BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan masyarakatnya yang memiliki
banyak suku, bahasa, agama, etnis, dan ras. Keberagaman latar belakang itu
merangsang tumbuhnya kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Selain itu
timbulnya kepentingan masyarakat yang sama serta jiwa gotong royang yang kuat
juga menyebabkan masyarakat membentuk kelompok atau badan yang bertujuan
untuk mencapai tujuan tersebut secara gotong royong. Di antara keberagaman
latar belakang ini tumbuhlah organisasi-organisasi untuk menyatukan orang-orang
yang mempunyai paham atau pandangan hidup yang sama. Selanjutnya, secara
resmi menjelma menjadi sebuah organisasi yang mempunyai visi dan misi
tertentu. Basis organisasi ini ada yang di kampus, di kampung, di kecamatan, di
gereja, di tempat kerja, dan di tempat-tempat lainnya. Ragam asas yang ada dalam
organisasi pun ada yang berdasarkan agama, keyakinan, suku, ras, lingkup kerja,
sudut pandang, gender, ketokohan, dan lain-lain.
Organisasi merupakan pilihan dari kebanyakan orang yang ingin belajar
untuk lebih mengetahui beberapa hal, belajar untuk mengemukakan pendapat, dan
memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai sasaran dari setiap acara yang akan
dilakukan. Organisasi yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa,
lebih sempitnya lagi pedesaan ataupun perkampungan adalah organisasi
kepemudaan. Pemuda merupakan elemen yang sangat penting dalam
muda adalah kelompok manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung. Pemuda juga dapat diartikan sebagai
generasi yang memiliki tanggung jawab yang besar. Dan pada dirinya dibebani
berbagai macam-macam harapan, terutama dari generasi sebelumnya. Posisi
generasi muda dalam masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita perjuangan
bangsa, masa depan suatu bangsa ini terletak pada generasi muda sebab generasi
muda yang nantinya menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin
bangsa.
Salah satu wadah untuk mengembangkan dan membentuk pemuda yang
berkarakter adalah melalui organisasi kepemudaan. Pemuda yang diharapkan oleh
masyarakat adalah pemuda yang inovatif dan kreatif, melalui organisasi kepemudaan,
pemuda dapat membentuk dirinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Organisasi kepemudaan adalah organisasi atau golongan manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Organisasi kepemudaan sangat berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat, organisasi ini berfungsi untuk mengatur aspirasi pemuda dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Kedudukan organisasi pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yang dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap
Tuhan Yang maha Esa
April
Organisasi kepemudaan di Sumatera Utara cukup diterima masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya organisasi kepemudaan yang berkembang dan
memiliki cabang di berbagai daerah di Sumatera Utara. Salah satu contoh bukti
dari berkembangnya organisasi kepemudaan dapat dilihat dari perkembangan
organisasi Pemuda Pancasila yang akhir-akhir ini berkembang pesat dan membuat
organisasi Pemuda Pancasila dikenal di tengah-tengah masyarakat sebagai salah
satu Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di bawah naungan KNPI
(Komite Nasional Pemuda Indonesia) sebagai induk organisasi kepemudaan di
Indonesia, begitu juga di Sumatera Utara. Organisasi Pemuda Pancasila di
Sumatera Utara banyak membantu masyarakat dalam memecahkan berbagai
masalah yang timbul dan organisasi ini juga dianggap sebagai motor penggerak di
setiap kegiatan di masyarakat, baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun bidang
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
Bukit Lawang merupakan salah satu daerah wisata yang terletak di
Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Panorama alam yang
indah, sungai yang jernih, kawasan hutan yang membukit, keanekaraganam pohon
serta keberadaan Orangutan Sumatra menjadi daya tarik utama bagi para
wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk datang berkunjung ke Bukit
Lawang. Bukit Lawang merupakan kawasan konservatif dari hutan dan hewan
langka di dalam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Mayoritas masyarakat
Desa Bukit Lawang adalah bersuku Jawa, suku lain adalah suku Melayu, Batak
Toba, Batak Karo, Padang, Aceh, dan lain-lain. Pariwisata merupakan mata
pencaharian utama bagi penduduk Desa Bukit Lawang, baik sebagai pemilik
pencaharian sebagai pedagang juga banyak dilakukan oleh masyarakat, yaitu
sebagai pedagang makanan, pedagang kelontong, dan pedagang di pasar. Selain
itu mata pencaharian di bidang pertanian, baik itu petani dan juga buruh tani.
Serta mata pencaharian lain seperti, guru sekolah, pengrajin, buruh bangunan dan
penjahit.
Sebagian besar pemuda di Bukit Lawang aktivitasnya adalah sebagai
pemandu wisata dan juga sebagai asisten pemandu wisata yang membantu
pemandu wisata dalam melayani wisatawan, seperti mengangkat barang-barang
wisatawan. Beberapa pemuda Bukit Lawang biasanya menghabiskan waktu
luangnya dengan berkumpul bersama dan melakukan kegiatan olahraga bersama
seperti bermain tenis meja. Hal ini terjadi hampir setiap sore sampai malam hari.
Selain itu, setiap Sabtu biasanya para pemuda menghadiri acara live music di
salah satu cafe di Bukit Lawang, yaitu Cafe Indra Valley. Disini mereka
mempertunjukkan bakat musik mereka, mereka juga membentuk sebuah band.
Masyarakat Desa Bukit Lawang juga mengikuti organisasi, antara lain organisasi
PKK, KUD, HPI. Namun yang paling menonjol adalah organisasi HPI. HPI
(Himpunan Pramuwisata Indonesia) adalah kumpulan pemandu wisata yang ada
di Desa Bukit Lawang. HPI merupakan organisasi yang didominasi oleh
pemuda-pemudi setempat yang berupaya menciptakan kelestarian lingkungan melalui
bidang pariwisata..
Organisasi kepemudaan pada dasarnya merupakan salah satu wadah untuk
meningkatkan kualitas diri, kelompok, dan juga masyarakat, serta mengamalkan
kemampuannya untuk kesejahteraan kelompok dan masyarakat sekaligus
Dalam penerapannya nilai-nilai organisasi sering tidak sesuai dengan nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat tertentu. Organisasi juga terkadang mengalami
banyak pergeseran nilai dan orientasi karena makin berkurangnya pemahaman dan
pengetahuan mengenai visi dan misi organisasi tersebut. Keadaan ini membuat
sebagian masyarakat mempunyai prasangka yang buruk tentang organisasi
kepemudaan.
Di Desa Bukit Lawang tidak ditemukan adanya organisasi kepemudaan,
hal ini karena adanya anggapan dari masyarakat, bahwa organisasi kepemudaan
yang mereka kenal tidak bersahabat dengan masyarakat. Padahal organisasi ini
berperan penting terhadap pembangunan yang berkarakter (character building)
bagi masyarakat di Desa Bukit Lawang, terutama bagi pemuda. Organisasi
kepemudaan adalah sebagai wadah tuntutan dan penyaluran aspirasi generasi
muda. Namun, walaupun organisasi kepemudaan seperti ini tidak ada, masyarakat
Bukit Lawang tetap berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti gotong rotong.
Keindahan dan keunikan panorama Bukit Lawang sempat terusik dengan
adanya konflik yang terjadi di Bukit Lawang pada tahun 2001. Konflik yang
terjadi antara masyarakat dengan organisasi kepemudaan dan antar organisasi
kepemudaan. Kondisi inilah yang pada saat itu membuat pariwisata Bukit
Lawang mengalami kendala dalam mengembangkan dan memajukan pariwisata di
daerah tersebut.
berprofesi sebagai pedagang di kawasan wisata itu merasa keberatan dengan kutipan yang harus diberikan kepada PP, yang memang menguasai keamanan dan lahan parkir di kawasan itu. Namun, peringatan itu tidak digubris panitia penyelenggara musdalub. Akibatnya, penduduk setempat marah dan mengepung lokasi tersebut. Tidak sekadar mengepung, warga yang dibakar emosi itu kemudian membakar kendaraan, sedikitnya tiga mobil peserta”. (http ://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2001/07/16/DH/mbm.20010
20.45 WIB)
Hal diatas memperlihatkan bahwa masyarakat pernah menolak adanya
organisasi kepemudaan di Desa Bukit Lawang. Sampai sekarang pun di Desa
Bukit Lawang tidak ditemukan adanya organisasi kepemudaan. Berdasarkan latar
belakang masalah inilah peneliti tertarik untuk melihat persoalan mengenai
penolakan masyarakat terhadap organisasi kepemudaan.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengapa terjadi penolakan pada organisasi kepemudaan di Desa Bukit
Lawang?
b. Bagaimana bentuk-bentuk penolakan pada organisasi kepemudaan di
Desa Bukit Lawang?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui mengapa terjadi penolakan pada organisasi
b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk penolakan pada organisasi
kepemudaan di desa Bukit Lawang.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Untuk melatih kemampuan akademis sekaligus penerapan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh.
b. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan
sebagai referensi bagi perkembangan ilmu sosiologi.
c. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang mempunyai
keterkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu informasi yang
berisikan tentang penolakan masyarakat Bukit Lawang terhadap organisasi
kepemudaan, dan informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh para masyarakat dan
pemerintah.
1.5 Definisi Konsep
Berdasarkan uraian di atas dan berdasarkan topik permasalahan yang
diangkat alam penelitian ini maka dapat diambil batasan dalam konseptul, yaitu
sebagai berikut:
berasal dari kata resist + ance adalah menunjukan pada posisi sebuah sikap
untuk berperilaku bertahan, berusaha melawan, menentang atau upaya
paham yang jelas
tanggal 12 Juli 2012, pukul 19.25 WIB).
2. Masyarakat
Yaitu sekumpulan orang atau manusia yang hidup berkelompok dan
bertempat tinggal dalam satu wilayah tetap dan saling berinteraksi.
Masyarakat juga merupakan suatu sistem dan kebiasaan, dan tata cara demi
wewenang dan kerja sama atau kelompok dan penggolongan demi
pengawasan tingkah laku serta kebiasaan manusia.
3. Organisasi
Yaitu unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif
lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan
terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan
untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya (Sobirin, 2007:5).
4. Organisasi kepemudaaan
Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2011
menyatakan bahwa kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan
diri, dan cita-cita pemuda. Organisasi kepemudaan yaitu organisasi atau
golongan manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung.
5. Konflik
Yaitu suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian
antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak