• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTI Bahasa Indonesia melakukan dengan benar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KTI Bahasa Indonesia melakukan dengan benar "

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

Pendahuluan

1.1.

Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran. Salah satu fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang kurang tepat bagi siswa atau suatu sekolah akan menimbulkan masalah baru, karena kurikulum yang baru belum tentu sesuai dengan siswa atau sekolah itu. Karena masih banyaknya kekurangan dalam proses belajar mengajar, pemerintah sering kali melakukan pergantian kurikulum. Akhirnya siswa mau tidak mau harus beradaptasi terhadap sistem pendidikan yang baru.

Di Indonesia terjadi beberapa kali perubahan kurikulum yaitu dimulai pada tahun 1947 dan berlanjut pada 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2010. Tujuan pemerintah mengganti kurikulum tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas pelajar di Indonesia. Pergantian kurikulum ini sangat berpengaruh terhadap sekolah – sekolah yang ada di Indonesia tanpa terkecuali SMA Negeri 1 Banjarmasin.

(2)

Banjarmasin, apakah meningkatkan atau bahkan menurunkan prestasi pada tiap – tiap siswa.

1.1.2.

Rumusan Masalah

Rumusan Masalah penelitian ini adalah :

1.1.1 Apa faktor yang mempengaruhi digantinya kurikulum? 1.1.2 Sekolah mana yang menjadi piloting kurikulum 2013?

1.1.3 Kenapa pergantian kurikulum bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa? 1.1.4 Siapa saja yang merasakan pengaruh dari pergantian kurikulum?

1.1.5 Mengapa pergantian kurikulum perlu terlaksana?

1.1.6 Bagaimana pengaruh pergantian kurikulum terhadap prestasi belajar siswa

1.1.3

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

1.3.1. Menyelesaikan tugas KTI mata pelajaran Bahasa Indonesia.

1.3.2. Melatih dan memberi pengalaman pada pelajar tentang cara menulis karya tulis ilmiah yang baik dan benar

1.3.3. Mengetahui bagaimana pengaruh pergantian kurikulum terhadap siswa SMA Negeri 1 Banjarmasin.

1.3.4.

1.14. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1.4.1. Mendeskripsikan bagaimana pengaruh pergantian kurikulum terhadap siswa SMA Negeri 1 Banjarmasin.

1.4.2. Mengetahui kenapa pergantian kurikulum bisa mempengaruhi prestasi siswa 1.4.3. Mendeskripsikan mengapa pergantian kurikulum perlu terlaksana

(3)

Bab II

LANDASAN TEORI

2.1

PENGERTIAN KURIKULUM DAN KOMPONENNYA

Pengertian Kurikulum Menurut Daniel Tanner dan Laurel Tanner, pengertian kurikulum adalah pengalaman pembelajaran yang terarah dan terencana secara terstuktur dan tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan dan pengalaman secara sistematis yang berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga pelajar memiliki motivasi dan minat belajar.

Pengertian Kurikulum Menurut George A. Beaucham (1976) : Pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari

(4)

Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen kurikulum. Ada yang mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum berikut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu:

 komponen tujuan

 komponen isi/materi

 komponen media (sarana dan prasarana)

 komponen strategi

 komponen proses belajar mengajar.

Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu:

Objective (tujuan)

Knowledges (isi atau materi)

School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah)

Evaluation (penilaian).

Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni:

 Tujuan

 Isi dan struktur kurikulum

 Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar)

Evaluasi.

(5)

Di Indonesia terjadi beberapa kali perubahan kurikulum yaitu dimulai pada tahun 1947 dan berlanjut pada 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2010.

1) Rencana Pelajaran 1947

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utam kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.

(6)

mengalami penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952.Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

2) Rencana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.

Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana

Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran

diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,

(7)

pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.

3) Kurikulum 1968

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari

Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

(8)

moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan

pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.

Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

4) Kurikulum 1975

(9)

manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.

Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan

pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

5) Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).

(10)

1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.

6) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito

menjelaskan.

(11)

sejumlah materi. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:

 Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.

 Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).

 Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang

(12)

pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

 Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan

menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.

 Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

(13)

 Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.

Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :

 Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.

 Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

(14)

dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:

 Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai

upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.

 Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan

proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.

 Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh

kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.

 Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai

aspek terkait, seperti tujuan materi pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.

 Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam

mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.

 Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan

menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap

(15)

 Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.

 Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,

(16)

kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.

Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:

 Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik

secara individual maupu klasikal.

 Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

 Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan dan metode yang bervariasi.

 Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

(17)

7) Kurikulum 2004

Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa.

Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.

Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.

Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi,

(18)

kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk

mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.

Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajarantetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:

 Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik

(19)

 Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

 Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan dan metode yang bervariasi.

 Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

 Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya.

(20)

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

9) Kurikulum 2013

(21)

sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

https://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangan-kurikulum-di-indonesia/

.3

Fungsi Kurikulum

Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis,diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi :

2.3.1. Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan , sedangkan lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang well adjusted.

2.3.2. Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.

(22)

akan mendorong orang berpikir kritis dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.

2.3.4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat mereka.

2.3.5. Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat.Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.

2.3.6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki.Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.

Sedangkan fungsi praksis dari kurikulum adalah meliputi :

(23)

Fungsi bagi sekolah yang diatasnya adalah untuk menjamin adanya pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan

http://www.idsejarah.net/2014/01/fungsi-dan-peranan-kurikulum.html

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

(24)

3.2 Tempat Penelitian

Tempat Penelitian di SMA Negeri 1 Banjarmasin Jalan Mulawarman 25 Telepon (0511-334567), Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan 70117.

Sebelah utara berbatasan dengan Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin, sebelah timur dengan SMK Negeri 1 Banjarmasin, sebelah barat berbatasan dengan Gedung Pramuka dan Lapangan SKB Banjarmasin dan sebelah selatan berbatasan dengan Lapangan Tenis dan SMP Negeri 1 Banjarmasin.

3.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dari tanggal 1 September sampai dengan 26 Oktober 2015.

3.4 Cara Menganalisa Data

3.4.1 Mencari Data

Penulis mengumpulkan data-data dari referensi buku atau internet yang berkaitan dengan bahan penelitian. Selanjutnya peneliti membuat daftar pertanyaan dalam angket yang diajukan kepada responden atau narasumber.

3.4.2 Menggali Data

Peneliti menggali data dari responden atau narasumber. Jawaban-jawaban yang diberikan narasumber atau responden dianalisis dalam bentuk diagram lingkaran dan persentase jumlah jawaban.

3.4.3 Merevisi Data

(25)

3.5 Metode Penelitian

Metode penelitian karya tulis ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Artinya peneliti mendeskripsikan data dari responden dalam bentuk tertulis kemudian direfleksikan jumlahnya dalam bentuk diagram angka-angka hasil penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

(26)

20.00%

53.33% 23.33% 3.33%

Diagram Pengetahuan Siswa terhadap Kurikulum 2013

Sangat Mengetahui Mengetahui Cukup Mengetahui Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui

Berdasarkan diagram di atas, pengetahuan siswa tentang kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: Responden yang memilih sangat mengetahui kurikulum 2013 sebanyak 6 orang atau dengan persentase 20%. Responden yang memilih mengetahui kurikulum 2013 sebanyak 16 orang atau dengan persentase 54%. Responden yang memilih cukup mengetahui kurikulum 2013 sebanyak 7 orang atau dengan persentase 23%. Respoden yang memilih kurang mengetahui kurikulum 2013 sebanyak 1 orang atau dengan persentase 3%. Responden yang memilih tidak mengetahui sebanyak orang atau dengan persentase 0%.

(27)

3.33%

33.33%

43.33% 20.00%

Diagram Tingkat Kesukaan Siswa terhadap Kurikulum 2013

Sangat menyukai Menyukai Cukup menyukai Kurang menyukai Tidak menyukai

Berdasarkan diagram di atas, Tingkat Kesukaan Siswa terhadap Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: Tidak ada Responden yang memilih sangat menyukai dengan persentase 0%. Responden yang memilih menyukai kurikulum 2013 sebanyak 1 orang atau dengan persentase 3%. Responden yang memilih cukup menyukai kurikulum 2013 sebanyak 10 orang atau dengan persentase 34%. Responden yang memilih kurang menyukai kurikulum 2013 sebanyak 13 orang atau dengan persentase 43%. Responden yang memilih tidak menyukai kurikulum 2013 sebanyak 6 orang atau dengan persentase 20%.

(28)

13.33%

36.67% 46.67%

3.33%

Diagram Tingkat Terbebaninya Siswa Dengan Digantinya Kurikulum

Sangat

(29)

4.4 Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Sistem Belajar Mengajar

50.00%

30.00% 16.67% 3.33%

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Sistem Belajar Mengajar

Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh

(30)

4.5 Diagram Pemahaman Siswa terhadap Materi yang Baru dengan Teknik Pengajaran Guru yang Baru

3.33%

40.00%

50.00% 6.67%

Diagram Pemahaman Siswa terhadap Materi yang Baru dengan Teknik Pengajaran Guru yang Baru

Sangat mudah dipahami Mudah dipahami Cukup mudah dipahami Sulit dipahami Sangat sulit dipahami

Berdasarkan diagram di atas, pemahaman siswa terhadap materi yang baru dengan teknik pengajaran guru yang baru adalah sebagai berikut: Tidak ada Responden yang memilih

sangat mudah dipahami dengan persentase 0%

.

Responden yang memilih mudah dipahami

(31)

4.6 Diagram Keefektifan Metode Diskusi yang Diterapkan Kurikulum 2013

3.33%

33.33%

33.33% 30.00%

Diagram Keefektifan Metode Diskusi yang Diterapkan Kurikulum 2013

Sangat efektif Efektif Cukup efektif Kurang efektif Tidak efektif

Berdasarkan diagram di atas, keefektifan metode diskusi yang diterapkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: Tidak ada Responden yang memilih sangat efektif dengan persentase 0% Responden yang memilih efektif sebanyak 1 orang dengan persentase 3%. Responden yang memilih cukup efektif sebanyak 10 orang dengan persentase 34%. Responden yang memilih kurang efektif sebanyak 10 orang dengan persentase 33%. Responden yang memilih tidak efektif sebanyak 9 orang dengan persentase 30%.

(32)

20.00%

26.67% 46.67%

3.33% 3.33%

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Prestasi Siswa

Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup berpengaruh Kurang berpengaruh Tidak berpengaruh

(33)

4.8 Diagram Perlu atau Tidaknya Kurikulum Diganti

3.33%

10.00%

33.33%

20.00% 33.33%

Diagram Perlu atau Tidaknya Kurikulum Diganti

Sangat perlu Perlu Cukup perlu Kurang perlu Tidak perlu

(34)
(35)

4.9 Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Orang Tua Siswa

13.33%

20.00%

40.00% 16.67%

10.00%

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Orang Tua Siswa

Sangat merasakan Merasakan Cukup Merasakan Kurang merasakan Tidak merasakan

(36)

sebanyak 12 orang dengan persentase 40%. Responden yang memilih Orang tua kurang merasakan pengaruh pergantian kurikulum sebanyak 5 orang dengan persentase 17 %. Responden yang memilih Orang tua tidak merasakan pengaruh pergantian kurikulum sebanyak 3 orang dengan persentase 10%.

4.10 Diagram Kendala yang dihadapi Siswa Saat digantinya Kurikulum

36.67%

26.67% 13.33%

13.33% 10.00%

Diagram Kendala yang dihadapi Siswa Saat digantinya Kurikulum

Berbedanya metode

(37)

materi pelajaran sebanyak 4 orang dengan persentase 13%. Responden yang memilih materi pelajaran terlalu berat sebanyak 4 orang dengan persentase 13%. Responden yang memilih lain-lain sebanyak 3 orang dengan persentase 10%.

4.11 Diagram Peningkatan Nilai Rapot Siswa Setelah digantinya Kurikulum

6.67%

43.33% 43.33%

6.67%

Diagram Peningkatan Nilai Rapot Siswa Setelah digantinya Kurikulum

Sangat meningkat Sedikit meningkat Biasa saja Sedikit menurun Sangat menurun

(38)

saja sebanyak 13 orang dengan persentase 43%. Responden yang memilih nilai rapotnya sedikit menurun sebanyak 2 orang dengan persentase 7%. Tidak ada responden yang memilih nilai rapotnya sangat menurun dengan persentase 0%.

4.12 Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap tingkat Kedisiplinan Siswa

13.33%

20.00%

56.67% 3.33%

6.67%

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap tingkat Kedisiplinan Siswa

Sangat memengaruhi Memengaruhi Cukup memengaruhi Kurang memengaruhi Tidak memengaruhi

(39)

Responden yang memilih cukup memengaruhi tingkat kedisplinan siswa sebanyak 17 orang dengan persentase 57%. Responden yang memilih kurang memengaruhi tingkat kedisplinan siswa sebanyak 1 orang dengan persentase 3%. Responden yang memilih tidak memegaruhi kedisiplinan siswa sebanyak 2 orang dengan persentase 7%.

4.13 Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Tingkat Kejujuraniswa

13.33%

20.00%

33.33% 10.00%

23.33%

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap tingkat Kejujuran Siswa

Sangat memengaruhi Memengaruhi Cukup memengaruhi Sedikit memengaruhi Tidak memengaruhi

(40)

yang memilih cukup memengaruhi tingkat kejujuran siswa sebanyak 10 orang dengan persentase 34%. Responden yang memilih sedikit memengaruhi tingkat kejujuran siswa sebanyak 3 orang dengan persentase 10%. Responden yang memilih tidak memengaruhi tingkat kejujuran siswa sebanyak 7 orang dengan persentase 23%.

4.14 Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Rasa Tanggung Jawab Siswa

6.67%

33.33%

33.33% 10.00%

16.67%

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Rasa Tanggung Jawab Siswa

Sangat memengaruhi Memengaruhi Cukup memengaruhi Sedikit memengaruhi Tidak memengaruhi

(41)

Responden yang memilih cukup memengaruhi rasa tanggung jawab siswa sebnyak 10 orang dengan persentase 33%. Responden yang memilih sedikit memengaruhi rasa tangung jawab siswa sebanyak 3 orang dengan persentase 10%. Responden yang memilih tidak memengaruhi rasa tanggung jawab siswa sebanyak 5 orang dengan persentase 17%.

4.15 Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap Tingkat Ketaqwaan Siswa

16.67%

6.67%

36.67% 3.33%

36.67%

Diagram Pengaruh Pergantian Kurikulum terhadap tingkat Ketaqwaan Siswa

Sangat memengaruhi Memengaruhi Cukup memengaruhi Sedikit memengaruhi Tidak memengaruhi

(42)
(43)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran. Salah satu fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka

Ada banyak faktor yang menyebabkan kurikulum pada suatu negara diganti yaitu :

 Berkembangnya industri dan teknologi.

 Pemikiran baru tentang proses belajar – mengajar.

 Perubahan dalam masyarakat.

Jadi, perubahan kurikulum dilakukan agar dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi

5.2 Saran

Saran yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah:

(44)

2. Pemerintah seharusnya lebih mensosialisasikan tentang pergantian kurikulum yang baru agar dapat menambah pengetahuan siswa maupun guru terhadap kurikulum yang baru tersebut.

3. Guru sebaiknya lebih dapat menguasai teknik pengajaran yang diterapkan oleh kurikulum yang baru.

4. Sekolah seharusnya lebih cepat dalam memenuhi fasilitas yang kurang sesuai dengan kurikulum yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

 Balai Pustaka.1989: Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Kedua. Jakarta: Balai Pustaka

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kurikulum diunduh pada hari Minggu 18 Oktober jam 10.16

(45)

http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-

https://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangan-kurikulum-di-indonesia/ diunduh pada hari Jumat 16 Oktober 2015 jam

20.40

http://www.idsejarah.net/2014/01/fungsi-dan-peranan-kurikulum.html

diunduh pada hari Sabtu 17 Oktober 2015 jam 19.18

ANGKET

PENELITIAN PENGARUH PERGANTIAN KURIKULUM

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1

BANJARMASIN

Mohon jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar dan jujur! Isi identitas Anda dengan benar! Kerahasiaan jawaban Anda terjamin. Terima kasih atas partisipasi Anda terlibat dalam penelitian ini.

Nama : Kelas : Umur : Jenis Kelamin : Alamat :

1. Apakah Anda mengetahui tentang Kurikulum 2013?

A. Sangat mengetahui

B. Mengetahui

(46)

D. Kurang mengetahui

E. Tidak mengetahui

2. Apakah Anda menyukai Kurikulum 2013?

A. Sangat menyukai B. Menyukai

C. Cukup menyukai D. Kurang menyukai E. Tidak menyukai

3. Apakah Anda merasa terbebani dengan digantinya kurikulum? A. Sangat terbebani

B. Terbebani

C. Cukup terbebani D. Kurang terbebani E. Tidak terbebani

4. Apakah pergantian kurikulum berpengaruh terhadap sistem belajar mengajar? A. Sangat berpengaruh

B. Berpengaruh

C. Cukup berpengaruh D. Kurang berpengaruh E. Tidak berpengaruh

5. Apakah dengan teknik pengajaran guru yang baru materi dapat lebih mudah dipahami?

6. Menurut Anda, apakah metode diskusi yang diterapkan Kurikulum 2013 efektif? A. Sangat efektif

B. Efektif C. Cukup efektif D. Kurang efektif E. Tidak efektif

7. Menurut Anda, apakah pergantian kurikulum sangat memengaruhi prestasi siswa? A. Sangat berpengaruh

B. Berpengaruh C. Cukup berpengaruh D. Sedikit berpengaruh E. Tidak berpengaruh

8. Menurut Anda, apakah perlu digantinya kurikulum ? A. Sangat perlu

B. Perlu

(47)

B. Merasakan C. Cukup merasakan D. Kurang merasakan E. Tidak merasakan

10.Apa kendala yang Anda hadapi pada saat digantinya kurikulum? A. Berbedanya metode pengajaran guru

B. Lambatnya pasokan buku paket C. Berubahnya materi pelajaran D. Materi pelajaran terlalu berat

E. Lain – lain, sebutkan...

11. Apakah nilai rapot Anda mengalami peningkatan setelah digantinya kurikulum? A. Sangat meningkat

B. Sedikit meningkat C. Biasa saja

D. Sedikit menurun E. Sangat menurun

12.Menurut Anda, apakah pergantian kurikulum juga memengaruhi tingkat kedisiplinan siswa?

13.Menurut Anda, apakah pergantian kurikulum juga memengaruhi tingkat kejujuran siswa?

14.Menurut Anda, apakah pergantian kurikulum juga memengaruhi tingkat tanggung jawab siswa?

(48)

DAFTAR NAMA NARASUMBER

No. Nama

Jenis Kelami

n Kelas

1. Syawal Ferdyawan L XII MIA 1

2. Muhammad Ichsan Nugroho L XII MIA 1

3. Muhammad Haikal L XII MIA 2

4. Ana Rizki Widyaningrum P XII MIA 2

5. Asfarina Noorbaiti P XII MIA 2

6. Ahmad Nurdin Fuad L XII MIA 2

7. Ahmad Akbar Ramadhani L XII MIA 2

8. Ahmad Nazlinur Akbar L XII MIA 2

9. Intan Rahmawati P XII MIA 2

10. Faisal Shidqi L XII MIA 2

11. Maharani Anggraini P XII MIA 2

12. Hendriko Silalahi L XII MIA 2

13. Syahrul Alam Suriazdin L XII MIA 2

14. Andria Refianoor L XII MIA 2

15. Muhammad Rasyid Redha Anshori L XII MIA 2

16. Nathaniel Reinhart Silaban L XII MIA 2

17. Desy Ananda Yusmasari P XII MIA 2

18. Syarifah Ramadhanah P XII MIA 2

19. Annisa P XII MIA 3

20. Annisa Inayah Salsabila P XII MIA 3

21. Dwita Oktaviani P XII MIA 3

22. Muhammad Ridho L XII MIA 3

(49)

25. Muhammad Akmal Anshari L XII MIA 3

26. Fikry Pandu Putranto L XII MIA 3

27. Asti Dhiya Anzaria P XII MIA 4

28. Muhammad Rifqi L XII MIA 4

29. Syifa Adzlina P XII MIA 5

30. M. Rizky Wijaya L XII IIS 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Hafitz Haikal

Tempat tanggal lahir : Banjarmasin, 15 Mei 1998

Status : Pelajar

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Email : muhammadhafitzhaikal@yahoo.co.id

Nama Ayah : Khairunnizan

Nama Ibu : Yulia Riana Sari

Pendidikan : 1. TK Islam Sabilal Muhtadin tamat tahun 2004

Referensi

Dokumen terkait

Adapun temuan penelitian lain yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki intensitas aset tetap yang lebih tinggi cenderung semakin besar kemungkinannya

Sesuai dengan tugas dan fungsinya melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan, Sekretariat Badan Litbang Kesehatan pada tahun 2016 melaksanakan kegiatan pokok

'utter ype cake adalah adonan cake yang dibuat dari mentega yang dikocok bersama gula hingga creamy. ake "enis ini memerlukan bahan pengembang berupa baking po*der  atau soda

Kebijakan terkait dengan sanitasi telah dilaksanakan di Kabupaten Tulungagung, salah satunya dengan pembangunan sarana sanitasi, namun demikian master plan secara

Mata kuliah ini mengkaji pengenalan sistem ekonomi Islam secara makro maupun mikro mulai dari manusia dan ekonomi, kritik terhadap sistem ekonomi kapitalis,

Penelitian ini menemukan bahwa terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap carbon emission disclosure di Australia yaitu periode pengungkapan, tipe industri,

2) Surat Utang Negara merupakan salah satu instrumen yang mempunyai resiko minim dengan imbal hasil sebesar 10,0%, maka alokasi untuk SUN tahun 2009 direncanakan 20%. 2)

Laboran berprestasi peringkat I, II, dan III di tingkat Perguruan Tinggi Negeri/Kopertis menerima penghargaan yang diserahkan oleh Rektor/Ketua/Direktur/Koordinator