1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Kurikulum menjadi satu faktor penentu keberhasilan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang baik tentunya juga didukung dengan keberhasilan dari kurikulum itu sendiri. Namun, kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berubah dan berkembang sesuai zamannya. Ada beberapa faktor penentu keberhasilan kurikulum, salah satunya adalah sosialisasi. Keberhasilan suatu kurikulum yang merupakan proses panjang, mulai dari berbagai macam gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum dan penilaian pembelajaran (Anita Lie, 2012) oleh sebab itulah diperlukan sosialisasi kepada berbagai pihak khususnya sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan nonguru, maupun bagi peserta didik.
dengan pendekatan yang sama (pendekatan saintifik) melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (mengkomunikasikan).
Selain itu juga ada perubahan mata pelajaran tematik (belum terintegratif) dan atau setiap mata pelajaran terpisah atau berdiri sendiri-sendiri (IPA, Bahasa Indonesia, IPS, dll) menjadi tematik terintegratif yaitu semua mata pelajaran dilebur/dientegrasikan dalam satu tema (tema keluargaku). Namun, adanya perbedaan-perbedan dalam penetapan kurikulum 2013 ini memberikan dampak atau imbas kepada berbagai pihak khususnya sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan nonguru, maupun bagi peserta didik.
Melihat kondisi yang terkesan terburu-buru dalam menerapkan kurikulum 2013 membuat guru menjadi kurang siap baik dalam segi pengajaran, materi, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Buku panduan bagi guru maupun bagi siswa kurang dilengkapi dengan penggunaan media atau bahan ajar yang baik dan sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut diharapkan guru yang profesional mampu mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa, tidak hanya asal mengambil materi dari internet. Kemajuan teknologi yang menghampiri dunia pendidikan khususnya dalam hal pemanfaatan komputer dan internet sebagai media dan sumber belajar harus disikapi secara cepat oleh seorang pengajar atau guru sehingga kemajuan teknologi bisa termanfaat dengan baik untuk membantu proses pembelajaran di kelas.
Berkembangan Iptek yang begitu pesat, proses pembelajaran diperkaya dengan sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul, overhead tranparansi, film, video, televisi, slide, hypertext, dan web. Guru yang profesional dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang beragam tersebut sesuai dengan karakteristik dan perkembangan berpikir siswa. Piaget dalam Anita Woolfolk (2009: 49-50) perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar (7-11 tahun) berada pada periode operasional konkrit. Jerome Bruner dalam Daryanto (2012: 13) proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar gambaran atau film (iconic representation of experiment), kemudian belajar dengan simbol, yaitu mengunakan kata-kata (symbolic representation) dan belajar menggunakan indera ganda (pandang dan dengar) akan memberikan keuntungan bagi siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Namun terkadang, kondisi dilapangan tidak sesuai dengan apa yang sudah dirancang dan diharapkan sebelumnya. Ada beberapa faktor atau kendala yang menjadi permasalahan guru dalam pemilihan media seperti bagaimana memilih media yang paling praktis, sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,dan sejauh mana pencapaian kompetensi peserta didik serta biaya yang dikeluarkan (Ronald H Andeerson, 1987: 2).
Kendala lainnya adalah pemilihan strategi yang kurang tepat. Guru harus pandai memilih dan mengatur strategi untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa tidak mudah bosan dalam belajar. Salah satu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan dan interaktif adalah dengan pemanfaatan multimedia pembelajaran yang interaktif. Pemanfaatan teknologi multimedia yang interaktif ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran di kelas. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya (Daryanto, 2012: 53).
aplikasi yang harus membeli (tidak gratis), misalnya Program Visual Basic, Macromedia Flash, Director, Authoware, dan masih banyak lagi. Diantara sekian
banyak jenis software tersebut, salah satunya yang biasa digunakan di kalangan pendidik (khususnya guru) adalah microsoft powerpoint yang dikeluarkan oleh perusahaan software microsoft. Program microsoft powerpoint digunakan untuk membuat media presentasi. Program ini cukup populer karena sebagian besar komputer yang ada di sekolah sudah diinstall dengan program tersebut. Program aplikasi ini juga mudah dioperasikan dan bisa ditambahkan video, audio, film, gambar di dalamnya, dan terdapat pula custom animation yang bisa membuat objek/gambar/teks lebih hidup, bergerak dan menarik.
Pemanfaatan program aplikasi powerpoint sebagai media pembelajaran belum maksimal, suasana belajar, dan penyampaian materi banyak terpaku pada buku dan terkesan monoton atau kurang menarik perhatian siswa. Guru jarang sekali memanfaatkan atau membuat sendiri materi presentasi dengan bantuan powerpoint. Terkadang guru hanya mengunduh materi slide powerpoint yang
mudah didapatkan di internet. Banyaknya materi dengan powerpoint di internet yang kurang sesuai dengan karakteristik siswa belum dilengkapi dengan soal-soal latihan atau permainan (game) interaktif yang memudahkan siswa lebih tertarik untuk belajarserta mampu mengerti dan menyerap pengetahuan dengan maksimal.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa permasalahan, yaitu :
1. Penerapan kurikulum 2013 masih terdapat beberapa kekurangan.
2. Kurangnya pemanfaatan media untuk mendukung proses pembelajaran tematik integratif.
3. Tuntutan guru untuk dapat menggunakaan dan mengembangkan media pembelajaran yang interaktif dan inovatif.
1.3Batasan Masalah
Dari masalah yang dicantumkan di atas, tentu diperlukan batasan masalah yang akan dikerjakan dan dicari solusinya yaitu perlu adanya pengembangan media pembelajaran powerpoint interaktif melalui pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik integratif siswa kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dikemukakan perumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran powerpoint interaktif melalui pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik integratif siswa kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui cara mengembangkan media pembelajaran powerpoint interaktif
melalui pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik integratif siswa kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.
2. Mengetahui media pembelajaran powerpoint interaktif melalui pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik integratif dapat diterapkan pada siswa kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang diharapkan yaitu :
1.6.1.Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan contoh dari pengembangan media yang didasarkan pada pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik integratif dengan cara mengembangkan media pembelajaran powerpoint interaktif.
1.6.2.Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Manfaat bagi siswa yang diteliti yaitu siswa kelas 2 di SDN Bergas Kidul 03, Kabupaten Semarang, siswa mendapatkan pengalaman dengan didampingi media pembelajaran powerpoint interaktif selama proses penelitian berlangsung dan dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran tematik integratif.
b. Bagi Guru
c. Bagi Sekolah