berdasarkan hasil peneliti-an, Perubahan AKO memiliki nilai koefi-sien yang positif atau searah dan signifikan terhadap expected return saham. Hal ini berarti semakin meningkat Perubahan AKO, maka expected return saham juga akan naik dan sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menentukan expected return dari investasinya, investor juga menggunakan informasi arus kas operasi untuk memprediksikan pertumbuh-an dpertumbuh-an prospek perusahapertumbuh-an di masa mendatang, sehingga investor dapat me-nentukan layak atau tidaknya suatu saham yang diterbitkan perusahaan untuk dijadi-kan alternatif investasi.

Berdasarkan uji t di atas dapat dili-hat bahwa variabel perubahan arus kas investasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham, yang ditunjukkan dengan nilai probabili-tasnya 0.000 yang lebih < dari 0.05. Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran dan penerima-an kas perusahapenerima-an ypenerima-ang berkaitpenerima-an dengpenerima-an investasi yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan di masa depan.

(9)

4 7 akan naik dan sebaliknya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dalam menentukan expected return dari investasinya, investor juga menggunakan informasi arus kas investasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi.

Berdasarkan uji t di atas dapat dilihat bahwa variabel perubahan arus kas penda-naan memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap expected return saham, yang ditunjukkan dengan nilai probabili-tasnya 0.615 yang lebih > dari 0.05. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Berdasarkan asumsi tentang informasi asimetri antara pemilik dan investor, Ross (1977), Leyand dan Pyle (1977) berargumen bahwa penerbitan hutang merupakan sinyal yang baik untuk menaksirkan arus kas karena pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya dari pada menerbitkan saham. Berdasarkan teori ini, pasar akan bereaksi positif terhadap pengumuman penerbitan hutang. Berdasarkan hasil penelitian, Perubahan AKP memiliki nilai koefisien yang positif atau searah, tetapi tidak signifikan terhadap expected return saham. Hal ini berarti semakin meningkat Perubahan AKP, maka expected return saham akan naik dan sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menentukan expected return dari investasinya, investor kurang memperhatikan komponen dari arus kas pendanaan sebagai pertimbangan dalam menentukan expected return dari investasinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Ninna (2006).

Berdasarkan uji t diatas dapat dilihat bahwa variabel perubahan laba kotor berpengaruh terhadap expected return saham, yang ditunjukkan dengan nilai probabilitasnya, 0.011 < 0.05. Febrianto

(2005) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham. Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen karena rekening kos barang terjual menentukan daya saing produk dipasar. Manajemen pasti berusaha untuk mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang rendah agar produk bisa terjual dengan harga yang kompetitif. Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya, artinya perhitungan angka laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya diban-dingkan angka laba lainnya. Karena semakin detail perhitungan suatu angka laba akan semakin banyak pilihan metode akuntansi sehingga rendah kualitas laba. Berdasarkan hasil penelitian, Perubahan Laba Kotor memiliki nilai koefisien yang positif atau searah dengan expected return saham, dan signifikan terhadap expected return saham. Hal ini berarti semakin meningkat perubahan Laba Kotor, maka expected return saham juga akan naik dan sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investor juga akan menggunakan variabel laba kotor sebagai pertimbangan dalam menentukan expected return dari investasinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Febrianto (2005) dan Ninna (2006)

(10)

4 8

perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasil-kan laba dibanding dengan total asset yang kecil. Menurut Cooke (1992) Size perusahaan merupakan variabel penting yang menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis industri ditemukan bahwa perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan terha-dap luas pengungkapan dibandingkan de-ngan jenis industri lain. Berdasarkan hasil penelitian, size perusahaan dalam artian total aktiva memiliki nilai koefisien yang negatif atau tidak searah dan tidak signifikan terhadap expected return saham. Hal ini berarti semakin menurun perubahan size perusahaan dalam artian total aktiva, maka expected return saham akan naik atau sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menentukan expected return dari investasinya, investor kurang memperhatikan variabel dari ukuran (size) perusahaan.

Jika dilihat dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menen-tukan expected return dari investasinya, investor juga menggunakan informasi dari arus kas operasi, arus kas investasi, dan laba kotor sebagai ukuran kinerja dan menilai prospek perusahaan di masa depan. Sedangkan perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan dan perubahan ukuran (size) perusahaan tidak menunjukkan pe-ngaruh yang signifikan terhadap expected return saham. Hal ini berarti dalam menentukan expected return dari investa-sinya, investor kurang memperhatikan arus kas dari aktivitas pendanaan dan size perusahaan. Hasil dari variabel yang tidak signifikan tersebut kemungkinan terjadi karena kondisi pasar modal yang diteliti, karakteristik dari sampel, jumlah sampel, dan jangka waktu penelitian.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Penelitian ini bertujuan untuk mem-peroleh bukti empiris mengenai adanya pengaruh kandungan informasi perubahan komponen laporan arus kas (perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, dan perubahan arus kas pendana-an), perubahan laba kotor, dan perubahan size perusahaan terhadap expected return saham. Hasil dari penelitian ini menunjuk-kan bahwa: Perubahan Arus kas operasi, Perubahan Arus kas investasi, Perubahan Arus kas pendanaan, Perubahan Laba ko-tor, dan Perubahan Size perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap expected return saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Perubahan Arus kas operasi secara signifikan berpengaruh terhadap expected return saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan Arus kas investasi secara signifikan berpengaruh terhadap expected return saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan Arus kas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap expected return saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan Laba kotor secara signifikan berpengaruh terhadap expected return saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan Size (ukuran) perusahaan yang dimaksud disini adalah total aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap expected return saham pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(11)

4 9 bidang Industri Textile dan Automotive

saja. Kedua, penelitian ini menggunakan data periode dari tahun 2004 sampai 2008, dimana pada tahun 2007 kondisi perekono-mian Indonesia sedang tidak stabil. Ketiga, sampel pada penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan yang termasuk da-lam kategori industri manufaktur yang berasal dari berbagai sektor industri dan belum dipisahkan berdasarkan sektor industrinya. Sektor industri yang berbeda akan memiliki risiko yang berbeda pula. Oleh karena itu, untuk penelitian berikut-nya, perlu diperhatikan pemisahan perusa-haan berdasarkan sektor industrinya.

Berdasarkan dari hasil analisis dan kesimpulan diatas maka beberapa saran yang dapat diajukan. Pertama, bagi peneliti selanjutnya agar memperpanjang jangka waktu penelitian dan menggunakan per-usahaan di bidang industri yang lebih luas, serta mengklasifikasikan ukuran (size) perusahaan berdasarkan pada perusahaan besar dan kecil agar dapat memberikan kesimpulan yang lebih baik lagi. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan return saham harian atau return saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan sehingga perbedaan return yang dihasilkan akibat informasi lebih jelas. Selain itu sebaiknya menggunakan variasi variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap expected return saham untuk melihat pe-ngaruhnya. Kedua, bagi investor di pasar modal Indonesia yang akan menggunakan informasi dari penelitian ini perlu mempertimbangkan faktor fundamental lainnya, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan investasinya.

DAFTAR REFERENSI

Febrianto, R. dan Erna W. 2006. “Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana yang Lebih Bermakna bagi Investor? ”Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

9 (2): 201-215.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, J. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE UGM

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 2. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Kieso, D. E dan Jerry J W. dan Terry D. W.. 2008. Akuntansi Intermeditate. Edisi keduabelas. Jilid Satu. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Linda dan Fazli, S. 2005. “Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus Kas dengan Market Value : Studi Akuntansi Relevan Nilai”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 8 (3): 286-309.

Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Edisi Revisi. Bandung: Penerbit Alfabeta

Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Pe-nerbit PT Elex Media Komputindo.

Triyono dan Jogianto H. 2000. “Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3(1): 54-68.

(12)

5 0

Indonesian Capital Market Directory. 2005. Jakarta, Jakarta Stock Ex-change.

Indonesian Capital Market Directory. 2006. Jakarta, Jakarta Stock Ex-change.

Indonesian Capital Market Directory. 2007. Jakarta, Jakarta Stock Ex-change.

Referensi

Dokumen terkait

Sapi Bali merupakan ras atau bangsa sapi asli berasal dari negara Indonesia dan memiliki ciri-ciri pada jantan yaitu berwarna bulu badan hitam (kecuali kaki dan pantat),

[r]

adanya konsep kualitas layanan kepada pelanggan, maka pihak organisasi layanan jasa shuttle service harus menumbuhkan dan memberikan kekuatan terhadap pentingnya

Tradisi rumah terbuka ini sebenarnya menggalakkan masyarakat kita bukan hanya membuka pintu rumah tetapi juga membuka hati kita untuk membantu mereka yang kurang berkemampuan dan

1) Hanya Order yang mempunyai status open yang dapat diperjumpakan. 2) Best Bid dan Best Ask akan mendapatkan prioritas utama perjumpaan pada Order Book. order

Pada bulan Maret 1943 pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir. Tujuannya memusatkan segala potensi masyarakat

Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi bernilai

Pada data yang diinput dalam proses data dan hasil data ramalan penjualan tahun berikutnya akan digunakan sebagai input untuk menentukan jumlah kebutuhan bahan baku, kelas