• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Brand Loyalty Pada Pengguna Produk Store Pasoepati.Net Di Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Pengaruh Brand Loyalty Pada Pengguna Produk Store Pasoepati.Net Di Surakarta"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS PENGARUH

BRAND LOYALTY PADA PENGGUNA

PRODUK STORE

PASOEPATI.NET DI SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh:

FAUZI ICHWANI

F 1 2 0 6 0 9 1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

commit to user

MOTTO

“Perubahan harus terjadi kepada yang lebih. Caranya: Mulailah dari diri

sendiri, mulailah dari yang kecil, mulailah dari saat ini.”

-Aa Gym-

”Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan

dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah”.

-Abu Bakar Sibli-

“Hidup ini adalah pilihan dan penuh perjuangan, maka berjuanglah

untuk apa yang telah kau pilih.”

-Ari Wijanarko-

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

(5)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur karya sederhana ini ku persembahkan kepada :

ü Ibu dan ayah tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang, doa, dan

pengorbanan yang tak terhingga nilainya.

ü Adikku Khoirun Nisa. yang memberikan dukungan semangat pantang

menyerah selama ini. Dan Rosty Danasih yang telah memberikan spirit,

ambisi dan motivasi

ü Sahabat-sahabatku.

ü Teman-teman Manajemen 2006, Almamaterku.

ü Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah

(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Pujisyukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan

kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Pengaruh Brand Loyalty pada pengguna produk Pasoepati.Net”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis mengadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis

mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh

karena itu dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih

yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat :

1. DR. Wisnu Untoro, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun skripsi.

2. Ibu DR. Hunik Sri Runing., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs.Wiyono, M.M selaku sekretaris Program Studi Non Reguler

Manajemen sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan

motivasi kepada penulis.

4. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

5. Seluruh anak anak Pasoepati yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi

(7)

commit to user

6. Seluruh sahabat-sahabatku angkatan 2006. Terima kasih atas semangatnya dan

membantu menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kiranya segala kebaikan dari semua pihak telah penulis sebutkan di atas

mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Sehingga dengan tangan terbuka, penulis menerima segala kritik dan saran yang

bersifatmembangun.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, Desember 2011

Penulis,

(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

(9)

commit to user

A. Desain Penelitian... 42

B. Populasi dan Sampel ... 42

C. Data dan teknik pengumpulan data . ... 43

D. Variabel dan definisi operasional variabel ... 45

E. Pengujian statistik ... 42

Analisis Regresi Berganda ... 75

Uji T ... 80

Uji F ... 83

Koefisien Determinasi ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

(10)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(11)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1 Deskripsi usia responden ... 61

Tabel 4.1 Deskripsi jenis kelamin responden... 61

Tabel 4.2 Deskripsi pekerjaan responden ... 62

Tabel 4.3 Deskripsi penghasilan responden ... 62

Tabel IV.5.1 Deskripsi tanggapan responden terhadap X1 ... 63

Tabel IV.5.2 Deskripsi tanggapan responden terhadap X2 ... 64

Tabel IV.5.3 Deskripsi tanggapan responden terhadap X3 ... 65

Tabel IV.5.4 Deskripsi tanggapan responden terhadap X4 ... 66

Tabel IV.5.5 Deskripsi tanggapan responden terhadap X5 ... 66

Tabel IV.5.6 Deskripsi tanggapan responden terhadap X6 ... 67

Tabel IV.5.7 Deskripsi tanggapan responden terhadap X7 ... 68

Tabel IV.6.1 Uji Validitas X1 ... 69

Tabel IV.6.2 Uji Validitas X2 ... 69

Tabel IV.6.3 Uji Validitas X3 ... 70

Tabel IV.6.4 Uji Validitas X4 ... 71

Tabel IV.6.5 Uji Validitas X5 ... 71

Tabel IV.6.6 Uji Validitas X6 ... 72

Tabel IV.6.7 Uji Validitas X7 ... 73

Tabel IV.7 Uji Reliabilitas ... 74

Tabel IV.8 Format kuesioner ... 75

Tabel IV.9 Uji Regresi Berganda ... 76

Tabel IV.10 Uji T ... 81

Tabel IV.11 Uji F ... 84

(12)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Posisi Studi ... 35

(13)
(14)
(15)

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH BRAND LOYALTY PADA PENGGUNA PRODUK STORE PASOEPATI.NET DI SURAKARTA

Oleh : FAUZI ICHWANI

F1206091

Studi ini bertujuan untuk menguji pengaruh brand name (nama merk), product

quality (kualitas produk), price(harga), style(gaya), promotion(promosi), service

quality(kualitas pelayanan), store environment(lingkungan toko) pada brand loyalty

(loyalitas merek).

Rumusan masalah yang akan diteliti adalah apakah brand name berpengaruh pada

brand loyalty, apakah product quality mempengaruhi brand loyalty, apakah Price

mempengaruhi brand loyalty, apakah Style mempengaruhi brand loyalty, apakah

promotion mempengaruhi brand loyalty, apakah service quality mempengaruhi brand

loyalty dan apakah store environment mempengaruhi brand loyalty

Data diambil melalui survey pada 200 responden yang berniat loyal pada produk pasoepati.net. pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling dilakukan

dengan tujuan menjamin keakuratan data yang dikumpulkan.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa data memenuhi kualifikasi kelayakan dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan metode statisktik apapun yang dipilih. Untuk memecahkan permasalahan yang dirumuskan, pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda(Multiple Linear Regression). Melalui pengujian ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman secara empiris berkaitan dengan upaya upaya untuk meningkatkan brand loyalty.

Hasil pengujian yang dilakukan mengindikasi bahwa brand name, product quality,

style, store environment, promotion, service quality berpengaruh positif terhadap brand

loyalty(Loyalitas merek), sedangkan Price negative terhadap brand loyalty.

Melalui pengujian ini diharapkan dapat mmberikan pemahaman secara empiris berkaitan dengan upaya upaya yang harus dilakukan oleh pemasar untuk meningkatkan

brand loyalty.

(16)

commit to user

ABSTRACT

INFLUENCE OF BRAND LOYALTY ON PRODUCT STORE PASOEPATI.NET SURAKARTA

By:

FAUZI ICHWANI

F1206091

This study aims to examine the effect of brand name (brand name), product quality (product quality), price (the price), style (style), promotion (promotion), service quality (service quality), store environment (neighborhood stores) on a brand loyalty (brand loyalty).

The formulation of the problem to be investigated is whether the brand name effect on brand loyalty, product quality does affect brand loyalty, whether Price affects brand loyalty, whether Style affects brand loyalty, store environment does affect brand loyalty, whether promotion affects brand loyalty, and whether the service quality affect brand loyalty.

Data captured through a survey on 200 respondents who intend pasoepati.net loyal to the product. sampling is done by using purposive sampling technique. Sampling is by using purposive sampling technique performed with the aim of ensuring the accuracy of the data collected.

Validity and reliability to ensure that data meets eligibility qualifications in testing the hypothesis by using the method of any of the selected statistics. To solve the problem formulated, the test is done using multiple linear regression (Multiple Linear Regression). Through this testing, is expected to provide insight into the efforts empirically associated with efforts to increase brand loyalty.

The results of tests performed indicate that the brand name, product quality, style, store environment, promotion, service quality has a positive effect on brand loyalty (brand loyalty), while Price negative for brand loyalty. Through this test is expected to make understanding empirically related to efforts to be done by marketers to increase brand loyalty.

(17)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang

sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat

dengan pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada

merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping

itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis

yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.

Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau

secara terus menerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji,

dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan

hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi - sisi emosional

konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building

activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi, tetapi merupakan segala

macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.

Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari

janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek akan

mempunyai reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki

karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus

dijaga dari waktu ke waktu, selain tentunya juga harus mempunyai

(18)

commit to user

2 Indonesia pasti mengenal kota Surakarta atau yang biasa dikenal

dengan nama kota Solo. Selain terkenal dengan keratonnya dan juga batiknya

terkenal diseluruh dunia, kota Solo juga terkenal dengan persatuan

suporternya yang biasa disebut PASOEPATI (Pasukan Suporter Solo Sejati).

Pasoepati, mau tidak mau dia adalah sebuah nama yang juga turut

andil membawa dan memperkenalkan nama kota Solo terutama di blantika

sepakbola nasional di era millenium baru sampai sekarang dengan tim

kebanggaan mereka yaitu Persis Surakarta.

Di era 90an kota Solo sudah sangat identik dengan nama tim FC

Arseto, klub milik Sigit Harjojudanto,namun seiring dengan adanya reformasi

maka klub ini dibubarkan karena aroma Orde barunya yang sangat kental.

setelah itu sepakbola kota Solo mati suri, kemudian diera millenium baru

muncul wadah suporter pemersatu, salah satu cikal bakal suporter kreatif di

Indonesia setelah aremania yaitu Pasoepati dari kota Solo dengan timnya

yaitu Persis Surakarta

Nama PERSIS Surakarta sendiri memang identik dengan daerah yang

biasa disebut dengan SOLORAYA yang wilayahnya terdiri dari 5 kabupaten

dan 1 kota yang juga merupakan ex wilayah Kasunanan Surakarta yang

merupakan akar dari Kerajaan Mataram Jawa (Jogja dan Solo).Karena itulah

antara Persis Surakarta dengan SOLORAYA ada keterikatan histori yang kuat

sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan. Nama kota Solo pada umumnya

dan SOLORAYA pada khususnya secara tidak langsung ikut terangkat

(19)

commit to user

3 merupakan Tim legendaris dimasa dulu yang juga merupakan sebuah

kebanggan tersendiri bagi kelompok suporter tersebut.

Karena dengan sejarah membanggakan tersebut, pada setiap laga

Persis stadion selalu dipenuhi oleh puluhan ribu suporter yang

mendukungnya. Puluhan ribu simpatisan Pasoepati yang datang dari seluruh

penjuru Solo Raya tersebut mengenakan kostum kebesaran Persis yang

berwarna merah.

Berdasarkan tingkatannya, brand loyalty dapat digolongkan menjadi 5

(Aaker, 1996) yaitu:

1. Switcher( Berpindah pindah)

2. Habitual buyer( pembeli yang bersifat kebiasaan)

3. Satisfied Buyer(pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

4. Liking the brand(menyukai merek)

5. Commited buyer(pembeli yang komit)

Kelima tingkatan brand loyalty yang dijelaskan dapat digunakan

sebagai acuan untuk memahami kesetian pelanggan terhadap suatu merek

terterntu(Aaker, 1996). Studi ini bertujuan untuk menjelaskan brand loyalty

terhadap produk dari Store Pasoepati.Net. penelitian ini bertumpu pada 7

variabel. Ketujuh variable tersebut adalah:

1. Brand Name

Store Pasoepati.Net adalah nama yang tidak asing lagi bagi para pecinta

Persis Solo, selain menjadi media info tentang tim kebanggaan,

(20)

commit to user

4 smokeboom, Stiker dll.Dengan memliki brand name yang terkenal lebih

diingat konsumen daripada nama merk yang tidak terkenal. (keller et al,

1998)

Dalam persaingan yang cukup ketat ini Pasoepati.Net lebih unggul karena

selain memiliki media, Pasoepati.Net juga mempunyai Brand name yang

terkenal karena Pasoepati.Net sendiri merupakan perpanjangan tangan

langsung dari pengurus DPP(Dewan Pimpinan Pasoepati) dan berdiri

paling awal dari para pesaingnya seperti: Manahan devil, Numero Uno,

RedLabel Cloth, Abangabang 1923, D’Abrit.

2. Product Quality

Product quality didefinisi sebagai karakteristik suatu produk yang dapat

mempengaruhi konsumen dalam melaikukan pembelian ulang terhadap

suatu merek produk yang dijual.( garvin,1998 ; McCormick &

scorpio,2000).

Dengan mengetahui kualitas produk yang dijual oleh Pasoepati.Net,

konsumen dapat melakukan pembelian ulang dengan satu merk atau

beberapa merk yang ada.

3. Price

Price merupakan hal yang prioritas bagi konsumen Karena price

mengarahkan pada loyalitas yang paling kuat mengenai merk favorit

konsumen, sehingga konsumen dapat membandingkan dan mengevaluasi

harga dengan merk alternative ( Ryan et all, 1999; cadogan &

foster,2000).Tingginya price yang ditetapkan maka semaikin rendah

(21)

commit to user

5 Pasoepati.Net.dengan resiko harga yang diatas rata rata mereka berani

menjual produk, namun tentunya dengan kualitas yang lebih baik pula.

4. Style

Style merupakan suatu tampilan produk yang dapat mempengaruhi

persepsi konsumen terhadap suatu merk produk tersebut ( Abraham &

litterell,1995). Sebagai salah satu penyedia merchandise Persis Solo,

Pasoepati.Net menyediakan bermacam jenis perlengkapan dan model yang

diinginkan oleh pelanggan seperti topi devil, kaos supporter dll,

kebanyakan pelanggan mencari kaos yang casual, artinya kaos tersebut

tidak hanya bisa digunakan didalam stadion tapi juga bisa dipakai untuk

sehari-hari. Terbukti bukti bahwa setiap Pasoepati.Net memproduksi kaos

model Casual unlimited selalu sold out.

5. Promotion

Promotion merupakan salah satu komponen marketing mix yang

didefinisikan sebagai komunikasi antara pemasar dan konsumen. Hal ini

dapat mempengaruhi citra, keyakinan dan sikap konsumen terhadap suatu

merk produk, sehingga konsumen dapat mengambil tindakan untuk

melakukan pembelian pada suatu produk ( Evan et al,1996). Promosi

nyang dilakukan Pasoepati.Net sebenarnya lebih besar berperan dari

media, tapi selain itu Pasoepati.Net juga melakukan promosi atau

(22)

commit to user

6

Day tiap minggu di Slamet Riyadi, Soccer Family Day di Grha Solo

Football.

6. Service Quality

Service quality didefinisikan sebagai interaksi langsung antara pelayan

toko dan pembeli. Service quality termasuk dalam personal selling dan

interaksi secara langsung antara pelayan toko dan pembeli potensial (

Cadogan & Foster,2000 ; Leung & To,2001). Pasoepati.Net

mengutamakan komunikasi langsung dengan konsumen, setidaknya

bertegur sapa atau berbasabasi bisa menjadi jembatan untuk mengarahkan

loyalitas konsumen. Selain itu, Pasoepati.Net juga dijadikan tempat

kumpul dan nongkrong oleh teman teman Pasoepati, entah mereka ingin

sharing membahas tentang Persis Solo atau sekedar nongkrong. Dan

secara tidak langsung akan membangun hubungan yang erat antara

Pasoepati.Net dengan Konsumen.

7. Store Environment

Atribut atribut yang dapat menambah citra positif terhadap Service Quality

antara lain: lokasi toko, tata ruang toko yang strategis. ( Evans et al, 1996).

Sebelumnya, Pasoepati.Net membuka Store didaerah Kartasura, tepatnya

di Gg Duwet No.2(utara Kampus UMS) , seiring berkembangnya Store

juga dengan memperhatikan budget maka Paosepati.Net memindahkan

(23)

commit to user

7 Kalitan). Dengan pertimbangan lokasinya yang cukup strategis tepat di

jalan utama memudahkan konsumen menuju Store Pasoepati.Net.

Sebagai salah satu produsen MerchandisePasoepati terbesar, tentu

Pasoepati.net tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke produk lain.

Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi

komitmen organisasi agar para pelanggan masih tetap setia untuk selalu

memakai produk produknya. Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja

diraih, tetapi memerlukan proses panjang untuk meyakinkan bahwa

Pasoepati.net merupakan produsen Pasoepati terbaik.

Membangun kepercayaan konsumen telah dilakukan oleh

Pasoepati.net sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah

dilakukan oleh Pasoepati.net untuk selalu memberikan yang terbaik kepada

pelanggannya. Inovasi tersebut berupa selalu melakukan pengembangan dan

inovasi inovasi terhadap produknya. Selain itu yang membuat Pasoepati.net

berbeda dengan produsen merchandise Pasoepati yang lain adalah adanya

program “10%forPersis” yaitu memberikan 10% dari keuntungan untuk tim

Persis Surakarta.

Oleh Karena itu peneliti mengambil judul “Analisis Pengaruh Brand

Loyalty padapengguna produk store Pasoepati.net (Studi Kasus pada

(24)

commit to user

8 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah variabel Brand Name berpengaruh pada Brand Loyalty?

2. Apakah variabel Product Quality berpengaruh pada Brand Loyalty?

3. Apakah variabel Price berpengaruh pada Brand Loyalty?

4. Apakah variabel Style berpengaruh pada Brand Loyalty?

5. Apakah variabel Promotion berpengaruh pada Brand Loyalty?

6. Apakah variabel Service Quality berpengaruh pada Brand Loyalty?

7. Apakah variabel Store Environment berpengaruh pada Brand Loyalty?

C. Batasan Masalah

Dalam suatu penelitian, batasan ruang lingkup penelitian penting untuk

ditetapkan.Hal ini dimaksudkan agar tujuan penelitian ini terpenuhi. Batasan

masalah pada penelitian ini adalah :

1. Pembahasan hanya masalah yang berhubungan variabel yang diteliti.

2. Obyek penelitian adalah anggota Pasoepati Surakarta yang menggunakan

atribut produk Pasoepati.net

3. Karakteristik konsumen yang diteliti sebanyak 4 kriteria, yaitu: jenis

kelamin, umur, pendidikan, dan pendapatan/ uang saku per bulan.

(25)

commit to user

9 D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan pengaruh variabel Brand Name pada Brand Loyalty

2. Menjelaskan pengaruh variabel Product Quality pada Brand Loyalty

3. Menjelaskan pengaruh variabel Price pada Brand Loyalty

4. Menjelaskan pengaruh variabel Style pada Brand Loyalty

5. Menjelaskan pengaruh variabel Promotion pada Brand Loyalty

6. Menjelaskan pengaruh variabel Service Quality pada Brand Loyalty

7. Menjelaskan pengaruh variabel Store Environment pada Brand Loyalty

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan bahan

masukan yang berguna bagi perusahaan dalam menentukan strategi

pemasaran selanjutnya.

2. Bagi penulis

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan di bidang

pemasaran khususnya mengenai perilaku konsumen dalam memutuskan

pembelian pada suatu produk serta untuk menambah pengalaman dalam

bidang penelitian khususnya penelitian bidang pemasaran.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sedikit

gambaran bagi penelitian lain yang ada hubungannya dengan penelitian

(26)

commit to user

10 BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau

kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk

membedakannya dari produk asing (Kotler, 1997: 63).

Merek sebenarnya hanyalah suatu simbol tetapi simbol yang memiliki

potensi yang besar. Simbol ini diekspresikan dengan berbagai macam cara,

dan merepresentasikan nilai-nilai yang ingin dibangun dan dieksploitasi

oleh perusahaan. Apapun bentuk dan nilai yang diwakilinya, merek tetap

merupakan inti simbolis dari suatu perusahaan, kelompok produk, satu jenis

produk, sekelompok orang, serangkaian jasa pelayanan, ataupun kombinasi

dari kesemuanya. Merek yang baik merepresentasikan kepercayaan – yang

merupakan esensi terpenting untuk membangun bisnis yang berhasil – tidak

hanya dari perspektif para penyalur tapi juga dari konsumen. (Nilson,

1998:5-6).

Loyalitas merek menurut Setiadi (2003:124-125) dapat didefinisikan

sebagai sikap menyenangi suatu merek yang direpresentasikan dalam

pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu. Pada

loyalitas merek, tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli

(27)

commit to user

11 komitmen instrinsik untuk melakukan pembelian berulang terhadap suatu

merek tertentu. (Peter & Olson, 2002:406)

Aaker (1997:56) mendefinisikan Brand Loyalty sebagai suatu

ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu

memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih

ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek

tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut

lainnya. Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak

akan dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain, apa pun

yang terjadi dengan merek tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu

merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman

dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi.Dengan demikian,

brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang

jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan

laba perusahaan di masa mendatang.

Menurut Mowen, (1995:531) “Brand loyalty is defined as the degree

to which a customer holds a positive attitude toward a brantl, has a

commitment to it, and intends to continue purchasing it in the future As

such, brand loyalty ls directly influenced by the cuslomer satisfaction

dissatisfaction with the brand”. Yang mempunyai arti Bahwa loyalitas

merek didefinisikan sebagai tingkatan dimana pelanggan memiliki sikap

positif terhadap suatu merek, memiliki komitmen dan cenderung untuk terus

(28)

commit to user

12 akan datang.Dengan demikian, loyalitas merek secara langsung dipengaruhi

oleh kepuasan /ketidakpuasan pelanggan terhadapmerektertentu.

Menurut Assael (70) Brand Loyalty : "Brand Loyalty represents a

favorable attitude toward and consistent purchase of a single brand over

time." Bahwa kesetiaan merek menggambarkan sebuah sikap yang positif

dan melakukan pembelian terhadap merek tersebut secara berulang-ulang.

Definisi loyalitas merek menurut Schiffman, (227) yaitu : "Brand loyalty

must be measured by attitudes toward a brand rather than by purchase

consistensy."Bahwa kesetiaan merek dinilai dari sikap terhadap suatu merek

dengan pembelian secara berulang-ulang.

Menurut Zaltman, (1979:288)yaitu :"Brand loyalty is one type of

repeat purchase."Bahwa dengan mengulangi pembelian merupakan suatu

bentuk kesetiaan merek.

Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek

tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing

yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari

berbagai sudut atributnya. Bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk

dalam kategori ini berarti merek tersebut memiliki brand equity yang kuat.

Dalam kaitannya dengan loyalitas merek terdapat beberapa tingkat loyalitas.

Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus

dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan.

(29)

commit to user

13 1. Berpindah-pindah (Switcher)

Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai

pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi

frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu

merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai

pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek

tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai

serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian.

Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka

membeli suatu produk karena harganya murah.

2. Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual Buyer)

Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan

sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya

atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam

mengkonsumsi produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak

didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk

membeli merek produk yang lain atau berpindah merek terutama jika

peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun berbagai bentuk

pengorbanan lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam

membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.

3. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer) Pada tingkat ini pembeli merek masuk dalam kategori puas bila

mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin

(30)

commit to user

14 menanggung biaya peralihan (switching cost) yang terkait dengan

waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka

beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk

dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya

peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam

kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar

sebagai kompensasinya (switching cost loyal).

4. Menyukai merek (Likes the brand)

Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli

yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini

dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka

pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol,

rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang

dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh kesan

kualitas yang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa suka ini

merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri

dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.

5. Pembeli yang komit (Committed buyer)

Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka

memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan

merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi

fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya

(31)

commit to user

15 ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan

merek tersebut kepada orang lain.

Loyalitas merek adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli

merek tertentu dibandingkan merek yang lain dalam satu kategori produk

(Giddens2002).

Sedangkan Aaker (1996) menyebutkan bahwa loyalitas merek adalah

kelekatan konsumen pada nilai yang tinggi dari suatu merek, dengan

kelekatan yang dibangunini maka konsumen akan menolak segala strategi

yang dilakukan oleh kompetito rmerek. Konsumen akan memberikan

loyalitas dan kepercayaannya pada merek selama merek tersebut sesuai

dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen, bertindak dalam cara-cara

tertentu dan menawarkan nilai-nilai tertentu. Loyalitas pada merek ini

timbulkarena konsumen mempersepsikan merek tersebut menghasilkan

produk yang memiliki sejumlah manfaat dan kualitas dengan harga yang

sesuai. Loyalitas merekjuga menjadi indikasi adanya kekuatan merek,

karena tanpa loyalitas merek tidak akantercipta kekuatan merek. Hal ini

dapat dilihat pada merek-merek yang menjadi pemimpin di pasaran, dapat

dipastikan bahwa merek tersebut memiliki pelanggan yang loyal pada merek

tersebut (Giddens, 2002).

Giddens (2002) berpendapat bahwa konsumen yang loyal terhadap

suatumerek memiliki ciri-ciri memiliki komitmen pada merek tersebut,

berani membayarlebih pada merek tersebut bila dibandingkan dengan merek

(32)

commit to user

16 melakukan pertimbangan dalam melakukan pembelian kembali produk

tersebut, selalu mengikuti informasi yang berkaitan merek tersebut dan

mereka dapat menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut dan mereka

selalu mengembangkan hubungan dengan merek tersebut.

Schiffman dan Kanuk (2004) menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya/terciptanya loyalitas merek antara lain

perceived product superiority(penerimaan keunggulan produk), personal

fortitude (keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap merek tersebut),

bonding with the product or company (keterikatandengan produk atau

perusahaan) dan kepuasan yang diperoleh konsumen.Jenis produk yang

dihasilkan suatu merek juga mempengaruhi loyalitas merek.Pada

barang-barang konsumsi sehari-hari (consumer goods) seperti makanan,minuman,

sabun, pembersih dan lain sebagainya, konsumen memiliki keterlibatanyang

rendah dalam proses pembeliannya. Umumnya para konsumen tidak secara

luasmencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik tentang

merek, danmemutuskan merek apakah yang akan dibeli (Kotler, 2004).

Untuk kategori consumergoods tersebut, dalam proses pembeliannya

melalui tahapan trial (coba-coba) yangdipengaruhi oleh iklan yang beredar.

Setelah melakukan pembelian dan mengalami kepuasan, bila dibandingkan

dengan mereklain, maka pembelian produk tersebut akan dilakukan secara

berulang. Pembelian berulang ini akan mengarahkan pada loyalitas merek

(Schiffman dan Kanuk, 2004).

Keuntungan – keuntungan yang akan diperoleh oleh suatu merek

(33)

commit to user

17 secara optimal,memiliki posisi tawar menawar yang kuat dalam saluran

distribusi, mengurangi biaya penjualan, memiliki penghalang yang kuat

terhadap terhadap produk-produk baru yang memiliki potensi yang besar

untuk masuk dalam kategori produk atau layananyang dimiliki oleh merek

tersebut serta keuntungan sinergis yang diperoleh dari brandextension yang

berhubungan dengan kategori produk atau pelayanan dari merektersebut

(Gommans et al, 2001).

Giddens (2002) juga menambahkan dengan adanya loyalitas merek

maka dapatmeningkatkan :

1. volume penjualan, dengan adanya loyalitas merek maka

kehilangankonsumen dapat dikurangi. Dengan adanya pengurangan

kehilangan konsumen makaakan meningkatkan pertumbuhan

perusahaan dan penjualan;

2. Kemampuanperusahaan untuk menetapkan harga yang optimal,

karena konsumen yang memilikiloyalitas merek kurang sensitif pada

perubahan harga;

3. Konsumen dengan loyalitasmerek akan selalu mencari merek

favoritnya dan kurang sensitif pada promosi yangkompetitif. Dengan

adanya loyalitas merek di kalangan pelanggan, maka perusahaandapat

mengurangi biaya promosi produknya karena konsumen tetap akan

mencarimerek yang disukainya.

Brand Loyalty atau loyalitas merek didefinisikan sebagai tingkat

(34)

commit to user

18 komitmen terhadap merek itu, dan memiliki niat untuk tetap melakukan

pembelian secara kontinyu. Loyalitas merek dipengaruhi secara langsung

oleh kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap merek yang

terakumulasi dalam jangka waktu tertentu. Seorang konsumen akan

menunjukkan loyalitas merek ketika ia tidak hanya melakukan pembelian

berulang tapi ia juga benar-benar menyukai dan memilih merek tersebut.

(Mowen, 1994:531-533).

Menurut Uncles et al (2003:295-298) ada tiga pendekatan populer mengenai loyalitas merek, yaitu:

1) Pendekatan Sikap

Loyalitas hanyalah sikap yang terkadang mengakibatkan adanya

hubungandengan merek. Banyak peneliti berpendapat bahwa konsumen

harus memiliki attitudinal commitment terhadap sebuah merek supaya

loyalitas sejati dapat timbul (Reichheld,1996). Hal ini sama saja berarti

bahwakonsumen memiliki serangkaian nilai-nilai yang positif secara

konsistenterhadap suatu merek yang dibelinya. Sikap-sikap bisa diukur

denganmenanyakan pada konsumen seberapa besar mereka menyukai

merektertentu, apakah mereka selalu menggunakan merek itu, apakah

merekaakan merekomendasikan merek itu, dan apakah mereka

memilikikepercayaan dan perasaan yang positif terhadap merek itu –

dibandingkan dengan merek lain.

2) Pendekatan Perilaku

Menurut pendekatan ini, loyalitas terutama diekspresikan melalui

(35)

commit to user

19 lampau, dengan faktor motivasi konsumen atau komitmen terhadap

merek hanyasebagai pertimbangan tambahan. Berbagai penelitian dari

berbagai kategori produk di berbagai negara, ditemukan bahwa pola

pembelian terdiri dari tiga, yaitu: “monogamous” (100% loyal) dan

promicuous”(tidak adanya loyalitas terhadap merek apapun), kedua pola

ini hanyaterjadi pada sejumlah kecil konsumen., sedangkan konsumen

kebanyakan merupakan “polygamous” (loyal terhadap beberapa merek

dalam satu kategori produk). Loyalitas (Ehrenberg & Scriven,1999)

didefinisikan sebagai kecenderungan alami untuk membeli merek tertentu

– biasanya salah satu dari berbagai merek – secara berkelanjutan.

3) Pendekatan Kontingensi

Menurut pendekatan kontingensi, konseptualisasi loyalitas yang lebih

tepat adalah hubungan antara sikap dan perilaku dipengaruhi oleh

variable kontingensi seperti keadaan individu saat ini, karakteristik

individual dan situasi pembelian yang dihadapi. Dengan kata lain, sikap

yang kuatterhadap suatu merek hanya dapat sedikit memprediksikan

apakah merektersebut akan dibeli kembali pada kesmpatan berikutnya,

karena banyak faktor lain yang dipertimbangkan ketika menginginkan

suatu merek. Keadaan individu termasuk dana yang tersedia dan tekanan

waktu, karakteristik individu direfleksikan dalam keinginan akan

varietas, kebiasaan, kebutuhan akan konformitas, toleransi terhadap

(36)

commit to user

20 2. Citra merek

Citra merek (Brand Image) merupakan representasi dari

keseluruhanpersepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan

pengalaman masa laluterhadap merek itu. Citra terhadap merek

berhubungan dengan sikap yangberupa keyakinan dan preferensi

terhadap suatu merek. Konsumen yangmemiliki citra yang positif

terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan

pembelian. (Setiadi, 2003:180).

Merek dapat dideskripsikan dengan karakteristik-karakteristik

tertentu – seperti manusia, semakin positif deskripsi tersebut semakin

kuat citra merek dan semakin banyak kesempatan bagi pertumbuhan

merek itu. (Davis, 2000:21). Citra merek adalah sekumpulan asosiasi

merek yang terbentuk pada benak konsumen (Mowen, 1994:82). Citra

merek mengacu pada skema memori akan sebuah merek, yang berisikan

interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan, situasi, para

pengguna, dan karakteristik pemasar dan/atau karakteristik pembuat dari

produk/merek tersebut. Citra merek adalah apa yang konsumen pikirkan

dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek. (Hawkins,

Best & Coney, 1998:350-351).

Citra merek merupakan serangkaian asosiasi yang ada dalam benak

konsumen terhadap suatu merek, biasanya terorganisasi menjadi suatu

makna. Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika

didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi. Citra atau

(37)

commit to user

21 yang objektif ataupun tidak.Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang

mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas merek (brand

loyalty) dari konsumen. Konsumen lebih sering membeli produk dengan

merek yang terkenal karena merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang

sudah dikenal, adanya asumsi bahwa merek terkenal lebih dapat

diandalkan, selalu tersedia dan mudah dicari, dan memiliki kualitas yang

tidak diragukan, sehingga merek yang lebih dikenal lebih sering dipilih

konsumen daripada merek yang tidak. (Aaker, 1991:99-100).

Citra merek meliputi pengetahuan dan kepercayaan akan atribut

merek (aspek Kognitif), konsekuensi dari penggunaan merek tersebut,

dan situasi penggunaan yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi,

perasaan dan emosi yang diasosiasikan dengan merek tersebut (aspek

Afektif). Citra merek didefinisikan sebagai persepsi konsumen dan

preferensi terhadap merek, sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai

macam asosiasi merek yang ada dalam ingatankonsumen.Meskipun

asosiasi merek dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk tapi dapat

dibedakan menjadi asosiasi performansi dan asosiasi imajeri yang

berhubungan dengan atribut dan kelebihan merek. (Peter & Olson,

2002:47, 730).

Hasil penelitian (Martin, 1998, Syrgy, 1990, Syrgy, 1992)

menemukan bahwa serangkaian perasaan, ide, dan sikap yang dimiliki

konsumen terhadap suatu merek merupakan aspek penting dalam

perilaku pembelian.Citra merek didefinisikan sebagai sekumpulan atribut

(38)

commit to user

22 pengetahuan, perasaan, dan sikap terhadap merek – yang disimpan

individu di dalam memori.Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa

sebagai simbol, merek sangat mempengaruhi status dan harga diri

konsumen. Penelitian – penelitian ini juga menyebutkan bahwa suatu

merek lebih mungkin dibeli dan dikonsumsi jika konsumen mengenali

hubungan simbolis yang sama antara citra merek dengan citra diri

konsumen baik citra diri ideal ataupun citra diri aktual. ( dalam Arnould,

Price & Zinkan, 2005:120-122 )

3. Pemasaran

a) Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok

yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan

mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis

tergantung pada keahlian mereka dibidang pemasaran, produksi, keuangan,

maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemempuan mereka

untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar dapat berjalan

lancar.

Pengertian pemasaran menurut beberapa penulis. Menurut William

J. Stanton pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

(39)

commit to user

23 baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial (Stanton,

1993:7).

Definisi pemasaran menurut Kloter adalah suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler,

2000: 9).

Beberapa pengertian pemasaran diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang secara

langsung berhubungan dengan konsumen atau dengan kata lain, kegiatan

pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung

dalam kaitannya dengan pasar. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar

sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan tujuan

memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran berada diantara

produsen dan konsumen, hal ini berarti pemasaran merupakan alat

penghubung kedua faktor tersebut, sedangkan dalam perkembangan

perekonomian seperti saat ini tanpa adanya kegiatan pemasaran dalam

menunjang usaha mungkin sangat sulit dalam mencapai tujuan yang

diinginkan. Pemasaran menjadi sangat penting karena banyak perusahaan

yang tidak menggunakan orientasi pemasaran menemui kegagalan dalam

usahanya. Proses pemasaran dimulai jauh sebelum barang-barang di

produksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran

perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen atau

(40)

commit to user

24 b) Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang,

dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran

individu dan organisasi (Kotler, 2002: 9).Pada dasarnya, manajemen itu

terdiri atas perancangan dan pelaksanaan rencana-rencana. Menurut Basu

Swata dan irawan, manajemen pemasaran adalah penganalisaan,

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang

diutujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan

maksud untuk mencapai tujuan organisasi. danTugas penting manajemen

pemasaran adalah untuk memahami perilaku pembeli dari pasar sasaran.

Jadi kegiatan pemasaran bukan sekedar kegiatan menjual barang

tetapi mempunyai tujuan yang lebih jauh kedepan yang akan memberikan

kepuasan keinginan pembeli atau konsumen. Dengan demikian, pemasaran

harus terlebih dahulu mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen,

setelah itu baru ditentukan produk apa yang harus dibuat, desain apa yng

diinginkan, harga, kebijaksanaan pembayaran pengangkutan, promosi

yang bisa menarik konsumen sehingga akan memberikan kepuasan.

c) Konsep Pemasaran (Marketing Concept)

Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran

merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan

mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya. Cara

(41)

commit to user

25

concept).Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang

menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat

ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha dan

Handoko, 2000: 5).Konsep Pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk

mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan

tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam

menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

kepada sasaran pasar yang terpilih (Kotler, 2002: 22).

Pengertian konsep pemasaran dari beberapa penulis diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa konsep pemasaran sangat penting bagi para

pemasar dalam upaya mencapai tujuan usahanya.Dikatakan juga bahwa

pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat pokok bagi

kelangsungan hidup perusahaan. Adanya konsep pemasaran (Marketing

Concept) ini akan memudahkan perusahaan dalam proses pemasarannya,

karena dengan adanya konsep pemasaran maka strategi pemasaran yang

ada akan lebih terkonsep dan mudah.

4. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen (consumerbehavior) dapat didefinisikan sebagai

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk

dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan

(42)

commit to user

26 a) Pengertian Perilaku Konsumen

Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan

kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, atau berorientasi

pada konsumen. Untuk itu, diperlukan pemahaman tentang perilaku

konsumen dalam melakukan pembelian. Kegiatan perusahaan dimulai

dengan mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumennya,

maka dalam kaitannya dengan pengembangan manajemen pemasaran yang

berorientasi pada konsumen, ada satu hal yang harus dikuasai oleh seorang

manajer pemasaran, yaitu pengetahuan yang mendalam mengenai perilaku

konsumen.

Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk

dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan

kegiatan-kegiatan tersebut (Swasta dan Handoko, 2000 :10). Menurut

Minardi (1991: 49) perilaku konsumen dapat dinamakan sebagai perilaku

yang ditujukan oleh orang-orang dalam hal merencanakan membeli dan

menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Definisi ini memperlihatkan

bahwa dengan mempelajari perilaku konsumen maka pemasar mengetahui

secara jelas proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen

dan pengaruh-pengaruh yang dihadapi dalam usaha memperoleh barang dan

(43)

commit to user

27 b) Variabel-Variabel Perilaku Konsumen

Secara sederhana variable-variabel perilaku konsumen dapat dibagi

menjadi 3 bagian:

a. Faktor Pribadi

Faktor pribadi adalah faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

yg berasal dari dalam diri seseorang tersebut. Faktor pribadi terdiri dari

demografi(usia, gender, gaya hidup, pendidikan, pekerjaan, dan

pendapatan).

1) Usia dan jenis kelamin

Orang akan membeli suatu barang dan jasa yang berubah – ubah

selama hidupnya sesuai dengan bertambahnya usia.

2) Gaya hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan

sehari–hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapat yang

bersangkutan.

3) Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian dan konsep diri yang berbeda pada setiap orang

menjadikan adanya pandangan yang berbeda terhadap pemilihan suatu

produk yang dibeli.

4) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan membuat seseorang mengkonsumsi

(44)

commit to user

28 5) Pendapatan

Pendapatan sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Apabila

seseorang ingin membeli sesuatu, seseorang tentu harus menyesuaikan

dengan keadaan ekonominya dan pendapatannya.

b. Faktor Psikologis

Faktor Psikologis adalah faktor yang beroperasi dalam diri individu

yang ikut mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor psikologis ikut

menentukan perilaku umum orang banyak dan dengan demikian faktor

psikologis akan mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Faktor

psikologis ini terdiri dari: Persepsi, motivasi, sikap dan perilaku.

1) Motivasi

Motivasi adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

yang didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut,

dan hal inilah yang mendasari perilaku konsumen.

2) Persepsi

Persepsi adalah hasil dari pengalaman dan pengamatan

seseorang yang akan membentuk suatu pendangan tertentu terhadap

suatu produk.

3) Sikap dan perilaku

Sikap dan perilaku adalah memberikan tanggapan terhadap

rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing

(45)

commit to user

29 c. Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor yang berasal dari lingkungan di sekitar

seseorang itu tinggal. Faktor social yang mempengaruhi perilaku

konsumen adalah Budaya, Kelas sosial, Kelompok Referensi, Keluarga

dan Rumah Tangga.

1) Kelas Sosial

Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan

penghargaan umum yang diberikan sesuai dengan itu oleh

masyarakatnya. Konsumen akan memilih suatu produk yang mampu

membawa status dan menampilkan peranan mereka.

2) Kelompok Referensi

Kelompok referensi memberikan pengaruh langsung atau tidak

langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

3) Keluarga dan Rumah Tangga

Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat

terhadap perilaku pembeli, hal ini dikarenakan keluarga adalah salah

satu lingkungan yang paling dekat dengan pribadi seseorang.

5. Pemakaian

Pemakaian adalah pengalaman konsumen dimasa lalunya dan

perilaku dimasa penting ketika menilai pemakaian produk adalah frekuensi

konsumsi, disini beberapa produk digunakan secara terus-menerus, tetapi

sebagian besar hanya digunakan sewaktu-waktu kemudian jumlah produksi,

(46)

commit to user

30 rata-rata produk serta yang terakhir yang akan dinilai ketika

mempertimbangkan pemakaian produk adalah jumlah produksi. Semakin

banyak merek produk yang pernah dibeli dan dikonsumsi dimasa lalu dapat

menunjukkan bahwa konsumen sudah berpengalaman dengan merek –

merek tersebut. Hal ini akan memberikan pengetahuan mengenai produk

tersebut dan memberikan kemampuan untuk memilih produk yang lebih

memuaskan.

6. Kepuasan

Kepuasan adalah tingkatan perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.

Harapan merupakan suatu perkiraan atau keyakinan pelanggan terhadap apa

yang diterimanya setelah mengkonsumsi produk yang dibeli ( Zulian Yamit,

2001: 78).

Berdasarkan uraian diatas, kepuasan dapat diartikan sebagai

perbedaan atau kesenjangan antara performasi dengan harapan. Apabila

kinerja rendah atau dibawah harapan maka konsumen tidak puas, sebaliknya

apabila kinerja tinggi atau melebihi harapan maka konsumen dapat

dikategorikan puas. Harapan terbentuk karena masa lalu konsumen

berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh sebelumnya, baik dari

pergaulan, dari pemasar, atau dari pesaing, sedangkan kinerja adalah apa

yang dipersepsikan konsumen pada saat itu untuk kemudian dibandingkan

(47)

commit to user

31 Konsep kepuasan pelanggan, kualitas layanan, dan customervalue

berkaitan erat satu sama lain. Para pembeli akan membeli dari perusahaan

yang mereka yakini menawarkan nilai bagi pelanggan

(costumerdeliveredvalue) yang tertinggi. Nilai bagi pelanggan adalah selisih

antara nilai pelanggan total (manfaat yang diharapkan dari produk dan jasa)

dan biaya pelanggan total.

Konsep Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelenggan merupakan suatu tingkatan dimana

kebutuhan,keinginan dan harapandari pelenggan dapat terpenihi yang akan

mengakibatkan terjadinya pembelian ulang ataukesetiaan yang berlanjut

(Band, 1991). Faktor yang paling penting untuk menciptakan

kepuasankonsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan

kualitas dari agen tersebut(Mowen, 1995).

Produk jasa berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk

kepuasan pelanggan(Kotler dan Armstrong, 1996). Semakin berkualitas

produk dan jasa yang diberikan, makakepuasan yang dirasakan oleh

pelanggan semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakintinggi, maka

dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Pelanggan yang

puasakan terus melakukan pembelian pada badan usaha tersebut. Demikian

pula sebaliknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan pelanggan

pindah pada produk lain.

Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

(48)

commit to user

32 pelanggan melatar belakangi mengapa duaorganisasi pada jenis bisnis yang

sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Dalam kontekskepuasan

pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan

pelanggan tentangapa yang akan diterimanya. Harapan mereka dibentuk

oleh pengalaman pembelian dahulu,komentar teman dan kenalannya serta

janji dari perusahaan tersebut. Harapan-harapanpelanggan ini dari waktu ke

waktu berkembang seiring dengan semakin bertambahnyapengalaman

pelanggan.

Menurut Tjiptono (1997:24) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah

responpelanggan terhadap evolusi ketidaksesuaian (discinfirmation) yang

dirasakan antara harapansebelumnya dan kinerja aktual produk yang

dirasakan bahwa pada persaingan yang semakinketat ini, semakin banyak

produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan

keinginankonsumen sehingga hal ini menyebabkan setiap badan usaha harus

menempatkan orientasi padakepuasan pelanggan sebagai tujuan utama,

antara lain dengan semakin banyaknya badan usahayang menyatakan

komitmen terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misi, iklan.

Badan usaha dapat mengetahui kepuasan dari para konsumennya melalui

umpan balik yangdiberikan oleh konsumen kepada badan usaha tersebut

sehingga dapat menjadi masukan bagikeperluan pengembangan dan

implementasi serta peningkatan kepuasan pelanggan. Dari sinidapat

diketahui pada saat pelanggan komplain. Hal ini merupakan peluang bagi

badan usahauntuk dapat mengetahui kinerja dari badan usaha. Dengan

(49)

commit to user

33 layanan sehingga dapat memuaskan konsumen yangbelum puas tadi.

Biasanya konsumen mempunyai komitmen yang besar pada badan usaha

yangmenanggapi kompalin darinya.

Untuk menciptakan kepuasan pelanggan suatu perusahaan harus dapat

memenuhi kebutuhankebutuhankonsumen yang dianggap paling penting

yang disebut “The Big Eight factors“ yangsecara umum dibagi menjadi tiga

kategori sebagai berikut (Hannah and Karp, 1991):

Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk : 1. Kualitas produk

Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang

membentuk produk.Sehingga produk tersebut mempunyai nilai

tambah.

2. Hubungan antara nilai sampai pada harga

Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan

oleh perbedaan antaranilai yang diterimaoleh pelanggan dengan

harga yang dibayar oleh pelanggan terhadap suatuproduk yang

dihasilkan oleh badan usaha.

3. Bentuk produk

Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu

produk yang menghasilkansuatu manfaat.

4. Keandalan

Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan

(50)

commit to user

34 Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan:

1. Jaminan

Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk

pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap

produk yang rusak setelah pembelian.

2. Respon dan cara pemecahan masalah

Response to and Remedy of Problems merupakan sikap dari

karyawan dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi

oleh pelanggan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pembelian:

1. Pengalaman karyawan

Merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan CV

Sarana Media Advertising khususnya dalam hal komunikasi yang

berhubungan dengan pembelian

2. Kemudahan dan kenyamanan

Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan

kenyamanan yang diberikanoleh perusahaan terhadap produk yang

(51)

commit to user

35 B. Posisi Studi

Posisi studi ini dibandingkan dengan studi studi sebelumnya dapat

dijelaskan melalui variabel variabel yang digunakan untuk mengkonstruksi model

dan alat analisis yang digunakan untuk pengujian. Tabel berikut menyajikan

variable variabel yang teridentivikasi dari studi studi terdahulu.

Peneliti Independen Dependen Mediasi Demo grafi

Berikut ini penjelasan landasan teori dan hubungan antar variabel yang

digunakan untuk mengkonstruksi model yang selanjutnya diikuti dengan

perumusan hipotesis.

Brand name diperkirakan penting untuk menjelaskan model Brand

Loyalty. Dalam studi ini, brand name yang terkenal dapat lebih diingat oleh

konsumen daripada brand name yang tidak terkenal. Variabel ini penting karena

untuk memahami suatu gambaran(image) dari suatu produk. Fenomena yang ingin

dijelaskan adalah semakin tinggi nilai brand name, semakin tinggi loyalitas

konsumen terhadap produk tersebut(keller et al, 1998). Dengan fenomena ini,

(52)

commit to user

36 H1: Semakin tinggi nilai brand name, semakin tinggi loyalitas konsumen terhadap produk tersebut.

Product Quality merupakan karakteristik suatu produk dari pemasar yang

digunakan untuk memenuhi harapan pelanggan. Dengan mengetahui kualitas

produk yang dijual, konsumen dapat melakukan pembelian ulang dengan satu

merek atau beberapa merek yang ada. Fenomena yang ingin dijelaskan adalah

semakin tinggi loyalitas produk, semakin tinggi loyalitas konsumen(Garvin, 1998;

McCormick & Scorpio, 2000). Dengan fenomena ini, maka hipotesis yang

dirumuskan adalah:

H2: Semakin tinggi loyalitas produk, semakin tinggi loyalitas konsumen.

Price merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran

suatu produk. Karena price adalah salah satu dari empat bauran pemasaran/

marketing mix ( 4P = product, price, place, promotion). Price merupakan salah

satu penentu keberhasilan suatu perusahaan, karena price menentukan seberapa

besar keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik

berupa barang maupun jasa.Fenomena yang ingin dijelaskan adalah semakin

tinggi penetapan price berdampak pada semakin rendahnya tingkat

penjualan.Sebaliknya, semakin rendah price yang ditetapkan, semakin rendah

keuntungan yang diperoleh.Price merupakan pertimbangan utama bagi konsumen,

karena price mengarahkan pada loyalitas yang paling kuat mengenai merek

(53)

commit to user

37 harga dengan merek alternative(Ryan et al, 1999; Cardogan & Foster, 2000).

Dengan fenomena ini maka hipotesis yang dirumuskan adalah:

H3: Semakin tinggi penetapan price berdampak pada semakin rendahnya tingkat penjualan.

Style merupakan suatu tampilan produk yang diperkirakan dapat

mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu merek produk

tersebut.Fenomena yang ingin dijelaskan adalah semakin tinggi kesesuaian

inovasi prosuk dengan style pembeli, semakin tinggi loyalitas pembeli. Hal ini

dapat terjadi karena ada kesesuaian antara kenyataan dan harapan konsumen(

Abraham & Litterel, 1995). Dengan fenomena ini, maka hipotesis yang

dirumuskan adalah:

H4: Semakin tinggi kesesuaian inovasi produk dengan style pembeli, semakin tinggi loyalitas pembeli.

Promotion merupakan salah satu komponen marketing mix yang

didefinisikan sebagai komunikasi antara pemasar dan konsumen.Hal ini bertujuan

untuk menginformasikan dan memepengaruhi konsumen dalam transaksi

pembelian suatu produk.Hal ini dapat mempengaruhi citra, keyakinan dan sikap

konsumen terhadap suatu merk produk, sehingga konsumen dapat mengambil

tindakan untuk melakukan pembelian pada suatu produk. Fenomena yang ingin

dijelaskan adalah, semakin tinggi tingkat loyalitas promosi, semakin tinggi

loyalitas konsumen pada produk tersebut ( Evan et al,1996). Dengan fenomena

(54)

commit to user

38 H5: semakin tinggi tingkat loyalitas promosi, semakin tinggi loyalitas konsumen pada produk tersebut

Service Quality.dalam studi ini terdapat 5 dimensi service quality

(Zeithaml et al, 1996) yaitu:

a) Reliability didefinisi sebagai kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang sesuai dengan jasa yang diawarkan.

b) Responsiviness didefinisi sebagai respon atau kesigapan karyawan

dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat

dan tanggap. Dimensi ini meliputi: 1) kesigapan karyawan dalam

melayani pelanggan, 2) kecepatan karyawan dalam melayani transaksi,

3) penanganan karyawan dalam keluhan pelanggan.

c) Assurance didefinisi sebagai kemampuan karyawan terhadap: 1)

pengetahuan produk secara tepat, 2) kualitas keramahtamahan, 3)

perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, 4) ketrampilan

dalam memberikan informasi, 5) kemampuan dalam meberikan

keamanan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, 6) kemampuan

dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

d) Empathy didefinisi sebagai perhatian secara individual yang dilakukan

perusahaan terhadap pelanggan, seperti: 1) kemudahan untuk

menghubungi perusahaan, 2) kemampuan karyawan untuk

berkomunikasi dengan pelangan, 3)usaha perusahaan untuk memaham

(55)

commit to user

39

e) Tangibel didefinisi sebagai penampilan fisik seperti: 1) gedung dan

ruang front office, 2) tersedianya tempat parkir, 3) kebersihan, 4)

kerapihan dan kenyamanan ruangan, 5) kelengkapan peralatan

komuniasi, 6) penampilan karyawan.

Servivce quality termasuk dalam personal selling dan interaksi

antaralangsung antara pelayanan toko dan pembeli potensial(Cadogan &

Foster, 2000) fenomena yang ingin dijelaskan adalah semakin tinggi sevice

quality yang diberikan kepada pelanggan, semakin tinggi loyalitas

pelanggan terhadap merek tersebut. Dengan fenomena ini, maka hipotesis

yang dirumuskan adalah:

H6: semakin tinggi sevice quality yang diberikan kepada pelanggan, semakin tinggi loyalitas pelanggan terhadap merek tersebut.

Store Environment dalam studi ini, terdapat atribut yang diperkirakan menambah citra positif terhadap Store Environment, antara lain: Lokasi toko, tata

ruang toko yang strategis. Atribut ini diperkirakan dapat mempengaruhi brand

loyalty. Fenomena yang ingin dijelaskan adalah semakin tinggi strategisitas lokasi

toko dan tata ruang toko, semkain tinggi loyalitas pelanggan terhadap produk

yang dijual oleh toko tersebut ( Evans et al, 1996). Dengan fenomena ini, maka

hipotesis yang dirumuskan adalah:

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .................................................................
Gambar 2.2 kerangka pemikiran
tabel atau probabilitas nilai t atau signifikansi < 0.05
Tabel IV.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kajian pustaka tersebut dapat pahami bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor,

Menurut Mohammad (2007) dalam Suwerda (2012:14), pengelolaan sampah dengan pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara. 3) Menyebabkan pencemaran air,

Jadi kesimpulan dari definisi metodologi adalah sebuah bagian dari laporan yang berisikan pendekatan, metode pengumpulan dan pemilihan data dan tehnik yang digunakan untuk

Kawiyana, I.K.S., 2009, Crosslink Telopeptida C-Terminal (CTx) sebagai petanda aktivitas Sel Osteoklas pada Osteoporosis Paska Menopause Defisiensi Estrogen.. Bone

tawar, sehingga dalam proses pengolahan peranan dari masing-masing daging ikan dapat mempengaruhi nilai kadar protein, akan tetapi pada penelitian pengolahan bakso

Adapun tujuan dari praktikum Produksi Ternak Unggas ini yaitu mempersiapkan kandang untuk tempat pemeliharaan anak ayam untuk ayam broiler yang sedang tumbuh

Berdasarkan faktor-faktor diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa stres dapat terjadi baik itu dari dalam pekerjaan maupun dari luar pekerjaan individu, Dan yang sering

Melalui pembelajaran online peserta didik mampu menentukan nilai variabel pada sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi dan substitusi dalam