• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN DAN BAHASA DAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN DAN BAHASA DAN INDONESIA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

YANG BAIK DAN BENAR DALAM TULISAN ILMIAH

MAKALAH

disusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian tengah semester Mata Kuliah Menulis Karya Ilmiah

Dosen Pengampu ...

Oleh

UNIVERSITAS ... FAKULTAS ...

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, yang telah memberikan pedoman hidup yakni sunah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini berjudul “Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Tulisan Ilmiah”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah menulis karya ilmiah dosen pengampu Dr. Asna Ntelu, M.Hum. Penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan ilmiah.

Dalam penulisan makalah ini banyak ditemukan hambatan-hambatan, namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat melewati hambatan-hambatan tersebut. Olehnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Menulis Karya Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis, serta teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan serta kesalahan, baik dari segi materi maupun dari segi penulisannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca, terutama dari dosen pembimbing mata kuliah Menulis Karya Ilmiah demi kesempurnaannya makalah ini.

Gorontalo, April 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Tulisan Ilmiah 2.2 Faktor-Faktor Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Tulisan Ilmiah

2.3 Jenis-Jenis Tulisan Ilmiah 2.4 Syarat Tulisan Ilmiah

2.5 Cara Membangun Tulisan Ilmiah BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa indonesia merupakan bahasa nasional. Bahasa Indonesia tentu saja digunakan dalam berbagai bentuk jenis penulisan, mulai dari tulisan ilmiah sampai tulisan yang non-ilmiah. Penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah yaitu penggunaan bahasa yang dapat dipahami serta dimengerti oleh pembaca.

Tulisan ilmiah seharusnya menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal, serta lugas. Kegiatan dan ketepatan isi dalam tulisan ilmiah harusnya dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit, serta struktur paragraf yang runtut. Jika dalam sebuah tulisan ilmiah tidak menggunakan bahasa yang jelas, tepat dan formal, serta lugas maka bisa saja maksud dari tulisan tersebut tidak akan tersampaikan kepada pembaca.

Penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah harus sistematis berarti urutannya teratur, terarah, dan menganut cara penulisan tertentu yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun pada kenyataannya, tulisan ilmiah tidak terlepas dari kesalahpahaman dalam penggunaan kalimatnya.

(5)

faktor-faktor penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan ilmiah, jenis-jenis tulisan ilmiah, syarat tulisan ilmiah, dan cara membangun tulisan ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam tulisan ilmiah?

2. Apa saja faktor-faktor penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam tulisan ilmiah?

3. Apa saja jenis tulisan ilmiah? 4. Apa saja syarat tulisan ilmiah?

5. Bagaimana cara membangun tulisan ilmiah?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

dalam tulisan ilmiah.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan ilmiah.

3. Untuk mengetahui jenis tulisan ilmiah. 4. Untuk mengetahui syarat tulisan ilmiah.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Tulisan Ilmiah

Bahasa dalam tulisan ilmiah adalah ragam bahasa tulis yang termasuk dalam ragam bahasa baku, yaitu ragam yang mempunyai kaidah-kaidah paling lengkap dibanding ragam lainnya, ragam yang mempunyai gengsi dan wibawa yang tinggi dan yang menjadi tolak bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar (Alwi, dkk, 2003: 13).

Menurut Koswara (dalam Prayitno, dkk, 2000: 12), bahwa tulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, metode ilmiah di dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan menggunakan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang meliputi: bersifat objektif, logis, empiris, sistematik, lugas, jelas, dan konsisten.

(7)

Menurut Markhamah (Prayitno, dkk, 2000: 128) terdapat beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan ilmiah, yaitu: 1) pilihan kata dan istilah yang tepat, 2) kalimat efektif, dan 3) paragraf yang baik.

1. Pilihan Kata dan Istilah yang Tepat

Untuk menyampaikan gagasan secara jelas kepada pembaca, pemilihan kata atau istilah yang tepat sangat penting dalam menulis, karena konteksnya adalah tulisan ilmiah, pemilihan kata atau diksi serta pemilihan istilah harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku. Selain itu, pemilihan kata atau istilah juga menyangkut pemilihan berdasarkan ketepatannya dalam mengantarkan gagasan yang dimaksud oleh penulis. Berkaitan dengan pemilihan kata atau istilah yang tepat ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menulis sebuah tulisan ilmiah yaitu:

a) menggunakan kata-kata dan istilah yang baku

Dalam tulisan ilmiah, kata yang dipakai adalah kata-kata yang baku yaitu kata-kata-kata-kata yang sesuai dengan kaidah kebahasaan yang sudah ditetapkan. Sebagai pedoman yang dipakai untuk menentukan mana kata yang baku dan mana kata yang tidak baku adalah menggunakan pedoman ejaan yang disempurnakan (EYD), dan pedoman umum pembentukan istilah, serta buku-buku pedoman lain yang menunjang yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa.

(8)

kata yang benar menurut kaidah. Berikut ini sedikit contoh

kata-b) penggunaan kata dan istilah yang tepat, cermat dan hemat

Sebuah tulisan ilmiah selain harus baku, pemilihan kata juga harus lazim, hemat, dan cermat (Arifin, 1998: 82). Kata yang lazim adalah kata yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Adapun kata yang hemat adalah kata-kata yang tidak disertai penjelasan yang panjang karena mempunyai bentuk gabungan kata yang lebih hemat. Kecermatan pemilihan kata berkaitan dengan ketepatan antara ide dengan bentuk yang dipilih oleh penulis.

(9)

tidak lazim, dan yang lazim adalah penggunaan kata “kimia”. Syarat lain dalam hal pemilihan kata yaitu kata yang dipilih adalah kata-kata yang mengandung prinsip kehematan. Jika ada ungkapan yang lebih pendek maka tidak perlu menggunakan ungkapan yang panjang.

Persyaratan penting yang lain yang harus dipenuhi dalam pemilihan kata adalah memilih kata secara cermat. Kecermatan tersebut tentunya berkaitan dengan kebakuannya, kehematannya, serta ketepatan maknanya. Dalam hal kecermatan pemilihan kata ini biasanya berhubungan dengan pemilihan kata-kata yang bersinonim. Kata-kata yang bersinonim ini, meskipun maknanya hampir sama tetapi mempunyai nuansa makna yang berbeda. Contoh kata-kata, seperti menguraikan, menganalisis, membagi-bagi, memilah-milah, menggolongkan, dan

mengelompokkan, mempunyai makna yang mirip tetapi pemakaiannya berbeda dalam kalimat (Arifin, 1998: 84). Contoh lain misalnya, penggunaan kata “mengacuhkan” yang sebenarnya berarti “memperhatikan” kadang justru diartikan kebalikannya yaitu “tidak memperhatikan”.

2. Kalimat Efektif

Tulisan ilmiah yang baik tentunya selain menggunakan diksi dan istilah yang tepat juga harus menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca (Arifin, 1998: 84). Secara lebih rinci, Widjono (2005: 148) mengemukakan beberapa ciri kalimat efektif adalah sebagai berikut:

(10)

Keutuhan atau kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur dan makna kalimat. Kesepadanan yang dimaksud adalah adanya keseimbangan pikiran atau gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Ciri kesepadanan ini di antaranya sebuah kalimat harus mengandung gagasan pokok, terdiri S (subjek) dan P (predikat), penggunaan konjungsi intrakalimat dan antarkalimat secara tepat.

Contoh:

Jika Anda tidak membayar pajak, akan dikenakan denda.

Kalimat tersebut tidak sepadan karena Subjeknya tidak ada. Seharusnya kalimat yang baku adalah “Jika tidak membayar pajak, Anda akan didenda”.

b) Kesejajaran

Digunakan secara konsisten atau penggunaan bentuk-bentuk yang sama untuk menyatakan gagasan yang sederajat. Contoh:

Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang banyak serta cukup waktu (tidak sejajar).

Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang banyak, serta waktu yang cukup (sejajar).

c) Kefokusan

Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah dipahami maksudnya.

Contoh:

(11)

Produk hortikultura ini sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya (efektif).

d) Kehematan

Prinsip kehematan ini seperti yang sudah disinggung di atas tentang kehematan menggunakan kata dalam mengungkapkan gagasan.

Contoh:

(1) Kita harus saling hormat-menghormati.

(seharusnya tidak menggunakan “saling” karena sudah berarti “saling menghormati”) .

(2) Makalah ini akan membicarakan tentang faktor motivasi siswa dalam belajar.

(seharusnya tidak menggunakan “tentang” karena “membicarakan” sudah berarti “berbicara tentang”).

e) Kecermatan dan Kesantunan

(12)

f) Kevariasian

Untuk membentuk kevariasian kalimat dapat ditempuh dengan cara membuat variasi struktur, diksi, dan gaya, atau bahkan jenis kalimat asalkan jangan sampai mengubah isinya atau gagasan asli yang akan disampaikan kepada pembaca.

g) Ketepatan Diksi dan Ejaan

Ketepatan diksi adalah ketepatan memilih kata yang tepat, seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Adapun tentang penggunaan ejaan yang tepat adalah penggunaan ejaan yang sesuai dengan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD), yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, unsur serapan, dan penulisan tanda baca dalam kalimat.

Contoh penulisan dengan prinsip EYD.

(1) Untuk menjadi atlet profesional, ia harus memiliki konduite baik dan track record yang luar biasa.

(2) Meskipun usahanya belum berhasil, ia tidak pernah mengeluh.

(3) Buku itu mahal tetapi dibelinya juga. 3. Paragraf yang Baik

(13)

merupakan pengendali suatu paragraf. Jika kalimat-kalimat yang mengantar ide atau gagasan tersebut sudah baik, hal berikutnya yang perlu dicermati adalah apakah paragraf yang disajikan sudah merupakan paragraf yang baik atau belum. Menurut Wibowo (2005: 112), menyatakan bahwa syarat paragraf yang baik yaitu meliputi: kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Namun, secara lebih rinci Yandha (2009), berpendapat bahwa paragraf yang baik harus menggunakan prinsip kesatuan yaitu dalam sebuah paragraf hanya terdiri dari satu gagasan pokok. Semua kalimat yang membentuk kesatuan dalam paragraf tersebut hanya merujuk pada satu gagasan pokok tersebut. Oleh karena itu, pastikan bahwa semua kalimat yang masih dalam satu paragraf tersebut benar-benar selaras antara satu dengan yang lain dalam mengantarkan gagasan tersebut.

Prinsip yang lain adalah kepaduan yaitu kekompakan hubungan atau kohesi dan koherensi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam sebuah paragraf. Untuk menciptakan hubungan yang serasi dan selaras ini tentunya diperlukan alat bantu yaitu dengan konjungsi (kata penghubung), paralelisme, kata ganti, atau repetisi pada kata kunci atau menggunakan rincian peristiwa.

(14)

2.2 Faktor-Faktor Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Tulisan Ilmiah

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang sering sekali kita gunakan dalam keseharian, tetapi untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan tidaklah mudah. Menurut Hermita (2013) ada 9 faktor penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar, yaitu.

1. Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang pemakaianya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.

2. Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi, bagaimana memenggal suku kata, dan bagaimana meng-gabungkan kata-kata.

3. Diksi

Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat dalam membuat suatu kalimat yang memiliki pengungkapan arti yang bertujuan agar mudah dipahami. Dalam pemilihan kata tersebut terdapat istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum merupakan kata yang biasa digunakan, sedangkan istilah khusus merupakan penggunaan kata yang jarang didengar dan digunakan oleh orang pada umumnya.

4. Kalimat

(15)

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.

5. Alinea dan Pengembangannya

Alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Alinea dikenal juga dengan nama lain paragraf. Alinea dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Pengembangan alinea terdiri dari pengembangan alamiah, pengembangan klimaks dan antiklimaks, pengembangan perbandingan dan pertentangan, pengembangan analogi, pengembangan contoh-contoh, pengembangan akibat atau sebab akibat, pengembangan definisi luas, pengembangan klasifikasi, pengembangan umum khusus atau khusus umum.

6. Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah

Langkah-langkah yang terdapat dalam perencanaan penulisan ilmiah yaitu, pemilihan topik, pembatasan topik, pemilihan judul, penentuan tujuan penulisan, penentuan kerangka karangan, dan langkah-langkah penulisan ilmiah.

7. Kerangka Karangan

(16)

8. Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu dapat diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran akhir bab sebuah karangan ilmiah. Catatan kaki berfungsi untuk memberikan keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyususanaan daftar bacaan.

9. Abstrak dan Daftar Pustaka

Abstrak adalah ringkasan isi, ikhtisar, inti (skripsi, laporan, dan sebagainya). Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai hubungan dengan sebuah karangan yang dibuat.

2.3 Jenis-Jenis Tulisan Ilmiah

(17)

jawab akan mengakibatkan penulisnya berurusan dengan penegak hukum, bahkan kemungkinan akan berurusan dengan pengadilan.

Berikut ini beberapa jenis-jenis tulisan ilmiah, yakni: (1) paper, (2) makalah, (3) modul, (4) diktat, (5) tulisan ilmiah untuk mencapai gelar, dan (6) laporan buku.

1. Paper

Paper adalah tulisan ilmiah yang panjang isinya kurang lebih 5 halaman, biasanya disusun untuk memenuhi permintaan dosen pengajar mata kuliah tertentu. Sistematikapaper biasanya terdiri dari latar belakang pemikiran, permasalahan, landasan teori, metodologi, pembahasan, dan simpulan. Paper harus ada daftar kepustakaan, dan teknik penulisannya harus memenuhi syarat teknik penulisan karya ilmiah.

2. Makalah

(18)

3. Modul

Modul adalah tulisan ilmiah yang berisi uraian tentang mata kuliah tertentu yang didasarkan pada keperluan pertemuan dalam perkuliahan, seperti diketahui untuk satu semester perkuliahan dibagi atas 18 kali pertemuan, termasuk di dalamnya ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Hal ini berarti, modul berisi 16 kali pertemuan. Setiap bagian terdiri atas (1) tujuan umum dan tujuan khusus pertemuan, (2) uraian secara rinci pokok bahasan yang dimaksud, (3) bahan pengayaan, (4) bahan evaluasi, dan (5) tugas rumah. Modul disampul, ada kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, gambar, singkatan (jika ada), yang setiap pertemuan memuat daftar kepustakaan.

4. Diktat

Diktat adalah tulisan ilmiah yang lebih panjang dari modul yang digunakan dalam perkuliahan. Diktat terurai menurut bab, dicetak secara rapi, bersampul, dan diperbanyak sesuai keperluan.

5. Tulisan ilmiah untuk mencapai gelar

Tulisan ilmiah untuk mencapai gelar terbagi atas skripsi, tesis, dan disertasi. Skripsi, tesis, dan disertasi disusun berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku dalam perguruan tinggi tertentu. 6. Laporan buku

(19)

digunakan, penalaran penulisan, dan relevansinya dengan perkembangan teori yang mutakhir, (5) penilaian penyusunan laporan buku atas buku yang ditelaah, baik kelebihan maupun kekurangannya, (6) pembahasan hal yang berkaitan dengan teknik penulisan, termasuk di dalamnya penggunaan bahasa, dan (7) penilaian penyusunan laporan buku terhadap tanggung jawab moral atas buku yang ditelaah. Laporan buku harus dilengkapi dengan daftar kepustakaan.

2.4 Syarat Tulisan Ilmiah

Ada 8 syarat yang harus dipenuhi agar suatu tulisan disebut tulisan ilmiah menurut Lengan (dalam Pateda. 2011: 97), yaitu sebagai berikut: 1. Komunikatif

Tulisan ilmiah harus komunikatif berarti uraian harus dipahami pembaca. Penulis harus berusaha agar pembaca dapat memahami isi dari tulisan. Hal ini membawa penulis kepada pemilihan kata yang tepat dan penggunaan kalimat yang lugas dan tidak menimbulkan salah paham.

2. Bernalar

Bernalar maksudnya, tulisan itu harus sistematis, isi pikiran yang dikemukakan berurutan secara bersistem, berhubungan satu sama lain secara koherensi, dan mengikuti metode penulisan yang tepat.

3. Ekonomis

(20)

4. Berdasarkan landasan teori yang kuat

Tulisan ilmiah harus berdasarkan landasan teori yang kuat. Untuk mendapatkan teori yang kuat, penulis harus banyak membaca, mengikuti pertemuan ilmiah, baik di dalam maupun di luar negeri, menyimak siaran di radio maupun di TV, dan dapat mengakses informasi melalui internet. Teori yang kuat yaitu teori yang diakui oleh sesama ahli dalam disiplin ilmu yang dibahas.

5. Relevansi dengan disiplin ilmu yang dibahas

Relevan dengan disiplin ilmu yang dibahas ini berarti uraian tidak boleh menyimpang dari disiplin ilmu yang menjadi pusat pembahasan. 6. Didukung data yang meyakinkan

Tulisan ilmiah harus didukung oleh data yang cukup dan meyakinan. Data pendukung sudah pasti relevan dengan disiplin ilmu yang sedang dibahas. Selain itu, sumber data harus disebutkan dan data yang digunakan adalah data yang mutakhir.

7. Ditopang oleh kepustakaan mutakhir

Tulisan ilmiah harus ditopang oleh kepustakaan mutakhir. Kepustakaan mutakhir adalah karya ilmiah yang diterbitkan 5 tahun terakhir, bahkan idealnya 2 tahun terakhir. Kemutakhiran kepustakaan dapat dilihat melalui daftar kepustakaan yang ditempatkan pada setiap akhir bab, atau pada lembar terakhir tulisan.

8. Dapat dipertanggungjawabkan

(21)

pergumulan antara idealisme, kemampuan intelektual, kesungguhan, situasi lapangan dan diri sendiri, serta tanggung jawab moral sebagai seorang ilmuan. Maksudnya seorang penulis harus mengindahkan norma sosial yang berlaku, norma agama, hukum dan peraturan yang berlaku. Sebab, jika tulisan ilmiah tidak mengindahkan norma-norma dan hukum yang berlaku, maka tulisan ilmiah itu akan menimbulkan keresahan yang mengakibatkan penulisanya harus berurusan dengan polisi, kejaksaan, dan pengadilan.

2.5 Cara Membangun Tulisan Ilmiah

Membangun tulisan ilmiah berarti berbicara tentang cara menyusun tulisan ilmiah itu sendiri, sehingga dapat diterbitkan dan disiarkan, atau disampaikan dan didiskusikan dalam pertemuan ilmiah. Membangun tulisan ilmiah berarti pula berbicara tentang hal-hal berikut ini.

1. Memilih Kata yang Tepat (Diksi)

Menurut Kridalaksana (dalam Pateda. 2011: 109), diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karangan-mengarang. Seperti diketahui bahwa manusia memiliki sejumlah kata yang disebut kosakata atau perbendaharaan kata dalam suatu bahasa yang sewaktu-waktu digunakannya untuk berkomunikasi. Tentu tidak semua kata yang diketahui digunakan sekaligus. Ia akan memilih dari sejumlah kata yang dikuasai untuk digunakan berkomunikasi. Pemilihan kata seperti inilah disebut diksi.

2. Menyusun Kalimat yang Tepat

(22)

kalimat sebenarnya mengacu pada dua tahap, yakni tahap seleksi dan tahap pengungkapan. Dalam menyusun kalimat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) hendaknya kalimat yang digunakan jangan terlalu panjang, (2) kalimat yang dihasilkan jangan sampai ambigu, (3) pilihlah kata untuk acuan yang jelas, (4) hindarilah penggunaan kata yang berlebihan, (5) hindari kalimat yang rancu, (6) kalimat yang dihasilkan harus logis, (7) pilihlah bentuk kata yang tepat untuk mendukung ide atau konsep yang akan dikemukakan, (8) ejaan bahasa Indonesia harus diperhatikan, (9) perhatikan urutan kata dalam kalimat.

3. Menyusun Paragraf

Paragraf adalah rangkaian kalimat yang utuh dan koheren yang berisi ide, gagasan, konsep atau pokok pikiran yang mendukung serta berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Menurut Diana (2014), pembagian paragraf bermaksud untuk memudahkan pembaca mengikuti jalan pikiran penulis. Dengan membaca paragraf, pembaca tergolong menerka ide, gagasan, konsep, atau pokok pikiran penulisan. Paragraf terdiri atas paragraf pembuka, paragraf penjelas, dan paragraf penutup.

4. Tanggung Jawab dalam Tulisan Ilmiah

(23)

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan uraian materi di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, metode ilmiah di dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan menggunakan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang meliputi: bersifat objektif, logis, empiris, sistematik, lugas, jelas, dan konsisten. Menurut Markhamah (Prayitno, dkk, 2000: 128) terdapat beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan ilmiah, yaitu: 1) pilihan kata dan istilah yang tepat, 2) kalimat efektif, dan 3) paragraf yang baik.

2) Menurut Hermita (2013) ada 9 faktor penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu: (1) ragam, (2) ejaan, (3) diksi, (4) alinea dan pengembangannya, (5) kalimat, (6) perencanaan karangan tulisan ilmiah, (7) kerangka karangan, (8) catatan kaki, dan (9) abstrak dan daftar pustaka.

(24)

makalah, (3) modul, (4) diktat, (5) tulisan ilmiah untuk mencapai gelar, dan (6) laporan buku.

4) Dalam tulisan ilmiah ada 8 syarat yang harus dipenuhi agar suatu tulisan disebut tulisan ilmiah menurut Lengan (dalam Pateda. 2011: 97), yaitu komunikatif, bernalar, ekonomis, berdasarkan landasan teori yang kuat, relevansi dengan disiplin ilmu yang dibahas, didukung data yang meyakinkan, ditopang oleh kepustakaan mutakhir, dan dapat dipertanggungjawabkan.

5) Kemudian cara membangun tulisan ilmiah terdiri atas memilih kata yang tepat, menyusun kalimat yang tepat, menyusun paragraf, dan tanggung jawab dalam tulisan ilmiah.

3.2 Saran

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zainal.1998. Dasar-Dasar penulisan Karangan Ilmiah Jakarta: Grasindo.

Widjono Hs. 2005. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wibowo, Wahyu. 2005. Enam Langkah Jitu Agar Tulisan Anda Makin Hidup dan Enak Dibaca. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pateda. 2011. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Gorontalo: Viladan Gorontalo.

Lamusu, dkk. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Gorontalo: Ideas Publishing.

Yandha. 2009. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah. (Online). https://yandhajperdana.wordpress.com/2009/10/28/pemakaian-bahasa-indonesia-dalam-karya-tulis-ilmiah/. Diakses, 11 April 2015. Pukul 10.30 Wita.

Hermita, Maria. 2013. Penggunaan Bahasa Indoensia yang Baik dan Benar. (Online).http://hermitam.blogspot.com/2013/10/penggunaan-bahasa

indonesia-yang-baik.html. Diakses, 11 April 2015. Pukul 12.11 Wita. Eliya, sisca. 2013. Ragam Ilmiah Bahasa Indoensia. (Online).

http://birulangithatikublogspot.com/2013/05/ragam-ilmiah-bahasaindonesia_3939.html. Diakses, 11 April 2015. Pukul 11.20 Wita. Rohman. 2012. Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah. (Online).

(26)

Susana. 2013. Macam-macam Tulisan Ilmiah. (Online). http://vanesharueirong. blogspot.com/2013/05/macam-macam-tulisanilmiah.html. Diakses, 11 April 2015. Pukul 12.00 Wita.

Referensi

Dokumen terkait

 Guru memberikan penjelasan dan memberikan pelurusan konsep jika ada yang kurang tepat (nilai yang ditanamkan: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri,

283 MLBI MULTI BINTANG INDONESIA Tbk SIDP1 - SIRCA DATAPRO PERDANA, PT 1000. 284 MLIA MULIA INDUSTRINDO Tbk BLCM1 - BLUE CHIP MULIA,

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan; persepsi perawat pelaksana di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum

Sukacita dimaklumkan bahawa anda telah dipilih untuk mengisi borang soal selidik yang berkaitan dengan faktor-faktor motif penglibatan anda di dalam kegiatan ko-kurikulum bola

Peneliti menyimpulkan bahwa pemilihan sepakbola sebagai soft power yang dikembangkan oleh Xi tidak dapat dilepaskan dari peristiwa masa lalu Xi dan perwujudan Chinese Dream dengan

Hasil perhitungan menunjukkan sudut penyinaran memberikan pengaruh terhadap terimaan dosis radiasi pada permukaan fantom, namun dosis radiasi pada permukaan yang diterima

Dengan pengalaman, teknologi serta armada yang saat ini dimiliki, jasa pelayaran yang dimiliki perseroan akan terus terserap oleh sejumlah perusahaan migas besar dalam jangka

 Memastikan bahwa para pelatih telah mendapat penjelasan dari manajer senior tentang tujuan pelatihan dan lain-lain.  Memastikan kecukupan sumber daya sebelum