• Tidak ada hasil yang ditemukan

134343478 52996339 LP Askep Keluarga Den

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "134343478 52996339 LP Askep Keluarga Den"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL DENGAN RESIKO TINGGI

A. Konsep Dasar Ibu Hamil 1. Pengertian

Bumil adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan mengalami kehamilan.

Kehamilan adalah suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Kehamilan terbagi atas trimester I (1 – 14 minggu), trimester II (14 – 28 minggu), trimester III (28 – 42 minggu).

2. Konsep Pertumbuhan / PerkembanganFisik a. Perubahan/ Pertumbuhan Fisik

1) Perubahan Pada Kulit

(2)

2) Perubahan kelenjar

Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil.

3) Perubahan payudara

Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan yang terlihat pada payudara adalah:

a) Payudara membesar, tegang dan sakit

b) Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta

muncul areola mamae sekunder

d) Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.

e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut kolostrum.

4) Perubahan Perut

(3)

5) Perubahan Alat Kelamin Luar

Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran darah. Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan janin. Gambaran mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan (tanda Chadwick). 6) Perubahan padaTungkai

Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah kanan atau kiri.

7) Perubahan Sikap tubuh

Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang membesar.

b. Perkembangan/ Perubahan Psikologis

Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada: 1) Trimester I meliputi: ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir. 2) Trimester II meliputi: perasaan lebih nyaman serta kebutuhan

mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.

3) Trimester III meliputi: memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu.

c. Masalah yang Sering Terjadi

1) Respon Terhadap Perubahan Citra Tubuh

(4)

Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai – nilai yang diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif terhadap tubuh biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan kehamilan, perasaan tersebut menjadi lebih negatif. Pada kebanyakan wanita perasaan suka atau tidak suka terhadap tubuh mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan tidak menyebabkan perubahan persepsi yang permanen tentang diri mereka.

2) Ambivalensi Selama Masa Hamil

Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil. Bahkan wanita yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu dapat memiliki sikap bermusuhan terhadap kehamilan atau janin. Pernyataan pasangan tentang kecantikan seorang wanita yang tidak hamil atau peristiwa promosi seorang kolega ketika keputusan untuk memiliki seorang anak berarti melepaskan pekerjaan dapat meningkatkan rasa ambivalen. Sensasi tubuh, perasaan bergantung, dan kenyataan tanggung jawab dalam merawat anak dapat memicu perasaan tersebut.

(5)

3) Hubungan Seksual

Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda–beda ini dipengaruhi oleh faktor – faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita.

Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk menyatakan seksualitas mereka. Selama trimester I seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih, dan mengantuk. Saat memasuki trimester II kombinasi antara perasaan sejahteranya dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan keinginannya untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan keluhan somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993)

(6)

4) Kekhawatiran terhadap Janin

Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda–beda selama masa hamil (Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau memberitahukan kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, Kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal semakin melemah. Kemungkinan kematian ini terbukti semakin tidak dipikirkan orang tua.

d. Tugas Perkembangan

1) Menerima Kehamilan

Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima kehamilan.

a) Kesiapan menyambut kehamilan

Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle, Doering, 1981).Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak diinginkan, bergantung pada keadaan.

(7)

tidak yakin,” mungkin menunda mencari pengawasan dan perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa wanita menunda validasi medis karena akses keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini.

Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin, dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah respon” suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.” Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai kehendak alam. Banyak wanita mula- mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya penerimaan terhadap kehadiran seorang anak, akhirnya mereka menerima kehamilan. Tidak menerima kehamilan tidak dapat disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.

b) Respon Emosional

Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil.

(8)

Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan, dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan menstruasi atau selama menopause. Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak menentu ini.

Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan hal- hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala - gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya perawatan yang efektif dan terapeutik untuk mendukung kehamilan.

Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul akibat kehamilan cenderung dianggap sebagai suatu iritasi dan upaya dilakukan untuk meredakan rasa nyaman tersebut biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman ini.

Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan ketidak nyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman, 1984)

2) Mengenal Peran Ibu

(9)

condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri dari pada interdependen. Peran -peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan merawat adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu.

Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak-anak, dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckooff,1980 ;Lederman, 1984). Wanita yang lain tidak mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu bagi diri mereka sendiri. Konflik selama masa hamil, seperti tidak menginginkan kehamilan dan keputusan - keputusan yang berkaitan denga karir dan anak harus diselesaikan.

3) Hubungan Ibu-Anak

(10)

Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses perkembangan(Rubin, 1975)

Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan (Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya (Rubin, 1975).

4) Hubungan Dengan Pasangan

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang anak (Richardson,1983). Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas (Grossman,Eichler,Winckoff,1980; May,1982). Ada 2 kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson,1983). Kebutuhan pertama ialah menerima tanda – tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975) menyatakan bahwa wanita hamil harus “memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga untuk anggota baru tersebut.

(11)

5) Kesiapan Untuk Melahirkan

Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan napas dan gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga mengganggu tidur ibu. Nyeri pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan timbulnya varies dapat sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu kemampuannya melakukan pekerjaan rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur dan istirahat.

(12)

B. KONSEP KEHAMILAN DENGAN RESIKO TINGGI 1. Pengertian

Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor resiko yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa ibu dan janin

Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal.

a. Kriteria Ibu Hamil dengan Faktor Resiko, yaitu : 1) Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

2) Paritas primipara (kehamilan pertama) atau kehamilan telah lebih dari empat.

3) Jarak persalinan terakhir kurang dari 2 tahun 4) Tinggi badan kurang dari 142 cm

5) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm pada trimester III b. Ibu Hamil Yang Tergolong Resiko Tinggi yaitu :

1) Ibu hamil yang sering pusing berat, penglihatan kabur, kaki bengkak dan kenaikan tekanan darah

2) Ibu hamil dengan kelainan letak (sungsang atau lintang 3) Ibu hamil yang diperkirakan bayinya kembar

4) Riwayat kehamilan jelek

5) Ibu dengan riwayat penyakit jantung, ginjal, TBC, liver, hipertensi dan penyakit berat lainnya.

2. Masalah Yang sering Terjadi

(13)

Saat berusia akhir 30-an, wanita cenderung mengalami kondisi-kondisi medis berkaitan dengan sistem reproduksi, seperti fibroid uterine dan tumor otot. Fibroid uterine adalah pertumbuhan sel otot atau jaringan lain di dinding uterus, membentuk tumor. Fibroid uterine dan tumor otot bisa menimbulkan rasa nyeri atau perdarahan vagina saat kehamilan berkembang. Jika wanita tersebut hamil di atas usia 40 tahun, tingkat keparahannya bahkan lebih berat lagi. Problem-problem tadi bisa bertambah dengan adanya hemoroid (wasir), inkontinensi (kesulitan menahan keluarnya urin), varises, problem-problem pembuluh darah, nyeri otot, nyeri punggung, dan juga proses melahirkan yang lebih sulit dan lebih panjang.

Selain resiko melahirkan bayi dengan Sindroma Down, resiko keguguran dan melahirkan dengan operasi Caesar, wanita hamil berusia di atas 35 tahunan juga memiliki resiko bayi meninggal saat dalam rahim atau saat proses melahirkan. Walaupun resiko ini ada di setiap usia kehamilan, namun pada wanita dengan usia 35 tahun ke atas, resiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan.

Hal lain yang perlu diwaspadai pada kehamilan diusia 35 tahun keatas aalah terjadinya pre-eklamsia. Gejala awalnya adalah tekanan darah yang meningkat secara drastis hingga lebih dari 140/90 mmHg, rin mengandung protein, terjadi pembengkakan pada pergelangn kaki, tangan dan wajah. Bila terdiagnosis pre-eklamsia harus diperiksa juga fungsi organ-organ tubuh yang lain seperti ginjal, jantung, paru, mata, otak dan sistem syaraf.

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. (Baliwati, 2004 : 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995 : 96).

(14)

konsentrasi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon danpeningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh.

Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil dengan risiko tinggi adalah sebagai berikut :

a) Bayi lahir belum cukup bulan.

b) Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR). c) Keguguran (abortus).

d) Persalinan tidak lancar / macet.

e) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan. f) Janin mati dalam kandungan.

g) Ibu hamil / bersalin meninggal dunia. h) Keracunan kehamilan / kejang-kejang.

3. Pencegahan

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, yaitu dengan cara :

a) Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.

b) Dengan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali.

c) Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.

(15)

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian

Proses pengkajian dilakukan selama periode prenatal yang meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Data yang perlu dikumpulkan pada saat pengkajian adalah interpretasi subyektif pasien tentang status kesehatan dan kehamilannya dan observasi afek pasien, postur, bahasa tubuh, warna kulit, tanda fisik dan keadaan emosional (Klien, 2000).

Saat wawancara tanyakan riwayat kesehatan komprehensif yang menekankan pada :

a. Kehamilan saat ini: alasan mencari perawatan, keluhan utama atau keluhan yang dirasakan selama hamil, hamil keberapa, usia kehamilan sekarang, tanggal perkiraan melahirkan, kebutuhan selama kehamilan, persiapan persalinan dan persiapan awal menjadi ibu, harapan yang diinginkan tentang cara kelahiran, jenis kelamin bayi, status nutrisi, pola berkemih.

b. Kehamilan sebelumnya: jumlah anak saat ini, riwayat kehamilan dan pengalaman persalinan sebelumnya, riwayat kehilangan (abortus) janin, dan riwayat medis yang meliputi: riwayat pembedahan, penggunaan obat, penyakit yang menyertai, riwayat menstruasi. c. Riwayat psikososial dan budaya: pekerjaan wanita dan pasangan,

pendidikan, status pekawinan, latar belakang budaya dan etnik, status sosial ekonomi, persepsi tentang kehamilan saat ini (apakah kehamilan ini diinginkan, direncanakan, apakah wanita dan pasangan senang, apakah wanita menerima kehamilan), masalah yang timbul akibat kehamilan (finansial, karier/pekerjaan, tempat tinggal), perubahan pola seksual.

(16)

e. Pengkajian fisik: pemeriksaan fisik difokuskan pada pemeriksaan ginekologi, payudara, abdomen, pemeriksaan panggul, inspeksi luar, pemeriksaan dalam, palpasi luar, dan pemeriksaan yang menyangkut keluhan utama dan riwayat kesehatan atau penyakit yang pernah diderita pasien.

f. Tes kesehatan atau laboratorium yang pernah dilakukan selama hamil: pemeriksaan darah (kadar Hb, Ht, sel darah putih, glukosa,), tekanan darah, tinggi badan, berat badan, urin (protein, sel darah putih, pH), USG, VDRL, hepatitis, EKG, titer rubela, toxo, pap smear. g. Pengkajian semua faktor resiko yang mungkin ada: Hipertensi,

jantung, diabetes, cacat bawaan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perlu dilakukan pengkajian yang berkaitan dengan tugas perawatan kesehatan keluarga, yaitu:

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan adalah

1) Pengetahuan pasien dan keluarga tentang fakta dari masalah yang meliputi pengertian, tanda kehamilan, gejala kehamilan normal dan penyimpangan dari normal,

2) Persepsi keluarga terhadap kehamilan

b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat adalah :

1) Apakah kehamilan yang dialami dianggap suatu masalah 2) Apakah keluarga takut dengan akibat perubahan yang terjadi

akibat kehamilan

3) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap anggota keluarga yang sedang hamil dan kehamilannya

(17)

c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit adalah :

1) Sejauh mana keluarga mengetahui kehamilannya: kebutuhan, perubahan dan perawatan

2) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan dan perkembangan perawatan yang diperlukan

3) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber yang ada dalam keluarga (penanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fusik, psikososial, dukungan keluarga)

4) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sedang hamil

d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat adalah :

1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber sumber yang dimiliki

2) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan

3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya higiene sanitasi 4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan

5) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga

e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat.

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat adalah :

1) Sejauh mana keluarga tahu keberadaan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk perawatan wanita hamil

(18)

3) Sejauhmana keluarga mempercayai petugas dan fasilitas kesehatan

4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik dengan petugas kesehatan

5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga 2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama pengkajian. Diagnosa yang mungkin muncul adalah :

a. Ansietas yang berhubungan dengan Kekhawatiran terhadap diri sendiri dan janin, Krisis situasional/maturasional, Perubahan fisik selama hamil, Rasa tidak nyaman selama krhamilan, Ancaman terhadap konsep diri, Stres, Perubahan status peran, status kesehatan, pola peran, keadaan ekonomi

b. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan respon keluarga terhadap diagnosa kehamilan

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman terhadap penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Morning sicknes atau Emesis gravidarum.

e. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan Rasa kurang nyaman pada kehamilan, Rasa takut bahwa senggama akan mencederai janin.

f. Konflik peran orang tua berhubungan dengan Ketidaktahuan peran yang harus dijalankan, Perubahan status peran, perkawinan

g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Persepsi negatif terhadap kehamilan, Psikososial, Perubahan fisik selama kehamilan.

Untuk diagnosa keperawatan keluarga etiologi berdasarkan hasil pengkajian dari 5 tugas perawatan kesehatan keluarga.

3. Rencana Intervensi

Tujuan utama intervensi yang akan dilakukan pada asuhan keperawatan yang diberikan pada masa kehamilan adalah :

(19)

sebagai dasar untuk memahami rasional dan pentingnya perawatan, koping yang digunakan dan menjalankan perannya.

b. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi, kebutuhan seksual, aktivitas sehari hari, rasa tidak nyaman akibat kehamilan, dan perawatan diri.

c. Wanita akan mengenali gejala gejala yang menunjukan deviasi/penyimpangan dari kehamilan normal dan melaporkan hal hal tersebutuntuk dapat segera diatasi.

d. Wanita dan keluarganya akan berpartisipasi secara aktifdalam perawatannya selama kehamilan.

Dari beberapa masalah keperawatan yang muncul, perawat dapat melakukan intervensi yang berkaitan dengan kebutuhan selama kehamilan diantaranya adalah:

a. Ciptakan hubungan perawat-pasien-keluarga yang saling percaya. Hal ini penting untuk menentukan intensitas, kualitas hubungan dan keberhasilan intervensi yang direncanakan bersama

b. Kaji keluhan selama hamil: mual, muntah, pusing, perubahan pola seksual, sering kencing dan pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya.

c. Berikan informasi adequat tentang kehamilan: perubahan fisik, perubahan emosi, psikologis dan perubahan peran serta tanda tanda dari masalah kehamilan yang tidak normal.

d. Beri kesempatan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak untuk mengutarakan perasaan terhadap kehamilan yang dijalani, harapan dan masalah yang mungkin ada terkait kehamilan anggota keluarganya.

e. Libatkan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak dalam kelompok yang sama untuk berbagi pengalaman, pendapat dan perasaan

f. Diskusikan bersama pasien, pasangan atau anggota keluarga yang lain tentang kebutuhan selama hamil, harapan terhadap kehamilan sekarang, dan rencana persalinan.

(20)

h. Berikan alternatif /pilihan penyelesain terhadap masalah yang dirasakan

i. Berikan dukungan secara adequat dan anjurkan pada keluarga untuk melakukan hal yang sama terhadap perubahan yang tejadi selama kehamilan

j. Jelaskan cara senggama yang aman untuk wanita hamil, perawatan diri yang diperlukan terkait perubahan selama kehamilan (payudara, personal higiene,kulit)

k. Anjurkan keluarga ikut berperan pada perawatan ibu

l. Beri informasi pada pasien dan anggota keluarga untuk mengakses sumber informasi terkait kehamilan: buku, internet, konsultasi dengan dokter kandungan.

m. Motivasi pasien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur termasuk pemeriksaan darah, dan ginekologi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain yang dilakukan oleh Irham Fauzi (2013) menyatakan bahwa variabel kecerdasan spiritual (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja,

Produk yang ditawarkan Toko Hotei saat ini adalah fokus pada busana wanita dewasa, pengembangan produk yang akan dilakukan selanjutnya adalah Toko Hotei akan menambahkan lini

Tempat itu dapat dibagi-bagi ke dalam beberapa zona, seperti zona inti (yang berupa Taman Nasional yang berisi aneka jenis tanaman langka dan asli, serta fauna dan ekosistem yang

Dari uji Kruskal-Wallis terhadap erythrocyte basophilic stippling, dijumpai perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok sehingga layak dilakukan penelitian

Pemilihan teori dan kerangka yang digunakan dalam kajian ini juga sesuai dengan tujuan kajian dapat mengenal pasti jenis bahasa sindiran, dapat menghuraikan penggunaan

Penyusunan buku paket PAI pada SMA tentu berbeda dengan penyusunan pada materi buku PAI di madrasah yang menyebar menjadi empat mata pelajaran yaitu Akidah

Bila kita membeli barang dalam jumlah yang banyak sering dikenakan potongan jumlah atau pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli yang membeli dalam jumlah banyak,