• Tidak ada hasil yang ditemukan

TinJauan karakTerisTik Pasien TYPHOID FEVER di rsud kaBuPaTen karanGanYar TaHun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TinJauan karakTerisTik Pasien TYPHOID FEVER di rsud kaBuPaTen karanGanYar TaHun 2013"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TinJauan karakTerisTik Pasien

TYPHOID FEVER

di rsud kaBuPaTen karanGanYar

TaHun 2013

Febrica arydiana1, dr. rano indradi sudra, m.kes2

mahasiswa diii rmik sTikes mitra Husada karanganyar1,

dosen diii rmik sTikes mitra Husada karanganyar2 fary_dianarotinsulu@yahoo.com1, rano.indradi@yahoo.com2

Abstract

typhoid fever in hospitals Karanganyar in the top 10 diseases. the purpose of the study was to determine the characteristics of patients with typhoid fever. the study was descriptive with a population of 405 and 123 sample documents typhoid fever patients. Retrieval technique using simple random sampling, instrument check list and descriptive data analysis. the results show of nine characteristics of sex more men 57.41%, age at most 4-15 year age group 24.39%, way more payment use Jamkesmas 40.65%, housing mostly came from in Karanganyar 96.96%, 88.14% improvement of home conditions, long treated 3 days at most 43.09%, most symptoms of fever of 100%, and the complication most ARI Gastritis 6.50%, from the aspect of positive widal test 97.56%. conclusions this study is the characteristics of 9 patients described have been able to describe the condition of patients with typhoid fever in hospitals Karanganyar. the suggestion is made PKMRS (Public Health Promotion in Hospitals) in hospitals Karanganyar and cooperation with other care facilities.

Keywords: characteristics, typhoid fever

Abstrak

typhoid fever di RSUD Kabupaten Karanganyar masuk dalam 10 besar penyakit. Tujuan penelitian adalah mengetahui karakteristik pasien typhoid fever. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan populasi 405 dan sampel 123 dokumen pasien typhoid fever. Teknik pengambilan menggunakan simple random sampling, instrumen check list dan analisis data deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dari 9 karakteristik dari jenis kelamin lebih banyak laki- laki 57,41%, umur paling banyak kelompok umur 4-15 tahun 24,39 %, cara pembayaranlebih banyak menggunakan Jamkesmas 40,65 %, tempat tinggal paling banyak berasal dari dalam Kabupaten Karanganyar 96,96 %, kondisi pulang perbaikan 88,14 %, lama dirawat paling banyak 3 hari 43,09%, gejala paling banyak demam 100%, komplikasi paling banyak ISPA dan gastritis 6,50%, dari aspek tes widal positif 97,56%. Simpulan penelitian ini adalah dari 9 karakteristik pasien yang dijabarkan sudah mampu menggambarkan kondisi pasien typhoid fever di RSUD Kabupaten Karanganyar. Sarannya adalah dilakukan PKMRS ( Promosi Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit ) di RSUD Kabupaten Karanganyar dan melakukan kerjasama dengan fasilitas pelayanan yang lain.

kata kunci: Karakteristik, Typhoid fever

PendaHuluan

Rekam medis menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/MENKES/PER/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, dimana salah

(2)

tindakan dicatat pada berkas rekam medis baik pada pasien rawat jalan, pasien rawat inap dan pasien rawat darurat.

typhoid fever di RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2013 masuk dalam daftar 10 besar penyakit, typhoid fever merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella typhi yaitu penyakit yang menular. Data pribadi dari pasien typhoid fever antara lain berupa nama, jenis kelamin, umur, di lengkapi oleh Mansjoer A tahun 2001 bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya typhoid fever antara lain dari etimologynya berupa tempat tinggal yang biasanya dalam satu kasus orang- orang dalam serumah, gejala- gejala yang timbul, komplikasi yang menyertai typhoid fever, Lama dirawat untuk kasus typhoid fever, serta tes widal yang memperkuat diagnosis typhoid fever.

Berdasarkan survei pendahuluan terhadap 32 sampel pasien typhoid feverdi RSUD Kabupaten Karanganyar dilihat dari aspek jenis kelamin lebih banyak laki-laki dari pada perempuan, dilihat dari aspek umur pasien

typhoid fever leih banyak terserang pada rentan waktu 5-14 tahun, cara pembayaran yang digunakan lebih banyak menggunakan jamkesmas daripada pembayaran lainnya, dalam Kabupaten Karanganyar 96,88% relatif lebih tinggi dibandingkan pasien dari luar kabupaten, Kondisi pulang lebih banyak dalam kondisi perbaikan/ kontrol post opname, lama dirawat rata- rata 3 hari, gejala yang timbul 100% pasien

typhoid fever mengalami demam sebagian pasien mengalami mual dam perut tidak enak, komplikasi yang timbul sebagian besar ISPA karena disertai batuk pilek dan gastritis atau nyeri ulu hati, test widal menunjukkan bahwa sebagian besar pasien typhoid fever positif dari tes widalnya.

Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengambil judul tentang “Tinjauan Karakteristik Pasien typhoid feverdi RSUD Kabupaten Karanganyar Tahun 2013”

meTOde PeneliTian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

pendekatanretrospektif. Populasi adalah 405 dokumen rekam medis rawat inap pasien typhoid fever di RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dengan besar sampel 123 dokumen. Teknik pengambilan sampel yaitu

simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah checklist. Cara pengumpulan data dilakukan dengan observasi. Analisis data secara diskriptif.

Hasil PeneliTian

1. Gambaran karakteristik Pasien typhoid Fever di rsud kabupaten karanganyar tahun 2013

a) Karakteristik pasien typhoid fever berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek Jenis kelamin

Triwulan l P

n % n %

I 18 56,25 % 14 43,75 %

II 15 50 % 15 50 %

III 15 57,69 % 11 42,31 %

IV 23 65,71 % 12 34,29 %

Grafik 4.1

(3)

Dari tabel dan grafik 4.1 diatas didapat data

bahwa laki- laki lebih banyak prosentasenya daripada perempuan. Pada 3 triwulan bahwa jumlah laki- laki lebih banyak daripada jumlah perempuan, dijelaskan lebih rinci bahwa pada triwulan I prosentase laki-laki 56,25 %, pada triwulan III 57,69 %, dan pada triwulan IV 65,71 %, sedangkan pada triwulan III jumlah laki- laki dan perempuan sama yaitu dengan prosentase masing-masing 50%.

b) Karakteristik pasien typhoid fever berdasarkan umur

Tabel 4.2

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek umur

Triwulan

Jumlah pasien Typhoid fever berdasarkan aspek umur

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok umur yang banyak terserang penyakit typhoid fever yaitu pada kelompok umur 5- 14 tahun, prosentase 29,27 % dengan puncaknya pada triwulan II dan IV.

Pada grafik, kelompok umur pasien sekitar 28

hari sampai kurang dari 1 tahun mengalami peningkatan pada triwulan III dan kembali turun pada triwulan IV dengan prosentase 1,63%. Untuk kelompok umur 1- 4 th terjadi penetapan jumlah yaitu 5 pasien, tetapi terjadi penurunan jumlah pasien typhoid

pada triwulan II dan triwulan IV, total dari 4 triwulan diperoleh prosentase 12,20%. Kelompok umur 15-24 tahun secara garis besar mengalami peningkatan jumlah pasien dengan prosentase 21,14%. Pada kelompok waktu

25-44 tahun paling tinggi jumlah pasien pada triwulan I, kemudian mengalami penurunan jumlah pada triwulan II dan triwulan III, akan tetapi mengalami penambahan jumlah pasien triwulan IV dengan jumlah pasien 6 orang dengan prosentase totalnya adalah 14,63 %. Pada umur 45- 64 tahun dengan prosentase keseluruhan 19,51% dengan jumlah paling banyak yang menderita Typhoid Fever pada triwulan III dengan jumlah 8 orang, sedangkan pada kelompok umur > 65 tahun hanya 1 pasien dengan prosentase 0,81 %.

c) Karakteristik pasien typhoid fever berdasarkan cara pembayaran

Tabel 4.3a

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek Cara Pembayaran

Tri-wulan

Prosentase Pasien Typhoid Fever Berdasarkan Cara Pembayaran

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek Cara Pembayaran

Dari tabel dan grafik 4.3 dapat disimpulkan

bahwa pasien yang rawat inap dengan diagnosis

(4)

dibandingkan dengan pembayaran umum, askes, ataupun TM (tidak mampu), yaitu dengan prosentase 41,01%. Sedangkan umum 30,79%, askes dengan prosentase 24,86%, dan TM dengan prosentase 3,34%

Tabel 4.3b

keterkaitan antara karakteristik umur, Jenis kelamin, lama dirawat

Count of no rm Cr Byr

Jk umur 1 2 3 4 Grand Total

l 2 1 1

3 5 3 8

4 7 4 12 1 24

5 3 2 4 9

6 7 1 3 11

7 1 6 10 1 18

L Total 24 13 32 2 71

P 2 1 1

3 1 2 4 7

4 4 2 5 1 12

5 5 9 2 1 17

6 1 3 4 8

7 2 2 2 6

8 1 1

P Total 14 18 18 2 52

Grand Total 38 31 50 4 123

Keterangan: Jenis kelamin: L = Laki-laki P = Perempuan Cara pembayaran:

1 = Umum 2 = Askes

3 = Jamkesmas 4 = Tidak mampu Kelompok umur:

2 = 28 hari-<1 tahun 3 = 1-4 tahun 4 = 5-14 tahun 5 = 15-24 tahun 6 = 25-44 tahun 7 = 45-64 tahun 8 = > 65 tahun

Dari tabel4.3b diketahui bahwa pasien paling banyak rawat inap pembayaran Jamkesmas, yaitu dengan total 50 pasien, sedangkan 50 pasien tersebut paling banyak pada kelompok

umur 5-14 tahun. Sebagai pertimbangan untuk rumah sakit bahwa pasien yang banyak rawat inap adalah pasien Jamkesmas, yaitu yang menempati kelas III, sehingga dapat menambah ruang bila membutuhkan khusus kelas III, karena banyak anak- anak yang rawat inap kelompok umur 5- 14 tahun, dapat di buat bangsal/ ruang kelas III khusus anak-anak.

d) Karakteristik pasien typhoid fever berdasarkan aspek tempat tinggal

Tabel 4.4

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek Tempat Tinggal

TriWulan

Prosentase pasien Typhoid fever berdasarkan tempat

tinggal dalam kabupaten

luar kabupaten

n % n %

TRIWULAN I 31 96,88% 1 3,12%

TRIWULAN II 29 96,67% 1 3,33%

TRIWULAN III 26 100,00% 0 0,00%

TRIWULAN IV 33 94,29% 2 5,71%

Grafik 4.4

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek Tempat Tinggal

Dari tabel dan grafik 4.4 diatas, dapat

(5)

di 17 kecamatan antara lain Tawangmangu, Karangpandan, Jenawi, Kerjo, Ngargoyoso, Matesih, Jatiyoso, Jatipuro, Jumapolo, Jumantono, Karanganyar, Mojogedang, Kebakkramat, Jaten, gondangrejo, Colomadu, dan Tasikmadu. Rata- rata prosentase untuk pasien yang rawat inap berasal dari dalam Kabupaten Karanganyar adalah 96,96 %. Sedangkan yang berasal dari luar Kabupaten Karanganyar 3,04 %.

e) Karakteristik pasien typhoid fever berdasarkan aspek kondisi pulang

Tabel 4.5a

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek kondisi Pulang

Triwulan

Prosentase pasien Typhoid fever berdasarkan kondisi pulang sembuh Perbaikan meninggal n % n % n %

TR I 8 25,00% 24 75,00% 0 0%

TR II 1 3,33% 29 96,67% 0 0%

TR III 2 7,69% 24 92,31% 0 0%

TR IV 3 8,57% 31 88,57% 1 2,86%

Grafik 4.5

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek kondisi Pulang

Pada tabel dan grafik 4.5 diketahui bahwa

kondisi pulang ada 3, yaitu sembuh, perbaikan, dan meninggal, dari ketiga kondisi tersebut yang paling banyak pasien pulang rawat inap dengan persetujuan dokter yang merawat tetapi dalam keadaan perbaikan. Ada juga pasien typhoid fever yang pulang dalam keadaan sembuhl, dari keempat triwulan pasien yang dinyatakan sembuh paling banyak

pada triwulan I, yaitu ada 8 pasien dengan prosentase 25%, sedangkan pasien yang meninggal ada 1.

Tabel 4.5b

keterkaitan antara karakteristik Cara Pembayaran, kondisi Pulang, dan lama dirawat

Count of no rm ld

Cr Byr kP 1 2 3 4 5 7 Grand Total

1 1 2 1 3

2 10 13 7 3 2 35

1 Total 10 15 8 3 2 38

2 1 1 2 3

2 7 14 5 2 28

2 Total 8 14 7 2 31

3 1 4 2 1 7

2 8 18 7 6 2 1 42

3 1 1

3 Total 8 22 10 7 2 1 50

4 1 1 1

2 2 1 3

4 Total 2 1 1 4

Grand Total 26 53 25 12 5 2 123

Keterangan : Cara Bayar :

1 = Umum 2 = Askes

3 = Jamkesmas 4 = Tidak Mampu (TM) Kondisi Pulang:

1= Sembuh 2 = Perbaikan 3= Meninggal

Lama Dirawat:

(6)

rumah sakit atau dokter masih mempunyai kewajiban mengontrol pasien walau telah dipulangkan.

f) Karakteristik Pasien typhoid fever Berdasar-kan Aspek Lama Dirawat

Tabel 4.6a

karakteristik Pasien Typhoid Fever

Berdasarkan aspek lama dirawat

Triwulan

Jumlah pasien Typhoid fever berdasarkan lama dirawat

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek lama dirawat

Dari tabel dan grafik 4.6 dapat disimpulkan

bahwa pasien yang lama dirawatnya paling banyak sekitar 3 hari dengan prosentase 43,09 %. Pasien yang dirawat lebih dari 7 hari tidak hanya menderita typhoid fever, sehingga proses penyembuhan nya memerlukan waktu jauh lebih lama. Pasien yang dirawat < 3 hari paling banyak pada triwulan IV sedangakan pasien yang dirawat > dari 7 hari yaitu pada triwulan II yang berjumlah 2 pasien.

Tabel 4.6b

keterkaitan antara karakteristik Jenis kelamin dan Tempat Tinggal

Grand Total 119 4 123

Keterangan : Jenis kelamin: L = Laki-laki P = Perempuan Tempat tinggal: L = Luar Kabupaten D = Dalam Kabupaten

Dari tabel 4.6b dapat dilihat bahwa 119 pasien

typhoid fever berasal dari dalam Kabupaten Karanganyar, hal ini karena rumah sakit RSUD Kabupaten Karanganyar sebagai rujukan , sedangkan 4 pasien yang berasal dari luar Kabupaten Karanganyar dapat sebagai poin positif rumah sakit bahwa RSUD Kabupaten Karanganyar dipercaya oleh masyarakat luar Kabupaten Karanganyar dan sebagai motifasi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

g) K a r a k t e r i s t i k P a s i e n Ty p h o i d F e v e r Berdasarkan Aspek gejala.

Tabel 4.7

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek Gejala

Anorexia 13 13 12 13

(7)

Grafik 4.7

karakteristik Pasien typhoid fever Berdasarkan aspek Gejala

Demam adalah gejala yang paling sering dikeluhkan pasien, karena memang dari tabel 4.7 123 pasien mengalami demam ( 100%), gejala lain seperti mual dan rasa tidak enak pada perut lebih banyak menyerang pasien pada triwulan I, gejala pusing dan muntah paling banyak dirasakan pasien pada triwulan IV, anorexia menyerang pasien hampir sama dari 4 triwulan, dan batuk paling banyak dialami pasien pada triwulan I.

Prosentase total dari semua gejala diatas adalah 100% pasien mengalami demam, 77,24% pasien mual-mual, 58,54 % rasa sakit pada perut yang dirasakan pasien, 56,10% pasien merasakan pusing, 41,46 % pasien tidak nafsu makan, 36,59% pasien muntah-muntah, 34,96% pasien mengeluh batuk, dan kurang dari 10% pasien mengalami nyeri otot, nyeri otot, dan epitaksis ( mimisan).

h) K a r a k t e r i s t i k P a s i e n Ty p h o i d F e v e r Berdasarkan Aspek Komplikasi

Tabel 4.8

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek komplikasi

Tri- wu-lan

Jumlah pasien Typhoid fever berdasarkan komplikasi

a B C d e F G H i J k

TR I 5 1 3 3 2 0 0 0 0 0 0

Tri- wu-lan

Jumlah pasien Typhoid fever berdasarkan komplikasi

a B C d e F G H i J k

TR II 2 0 1 0 1 1 1 2 0 0 1

TR III

0 0 1 3 1 0 0 0 1 0 0

TR IV

1 0 0 2 0 0 0 0 0 2 1

Total 8 1 5 8 4 1 1 2 1 2 2

Grafik 4.8

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi adalah ISPA dan gastritis dengan prosentase 6,50 %, komplikasi lain yang menyertai penyakit

typhoid feverantara lain oA ( 0,81%),

bronchitis (4,06%), Dyspepsia (3,25%), Viral Infection (0,81%), Septicaemia (0,81%),

chronic Ischaemic Heart Disease (1,63%), dan Anemia(0,81%)dalam satu tahun cenderung mengalami penurunan jumlah pasien. Sedangkan untuk cholelithiasis

(1,63%), Acute Haemorrhagic Gastritis

(1,63%) cenderung mengalami kenaikan jumlah pasien.

i) K a r a k t e r i s t i k P a s i e n ty p h o i d f e v e r

Berdasarkan Aspek Tes Widal

Tabel 4.9

(8)

Tr

Jumlah pasien Typhoid fever berdasarkan test widal

aGluTinin O aGluTinin H s.

karakteristik Pasien Typhoid Fever Berdasarkan aspek Tes Widal

Keterangan :

A : ISPA, B : oA, C : Bronchitis, D : gastritis , E : Dyspepsia, F : Viral Infection, g : Septicaemia, H : Chronic Ischaemic Heart Disease, I : Anemia, J : Cholelithiasis, K : Acute Haemorrhagia gastritis

Pada tabel dan grafik 4.9 tes widal yang

dinyatakan positif dari triwulan II sampai III mengalami penurunan, untuk S. Paratyphi A (o) pada triwulan II lebih rendah daripada triwulan lainnya, paling tinggi pada triwulan IV. S. Paratyphi B (o) pada triwulan I ke triwulan II dan III mengalami penurunan, dan kembali sama pada triwulan I 25 pasien positif. S. Paratyphi C (o) dari triwulan I ke

II mengalami kenaikan, pada triwulan III menurun.

S. typhi H mengalami penurunan pada truwulan II naik lagi pada triwulan III, dan kembali turun pada triwulan IV. S. Paratyphi A (H) mengalami penurunan pada triwulan II dan III, dan kembali naik pada triwulan ke IV yang melebihi dari triwulan I. S. Paratyphi B (H) paling banyak yang positif adalah triwulan IV, dan paling rendah pada triwulan I. S. Paratyphi C (H) pada triwulan II mrngalami penurunan, kembali naik pada triwulan III dan IV.

PemBaHasan

1. k a r a k t e r i s t i k p a s i e n Ty p h o i d f e v e r

berdasarkan aspek jenis kelamin

Di RSUD Kabupaten Karanganyar pasien typhoid fever dilihat dari aspek jenis kelamin lebih banyak laki- laki daripada laki-laki. Pada triwulan IV jumlah laki- laki mencapai 65,71 % yang melebihi prosentase dari triwulan lainnya.

2. k a r a k t e r i s t i k p a s i e n Ty p h o i d f e v e r

berdasarkan aspek umur

Pasien typhoid feverberdasarkan kelompok umur paling banyak terserang adalah pasien dengan umur 5-14 tahun yaitu 36 pasien dengan prosentase 29,27 %, kelompok umur 15- 24 tahun dengan jumlah 26 pasien dengan prosentase 21,14%, kelompok umur 45-64 tahun ada 24 pasien dengan prosentase 19,51%, kelompok umur 25-44 tahun dengan 18 pasien prosentase 14,63%, kelompok 1-4 tahun dengan prosentase 12,20%, kelompok 28 hari -1 tahun dengan prosentase 1,63%, dan kurang dari 65 tahun hanya 0,81% yaitu 1 orang.

(9)

3. k a r a k t e r i s t i k p a s i e n Ty p h o i d f e v e r

berdasarkan aspek cara pembayaran

Cara pembayaran yanng digunakan ada 4, yaitu Umum, askes, Jamkesmas, dan TM ( Tidak Mampu ), dari 4 cara pembayaran tersebut paling banyak pasien menggunakan jamkesmas. Tahun 2013 di dapatkan data bahwa pasien paling banyak adalah pasien Jamkesmas yaitu pasien yang menempati kamar perawatan kelas III di RSUD Kabupaten Karanganyar, sehingga pihak internal rumah sakit dapat menambahkan ruang/ bangsal guna menampung semua pasien yang rawat inap.

Keterkaitan antara umur, jenis kelamin, dan cara pembayaran yaitu bahwa paling banyak pasien rawat inap Jamkesmas dengan kelompok umur 5-14 tahun, hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk rumah sakit bahwa pasien yang banyak rawat inap adalah pasien Jamkesmas, yaitu yang menempati kelas III, sehingga dapat menambah ruang bila membutuhkan khusus kelas III, karena banyak anak- anak yang rawat inap kelompok umur 5- 14 tahun, dapat di buat bangsal/ ruang kelas III khusus anak-anak.

4. k a r a k t e r i s t i k p a s i e n Ty p h o i d f e v e r

berdasarkan aspek tempat tinggal

Pasien typhoid fever lebih banyak berasal dari dalam Kabupaten Karanganyar dengan prosentase 96,96 %, sedangkan untuk luar Kabupaten Karanganyar lebih sedikit yaitu hanya 3,04 %, itu terkait faktor tempuh dari rumah pasien dengan RSUD Kabupaten Karanganyar,hanya saja penulisan untuk dalam kabupaten dan luar kabupaten terjadi kesalahan, sehingga petugas

tidak bisa mengidentifikasi tempat tinggal pasien.

Dibalik data pasien berdasarkan aspek tempat tinggal yang rawat inap di RSUD Kabupaten Karanganyar terdapat 4 pasien yang dari

luar wilayah Kabupaten Karanganyar dapat membuktikan bahwa rasa puas pasien akan pelayanan di RSUD Kabupaten Karanganyar meningkat/ bertambah.

Sedangakan untuk pasien dari dalam Kabupaten K a r a n g a n y a r y a n g t e r s e r a n g ty p h o i d fevermembuktikan bahwa penyakit ini menular endemik yaitu dalam satu Kabupaten Karanganyar, sehingga rumah sakit perlu bekerjasama dengan puskesmas di Kabupaten Karangnyar untuk meninjau tentang kesehatan lingkungan Karanganyar.

5. k a r a k t e r i s t i k p a s i e n Ty p h o i d f e v e r

berdasarkan aspek kondisi pulang

Kondisi pulang pasien typhoid feverpaling banyak tercantum dalan RM 1 adalah pasien dipulangkan dengan keterangan perbaikan yaitu dengan prosentase 88,14%, sehingga pasien harus kontrol kembaki re rumah sakit (kontrol post opname), untuk pasien tang dinyatakan sembuh prosentasenya 11,5% dan untuk yang meninggal 0,71% yaitu 1 pasien pada triwulan IV.

Keterkaitan antara cara pembayaran, kondisi pulang, dan lama dirawa bahwa pasien Jamkesmas lebih banyak rawat inap dengan lama dirawat rata- rata 3 hari kondisi pulang perbaikan, hal ini dapat menjadi masukan untuk rumah sakit tentang LoS yang kurang ideal, sehingga rumah sakit bisa membenahi LoS agar ideal antara 6-9 hari dengan kondisi pulang sembuh.

6. k a r a k t e r i s t i k p a s i e n Ty p h o i d f e v e r

berdasarkan aspek lama dirawat

(10)

Menurut standar ideal ( Length of Stay ) LoS yaitu 6-9 hari, hal ini untuk rawat inap pasien typhoid fever di RSUD Kabupaten Karanganyar belum ideal yaitu hanya 3 hari rawat inap.

Keterkaitan antara jenis kelamin dan tempat tinggal adalah lebih banyak pasien dari dalam Kabupaten Karanganyar, hal ini karena rumah sakit RSUD Kabupaten Karanganyar sebagai rujukan setelah pelayanan tingkat pertama, sedangkan 4 pasien yang berasal dari luar Kabupaten Karanganyar dapat sebagai poin positif rumah sakit bahwa RSUD Kabupaten Karanganyar dipercaya oleh masyarakat luar Kabupaten Karanganyar dan sebagai motifasi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

7. k a r a k t e r i s t i k p a s i e n Ty p h o i d f e v e r

berdasarkan aspek gejala

Dilihat dari faktor gejala yang menyertai dari

typhoid fever, untuk demam, nyeri kepala, pusing, anorexia, dan muntah cenderung mengalami kenaikan dalam tahun 2013, hampir semua pasien mengeluh hal tersebut, sedangkan untuk gejala yang cenderung mengalami penurunan yaitu nyeri otot, mual, diare, perut tidak enak, batuk, epitaksis. Setiap pasien selalu menunjukkan gejala demam dengan prosentase 100%, gejala lain yaitu 77,24% pasien mengalami mual, 58,54 % pasien mengalami rasa yang tidak enak pada perut, 56,10% pasien merasakan pusing, 41,46% pasien mengalami anorexia( nafsu makan turun), 36,59% pasien muntah-muntah, 34,96% disertai batuk dan kurang dari 10 % pasien mengalami nyeri kepala, nyeri otot, dan epitaksis( mimisan ).

8. k a r a k t e r i s t i k p a s i e n Ty p h o i d f e v e r

berdasarkan aspek komplikasi

Komplikasi yang menyertai penyakit typhoid fever antara lain ISPA, OA, bronchitis, Gastritis,, Dyspepsia, Viral Infection, Epilepsi, Septicaemia,

chronic Ischaemic Heart Disease, dan Anemia

dalam satu tahun cenderung mengalami penurunan, untuk komplikasi ISPA dan gastritis adalah komplikasi yang paling banyak di derita pasien yaitu dengan prosentase 6,50%. Sedangkan untuk

cholelithiasis, Acute Haemorrhagic Gastritis.

9. k a r a k t e r i s t i k p a s i e n Ty p h o i d f e v e r

berdasarkan aspek tes widal

Dari pemeriksaan darah yang dilakukan, semua tes sepertiS. typhi O, S. Paratyphi A (O), S. Paratyphi b (O), S. Paratyphi c (O) dan S. typhi H, S.

Paratyphi A (H), S. Paratyphi b (H), S. Paratyphi

c (H) ditarik garis lurus semua mengalami kenaikan, dalam artian bahwa semua hasil yang dinyatakan positif bertambah. Tes widal yang dinyatakan positif memiliki prosentase 97,56%, sedangkan pasien yang dinyatakan negatif ada 2,44%.

simPulan

1. Pasien typhoid fever di RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2013 berdasarkan aspek jenis kelamin lebih banyak laki-laki daripada perempuan. 2. Kelompok umur 5-14 tahun memiliki prosentase

paling tinggi yaitu 29,27% dengan jumlah 36 pasien, sedangkan kelompok paling sedikit yaitu pada kelompok umur > 65 tahun dengan jumlah 1 pasien prosentase 0,81%.

3. Berdasarkan dari aspek cara pembayaran lebih banyak pasien yang menggunakan Jamkesmas daripada umum, askes, dan TM dengan prosentase 40,01% dengan total jumlah 50 pasien yang terbagi dari empat triwulan dalam satu tahun 2013 4. Pasien typhoid fever di RSUD Kabupaten

(11)

berasal dari luar Kabupaten Karangannyar hanya memiliki prosentase 3,04%. Pasien typhoid fever

di RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2013 berdasarkan kondisi pulang yang ditulis oleh dokter ketika seorang dokter menyutujui bahwa pasien tersebut diperbolehkan pulang yaitu dengan prosentase paling tinggi yaitu pulang dengan perbaikan 88,14%, sehingga pasie post opname harus kontrol kembali ke rumah sakit, untuk pulang sembuh 11,15%, dan untuk meninggal ada 0,71% yaitu 1 pasien dari 123 pasien yang dirawat inap. 5. Pasien typhoid fever di RSUD Kabupaten

Karanganyar rata- rata untuk lama dirawatnya adalah 3 hari dengan prosentase 43,09 %, sedangkan pasien yang dirawat lebih dari 7 hari memiliki komplikasi atau mendapatkan penanganan lain selain typhoid fever.

6. Setiap pasien selalu menunjukkan gejala demam dengan prosentase 100%, gejala lain yaitu 77,24% pasien mengalami mual, 58,54 % pasien mengalami rasa yang tidak enak pada perut, 56,10% pasien merasakan pusing, 41,46% pasien mengalami

anorexia( nafsu makan turun), 36,59% pasien muntah-muntah, 34,96% disertai batuk dan kurang dari 10 % pasien mengalami nyeri kepala, nyeri otot, dan epitaksis( mimisan).

7. Komplikasi ISPA dan Gastritis memiliki prosentase 6,50% dari total penderita typhoid fever, bronchitis

dengan prosentase 3,25% dari total penderita. Untuk chronic Ischaemic Heart Disease, cholelithiasis, Acute Haemorrhagic Gastritis

memiliki prosentase 1,63 %, sedangkan OA, Viral Infection, Septicaemia, Acute Erythraemia and

erytholeukaemia, Anemia, hanya muncul pada 0,81 % pasien dari masing- masing penderita.

8. Dari tes widal yang dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang dari diagnosis typhoid fever, semua hasil yang dilakukan menyimpulkan bahwa pasien yang dinyatakan positif 97,56%, sedangkan pasien yang dinyatakan negatif ada 2,44%.

daFTar PusTaka

Arief, Mochammad T Q.2009, Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: UNS. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka cipta.

Depkes RI. 2006. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis.

Jakarta: Depkes RI

Jaminan Sosial Indonesia. Program Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Diakses : 23 Juli 2014. www.jamsosindonesia.com/prasjsn/jamkesmas/ prosedur.

Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia 3 lH”. Jakarta: Balai Pustaka.

Mansjoer, A.dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.3nH” ed. Jakarta: Media Aesculapius.

Nursalam, 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. PerMenKes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008.

tentang Rekam Medis. Jakarta

PT Askes. Askes (Asuransi Kesehatan). Diakses : 23Juli2014.www.satulayanan.net/layanan/ jaminan-kesehatan/tentang-askes

Sudra, 2010. Statistik Rumah Sakit Dari Sensus Pasien

dan Grafik Barber-Johnson Hingga Statistik

Kematian dan Otopsit. Yogjakarta. graha Ilmu. Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfa Beta.

Undang -undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

World Health organization. 2005. International

Statistical Classification of Diseases and

Related Health Problems tenth Revision. 2nH”

Referensi

Dokumen terkait

Subarjo Joyosumarto, Kebijakan Bank Indonesia dalam pengembangan Bank Syariah, paper disampaikan pada seminar Aspek Hukum dan Bisnis Perbankan Syariah, 23 Mei 2000 di

Dari temuan tersebut jika semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka akan semakin mudah pula menerima informasi tentang perioperatif katarak hingga dapat

Lembaga Otoritas Wisata Usia Lanjut/Pensiunan Bali ( Bali Retirement Tourism Authorty/BRTA adalah lembaga pemerintah non perangkat daerah yang berada dibawah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Program Studi Pendidikan

Iz grafov lahko vidimo, da anketiranke in anketiranci sejma 2016 kupujejo manj knjig kot tisti, ki so sejem obiskali leta 2004.. Odstotek anketirank in anketirancev, ki kupijo več

Jamsostek (Persero) juga perlu segera melaksanakan tugas masing-masing yang ditentukan dalam Pasal 58 dan Pasal 61 UU BPJS. Dewan Komisaris dan Direksi

Greatly interested with the use and development of Digital Games Based Learning (DGBL) method in English language learning — especially in enhancing students‘ reading

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara latihan berwudhu dengan kemampuan berwudhu siswa di Pondok