• Tidak ada hasil yang ditemukan

FRONT UMAT ISLAM DAN PERANANNYA DALAM KEGIATAN SOSIAL KEAGAMAAN DI KABUPATEN KLATEN 2002-2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FRONT UMAT ISLAM DAN PERANANNYA DALAM KEGIATAN SOSIAL KEAGAMAAN DI KABUPATEN KLATEN 2002-2007"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

FRONT UMAT ISLAM DAN PERANANNYA DALAM

KEGIATAN SOSIAL KEAGAMAAN

DI KABUPATEN KLATEN

2002-2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

LUTHFI ANNADWI MAGDA

C0505036

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

(2)

ii

FRONT UMAT ISLAM DAN PERANANNYA DALAM

KEGIATAN SOSIAL KEAGAMAAN

DI KABUPATEN KLATEN

2002-2007

Disusun Oleh :

LUTHFI ANNADWI MAGDA

C0505036

Telah Disetujui oleh Pembimbing

Pembimbing

Dra. Hj. Isnaini W. W, M. Pd

NIP. 195905091985032001

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum

(3)

FRONT UMAT ISLAM DAN PERANANNYA DALAM

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal ... ... 2010

Jabatan Nama Tandatangan

Ketua Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum NIP. 19540223198601200

( )

(4)

iv

PERNYATAAN

Nama : LUTHFI ANNADWI MAGDA Nim : C 0505036

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Front Umat Islam Dan Peranannya Dalam Kegiatan Sosial Keagamaan Di Kabupaten Klaten 2002-2007” adalah betul-betul karya sendiri, bukan dari plagiat dan tidak dibuat oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini diberi tanda citasi

(kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 2010 Yang membuat pernyataan

(5)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

· Ayah dan Ibu.

(6)

vi MOTTO

Menuntut ilmu itu wajib bagi orang Islam laki-laki dan perempuan

(HR. Ibnu Abdil Barri)

"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui

lagi Maha Bijaksana"

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini

dapat selesai dengan lancar guna memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana .

Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai

pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra Dan Seni Rupa, Universitas

Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesakan skripsi ini.

2. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas

Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret yang telah mencurahkan

segenap pengetahuan yang dimilikinya kepada penulis.

3. Dra. Hj. Isnaini W. W, M. Pd, selaku dosen pembimbing utama karena

dorongan dan petunjuk beliaulah penulis tetap mempertahankan tema untuk

menyusun skripsi ini.

4. M. Bagus Sekar Alam, S.S. M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang

telah mendampingi penulis selama menempuh perkuliahan di Jurusan Ilmu

(8)

viii

5. Serta terima kasih terucap kepada seluruh Staf Pengajar Ilmu Sejarah UNS,

yang telah membagikan ilmunya sehingga memberikan inspirasi kepada

penulis untuk mengangkat tema ini sebagai hasil skripsi.

6. Terimakasih kepada para sahabatku Masruri, Supri, Tri P, Andi, Robert, dan

seluruh mahasiswa sejarah 05. yang telah memberikan semangat, sehingga

dapat selesai penulisan ini.

7. Almamater.

8. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna dari penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik

yang membangun guna mencapai penulisan yang lebih baik. Akhirnya penulis

berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 2010

Yang membuat pernyataan

(9)

DAFTAR ISI BAB II. LATAR BELAKANG LAHIRNYA FRONT UMAT ISLAM KLATEN 2002-2007 A. Gerakan Islam di Surakarta 1905-1972………….……..…… 15

B. Munculnya Gerakan-gerakan Islam Pada Masa Reformasi … 22

C. Lahirnya Front Umat Islam Klaten………...……... 27

(10)

x

B. Pola Gerakan Sosial dan Keagamaan FUI dalam Menghadapi

Permasalahan Kemasyarakatan yang Timbul di Daerah Klaten. 46

1. Front Umat Islam Sebagai Gerakan Sosial Keagamaan…... 46

2. Front Umat Islam Sebagai Gerakan Relawan…………... 48

BAB IV. PERANAN FRONT UMAT ISLAM TERHADAP MASYARAKAT KLATEN A. Peranan FUI dalam Bidang Kemanusiaan dan Sosial………… 55

B. Peranan FUI dalam Bidang Keagamaan ……….. 70

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

DAFTAR PUSTAKA……… 81

DAFTAR INFORMAN……… 84

(11)

DAFTAR TABEL

A. Tabel 1 : Data Kriminal Indonesia 2005- Mei/2007………. 30

B. Tabel 2 : Tabel Susunan Pengurus Front Umat Islam……….. 35

C. Tabel 3 : Tabel Majlis Pengendali Front Umat Islam…………... 40

D. Tabel 4 : Tabel Pengalaman kerelawanan FUI……… 56

E. Tabel 5 : Tabel Korban akibat gempa daerah Klaten……….……. 59

F. Tabel 6 : Tabel Daftar pendistribusian MCK dari UNICEF……… 61

(12)

DAFTAR ISTILAH

1. Degenerasi : Kemunduran atau Kemerosotan

2. Depolitisasi : Penghilangan kegiatan Politik

3. Derivatif : Berasal dari dasar kata

4. Egosentrisme : sifat dan kelakuan yang selalu menjadikan diri sendiri sebagai pusat segala hal.

5. Fragmentasi : Pencuplikan

6. Hujah : Tanda,bukti

7. Islamofobia : Perasaan takut terhadap Islam

8. Kejumudan : Kebekuan, kemandegan

9. Kolegial : Bersifat sama

10.Nirlaba : Tidak mencari untung

11.Presidium : Pimpinan tertinggi

12.Salaf : Orang terdahulu

13.Stagnasi : Keadaan terhenti

14.Tajdid : Pembaharuan

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan FUI... 85

Lampiran 2 : Catatan harian Bapak Syafi’i S.Ag... 90

Lampiran 3 : Pamflet kegiatan FUI... 100

Lampiran 4 : Laporan FUI dalam proyek bantuan MCK dari UNICEF... 104

Lampiran 5 : Manajemen program rehabilitasi pasca gempa di klaten... 113

(14)

iii ABSTRAK

Luthfi Annadwi Magda. C0505036. 2010. Front Umat Islam dan Peranannya dalam Kegiatan Sosial Keagamaan di Kabupaten Klaten 2002-2007 Skripsi : Jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini berusaha untuk melihat tentang munculnya gerakan-gerakan Islam pada masa reformasi dengan studi kasus Front Umat Islam dan peranannya dalam kegiatan sosial keagamaan di Kabupaten Klaten 2002-2007. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan pokok dalam permasalahan yaitu (1) mengenai latar belakang munculnya gerakan Front Umat Islam (FUI), (2) tentang setrategi dan pola gerakan Front Umat Islam. (3) peranan Front Umat Islam terhadap kegiatan kemanusiaan, sosial dan keagamaan di daerah Klaten.

Penelitian ini merupakan Penelitian Sejarah, Metode Penelitian yang dipergunakan adalah metode sejarah. Metode sejarah meliputi Heuristik, Kritik Sumber: Ekstern dan Intern, Interpretasi dan Historiografi. Analisa data digunakan dalam penelitian adalah analisa kualitatif deskriptif, yaitu analisa yang didasarkan pada hubungan sebab akibat dari suatu fenomena historis. Analisa data diperoleh dari dokumen/ surat kabar, wawancara dan studi pustaka.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa. Front Umat Islam didirikan pada tanggal 15 November 2002. munculnya FUI didasari oleh kepedulian para generasi muda muslim akan maraknya premanisme di Klaten, memberikan semangat untuk membela saudara-saudaranya yang teraniaya, sehingga mereka membentuk suatu kelompok yang dinamakan Front Umat Islam. FUI merupakan organisasi sosial keagamaan yang tidak berbadan hukum, karena FUI hanya sebuah komunitas bersama dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan ukhuwah Islamiyah. Isu yang dibawa oleh Front Umat Islam adalah Ukhuwah Islamiyah dan Amar ma’ruf nahi munkar. Banyaknya perpecahan yang terjadi di tubuh Islam dan permasalahan-permasalahan yang bertentangan dan dilarang oleh agama Islam membuat risih para pemuda Islam yang berkomitmen tinggi terhadap Islam, mereka menginginkan bersatunya umat Islam dan tegaknya amar ma’ruf nahi munkar. Strategi dan pola gerakan yang dilakukan oleh Front Umat Islam dalam menegakkan Ukhuwah Islamiyah dan amar ma’ruf nahi munkar

diantaranya adalah dengan jalan tabligh akbar, kajian rutin, dan dakwah sosial. Dakwah difokuskan pada pembinaan dan pemurnian tauhid.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, FUI mempunyai peranan yang penting dalam hal keagamaan, kemanusiaan dan sosial di Kabupaten Klaten. Ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh FUI baik dalam hal keagamaan maupun sosial, misalnya mengadakan kajian rutin maupun akbar untuk mendidik generasi muslim yang siap untuk ber Ukhuwah Islamiyah

dan amar ma’ruf nahi munkar demi tegaknya Dinullah, sedangkan di bidang kemanusiaan dan sosial FUI bergerak sebagai relawan kemanusiaan ketika terjadi bencana-bencana di Indonesia hal ini dapat dilihat ketika terjadi tsunami di Aceh, Gunung Merapi, Gempa Jateng-DIY, Banjir Solo dll.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bermunculannya gerakan-gerakan Islam pasca runtuhnya rezim Orde Baru

merupakan dampak nyata yang disebabkan adanya reformasi. Reformasi

membuka peluang bagi umat Islam untuk menampakan perjuangannya,

bentuk-bentuk kebangkitan Islam tersebut beraneka ragam. Namun ada tema-tema yang

jelas seperti dalam bidang politik, ekonomi dan sosial. Kebangkitan Islam tersebut

tampak pada pemahaman tentang sistem politik, ekonomi, dan sosial yang ada

telah gagal, ketidak sukaan dengan negara-negara Barat yang senantiasa selalu

memojokkan Islam membuat ketidak nyamanan umat Islam. Keyakinan bahwa

Islam memberikan ideologi yang memadai bagi negara dan masyarakat, suatu

alternatif yang sah untuk menggantikan nasionalisme, sosialisme, dan kapitalis

sekuler.1

Menurut M. Amien Rais dalam ”Cakrawala Islam” terdapat kecenderungan-kecenderungan ideologis terhadap negara-negara mayoritas Islam

setelah memperoleh kemerdekaannya, yang dapat digolongkan menjadi empat

kelompok. Pertama adalah Tradisionalis Islam, diwakili oleh para ulama konservatif dan pembela status quo. Yang kedua Sekular Nasional, diwakili oleh pegawai-pegawai negeri tingkat tinggi, tokoh-tokoh militer, dan kaum minoritas

1

(16)

v

non-muslim yang telah mengalami westernisasi. Ketiga Reformis-radikal-Islam,

yang mencerminkan pandangan sementara kelas menengah maupun klas

menengah bawah yang juga mengalami sedikit banyak modernisasi. Dan yang

terakhir adalah Komunis, yang didukung oleh kebanyakan klas bawah, tetapi pada umumnya kemudian kehilangan daya-tarik di dalam masyarakat muslim.2

Menurut Khursid Ahmad dalam ”The Nature of Islamic Resurgence”, terdapat tiga kelompok pemikir-pemikir Islam kontemporer. Ketiga kelompok itu

disebut kaum Modernis, Tradisionalis dan Tajdid. Wilfred Cantwell Smith dalam “ Islam In Modern History” (1957) mendefinisikan kaum Mordernis, sebagai pemikir muslim yang terbaratkan yang mencari dasar-dasar Islam untuk

melegitimasi pandangan-pandangan mereka yang asing, atau orang-orang muslim

yang terikat dengan tradisi mereka namun berkeinginan mengimpor

gagasan-gagasan Barat tertentu yang mereka benarkan dan merujuk pada Islam

terus-menerus. Di kalangan intelektual muslim tertentu, modernisme ini pada akhirnya

menjadi sumber sekulerisme. Mereka mengecam taklid, mendukung penggunaan

pengetahuan ilmiah dan teknik Barat, dan menempatkan akal sebagai inti

pemikiran Islam. Tradisionalis pemikir muslim yang masih terikat dengan tradisi didalamnya termasuk kaum modernis, sekularis dan terbaratkan. Dan yang ketiga

adalah kaum Tajdid berarti pembaharuan, usaha memperbaiki semangat Islam yang otentik, kembali ke prinsip-prinsip Islam yang fundamental sebagaimana

ditemukan dalam Al Quran dan Sunnah.3

2

Muhammad Amien Rais, Cakrawala Islam,( Bandung : Mizan, 1987 ), halaman 187.

3

(17)

Dari sudut tuntutan Syariat, konsep jama’ah dalam Islam adalah

konsekuensi logis. Karakteristik Islam dengan manhajnya yang konfrehensif

menghendaki adanya jama’ah Islam yang akan menjaganya dan memelihara

eksistensinya dalam realitas. Prinsipnya harus ada jama’ah dengan landasan :

Islam sebagai Akidah, Syariat dan Manhaj yang menjadi sumber seluruh

konsepsinya.4

Munculnya wajah-wajah jamaah pergerakan Islam di tengah masyarakat

kemudian memberikan nuansa baru terhadap masyarakat dalam memahami Islam

sebagai bukan hanya sekedar ritual belaka, tetapi Islam secara menyeluruh yakni

sebagai ideologi, gaya hidup, negara, hingga masalah keluarga maupun pribadi.

Masyarakat menemukan pemahaman baru tentang Islam, dengan kata lain

masyarakat mulai tercerahkan bahwa ternyata Islam memiliki dimensi yang begitu

luas dan agung, meskipun masih banyak masyarakat yang belum bisa menerima

cara pandang baru tersebut karena kebanyakan dari mereka lebih enjoy dengan

cara pandang lama.

Bagi umat Islam Indonesia, kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) selama ini memang tidak memberikan kesempatan kepada umat Islam

untuk menegakan syariat Islam secara formal. Bahkan pergulatan antara kekuatan

Islam, nasionalis dan non-muslim sendiri sudah berlangsung sebelum Republik ini

diproklamirkan. Islam menjadi musuh dalam perpolitikan di Indonesia dimulai

sejak dihapusnya tujuh kata yang terdapat dalam piagam Jakarta (rancangan

Pancasila) pada sila pertama (Dekrit Presiden 5 Juli 1959), hingga runtuhnya

4

(18)

vii

pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto dan di gantikan oleh

reformasi yang merupakan jaman kebebasan berpendapat.

Harapan dari bergulirnya Orde reformasi adalah terciptanya jaminan

kebebasan dalam menyuarakan pendapat. Tak terkecuali gerakan Islam baik di

sektor politik maupun sosial-masyarakat, semua beramai-ramai menikmati angin

segar kebebasan berpendapat yang kemudian iklim ini banyak yang menyebut

dengan istilah demokrasi. Sehingga muncullah wajah-wajah gerakan Islam

(jamaah) dengan berbagai simbol (atribut) dan paradigma gerakannya. Semuanya

lantang meneriakkan semangat penegakkan syariat Islam, khilafah Islam,

pemurnian aqidah Islam (anti bid’ah), negara Islam, dan lain-lain.

Syariat Islam kini kembali bergema menyertai terbukanya kebebasan bagi

masyarakat Islam di Indonesia setelah runtuhnya rezim Orde Baru yang selalu

memojokan Umat Islam. Secara setatistik jumlah umat Islam di Indonesia

berjumlah 87,6%, jika melihat jumlah Umat Islam yang mayoritas tersebut tidak

dapat dipungkiri bahwa syariat Islam dapat ditegakkan di bumi Indonesia ini.

Syariat Islam dapat menjadi solusi bagi rakyat Indonesia yang memimpikan

kedamaian dan kemakmuran, syariat Islam juga dapat menjadi alternatif bagi

panduan bermasyarakat dan bernegara. Yang sangat disayangkan adalah para

pemimpin-pemimpin Islam di Indonesia tidak mempunyai pandangan yang sama

mengenai penegakan syariat Islam, hal itu disebabkan karena masalah penafsiran

yang berbeda-beda.

Reformasi 1998 yang menyebabkan ormas-ormas Islam parpol-parpol

(19)

sekian lama pada masa Orde Baru ormas-ormas Islam tersebut dibelenggu oleh

pemerintah Orde Baru, hampir semua gerakan Islam tidak memunculkan dirinya

karena rezim Orde Baru tidak memberikan ruang bagi gerakan Islam yang

sifatnya ideologis, semua gerakan yang beraroma ideologis akan mengalami

tekanan luar biasa, ini terbukti dengan bergulirnya paket kebijakan politik UU

No.8 tahun 1985 yang mewajibkan asas tunggal Pancasila kepada semua ormas

atau parpol yang secara otomatis membungkam secara rapat mulut para aktifis

gerakan Islam.

Isu tentang syariat Islam menjadi salah satu faktor lahirnya gerakan ini.

Disamping problematika umat Islam yang mengalami penindasan di berbagai

wilayah baik di dalam maupun di luar negeri. Dari dalam negeri seperti Ambon

dan Poso, sedangkan dari luar negeri adalah invasi Amerika Serikat ke

Afganistan, Irak dan konflik Palestina-Israel dan lain-lain. Selain itu berdirinya

Front Umat Islam juga dilatarbelakangi oleh keprihatinan pada maraknya

premanisme dan isu Kristenisasi di Klaten dan sekitarnya. Platfromnya adalah

organisasi dakwah yang berkonsentrasi pada dakwah sosial.

Front Umat Islam Klaten (FUI) yang dibahas dalam studi ini merupakan

satu di antara banyak gerakan Islam yang muncul di Indonesia karena pengaruh

reformasi 1998 yang menyebabkan ormas-ormas Islam parpol-parpol Islam

banyak berdiri. Organisasi ini merupakan salah satu di antara banyak gerakan

Islam di dunia muslim khususnya di Indonesia yang dengan setia berjuang dengan

tekad yang kuat demi tegaknya Dinul Islam (agama Islam). Penegakan Syariat

(20)

ix

Front Umat Islam. Maraknya premanisme dan isu kristenisasi di daerah Klaten

dan sekitarnya karena lemahnya hukum dan pemerintahan, berbagai peristiwa

yang menimpa umat muslim di Klaten pada khususnya tidak begitu diperhatikan

bahkan sengaja dibiarkan sehingga melukai umat Islam. Hal ini menyebabkan

munculnya gerakan yang militan dalam memerangi kedhaliman salahsatu gerakan

tersebut adalah Front Umat Islam. Dalam perintah Al Quran, ”Amar Ma’ruf, Nahyi Munkar”, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, memerlukan partisipasi semua anggota masyarakat. Mengajak kepada kebaikan

dan melarang kepada kemungkaran berlaku pada masyarakat dan pemerintah,

termasuk dalam urusan-urusan pemerintahan berdasarkan tujuan yang telah

ditetapkan oleh Allah SWT.

Dalam kegiatan dakwahnya Front Umat Islam Klaten lebih condong

kepada dakwah sosial dengan cara membantu masyarakat yang sedang

membutuhkan bantuan, sembari membantu mereka juga memberikan pengetahuan

kepada masyarakat tentang Islam. Dalam kegiatan sosialnya Front Umat Islam

mengandalkan para anggotanya dan simpatisan yang menjadi relawan. Sebagai

contohnya adalah ketika Gunung Merapi bersetatus siaga pada tahun 2006 Front

Umat Islam mendirikan Posko untuk para pengungsi dan juga ketika terjadi

Gempa Bumi di Jateng-DIY Front Umat Islam menjadi garda terdepan dalam

penanganan korban gempa dari menolong korban yang masih hidup sampai

pencarian jenazah korban yang meninggal. Mereka juga menjadi penyalur bantuan

(21)

Istilah Front dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah gerakan

kesatuan atau gerakan bersama dalam mencapai suatu tujuan politik atau idiologi.5 Organisasi keagamaan merupakan bagian tak terpisahkan dari eksistensi agama itu

sendiri. Organisasi keagamaan ini memiliki bentuk dari yang sederhana sampai

yang sangat kompleks dari yang hanya berupa jamaah sholat, perkumpulan

pengajian, organisasi masa keagamaan, sampai dalam bentuk yang kompleks

seperti negara. 6 Telah menjadi rahasia umum gerakan Islam semenjak awal abad ini tampil dalam polarisasinya yang sangat beragam, yang perkembangannya

secara umum terbagi atas dua pola pemikiran serta sosial keagamaan, yaitu antara

tradisionalisme dan modernisme.7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Apa yang melatarbelakangi munculnya organisasi Front Umat Islam (FUI) di

Kabupaten Klaten ?.

2. Bagaimana setrategi dan pola gerakan sosial keagamaan Front Umat Islam

(FUI) dalam menghadapi permasalahan-permasalahan kemasyarakatan yang

timbul di daerah Klaten tahun 2002-2007?.

5Kamus Besar Bahasa Indonesia

, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, PN Balai Pustaka, 1996.

6

Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001), halaman 39.

7

(22)

xi

3. Peran apa saja yang dilakukan Front Umat Islam (FUI) dalam bidang

kemanusiaan, sosial dan keagamaan di Kabupaten Klaten tahun 2002-2007 ?.

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui latar belakang munculnya Front Umat Islam Klaten.

2. Mengetahui bagaimana strategi dan dakwah Front Umat Islam dalam

menghadapi berbagai permasalahan yang ada di Kabupaten Klaten.

3. Mengetahui peranan Front Umat Islam Klaten dalam bidang kemanusiaan,

sosial dan keagamaan terhadap kehidupan masyarakat Klaten dan sekitarnya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi perkembangan

ilmu sejarah khususnya pergerakan Islam kontemporer di Indonesia.

2. Penelitian ini mempunyai manfaat yang sangat penting dalam rangka

memperkaya khasanah historiografi di Indonesia karena masih banyak

peristiwa-peristiwa lokal yang belum diteliti.

3. Untuk memberikan pengertian kepada masyarakat bahwasanya Islam bukan

sesuatu yang menakutkan karena ajaran Islam adalah rahmat bagi seluruh

(23)

4. Untuk memberi masukan kepada semua pihak bahwa Islam bukanlah lawan

tetapi kawan dalam membangun tatanan kehidupan yang baik.

E. Tinjauan Pustaka

Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam dari Fundamentalisme, Modernisme hingga Post-Modernism, dalam buku ini dijelaskan tentang pergolakan politik di berbagai tempat, dengan corak dan pola yang beraneka

ragam. Pergerakan Islam di masa modern banyak disebabkan oleh ekspansi

kekuatan militer, politik, intelektual dan kultural Barat. Hal ini menyebabkan

respon yang lazim disebut sebagai ”pembaharuan” di kalangan kaum muslimin.

Pembaharuan ini tampil dalam berbagai dhikotomi modernis tevivalis, kaum

muda-kaum tua, dan moderat/akomodasionis fundamentalis. Dikotomi dan

pembelaan semacam ini jelas bukan sekadar tipologi, akan tetapi lebih jauh lagi

berakar pada posisi masing-masing dalam menghadapi ketegangan teologis.8 Delier Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Dalam buku ini dijelaskan tentang perkembangan pergerakan Islam di Indonesia, dan asal

mula munculnya pergerakan Islam di Indonesia. perkembangan pergerakan Islam

di Indonesia secara umum terbagi atas dua pola pemikiran serta sosial keagamaan,

yaitu antara tradisionalisme dan modernisme.9 Munculnya organisasi modern seperti Muhammadiyah dan NU merupakan wujud pergolakan pemikiran tentang

8

Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam dari Fundamentalisme, Modernisme hingga Post-Modernism, ( Jakarta :Paramadina, 1996 ).

9

(24)

xiii

nilai-nilai keagamaan dengan realitas politik waktu itu. Buku ini memberikan

landasan yang kuat mengenai dinamika pergerakan Islam di Indonesia.

Kuntowijoyo, Paradigma Islam : Interpretasi Untuk Aksi. dalam buku ini dijelaskan tentang dinamika gerakan umat Islam di Indonesia dengan merunut

pada sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Sehingga dapat mempengaruhi

perkembangan pergerakan Islam saat ini. Secara kronologis dapat diamati

kecenderungan gerakan Umat Islam yang terlepas dari ”mainstream” organisasi

yang telah ada. Munculnya Islam jama’ah serta faktor-faktor yang

melatarbelakanginya juga disinggung dalam buku ini.10

Sholah AS-Showiy, Jama’atul Muslimin Tinjauan salaf dalam realitas Masa Kini. Buku ini menjelaskan bahwa pentingnya jama’ah bagi kaum muslimin dalam menegakkan Islam, Umar bin Khotthob r.a berkata, ”Sesungguhnya tak

akan tegak Islam kecuali dengan Jama’ah, tak akan tegak Jama’ah tanpa

kepemimpinan (pemimpin), dan tak akan terwujud kepemimpinan kecuali dengan

ketaatan”. Umat Islam akan terpecah belah ketika meninggalkan Jama’ah. Dalam

buku ini juga menerangkan pula beberapa kaidah pembentukan jama’ah menurut

Rasulullah SAW.11

Fachri Ali dan Bachtiar Efendi, Merambah Jalan Baru Islam, Rekonstruksi, Pemikiran Islam Masa Orde Baru. Dalam buku ini menampilkan

analisis sosial historis perkembangan pemikiran Islam di Indonesia sejak

masuknya Islam hingga perkembangan mutakhirnya berikut ketegangannya,

10

Kuntowijoyo, Paradigma Islam. Interpretasi Untuk Aksi, ( Bandung : Mizan, 1999 ).

11

(25)

konflik dan dinamika yang mengiringinya sehingga kita lebih mengenal sosok

pemikiran Islam yang berada di sekitar kehidupan kita selama ini lebih jernih dan

kritis terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar kita.12

F. Metode Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mencapai penulisan sejarah, maka usaha

untuk merekonstruksi masa lampau dari obyek yang diteliti itu melalui metode

sejarah. Menurut Nugroho Notosusanto adalah kumpulan prinsip-prinsip atau

aturan sistematis yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif

dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan penulisan sejarah, menilai secara kritis

dan menyajikan sintesa dalam bentuk tulisan.13 Mengingat penelitian adalah

sejarah, maka prosedur penelitian menggunakan tahapan-tahapan dalam metode

sejarah, sebagai berikut :

1. Heuristik, yaitu kegiatan mencari bahan atau menyelidiki sumber sejarah untuk

mendapatkan bahan penelitian. Menurut Nugroho Notosusanto, heuristik adalah

kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau yang merupakan peristiwa sejarah

dengan cara melakukan pengumpulan bahan-bahan tertulis, tercetak dan

sumber-sumber lainnya yang relevan. Di sini pencarian data dilakukan dengan cara

mencari arsip dan majalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

12

Fachri Ali dan Bachtiar Efendi, Merambah Jalan Baru Islam, Rekonstruksi, Pemikiran Islam Masa Orde Baru, ( Bandung : Mizan, 1989 ).

13

(26)

xv

Dalam tahap ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai

berikut :

a. Studi Dokumenter

Stusi Dokumenter adalah cara pengumpulan data yang digali dari

bahan-bahan yang berbentuk dokumen. Dokumen merupakan bahan-bahan utama untuk

penelitian sejarah sebagian data dan fakta yang tersimpan di dalamnya. Melalui

dokumen dapat mengungkapkan pertanyaan apa, kapan, di mana dan mengapa.

Dokumen dapat dibedakan menjadi dua macam : verbal yang berbentuk tulisan,

sedangkan dalam arti luas selain tertulis juga meliputi foto, rekaman, monumen,

artefak, dan peninggalan laiannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

dokumen antara lain surat kabar, foto-foto, rekaman kaset dari ceramah tabligh

akbar.

b. Wawancara

Untuk melengkapi data dan dokumen, maka studi wawancara juga

dilakukan. Wawancara adalah percakapan seseorang dengan orang lain, dengan

tujuan tertentu yaitu mendapatkan keterngan atau penelitian secara lisan. Metode

wawancara ialah cara yang digunakan untuk tujuan tugas tertentu, mencoba

mendapatkan sumber lisan dari orang yang menjalani peristiwa itu.14 Wawancara

dengan informan tersebut bertujuan untuk menggali atau mencari informasi

data-data pribadi dan keterangan-keterangan lisan dari subyek yang diwawancarai

dengan percakapan lisan dan bertatap muka. Informan dalam penelitian ini adalah

:

14

(27)

1. Ketua Umum FUI beliau merupakan salah satu pendiri FUI yang pertama

kali sehingga mengetahui pergerakan FUI dari awal berdirinya sampai

sekarang.

2. Wakil Ketua I FUI beliau merupakan kordinator lapangan FUI.

3. Wakil Ketua II FUI beliau adalah Ustad dan yang mengetahui tentang

setrategi FUI dalam berdakwah.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk melengkapi penelitian ini. Studi

kepustakaan menggunakan buku yang terkait dengan tema gerakan Islam,

khususnya di Indonesia. Selain buku, studi pustaka dilengkapi dengan tabloid,

majalah serta makalah yang terkait.

2. Kritik Sumber, adalah tahap mencari autentitas sumber melalui kritik intern

yang menyangkut isi sumber atau melalui ekstern yang berkaitan dengan topik

dan obyek yang diteliti. Kritik ini dimaksudkan untuk menentukan

sumber-sumber yang dipilih apakah sumber-sumber tersebut memiliki keabsahan tentang otentitas

dan kredibilitas (kesahihan sumber). Dalam sejarah cara tersebut dilakukan

melalui proses kritik sumber.

3. Interpretasi kegiatan memberikan penafsiran terhadap data sejarah yang telah

diteliti hasilnya. Hal tersebut dilakukan karena data yang diperoleh harus

dipilahkan antara sumber yang relevan dan yang tidak relevan. Analisis data

adalah proses mengorganisasikan dan mengklasifikasikan data ke dalam pola,

kategori dan satuan urutan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

(28)

xvii

penelitian yang bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini setelah dilakukan kegiatan

pengumpulan data, peneliti melakukan analisis data dan membandingkan data satu

dengan yang lain sesuai dengan data yang diinginkan sehingga diperoleh

fakta-fakta sejarah. Fakta-fakta-fakta itu kemudian diseleksi, diklarifikasi dan ditafsirkan,

baru kemudian merangkai fakta-fakta tersebut untuk dijadikan bahan penulisan

penelitian yang utuh dalam sebuah karya ilmiah.

4. Historiografi, ialah tahap akhir dalam penulisan sejarah. Historiografi

merupakan kegiatan menyampaikan hasil sintesa fakta-fakta yang diperoleh dalam

bentuk kisah sejarah. Dalam tahap ini peneliti merangkai fakta-fakta sejarah

menjadi sebuah kisah sejarah yang menarik dan dapat dipercaya kebenarannya.

G. Sistematika Penulisan

Dalam upaya memudahkan penulisan penelitian ini agar mudah dipahami

oleh para pembaca, maka akan dibagi menjadi beberapa bab. Dalam setiap bab

memuat sub bab yang masih umum sifatnya, yang mana antara satu dengan yang

lainnya memiliki keterkaitan. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai

berikut :

Bab I Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode

Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II Pada bab ini akan dipaparkan pergerakan Islam di Surakarta, latar

belakang berdirinya Front Umat Islam dan perkembangan pergerakan Islam pada

(29)

Bab III Pada bab ini akan dipaparkan tentang struktur keorganisasian dan

setrategi pola gerakan keagamaan dan sosial Front Umat Islam dalam menghadapi

permasalahan-permasalahan kemasyarakatan yang timbul di daerah Klaten tahun

2002-2007

Bab IV Pada bab ini diuraikan analisa dan pembahasan mengenai peran

apa saja yang dilakukan Front Umat Islam dalam bidang kemanusiaan, sosial dan

keagamaan di Kabupaten Klaten tahun 2002-2007

(30)

xix

BAB II

LATAR BELAKANG LAHIRNYA

FRONT UMAT ISLAM KLATEN TAHUN 2002-2007

A. Gerakan Islam di Surakarta tahun 1905 - 1972

Agama Islam merupakan agama yang terbuka untuk siapa saja dan agama

yang menerima pemeluk dari golongan dan lapisan sosial masyarakat apapun

tanpa dibedakan ras maupun golongannya. Ajarannya cukup sederhana dan

mudah untuk difahami. Dalam agama Islam tidak pernah ada tempat bagi

keberhalaan dan keyakinan tidak rasional. Islam mengajarkan para pemeluknya

agar mau mempergunakan akal, serta mendorong pemakaian intelek. Islam bukan

agama dalam pengertian biasa, yang membatasi masalahnya hanya pada hal-hal

pribadi saja. Tetapi merupakan pandangan hidup yang lengkap, yang melingkupi

seluruh aspek kehidupan, baik pribadi dan sosial, materi dan moral, ekonomi dan

politik, legal dan cultural, serta nasional dan internasional.

Kehidupan manusia dengan komunitas-komunitas kelompok masyarakat

yang ada dan lingkungan kehidupan mereka akan mengalami perubahan secara

terus menerus. Perubahan ini menurut ajaran Islam sering disebut sebagai

sunatullah15 sesuatu yang merupakan realitas sosial dan pasti dialami dalam kehidupan. Dengan demikian Islam yang diyakini sebagai trensenden dan bersifat

universal, pada tingkat realitas sosial tidak dapat menghindarkan diri dari

15

(31)

kenyataan kehidupan yaitu perubahan. Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa

Islam yang telah diyakini kebenarannya telah membantu para pemeluknya

memahami realitas kehidupan dan terwujud dalam pola pandangan hidup yang

Islami sehingga Islam dalam realitas sosial dapat sebagai subyek yang

memberikan perubahan dalam dinamika kehidupan. Namun seberapa jauh peran

tersebut tergantung pada kekuatan dan kemampuan yang dikembangkan oleh

penganutnya, Umat Islam itu sendiri.

Kemunduran peradaban Islam, akibat penjajahan oleh negara-negara

Barat, dan persinggungan Islam dengan Barat telah banyak menggoyahkan rasa

percayadiri kaum muslimin. Melihat kemunduran yang dialami kaum muslimin

melahirkan berbagai analisis untuk menanggulangi kemunduran itu. Lahirlah

tokoh-tokoh Islam dengan berbagai analisis dan pemikiran-pemikirannya,

menghiasi khasanah dunia pergerakan dan pemikiran Islam. Perlu ditekankan

bahwa gerakan Islam adalah sebagai pencarian bentuk kehidupan muslim yang

sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Gerakan ini meyakini kemunduran yang

dialami umat Islam karena meninggalkan ajaran Rasulullah.

Hal ini sejalan dengan analisa Akbar S. Ahmed yang mengatakan, bahwa

sambutan yang luas terhadap gerakan-gerakan ini, sesungguhnya disebabkan oleh,

antara lain : faktor perlawanan terhadap Barat yang hegemonik, dan terlalu dalam

ikut campur di negara-negara Islam, seperti yang terjadi di Irak, Libya,

Afganistan, Bosnia, dan Palestina. Umat Islam sudah lama diperlakukan tidak adil

oleh Barat secara politik, ekonomi dan budaya, sehingga mereka harus

(32)

negara-xxi

negara Islam tidak dalam kapasitasnya yang saling bekerja sama, tetapi malah

memojokkan dan memusuhi. Pada gilirannya ketidak adilan Barat dilawan dengan

aksi-aksi kekerasan, seperti yang terjadi di Irak, Afganistan, Palestina dan Libya.

Secara intelektual kaum muslim sangat lemah, oleh karena itu mereka

tidak mampu melakukan dialog yang seimbang dengan Barat. Impotensi

intelektual ini secara langsung atau tidak disebabkan juga oleh hubungan

kekuasaan yang senjang antara Barat dan Dunia Islam. Kesenjangan ini

berdampak buruk negatif terhadap perkembangan atau pertumbuhan intelektual

masyarakat Islam. Pada giliranya masyarakat Islam hanya menjadi

konsumen-konsumen ideologi Barat, dan tidak dapat melihat lagi perbendaharaan Islam

sendiri yang kaya-raya.16

Di masa sekarang ini nampaknya kaum muslim mulai merasakan mutlak

perlunya untuk kembali kepada identitas dan khasanah Islam sendiri, setelah

terbukti bahwa imitasi atas segala yang bercorak Barat, termasuk konsep

kenegaraan dan sistem sosial, tidak memberikan kebahagiaan kepada mereka baik

lahir maupun batin. Para pemimpin dan cendekiawan muslim kian menyadari

bahwa Islam sebagai agama wahyu Allah, sesungguhnya sangatlah tepat dijadikan

referensi atau bahan rujukan besar, yang tidak habis-habisnya ditimba bagi

pembinaan kehidupan manusia yang lebih damai, adil, tenteram dan sejahtera.

Dengan demikian tidak berlebihan jika kita katakan bahwa dewasa ini kaum

muslimin sedang memasuki revolusi tahap ketiga, yaitu revolusi mental dan

intelektual, untuk menemukan kembali ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh.

16

(33)

Setelah berakhirnya sistem kekhalifahan tahun 1924, dunia Islam mulai

ramai membicarakan konsep negara Islam. Selama masa penjajahan Barat atas

dunia Islam, kaum muslimin tidak sempat dan juga tidak mampu berpikir tentang

ajaran agama mereka secara jelas, komprehensif dan tuntas mengenai pelbagai

masalah. Untuk kurun yang cukup lama kaum muslimin secara sengaja dipisahkan

dari ajaran-ajaran Islam oleh penjajah Barat, dan dalam proses alienasi masyarakat

Islam dari agamanya itu, kolonialisme dan imperialisme Barat melakukan proses

peracunan-Barat (westoxication) atas dunia Islam. Sebagai masyarakat Islam

kemudian dihinggapi penyakit yang oleh Abul Hassan Bani Sadr disebut

westomania, sejenis penyakit kejiwaan yang menganggap Barat adalah

segala-galanya.17 Muncullah berbagai kelompok Islam yang ingin menegakkan agamanya, baik organisasi lokal maupun nasional.

Surakarta merupakan salah-satu kota di Indonesia yang menjadi pusat

munculnya organisasi-organisasi Islam di Indonesia, misalnya munculnya Serikat

Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh pengusaha batik Solo, pada tahun 1905

Haji Samanhoedi (1868-1956) mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) di

Surakarta. Umat Islam memberikan respon besar terhadap organisasi yang

menjadi simbol persatuan umat melawan hegemoni penjajah ini. Dalam waktu

singkat SDI telah mempunyai cabang di berbagai pelosok Indonesia.

Pada tahun 1912, organisasi ini mengubah namanya menjadi Sarekat Islam

(SI) yang dalam waktu tujuh tahun kemudian telah mampu menghimpun dua

17

(34)

xxiii

setengah juta anggota.18 Pada saat kepemimpinan HOS Tjokroaminoto perkembangan SI amat pesat, sambutan umat yang luar biasa telah membuat

gentar Gubernur Jenderal Belanda AWF Idenburg. Karena itu, ia berusaha

memecah SI menjadi perkumpulan kecil, dengan hanya memberikan pengakuan

pada cabang-cabangnya yang mempunyai anggaran dasar sendiri dan tidak

memiliki kaitan dengan pusat. Namun, siasat Idenburg ini gagal.19 Selama masa-masa awal kemunculannya, SI selalu mengedepankan semangat nasionalisme

Islam Jawa untuk menggalang dukungan dari kalangan rakyat. Maka wajar

kemudian SI sering terlibat dalam gerakan protes, baik pada pemerintahan

kolonial maupun pada pihak keraton Surakarta Hadiningrat. Setelah kantor pusat

SI pindah ke Surabaya, SI Solo lebih cenderung pada gerakan Islam Marxis yang

dibawa oleh Haji Misbah. Gerakannya tetap menyuarakan pembelaan pada kaum

tertindas. Pada waktu digantinya nama SDI menjadi SI tahun 1912 pada tahun itu

juga muncul sebuah organisasi Islam di Yogyakarta yang dinamakan

Muhammadiyah.

Muhammadiyah didirikan K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di

Yogyakarta, pada saat itu juga di Solo Muhammadiyah berkembang dengan pesat.

Sedangkan Muhammadiyah Klaten berdiri pada tahun 1920, yang dirintis Kyai

Ibrahim seorang ulama dari Solo. Di awal berdirinya Muhammadiyah masih

berbentuk cabang, yakni cabang Klaten Kota, dengan sekretariat di rumah Bapak

18

Turnan Kahin, George Mc, Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. ( University Press, Pustaka Sinar Harapan,1995 ), halaman 85.

19

(35)

H. Sierad. Muhammadiyah mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat,

Muhammadiyah memiliki dominasi yang kuat di bidang pendidikan, kesehatan,

dan ekonomi. Sekolahan Muhammadiyah di Surakarta mulai dari TK, MI/SD,

SMP/MTS, MA/ SMA/SMK sampai perguruan tinggi ada. Bahkan Universitas

Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan perguruan tinggi swasta paling

besar di Surakarta. Di bidang kesehatan Muhammadiyah memiliki PKU

Muhammadiyah yang merupakan rumah sakit besar, Muhammadiyah juga

memiliki klinik-klinik kesehatan yang tersebar di berbagai tempat di Surakarta.

Demikian juga dengan jaringan ekonomi Muhammadiyah sangat bagus dan

terbukti telah mampu memberi konstribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan

anggotanya. Dan dari perkembangannya Muhammadiyah telah berkembang dan

berpengaruh di negara-negara Jiran seperti Malaysia dan Singapura. Kemudian

organisasi Islam yang berdiri setelah Muhammadiyah adalah Nahdlatul Ulama

(NU).

Sejak didirikannya NU pada tahun 1926 oleh K.H. Hasyim Ashari, NU

sebagai organisasi sosial-keagamaan, NU memiliki dua aspek penting, yakni

aspek doktrin dan aspek tradisi.20 Dua aspek di dalam NU tersebut berjalan sebagaimana doktrin Islam, dan tradisi umumnya masyarakat muslim. NU lebih

dominan pada adat, tradisi dan kemasyarakatannya. Hal ini didukung oleh paham

20

(36)

xxv

keagamaan NU yang fleksibel dan mampu berakulturasi dengan budaya Jawa

khusunya Surakarta.

Munculnya ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nadhatul

Ulama (NU), merupakan contoh yang nyata. Masa-masa ini sering disebut sebagai

masa munculnya Islam modern.21 Interaksi umat Islam Indonesia dengan wacana keagamaan dan dinamikanya tidak mungkin dipisahkan dengan dinamika di luar

negeri khususnya Timur Tengah. Karena bagaimanapun organisasi Islam yang

telah mapan seperti Nahdhlatul Ulama maupun Muhammadiyah pun terinspirasi

dan bisa dikatakan mengadopsi perkembangan wacana keagamaan yang

berkembang di sana. Dalam tubuh Nahdhlatul Ulama sendiri pengaruh

gerakan-gerakan tarekat yang mengadopsi dari luar negeri seperti Naqsabandiyah dan

Tijaniyah yang berpusat dan berkembang di Syiria dan Mesir cukup signifikan, begitu pula pergerakan Islam Al-Haramain dengan tokohnya Syaikh Muhammad

Maliki yang berkembang di Nejd menjadi rujukan utama para ulama di

Nahdhliyin. Sedangkan Muhammadiyah pada awal-awal berdirinya tidak terlepas mengadopsi ide-ide pembaharuan Islam moderat yang dipelopori Syaikh

Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Abdul Wahab, hingga Jamaludin

Al-Afghani ataupun Muhammad Iqbal. Dari perbedaan pemahaman tersebut

membuat NU dan Muhammadiyah mengalami konflik yang berkepanjangan.

21

(37)

Di tahun 1935 kota Solo digunakan sebagai tempat muktamar NU

(Nahdlatul Ulama) ke-10 yang sekaligus menandai gesekan konflik baru antara

Muhammadiyah dengan NU yang lebih sinkretis.22 Konflik antara organisasi-organisasi Islam tersebut membuat risih masyarakat muslim yang mendambakan

persatuan umat, sehingga muncullah organisasi-organisasi yang bertujuan untuk

menyatukan umat muslim. Sebagai contohnya adalah MTA yang berdiri pada

tahun 1972.

Majelis Tafsir Al-Quran adalah lembaga dakwah dalam bentuk yayasan

yang didirikan oleh Ustadz Abdullah Tufail Saputra pada tanggal 19 September

1972. Sebagai seorang pedagang Ustadz Abdullah Tufail Saputra pernah

berkeliling ke berbagai wilayah Indonesia. Ia melihat bahwa amalan umat Islam

dimana-mana jauh dari tuntunan Islam. Hal inilah yang menyebabkan mereka

tidak bisa bersatu. Ia telah menempuh berbagai cara untuk menyatukan

kelompok-kelompok Islam namun tidak mendapat tanggapan yang positif dari para tokoh

dikalangan umat Islam. Akhirnya beliau memutuskan untuk mendirikan lembaga

dakwah yang bertujuan mengajak umat Islam kembali kepada Al Qur'an dan As

Sunnah yang kemudian diberi nama Yayasan Majlis Tafsir Al Qur'an (MTA).

Sekarang MTA (Majelis Tafsir Al-Quran) dipimpin oleh H. Ahmad Sukina, di

22

(38)

xxvii

Surakarta mempunyai peranan pada bidang penerbitan dan dakwah lewat radio

MTA.23

Pasca kemerdekaan gerakan Islam di Solo lebih terpengaruh pada kondisi

dan isu nasional. Hal ini berlangsung sampai pada tahun 1998 ketika terjadi

momentum reformasi. Gerakan Islam di Solo terbagi menjadi dua bagian besar.

Pertama yang moderat dan kedua yang radikal. Yang moderat diwakili oleh NU,

MTA dan Muhammadiyah sedangkan yang radikal diwakili MMI (Majelis

Mujahidin Indonesia), HTI (HisbutTahrir Indonesia), FPIS (Front Pemuda Islam

Surakarata), LUIS (Laskar Umat Islam Surakarta) dan FKAM (Forum

Komunikasi Aktifis Masjid).24

B. Munculnya Gerakan-gerakan Islam Pada Masa Reformasi.

Krisis moneter pada bulan Juli 1997, yang sebelumnya telah melanda

beberapa daerah Asia, mulai menyentuh Indonesia. Hal itu terlihat dari turunnya

secara drastis nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika menyentuh angka

psikologis Rp 6.200,00 setiap Dolarnya, kemudian nilai tukar Rupiah terus

melorot. Terjadinya krisis moneter itu sangat berlawanan dengan prediksi-prediksi

pemerintah dan beberapa pengamat sebelumnya yang mengatakan bahwa

fundamental ekonomi Indonesia kuat, dan siap memasuki Era Pasar Bebas.

Rakyat dikagetkan oleh melambungnya harga-harga bahan makanan pokok yang

23Ibid.

halaman 2.

24

(39)

melambung tinggi, kemiskinanpun mulai menyertai kehidupan masyarakat

Indonesia.

Dari krisis moneter berkembang menjadi krisis ekonomi dan krisis multi

dimensi, yang akhirnya menjadi krisis kepercayaan. Terjadi pelarian modal ke

luar negeri, dan lahirlah krisis perbankan. Terjadi pula Pemutusan Hubungan

Kerja (PHK) dimana-mana. Demonstrasi-demonstrasi terjadi dimana-mana yang

disertai dengan anarkisme. Puncaknya terjadi 14 Mei 1998 massa melampiaskan

kemarahannya, sehingga terjadi pembakaran-pembakaran dan anarkisme massa

yang banyak memakan korban, tidak hanya harta benda saja akan tetapi nyawa

manusia juga menjadi korbannya. Akhirnya krisis politik pun tidak dapat dicegah

tuntutan dan desakan agar Soeharto mundur menjadi tidak terbendung lagi.

M. Amien Rais salah seorang tokoh reformasi, dalam pertemuannya

dengan komisi II DPR 18 Mei 1998 menyatakan, “Hari-hari pemerintah Orde

Baru sudah bisa dihitung. Bukan lagi a matter of months (hitungan bulan). Jangan terlambat lagi karena setelah tanggal 20 Mei, saya khawatir the whole political landscape has changed dramatically and completely (seluruh peta perpolitikan berubah sepenuhnya secara dramatis)”.25 Setelah pertemuan Amien Rais dengan komisi II DPR, sore harinya gedung DPR/MPR didatangi ribuan Mahasiswa,

suasana di gedung rakyat itu diliputi ketegangan. Mahasiswa menuntut sidang

istimewa MPR, dan Presiden Soeharto mundur. Akhirnya pada hari kamis, 21 Mei

1998 pukul 09.00 WIB di Istana Merdeka Presiden Soeharto mengucapkan pidato

pengunduran dirinya. Berikut cuplikan pidato Presiden.

25

(40)

xxix

“………dengan memperhatikan ketentuan pasal 8 UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memperhatikan pandangan-pandangan DPR dan pimpinan fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI, terhitung sejak saya membacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998………sesuai dengan pasal 8 UUD 1945, maka Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Ir. B.J. Habibie yang akan melanjutkan sisa waktu jabatan Presiden/mandataris MPR 1998-2003”.26

Mundurnya Presiden Soeharto dan naiknya Wakil Presiden B.J Habibie

menjadi Presiden, menandai lahirnya Era reformasi. Euphoria politik menyambut

reformasi sangat terasa dengan cepatnya proses pertumbuhan partai politik. Dalam

kurun waktu kurang dari sepuluh bulan (akhir Mei 1998 hingga awal Februari

1999), jumlah partai politik yang berdiri mencapai 181 buah. Artinya dalam masa

itu setiap bulan berdiri sekitar 18 partai baru, atau setiap pekan berdiri 4-5 partai

baru.27 Disamping itu banyak terjadi demontrasi-demontrasi massa menyampaikan aspirasi mereka secara bebas, dibebaskanya tahanan-tahanan

politik masa Orde Baru, berkembangnya kebebasan Pers. Reformasi adalah istilah

untuk pembangunan masyarakat yang banyak digunakan di negara-negara

Amerika Latin. Dalam bahasa Inggrisnya disebut social reform. Reformasi sosial atau pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk peningkatan taraf hidup

masyarakat tentunya harus berdasarkan dalil-dalil pembangunan pula.

Euphoria reformasi ternyata tidak hanya membawa kepada hal yang positif

saja akan tetapi dampak-dampak negatif mulai terlihat yang mengarah pada

tindakan-tindakan pengrusakan seperti yang terjadi saat awal reformasi 1998,

26Ibid,

halaman 71.

27

(41)

kerusuhan dan pengrusakan terjadi dimana-mana dan juga ketika pasca pemilu

1999 ketika Megawati menang tapi tidak menjadi presiden dalam pemilihan

presiden sehingga masa Mega mengamuk. Atasnama kebebasan dan reformasi

beberapa kelompok masyarakat menggunakannya untuk hal yang tidak perlu.

Sementara itu pada tingkat territorial terjadi semangat disintegrasi atau usaha

untuk melepaskan diri dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Setelah

lepasnya daerah Timor-timor dan memerdekakan diri dari NKRI Pada 30 Agustus

1999, dalam sebuah referendum yang diadakan PBB, sebagian besar rakyat Timor

Timur memilih merdeka dari Indonesia. Pada 20 Mei 2002, Timor Timur diakui

secara internasional sebagai negara merdeka dengan nama Timor Leste, pada

masa Habibie, maka beberapa daerah lainnya juga ingin melepaskan diri dari

NKRI. Daerah itu adalah Aceh dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka), Irian

dengan OPM (Organisasi Papua Merdeka), dan Maluku dengan RMS (Rakyat

Maluku Selatan) menginginkan hal yang sama untuk memisahkan diri dari NKRI.

Tidak siapnya rakyat dan pemerintahan Indonesia dalam menerima

reformasi yang dibarengi dengan krisis, yang mengakibatkan harga-harga bahan

pokok melambung tinggi hal itu menyebabkan kemiskinan meningkat tajam

tindak kriminalpun secara otomatis juga meningkat karena pengaruh ekonomi.

Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia, jika tingkat

kriminalitas tinggi secara otomatis yang terkena dampak dari kriminalitas itu

adalah masyarakat muslim, oleh karena itu mereka membuat kelompok-kelompok

(42)

xxxi

Reformasi merupakan perubahan atau perombakan sistem nilai dan tatanan

lama yang dianggap keliru. Eef Saefullah Fatah mencatat bahwa reformasi

kemudian juga menimbulkan beberapa sisi-sisi negatif sebagaimana digambarkan

di atas.28 Hal itu terjadi karena system politik Orde Baru tidak sanggup untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Akibatnya, pada masa reformasi

terdapat banyak permasalahan-permasalahan bawaan Orde Baru. Proses

reformasi terjadi secara mendadak sehingga tidak ada kesiapan yang cukup bagi

para pelaku politik dan pemerintah untuk membangun saling percaya dan

membangun kesiapan untuk kompromi-kompromi politik. Ketidak siapan

terhadap kebebasan yang didapatkan secara tiba-tiba ini memunculkan berbagai

respon dari masyarakat. Masyarakat seolah mendapatkan kebebasan untuk

melakukan segalanya atasnama reformasi. Bahkan untuk tindakan yang maksud

dan tujuannya jelas-jelas bertentangan dengan semangat reformasi itu sendiri.

Dalam konteks seperti itulah kemudian bermunculan partai-partai politik

baru. Hal itu dimulai dari diangkatnya B.J. Habibie menggantikan Soeharto

menjadi Presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998 mengumumkan akan

melaksanakan pemilu secepatnya sehingga para politikus yang mempunyai

aspirasinya sendiri dan ingin mendirikan partai berlomba-lomba untuk mendirikan

partai. Bahkan ketika saat peralihan kekuasaan itu pun sudah dimanfaatkan untuk

mendirikan partai. Bahkan ada juga partai politik yang didirikan sehari sebelum

kejatuhan Soeharto.

28

(43)

Reformasi memberikan angin segar bagi partai-partai politik dalam

berideologi. Ketika zaman Orde Baru mereka diharuskan menggunakan Pancasila

sebagai Ideologi satu-satunya, akan tetapi ketika Orde Baru tumbang dan

digantikan dengan reformasi banyak partai-partai politik yang berasaskan lain.

Salah satu asas yang digunakan oleh partai-partai ini adalah asas Islam.

Disamping itu juga semakin banyak organisasi-organisasi keagamaan atau

kemasyarakatan yang lahir dan tumbuh pesat pada masa reformasi 1998. Yang

sebelum reformasi partai politik dan organisasi-organisasi masa selalu diawasi dan

dikontrol oleh pemerintahan Orde Baru. Bagi umat Islam ini merupakan peluang

besar untuk menunjukan aspirasinya, hal ini terbukti dengan runtuhnya Orde Baru

dan digantikan reformasi banyak ormas-ormas Islam baik lokal maupun nasional

yang lahir dan berkembang semakin besar seperti MTA, HTI, FKAM, FPIS, FPI,

MMI, FUI, Laskar Jihad. Selain itu semakin terbukanya peranan umat Islam untuk

mengaktualisasikan potensi umat baik dalam bidang ekonomi, seni, budaya, pers

dan pendidikan.

C. Lahirnya Front Umat Islam Klaten

Gerakan-gerakan Islam yang muncul setelah tumbangnya Orde Baru

adalah pengaruh dari adanya gerakan reformasi, dimana gerakan ini bertujuan

memberikan kebebasan kepada semua orang untuk menyuarakan pendapatnya.

(44)

xxxiii

positif maupun negatif dalam segi kehidupan. Dampak positifnya adalah

kebebasan para aktivis lokal untuk menunjukkan eksistensinya dalam kancah

politik dan munculnya organisasi-organisasi seperti Laskar Jihad, Majelis

Mujahidin, Front Pembela Islam dan berbagai kelaskaran yang tumbuh di

berbagai kota, organisasi-organisasi ini sering disebut ”Gerakan Islam Baru” (New Islamic Movement) ini dapat dilacak asal muasal pemikirannya dari berbagai organisasi gerakan Islam di Timur Tengah.29 Hal ini tidak terlepas dari arus umum yang berkembang hampir di seluruh dunia muslim. Samuel P. Huntington

mencatat, bahwa kebangkitan Islam memiliki pengaruh terhadap setiap umat

Islam di berbagai negara dan terhadap aspek-aspek kehidupan sosial-politik umat

Islam di sebagian besar negara muslim.30

Dampak negatifnya adalah meningkatnya angka kemiskinan, Badan

Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan penduduk miskin di Indonesia

dari 34,5 juta pada tahun 1996 menjadi 37,5 juta orang pada tahun 1999. hal itu

disebabkan karena menjelang reformasi terjadi krisis moneter yang berdampak

pada pemerintahan, terjadilah krisis-krisis yang lain yang membuat harga bahan

pokok melambung, banyak pemutusan kerja, terdapat 1,214 miliar orang miskin

pada tahun 1997 saja (20% dari penduduk dunia), 1,6 miliar jiwa (25%) penduduk

dunia lainnya hidup hanya dengan 1-2 dolar AS perhari. Kesenjangan pendapatan

antara 1/5 penduduk dunia di negara kaya dengan 1/5 penduduk di

29

M. Imadudin Rahmat, Arus Baru Islam Radikal, ( Jakarta : Erlangga, 2005 ), halaman 57.

30

(45)

negara termiskin pada tahun 1998 adalah 78:1. Aset 3 orang terkaya di dunia lebih

besar dari pada gabungan GNP 48 negara terbelakang. Seperlima orang terkaya di

dunia mengkonsumsi 86% semua barang dan jasa, sementara 1/5 orang termiskin

di dunia hanya mengkonsumsi kurang dari 1% saja.31

Akhir tahun 1998, kira-kira 1 miliar pekerja (1/3 dari tenaga kerja dunia)

menjadi pengangguran atau setengah pengangguran.32 Di Indonesia, menurut

Center for Labor and Development Studies (CLDS), diperkirakan total pengangguran 42 juta pada 2002, dan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi

sekitar 3%, jumlah yang menganggur 43,6 juta pada 2003, dan 45,2 juta pada

2004.33 Hal itu mengakibatkan maraknya tindak kriminal yang terjadi, ketidaktegasan aparat hukum juga merupakan salah satu faktor penyebab

maraknya kriminalitas. Angka kriminalitas meningkat pesat hampir di seluruh

wilayah negeri. Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya, misalnya, mencatat

hampir 24 ribu kasus kejahatan sepanjang tahun 2000. Kemudian, pada tahun

2001, jumlah kejahatan melesat sampai 40 ribu kasus, yang berarti ada lonjakan

sampai 70 persen.34 Kriminalitas merupakan tindakan yang melanggar norma-norma agama dan hukum negara, sehingga umat beragama khususnya umat Islam

resah akan hal itu. Atas dasar itulah mereka membuat kelompok yang dapat

31The United Nations Human Development Report, 1999

.

32World Employment Report 1998-1999, International Labor Organization.

33Republika

. 13 Mei 2002.

34

(46)

xxxv

menyatukan mereka dan membela harga diri mereka dalam hal ini ingin

menegakkan amar ma’ruf nahimunkar.

Tabel : 1

2007, hal itu membuktikan bahwa peningkatan tindak kriminal dipengaruhi oleh

(47)

berpengaruh terhadap pemerintahan Indonesia, hal itu berdampak pula terhadap

kehidupan rakyat Indonesia.

Tabel di atas tidak bisa menggambarkan realitas kejahatan sebenarnya

dalam masyarakat. tidak lain karena pelbagai kelemahan statistik kriminal itu

sendiri. Beberapa di antaranya pertama, angka absolut yang diperoleh dan

dila-porkan Kepolisian setiap akhir tahun sebagian besar diperoleh berdasarkan

laporan masyarakat. Kelemahan model pencatatan seperti ini berkaitan dengan

"dark number" yang bisa timbul karena di dalam masyarakat sendiri terjadi semacam "diskresi" dimana jenis kejahatan tertentu tidak dilaporkan.35Biro Pusat Statistik (BPS) beberapa tahun lalu pernah melakukan survei mengenai soal ini,

dan hasilnya mengejutkan sebab ternyata 50,28 persen kejahatan di Indonesia ini

tidak dilaporkan oleh korbannya. Alasan tidak melapor bervariasi, 20,08 persen

menyatakan tidak ada gunanya, 25,58 persen mengatakan tidak pantas perkara

itu dilaporkan, 14,72 persen mengaku dapat menyelesaikan sendiri

persoalannya, 11,5 persen menganggap, melapor itu sebagai hal yang

membuang-buang waktu saja, 8,06 persen merasa takut merepotkan, dan 3,46

persen tidak tahu bahwa perkara itu harus dilaporkan.

Daerah Klaten merupakan salah-satu daerah yang merasakan dampak

reformasi tersebut, yang terlihat jelas adalah dampak negatifnya. Tingkat

35Catatan Pinggir

(48)

xxxvii

kriminalitas yang terjadi di Klaten meningkat waktu itu,36 misalnya di daerah Jatinom barat terjadi kasus curanmor terang-terangan korbannya kebanyakan

adalah warga muslim, dan juga gerakan eyang merapi yang mendistorsi aqidah

Islam dengan memberi ketakutan pada masyarakat.37 Kepedulian para generasi muda muslim akan maraknya premanisme di Klaten, memberikan semangat untuk

membela sudara-saudaranya yang teraniaya, sehingga mereka membentuk suatu

kelompok yang dinamakan Front Umat Islam.

Front Umat Islam ( FUI ) didirikan di Klaten pada tanggal 15 November

Tahun 2002. Oleh sekelompok generasi muda Islam yang memiliki komitmen

untuk menegak amar ma’ruf nahi munkar. Merupakan sebuah organisasi yang berbentuk Civil Society Organisation yang tidak berbadan hukum. Karena FUI adalah organisasi pergerakan dan termasuk organisasi nirlaba. Dalam menjalankan

roda organisasi FUI sama sekali tidak menerima dana dari pemerintah, lembaga

nasional atau Internasional. Secara organisatoris , kepengurusan FUI dipimpin

oleh seorang Ketua Umum dibantu dengan 4 wakil ketua sekaligus sebagai

presidium, di bawahnya ada beberapa bidang yang mengorganisir kegiataannya

seperti bidang dakwah, bidang pembinaan dan kader, bidang ekonomi dan

pemberdayaan masyarakat, bidang investigasi dan litbang. Selain itu, di tingkat

kecamatan dan desa dipimpin seorang koordinator. 38

36

Penulis sudah berusaha untuk mencari data kriminalitas tahun 2005 ke bawah di POLRES Klaten, akan tetapi penulis mendapatkan kendala dari kepolisian, pihak Kepolisian kesulitan untuk mencari data tersebut.

37

Wawancara dengan Mustain, selaku wakil ketua II FUI, pada Rabu, 9 Desember 2009.

38Proposal FUI, Manajemen program Rehabilitasi Pasca gempa di Klaten Jawa Tengah.

(49)

BAB III

ORGANISASI FRONT UMAT ISLAM KLATEN

A. Organisasi Front Umat Islam

Front Umat Islam ( FUI ) didirikan oleh sekelompok generasi muda Islam

Klaten yang memiliki komitmen untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, FUI dideklarasikan di Klaten pada tanggal 15 November 2002. Berbeda dengan

organisasi pada umumnya, FUI adalah organisasi pergerakan dan termasuk

organisasi nirlaba berbentuk Civil Society Organisation yang tidak berbadan hukum dan tidak mempunyai AD/ART yang baku. Front Umat Islam dalam

penelitian ini hanya terdapat di Klaten saja dikarenakan memang pendirian FUI

dilatarbelakangi maraknya premanisme yang terjadi di Klaten waktu itu dan

semangat untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. FUI adalah sebuah komunitas bersama untuk memberantas kemaksiatan dan menyatukan Ukhuwah Islamiyah jadi visi dan misi Front Umat Islam adalah Ukhuwah Islamiyah dan

amar ma’ruf nahimunkar. Tapi ada penekanan pada nahi munkar.39

Dalam menjalankan roda kegiatannya organisasi FUI sama sekali tidak

menerima dana dari pemerintah, lembaga nasional atau internasional. FUI juga

merupakan kumpulan para pemuda Islam yang ada di ormas dan orpol yang sudah

berbadan hukum, seperti Muhammadiyah, NU dan lain-lain, yang rata-rata sudah

berbadan hukum. Jika FUI berbadan hukum maka akan dianggap menandingi

39

(50)

xxxix

ormas lainnya, karena komitmen dari FUI adalah hanya sebagai sarana penyaluran

dan penyatu para pemuda Islam yang ingin bersama-sama menegakkan amar ma’ruf nahimunkar maka tidak perlu berbadan hukum.40

Sistem keanggotaan FUI adalah tergantung pada komitmen, jika

organisasi-organisasi lain menggunakan pendaftaran keanggotaan (kartu anggota)

lain halnya dengan FUI, FUI hanya menggunakan komitmen pada diri

masing-masing, jika seseorang mempunyai komitmen yang sama dengan visi dan misi

FUI maka mereka dapat bergabung dengan kelompok itu, sehingga tidak ada

indisipliner atau pemecatan. Akan tetapi ketika komitmen sudah berlawanan

dengan FUI secara otomatis keluar dari FUI.

Front Umat Islam mempunyai sistem keorganisasian yang kolegial dan

kolektif yang terdiri dari satu ketua dan empat wakil ketua sekaligus sebagai

presidium, ada sekretaris, bendahara dan terdapat kordinator di masing-masing

kecamatan di Klaten. Di bawahnya ada beberapa bidang yang mengorganisir

kegiataannya seperti bidang Dakwah, bidang Pembinaan dan Kader, bidang

Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat, bidang Investigasi dan Litbang. Selain

itu, di tingkat kecamatan dan desa dipimpin oleh seorang kordinator.41 Kordinator daerah tersebut membentuk kepengurusan sendiri yang kolektif di daerah

masing-masing. Sistem kerjanya, ketua sebagai pimpinan tertinggi dan penentu keputusan

dengan dibantu empat wakilnya, ketua memberikan perintah kepada sekretaris,

40

Wawancara dengan H.Basuno, selaku ketua FUI, pada Kamis, 17 Desember 2009.

41Proposal FUI, Manajemen program Rehabilitasi Pasca gempa di Klaten Jawa Tengah.

(51)

bendahara dan kordinator daerah, untuk melaksanakan keputusan rapat. Berikut

Tabel Pengurus FUI :

Tabel : 2

Susunan pengurus FUI untuk periode 17 oktober 2002 – tidak terbatas.

SUSUNAN PENGURUS FRONT UMAT ISLAM KLATEN

(52)

xli Wakil Ketua : 1. Taufik Hadi Sarwoko

2. Mustain

3. Mahfudin

4. Nardi

Sekretaris : 1. Bahrudin

2. Anwar Fatwari

Bendahara : 1. Ahmadi

2. Miftah

Kordinator Daerah :

Kordinator Jatinom : Hanik Salam

Kordinator Karanganom : Anwar Fatwari

Kordinator Tulung : Bahrudin

Kordinator Polanharjo : Mahfudin

Kordinator Bayat : Suwadi

Kordinator Wedi : Sarwanto

Kordinator Prambanan : Sarwanto

Kordinator Gantiwarno : Nardi

Kordinator Klaten Utara : Sarwoko

Kordinator Trucuk : Puguh

Kordinator Cawas : Annas

Kordinator Ngawen : Agus Fathoni

(53)

a. Ketua

Adapun wewenang dari ketua

1. Mengambil keputusan dalam majelis/rapat dan dibantu empat wakil ketua.

2. Memimpin rapat majelis rutin dan berkala.

3. Meminta laporan-laporan kegiatan dari staf di bawahnya.

b. Wakil ketua

1. Menggantikan ketua ketika ketua berhalangan.

2. Membantu ketua dalam memutuskan segala sesuatu.

c. Sekretaris

Bertanggung jawab terhadap kerapihan manajemen adminitrasi berkaitan

dengan surat masuk dan keluar, pemeliharaan arsip dan pengamanan

dokumen-dokumen.

Wewenangnya :

1. Menyusun mekanisme adminitrasi seluruh kegiatan.

2. Menyimpan, memegang dan menggandakannya sesuai kebutuhan

berkenaan dengan bentuk stempel, warna stempel, kop surat sesuai dengan

keputusan.

3. Menjadi sekretaris dalam rapat.

Gambar

Tabel : 1 Data kriminal Indonesia 2005-Mei/2007
Tabel : 2 Susunan pengurus FUI untuk periode 17 oktober 2002 – tidak terbatas.

Referensi

Dokumen terkait

Dari keempat model rumah Kutai yang dikembangkan untuk desain rumah knock- down sebagai solusi perumahan untuk dae- rah rawa dalam penelitian ini adalah model rumah Gudang. Modul

efisiensipengendara pada saat keluar- masuk ruang parkir, menciptakan suasana yangaman dan nyaman, dan menata pintu masuk dan keluar fasilitas parkir denganjalur

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu jumlah penduduk Kota Sorong sampai dengan tahun 2026, besar kebutuhan air

Pokok bahasan mata kuliah ini akan berada lintas bagian manajemen dimana fungsi manajemen dianggap sebagai unsur yang saling terintegrasi di dalam strategi perusahaan untuk

KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan larutan Aluminium Sulfat konsentrasi 30 ppm pada proses

Dari hasil penelitian pengaruh penyuluhan kesiapsiagaan bencana banjir terhadap pengetahuan keluarga di Kelurahan Pakowa Lingkungan I, dapat ditarik kesimpulan:

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari kedua

Eratnya hubungan bilateral kedua negara tersebut juga terlihat dalam berbagai persetujuan yang ditandatangani maupun pertukaran nota oleh kedua pemerintah, yang