RINGKASAN MAKALAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PAPUA
2018
Judul :Sianida (Karakteristik & Pengaruh Sianida Dalam Kehidupan Manusia dan Lingkungan Akuatik
Mata Kuliah : Kualitas Air
Anggota Kel. IV : Jenly Haurissa(*), Alfredo J. Asmuruf(2), Elsa R. I. F. P.(3), Larino E.
Kaiwai(4), Rimon R. Awom(5), Indorani J. Djopari(6), Yunice Semunya(7)
Har/Tanggal : Kamis, 03 Mei 2018
Pukul : 13.10 WIT- Selesai
I. PENDALHULUAN
1.1 Latar Belakang
Racun merupakan substansi (kimia maupun fisik) yang dapat menimbulkan cidera atau kerusakan pada sistem biologik sehingga menimbulkan gangguan fungsi sistem itu bermanifestasi sebagai gangguan kesehatan (Ngatidjan, 2006). Racun dapat berupa racun sintetis, berasal dari mineral, hewan maupun tumbuhan. Cara masuknya racun juga bisa melalui mulut (oral), suntikan, inhalasi atau penyerapan melalui kulit (dermal) dan membran mukosa. Cara kerja racun dapat melalui beberapa cara, antara lain secara lokal dan secara sistemik (Chadha, 1995). Salah satu racun yang sangat berbahaya dan dapat mematikan mahkluk dalam kehidupan adalah sianida (cyanide).
Sianida atau zat sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok siano C≡N, dengan atom karbon terikat-tiga ke atom nitrogen. Sianida tergolong racun yang sangat toksik, (garam sianida) dalam takaran 150-250 mg sudah cukup untuk menimbulkan kem atian, sedangkan (asam sianida) takaran 200-400 ppm didalam udara akan menyebabkan kematian dalam waktu 30 menit, pada konsentrasi yang lebih besar dapat menimbulkan kematian dalam hitungan detik (Mason, 1988 ; Kenneth, 1993).
Sianida dalam dosis kecil dapat ditemukan di alam dan juga ada pada setiap produk makan yang biasa kita gunakan. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium, kalium atau kalium sianida. Efek sianida dapat sangat cepat menimbulkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit. Berangkat dari permasalahn tersebut maka dalam makalah ini akan diulas tentang Sianida mulai dari sumber-sumber (asal) racun sianida, kegunaan dan manfaatnya , resiko yang terjadi jika sianida masuk ke perairan, serta dampak dan efek yang ditimbulkan bagi manusia dan organisme air.
1.2 Tujuan
Mendeskripsikan sianida sebagai salah satu bahan kimia berbahaya (racun) yang sangat berpengaruh dalam kehidupan mahluk hidup dan lingkungan, serta manfaat dan kegunaan sianida dalam sektor industri dan perusahaan pertambangan serta dampak dan efek yang ditimbukan sianida di lingkungan perairann.
1.3 Manfaat
Mengetahui karakteristik sianida
Asal (sumber) racun sianida
Kegunaan & manfaat sianida dalam dalam kehidupan
Resiko, dampak dan efek sianida bagi manusia dan lingkungan perairan serta organisme (biota) air
II. METODE 1.4 Telaah Pustaka
Penyusunan makalah ini menggunakan metode telaah pustaka yakni, dengan menelusuri (artikel/jurnal/science magazine) yang terkait dengan judul makalah melalui internet. Penulisan makalah ini menggunakan teknik deskriptif. Menjelaskan secara deskriptif judul makalah yang dibagi kedalam judul sub-bab dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku (EYD).
III. PEMBAHASAN 3.1 Toksisitas dan Sumber-Sumber Sianida
Umumnya sianida yang terdapat di lingkungan hidup berkonsentrasi rendah. Banyak tanaman dan spesies serangga mengandung (glikosida sianogenik) atau pada sumber industri tertentu. Pada tingkat paparan tinggi, sianida cepat bereaksi, sangat kuat, beracun bagi manusia, hewan dan tanaman. Keracunan sianida dapat terjadi karena menghirup gas sianida (hidrogen sianida atau HCN), debu atau kabut yang menyerap melalui kulit setelah kontak dengan kulit, atau dengan mengkonsumsi produk makanan yang mengandung sianida seperti : air minum, kacang, buah dan sayuran.
Pernyataan berbahaya sianida menurut CSBP-IF1805 Australia antara lain: (H300) Fatal jika tertelan (kematian), (H310) Fatal jika terkena kulit, (H315) meyebabkan iritasi pada kulit, (H330) Fatal jika terhidup, (H400) Sangat beracun pada kehidupan akuatik, dan (H410) Sangat beracun pada kehidupan air dengan akibat berlangsung lama.
Gambar 1. Berbahaya sianida
Sumber : CSBP-IF1805 Lembar Data Keamanan Australia, 2017)
Sianida sintetis jauh lebih cepat aktif dibandingkan dengan sianida alami (asal tanaman). Ada tiga bentuk sianida sintetis yaitu : salah satu contoh senyawa sianida sederhana (simple cyanide compounds), seperti natrium sianida (NaCN) dan kalium sianida (KCN) yang dikenal dengan nama potas, berupa kristal putih dan sering digunakan sebagai racun untuk membunuh ikan. Potas mudah diperoleh di pasaran dan bersifat seribu kali lebih toksik pada hewan yang hidup di air seperti ikan dibandingkan pada manusia (William, 2008).
Berikut adalah sumber-sumber sianida yang disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Sumber-sumber Sianida (Cyanide)
Zat Pencemara Kimia Sianida (CN)
Sumber Alami
Sumber Sintetis
Singkong (ubi kayu)
(Manihutesculenta) Kacang lima ((Phaseolus lunatuslima beans) ) (Natrium sianida)NaCN
Jenis sianida yang larut dalam air Kacang almon
(Prunus dulcis) “amygdalinBij buah apel; sianida” (Potasium sianida)KAg(CN)2 Buah elderberry
(Sambucus nigra) “cyanogenicBiji buah cerry; HCN” (Kalium sianida)KCN
Kacang merah Buah plum
(Prunusspp.) (Kalsium sianida)Ca(CN)2 Sianida dengan tingkatkelarutan rendah dalam air
Biji buah peach Kacang koro CuCN
(Kopper sianida) Sumber: Sianida dalam makanan sehari-hari, (Tribun Jogja, 2016)
3.2 Kegunaan & Manfaat
Tabel 2. Deskripsi kegunaan dan manfaat sianida
Wujud & Asal Siandia Kegunaan manfaar
[AuCN, Hg(CN)2] Bahan Pelapis Logam dalam Industri Pertambangan.
Sebagai bahan tambahan dalam pakan atau (Bahan racun/pembom ikan) ex. [KAg(CN)2] (Potasium Sianida)
Sebagai bahan pupuk
Membunuh hewan target ex. Seperti ikan pada perikanan budidaya.
Sebagai pupuk menyuburkan tanaman
[HCN, CNCl, (CN)2]
ex. Zyklon-B : 3.500 ppm (sekitar 3.200 mg/m3)
Sebagai bahan atau Gas Beracun. Pada Perang Dunia II, gas sianida digunakan oleh Jerman untuk membunuh manusia (genocidal agent).
Sebagai senjata pembunuh (gas beracun) yang digunakan dalam peperarang.
Uap Sianida Asal Rokok
(Sumber : Tumbuhan) Dalam kehidupan sehari-hariditemukan uap sianida asal rokok sekitar 0,06μg/ml dalam darah perokok pasif dan 0,17μg/ml pada perokok aktif
Bagi para perokok menimbulkan efek kecanduan
Uap Sianida dari Bahan
Pemadam Kebakaran Sebagaikerusuhan masal. Uap sianida darialat untuk mengatasi bahan pemadam kebakaran digunakan untuk mengatasi kerusuhan di Putin’s Rusia menyebabkan kematian lebih dari 17.000 orang selama tahun 2006. (Cyanide Poisoning Treatment Coalition, 2006).
Membantu mengatasi kerusuhan (pertikaian masal)
Sumber: Keracunan sianida pada hewan (Yuningsih, 2012).
3.3 Efek dan Dampak Sianida bagi mahluk hidup
Tabel 3. Deskripsi efek dan dampak siandia bagi mahkluk hidup
Jenis/Wujud Sianida
Efek
Dampak
[NaCN, KCN, dan Ca(CN)2]. Keracunan Kematian (tergantung dosis) CATC (Cyanide amenable to
chorination) bersifat cepat mematikan (akut)
Cepat menimbulkan Keracunan
(akut) Kematian, karena pencemaranbersifat akut.
[AuCN, Hg(CN)2] Keracunan Kematian manusia dalam waktu 1
menit
Sianida asal produksi plastik Berbahaya bagi kesehatan Merusak sistem pernapasan dan organ paru-paru
Uap sianida dari bahan pemadam
kebakaran Keracunan Menyebabkan kematian
Sianida bentuk garam [KAg(CN)2] (Potasium Sianida)
ex. potas Keracunan
Kontaminan potas di laut menyebab kematian organisme yang diperlukan untuk pertumbuhan karang (US FWS, 2008).
3.4 Resiko Sianida Masuk ke Lingkungan Perairan
Sianida juga sering ditemukan dalam air, yaitu sianida sintetis seperti potas yang umumnya sengaja ditambahkan ke dalam air minum untuk membunuh ternak. Adanya kandungan sianida dalam air dapat pula terjadi karena air terkontaminasi buangan limbah asal industri plastik, pertambangan atau pelapisan logam tembaga (Cu), emas (Au), dan perak (Ag).
Penetapan nilai batas aman kandungan sianida di Indonesia dalam air minum didasarkan atas kriteria kualitas baku mutu air dan levelnya yang disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagai contoh, batas aman kandungan sianida untuk peternakan dan perikanan harus di bawah 0,02 ppm (Kementerian Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1991).
Adanya zat sianida dalam lingkungan perairan dapat mengakibatkan kerugian, apabila berada
dalam jumlah yang melebihi batas Baku Mutu Lingkungan. Peningkatan kadar sianida beresiko dapat
merusak struktur membrane (Polii & Sonya, 2002). Tingkat racun sianida dalam air tergantung pada
konsentrasi sianida. Gintings (1995) menjelaskan bahwa bahan berbahaya dan beracun dalam
konsentrasi tertentu bila termakan manusia dapat membahayakan kesehatan bahkan mengancam
kehidupan.
Sianida yang terkenal sebagai senyawa beracun dapat terakumulasi pada ikan, terutama pada
oragan hati dan peru ikan, yang terdapat dalam air sebagai HCN. Hasil penelitian Polii dkk., (2002)
menjelaskan bahwa konsentrasi sianida tertinggi terdapat pada hati dan perut ikan sebesar 2,770 mg/l.
Terakimulasinya sianida dalam rantai makanan bila sampai kepada manusia dapat menimbulkan
keracunan dan dapat merusak organ hati. Di perairan Filipina dan Indonesia, nelayan sering menangkap
ikan hias dengan cara menyemprotkan potas berkonsentrasi rendah untuk membius ikan dan
memudahkan penangkapan, kemudian dilakukan penggantian air secepatnya agar ikan segar kembali.
Keberadaan kontaminan potas di perairan laut dapat menyebabkan kematian organisme seperti
zooxantellae
yang diperlukan untuk pertumbuhan karang (US
Fish and Wildlife Service
, 2008).
Kalsium sianida Ca(CN)2
bersifat mudah larut dalam air dan digunakan sebagai bahan pupuk, yaitu
urea (Guthner dan Mentschenk, 2006).
Ada 3 proses yang terjadi apabila suatu bahan kimia sianida dengan organisme di perairan, yaitu: (1) Proses biokosentrasi, yaitu proses suatu bahan kimia dari air masuk ke dalam organisme melalui insang atau jaringan epitheliat dan terakumulasi, (2) Proses biokumulasi, yaitu istilah yang lebih luas dan meliputi bukan hanya biokosentrasi tetapi juga akumulasi bahan kimia melalui makanan yang dikosumsi, dan (3) Proses biomaknifikasi, yaitu mengarah ke total proses yang terjadi, meliputi biokonsentrasi dan bioakumulasi dimana konsentrasi bahan kimia yang terakumulasi meningkat dalam jaringan sesuai dengan tingkatan tropik yang dilewati (Connell & Miller 1984 ; Rand & Petrocelli 1985). Proses biomaknifikasi suatu bahan kimia di dalam suatu struktur tropik atau rantai makanan organisme laut dapat terjadi oleh karena adanya suatu proses biotransfer. Prosesbiotransferadalah perpindahan secara biologis suatu bahan kimia dari suatu tingkatan tropik yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi di dalam suatu struktur rantai makanan. Selanjutnya proses-proses tersebut disajikan dalam bagan alir pada Gambar 2.
1985). Proses biomaknifikasi suatu bahan kimia di dalam suatu struktur tropik atau rantai makanan
organisme laut dapat terjadi oleh karena adanya suatu proses biotransfer. Proses
biotransfer
adalah
perpindahan secara biologis suatu bahan kimia dari suatu tingkatan tropik yang rendah ke tingkat yang
lebih tinggi di dalam suatu struktur rantai makanan. Selanjutnya proses-proses tersebut disajikan dalam
bagan alir pada Gambar 2.
Berikut adalah bagan alir proses yang terjadi apabila zat atau bahan kimia masuk ke dalam
perairan laut.
Sumber : EPA diacuh dalam Hutagalung, (1984)
Gambar 2. Modifikasi bagan alir proses yang terjadi apabila zat kimia masuk ke lingkungan perairan laut.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulan bahwaa Sianida adalah senyawa kimia yang sangat toksik atau berpotensi menimbulkan efek kematian. Senyawa sianida dalam bentuk gas (HCN, CNCl) lebih cepat aktif dibandingkan dalam bentuk bubuk [NaCN, KCN, dan Ca(CN)2]. Hidrogen sianida (HCN) atauprussicacid atau sianida adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan merupakan jenis racun yang paling cepat aktif dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian dalam waktu hitungan menit (akut).
Saran
1)
Sebaiknya dilakukan pencegahan yang efektif dari sumber atau asal polutan hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi (polutan) sianida ke lingkungan perairan yang akan mengancam kesehatan lingkungan dan organisme akuatik.2)
Lakukan cara-cara pengolahan ikan sebelum dikonsumsi, hal ini unutk mengurangi resiko bahaya keracunan akibat telah terkontaminasi B3 sianida.3)
Menghindari keracunan bahan/zat kimia B3 (sianida) ialah dengan menghindari sumber-sumber air, makanan dan udara dari logam berat dan zat-zat kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh.Daftar Pustaka
Connell, D. W. & G. J. Miller. (1984).Chemistry and ecotoxicoloy of pollution. John Wiley & Sons.
CSBP-IF1805. (2017). Sodium Sianida Padat. Lembar Data Keamanan. ABN: 81 008 668 371.
dr. Aditama, Y. T. (2016). Sianida dalam makanan sehari-hari, Tribun Jogja. Surat KabarHealth. Hal. 13.
Environment Australia, (2003). Cyanide Management. Practice Environmental Management booklet. Environment Australia. Canberra.
Gintings, S. (1995). Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Hutagalung, H.P. (1984). Logam berat dalam lingkungan laut dalam. Ocean IX No. 1 Tahun 1984. Hal. : 12-19.
Kementerian Kependudukan dan Lingkungan Hidup. (1991). Baku Mutu Air.
Polii J. B & Sonya N. D. (2002). Pendugaan Kandungan Merkuri Dan Sianida Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Buyat Minahasa. Hasil Penelitian. ISSN 1412-3487. EKOTON Vol. 2, No. 1: 3137, April 2002.
Rand, G. M. & S. R. Petrocelli. 1985. Fundamentals of aquatic toxicology. Kemisphere Publishing Corporation. New York. 666. Hal.
US Fish and Wildlife Service. 2008. Cyanide fishing.http://www.petstoreabuse.com/cyanide.html.