• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budidaya Tanaman Kentang di Kopeng Obser

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Budidaya Tanaman Kentang di Kopeng Obser"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEMATIKA

REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

“Kasus Kentang di Kopeng”

Oleh :

Kelompok III

Inayatul Lutfi (20110210047)

Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(2)

I. PENDAHULUAN

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran umbi berasal dari wilayah Pegunungan Andes di Peru dan Bolivia, tetapi tanaman kentang yang masuk ke Indonesia adalah kentang yang berasal dari Amerika Utara (Setiadi dan Nurulhuda, 1993 dalam Agnestika, 2012). Permintaan kentang baik di dalam maupun di luar negeri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, kentang menjadi komoditas primadona karena memiliki potensi tinggi dalam diversifikasi pengolahan pascapanen sehingga dapat memberikan peluang dalam memperkuat ketahanan pangan nasional (Widowati dan Damardjati, 2001 dalam Susiani dan Prawito, 2012). Hal tersebut dikarenakan kentang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan makanan pokok selain beras dan gandum, mengingat kentang merupakan tanaman penghasil karbohidrat.

Sebagai sayuran, kentang memiliki banyak kegunaan, baik untuk kesehatan dan pertumbuhan tubuh manusia maupun untuk beragam kegunaan bentuk. Kentang mengandung karbohidrat sebagai sumber energi dan baik untuk penderita diabetes dan kencing manis karena dapat digunakan sebagai diet pengganti nasi. Selain itu, kentang juga mengandung protein dan lemak yang penting dalam pembentukan jaringan tubuh. Sedangkan kandungan mineralnya sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi bagi balita, serta pembentukan hemoglobin (unsur Ca, P dan Fe). Kandungan vitamin B dalam kentang dapat untuk mencegah penyakit beri-beri (Cahyono, 1996). Untuk kegunaan bentuk, kentang dapat diolah menjadi berbagai masakan sayur dan olahan lainnya. Kentang dapat diolah untuk sayur sop, perkedel, bistik, timlo, aneka soto, huzaren sla, kroket, hutspot, keripik, aneka snack, dan lain-lain. Dengan mengetahui beberapa keunggulan dari tanaman kentang, maka pengembangannya mempunyai posisi strategis dalam peningkatan ekonomi rakyat.

II. PERMASALAHAN A. Kasus

(3)

kelengasan yang tinggi. Bagaimana Saudara memberikan solusi terhadap permasalahan memberikan peluang besar untuk terjadinya gagal panen apalagi jika tidak dibarengi dengan kegiatan budidaya yang sesuai dengan kondisi tersebut. Di sisi lain, petani memiliki alasan mengapa mereka menanam kentang pada saat musim hujan dan mempertahankan kebiasaan mereka. tindakan mereka cenderung didorong oleh faktor ekonomi yaitu harga jual kentang yang melambung (lebih mahal) pada saat musim penghujan. Oleh karena itu, diperlukan teknik budidaya yang cocok untuk tanaman kentang di daerah Pegunungan Kopeng sehingga dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada saat musim hujan.

III. PEMBAHASAN A. Kentang (Solanum tuberosum L.)

Kentang merupakan salah satu jenis tanaman sayuran umbi semusim yang tumbuh tegak sampai ketinggian 50 – 120 cm. Tanaman berbentuk perdu, daun berwarna hijau dan kelabu yang tumbuh berselang-seling berbentuk lonjong dengan ujung yang meruncing. Batang berbentuk segi empat, memiliki sifat agak keras tetapi tidak begitu kuat. Bunga berwarna kuning putih atau ungu yang keluar dari ketiak daun teratas, memiliki benang sari lima buah dan tangkai putiknya panjang. Sedangkan, umbi kentang berbentuk bulat sampai lonong dengan ukuran yang beragam. Umbinya banyak mengandung karbohidrat dan mata tunas, sehingga tanaman dapat diperbanyak dengan menggunakan umbinya (Cahyono, 1996).

Secara umum, tanaman kentang diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae

(4)

Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L.

Gambar 1. Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)

Tanaman kentang umumnya dapat tumbuh baik bila ditanam di dataran tinggi (1500 – 3000 mdpl), akan tetapi ada beberapa varietas yang masih dapat tumbuh baik pada ketinggian 500 mdpl. Untuk pembudidayaan tanaman di tanah miring, derajat kemiringan tanah harus di bawah 30%. Tanaman kentang dapat tumbuh baik pada segala jenis macam tanah, akan tetapi pertumbuhan paling baik dan subur adalah pada tanah vulkanis dengan kandungan pasir sedikit. Struktur tanah yang sesuai yaitu berstruktur gembur, tanah banyak mengandung bahan organik atau humus, subur, porous (mudah mengikat air), dan memiliki drainase baik. Keadaan kimia tanah yang sesuai untuk pertumbuhannya adalah tanah dengan pH sekitar 5 – 6,5. Suhu udara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman berkisar 15 – 16C dengan kelembabab udara antara 80 – 90%. Sedangkan curah hujan berkisar antara 1200 – 1500 mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan pada tanaman kentang bervariasi tergantung dengan varietasnya, akan tetapi rata-rata penyinaran matahai berkisar antara 10 – 16 jam dengan keadaan angin yang tidak terlalu kencang (Cahyono, 1996).

B. Pegunungan Kopeng

Kopeng merupakan salah satu nama dusun yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis, Dusun Kopeng terletak pada koordinat S 070 24’10” dan E

1100 25’00”. Daerah tersebut termasuk pegunungan sehingga memiliki topografi yang

(5)

temperatur antara 15 – 24C. Curah hujan pada daerah tersebut berkisar 3510 mm/tahun (Tim KKN UGM, 2010). Dengan keadaan alam tersebut, pengembangan budidaya pertanian khususnya komoditas sayuran memiliki peluang yang besar. Hal tersebut dikarenakan keadaan makroklimat yang mendukung untuk budidaya sayuran seperti tanaman kentang.

C. Penyelesaian Masalah

Untuk menangani kasus tersebut perlu dilakukan beberapa tindakan agar budidaya kentang dapat berproduksi dengan baik dan tetap konservatif. Adapun tindakan yang dapat dilakukan pada daerah tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Pembuatan bedengan (raised bed)

Bedengan atau yang sering disebut dengan guludan adalah lahan yang sudah dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat menanam tanaman. Bedengan dapat memudahkan pelaksanaan penanaman, pemeliharaan hingga panen. Di antara bedengan dibuat saluran drainase untuk mengalirkan kelebihan air serta dapat menjaga kondisi aerasi dan kelembaban tanah agar tetap baik. Berikut merupakan beberapa macam bedengan beserta kelebihan dan kekurangannya antara lain sebagai berikut (Kurnia, et all, 2012):

a. Bedengan searah lereng

Jenis bedengan panjang searah lereng dapat memperbesar erosi dan penghanyutan unsur hara karena tanah mengalami pengikisan dan penghanyutan oleh aliran permukaan. Pada saat musim hujan dengan intensitas tinggi maka akan menyebabkan penurunan tingkat kesuburan dan produktivitas tanah.

b. Bedengan diagonal terhadap lereng

Bedengan diagonal terhadap lereng merupakan jenis bedengan yang dibuat 45

(6)

c. Bedengan dengan mulsa plastik

Jenis bedengan dengan mulsa plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu mengurangi intensitas penyiangan, menjaga kelembaban tanah, mengurangi terjadinya erosi tanah. Namun jenis bedengan ini memiliki beberapa kelemahan yang terjadi pada saat musim hujan tinggi. Ketika intensitas hujan tinggi, seluruh air akan terkonsentrasi dalam saluran drainase kemudian mengalir sebagai aliran permukaan yang pada akhirnya masuk dalam sungai, sehingga menambah debit air yang mengakibatkan terjadinya banjir. Permukaan tanah pada bedengan yang ditutup plastik tetapi permukaan tanah pada dasar saluran drainase tetap terbuka, sehingga memungkinkan terjadinya pengikisan tanah.

Berdasarkan kasus tersebut, jenis bedengan-bedengan di atas perlu dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi di daerah tersebut. Jenis modifikasi bedengan yang dapat diterapkan pada tanaman kentang antara lain:

a. Modifikasi bedengan searah lereng dan searah kontur

Pembuatan bedengan searah lereng dan searah kontur yang dimodifikasi dengan pembuatan teras gulud (ridge terrace). Bedengan tersebut dibuat dengan panjang tidak lebih dari 4,5 – 5 m dan pada bagian bawah bedengan dipotong dengan teras gulud. Hal tersebut dapat mengurangi terjadinya erosi tanah. Bedengan selebar 70 – 120 cm dengan panjang 4,5 – 5 m searah lereng dipotong dengan teras gulud dapat mengurangi terjadinya erosi sebesar 50 – 70%. Sedangkan erosi pada pada bedengan searah kontur dengan dipotong teras gulud dapat berkurang sebesar 90 – 95% (Kurnia, et all, 2012).

b. Pemberian mulsa pada bedengan

(7)

Gambar 2. Penggunaan mulsa pada tanaman kentang. c. Pembuatan bedengan tegak lurus kemiringan

Bedengan yang tegak lurus kemiringan sesuai diterapkan pada daerah dataran tinggi seperti pada kasus. Hal tersebut memiliki keunggulan yaitu dapat mencegah dan menekan terjadinya erosi pada saat musim hujan. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman) atau 140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm (Kurnia, et all, 2012).

2. Modifikasi pembuatan SPA

Pembuatan SPA (Saluran Pembuangan Air) diarahkan pada sistem drainase alami sebagai drainase dan diperkuat dengan rumput teki (Paspalum notatum). Rumput teki ditanam pada dasar saluran maupun sepanjang kanan dan kiri dinding saluran, sehingga menekan terjadinya penggerusan terhadap tanah.

3. Teknik konservasi tanah

Teknik konservasi tanah sebagai alternatif penanganan masalah kasus tersebut dapat dilakukan dengan cara penanaman tanaman tambahan yang berfungsi konservatif. Penggunan tanaman penguat teras yang ditanam pada bibir (talud) dan tampingan teras, serta menggunakan tanaman yang menghasilkan nilai jual lebih baik (cash crops) yang ditanam pada bidang teras (Kurnia, et all, 2012). Jenis tanaman tersebut antara lain seperti rumput teki (Paspalum notatum), akar wangi (Viteveria zizanoides), dan hahapaan (Flemingia congesta).

(8)

Sistem tumpang sari yang diterapkan yaitu dengan cara memadukan kentang dengan tanaman bawang daun di pinggiran guludan. Hal tersebut dilakukan agar ketika bedengan mempunyai kelengasan yang tinggi, air bisa segera terserap oleh tanaman bawang daun (Kurnia, et all, 2012). Pada lahan miring penanaman rumput gajah di bagian bagian atas, dengan tujuan untuk menghadang aliran air tidak langsung masuk ke lahan kentang, sehingga debit air yang masuk berkurang. Penanaman tanaman bawang daun bersamaan dengan penanaman kentang. Dengan jarak tanam tanaman kentang 70 cm x 50 cm, sedangkan untuk bawang daun jarak tanamnya 20 cm x 20 cm.

Gambar 3. Tumpang sari tanaman kentang dengan tanaman bawang daun. Berikut merupakan tabel jumlah erosi pada lahan pertanaman kentang dengan

a. Monokultur kentang + mulsa jerami 128,44 53,52 b. Monokultur kentang + mulsa plastik

perak 133,85 55,77

c. Tumpang sari kentang + bawang daun 118,75 49,48 Sumber: Sutapraja dan Asandhi, 1998 dalam Kurnia, et all, 2012.

(9)

Perlakuan Konservasi Tanah hasil Umbi Kentang (ton/ha) Arah bedeng

a. Sejajar kontur 14,88

b. Diagonal terhadap kontur 15,55

Pola Tanam dan Mulsa a. Monokultur + mulsa

jerami 20.71

b. Monokultur + mulsa

plastik 21,64

c. Monokultur, tanpa mulsa 14,12

Sumber: Sutapraja dan Asandhi, 1998 dalam Kurnia, et all, 2012. IV. KESIMPULAN

Pembudidayaan tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) di dataran tinggi seperti derah Pegunungan Kopeng, Magelang, Jawa Tengah pada musim hujan dapat dilakukan dengan teknik budidaya yang sesuai agar dapat berproduksi dengan baik dan mencegah terjadinya erosi. Adapun tindakan yang dapat dilakukan antara lain dengan pembuatan bedengan yang dimodifikasi, penggunaan tanaman penguat dan sistem pertanaman tumpang sari.

DAFTAR PUSTAKA

Agnestika, I.K. 2012. Teknik Budidaya Tanaman Kentang (Kajian Pengembangan Tanaman Kentang). http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=budidaya%20tanaman %20kentang%20di%20daerah

(10)

%2F2012%2F06%2Fintan.pdf&ei=BRyvUI2aA8bXrQf54YHQCA&usg=AF QjCNHJDkRbH3JbAf0Eni-LdS6tTm4E_Q. Akses 23 November 2012. Cahyono, B. 1996. Budidaya Intensif Tanaman Kentang. C.V. Aneka. Solo.

Kurnia, U., et all. 2012. Teknologi Konservasi Tanah Pada Budidaya Sayuran Dataran Tinggi.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=macam-macam+bedengan&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CC8QFjAB&url=http %3A%2F%2Fbalittanah.litbang.deptan.go.id%2Fdokumentasi%2Fbuku %2Flahankering

%2Fberlereng6.pdf&ei=ZjezUI7gEYTVrQfU84DQBw&usg=AFQjCNHUM-lN_lnWGUFALUwlHRwcctmDKw. Akses 23 November 2012.

Susiani, E. Dan P. Prawito. 2012. Kesesuaian Lahan Dan Evaluasi Rumus Braak Untuk Pengembangan Tanaman Kentang Di Kaki Bukit Kaba Bengkulu (Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pertanian). http://www.google.co.id/url? sa=t&rct=j&q=budidaya%20tanaman%20kentang%20di%20daerah

%20pegunungan.pdf&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CEsQFjAG&url=ht tp%3A%2F%2Flib.ugm.ac.id%2Fdigitasi%2Fupload

%2F2847_14.pdf&ei=BRyvUI2aA8bXrQf54YHQCA&usg=AFQjCNHOVr4P GsxqICAmAfSZUQqRIVtlmw. Akses 23 November 2012.

Gambar

Gambar 1. Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)
Gambar 2. Penggunaan mulsa pada tanaman kentang.
Gambar 3. Tumpang sari tanaman kentang dengan tanaman bawang daun.

Referensi

Dokumen terkait

Arahan yang dapat dilakukan adalah upaya pemasangan papan- papan informasi (signage) pada berbagai titik simpul yang dilalui wisatawan.  Faktor ketersediaan moda

Proses pelaksanaannya adalah dengan menyodorkan sirih kepada hadirin pihak Sineren (mempelai wanita). Selanjutnya acara makan bersama karena mereka telah sah menjadi suami istri

Berdasarkan peta fungsi kawasan yang dikeluarkan oleh Badan Planologi Departemen Kehutanan skala 1:250.000, DAS Citarum bagian hulu terbagi menjadi dalam kawasan hutan yang

Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ketamin dosis tunggal 40 mg/kg terhadap ekspresi kaspase-3 pada korteks serebri

Untuk mengatasi ketipisan tebal kelongsong tersebut beberapa kemungkinan yang perlu dilakukan adalah menggunakan serbuk U-7Mo dengan partikel yang lebih halus

Untuk memperoleh hasil yang mendekati benar maka hasil dari penelitian akan dibandingkan dengan beberapa hasil penelitian lain dan akan dihitung juga secara

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi kepala sekolah dalam meningkatkan literasi membaca siswa SMAN 1 Kota Kediri ada tiga, antara

Fungsi terminal menurut Ditjen Perhubungan Darat (1995) antara lain : Fungsi terminal pada dasarnya dapat ditinjau dari tiga unsur yang terkait dengan terminal,