• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklim Komunikasi Organisasi, Reward Dan Kinerja Karyawan Di PT. PLN (Persero) Area Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Iklim Komunikasi Organisasi, Reward Dan Kinerja Karyawan Di PT. PLN (Persero) Area Surakarta"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

SKRIPSI

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI,

REWARD

DAN

KINERJA KARYAWAN

(Studi Korelasi antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Reward dengan Kinerja

Karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta Tahun 2012)

Oleh :

Anita Kusuma Astuti

Nim:D1210008

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

ABSTRAK

Anita Kusuma Astuti D1210008, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI, REWARD DAN KINERJA KARYAWAN DI PT. PLN (PERSERO) AREA SURAKARTA

Manusia berkomunikasi untuk melangsungkan suatu interaksi sosial, secara individu dengan individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan kelompok. Didalam organisasi orang-orang berkumpul dan saling berinteraksi karena adanya kesamaan suatu misi dan visi. Iklim komunikasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap keseluruhan organisasi dalam perusahaan. Salah satu persoalan yang harus diselesaikan adalah bagaimana karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta membangun kualitas iklim komunikasi organisasi yang tercemin dari kinerja karyawan, berusaha menyelesaikan tugas agar kinerja bisa selalu optimal dan berjalan dengan baik, kinerja karyawan sangat penting bagi kelangsungan dan perkembangan perusahaan.

Dalam penelitian, penulis berusaha mengetahui sejauh mana hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan dan sejauh mana hubungan reward dengan kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta. Pemilihan organisasi ini mengingat PT. PLN (Persero) Area Surakarta pernah mendapatkan Penghargaan Piala dan Piagam Citra Pelayanan Prima dari Presiden tahun 2008.

Untuk menjawab permasalahan di atas, penulis menggunakan metode penelitian penjelasan (explanatory research) dengan analisis data kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. PLN (Persero) Area Surakarta dan responden sebagai sampel sebanyak 80 karyawan. Karena jumlah sub populasinya tidak sama antara setiap satuan kerja, maka penentuan jumlah sampel tiap-tiap sub populasinya menggunakan prosedur (proportional random sampling). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Data yang dalam penelitian ini dibuat dalam skala ordinal, kemudian data dianalisis dengan menggunakan korelasi spearman rank.

Hasil korelasi antara iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,573. Dan menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara variabel iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan sebesar 6,177 > 1,664.

Hasil korelasi antara reward dengan kinerja karyawan menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,742. Dan menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara variabel reward dengan kinerja karyawan sebesar 9,774 > 1,664.

(3)

commit to user ABSTRACT

Anita Kusuma Astutu D1210008, THE ATMOSPHERE OF

COMMUNICATION ORGANIZATION, REWARD AND WORKER ACTIVITY IN PT. PLN (PERSERO) AREA SURAKARTA

Humans communicate to establish a social interaction, individual with individual, group or groups of individuals with the group. In the organization of people gather and interact with each other because of the similarity of a mission and vision. Communication climate has a considerable influence on the overall organization of the company. One of the problems to be solved is how the employees at PT. PLN (Persero) Area Surakarta build quality of the communication climate of an organization that reflected the performance of employees, trying to complete the task so that performance can always be optimized and running well, employee performance is critical for the survival and development of the company.

In the research, the authors tried to determine the extent of the relationship with the organization's communication climate and the extent of employee performance reward relationship with the performance of employees in PT. PLN (Persero) Area of Surakarta. The selection of this organization given the PT. PLN (Persero) Area of Surakarta never get Cup Award and Quality Service Charter of the image of the President in 2008.

To answer the above problems, the authors explain research methods (explanatory research) with quantitative data analysis. The population in this study were employees of PT. PLN (Persero) Area of Surakarta and the respondents as a sample of 80 employees. Because the number of sub-population is not the same between each unit, the determination of the number of samples of each sub-population using the procedure (proportional random sampling). Techniques of data collection is done by distributing questionnaires. The data in this study are made in the ordinal scale, then the data were analyzed using spearman rank correlation. The results of the correlation between organizational communication climate with employee performance indicates a correlation value of 0,573. And showed a positive and significant relationship between organizational communication climate variables with the performance of employees for 6,177 > 1,664.

The results of the correlation between reward employee performance indicates a correlation value of 0,742. And showed a positive and significant relationship between the variables with the performance reward employees for 9,774 > 1,664.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran dan pemberian

pesan atau informasi yang akan dibutuhkan dalam kehidupan manusia,

proses komunikasi juga bisa dengan menggunakan media. Dalam

kehidupan manusia selalu berkomunikasi satu sama lain,membutuhkan

orang lain atau kelompok untuk saling berinteraksi satu sama lain dalam

kehidupan sehari-hari. Ada (two-way-communications)yaitu komunikasi

dua arah atau komunikasi timbal balik diantara komunikator dan

komunikan.

Komunikator merupakan orang yang menyempaikan pesan,

sedangkan komunikan merupakan orang yang menerima suatu pesan.

Komunikator akanmengharapkan ada suatu respon balik atau jawaban dari

komunikan ataspesan atau informasi disampaikan komunikator. Jawaban

dari komunikan tersebut yang diberikan kepada komunikator bisa

berwujud jawaban pesan yang baik atau bahkan jawaban pesan tidak baik

yang akan diterima komunikator, dalam proses ini dapat merubah tingkah

laku dan mempengarui lingkungan.

Manusia selalu berkomunikasi untuk berinteraksi, secara individu

dengan individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan

(5)

commit to user

berinteraksi satu sama lain karena adanya visi dan misi yang sama untuk

mencapai tujuan organisasi bersama-sama. Dalam

perkumpulan-perkumpulan tersebut, ada suatu proses komunikasi formal di dalam

organisasi. Komunikasi formal merupakan komunikasi dari stuktur

organisasi yang melibatkan adanya suatu komunikasi ke atas, ke bawah,

dan horizontal di dalamnya

Komunikasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan demi

keberlangsungan dan berkembangnya atau kesuksesan sebuah organisasi

dalam perusahaan.Untuk membuat seluruh karyawan bekerjasama agar

tujuan organisasi bisa tercapai dibutuhkan komunikasi yang baik. Atasan

danbawahan atau seluruh karyawan dalam organisasi, harus memahami

komunikasi yang baik, sehingga terjalin suasana kerja yang baik untuk

mendukung karyawan dalam bekerja di perusahaan.

PT. PLN (Persero) Area Surakarta merupakan perusahaan BUMN

yang telah berdiri sejak 1972 adalah salah satu perusahaan BUMN yang

bergerak di bidang listrik Negara, sebagai salah satu perusahaan Negara

yang masih bertahan dan senantiasa berkembang, PT. PLN (Persero) Area

Surakarta mempunyai visi diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang

dertumbuh-kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada

potensi insani. Dan misinya adalah menjalankan bisnis kelistrikan dan

bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota

perusahaan, dan pemegang saham, menjadikan tenaga listrik sebagai

(6)

mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi,

menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Sebagai

bentuk komitmennya atas visi dan misi yang diterapkan, perusahaan ini

mendapatkan Penghargaan Piala dan Piagam Citra Pelayanan Prima dari

Presiden.

PT. PLN (Persero) Area Surakarta pernah mendapatkan

Penghargaan Piala dan Piagam Citra Pelayanan Prima dari Presiden, ini

merupakan kinerja yang baik yang pernah dicapai. PT. PLN (Persero)

Area Surakarta memberikan pelayanan yang prima terhadap pelanggan,

tetapi ada contoh real yang terjadi di perusahaan pelayanan lain yang

memiliki pelayanan dan kinerja yang buruk. Seperti perusahaan yang

memiliki karyawan bersifat tempralmentaltidak ramah saat memberikan

pelayanan kepada pelanggan,memiliki pelayanan yang lamban,faktor

tersebut merupakan kinerja, sehingga kinerja akan rendah.

PT. PLN (Persero) Area Surakarta adalah perusahaan BUMN yang

berfungsisebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik satu-satunya

perusahaan yang melayani kebutuhan listrik kepada pelanggan di

Surakarta.PT. PLN adalah perusahaan yang memegang kendali penuh atas

kebutuhan listrik di Indonesia.Listrik merupakan kebutuhan

utamakebutuhan listrik masyarakat sangat bergantung pada perusahaan ini.

Faktor yang mendukung keberhasilan dalam perusahaan adalah

komunikasi organisasi dalam perusahaan.Di PT. PLN (Persero) Area

(7)

commit to user

baik antara atasan dan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.Dalam

meningkatkan kualitas perusahaan, tidak hanya dipengarui oleh keahlian

dan ketrampilan karyawan saja dalam bekerja, tetapi karyawan yang

bekerja secara efektif dan efisien dapat dipengarui oleh iklim atau suasana

kerja yang baik di perusahaan.

Iklim komunikasi organisasi dipengarui oleh bermacam-macam

cara karyawan bertingkah laku, berinteraksi dan berkomunikasi. Iklim

komunikasi yang negatif justru akan menjadikan karyawan tak berani

untuk berkomunikasi dengan penuh rasa persaudaraan. Iklim komunikasi

yang penuh persaudaraan akan mendorong karyawan di PT. PLN (Persero)

Area Surakarta untuk berkomunikasi secara terbuka dan harmonis.

Dalam menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik bisa

berupa saling menyapa antara karyawan yang lain dalam organisasi tanpa

melihat tingkatan jabatan, saling menghargai dan terbuka satu sama

lainnya, merupakan salah satu cara yang tidak formal dan merupakan

salah satu cara yang sangat efektif untuk menumbuhkan iklim komunikasi

organisasi yang baik dan harmonis di perusahaan.Cara inidengan tidak

langsung juga akan mempengaruhi tingkah laku para karyawan di

perusahaan.

Kelancaran komunikasi tidak lepas dari adanya iklim komunikasi

organisasi di PT. PLN (Persero) Area Surakarta, karena memiliki peran

yang besar untuk meningkatkan kinerja karyawan. Mengenai iklim

(8)

memang tidak tumbuh dengan sendirinya, harus ditumbuhkan dan

dikembangkan dari keseluruhan karyawan di perusahaan. Adanya saling

menghargai dan keterbukaan antara atasan dan bawahan akan

meningkatkan kinerja karyawan, sehingga akan menciptakan pelayanan

yang prima di PT. PLN (Persero) Area Surakarta.

Di PT. PLN (Persero) Area Surakarta berupaya menumbuhkan

kinerja karyawan sesuai dengan sistem pelayanan perseroan kepada

masyarakat. Masalah yang peneliti amati di lapangan, adalah bagaimana

karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta membangun kualitas iklim

komunikasi organisasi yang tercemin dari kinerja karyawan, berusaha

menyelesaikan tugas agar kinerja bisa selalu optimal dan berjalan dengan

baik, kinerja karyawan sangat penting bagi kelangsungan dan

perkembangan perusahaan.

Kinerja karyawan akan turun jika iklim kerja dan komunikasi

dalam organisasi buruk di perusahaan. Atasan harus berupaya memberikan

perhatian yang lebih kepada (output)atau hasil kerjabawahannya dalam

perusahaan karena telah memberikan kontribusi kepada perusahaan atau

keberhasilan dalam melakukan tugas-tugas dalam perusahaan. Atasan

harus memberikan kesempatan bawahannya menyampaikan suatu

pendapat, sehingga ada komunikasi yang baik dalam organisasi.

Dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi yang baik

secara otomatis kinerja juga meningkat, demikian pula sebaliknya.Kinerja

(9)

commit to user

melaksanakan tugas dan kelancaran komunikasi dalam organisasi.Kinerja

karyawan begitu penting dalam organisasi karena kinerja merupakan hasil

kerja secara keseluruan karyawan yang telah di capai di PT. PLN (Persero)

Area Surakarta.Kinerja karyawan merupakan salah satu kunci kesuksesan

organisasi untuk meningkatkan keunggulan organisasi.

PT. PLN (Persero) Area Surakarta harus selalu berupaya untuk

meningkatkan semangat, motivasi kerja dan kepuasan karyawan

diperusahaan karena karyawan pasti sangat menginginkan adanya suatu

pengakuan, perhatian dan penghargaan atas kerjanya atau kontribusinya

selama di perusahaan. Dalam hal ini diberikannya bonus atau reward

kepada karyawan yang aktif, inovatif dan menunjukkan kinerja yang baik

di perusahaan diharapkan dapat mendorong atau memacu kinerja

karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta.

Tujuan diberikannya reward pada karyawan akanmeningkatkan

motivasi dan komitmen pada karyawan, dan dapat menambah dorongan

pada diri karyawan agar merasa bersemangat dalam menjalankan tugasnya

di perusahaan, sehingga dapat memperbesar tingkat produktivitas. Reward

sebagai daya tarik yang akan menarik karyawan untuk bekerja secara lebih

baik di perusahaan dan untuk mendapatkan pengakuan, imbalan atau

penghargaan atas kontribusi karyawan selama ini di perusahaan, sehingga

akan memuaskan kebutuhan karyawan, baik dalam bentuk financial atau

(10)

Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, peneliti tertarik

untuk meneliti hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan

kinerja karyawan dan hubungan antara reward dengan kinerja karyawan di

PT. PLN (Persero) Area Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Pada dasarnya rumusan masalah untuk membatasi masalah yang

akan dibahas, sehingga dapat tersusun secara sistematis. Pembatasan ini

dimaksud pula untuk menetapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang

diperlukan untuk memecahkannya. Dengan melihat uraian diatas maka,

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan

kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta?

2. Sejauhmana hubungan antara rewarddengan kinerja karyawan di

PT. PLN (Persero) Area Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan antara iklim komunikasi organisasi

dengan kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta.

2. Untuk mengetahui hubunganantara reward dengan kinerja

(11)

commit to user D. Manfaat Penelitian

1. Hasil temuan dalam penelitian ini diharapkan memberikan

penjelasan yang jelas mengenai pentingnya iklim komunikasi

organasasi, reward dan kinerja karyawan pada perusahaan,

sehingga perusahaan lebih berkembang lagi di masa mendatang.

2. Hasil temuan dalam penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan pemikiran untuk mengembangkan ilmu komunikasi

khususnya dalam iklim komunikasi organisasi.

E. Kajian Teori

1) Komunikasi Organisasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau prilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Onong Uchjana Effendi, 1986: 6).

Onong Uchjana Effendi menyebutkan proses komunikasi memiliki

komponen-komponen sebagai berikut:

- Komunikator (orang yang menyampaikan pesan)

- Pesan (pernyataan yang didukung oleh lambing)

- Komunikan (orang yang menerima pesan)

- Media (sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan

jauh tempatnya atau banyak jumlahnya)

- Efek (dampak sebagai pengaruh dari pesan) (Onong Uchjana Effendi,

(12)

Pengertian dari komunikasi organisasi menurut John R

Schemerhom yang di kutup oleh H.A.W. Widjaya adalah dapat diartikan

sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima

simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka (H.A.W. Widjaya, 1988;

14).

Edward Depari (Komunikasi dalam Organisasi), komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampaian pesan ditujukan kepada penerima pesan (H.A.M. Widjaya, 1988: 14).

Dapat disimpulkan bahwa, komunikasi merupakan suatu proses

penyampaian dan pertukaran informasi, ide, gagasan, harapan, pesan,

simbol atau pendapat seseorang kepada orang lain. Untuk memahami

hakikat sesuatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari komunikasi

tersebut. Menurut Seiler ada empat prinsip dasar dari komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi adalah suatu proses

Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah.

b. Komunikasi adalah sistem

Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari masing-masing komponen tersebut berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi.

c. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi

Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi. Misalnya seseorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu, kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar terhadap apa yang sedang dibicarakan itu.

(13)

commit to user

Charles R. Wright, Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss

menjelaskan bahwa komunikasi membicarakan hal yang menyangkut apa

yang kita kirimkan, apa yang dipesankan ke orang lain, sehingga

komunikasi berhubungan dengan seluruh kehidupan manusia dan setiap

studi terhadap aktivitas manusia. Komunikasi merupakan kegiatan yang

sangat mendasar dan vital, sehingga tidak dapat dipisahkan bagi

kehidupan manusia (Widodo Muktiyo, 2010: 151).

”Managers spend the majority of their time communicating in several forms: meeting, face-to–face discussion, letters, emails etc. Also more and more employees realize that communication is a very important part of their work because a lot of work activities are based on teamwork among workers in different functional groups. This is the reason why

communication has become more important in companies”(Kenan Shapo,

2011: 390).

Hasil penelitian dari Kenan Shapo menemukan bahwa manajer

menghabiskan waktu untuk berkomunikasi seperti: pertemuan, diskusi

tatapwajah, surat, email, dll. Karyawan menyadari komunikasi sangat

penting dalam pekerjaan mereka karena banyak aktivitas kerja adalah

berdasarkan kerja sama tim di antara para pekerja di fungsional yang

berbeda kelompok. Ini adalah alasan mengapa komunikasi menjadi lebih

penting di perusahaan.

Goldhaber (1986) menyebutkan ”Organizational communications

is the process of creating dan exchanging messages within a network of

interdepedent relationship to cope with environmental uncertainy”.

Komunikasi Organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar

(14)

lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu

berubah-ubah. Definisi ini mengandung enam konsep kunci yaitu:

a) Proses.

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai proses

b) Pesan.

Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirim itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.

c) Jaringan.

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi.

d) Hubungan.

Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dari kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi,.Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang bersifat individual, kelompok, dan hubungan organisasi.

e) Lingkungan.

Yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam satu sistem.

f) Ketidakpastian.

Yang dimaksud dengan ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan (Arni Muhammad, 2009: 67).

Dalam jalur komunikasi dibagi menjadi dua, keduanya mempunyai

hubungan yang menarik yaitu jaringan komunikasi formal dengan

komunikasi informal, jaringan komunikasi formal kurang memberikan

kepuasan kepada karyawan terhadap karyawan yang lain. Sebaliknya,

(15)

commit to user

Penjelasan dari kedua jenis jaringan tersebut dikembangkan dalam

komunikasi organisasi(Arni Muhammad, 2009: 107-126):

a) Jalur Komunikasi Formal

Bila pesan mengalir melalui jalur resmi.Komunikasi ini biasanya

mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari

tingkat yang sama secara horizontal.

a. Komunikasi kebawah

Komunikasi mengalir dari atasan atau pimpinan kepada

bawahannya. Komunikasi ini digunakan untuk menyampaikan

pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas pemeliharaan.

Pesan tersebut biasanya, berhubungan dengan pengarahan, tujuan,

disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijakan umum (Arni

Muhammad, 2009: 108).

Menurut Lewis (1987) komunikasi kebawah adalah:

1) Untuk menyampaikan tugas 2) Untuk merubah sikap 3) Membentuk pendapat

4) Mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena masalah informasi

5) Mencegak kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan (Arni Muhammad, 2009: 108).

Menurut Arni Muhammad tipe komunikasi kebawah secara umum

dapat diklasifikasikan kedalam lima tipe sebagai berikut:

a) Interaksi Tugas, yaitu merupakan suatu pesan yang

disampaikan kepada bawahan. Berupa perintah secara

(16)

alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan tugas

dan sebaliknya.

b) Rasional, yaitu pesan tentang tujuan aktivitas serta bagaimana

kaitan aktivitas tersebut dengan aktivitas yang lainnya di dalam

organisasi.

c) Ideologi, yaitu mencari sokongan dan antusias dari anggota

guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi.

d) Informasi, yaitu memperkenalkan kepada bawahan pada

praktik organisasi, peraturan organisasi, keuntungan, serta

kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan

intruksi dan rasional.

e) Balikan, yaitu pesan tentang informasi, ketetapan suatu

individu dalam melakukan pekerjan (Arni Muhammad, 2009:

108).

b. Komunikasi ke atas

Pesan mengalir dari bawahan ke atas tujuannya untuk memberikan

balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.

Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan

sikap karyawan. Menurut Smith (Goldhaber, 1986) fungsi

komunikasi keatas adalah balikan untuk atasan memberikan pesan

yang disampaikan kepada bawahannya, dapat memberikan

(17)

commit to user

pelaksanaan kebijaksanaan organisasi (Arni Muhammad, 2009:

117).

Menurut R.Wayne Pace & Don F. Faules, komunikasi keatas

mempunyai beberapa fungsi atau nilai sebagai berikut:

a) Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari atasan.

b) Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuat keputusan.

c) Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organiasai.

d) Komunikasi ke atas membolehkan bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya. e) Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan

apakah bawahan menangkap arti seperti yang dimaksud dari arus informasi kebawah.

f) Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan dalam tugas organiasai (Arni Muhammad, 2009: 117).

c. Komunikasi Horisontal

Pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan di

dalam organisasi dan pesan ini berhubungan dengan tugas-tugas

atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah,

penyelesaian konflik dan saling member informasi (Arni

Muhammad, 2009: 121).

Tujuan komunikasi horizontal ini adalah:

a) Mengkoordinasikan tugas.

b) Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas.

c) Memecahkan masalah yang timbul diantara orang yang berada

(18)

d) Memecahkan konflik diantara karyawan dalam bagian

organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya.

e) Menjamin pemahaman yang sama.

f) Mengembangkan sokongan interpersonal (Arni Muhammad,

2009: 121-122).

2. Jalur Komunikasi Informal

Bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa

memperhatikakan jabatan dalam organisasi.Informasi ini mengalir

keatas ke bawah atau horizontal tanpa melihat hubungan posisi

(Arni Muhammad, 2009: 124). Komunikasi ini dikenal dengan

desas-desus atau kabar angin.Informasi mengalir tidak secara

resmi.

Dalam komunikasi desas-desus cenderung berisi laporan rahasia

mengenai kejadian orang dan tidak secara resmi, berkenaan dengan

apa yang didengar atau apa yang dikatakan. Desas-desus ini

membawa informasi yang bermanfaat bagi organisasi.Komunikasi

informal dapat berperan lebih banyak untuk memberikan beberapa

solusi karena terjadi dimana saja.Hasil mengenai desas-desus

(grapevine) menemukan berupa atribut, sebagai berikut:

a) Grapevine sangat cepat.

b) Grapevine itu tepat.

c) Grapevine membawa banyak informasi.

(19)

commit to user

e) Grapevine melalui interaksi cerita dari mulit ke mulut.

f) Grapevine bebas dari pengandalin organisasi.

g) Partisipasi dalam jaringan komunikasi informal mengambil

peranan sebagai pengantara.

h) Makin cepat seseorang mengetahui sesuatu, makain cepat

menyampaikan pesan itu.

i) Arus informasi yang lebih utama terjadi dalam kelompok

fungsional daripada antar kelompok.

j) Informasi dari komunikasi informal kurang lengkap dan

menjadikan salah interprestasi.

k) Grapevine memberikan pengaruh kepada organisasi.

l) Grapevinetidak dapat ditekan dan dikontrol langsung.

m) Pemimpin tidak resmi dalam organisasi sering menjadi pusat

menerima, menginterprestasikan dan menyebarkan informasi

grapevine.

n) Laki-laki dan permpuan sama aktifnya dalam komunikasi ini.

o) Aktivitas grapevine bukan tanda ketidak sehatan organisasi,

tapi gejala yang normal (Arni Muhammad, 2009: 125-126).

Komunikasi yang efektif terlihat dari ketrampilan komunikasi

antar karyawan untuk terus menerus membangun kepercayaan dan dapat

dipercaya segala apa yang kita komunikasikan dalam organisasi. Kuchi

(20)

“Effective communication in organization is also a great contributor to perform organizations’ strategic plans. Well organized, proactive and effective communication which is placed at strategic planning degree has an important role to reach organization’s objectives”.(Mehmet Ince, and Hasan Gul, 2011: 108).

Hasil penelitian dari Kuchi yang dikutip oleh Mehmet Ince dan

Hasan Gul diatas memperlihatkan hasil, bahwa komunikasi yang efektif

dalam suatu organisasi merupakan kontributorbesaruntuk melakukan

rencana strategis organisasi. Terorganisir komunikasi, proaktifdan efektif

yang ditempatkan pada tingkat perencanaan strategis memiliki peran yang

penting untuk mencapai tujuan organisasi.

2) Iklim Komunikasi Organisasi

a. Pengertian Iklim Komunikasi Organisasi

Frase seatu iklim komunikasi organisasi menggambarkan kiasan

iklim fisik seperti cuaca membentuk iklim fisik, cara orang berinteraksi

terhadap aspek organisasi yang akan menciptakan suatu iklim komunikasi

(R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 147).

Pernyataan Redding (1972) yang dikutip oleh R.Wayne Pace &

Don F. Faules menyebutkan bahwa:

“iklim (komunikasi) organisasi jauh lebih penting daripada ketrampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif” (R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 148).

Atasan harus memperhatikan iklim organisasi dengan

(21)

commit to user

karyawan, sehingga harus dipahami dipahami iklim organisasi dan iklim

komunikasi organisasi dan keadaan para karyawan.

Dalam buku karangan Arni Muhammad di sebutkan beberapa

definisi iklim organisasi menurut para ahli:

1. Tagiuri (1968) menyatakan iklim organisasi adalah kualitas yang fealtif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami anggota-anggotanya, memepengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.

2. Payne dan Pugh (1976) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norrna, sikap, tingkah laku dan perasaaan anggota terhadap suatu sistem sosial.

3. Hillrieger dan Slocum (1987)mengemukakan definisi Iklim organisasi dengan mempertimbangkan sub sistem dalam organisasi. Iklim organisasi merupakan suatu set atribut organisasi dan sub sistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota organisasi, yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau sub sistem terhadap anggota dan lingkungannnya (Arni Muhammad, 2009: 82).

Litwin dan Stringers yang dikutip oleh Arni Muhammad,

memberikan 5 dimensi iklim organisasi sebagai berikut:

1. Rasa tanggungjawab

2. Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan

3. Ganjaran atau reward

4. Rasa persaudaraan

5. Semangat tim (Arni Muhammad, 2009: 83).

Redding dan Sanborn memberikan pengertian bahwa komunikasi

organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi.

(22)

merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di

dalam suatu organisasi (Arni Muhammad, 2009:65).

Faules (1976) mengemukakan bahwa iklim yang bersifat defensif

dan suportif dalam organisasi sebagai fungsi nilai, sikap, citra atau filter

konseptual dalam organisasi dan iklim organisasi sebagai fungsi prilaku

komunikatif yang dijadikan para penafsir informasi dalam organisasi (B.

Aubry Fisher, 1986: 223).

Frantz (1988) mengemukakan bahwa iklim komunikasi

berpengaruh penting dalam produktivitas organisasi, sebab iklim

mempengarui usaha karyawan organisasi seperti, penggunaan tubuh

sacara fisik yaitu mengangkat, berbicara, berjalan, dan menggunakan

pikiran mental (berfikir, menganalisis, dan memecahkan masalah)

(R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 155).

Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi akan mempengaruhi

tingkah laku karyawan, dari cara karyawan berinteraksi dan

berkomunikasi. Iklim komunikasi organisasi yang baik dapat mendorong

karyawan untuk bekerja dengan baik dan bersemangat dalam

menyelesaikan pekerjaannya di organisasi.

Menurut Dennis yang di kutip oleh Armi Muhammad

mengemukakan bahwa iklim komunikasi organisasisebagai kualitas

pengalaman dari karyawan organisasi yang objektif, mencakup persepsi

karyawan organisasi terhadap pesan serta hubungan pesan dengan

(23)

commit to user

Menurut R.Wayne Pace & Don F. FaulesIklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi.Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya.Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengarui pesan-pesan mengenai organisasi (R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 149).

Iklim komunikasi organisasi mengarah pada keterkaitan hubungan

yang terjadi di dalam organisasi, dan adanya suatu persepsi. Iklim

komunikasi organisasi sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi yang

terjadi di organisasi. Redding (Goldhaber, 1986) menyebutkan bahwa

dimensi iklim komunikasi organisasi yaitu:

1. Supportiveness, atau bawahan merasa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.

2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan.

3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia 4. Keterbukaan dan keterusterangan.

5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat dan tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi (Arni Muhammad, 2009: 85).

Iklim komunikasi yang baik akan menciptakan komunikasi yang

lancar dalam organisasi dan sebaliknya, jika iklim komunikasi buruk

dalam organisasi, akan membuat karyawan dalam berkomunikasi tidak

memiliki suasana yang baik dan tidak dapat menciptakan proses

komunikasi yang lancar antara sesama atau semua karyawan dalam

organisasi, sehingga akan berdampak buruk pada organisasi dan kinerja

(24)

Pernyataan Redding (1972) yang dikutip oleh R.Wayne Pace &

Don F. Faules menjelaskan bahwa iklim komunikasi organisasi

merupakan fungsi kegiatan organisasi untuk memperlihatkan kepada

karyawan bahwa organisasi mempercayai dan memberi kebebasan

karyawan untuk mengambil resiko, memberi tanggung jawab dalam

tugas, memberikan informasi yang teransparan dan cukup mengenai

organisasi, mendengarkan perhatian yang baik serta memperoleh

informasi yang dapat dipercayai dari karyawan, memberi penyuluhan

sehingga keterlibatan karyawan penting bagi keputusan organisasi, dan

memberikan perhatian khusus kepada pekerjaan bermutu tinggi (R.Wayne

Pace & Don F. Faules, 2010: 154).

b. Indikator Iklim Komunikasi Organisasi

Penulis menggunakan indikator dari iklim komunikasi

organisasisebagai berikut:

1. Supportiveness, atau bawahan merasa hubungan komunikasi

mereka dengan atasan membantu membangun dan menjaga

perasaan diri berharga dan penting.

2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan.

3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia

(25)

commit to user 3) Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Sekarang ini adalah era dimana kompetisi menjadi parameter,

sehingga suatu karir tidak dibatasi dengan adanya waktu, tetapi dengan

adanya suatu prestasi atau kinerja (Widodo Muktiyo, 2010: 99). Kinerja

karyawan dalam organisasi merupakan hal yang sangat penting,

diperhatikan dan dipahami untuk meningkatkan keunggulan organisasi di

tengah persaingan perusahaan yang semakin ketat di era sekarang ini.

Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Prabu Mangkunegara, 2011: 67).

Kinerja merupakan pernyataan sejauhmana seseorang memainkan

perannya saat melaksanakan strategi organisasi, baik dalam sasaran yang

berhubungan dengan peranan perseorangan, dengan memperlihatkan

kompetensi yang relevan bagi organisasi(Alain Mitrani, 1995: 131).

Kinerja adalah kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi, yakni bagaimana seseorang karyawan melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi (R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 134).

Menurut Bernardin dan Russel (1993: 379) mendefinisikan

pengertian kinerja yaitu ”...the record of outcomes produced on a

specified job function or activity during a specified time periods” dari

(26)

dan keuntungan yang dihasilkan oleh fungsi pekerjaan atau aktivitas

tertentu selama periode waktu tertentu (Ayon Triyono, 2012: 94).

Kinerja yang efektif dapat mengkomunikasikan misi, nilai-nilai

dan sasaran organisasi kepada karyawan. Kinerja juga memberikan sarana

komunikasi ke atas dan ke samping, sehingga dapat memberikan

kesempatan untuk mengkomunikasilkan nilai-nilai baru dalam organisasi

yang mengindikasikan adanya perubahan dalam budaya organisasi (Surya

Dharma, 2005: 40).

Ada dua jenis prilaku atau tugas pekerjaan yang mencangkup

unsur kinerja, yaitu tugas fungsional dan tugas prilaku.Tugas fungsional

mengenai seberapa baik karyawan menyelesaikan pekerjaan. Tugas

prilaku tentang seberapa baik karyawan mengenai kegiatan antarpersona

dengan karyawan lain termasuk mengatasi masalah, konflik, mengelola

waktu, memberdayakan orang lain, bekerja dalam kelompok, dan mandiri

(R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 134).

Swanson dan Gradous (1986) menjelaskan bahwa ”dalam sistem, berapapun ukurannya, semua pekerjaan saling berhubungan. Hasil dari seperangkat kinerja pekerjaan adalah masukan bagi usaha kinerja lainnya.” Karena saling berhubungan ini, apa yang tampaknya merupakan perolehan kinerja yang kecil dalam suatu aspek pekerjaan dapat menghasilkan perolehan besar secara keseluruan. Jadi, produktivitas suatu sistem bergantung pada kecermatan dan efisiensi prilaku kerja (R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 134-135).

Faktor yang mempengarui pencapaian kinerja adalah faktor

kemampuan dan motivasi. Keith Davis (1964: 484) merumuskan bahwa:

(27)

commit to user - Motivation= Attitude + Situation

- Ability= Knowledge + Skill (Prabu Mangkunegara, 2011: 67).

Faktor kemampuan merupakan kemampuan potensi dan

kemampuan reality, yang artinya karyawan yang memiliki IQ diatas

rata-rata dengan pendidikan memadai untuk jabatannya serta trampil dalam

pekerjaan, maka akan mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Dan

faktor motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi

kerja, yang merupakan kondisi menggerakkan diri karyawan yang terarah

untuk mencapai tujuan organisasi (Prabu Mangkunegara, 2011: 67-68).

b. Penilaian Kinerja

Menurut Bernardin dan Russel (1993: 380) mendefinisikan

pengertian penilaian kerja sebagai berikut “…a way of measuring the

contributions of individuals to their organization..” yang artinya adalah

penilaian kinerja untuk mengukur berbagai kontribusi yang diberikan oleh

setiap individu bagi organisasinya (Ayon Triyono,2012: 94).

Andrew E. Sikula (1981: 205) menjelaskan bahwa penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian adalah proses penaksiran penentuan nilai, kualitas, atau status dari beberapa objek, orang ataupun sesuatu (Prabu Mangkuneraga, 2011: 69).

Tujuan penilaian kinerja karyawan di perusahaan digunakan untuk

menentukan sebuah kesuksesan atau bahkan kegagalan dari kinerja

karyawan. Penilaian kinerja sebaiknya bukan hanya dinilai atasan saja,

(28)

kinerjanya sendiri saat melakukan tugas-tugasnya di perusahaan, sehingga

karyawan dengan sendirinya mengetahui potensi yang dimilikinya.

Tujuan penilaian kerja berdasarkan periode waktunya adalah:

a) Untuk memberikan dasar bagi rencana dan pelaksanaan pemberian penghargaan bagi karyawan atas kerja pada periode waktu sebelumnya (to reward past performance).

b) Untuk memotivasi agar pada periode waktu yang akan datang kinerja seorang karyawan dapat ditingkatkan (to motivate future performance improvement) (Ayon Triyono, 2012: 95).

Penilaian kinerja untuk menunjukan kinerja karyawan yang positif

kepada perusahaan, sehingga perusahaan mengetahui potensi atau

kemampuan karyawan yang dimilikinya. Hasil penilaian penting untuk

mengakui hasil kerja karyawan.

c. Indikator Kinerja

Penulis menggunakan indicator kinerja yang mengacu pada

pendapat Pace dan Faules yaitu:

“kinerja adalah kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi, yakni bagaimana seseorang karyawan melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi” (R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2002: 134).

Dari pengertian diatas, maka aspek-aspek yang digunakan untuk

mengukur kinerja karyawan dalam penelitian ini dibatasi pada aspek

kigiatan kerja dan kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi.

Dan indicator kinerja karyawan adalah:

1. Kegiatan kerja.

(29)

commit to user

4) Reward

a) Pengertian Reward

Reward bisa diartikan imbalan, penghargaan atau hadiah, dan

bertujuan agar karyawan menjadi senang, giat, semangat, dan lebih rajin

dalam bekerja di perusahaan. Pemberikan reward akan sangat

mempengarui produktivitas dan kinerja karyawan di perusahaan karena

dapat memberi kepuasan materi atau non materi karyawan.

Reward merupakan salah satu penghasilan tambahan karyawan

dalam bekerja, ini bisa terwujud karena karyawan berprestasi atau

berkinerja sehingga mendapatkan bonus (reward), dan karyawan bisa

membuat satu diversifikasi pekerjaannya untuk kepentingan yang lain.

Contohnya karyawan dalam perusahaan komputer untuk programming,

tapi disela waktu malamnya, bisa membuat program, sehingga ada sesuatu

yang bisa dilakukan yang masih ada hubungannya dengan profesi

karyawan (Widodo Muktiyo, 2010: 77).

Reward is the compensation which an employee receives from an

organization (mainly refer to enterprises) for his or her service” (Zhou

Jiang, Qian Xiao, Henan Qi, and Lei Xiao, 2009: 178). Pendapat dapat

diartikan bahwa reward adalah sebuah kompensasi yangditerima

karyawandari sebuah organisasi untuk jasanya. Dan menurut Planty dan

Machaver (Koechler, 1981) reward itu adalah sebagai berikut:

- Atasan memperoleh gambaran penyempurnaan dari pekerjaan,

penyelesaian tugas, masalah-masalah perencanaan, sikap dan perasaan

(30)

- Atasan memperhatikan individu-individu mengenai

kebijakan-kebijakan, tindakan-tindakan atau tugas-tugas. Yang mungkin

menimbulkan kesulitan.

- Dengan bantuan supervise eselon yang lebih rendah, menyempurnakan

seleksi mereka mengenai hal-hal yang dikomunikasikan ke atas.

- Dengan adanya komunikasi keatas, memperkuat peralatan untuk

merekam ide-ide dan bantuan dari bawahannya. Hal ini akan

membantu atasan memperoleh jawaban yang lebih baik mengenai

masalah dan tanggung jawab mereka.

- Dengan komunikasi keatas yang terbuka, atasan membantu arus dan

penerimaan komunikasi ke bawah (Arni Muhammad, 2009: 120).

Karyawan adalah stakeholder (pihak yang berkepentingan) dalam

organisasi perusahaan jadi sangat pastaslah kebutuhan mereka harus

dipahamidan pandangan mereka juga harus diakui dan dihargai.Reward

merupakan proses terintegrasi dimana elemen yang berbeda saling

mendukung dan secara bersama-sama mendorong pencapaian kinerja yang

lebih baik di perusahaan (Michael Amstrong dan Helen Murlis, 2003:3).

b) Tujuan Reward

Suatu organisasi dalam perusahaan harus memfokuskan dalam

sistem reward, hadiah atau imbalan kepada karyawan, untuk memberi

motivasi bekerja karyawan, sehingga bisa membantu mencapai tujuan

(31)

commit to user

a) Mendukung pencapaian strategi dan sasaran jangka pendek organisasi dengan memastikan bahwa organisasi memiliki tenaga terampil, kompeten, dan komitmen sesuai dengan kebutuhan.

b) Membantu untuk mengkomunikasikan nilai-nilai dan harapan (sasaran) kinerja organisasi.

c) Mendukung manajemen dan perubahan budaya dengan menyesuaikan budaya gaji dengan budaya perusahaan dan memastikan bahwa manajemen imbalan selain dengan budaya organisasi yang ada atau yang diingnkan dan membantu organisasi merespon perubahan.

d) Mengarahkan dan mendukung prilaku yang diinginkan, dengan menerapakan jenis prilaku yang diberi imbalan dan menetapkan cara pemberian imbalan melalui penggajian kinerja atau penggajian variable serta proses manajemen kerja.

e) Mendorong kinerja bernilai lebih dengan memfokuskan pada penggajian kinerja dan skema gainsharingpada bidang-bidang yang memungkinkan dicapainya nilai lebih secara maksimal (Michael Amstrong dan Helen Murlis, 2003: 7).

c) Macam-Macam Reward

Menurut Cherrington, financial reward terdiri dari “Financial

compensation consists of three major components: pay, incentive, and

benefits”. Sedangkan komponen non financial reward“Non financial

reward include characteristics of the job content and the job

environment” (Cherrington, 1995: 403).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa:

a) Financial reward terdiri dari upah pokok, tunjangan dan insentif.

b) Non financial reward terdiri dari Isi kerjadan Lingkungan kerja. Isi

kerja meliputi: Tugas Menarik (Interesting Duties), Keberhasilan

palaksanaan (Achievement), Pengakuan (Recognition), Tanggung

jawab (Responsibility), Tantangan (Challenge), Pengembangan

(32)

Reward merupakan salah satu aspek yang berarti dan reward

dalam financial dibutuhkan untuk menambah pendapatan karyawan dalam

memenuhi kehidupannya, besarnya kecilnya reward yang didapat

karyawan tergantung pada hasil kerja atau nilai kinerja karyawan itu

sendiri selama bekerja di perusahaan.

Adanya pemberian reward kepada karyawan berdasarkan kinerja

dapat memberikan dampak yang positif bagi karyawan dan perusahaan,

akan menimbulkan kepuasan materi dan non materi bagi karyawan,

sehingga karyawan akan termotivasi untuk bekerja dengan baik untuk

mencapai tujuan organisasi dan perusahaan mampu mempertahankan

karyawan yang berkemampuan tinggi di organisasi. Persaingan kerja

selalu meningkat, sehingga perlu adanya kaitan antara reward dengan

kinerja karena dapat meninggkatkan kinerja karyawan di perusahaan.

Reward sebagai strategi untuk memotivasi kinerja karyawan, sehingga

akan memberikan bantuan positif pada kinerja karyawan.

Kita harus waspada, karena jika ada reward (bonus) tentu juga ada

punishment (hukuman). Pada saat karyawan bekerja dan mencoba

berinovasi, tetapi inovasi tersebut tidak menghasilkan kebaikan, tetapi

justru menghasilkan sesuatu yang negatif dan diluar norma yang

dilakukan, maka karyawan juga harus siap menerima punishment

(33)

commit to user d) Indicator Reward

Menurut Cherrington, financial reward terdiri dari “Financial

compensation consists of three major components: pay, incentive, and

benefits”. Sedangkan komponen non financial reward“Non financial

reward include characteristics of the job content and the job

environment” (Cherrington, 1995: 403).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa financial reward

terdiri dari upah pokok, tanjungan dan insentif, sedangkan non financial

reward adalah isi kerja dan lingkungan kerja.Dalam keterbatasan data,

waktu dan tenaga, peneliti menggunakan indicator dari reward yaitu:

1. Finansial yang berupa Insentif.

2. Non financial berupa isi kerja yang meliputi, Pengakuan

(Recognition), dan Pengembangan (Advancement) (Cherrington,

1995: 403).

5) Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja

Dalam suatu organisasi yang memiliki iklim komunikasi

organisasi yang baik dan positif, akan membuat karyawan lebih baik,

kreatif dan lebih termotivasi dalam bekerja, sehingga memberikan kinerja

yang optimal pada organisasi perusahaan. Kopelman, Brief dan Guzzo

(1989) menerangkan bahwa iklim organisasi yang meliputi iklim

komunikasi, penting untuk menjembatani pengelolaan sumber daya

manusia dengan produktivitas. Bila organisasi melaksanakan rencana

(34)

perubahan dalam iklim organisasi. Perubahan iklim tersebut

mempengarui kinerja dan produktivitas karyawan dalam organisasi

(R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 148).

Stinger dalam Wirawan (2007), mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi serta berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi (Taufan Teguh Akbari, 2011: 59).

Iklim secara umum dan iklim komunikasi khususnya, sebagai

penengah antara sistem kerja dengan ukuran yang berbeda keefektifan

organisasi seperti produktivitas, kualitas, kepuasan, dan fatilitas

(R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 149).Suatu iklim organisasi

merupakan sesuatu hal yang sangat perlu perhatian atasan, karena dapat

mempengarui keefektivitasan kinerja karyawannya (Taufan Teguh

Akbari, 2011: 59).

Teori yang kaitannya dengan iklim komunikasi organisasi dengan

kinerja dalam perusahaan adalah Teori Human Relation (Teori Hubungan

Manusia). Dalam Teori Human Relation manusia sebagai anggota dalam

organisasi yang merupakan inti organisasi sosial dan terlibat dalam

tingkah laku dalam suatu organisasi. Manusia dalam organisasi harus

memperoleh perhatian. Pentingnya individu-individu dan hubungan sosial

dalam suatu organisasi. Teori Human Relation berhubungan dengan suatu

(35)

commit to user

Teori Human Relation dapat memberi suasana kekeluargaan

dalam melaksanakan pekerjaan, dan di terapkan melalui iklim komunikasi

organisasi yang baik akanmampu menciptakan lingkungan yang kondusif

serta suasana komunikasi yang baik bagi tercapainya tujuan organisasi di

perusahaan, sehingga akan mempengarui kinerja karyawan.

Dalam suatu teori psikologi ada yang disebut dengan ice breaking.

Manajer yang mempunyai jam terbang tinggi, memiliki banyak

pengalaman, pada suatu saat memunculkan ice breaking tersebut sebagai

pemecah suasana dan mampu menimbulkan motivasi. Adanya

demotivation akan membunuh motivasi yang ada, seperti dengan sikap

yang kaku, kemudian muncul kejenuhan atau kebuntuan, sehingga ice

breaking sangat di perlukan (Widodo Muktiyo, 2010: 106).

Dalam kaitan ini, ice breaking memungkinkan karyawan

merasakan suasana kondusif di lingkungan kerja karena adanya suasana

akrap, saling mengenal, mengerti dan bisa saling berinteraksi dengan baik

antara satu dengan yang lainnya, sehingga menumbuhkan motivasi dalam

meningkatkan kinerja karyawan.

6) Hubungan Reward dengan Kinerja.

Penilaian kinerja bergantung pada penggunaan jenis data yang

tempat, berdasarkan tujuan sistem dan tingkat kontrol karyawan atas

kinerja mereka, dari hasil kinerja tersebut digunakan untuk mengambil

(36)

Reward mencangkup imbalan financial dan non financial.Untuk

memperoleh kinerja yang baik melibatkan kebutuhan dan kepuasan

karyawan dalam perusahaan. Pemberian reward kepada karyawan

berdasarkan kinerja dapat memberikan dampak positif, kebutuhan

dankepuasan karyawan sangat mempengarui kinerja karyawan.

Reward digunakan sebagai pendorong karyawan untuk bekerja

dengan baik dan lebih baik di perusahaan. Reward menurut Michael

Amstrong dan Helen Murlis adalah untuk mendorong suatu kinerja yang

bernilai lebih dengan fokus pada penggajian kinerja (Michael Amstrong

dan Helen Murlis, 2003: 7).

Perusahaan harus memperhatikan keberadaan karyawan di

perusahaan, perusahan harus mengarah kepada cara apa saja untuk

mempertahankan karyawan yang berkinerja tinggi di perusahan agar

nyaman dan senang untuk bekerja dalam waktu yang lama di perusahaan.

Adanya reward yang diberikan untuk mendorong karyawan bekerja lebih

baik di perusahaan. Adanya reward pastinya akan meningkatkan kinerja di

perusahaan.

(37)

commit to user

Pendapat di atas, diartikan bahwa kinerja karyawan dalam suatu

organisasi mengadopsi strategi hadiah total menjadi generalisasi statistik

yang menarik banyak perusahaan. Memperkenalkan strategi reward

sebesar mungkin tidak hanya meningkatkan karyawan yang efisiensi,

kepuasan kerja dan kinerja pekerjaan tapi juga psikologis mereka dan

organisasi.

Teori Motivasi Proses memandang setiap karyawan akan bekerja

giat jika imbalannya sesuai dengan harapan. Harapan yang akan

diperolehnya menjadi daya penggerak yang memotivasi semangat kerja

para karyawan. Ada 3 macam teori motivasi proses, yaitu expectancy

theory, equity theory dan reinforcement theory (Ayon Triyono, 2012:

163).

7) Hasil Penelitian Terdahulu

a) M. Priongko Irsyak.Yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi

dan Disiplin Kerja” Studi tentang hubungan iklim komunikasi

organisasi dengan disiplin kerja di kalangan pegawai PT. Bank

BNI cabang Surakarta 2004.

Dalam penelitiannya membahas bagaimana pegawai Bank

BNI menggunakan ketrampilannya, upaya penyelesaian tugas yang

menjadi tanggung jawabnya dan dipengarui oleh kondisi

internalnya.Menggunakan variabel kontrol kompensasi.

Dari hasil penelitian, hasil iklim komunikasi organisasi

(38)

penelitian tentang disiplin kerja dari karyawan sangat taat dan

patuh terhadap jam masuk dan pulang kerja, serta patut terhadap

aturan kerja.

Ada hubungan yang signifikan antara variabel kontrol

(kompensasi) seperti pemilikan saham bersama dan pembagian

laba, dengan variabel disiplin kerja, penilaian terhadap kompensasi

dari perusahaan sangat tinggi.

b) Gunawan Wibisono. Yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi

dan Kinerja Karyawan di PT. Kusumahadi Santoso Divisi

Logistik).

Dalam penelitian ini membahas hubungan antara iklim

komunikasi organisasi dengan kinerja dan status sosial ekonomi.

Dari hasil penelitian, hasil korelasi antara iklim komunikasi

organisasi terhadap kinerja karyawan menunjukkan ada hubungan

yaitu 9,33. Dan hasil korelasi antara status sosial ekonomi terhadap

kinerja karyawan sebesar 8,66.

Ada faktor-faktor yang mempengarui kinerja karyawan

yaitu, lingkungan kerja yang nyaman, gaji atau imbalan yang

sesuai dan suasana kerja antara rekan kerja dan atasan.

Perbedaan penelitian dengan penelitian dahulu adalah

penelitian penulis yang berjudul “Iklim Komunikasi Organaisasi,

Reward dan Kinerja Karyawan” Studi korelasi antara iklim

(39)

commit to user

PT. PLN (Persero) Area Surakarta adalah dalam penelitian ini,

peneliti meneliti, sejauh mana hubungan antara iklim komunikasi

organisasi dengan kinerja karyawan dan sejauh mana hubungan

antara reward dengan kinerja karyawan.

Iklim komunikasi organisasi yang baik dan harmonis tergantung

pada hubungan antara atasan dan bawahan maupun antara sesama

bawahan, sehingga dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan

kinerja karyawan.Kinerja karyawan (employe performance) adalah

pencapaian hasil kerja karyawan.

Dengan menggunakan reward karena, reward merupakan daya

tarik yang menyebabkan karyawan melakukan sesuatu karena bisa

mendapat imbalan atau penghargaan untuk memuaskan kebutuhan

karyawan. Pemberian reward kepada karyawan dapat mempengarui

kinerja karyawan di perusahaan. Jika dampak reward terhadap kinerja

kurang perhatian, maka dapat menghambat kinerja karyawan.

F. Asumsi Dasar

Dalam sub bagian ini peneliti menggunakan asumsi dasar atau

postulat, karena peneliti ingin berpedoman dengan variabel-variabel yang

diteliti dan ingin mempertegas variabel yang menjadi pusat

penelitian.Asumsi dasar atau postulat adalah titik tolak pemikiran yang

(40)

1) Iklim komunikasi yang baik dan harmonis tergantung pada

hubungan antara atasan dan bawahan maupun antara bawahan

sehingga dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja.

2) Salah satu faktor yang mempengarui iklim komunikasi organisasi

yaitu perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi (R.Wayne Pace

& Don F. Faules, 2010: 160).

3) Abraham Maslow menyebutkan teori Hierarki Kebutuhan (Need

Hierarchi) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan

karyawan yaitu berupa materil maupun non materil (Ayon Triyono,

2012: 158)

4) Tujuan Rewardadalah Membantu untuk mengkomunikasikan

nilai-nilai dan harapan (sasaran) kinerja organisasi

(Michael Amstrong dan Helen Murlis, 2003: 7).

5) Ada hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan kinerja

karyawan.

6) Ada hubungan antara reward dengan kinerja karyawan.

G. Diagram Variabel Penelitian

Variabel Independen 1 (X1)

Iklim Komunikasi Organisasi

Variabel Dependen (Y)

Kinerja Karyawan

Variabel Independen 2 (X2)

(41)

commit to user Keterangan:

1. Iklim Komunikasi Organisasi, Indikatornya:

a. Supportiveness

b. Partisipasi membuat keputusan

c. Kepercayaan

d. Keterbukaan dan keterusterangan

2. Reward

a. Financial

b. Non financial

3. Kinerja Karyawan, Indikatornya:

a. Kegiatan kerja

b. Kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi

H. Definisi Konseptual dan Operasional

1) Definisi Konseptual

Untuk menghindari perbedaan penafsiran atau pengertian

tentang variabel-variabel penelitian yang akan diuji, antara konsep

penelitian dengan konsep pembaca, perlu adanya definisi

konseptual. Definisi konseptual adalah definisi yang dipakai

peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial atau fenomena

alami secara abstrak. Dalam penelitian iniditetapkan definisi

konsepsional sebagai berikut:

a) Iklim komunikasi sebagi kualitas pengalaman yang bersifat

(42)

mencangkup persepsi anggota terhadap pesan dan hubungan pesan

dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Arni

Muhammad, 2009: 86), dan indikatornya:

1. Supportiveness

2. Partisipasi membuat keputusan

3. Kepercayaan

4. Keterbukaan dan keterusterangan (Arni Muhammad, 2009: 86).

b) Reward menurut Cherrington, financial reward terdiri dari

“Financial compensation consists of three major components: pay,

incentive, and benefits”. Sedangkan komponen non financial

reward“Non financial reward include characteristics of the job

content and the job environment” (Cherrington, 1995: 403). Dan

indicator dari reward adalah:

1. Financial berupa insentif.

2. Non financial berupa isi kerjayaitu,Pengakuan (Recognition),

dan Pengembangan (Advancement) (Cherrington, 1995: 403).

c) Kinerja adalah kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu

organisasi, yakni bagaimana seseorang karyawan melakukan

segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan,

jabatan,atau peranan dalam organisasi (R.Wayne Pace & Don F.

(43)

commit to user 1. Kegiatan kerja

2. Kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi(R.Wayne

Pace & Don F. Faules2010: 134).

2) Definisi Oprasional

1) Variabel Independen 1 (X1)

Indikator Iklim Komunikasi Organisasi

1. Supportiveness

a. Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup

penting oleh atasan.

b. Atasan mendengarkan secara kesinambungan dan berfikir

luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan

bawahannya.

2. Partisipasi Membuat Keputusan

a. Bawahan diberi kesempatan untuk mengemukakan

pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan kebijakan organisasi.

b. Karyawan berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai

kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya.

3. Kepercayaan

a. Atasanmempunyai kepercayaan kepada bawahan

sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas.

b. Bawahan memiliki kepercayaan kepada atasan maupun

sesamabawahan organisasi sehubungan dengan

(44)

4. Keterbukaan dan Keterusterangan

a. Kecuali yang bersifat rahasia, semua karyawan relative

mudah memperolah informasi yang berkaitan langsung

dengan pekerjaannya.

b. Atasan selalu mengkomunikasikan informasi yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh

bawahannya, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasa.

2) Variabel Independen 2 (X2)

1. Finansialberupa insentifatas dasar kinerja karyawan dan

karyawan yang setia kepada PT. PLN (Persero) Area Surakarta.

a. Insentif yang diberikan sesuai dengan kinerja.

b. Insentif yang diberikan diberikan dapat meningkatkan

semangat dan kegairahan kerja karyawan.

2. Non finansial berupa Pengakuan (Recognitation) dan

Pengembangan (Advancement) atas dasar kinerja karyawan dan

karyawan yang setia kepada PT. PLN (Persero) Area Surakarta.

a. Atasan selalu memberikan ucapan keberhasilan secara

langsung terhadap bawahan yang menyelesaikan pekerjaan

sesuai target atau melebihi target.

b. Karyawan semakin baik dan giat dalam bekerja dengan

adanya pemberian pendidikan dan pelatihan.

3) Variabel Dependen (Y)

(45)

commit to user 1. Kegiatan Kerja

a. Kegiatan memberikan pelayanan yang baik terpadu dan

tuntas dalam berbagai masalah kelistrikan kepada

pelanggan.

b. Kegiatan Informasi yang tersedia dan diterima antar divisi

satu dengan yang lain dalam organisasi.

2. Kelancaran Komunikasi Dalam Kinerja Organisasi

a. Kelancaran dalam menggunakan media komunikasi yang

tersedia.

b. Kelancaran komunikasi antar bagian atau divisi satu

dengan yang lain dalam organisasi.

I. Metodologi Penelitian

1) Metode penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode korelasional, yaitu digunakan untuk membandingkan hasil

pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan

tingkat hubungan antara variabael-variabel ini (Arikunto, 2010:

313)

2) Jenis penelitian.

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian penjelasan

atau explanatory research.Yaitu jenis penelitian yang bertujuan

mendapatkan penjelasan sejauh mana hubungan iklim komunikasi

(46)

kinerja karyawan. Dengan demikian penelitian ini urainnya

mengandung deskripsi, tetapi sebagai penelitian relasional

fokusnya terletak pada penjelasan hubungan-hubungan

variabelnya.

3) Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi PT. PLN (Persero) Area

Surakarta Jl. Brigjen Slamet Riyadi 468. Surakarta. PT. PLN

(Persero) Area Surakarta adalah satu contoh perusahaan BUMN

yang berhasil mambangun kemitraan kerja secara profesional

dengan berbagai perusahaan lain dibidang keamanan, cleaning

service, pembayaran rekening listrik yang canggih.

PT. PLN (Persero) Area Surakarta pernah mendapatkan

Penghargaan Piala dan Piagam Citra Pelayanan Prima dari

Presiden. Dari keberhasilan tersebut yang pada akhirnya menarik

penulis untuk melakukan penelitian di PT. PLN (Persero) Area

Surakarta.

4) Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya(Sugiyono, 2005: 61).

Populasi penelitian ini adalah semua pegawai PT. PLN

Gambar

  Tabel 1
  Grafik 1 Tingkat Kepentingan Informasi Berhubungan dengan
  Gambar 1 Atasan Mendengarkan Saran dan Laporan
Tabel 5 Tingkat Partisipasi Memberikan Masukan kepada Atasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Iklim Organisasi dengan Organizational Citizenship Behavior pada karyawan PT PLN (Persero)

Untuk menambah koleksi karya ilmiah dan semakin memahami faktor- faktor yang terkaitan dengan analisis kinerja PLN (Persero) berdasarkan budaya organisasi, komitmen

Pengaruh Iklim Organisasi dan Kemampuan Kerja Karyawan terhadap Kinerja ( Performance ) Organisasi di Pemerintah Kota Surakarta. Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah

Pengaruh Iklim Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan PT LG Electronics Indonesia Cabang Yogyakarta. ( Studi Eksplanatif Mengenai Iklim Komunikasi dalam

Analisis Pelaksanaan Program Pemeliharaan Karyawan Terhadap Kinerja Melalui Komitmen Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Jember;

Koordinasi yang merupakan bentuk komunikasi ke bawah yang dilakukan dalam kegiatan Code of Conduct adalah (1) menyatukan pemahaman atau persepsi karyawan PLN (Persero) Area

oleh suatu perusahaan dapat terlihat dari kesejahteraan para karyawannya. Iklim komunikasi organisasi akan membantu perusahaan dalam. meningkatkan kinerja karyawan secara

Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan...