P
I
R
A
K
E
L
S
Vol. 8
No. 1
Juni 2016
arana Penyebaran Informasi Hasil Kegiatan Litbang
ISSN: 2086 - 1346
SPIRAKEL
Sarana Penyebaran Informasi Hasil Kegiatan Litbang P2B2 Baturaja
Volume 8 No 1 Juni 2016
DEWAN REDAKSI
Pelindung
Kepala Badan Litbangkes Kemenkes Republik Indonesia
Penasehat
Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat (drg. Agus Suprapto, M.Kes)
Penanggung Jawab
Kepala Loka Litbang P2B2 Baturaja (Yulian Taviv, SKM.,M.Si)
Mitra Bestari
Prof. dr. H. Chairil Anwar, DAP&E., DAPK., PhD Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si
Prof. Dr. Kgs. M. Sobri, M.Si Dr. Salni, M.Si Dr. Ir. Inswiasri, M.Kes
Dr. Dwi Hapsari Tjandrarini, SKM., M.Kes Dr. Joko Irianto, SKM., M.Kes
Tim Editor
Santoso, SKM., M.Sc Lasbudi P. Ambarita, S.Si., M.Sc
Anif Budiyanto, SKM., M.Epid Yahya, SKM., M.Si Hotnida Sitorus, SKM., M.Sc
Aprioza Yenni, S.Sos., M.A Reni Oktarina, SKM., M.Epid Yanelza Supranelfy, S.Si., M.Sc
Pemimpin Redaksi
Milana Salim, S.Si., M.Sc
Redaktur Pelaksana
Indah Margarethy, S.Sos., M.Si Rika Mayasari, S.Si drh. Nungki Hapsari Suryaningtyas
Ritawati, S.Si
Penerbit
Loka Litbang P2B2 Baturaja
Alamat Redaksi
Loka Litbang P2B2 Baturaja
Jln. A.Yani KM-7 Kemelak Baturaja Timur 32111 Telp/Fax : 0735-322774
e-mail: buletin.spirakel@gmail.com
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/SPIRAKEL
SALAM REDAKSI
Salam Sehat,
Berkat rahmat Allah SWT, SPIRAKEL Volume 8 Nomor 1 Juni 2016 dapat diterbitkan. Pada
edisi ini terdapat lima artikel yang berhubungan dengan penyakit bersumber nyamuk seperti
penyakit Malaria, Demam Berdarah Dengue dan Filariasis.
Terjadinya Malaria tidak lepas dari berbagai aspek, salah satunya aspek sosial. Pada edisi kali
ini, dua artikel membahas mengenai peran lingkungan sosial dalam pencegahan malaria di
Ogan Komering Ulu Selatan. Hasil penelitian Indah Margarethy dkk, menunjukkan bahwa
keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling berperan dalam upaya pencegahan malaria
(36,9%). Maya Arisanti dkk menunjukkan bahwa program pengendalian malaria yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah setempat sudah berjalan namun terdapat kesenjangan
kebutuhan masyarakat dengan ketersediaan layanan petugas puskesmas dan dinas kesehatan
dimana belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan program pengendalian malaria oleh
penyelenggara kesehatan.
Topik mengenai filariasis yang ditulis oleh Diana Andriyani Pratamawati dkk, menunjukkan
meskipun tingkat pengetahuan mengenai filariasis sama-sama cukup namun dalam bersikap
dan berperilaku terhadap penularan filariasis tidak sama. Responden dengan riwayat filariasis
bersikap mendukung, namun perilakunya kurang. Sementara itu, responden tanpa riwayat
filariasis bersikap tidak mendukung, namun perilakunya baik mengenai penularan filariasis.
Selanjutnya tulisan Yanelza Supranelfy mengenai sebaran berbagai jenis nyamuk vektor
penyakit di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Pada penelitian ini ditemukan empat
spesies penting yang biasanya merupakan vektor penyakit yaitu
Aedes
sp,
Culex
sp,
Anopheles
sp dan
Mansonia
sp terdiri dari 24 spesies. Sehingga perlu kewaspadaan terhadap
tejadinya penyakit tular nyamuk di Kabupaten Muaro Jambi.
Peningkatan kasus DBD di Kabupaten Banjarnegara menjelaskan potensi
Ae. aegypti
di desa
Wanadri, Kabupaten Banjarnegara untuk menularkan virus dengue transovari di alam. Pada
pemeriksaan PCR menunjukkan adanya pita DNA pada posisi yang sesuai dengan posisi
DEN-3 sehingga aspek entomologi di Desa Wanadri sangat mendukung transmisi setempat virus
dengue yang dibahas oleh Dyah Widiastuti dkk.
Semoga artikel-artikel yang disajikan dalam SPIRAKEL dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi pembaca. Sebagai penutup, Tim Redaksi mengucapkan terima kasih kepada
seluruh tim penulis, mitra bestari dan semua pihak yang telah membantu terbitnya SPIRAKEL
Edisi Juni Tahun 2016.
Selamat membaca!
Hormat kami,
DAFTAR ISI
Dewan Redaksi
Salam Redaksi
Lembar Abstrak
1. Peran Lingkungan Sosial Dalam Pencegahan Malaria Di Kecamatan Kisam
Tinggi, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan...
(
Indah Margarethy dan Aprioza Yenni)
1 - 10
2. Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Perilaku (PSP) Masyarakat Berdasarkan
Riwayat Filariasis Di Desa Sokaraja Kulon, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten
Banyumas Tahun 2013 ...
(
Diana Andriyani Pratamawati dan Siti Alfiah)
11 - 20
3. Sebaran Nyamuk Vektor Di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi
Jambi...
(Yanelza Supranelfy dan Santoso
)
21 - 29
4. Indeks Entomologi Dan Transmisi Transovari Yang Mendukung Peningkatan
Kasus Demam Berdarah Di Kabupaten Banjarnegara...
(Dyah Widiastuti, Agung Puja Kesuma dan Nova Pramestuti)
31
–
37
5. Pengendalian Malaria Di Desa Tebat Gabus Oleh Penyelengara Kesehatan
Melalui Peningkatan Pengetahuan Sikap Perilaku Masyarakat...
(Maya Arisanti, Hotnida Sitorus dan Tri Wurisastuti)
38
–
46
Indeks Subjek
SPIRAKEL
–
Sarana Penyebaran Informasi Hasil Kegiatan Litbang P2B2 Baturaja
Volume 8 Nomor 1 Juni 2016
LEMBAR ABSTRAK
Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa ijin dan biaya
Peran Lingkungan Sosial dalam Pencegahan Malaria di Kecamatan Kisam Tinggi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Social Role in The Prevention of Malaria
In Kisam Tinggi Subdistrict Ogan Komering Ulu Selatan Regency
Indah Margarethy, Aprioza Yenni
Abstract. Malaria is still a public health problem in Ogan Komering Ulu Selatan. This is evident from the Annual Parasite Incidence (API) in the District OKUS of 0.16 per 1000 population in 2013. The physical and socio-cultural environment in the District Kisam Tinggi role in the distribution of malaria in the region, as well as people's behavior cannot be separated from social conditions, one of which social groups can influence a person's health behaviors in the prevention of malaria. This study aims to identify social environment factor that plays a dominant role in the prevention of malaria in Kisam Tinggi Sub District. This type of research is non-intervention research with descriptive design.The sample was head of the family or household members elected as many as 179 respondents. Data collection was carried out by interviews using structured questionnaire. The results of this study, the family is the most social environment plays a role in the prevention of malaria (36.9%), the family in question is the nuclear family and extended family. Neighbours also acts provide examples or information about malaria prevention to the respondents (5.6%), because of their attachment to ethnicity of respondents, is ethnic Kisam. Cleaning up the environment around the house, using mosquito nets or mosquito repellent, wearing protective clothingand taking malaria medicine are preventive methods that influenced by the social environment surrounding and form respondents to behave according to what exemplified from the social environment.
Keywords: Social environment, family, neighbours, malaria prevention
Abstrak. Malaria masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS).
Hal ini terlihat dari Annual Parasite Incidence (API) di
Kabupaten OKUS sebesar 0,16 per 1000 penduduk
pada tahun 2013. Lingkungan fisik maupun
sosiokultural yang ada di Kecamatan Kisam Tinggi berperan dalam distribusi malaria di wilayah ini, begitu juga perilaku masyarakatnya tidak bisa dipisahkan dari kondisi sosial, salah satunya kelompok sosial yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang dalam pencegahan malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan sosial yang dominan berperan dalam upaya pencegahan malaria di Kecamatan Kisam Tinggi Kabupaten OKUS. Jenis penelitian ini adalah penelitian non
intervensi dengan desain deskriptif. Sampel penelitian ini adalah kepala keluarga atau anggota rumah
tangga terpilih sebanyak 179
responden.Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling berperan dalam upaya
pencegahan malaria (36,9%), keluarga yang
dimaksud adalah keluarga inti dan keluarga besar. Tetangga juga berperan memberikan contoh ataupun informasi mengenai pencegahan malaria kepada responden (5,6%), karena adanya keterikatan kesamaan suku/etnis responden, yaitu suku Kisam.
Membersihkan lingkungan di sekitar rumah,
menggunakan kelambu atau obat nyamuk, memakai baju panjang dan mengkonsumsi obat malaria merupakan cara pencegahan yang dipengaruhi oleh peran lingkungan sosial disekitar responden dan membentuk responden untuk berperilaku sesuai dengan apa yang dicontohkan dari lingkungan sosialnya.
Kata Kunci: Lingkungan sosial, keluarga, tetangga, pencegahan malaria
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku (PSP) Masyarakat Berdasarkan Riwayat Filariasis di Desa Sokaraja Kulon, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas Tahun 2013
Level of Knowledge, Attitudes and Practices in Community Based on Filariasis History in Sokaraja Kulon Village, Sokaraja Subdistrict, Banyumas Regency 2013
Diana Andriyani Pratamawati, Siti Alfiah
of chronic filarisis. Respondents with a history of filariasis was supportive, but his practices was less. Meanwhile, respondents without history of filariasis being not supportive, but his practices was good regarding the transmission of filariasis.
Keywords : Filariasis, practices, Banyumas
Abstrak. Sampai dengan awal tahun 2013 tercatat sebanyak 40 orang menderita filariasis kronis yang tersebar di 16 puskesmas di wilayah Kabupaten Banyumas, JawaTengah.Hingga pertengahan tahun 2013, ketersediaan informasi mengenai aspek sosial yang berperan dalam penularan filariasis dalam hubungannya dengan parasit, vektor dan manusia di
wilayah Kabupaten Banyumas masih sangat
terbatas.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang penularan filariasis yang berada di daerah dengan riwayat filariasis. Lokasi penelitian berada di wilayah kerja Puskesmas Sokaraja I yaitu di
Desa Sokaraja Kulon Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumaspada bulan April 2013. Jenis
penelitian ini adalah cross-sectional dengan jumlah
responden diwawancarai sebanyak 67 orang dan sampel yang diambil untuk survei darah jari (SDJ) sebanyak 500 orang.Hasil sampel SDJ di Desa Sokaraja Kulon terhadap 500 orang menunjukkan hasil yang negative, sedangkan dari hasil wawancara terhadap 67 responden diketahui bahwa ada satu orang responden yang pernah mengalami filarisis kronis. Gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku, antara responden dan yang tidak pernah mengalami filariasis, yaitu meskipun tingkat pengetahuan sama-sama cukup namun dalam bersikap dan berperilaku terhadap penularan filariasis tidak sama. Responden dengan riwayat filariasis bersikap mendukung, namun perilakunya kurang. Sementara itu, responden tanpa riwayat filariasis bersikap tidak mendukung, namun perilakunya baik mengenai penularan filariasis.
Kata Kunci : Filariasis, perilaku, Banyumas
Sebaran Nyamuk Vektor di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi
Distribution of Mosquitoes Vector in Muaro Jambi Regency, Jambi Province
Yanelza Supranelfy, Santoso
Abstract.Mosquito-borne disease still a public health problem, both in urban and rural areas, such as: dengue hemorrhagic fever (DHF), malaria, lymphatic filariasis (elephantiasis), chikungunya and japanese encephalitis. Muaro Jambi is one of regencies in Jambi Province were found to vector borne diseases. The aim of this study is to get more information about the mosquito diversity in Muaro Jambi Regency for comprehensive data. The activities carried out are catching mosquitoes at night using human landing and resting collection methods. There were a total of 1.722 mosquitoes of four genera were collected
(Aedes, Anopheles, Culex and Mansonia) that
consists of 24 species. The results of this study give
additional information on the diversity of mosquitoes found in Muaro Jambi Regency.
Keywords: Mosquito, vector, Muaro Jambi Regency
Abstrak. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk
masih merupakan masalah kesehatan bagi
masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan, seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria,
filariasis (kaki gajah), chikungunya dan japanese
encephalitis. Muaro Jambi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jambi yang ditemukan beberapa penyakit tular vektor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah informasi mengenai fauna
nyamuk di Kabupaten Muaro Jambi untuk
mendapatkan data yang komprehensif. Kegiatan yang dilakukan yaitu penangkapan nyamuk pada malam
hari dengan metode human landing collection dan
nyamuk istirahat (resting collection). Sebanyak 1.722
ekor nyamuk berhasil diangkap yang terdiri dari
empat genera (Aedes, Anopheles, Culex dan
Mansonia) meliputi 24 spesies. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai keragaman nyamuk yang ditemukan di Kabupaten Muaro Jambi.
Kata Kunci: Nyamuk, vektor, Kabupaten Muaro Jambi .
Indeks Entomologi dan Transmisi Transovari yang Mendukung Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Banjarnegara
Entomological Index and Transovarial Transmission Contribute to Dengue Haemorrhagic Fever Outbreaks in Banjarnegara Regency
Dyah Widiastuti, Agung Puja Kesuma, Nova Pramestuti
Abstract. Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a well-known, important arboviral disease transmitted by
Aedes aegypti. The capacity of Ae.aegypti to transmit
dengue virus transovarially is still controversial. The current study was conducted to elucidate the potential
of Ae. aegypti mosquitoes in Wanadri village,
Banjarnegara Regency, to transmit dengue virus transovarially in the wild, by determining the presence of dengue virus within adult stages from developed larvae. This was a descriptive observational study.
Ae. aegypti larvae were collected from Wanadri
village. The collected larvae were reared to 7 days old mosquito in laboratory. Viral examination used RT-PCR technique with 4 primer serotypes specific against dengue viruses (DEN-1, DEN-2, DEN-3, and DEN-4). The results showed that House index and Container index in Wanadri village were found to be 21.7% dan 15.9%. RT-PCR assay showed the formation of bands conforming to base pair of DEN-3. The remaining groups did not show any dengue viral base-pair bands. It was concluded that entomological aspect in Wanadri village were strongly support the indigenous transmission of Dengue virus.
Abstrak. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit arboviral yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Kapasitas Ae. aegypti untuk
menularkan virus dengue transovari masih perlu dikaji lebih jauh. Studi ini dilakukan untuk menjelaskan
potensi Ae. aegypti di desa Wanadri, Kabupaten
Banjarnegara untuk menularkan virus dengue transovari di alam, dengan menentukan keberadaan
virus dengue pada nyamuk dewasa yang
dikumpulkan sejak stadium larva. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif observasional.
Sampel penelitian berupa larva yang diambil dari Desa Wanadri, Banjarnegara. Larva dipelihara menjadi nyamuk dewasa hingga mencapai umur 7
hari. Pemeriksaan virus menggunakan teknik Reverse
Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dengan 4 serotipe primer terhadap virus Dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai House Index dan Container
Index di Desa Wanadri adalah sebesar 21,7% dan 15,9%. Pemeriksaan PCR menunjukkan adanya pita DNA pada posisi yang sesuai dengan posisi DEN-3. Serotipe yang lain tidak ditemukan. Disimpulkan bahwa aspek entomologi di Desa Wanadri sangat mendukung transmisi setempat virus dengue.
Kata Kunci: Demam berdarah dengue (DBD),
transmisi transovari, Aedes aegypti, Banjarnegara
Pengendalian Malaria di Desa Tebat Gabus oleh Penyelenggara Kesehatan Melalui Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat
Malaria Control in Tebat Gabus Village by Health Providers Through Increased Knowledge, Attitude and Behavior Community
Maya Arisanti, Hotnida Sitorus, Tri Wurisastuti
Abstract. Malaria is an infectious disease and remains a health problem in Indonesia, especially in Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) Regency. This disease can be cause of death, anemia and lower labour productivity of patients. Previous research in OKUS Regency showed the annual malaria incidence (AMI) is still high with the low knowledge of community. This study aims to determine the magnitude of the problem of malaria and malaria prevention efforts in Tebat Gabus Village and programs that have not been implemented by the provider to increase knowledge, attitudes and behavior of the community in Kisam Tinggi Subdistrict OKUS Regency. Data collected were secondary data of quantitative and qualitative case study, and data collected by in-depth interviews and Focus Group Discussion (FGD. Research area was located in Tebat Gabus Village of Kisam Tinggi Subdistrict OKUS Regency. Annual malaria incidence of Tebat Gabus Village showed fluctuated number year by year. The highest number of AMI was in 2011 (231,89%o), and the lowest in 2009 (188,97%o).
Malaria control programs that have been implemented by local goverment already implemented but there is a gap in the availability of the service needs of the community about malaria control programs by health providers. The number of malaria cases in Tebat Gabus is still high and there is a gap between the needs of the community with the needs of health providers.
Keywords: Malaria, control, community, health providers, Tebat Gabus
Abstrak. Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia terutama di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS). Penyakit ini dapat menyebabkan kematian,
anemia dan menurunkan produktivitas kerja
penderita. Penelitian sebelumnya di Kabupaten
OKUS memperlihatkan angka AMI (Annual Malaria
Incidence) yang masih tinggi dengan pengetahuan masyarakat yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya masalah malaria dan upaya pencegahan malaria di Desa Tebat Gabus dan
program yang belum dilaksanakan oleh
penyelenggara kesehatan melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Metode penelitian adalah analisa data sekunder kuantitatif dan studi kasus kualitatif dengan teknik pengumpulan
data pengamatan, wawancara mendalam dan Focus
Group Discussion (FGD). Lokasi penelitian di Desa Tebat Gabus Kecamatan Kisam Tinggi Kabupaten OKUS. Hasil penelitian menunjukkan angka AMI di Desa Tebat Gabus dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Angka AMI paling tinggi terjadi pada
tahun 2011 yaitu 231,890/00 dan paling rendah pada
tahun 2009 yaitu 188,970/00. Upaya pencegahan telah
dilakukan oleh penyelenggara kesehatan melalui program pengendalian malaria yang sudah berjalan namun terdapat kesenjangan kebutuhan masyarakat dengan ketersediaan layanan petugas puskesmas dan dinas kesehatan dimana belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan program pengendalian malaria oleh penyelenggara kesehatan. Kejadian malaria di Desa Tebat Gabus masih tinggi dan terdapat kesenjangan antara kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan penyelenggara kesehatan.