• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN HIDROLOGI LIMBURG SOIL EROSION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMODELAN HIDROLOGI LIMBURG SOIL EROSION"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

25

26 November 2015

(2)

ii |

Prosiding Simposium Nasional

Sains Geoinformasi ~ IV 2015

Penguatan Peran Sains Informasi Geografi

dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

Tim Editor:

Pramaditya Wicaksono, Muhammad Kamal, Sri Lestari, Ikhsan Wicaksono, Dicky Setiady,

Angela Belladova Arundina

PUSPICSFakultas Geografi

Universitas Gadjah Mada

(3)

iii |

Prosiding Simposium Nasional

Sains Geoinformasi ~ IV 2015

Penguatan Peran Sains Informasi Geografi

dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

Tim Editor:

Pramaditya Wicaksono, Muhammad Kamal,Sri Lestari, Ikhsan Wicaksono, Dicky Setiady, Angela

Belladova Arundina

Hak cipta © 2015

PUSPICSFakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

Simposium Nasional Sains Geoinformasi PUSPICS Fakultas Geografi

Universitas Gadjah Mada Sekip Utara, Yogyakarta 55281 Telp/Fax: 0274-521459

Website: http://www.simposiumgeoinformasi.tk/

Email: sainsgeoinformasi@gmail.com, puspics@geo.ugm.ac.id

Diterbitkan Desember 2015 PUSPICS Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

Pramaditya Wicaksono, Muhammad Kamal, Sri Lestari, Ikhsan Wicaksono, Dicky Setiady, Belladova Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ IV 2015

Penguatan Peran Sains Informasi Geografi dalam Mendukung Penanganan Isyu-Isyu Strategis Nasional

Yogyakarta:

PUSPICS Fakultas Geografi UGM, 2015 837hlm.

ISBN: 978-602-73620-0-0

(4)

iv |

Kata Pengantar

Drs. Projo Danoedoro, M.Sc., Ph.D.

Ketua Panitia Simposium Nasional

Sains Geoinformasi IV 2015

Salam Sejahtera dan Selamat Datang pada Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV 2015,

Penggunaan teknologi informasi spasial --termasuk penginderaan jauh dan sistem informasi geografis

(SIG)-- dalam ekstraksi informasi spasial tematik, penanganan masalah lingkungan, pengembangan

wilayah serta penyediaan data spasial lain dewasa ini telah semakin intensif dan meluas ke berbagai

kalangan. Di satu sisi, kecenderungan ini dapat dinilai positif karena popularitas dan arti penting data

geografis (geospasial) semakin meningkat. Di sisi lain, pemahaman yang tidak sama tentang kualitas

dan cara pemrosesan data di berbagai kalangan dengan latar belakang disiplin yang berbeda dapat

membawa konsekuensi pada kekeliruan dalam dukungan pengambilan keputusan.

Berangkat pada pemikiran tersebut, maka PUSPICS Fakultas Geografi UGM mengangkat tema

mengenai penguatan peran sains informasi geografi dalam mendukung penanganan isyu-isyu strategis

nasional dalam forum Simposium Sains Geoinformasi IV. Tema ini diangkat agar berbagai kalangan

penggiat informasi geospasial (peneliti, praktisi, dosen, mahasiswa) dapat bertukar pengalaman serta

wawasan dalam upaya-upaya meningkatkan kualitas data geospasial di bidang yang digeluti.

Simposium Sains Geoinformasi yang akan dilaksanakan untuk keempat kalinya ini dilaksanakan

setiap dua tahun sejak 2009, disusul 2011, dan 2013, sehingga diharapkan menjadi forum yang

terbuka luas bagi pemula (mahasiswa), praktisi maupun peneliti yang telah berpengalaman untuk

berpartisipasi dan membangun jejaring. Kumpulan makalah dalam bentuk prosiding ini merupakan

ungkapan semangat para akademisi, praktisi dan mahasiswa untuk berkomunikasi dan bertukar

gagasan dalam simposium tersebut. Mudah-mudahan prosiding ini dapat disebarluaskan dan

dimanfaatkan oleh kalangan yang lebih luas, demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam arti

luas pula. Untuk itu kami berterima kasih kepada seluruh panitia yang terdiri dari dosen-dosen

penginderaan jauh dan sistem informasi geografis, staf administrasi PUSPICS dan Jurusan Sains

Informasi Geografis dan Pengembangan Wilayah (SIGPW), serta para asisten yang terdiri dari

mahasiswa S1 dan S2 yang telah mengorbankan waktu mereka dan dengan penuh semangat

menyelenggarakan acara ini. Mudah-mudahan kerja keras ini akan membawa manfaat besar bagi

lembaga, bangsa dan juga masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya.

Yogyakarta, 25 November 2015

PROJO DANOEDORO

(5)

v |

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN EDITORIAL ii

HALAMAN ISBN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

JADWAL ACARA SIMPOSIUM xii

KUMPULAN PAPER SIMPOSIUM

PLENARY SESSION-1(Materi) 16

PAPER KETUA IGI

PERAN KEAHLIAN GEOGRAFI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PROFESI TERKAIT INFORMASI GEOSPASIAL (Full Paper)

Hartono

64

R1A – RUANG SIDANG 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (11.00 – 12.15)

MANAJEMEN BENCANA - 1

001PEMODELAN HIDROLOGI LIMBURG SOIL EROSION MODEL

(LISEM) UNTUK PREDIKSI TINGGI GENANGAN BANJIR BANDANG(Full Paper)

A. U. Rusdimi, P.K Widyaputra, J. Sartohadi, M.A. Setiawan, S. Ritohardoyo

003 PEMANFAATAN APLIKASI InaSAFE GUNA MENDUKUNG PENYUSUNAN PERANGKAT KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA(Full Paper)

Adi Kurniawan, Fredy Chandra, Charlotte Morgan, Agus Wibowo, Dian Oktiari

022 ESTIMASI INDEKS KEBASAHAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENDUKUNG PERINGATAN DINI

BAHAYA BANJIR PADA KOTA SEMARANG(Full Paper)

Putra, D. M. W. K., Cahyaningtyas, W.M.

73

82

92

NOTULENSI DISKUSI SESI MANAJEMEN BENCANA – 1(Notulen) 100

R1B – RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (11.00 – 12.15)

METODE ANALISIS DAN PEMODELAN SPASIAL

002 PEMODELAN POTENSI EROSI DI DAS SERANG HULU BERBASIS LOGIKA FUZZY(Full Paper)

A.N Khasanah, M.A.Setyawan

008 PEMODELAN SPASIAL UNTUK ANALISIS WILAYAH POTENSI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINMAP (STABILITY INDEX MAPPING) DI KABUPATEN BANDUNG

(Full Paper)

Andri Noor Ardiansyah

012 INTERVAL KONFIDENSI UNTUK ESTIMASI PARAMETER (STUDI KASUS : DATA MAGNITUDE GEMPABUMI BULAN JULI TAHUN 2015 BERDISTRIBUSI NORMAL)(Full Paper)

Anggara Setyabawana Putra, TheresiaRetnoWulan

059 PEMODELAN SPASIAL MENGGUNAKAN INVERSE DISTANCE WEIGHT (IDW) DAN ORDINARY KRIGING DALAM EVALUASI TANAH TERCEMAR LOGAM BERAT DI LAHAN PERTANIAN (STUDI KASUS: RANCAEKEK) (Full Paper)

Jefri Ferliande, Idris Maxdoni Kamil, Akhmad Riqqi

103

114

123

128

(6)

vi |

009 PEMOTRETAN UDARA WILAYAH UNRESOLVED SEGMENT

PERBATASAN RI-RDTL DALAM RANGKA PENYELESAIAN SENGKETA BATAS NEGARA (Full Paper)

Andriyana Lailissaum

015 EVALUASI METODE OTOMATISASI CLOUD REMOVAL

BERDASARKAN NDVI PADA CITRA MULTITEMPORAL

(Full Paper)

Atika Cahyawati, Macya Sita Nurdiana, Yosi Nuki Fitra Pratama, Randy Aswin

074 PENAMBANGAN CITRA (IMAGE MINING) PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMETAAN KERAWANAN LONGSOR LAHAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG(Full Paper)

Nur Mohammad Farda

118 PENGARUH JUMLAH DAN METODE PENGAMBILAN TITIK SAMPEL PENGUJI TERHADAP TINGKAT AKURASI

KLASIFIKASI CITRA DIGITAL PENGINDERAAN JAUH

(Full Paper)

NOTULENSI DISKUSI SESI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGINDERAAN JAUH (Notulen)

173

R2A – RUANG SIDANG 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (13.15 – 14.15)

MANAJEMEN BENCANA - 2

089 ESTIMASI DEBIT PUNCAK UNTUK IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR DI DAS JANGKOK MENGGUNAKAN PJ DAN SIG

(Full Paper)

Sigit Heru Murti B.S, Ach. Firyal Wijdani, Aisya Jaya D, Andika Putri F*, Assyria Fahsya U, Dian Prabantoro, Dzimar A.R.P, Nila Ratnasari

092 DEAGREGASI BAHAYA GEMPABUMI UNTUK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA(Full Paper)

Bambang Sunardi, Sulastri

111 PEMODELAN ALIRAN ABU VULKANIK GUNUNG BERAPI SEBAGAI EARLY WARNING TERHADAP BENCANA NASIONAL (STUDI KASUS LETUSAN GUNUNG KELUD TAHUN 2014)

(Full Paper)

Ahmad Lubab, Ahmad Hanif Asyhar, Mohammad Hafiyusholeh, Dian C. Rini N.

076 PEMETAAN ZONA RAWAN LONGSOR BERBASIS SISTEM

INFORMASI GEOGRAFIS DAN ANALISIS KESTABILAN LERENG. STUDI KASUS: KECAMATAN NGALIYAN, KOTA

SEMARANG(Full Paper)

Pamungkas, A.A., Putra, D.W.K.P, Wanda, F.S

176

187

196

205

NOTULENSI DISKUSI SESI MANAJEMEN BENCANA – 2(Notulen) 214

R2B – RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (13.15 – 14.15)

VISUALISASI KARTOGRAFI

026 GENERALISASI KARTOGRAFIS PADA PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI) SKALA 1:25.000 MENJADI 1:50.000(Full Paper)

Danang Budi Susetyo

047PEMBUATAN PETA KECAMATAN PERBATASAN INDONESIA - MALAYSIA(Full Paper)

Gama Hirawan Utomo, Farid Yuniar dan Lulus Hidayatno

049 KAJIAN ESTETIKA PETA TEMATIK SECARA VISUAL BERDASARKAN DESAIN TATA LETAK PETA(Full Paper)

217

226

(7)

vii |

Grefie Dwinita, Mayca Sita Nurdiana, Atika Cahyawati, Yosi Nuki Fitra Pratama, Indah Octavia Koeswandari, Kusuma Wardani

Laksitaningrum, Tantri Utami Widaningtyas

004 VISUALISASI DAN ANALISIS SPATIO TEMPORAL UNTUK EVALUASI ZONASI TATA RUANG DENGAN GOOGLE EARTH ENGINE (STUDI KASUS: KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)(Full Paper)

Aditya Sanjaya, Rahmah Devi Hapsari, Trias Aditya

046 PETA INFOGRAFIS SEBAGAI MEDIA VISUALISASI DALAM OPTIMALISASI PENGGUNAAN PETA NASIOANAL(Full Paper)

Fithrotul Khikmah

239

246

NOTULENSI DISKUSI SESI VISUALISASI KARTOGRAFI(Notulen) 251

R2C – RUANG KULIAH 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (13.15 – 14.15)

KAJIAN

METEOROLOGI DAN

KLIMATOLOGI

104 ANALISIS PERUBAHAN AWAL MUSIM HUJAN BERDASARKAN PREDIKSI CURAH HUJAN UNTUK PENENTUAN MASA TANAM DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN CIANJUR(Full Paper)

Yosafat Donni Haryanto, Armi Susandi, Edvin Aldrian

106 ANALISIS HUBUNGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP IKLIM MIKRO DI KAWASAN PERKOTAAN KLATEN

MENGGUNAKAN CITRA ALOS PAN-SHARPENED(Full Paper)

Eni Susanti, Iswari Nur Hidayati, Anindita Indraputra

107 PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP SEBARAN SPASIAL SUHU UDARA DI KECAMATAN SEMARANG UTARA.

(Full Paper)

Alke Caroline Helena Maru, Iswari Nur Hidayati

109 MODEL SISTEM INFORMASI KEKERINGAN(Full Paper)

Sudaryatno

256

266

275

282

NOTULENSI DISKUSI SESI KAJIAN METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI(Notulen) 296

R3A - RUANG SIDANG 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (15.00 – 16.15)

TATA RUANG DAN

PERENCANAAN WILAYAH

093 PEMANFAATAN APLIKASI SIG BERBASIS WEB UNTUK PENATAAN SEKTOR PERTAMBANGAN INDONESIA(Full Paper)

Surya Herjuna, Dimar Wahyu Anggara, Bayu Raharja

037 IDENTIFIKASI AGIHAN BARKHAN PADA ZONA INTI GUMUK PASIR PARANGTRITIS DENGAN MENGGUNAKAN DATA UAV

(Full Paper)

Edwin Maulana, Theresia Retno Wulan

044 PEMETAAN PARTISIPATIF PELACAKAN BATAS DESA DI KOTA BLITAR DAN KABUPATEN BLITAR(Full Paper)

Farid Yuniar, Yogyrema Setyanto Putra, Fahrul Hidayat, Guridno Bintar S

115 KAJIAN KRITERIA PENENTUAN ZONA INTI TAMAN NASIONAL BERBASIS GEOFISIK MENGGUNAKAN TEKNIK

PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI TAMAN NASIONAL BOGANI NANI

WARTABONE)(Full Paper)

NOTULENSI DISKUSI SESI TATA RUANG DAN PERENCANAAN WILAYAH(Notulen) 331

R3B - RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (15.00 – 16.15)

(8)

viii |

KESEHATAN DAN

LINGKUNGAN

PABEAN ILIR KEC. PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE YANG BERKELANJUTAN(Full Paper)

Sodikin

038 POLA SPASIAL PERSEBARAN PENYAKIT TB PARU DI KOTA MALANG(Full Paper)

Endang Surjati

108 PEMANFAATAN CITRA GEOEYE – 1 DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMODELAN SPASIAL RISIKO PENYAKIT DIARE AKUT PADA BALITA DI KECAMATAN MOYUDAN, KABUPATEN SLEMAN(Full Paper)

Erika Yuliantari,Prima Widayani

069 DISTRIBUSI SPATIAL NYAMUK TULAR PENYAKIT

BERDASARKAN BENTANGLAHAN DI KABUPATEN DONGGALA DAN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH(Full Paper)

Mujiyanto, Rosmini, Jastal, Triwibowo A.G

062 APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENENTUAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN SEKOTONG, LOMBOK BARAT(Full Paper)

Ade Intan P, Anggun Detrina N, Hafiidh Alfian A, Kusuma Wardani L, Widyanissa Rahmayani , Yan Nur Hidayat

341

347

355

364

NOTULENSI DISKUSI SESI GEOGRAFI KESEHATAN DAN LINGKUNGAN(Notulen) 374

R3C - RUANG KULIAH 1 PUSPICS, 25 NOVEMBER 2015 (15.00 – 16.15)

EVALUASI LAHAN DAN AKUISISI DATA

053 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KEDELAI MENGGUNAKAN MULTI-CRITERIA ANALYSIS DI KECAMATAN PUJUT, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

(Full Paper)

Ima Rahmawati, Arnellya Fitri, Aziz Wahyu Kuncoro, Desi Ariska Putri, Dian Resti Mawarni, Faisal Ashaari, M Radito Pratomo

102 INTEGRASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DENGAN SUMBERDAYA LAHAN UNTUK PENENTUAN TINGKAT KEKRITISAN DAERAH ALIRAN SUNGAI NGALANG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL(Full Paper)

Yoesep Budianto, Rusma Prima R, Umma Iltizam, Nia Kurniawati, Dwi Nofiana G.P, Lailatus Syukriyah

035 PEMOTRETAN UDARA DENGAN UAV UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN KONSERVASI KAWASAN GUMUK PASIR

PARANGTRITIS(Full Paper)

Edwin Maulana, Theresia Retno Wulan

018 STUDI PERUBAHAN PENUTUP LAHAN TERHADAP PERUBAHAN DEBIT PUNCAK DI DAS WOSEA(Full Paper)

Bayu Raharja, Muhammad Fauzi, Nur Fathurrahman A

379

388

399

408

NOTULENSI DISKUSI SESIEVALUASI LAHAN DAN AKUISISI DATA(Notulen) 420

POSTER SESSION-1

048 PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENYAJIAN HASIL PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA(Full Paper)

Gilang Adinugroho, Nugroho Hartanto

071 ANALISIS PENGINDERAAN JAUH DAN PEMETAAN SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR DI DAERAH KECAMATAN GUNUNGPATI, SEMARANG

(Full Paper)

Daniel Kristianto Setyawan, David Widyanto, Galang Virgiawan, Nicholas Bastian, Zuhdi Azmi

424

(9)

ix |

Fauzi

114 ANALISIS SPASIAL ARAH PERKEMBANGAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL(Full Paper)

Sri Maryati, Nawir Sune, Sutarno

442

PLENARY SESSION-2(Materi) 446

K4B - RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (08.30 – 09.45)

MANAJEMEN BENCANA - 3

025 APLIKASI MODEL PEMBANGKIT DATA IKLIM DALAM

ANALISIS RISIKO KEKERINGAN PERTANIAN BERBASIS DATA SPASIAL MENENGAH: KASUS PADA BUDIDAYA KENTANG DI KAWASAN DIENG(Full Paper)

D. P. Adikarma Mandala, Junun Sartohadi, Danang Sri Hadmoko

054 PENILAIAN HUBUNGAN BENCANA BANJIR DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SECARA SPATIAL-TEMPORAL DI PANTAI UTARA JAWA(Full Paper)

Imam Setyo Hartanto, Rini Rachmawati

084 APLIKASI SIG UNTUK PEMETAAN ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH (STUDI KASUS: KABUPATEN DAN KOTA MOJOKERTO)(Full Paper)

Robby Arafad , Yanto Budisusanto

086 APLIKASI GIS DAN PENGINDERAAN JAUH DALAM PENGEMBANGAN RESIKO API (FIRE RISK) DI LANSEKAP KELAPA SAWIT: KASUS STUDI KALIMANTAN TENGAH, INDONESIA (Full Paper)

Sakti Anggara, Muhammad Silmi

036 PEMETAAN MULTI-RAWAN KABUPATEN MALANG BAGIAN SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

BENTANGALAM(Full Paper)

Edwin Maulana, Theresia Retno Wulan

492

502

511

519

526

NOTULENSI DISKUSI SESI MANAJEMEN BENCANA – 3(Notulen) 535

K4C - RUANG KULIAH 1 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (08.30 – 09.45)

110 KONTRIBUSI CITRA PENGINDERAAN JAUH UNTUK PELACAKAN ZONA POTENSIAL PENYUMBANG SEDIMEN WADUK MRICA, BANJARNEGARA, JAWA TENGAH(Full Paper)

Totok Gunawan

041 PENTINGNYA TINJAUAN ASPEK GEOLOGI DALAM SUATU PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA GUNA TERCIPTANYA KAWASAN HUNIAN YANG IDEAL(Full Paper)

First Ferdian Dheswara Adji Maryadi, Kemala Medika Putri

005 ANALISIS ARAH DAN FAKTOR PERKEMBANGAN KOTA MATARAM DENGAN CITRA MULTITEMPORAL(Full Paper)

Ajeng Murtisari, Lia Lovianisa, Kuncoro Purba Wasisa, Mayca Sita Nurdiana

033 IMPLIKASI DEURBANISASI TERHADAP GAYA HIDUP

PENDUDUK KAMPUNG DI WILAYAH PINGGIRAN PERKOTAAN, STUDI KASUS DI PERKAMPUNGAN KARAWACI, KABUPATEN TANGERANG, BANTEN(Full Paper)

Dwiyanti Kusumaningrum

042 KARAKTERISTIK BATAS WILAYAH ADMINISTRASI DAERAH DI INDONESIA BERDASARKAN TIPOLOGI BATAS WILAYAH

(10)

x |

Fahrul Hidayat, Yulia Indri Astuty,Suryant, Guridno Bintar Saputro

NOTULENSI DISKUSI SESI TATA RUANG DAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

SURVEI KEKOTAAN(Notulen)

056 PEMANFAATAN DATA MULTI SATELIT ALTIMETRI UNTUK KAJIAN KENAIKAN MUKA AIR LAUT PERAIRAN PULAU JAWA DARI TAHUN 1995 s.d 2014(Full Paper)

Isna Uswatun Khasanah, Leni S. Heliani, Abdul Basith

100 RELASI FAKTOR REFLEKTIFITAS RADAR DENGAN INTENSITAS CURAH HUJAN UNTUK RADAR C-BAND DI SOROAKO,

SULAWESI SELATAN(Full Paper)

Vera Arida, Zadrach L. Dupe, Findy Renggono

039 PENGGUNAAN INDEKS IKLIM GLOBAL DAN CURAH HUJAN SEBAGAI EARLY WARNING SYSTEM (EWS) BENCANA LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA – JAWA TENGAH(Full Paper)

Eri Nofian, Bayu Dwi Apri Nugroho, Ismail Wahab

050 PEMANFAATAN CITRA MTSAT-2R, TRMM-2A12, DAN ASTER GDEM-2 UNTUK ESTIMASI CURAH HUJAN DI JAWA BAGIAN TENGAH(Full Paper)

Hamim Zaky Hadibasyir, Hartono

596

606

616

624

NOTULENSI DISKUSI SESIKAJIAN METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI (Notulen) 633

K5B - RUANG SIDANG 2 PUSPICS, 26 NOVEMBER 2015 (13.00 – 14.15)

KAJIAN

VEGETASI DAN KEHUTANAN

031 KAJIAN HUBUNGAN ANTARA FRACTIONAL VEGETATION COVER (FVC) DENGAN TINGKAT EROSI BERBASIS REVISED UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION (RUSLE) DI DAS GESING MELALUI ANALISIS CITRA LANDSAT-8 OLI DAN SIG RASTER

(Full Paper)

Diwyacitta Dirda Gupita, Sigit Heru Murti B.S.

051 ESTIMASI STOK KARBON HUTAN MANGROVE KAWASAN SEGORO ANAK PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI, JAWA TIMUR(Full Paper)

Hendry Frananda, Nursida Arif

072 PEMODELAN ALOS PALSAR UNTUK ESTIMASI KANDUNGAN BIOMASSA ATAS PERMUKAAN DAN KARBON TEGAKAN HUTAN BERDASARKAN HABITAT DI SEBAGIAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT PROVINSI SUMATERA BARAT

(Full Paper)

Nirmawana Simarmata,Hartono

099 PEMETAAN KEMAMPUAN LAHAN DAN INDEKS POTENSI LAHAN UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS(Full Paper)

Trihatmaja Adi Nugraha, Rukiyya Sri Rayati Harahap, Ainil Mardhiah, M. Randy Aswin, ,Anugerah Ramadhian A.P, Prayoga Try Sagita, Azzadiva Ravi Sawungrana, Wirastuti Widyatmanti

119 PENGARUH RESOLUSI SPASIAL CITRA PENGINDERAAN JAUH TERHADAP ESTIMASI LEAF AREA INDEX MANGROVE DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA JAWA TENGAH(Full Paper)

Muhammad Kamal, Pramaditya Wicaksono, Dimar Wahyu Anggara, Muhammad Hafizt

(11)

xi |

013 IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI PROVINSI JAMBI(Full Paper)

Ari Murdimanto

024 IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT BERDASARKAN ANALISIS MARXAN(Full Paper)

Christian Handayani, Dirga Daniel, Estradivari

030 ANALISIS PENGARUH FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN TERHADAP AKURASI MODEL INTEGRASI CELLULAR

AUTOMATA DAN REGRESI LOGISTIK BINER BERDASARKAN PETA PERUBAHAN SAWAH KLATEN DAN SEKITARNYA

(Full Paper)

Dicky Setiady, Projo Danoedoro

055 PEMETAAN POTENSI KEKERINGAN MENGGUNAKAN

TOPOGRAPHIC WETNESS INDEX (TWI) DAN TASSELED CAP

LANDSAT 8 DI KECAMATAN PUJUT, KABUPATEN LOMBOK TENGAH(Full Paper)

Intan Khaeruli F , Atika Cahyawati ,Defa Herdianta S, Fajar Dewangga, Akbar Cahyadhi Pratama Putra, Basuki Rakhmat, Nur Ramadhan Bayu

029 REKOMENDASI PENGELOLAAN DAS MENGGUNAKAN CITRA ALOS AVNIR (STUDI KASUS: DAS KAYANGAN, KABUPATEN KULONPROGO)(Full Paper)

Dian Prabantoro, Nila Ratnasari, Erika Dwi Candra

679

690

699

709

719

NOTULENSI DISKUSI SESI TOPIK LAIN TERKAIT SPASIALISASI INFORMASI

GEOGRAFI – 1(Notulen)

043 ESTIMASI PRODUKSI PADI UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KEMANDIRIAN PANGAN DI SEBAGIAN KABUPATEN LOMBOK BARAT(Full Paper)

Faiz Fahmi Baihaqi, Erika Dwi Candra, Yogi Prabowo, Iis Sugiarti Ari Widayati, Valentian Sidik Wiworo

732

NOTULENSI DISKUSI SESI ESSTIMASI PRODUKSI DAN PENGGUNAAN LAHAN (Notulen)

064 PENGARUH RESOLUSI SPASIAL DIGITAL ELEVATION MODEL TERHADAP KEMIRINGAN LERENG(Full Paper)

Adi Artanto, M. Syahdan A.S.

094 APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN KERAWANAN LONGSOR LAHAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG(Full Paper)

Suryanti, Nur Mohammad Farda

744

751

NOTULENSI DISKUSI SESI TOPIK LAIN TERKAIT SPASIALISASI INFORMASI

GEOGRAFI – 2(Notulen)

023 PENGARUH KONTEKSTUALITAS DATA ATRIBUTTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

(Full Paper)

Chandra Adiputra

085 PENILAIAN KUALITAS AIR MENGGUNAKAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG DI SEBAGIAN PESISIR

762

(12)

xii |

KECAMATAN SEKOTONG DAN GERUNG, LOMBOK BARAT

(Full Paper)

Ruslisan, Nur Hafizul Kalam, Aglis Cahya Dwininta, Muhammad, Hasnan Habibi, Ernawati Tri Rahayu, Nurkhovia Dewi, Eleonora Easter Henny K, Wirastuti Widyatmanti,

082 PEMETAAN LAHAN POTENSIAL MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT OLI DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DELTA MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR(Full Paper)

Ratri Ma’rifatun Nisaa’, Nurul Khakhim

120 PERBANDINGAN AKURASI METODE BAND TUNGGAL DAN BAND RASIO UNTUK PEMETAAN BATIMETRI PADA LAUT DANGKAL OPTIS(Full Paper)

Pramaditya Wicaksono

781

792

NOTULENSI DISKUSI SESITOPIK LAIN TERKAIT SPASIALISASI INFORMASI

GEOGRAFI – 3 (Notulen)

801

POSTER SESSION-2

010 PEMANTAUAN KONDISI PILAR CBDRF PERBATASAN INDONESIA - TIMOR LESTE

(Full Paper)

Andriyana Lailissaum, Muhammad Nurman

032 KAJIAN PEMANFAATAN CITRA NOAA UNTUK PENDUGAAN POTENSI IKAN DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP) 573(Full Paper)

Dwi Sri Wahyuningsih, Th. Retno Wulan

098 PEMODELAN SPASIAL BANJIR ROB DI PESISIR PEKALONGAN DENGAN MEMANFAATKAN DEM RESOLUSI 10M DARI ALGORITMA ANUDEM(Full Paper)

Trida Ridho Fariz, Dwi Fathimah Zahra

115 KAJIAN KRITERIA PENENTUAN ZONA INTI TAMAN NASIONAL BERBASIS GEOFISIK MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone)

(Full Paper)

Nawir N. Sune

804

813

822

(13)

xiii |

JADWAL ACARA SIMPOSIUM NASIONAL SAINS GEOINFORMASI 2015 – PUSPICS UGM

HARI PERTAMA: RABU, 25 NOVEMBER 2015

Waktu (WIB) Acara Poster

07.30-08.30 Persiapan dan Registrasi Peserta Tempat: Teras Selatan Auditorium Merapi

Persiapan dan pemasangan Poster Session hari ke-1 Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi

08.30-09.00

Pembukaan dan Sambutan:

Drs. Projo Danoedoro, M.Sc., Ph.D. (Ketua Panitia Simposium)  Prof. Dr. Rijanta, M.Sc.(Dekan Fakultas Geografi UGM) Tempat: Auditorium Merapi

R1P-02 012, R1P-04 048, R1P-05 071, R1P-08 091,R1P-10 114

09.00-10.30

Plenary Session 1

Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS. (Ketua Ikatan Geograf Indonesia – IGI)  Dr. Suprajaka, M.T. (Kepala Pusat Standarisasi Kelembagaan Informasi Spasial

[PSKIG] mewakili Kepala Badan Informasi Geospasial – BIG) Tempat: Auditorium Merapi

10.30-11.00 Coffee break

Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi Poster Session hari ke-1

11.00-12.15

Moderator Dr. Sudaryatno Dr. Taufik Heri P Dr. Pramaditya W

11.00-11.15 R1A-01 001 R1B-01 002 R1C-01 009

11.15-11.30 R1A-02 003 R1B-02 008 R1C-02 015

11.30-11.45 R1A-04 022 R1B-03 012 R1C-03 074

11.45-12.00 R1B-04 059 R1C-04118

12.00-12.15

12.15-13.15 Ishoma Poster Session hari ke-1

13.15-14.15

Moderator Dr. Nurul Khakhim Totok WW, MSc NM Farda, MCs

13.15-13.30 R2A-01 089 R2B-01 026 R2C-01 104

13.30-13.45 R2A-02 092 R2B-02 047 R2C-02 106

13.45-14.00 R2A-03111 R2B-03049 R2C-03 107

14.00-14.15 R2A-04 076 R2B-04 004 R2C-04 109

14.15-14.30 R2B-05 046

14.15-15.00 Coffee break

Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi Poster Session hari ke-1

15.00-16.15

Moderator Dr. Suharyadi Prima W, MSi Karen SH, MSc

15.00-15.15 R3A-01 037 R3B-01 038 R3C-01 018

15.15-15.30 R3A-02 044 R3B-02062 R3C-02 035

15.30-15.45 R3A-03 093 R3B-03 069 R3C-03 053

15.45-16.00 R3A-05 115 R3B-04 108 R3C-04 102

(14)

xiv |

HARI KEDUA: KAMIS, 26 NOVEMBER 2015

Waktu (WIB) Acara Poster

07.30-08.30 Persiapan dan Registrasi Peserta Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi

Persiapan dan pemasangan Poster Session hari ke-2 Tempat: Teras Utara

K2P-02 010, K2P-04 029, K2P-05 032, K2P-06 033, K2P-07 036, K2P-09 098, K2P-10 115

Moderator Projo D., PhD Dr. Sudaryatno Dr. Sigit Heru M

08.30-08.45 K4A-01 K4B-01 025 K4C-01 110

08.45-09.00 K4A-02 K4B-02 054 K4C-02 041

09.00-09.15 K4A-03 K4B-03084 K4C-03 042

09.15-09.30 K4A-04 K4B-04 086 K4C-04 005

09.30-09.45 K4A-05 K4B-05 036 K4C-05 033

09.45-10.30 Coffee break

Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi Poster Session hari ke-2

10.30-12.00

Plenary Session 2

Dr. rer. Nat. Sumaryono, M.Sc. (Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Industri Informasi Geospasial – BIG)

Drs. Projo Danoedoro, M.Sc., Ph.D. (Ketua PUSPICS UGM / MAPIN Yogya) Tempat: Auditorium Merapi

12.00-13.00 Ishoma Poster Session hari ke-2

13.00-14.15

Moderator Dr. Sudaryatno Bowo Susilo, MT Like I, MSc

13.00-13.15 K5A-01 039 K5B-01 031 K5C-01 013

13.15-13.30 K5A-02 050 K5B-02 051 K5C-02 024

13.30-13.45 K5A-03056 K5B-03072 K5C-03 030

13.45-14.00 K5A-04 100 K5B-04 099 K5C-04 055

14.00-14.15 K5B-04 119 K5C-05 029

14.15-15.00 Coffee break

Tempat: Teras Utara Auditorium Merapi Poster Session hari ke-2

15.00-16.00

15.15-15.30 K6B-03094 K6C-03082

15.30-15.45 K6C-04 085

15.45-16.00 K6C-05 120

16.00-16.30 Penutupan acara simposium

Tempat: Auditorium Merapi

Keterangan:

(15)

73 |

PEMODELAN HIDROLOGI LIMBURG SOIL EROSION MODEL (LISEM)

UNTUK PREDIKSI TINGGI GENANGAN BANJIR BANDANG

A. U. Rusdimi1, P.K Widyaputra2, J. Sartohadi1, M.A. Setiawan1 S. Ritohardoyo1 1

Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Email: ulyarusdimi@live.com, primandakiky@gmail.com

2

Fakultas Teknologi Sumberdaya Alam, Institut Teknologi Yogyakarta Email: panyidiksiti@gmail.com

*Corresponding author: ulyarusdimi@live.com

ABSTRAK

Pemanfaatan teknologi sistem informasi geografis (SIG) telah berkembang pesat dan memberikan kontribusi yang besar dalam analisis kebencanaan di Indonesia, salah satunya melalui pemodelan. Limburg Soil Erosion Model (LISEM) merupakan pemodelan hidrologis yang menggunakan banyak parameter pada skala detail. Model ini dikembangkan untuk mensimulasikan kondisi hidrologi permukaan dan keseimbangan sedimen. Kelebihan model LISEM adalah mampu mensimulasikan kondisi-kondisi tersebut dalam ruang dan waktu yang cukup detil.

Keberhasilan suatu model dalam menghasilkan hasil prediksi yang paling mendekati kondisi sebenarnya di lapangan berkaitan erat dengan kelengkapan data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji hasil penerapan model hidrologi LISEM untuk prediksi banjir bandang dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan basis data untuk pemodelan tersebut dan mengevaluasi optimalisasi model untuk pemodelan banjir bandang di Indonesia. Pemodelan hidrologi menggunakan LISEM dilakukan di DAS Bladak, Jawa Timur dan Sub-DAS Kedungwinong, DAS Juwana, Jawa Tengah yang memiliki karakteristik fisik yang berbeda.

Hasil prosedur pemodelan tinggi genangan banjir bandang dianalisis secara deskriptif. Kelengkapan data yang meliputi informasi curah hujan, topografi, penutup lahan, sifat fisik tanah, dimensi dan aliran sungai, kekasaran permukaan dan vegetasi menentukan optimalisasi hasil pemodelan aliran permukaan dalam suatu DAS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model LISEM mampu memprediksi tinggi genangan dan lokasi genangan; meskipun dalam penelitian ini masih menggunakan banyak asumsi dan keterbatasan data. Untuk itu, dibutuhkan basis informasi dalam skala yang detil untuk dapat menghasilkan prediksi respon suatu DAS pada suatu kejadian curah hujan yang ekstrem.

KATA KUNCI:aplikasi SIG, model hidrologi, LISEM, pemodelan banjir bandang

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang paling rawan akan multi bencana di Asia. Dalam beberapa tahun terakhir, besarnya resiko bencana alam di Indonesia kian meningkat, salah satunya adalah risiko akan bencana banjir bandang. Banjir bandang terjadi dalam waktu yang relatif singkat dengan kekuatan yang besar dan mengakibatkan kerusakan pada kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. Tidak hanya kerugian yang diderita oleh masyarakat secara materi ataupun jiwa, tetapi juga kerugian secara ekonomi yang menurunkan kesejahteraan masyarakat juga dirasakan sebagai dampak bencana banjir bandang.Banjir bandang tersebut dapat diasebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya (a) kegagalan dalam bangunan penahan air (dam break/failure), baik yang disebabkan oleh faktor alam atau kesalahan manusia, (b) faktor curah hujan yang tinggi dan dalam durasi yang panjang, (c) serta faktor geometri saluran meliputi gradien sungai dan lembah sungai dari bagian hulu (upstream) dan hilir (downstream) (Imran, 2013).

(16)

74 |

terjadi di daerah yang relatif sempit, upaya mengidentifikasi lokasi yang rawan sangat dibutuhkan dalam pengurangan risiko bencana dan tata ruang.

Memahami hubungan hujan-limpasan bersama dengan parameter-parameter fisik lainnya dalam suatu DAS sangat penting dalam membangun model hidrologis untuk prediksi banjir bandang.Arnaud-Fassetta et al. (2009)mengemukakan perkembangan kajian hidro-meteorologis menggunakan Geographic Information System (GIS) untuk membangun karakter dan dinamika banjir melalui model. Untuk membangun probabilitas kejadian dan analisis kerawanan dapat dilakukan dengan menggabungkan aspek geomorfologis, meteorologi-klimatologis,dan penggunaan lahan. Informasi yang dihasilkan dari data tersebut berupa informasi potensi kejadian bencana, sehingga peran dari aspek geomorfologis, meteorologi-klimatologi, dan penggunaan lahan sangat diperlukan dalam membangun model bencana (Dikau, 1990; Parise, 2001; Cardinali et al., 2002; van Westen et al., 2008; Leoni et al., 2009).

Faktor-faktor meteorologis seperti intensitas, distribusi dan besar curah hujan juga merupakan variabel input dalam membentuk model. Kajian mendalam terkait parameter-parameter ini dapat digunakan untuk memprediksi dan membangun sistem kewaspadaan terhadap bencana banjir bandang. Kelengkapan informasi untuk setiap parameter sangat dibutuhkan, terutama dalam skala yang detail mengingat pemodelan banjir bandang merupakan pemodelan yang dilakukan pada daerah yang relatif sempit dan dalam durasi waktu yang singkat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengkaji hasil penerapan model hidrologi LISEM untuk prediksi banjir bandang, (2) mengidentifikasi kebutuhan basis data untuk pemodelan, dan (3) mengevaluasi optimalisasi model untuk pemodelan banjir bandang di Indonesia.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Dekripsi Wilayah

DAS Bladak terletak di bagian barat lereng Gunungapi Kelud, Jawa Timur dan merupakan salah satu DAS yang dilewati oleh sungai yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana banjir bandang karena karakteristik morfologi sungai tersebut. Secara astronomis, DAS Bladak terletak di 9113664 mN - 9123058 mN dan 619099 mE - 643515 mE dengan luas wilayah 50,91 km2. DAS Bladak memiliki bentuk memanjang dengan panjang sungai utama DAS Bladak mencapai 40,9 km2.

Gambar 1.Peta lokasi kajian DAS Bladak

(17)

75 |

Gambar 2.Peta lokasi kajian DAS Juwana

2.2 Data yang Digunakan

Data primer untuk pemodelan hujan-limpasan didapatkan dari pengukuran langsung di lapangan yang meliputi observasi dan pengambilan sampel, sedangkan data sekunder didapatkan dari studi literatur dan pengumpulan data dari instansi-instansi terkait. Secara detail, kebutuhan data untuk pemodelan hujan-limpasan menggunakan LISEM dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan data penelitian

Data

Sumber

Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000

-Topografi

-Sungai

BIG

Curah hujan per 10 menit

Stasiun hujan

Slemanan dan

Candisewu

Stasiun Hujan di Pati

dan Kudus

- Penutup Lahan

-Tutupan Vegetasi

Citra Visual

Bing

Satellite Imagery

LANDSAT 8

Pengamatan di

lapangan

Peta sifat fisik tanah

Pengamatan dan

Pengukuran di

lapangan

(18)

76 |

2.3 Pengolahan Data

LISEM memerlukan beberapa data agar dapat menghasilkan keluaran yang prediktif. Data tersebut meliputi data curah hujan, data sifat fisik tanah, data saluran sungai, kekasaran permukaan, dan data penggunaan lahan(El Kadi Abderrezzak et al., 2009). Pengolahan data dalam pemodelan inimeliputi pengolahan data menggunakan perangkat lunak GIS dan pengolahan curah hujan sebagai input LISEM. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak GIS meliputi penyiapan peta penggunaan lahan yang diperoleh dari peta BIG dan survei lapangan; peta saluran atau sungai, mencakup debit, kedalaman dan lebar saluran; peta tutupan vegetasi yang dibangun dari analisis NDVI (Normalized Density Vegetation Index).menggunakan Landsat 8, serta identifikasi tutupan lahan lain berupa lahan terbangun interpretasi visual. Citra visual dariBing Satellite Imagery

diolah untuk menghasilkan peta klasifikasi penutup lahan dengan proses segmentasi menggunakan perangkat lunak eCognition Developer dan proses klasifikasi yang dilakukan dengan interpretasi manual, kemudian divalidasi dengan pengamatan lapangan. Citra LANDSAT 8 digunakan untuk menentukan tutupan vegetasi melalui NDVI, sehingga bisa diperoleh nilai Leaf Area Index dan menghasilkan peta tutupan vegetasi.

Gambar 3. Peta Input Dalam Pemodelan LISEM

DEM (Digital Elevation Model) dibangun dari kontur untuk menghasilkan kondisi topografi DAS kajian secara spasial, dan menurunkan petalocal drain direction (LDD) dan peta lereng, karena DEM menyajikan informasi sudut lereng dan arah aliran (Setiawan, 2009). DEM idealnya dibangun menggunakan pengukuran lapangan atau sumber data spasial yang menghasilkan kontur detil.Penelitian ini menggunakan peta kontur berskala 1 : 25.000 untuk menghasilkan DEM dengan menginterpolasi titik-titik ketinggian.DEMmerupakan input data yang paling berpengaruh dalam menghasilkan output pemodelan yang dapat merepresentasikan keadaan sebenarnya di lapangan. Semakin detail skala yang dimiliki oleh DEM, maka kondisi topografi yang dijalankan oleh model semakin mendekati kondisi sebenarnya di lapangan. Dalam penelitian ini, DEM dihasilkan dari interpolasi garis kontur pada peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000.

Data curah hujan dalam pemodelan berfungsi sebagai data ―skenario‖, berdasarkan data curah hujan

yang direkam dari stasiun hujan yang mencakup wilayah DAS kajian. Curah hujan tertinggi yang terekam pada stasiun hujan digunakan sebagai input data curah hujan dalam pemodelan. Pemodelan dijalankan berdasarkan

―skenario‖ hujan di mana jumlah total curah hujan ditentukan dari data aktual curah hujan harian. Kesulitan

dalam menggunakan data aktual untuk pemodelan terletak pada keterbatasan data. Namun demikian, puncak dan jumlah curah hujan dalam pemodelan merupakan data aktual yang dalam penelitian ini berasal dari stasiun Slemanan dan Candisewu, Kabupaten Blitar untuk DAS Bladak pada dan stasiun Tlogowungu, Kabupaten Pati untuk DAS Juwana. Asumsi yang digunakan dalam pemodelan adalah bahwa hanya terjadi satu kejadian hujan dalam satu hari.Data curah hujan simulasi per 10 menit dibutuhkan untuk melakukan skenario pemodelan respon DAS pada saat terjadi hujan dalam intensitas tertentu. Dalam hal ini, pengukuran curah hujan di lapangan dilakukan secara harian, sehingga nilai curah hujan yang digunakan dalam pemodelan adalah jumlah curah hujan alam satu hari yang diambil dari kejadian hujan terbesar dalam bulan basah.

(19)

77 |

survey dan observasi langsung. Data sifat fisik tanah yang dibutuhhkan untuk pemodelan antara lain hantaran hidrolik jenuh (mm/h), average suction (cm), porositas, kadar lengas tanah awal, dan kekasaran permukaan.

2.4 Metode Analisis

Untuk mencapai tujuan utama penelitian ini, yakni mengevaluasi kebutuhan basis data untuk optimalisasi pemodelan banjir bandang di Indonesia, analisis deskriptif dilakukan dengan mengkaji studi kasus hasil pemodelan banjir bandang menggunakan LISEM yang telah dilakukan di kedua daerah kajian. Model LISEM digunakan untuk mensimulasikan debit sungai, ketebalan banjir maksimum, dan kecepatan banjir maksimum(Thi Hai Van et al., 2011; Alkema et al., 2007). Model dibangun berdasarkan konsep gelombang kinematik pada suatu kejadian hujan dalam DAS (Jetten, 2002), diwakili dengan piksel (raster-based operation) dimana input pada tiap piksel adalah hujan dan intersepsi, sedangkan infiltrasi dan simpanan permukaan digunakan untuk menghitung limpasan(Fang & Su, 2006).

Analisis deskriptif dilakukan secara mendalam dengan mengkaji hubungan dan fungsi setiap variabel dalam pemodelan dan pengaruhnya terhadap hasil pemodelan. Keterbatasan yang ditemukan dalam hasil pemodelan menjadi titik acuan untuk menggali lebih dalam kebutuhan basis data yang perlu dikembangkan untuk mencapai hasil prediksi yang paling mendekati kondisi sebenarnya di lapangan.Kondisi ideal untuk membangun suatu model hidrologis adalah adanya data yang mencukupi di DAS yang dikaji, terutama data DEM, tanah, tutupan vegetasi dan tutupan lahan (Bek & Ježek, 2011), data hidrologis (Yang et al., 2012).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penerapan LISEM untuk Prediksi Banjir Bandang

Pemodelan hidrologi menggunakan LISEM pada umumnya menggambarkan respon suatu DAS terhadap suatu kejadian hujan. Hasil pemodelan dengan input parameter yang diberikan menghasilkan prediksi total intersepsi, total infiltrasi, dan simpanan permukaan DAS tersebut, juga prediksi total debit, debit puncak dan waktu debit puncak tercapai yang dialami oleh sungai terkait.

Gambar 4.Hasil pemodelan hubungan hujan-aliran permukaan di DAS Bladak

(20)

78 |

merupakan prediksi lokasi terjadinya banjir bandang. Angka yang ditunjukkan pada hasil pemodelan merupakan tinggi muka air sungai pada lokasi yang ditunjukkan (Rusdimi, 2015; Widyaputra, 2015).

Gambar 5.Hasil pemodelan hubungan hujan-aliran permukaan di DAS Juwana

Pemodelan dengan menggunakan skenario curah hujan yang besar sebagai pemicu terjadinya banjir bandang di DAS Bladak tidak dapat dilakukan karena keterbatasan data curah hujan yang tersedia, yakni data hujan harian, sementara pemodelan membutuhkan data kejadian hujan per 10 menit untuk menghasilkan respon DAS dalam periode yang singkat. Digital Elevation Model (DEM) juga merupakan input terpenting dalam pemodelan hujan-limpasan pada suatu DAS, mengingat kondisi topografi yang direpresentasikan oleh DEM memiliki pengaruh yang besar akan karakteristik hidrograf banjir yang dihasilkan. Data DEM yang digunakan dalam pemodelan hujan-limpasan di DAS Bladak dan DAS Juwana merupakan hasil interpolasi data kontur pada Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000, sehingga menghasilkan peta raster DEM yang memiliki nilai pixel sebesar 20 m. DEM yang dihasilkan dari peta dengan skala menengah seperti ini mengakibatkan hasil pemodelan yang tidak maksimal karena skenario kondisi topografi yang dinilai terlalu kasar (Rusdimi, 2015; Widyaputra, 2015).

Untuk memperoleh hasil pemodelan yang dapat diterima pada keadaan yang sebenarnya, kalibrasi dan validasi perlu dilakukan mengingat hasil pemodelan tidak pernah sepenuhnya berbasis fisik di lapangan. Nilai parameter yang digunakan alam pemodelan yang tidak optimal dapat menjadi salah satu sumber penyimpangan pada model yang dihasilkan. Salah satu parameter yang baik digunakan untuk kalibrasi dan validasi adalah nilai debit banjir pada saat banjir bandang yang sebenarnya berlangsung di lapangan. Nilai ini dapat dipertanggungjawabkan apabila terdapat data debit aliran yang terekam baik ketika sungai berada pada keadaan normal maupun pada saat terjadi banjir.

3.2 Kebutuhan Basis Data untuk Pemodelan

(21)

79 |

Data utama yang digunakan untuk menghasilkan prediksi banjir bandang meliputi curah hujan, debit sungai, dan data spasial berupa DEM , sungai, jalan dan tutupan lahanHasil prediksi banjir di DAS Bladak dan DAS Juwana menggunakan data tersebut dapat menunjukkan prediksi lokasi banjir dan kedalaman banjir, meskipun pemodelan yang dilakukan menggunakan asumsi-asumsi yang diterapkan untuk beberapa parameter yang memiliki keterbatasan data. Oleh karena itu, berdasarkan hasil dari pemodelan yang telah dilakukan di DAS Bladak dan DAS Juwana, dapat diidentifikasi kebutuhan data yang ketersediaannya sangat penting dalam membangun model. Hanya saja, sumber data yang seringkali belum terbuka untuk publik serta masih banyak dijumpai kekosongan bahkan ketiadaan data, menyebabkan muncul kesulitan dalam melakukan pemodelan banjir secara detil dan prediktif di Indonesia. Kebutuhan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Parameter Pemodelan dan Sumber Data

Parameter Sumber

DAS

Local drain direction DEM

Batas DAS DEM

Hujan wilayah Pemetaan

Gradien lereng DEM

Lokasi outlet DEM

Jembatan DEM

Curah hujan Penakar hujan

Penutup lahan

Leaf area index (LAI) Pengolahan data (SIG)

Fraksi tutupan vegetasi Literatur

Tinggi vegetasi Pengukuran di

lapangan, Literatur Fraksi tutupan permukiman Pemetaan

Lebar jalan kedap air Pemetaan

Lebar jalan tanah Pemetaan

Infiltrasi dan Sifat Permukaan

Manning’s n Literature

Random roughness Literature Hantaran hidrolik jenuh Pengukuran di

lapangan

Saturated volumetric soil

moisture content Literatur Initial volumetric soil

moisture content Literatur Soil water tension at wetting

front Literatur

Saluran

Local drain direction of

channel network DEM

Gradien saluran DEM

Manning’s nsaluran Literatur

Lebar saluran Pemetaan

Channel cross section shape Pemetaan

3.3 Optimalisasi Model untuk Pemodelan Banjir Bandang di Indonesia

(22)

80 |

termasuk ke dalam daerah rawan bencana gunungapi, alat penakar hujan pada beberapa titik juga ditemukan rusak akibat dampak letusan gunungapi dan belum diperbaiki, sehingga menyebabkan keterbatasan data.

Kurangnya instrumen pencatat data di lapangan juga ditemukan pada beberapa sungai utama di daerah kajian, yakni kebutuhan akan adanya stasiun pengamatan arus sungai (SPAS). Dalam pemodelan hidrologi LISEM, data debit sungai sangat dibutuhkan pada tahap kalibrasi dan validasi model untuk mendapatkan hasil pemodelan yang lebih relevan. Data debit merupakan data utama dalam membangun hidrograf banjir yang menjadi input dasar dalam pemodelan. Ketersediaan data pencatat arus sungai yang lengkap dan dapat diakses dengan mudah, terutama untuk sungai-sungai yang berpotensi banjir, merupakan suatu keharusan apabila akan digunakan untuk membangun model yang digunakan sebagai dasar perencanaan dalam manajemen bencana banjir.

Kondisi ketinggian dan kelerengan yang direpresentasikan oleh DEM merupakan salah satu faktor terkuat yang mempengaruhi banjir bandang. Perbedaan kondisi fisik topografi DAS bagian hulu, tengah dan hilir mempengaruhi prediksi titik-titik terjadinya luapan dari aliran sungai. Untuk memperoleh DEM yang memiliki resolusi tinggi, dibutuhkan sumber data yang memadai, baik dari citra satelit ataupun dari sumber lain. Oleh karena itu, kemudahan akses terhadap sumber data muka bumi khususnya elevasi yang detil dan dukungan dari penyedia data spasial sangat diperlukan sebagai sarana mengoptimalkan hasil dari pemodelan banjir bandang.

4. KESIMPULAN

Kajian Pemodelan menggunakan LISEM untuk banjir bandang menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Penerapan model hidrologi LISEM untuk prediksi banjir bandang telah dapat menghasilkan beberapa keluaran prediktif banjir bandang, diantaranya meliputi sebaran banjir secara spasial, ketebalan, durasi, dan kecepatan banjir. Walaupun demikian, masih terdapat banyak kelemahan karena masih

menerapkan beberapa asumsi dan data simulasi ―skenario‖ untuk membangun model banjir bandang,

belum sepenuhnya menggunakan data riil.

2. Untuk membangun pemodelan banjir bandang secara secara akurat, terdapat beberapa data yang bersifat wajib untuk dipenuhi. Hal ini sekaligus menjadi masukan bagi instansi penyedia data dalam menerapkan inventarisasi basis data terkait banjir secara lengkap, berkelanjutan dan terstruktur di Indonesia.

3. Optimalisasi pemodelan banjir bandang dapat dilalukan dengan melengkapi data menggunakan data yang lebih detil, terutama untuk data hidrologis-klimatologis berupa curah hujan dan debit sungai, data DEM sebagai representasi muka bumi, serta informasi lain yang mendukung pemodelan hidrologi.

DAFTAR PUSTAKA

Alkema, D., Nieuwenhuis, J. D., & de Jong, S. M. (2007). Simulating floods : on the application of a 2D hydraulic model for flood hazard and risk assessment. (147), ITC, Enschede. Retrieved from http://www.itc.nl/library/papers_2007/phd/alkema.pdf

Arnaud-Fassetta G., Astrade L., Bardou E., Corbonnois J., Delahaye D., Fort M., Gautier E., Jacob N., Peiry J.-L., Piégay H., Penven M.-J. (2009) - Fluvial geomorphology and flood-risk management. Géomorphologie : relief, processus, environnement, 2, 109-128. 2009 Arnaud-Fassetta et al. Geomorphologie Fluvial risk ENGLISH.pdf

Cardinali, M., Reichenbach, P., Guzzetti, F., Ardizzone, F., Antonini, G., Galli, M., et al., (2002). A geomorphological approach to the estimation of landslide hazards and risks in Umbria, Central Italy. Nat. Hazards Earth Syst. Sci. 2, 5772.

Dikau, R., (1990). Derivatives from detailed geoscientific maps using computer methods. Z. Geomorphol. N.F. 80, 4555.

El Kadi Abderrezzak, K., Paquier, A., & Mignot, E. (2009). Modelling flash flood propagation in urban areas using a two-dimensional numerical model. Natural Hazards, 50(3), 433-460. doi: 10.1007/s11069-008-9300-0.

(23)

81 |

Fang, X., & Su, D. (2006). An integrated one-dimensional and two-dimensional urban stormwater flood simulation model. JAWRA Journal of the American Water Resources Association, 42(3), 713-724. doi: 10.1111/j.1752-1688.2006.tb04487.x

Imran, A. M., (2013). Fenomena Banjir Bandang di Indonesia, Workshop Penanggulangan Banjir Bandang. Makassar

Jetten, V. (2002). LISEM user manual version 2.x. The Netherlands: Utrecht Centre for Environment and Landscape Dynamics, Utrecht University.

Leoni, G., Barchiesi, F., Catallo, F., Dramis, F., Fubelli, G., Lucifora, S., et al., (2009). GIS methodology to assess landslide susceptibility: application to a river catchment of Central Italy. J. Maps 2009, 8793.

Parise, M., (2001). Landslide mapping techniques and their use in the assessment of the landslide hazard. Phys. Chem. Earth C 26 (9), 697703.

Rusdimi, A. U. 2015. Retarding Basin for Lahar Hazard Management (Case Study in Bladak Catchment, East Java). Tesis. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.

Setiawan, A. 2009. Study of Land Use Change Effect on the Runoff Using LISEM (Limburg Soil Erosion Model) Rainfall-Runoff Model A Case Study: Kreo Sub Catchment, Central Java Province, Indonesia. Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.

Thi Hai Van, N., Pedzisai, E., Alkema, D., & Jetten, V. G. (2011). Flash flood propagation through terraced paddy fields in Cuong No catchment, Yen Bai, Vietnam : abstract. Presented at AOGS 2011 : Asia Oceania Geosciences Society, 8-12 August 2011, Taipei, Taiwan. 1 p.

van Westen, C.J., Castellanos Abella, E.A., Sekhar, L.K., (2008). Spatial data for landslide susceptibility, hazards and vulnerability assessment: an overview. Eng. Geol. 102 (34), 112131.

Widyaputra, P. K. 2014. Multi-scale Analysis on Flash Flood Susceptibility Assessment by Using Geomorphological Approach and Hydrological Model in Juwana Catchment, Central Java Province.

Tesis. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.

Gambar

Gambar 1.Peta lokasi kajian DAS Bladak
Gambar 2.Peta lokasi kajian DAS Juwana
Gambar 3. Peta Input Dalam Pemodelan LISEM
Gambar 4.Hasil pemodelan hubungan hujan-aliran permukaan di DAS Bladak
+3

Referensi

Dokumen terkait

tidak boleh mempengaruhi pelajar etnik India bertingkah laku devian. d) Untuk mengenal pasti sama ada penglibatan terhadap aktiviti sosial/. kemasyarakatan boleh atau

Alasannya adalah bahwa dengan keberadaannya di kawasan ini, maka upaya pengembangan “shopping street” perlu didukung oleh keunikan dari konservasi kawasan

Dalam peraturan ini ditentukan bahwa garam yang dapat diimpor oleh IT (Importir Terdaftar) adalah garam yang digunakan untuk bahan industri, yaitu “sebagai bahan

a. Kelola Penjadwalan, yaitu meilhat jadwal kuliah dan jadwal ujian, dimana dosen wali dapat melakukan fungsionalitas yang dapat dilakukan mahsiswa setelah mendapatkan izin

Judul Tugas Akhir ini adalah : “Kajian Pemilihan Moda Transportasi Antara Angkutan Kota dengan Monorel Menggunakan Metode Stated Preference (Studi Kasus: Rencana

Hartanah Pelaburan dipegang untuk tujuan hasil sewaan jangka panjang atau untuk kenaikan nilai pelaburan atau kedua-duanya sekali, dan tidak diduduki

 Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus (lada berekor/ Cubeb)  Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa sendok