• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Suhu Terhadap Pembusukan Dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Suhu Terhadap Pembusukan Dan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di keluarga saya mengkonsumsi buah setiap hari sudah mejadi kebiasaan yang tidak bias ditinggalkan. Buah yang kami makam pun bermacam-macam jenisnya karena kebetulan keluarga saya tidak pemilih dalam soal makanan. Buah yang biasa kami konsumsi antara lain, buah jambu, buah pepaya, buah nangka, buah sawo, buah anggur, buah apel, buah pisang dan masih banyak lagi. Di antara buah yang ada kami paling sering mengkonsumsi buah pisang, terutama pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.), karena rasanya yang enak dan harganya pun cukup murah.

Biasanya dalam membeli buah pisang ambon ini, Ibu saya membeli dalam jumlah yang banyak sekaligus dan terkadang buah tersebut sudah membusuk jika tidak segera dimakan. Hal ini mengingatkan saya bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pembususkan pada buah pisang tersebut. Dan apa cara yang dapat dilakukan untuk menghambat proses pembusukan tersebut terutama yang berkaitan dengan suhu penempatan.

Pada umumnya bahan makanan seperti buah-buahan bersifat mudah rusakatau membusuk Pembusukan merupakan salah satu perubahan secara kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer. Buah-buahan setelah dipanen akan mengalami perubahan-perubahan fisiologis disertai dengan perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi.

(2)

buah yang membuat mikroorganisme tersebut tidak nyaman untuk tinggal dan berkembang biak, salah satunya dengan menurunkan suhu penyimpanan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari penulisan makalah ini, maka rumusan masalah yang saya tulis adalah :

a. Bagaimana pengaruh keadaan temperature atau suhu dalam pembusukan buah?

b. Dari dua perlakuan yaitu dengan penempatan pada suhu ruangan terbuka dan lemari pendingin, manakah tempat yang mengakibatkan pembusukan buah lebih lambat?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh temperature atau suhu yang optimal untuk menghambat pembusukan pada buah pisang.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah tentang “Pengaruh Penempatan Untuk Menentukan Suhu Optimal Dalam Menghambat Pembusukan Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.)” ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa pendidikan Biologi, terutama pengikut mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.

2. Sebagai bahan masukkan pada penelitian selanjutnya dengan memperhatikan perkembangan dari materi mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. 3. Sebagai pengaplikasian dari teori tentang “Metabolisme Asam Amino dan

Protein” tumbuhan pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada program studi Pendidikan Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Ciri Morfologi

Klasifikasi tanaman pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) oleh Satuhu dan Supriyadi (2008) yang diterima secara luas saat ini adalah sebagai berikut

Division : Magnoliophyta

Sub division : Spermatophyta

Klas : Liliopsida

Sub klas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Species :Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.

(4)

Pisang dapat ditanam didataran rendah bersuhu 21-32 derajat celcius dan beriklim lembab. Topografi yang di hendaki tanaman pisang berupa lahan datar dengan kemiringan 8 derajat. Lahan itu terletak didaerah tropis antara 16 derajat LU – 12 derajat LS. Apabila suhu udara kurang dari 13 derajat celcius atau lebih dari 38 derajat celcius maka pisang akan berhenti tumbuh dan akhirnya mati (Suyanti dan Ahmad supriyadi, 2008).

Batang pisang menurut ( Nakasone, 1998) merupakan batang semu yang terbentuk dari pelepah daun yang membesar di pangkalnya dan mengumpul membentuk struktur berselangseling yang terlihat kompak sehingga tampak sebagai batang ( pseudo stem). Batang pisang yang sebenarnya terdapat didalam tanah dan kadang-kadang muncul di permukaan tanah sebagai umbi yang tumbuh akar dan tunas. Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata. Sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan floem dan tersusun tersebar.

Secara fisiologi daun pisang menurut (Subartento et al., 2006) berwarna hijau tua untuk daun yang dewasa dan hijau muda untuk daun yang masih muda kecuali untuk beberapa spesies, terdapat bercak merah pada lembaran daunnya atau pada ibu tulangnya. Daun pisang yang dewasa berbentuk lonjong dan bertulang menyirip sedangkan daun mudanya menggulung. Pelekatan daun pada batang membentuk roset batang. Helai daunnya lebih panjang dari tangkai daunnya. Daun pisang memiliki pelepah daun yang yang membesar dan mengumpul berselang seling membentuk suatu struktur seperti batang yang disebut psudo stem. Dibawah permukaan daun memiliki lapisan kutikula untuk mencengah terjadinya penguapan berlebih sedangkan permukaan bawahnya dilapisi oleh suatu lapisan lilin tebal yang berfungsi menahan air agar tidak membasahi daun.

2.2 Manfaat Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.)

(5)

pendek, yang memelihara lapisan sel jaringan dari usus kecil dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk meyerab nutrisi. Menurut penelitian yang telah dilakukan buah pisang ambon matang sangat efektif dalam mengurangi keparahan klinis dari penyakit diare dan banyak mengandung vitamin, mineral dan karbihidrat yang baik untuk dikonsumsi untuk tubuh (Elly dan Sarinah Amrullah, 1985).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pembusukan

Ada beberapa hal yang menyebabkan pembusukan pada masakan, yaitu: 1. Mikroorganisme.

Ada tiga jenis organisme yang menyebabkan pembusukan makanan yaitu, bakteri, jamur dan ragi.

2. Ontolisis

Mungkin istilah ontolisis masih terlalu asing di telinga kita. Ontolisis adalah proses pembusukan makanan dikarenakan zat yang terkandung dalam makanan itu sendiri dan adanya reaksi kimia antara zat yang dikandung dalam makanan dengan oksigen di udara sekitar.

3. Faktor – faktor lain

Faktor – faktor lain yang menyebakan pembusukkan pada makanan adalah misalnya terkontaminasi oleh serangga (kecoa, semut, dll) serta tikus. Suhu juga sangat berpengaruh terhadap kondisi makanan, misalnya kentang yang sudah dikupas akan berubah warnanya jika diletakkan begitu saja di tempat yang suhunya tidak sesuai.

2.4 Settingan Suhu Ideal Untuk Kulkas

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pengamatan ini dilakukan selama 7 hari mulai dari tanggal 29 November sampai 5 Desember 2015. Pengamatan ini dilakukan di tempat tinggal peneliti yaitu di Jalan Awang Sejahtera, No. 27. Kayu Tangi. Banjarmasin.

Adapun alat, bahan dan cara kerja yang dilakukan adalah: 3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan : 1. Alat tulis

2. Kamera

3. Lemari Pendingin 4. Piring

Bahan yang digunakan :

1. Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) yang sudah matang.

3.2 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yaitu menyediakan buah pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) yang sudah matang. 2. Menempatakan beberapa buah pisang pada lemari pendingin

dengan suhu ±3˚Cdan beberapa buah lagi diruangan terbuka di atas piring dengan suhu ruangan ± 28˚C

3. Melakukan pengamatan perubahan yang terjadi pada buah setiap hari dengan jam yang sama.

4. Mendokumentasikan hasil penelitian dengan kamera.

(7)

BAB IV

(8)

Desember 2015 teksturnya menjadi lembek, jamur yang tumbuh semakin banyak, airnya banyak dan berbau

hitam, tekstur sedikit lembek. hitam, tekstur sedikit lembek.

(9)

4 Rabu/2 Desember 2015

5 Kamis/3 Desember 2015

6 Jum’at/4 Desember 2015

7 Sabtu/5 Desember 2015

Sumber : Dokumentasi Pribadi dengan Kamera

4.2 Pembahasan

(10)

dilakua selama 7 hari yaitu pada tangal 29 Oktober 2015 sampai dengan 5 Desember 2015.

Percobaan yang dilakukan menggunakan dua perlukan yaitu dengan menempatkan buah pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt) pada ruangan terbuka dengan suhu kurang lebih 28˚C dan menempatkat buah pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt) pada lemari pendingin dengan suhu kurang lebih 3˚C.

Dari hasil pengamatan dihari pertama bua masih segar yang bertekstur keras dan berwarna kuning untuk kedua perlakuan. Tetapi pada hari kedua perubahan yang terjadi yatu perubaan warna yang menjadi hitam di kulit buah pada kedua perlakuan. Yang membedakan hanya pada tempat terbuka tekstuk buah sedikit melembek sedangkan pada lemari es tekstur buah masih keras.

Menurut literature buah pisang merupakan buah yang tidak bisa bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Sehingga dengan begitu, jika kita membeli pisang dalam jumlah yang banyak serta tidak habis dengan cepat maka hal yang akan terjadi yaitu kesegaran buah pisang akan cepat hilang, bahkan buah yang satu ini pun akan menjadi mudah busuk, dimana ciri-cirinya yaitu kulit buah pisang akan berubah warna dari kuning menjadi coklat kehitaman.

Penyebab pisang mudah berubah warna menjadi coklat kehitaman yaitu karena disebabkan oleh proses oksidasi sederhana. Ketika buah pisang terkena udara luar, maka enzim oksidatif akan bereaksi sehingga menyebabkan warna pisang berubah menjadi seperti itu. Reaksi ini memang tidak bisa dihindari, namun reaksi ini bisa kita cegah.

Untuk mencegah perubahan warna tersebut, ada di antaranya beberapa orang yang justru memasukan buah pisang ke dalam kulkas agar tetap terlihat segar. Namun sayangnya, menyimpan pisang dalam kulkas tidak akan serta merta membuat pisang akan terus terlihat segar. Namun justru yang ada kulit pisang akan sangat mudah berubah warna.

(11)

buah dalam lemari es keadaan masih sama dengan hari sebelumnya, warnanya sedikit menghitam, dan teksturnya masih keras.

Menurut literature jamur pada makanan dapat menyebabkan penyakit. Biasanya gejala yang ditunjukkan akibat keracunan makanan berjamur seperti mual serta pusing. Jamur dapat tumbuh pada makanan jika makanan dala suhu yang sesuai. Biasanya suhu yang lembab meyebabkan makanan mudah berjamur. Meletakakkan makanan pada ruang terbuka tanpa ditutup rapat juga merupakan factor yang menyebabkan makanan ditumbuhi oleh jamur.

Pada hari ke-4 dan 5 keadaan buah tidak jauh beda yaitu buahnyan layu, warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, jamur yang tumbuh semakin banyak, mulai keluar air, ini pada tempat terbuka. Sedangkan pada lemari es buahnya layu, warnanya hitam, tekstur sedikit lembek.

Menurut literature munculnya air pada pembusukan akibat adanya kerja bakteri pengurai dalam mengraikan protein pada bahan organic. Bakteri tumbuh pada makanan yang kadar keasamannya rendah, seperti pada sayuran dan buah -buahan. Bakteri tumbuh dengan cepat pada suhu kamar (suhu ruangan biasa) yakni 250C. Maka dari itu untuk menghindari tumbuhnya bakteri pada makanan, maka makanan disimpan pada suhu di bawah 50C atau dipanaskan pada suhu di atas 600C.

Pada hari ke-6 buah menjadi kisut, warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, jamur yang tumbuh semakin banyak, airnya banyak dan berbau untuk di ruangan terbuka. Sedangkan pada lemari pendingin buahnya hanya mengalami kelayu, warnanya hitam, tekstur sedikit lembek. Hal ini terjadi karena dalam lemari es bakteri dan jamur tidak apat tumbuh dengan optimal pada suhu tersebut. Sehingga buah hanya mengalami oksidasi yaitu prubahan warna kulit mnjadi hitam tanpa adanya pembusuka yang sempurna.

(12)

keadaanya tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya yaitu warnya hitam dan tekstur sedikit lembek.

Dalam 7 hari percobaan ini, dapat dilihat buah pada ruangan terbuka buah pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt mengalami kebusukan sedangkan pada penempatan di lemari pendingin kbuha tidak busuk hanya saja warna dan tekturnya yang berubah.

(13)

1. Keadaan suhu atau temperature sangat berpengaruh pada proses pembusukan buah.

2. Suhu yang baik untuk menyimpan buah pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt untuk menghambat pembusukan adalah kurang dari 5˚C (dalam lemari pendingin)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembusukan buah adalah mikroorganisme, ontolisis, dan temperatur.

4.2 Saran

Berdasarkan pengalaman dari penelitian yang telah dilakukan, bahwa hendaknya kita menyimpan buah – buah konsumsi dengan benar agar tidak cepat mengalami kebusukan yang akan terbuang dengan sia-sia. Karena mengkomsumsi buah sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Jadi dari sekarang mari budidayakan makan buah setiap hari agar menjadi manusia yang cerdas.

DAFTAR PUSTAKA

(14)

Nakasone. 1998. Healthy Life With Banana. http://www.Nakazone.Byethost13.com/pisang.Html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2015.

Salisburry, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3: Biokimia Tumbuhan. D.R. Lukman dan Sumargono (Penerjemah). Penerbit ITB. Bandung. 173 hal. Terjemahan dari: Plant Physiology:Plant Biochemistry. Subartentoat., el., 2006.Kimia Makanan. InstitutTeknologi Bandung, Bandung.

Suyanti dan Ahmadsupriyadi. 2008. Pisang:Budidaya, Pengolahan, dan Prospek Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kompetisi dengan cendawan lain, bakteri, atau seriig- ga selama pertumbuhan miselium shiitake, biasanya me- nyebabkan penurunan produksi jamur (San Antonio,

Kajian Macam Media Tumbuh Terhadap Hasil Jamur Merang (Volvariella volvacea).. Malang: Fakultas

Diameter Tudung Tubuh Buah Terlebar Dari pengamatan terhadap diameter tudung tubuh buah terlebar jamur kuping hitam, terlihat bahwa pada diameter tudung tubuh buah

Bobot media ternyata turut berperan pada produktivitas jamur shiitake. Peningkatan hasil panen tubuh buah jamur mencapai rata-rata 73,85% oleh jamur yang ditumbuhkan pada

Bobot media ternyata turut berperan pada produktivitas jamur shiitake. Peningkatan hasil panen tubuh buah jamur mencapai rata-rata 73,85% oleh jamur yang ditumbuhkan pada

Interaksi perbandingan jamur tiram dengan jamur merang dan jenis tepung pengisi menghasilkan pengaruh beda sangat nyata terhadap kandungan lemak, air, serta serat kasar,

Sampel dengan perlakuan disimpan pada suhu refrigerator pada botol bening (t2T) lebih rendah penurunan intensitas warnanya dibanding dengan sampel antosianin yang

Hasil identifikasi jamur menunjukkan adanya lima spesies jamur yang tumbuh pada penyimpanan pakan dengan penambahan volume air berbeda, lima spesies jamur tersebut