MEKANISME HORMONAL DAN SARAF PADA
PROSES KELAHIRAN
TUGAS KELOMPOK
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh nilai Fisiologi Hewan
Oleh:
MAHMUDA
1408104010038
SYARIFAH RAISHA MUHAYYA
1408104010052
ZAIRINI NURIS
1408104010048
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Mekanisme Hormonal dan Saraf pada Proses Kelahiran’’. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah wawasan
mengenai mekanisme kelahiran, hormon yang berperan dalam proses kelahiran,
otot dan saraf yang berperan dalam proses kelahiran serta fisiologi laktasi. Kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi kami sendiri maupun pembacanya.
Banda Aceh, 21 Mei 2017
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 1
BAB II PEMBAHASAN. ... 2
2.1 Fisiologi Kelahiran ... 2
2.2 Peran Otot dan Saraf pada Proses Kelahiran... 5
2.3 Hormon-Hormon yang Terlibat pada Proses Kelahiran ... 8
2.4 Fisiologi Laktasi ... 9
BAB III RANGKUMAN... 11
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Mekanisme persalinan normal ... 4
Gambar 2.2.1 Retraksi otot rahim... 5
Gambar 2.2.2 Skema kontraksi pada proses kelahiran ... 7
Gambar 2.4.1 Struktur payudara potongan melintang ... 10
v
DAFTAR TABEL
Halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kerja beberapa hormon yang saling berkaitan (estrogen danoksitosin) dan
regulator lokal (prostaglandin) menginduksi dan mengatur proses kelalahiran
(partus). Estrogen mencapai kadar tertinggi dalam darah ibu selama minggu
terakhir kehamilan, dan memicu pembentukkan reseptor oksitosin pada uterus.
Oksitosin yang dihasilkan oleh fetus pada pituitari posterior ibu merangsang
kontraksi yang sangat kuat oleh otot polos uterus. Oksitosin juga merangsang
plasenta untuk mensekresi prostaglandin yang meningkatkan kontraksi tersebut
(Campbell et al., 2011).
Selain kontrol hormonal, proses kelahiran juga dikontrol oleh saraf.
Kontol saraf dan hormon sangat erat kaitannya. Kedua kontrol ini bekerja secara
sinergis untuk mendukung proses kelahiran. Sel-sel saraf berfungi dalam
memonitori proses kelahiran dan merangsang pengeluran hormon-hormon yang
berperan penting dalam proses kelahiran. Pembutan makalah ini perlu dilakukan
agar makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi pendukung tentang sistem
regulasi hormonal dan saraf pada saat kelahiran.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk dijadikan referensi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fisiologi Kelahiran
Persalinan menurut Farrer (2001), merupakan proses untuk mendorong
keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (yaitu: janin yang viabel dan plasenta) dari
dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya, proses ini berlangsung pada
suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh besar lagi, ketika janin sudah cuku
mature untuk dapat hidup di luar rahim tapi masih cukup kecil untuk dapat
melalui jalan lahir. Persalinan normal menurut Stright (2004), adalah persalinan
yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur ataupun postmatur),
mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan
sebelum 24 sejak saat awitannya (bukan partus presipitatus atau partus lama),
mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput
pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forseps),
tidak mencakup komplikasi (seperti pendarahan hebat) dan mencakup pelahiran
plasenta yang normal. Persalinan terbagi atas empat kala menurut Farrer (2001),
yaitu:
1. Kala satu: stadium dilatasi serviks (kala satu berlangsung mulai dari onset
persalinan hingga dilatasi serviks yang lengkap).
2. Kala dua: stadium ekspulsi (kala dua berlangsung mulai dari dilatasi lengkap
serviks hingga pelahiran bayi
3. Kala tiga: stadium pelepasan dan pelahiran plasenta (kala tiga berlangsung
dari saat pelahiran bayi hingga pelahiran plasenta dan selaput
ketuban)
4. Kala empat: stadium dua jam sesudah persalinan selesai (periode perubahan
dramati yang terjadi pada tubuh seorang wanita, ketika berbagai
komplikasi dari persalinan atau proses kelahiran cenderung terjadi,
3
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan menurut Farrer (2001),
adalah power, passage dan passenger. Faktor power pada persalinan terjadi pada
saat kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot volunter dari ibu,
yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan atau meneran.
Faktor passage pada saat persalinan dilihat dari bagian tulang panggul, serviks,
vagina dan dasar panggul. Faktor passenger pada proses kelahiran dilihat pada
janin (secara khusus, bagian kepala janin) pus plasenta, selaput dan cairan
ketuban/amnion. Tanda-tanda permulaan lahir diantaranya yaitu lightening
dimana kepala tururn memasuki pintu atas panggul terutama pada primi para,
perut kelihatan lebih besar dan melebar, pola kesuria dan sasuk miksi karena
kandung kemih tertekan bagian bawah janin, false labair pain dimana perasaan
sakit diperut dan pinggang karena adanya kontraksi lemah dari uterus serta
serviks menjadi lembek, mendatar dan mengeluarkan sekresi lendir dan darah dari
vagina.
Mekanisme persalinan normal menurut Stright (2004), terdiri atas tujuh
tahap, yaitu: Engagement, penurunan, fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi,
restitusi serta putara paksi luar dan ekspulsi. Proses awal persalinan normal
diawali dengan engangement terjadi ketika diameter bipaterial kepala melewati
pintu atas panggul dimana kepala dikatakan menancap (engaged) pada pintu atas
panggul. Tahap kedua yaitu penurunan yang diawali dengan gerakan bagian
presentasi melewati panggul. Penururnan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu
tekanan cairan amnion, tekanan langsung kontraksi fundus pada janin dan
kontraksi diafragma serta otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan..
Tahap ketiga yaitu fleksi yang terjadi segera setelah kepala turun tertahan oleh
serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Saat fleksi terjadi dagu didekatkan
kearah dada janin.
Tahap keempat dari persalinan normal yaitu putaran paksi dalam yang
dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika. Setiap kali terjadi kontraksi, kepala
janin diarahkan kebawah lengkung pubis dan kepala hampir selalu berputar saat
mencapai otot panggul. Tahap kelima yaitu ekstensi, dimana kepala janin
mencapai perineum dan kepala akan defleksi kearah anterior oleh perineum.
4
muncul keluar akibat ekstensi. Tahap keenam yaitu restitusi dan putaran paksi
luar. Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga mencapai
posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi luar terjadi
saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip gerakan kepala. Tahap terakhir
yaitu ekspulsi yang terjadi setelah bahu keluar. Ekspulsi dilakukan dengan
mengangkat kepala dan bahu ke atas tulang pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan
dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis pubis.
Gambar 2.1 Mekanisme persalinan normal
(Sumber: Ferrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi ke-2. Terjemahan dari
5
2.2. Peran Otot dan Saraf pada Proses Kelahiran
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan
cairan amnion dari dalam uterus menuju jalan lahir. Kontraksi uterus seperti
gelombang peristaltik, mulai dari fundus ke bawah dan berakhir dengan
pengeluaran fetus. Kontraksi uterus sebagai salah satu penentu kemajuan
persalinan. Selain itu, kontraksi uterus menjadi sumber kekuatan penting yang
menghasilkan dilatasi serviks, menjadikan fetus keluar dan lepasnya plasenta.
Otot di bagian serviks mudah tertarik dan membuka karena tidak memiliki terlalu
banyak otot. Penipisan dan pembukaan jalan lahir terjadi jika ada tekanan dari
bagian janin yang keras misalnya kepala. Relaxin dihasilkan oleh ovarium
meningkat jumlahnya di saat akhir kehamilan, sehingga otot-otot ibu tidak
menjadi terlalu lelah dan memperkenankan ibu yang sedang bersalin meredakan
nyeri persalinan (Burroughs dan Leifer, 2001).
Gambar 2.2.1 Retraksi yang menimbulkan pemendekan dan penebalan otot rahim
6
His menurut Stright (2004), adalah kontarksi otot-otot rahim pada
persalinan. His persalinan menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks
terdiri dari his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan. Kehamilan pada
umumnya ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang relatif tenang
yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan janin. Menjelang
persalinan otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraks yang secara
terkoordinasi diselingi dengan periode relaksasi. Hormon oksitosin memberikan
stimulus kontraksi bagi ibu yang hendak meahirkan dengan munculnya kontraksi.
His (kontarksi) terbagi dua, yaitu his persalinan (his asli) dan his palsu.
Berdasarkan tabel 2.1 berikut dapat dilihat perbedaan his asli dan his palsu.
Tabel 2.3 perbedaan antara his persalinan dan his palsu.
Faktor His Persalinan His Palsu
Kontraksi Interval teratur Tidak teratur
Interval Memendek Tetap panjang
Intensitas Makin kuat Tetap
Lokasi sakit Belakang dan abdomen Abdomen bawah
Pengaruh sedativa Tidak berpengaruh Hilang oleh sedativa
Perubahan serviks Mendatar dan membuka tetap
Ketika terjadinya kontraksi menurut Burroughs dan Leifer (2001), ada
penurunan aliran darah ke arteri uterina dan ruang-ruang intervili. Pengurangan
aliran darah menurunkan denyut jantung janin. Apabila kontraksi menjadi lebih
sering dan lebih lama, penurunan aliran darah dapat menumpuk sehingga
membahayakan fetus. Penerimaan suplai oksigen fetus berkurang dan mengalami
stress ketika kontraksi. Rasa nyeri saat kontraksi menurut Ganong (2008),
disebabkan oleh iskemi dalam korpus uteri yang diteruskan serabut saraf melalui
saraf sensorik dipleksus hipogastrik ke sistem saraf pusat. Selain itu, timbulnya
kontraksi saraf diakibatkan dari faktor saraf ganglion servikalis. Ganglion
servikalis merangsang timbulnya kontraksi pada uterus karena pembesaran janin
dan masuknya janin ke panggul sehingga menekan dan menggesek ganglion
7
Gambar 2.2.2 Skema kontraksi pada proses kelahiran
8
2.3. Hormon-Hormon yang Terlibat pada Proses Kelahiran
Oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi. Beberapa ilmuwan
mengemukakan bahwa kenaikan kadar oksitosin menyebabkan terjadinya
persalinan. Prostaglandin mempengaruhi persalinan dengan cara melunakkan
serviks dan menstimulasi kontraksi uterus. Oksitosin dan prostaglandin menurut
Isnaeni (2006), meningkat saat proses persalinan sehingga menimbulkan
sensitifitas uterus untuk berkontraksi. Oksitosin meningkatkan kontraksi uterus
melalui dua cara yaitu menggiatkan sel-sel otot polos uterus sehingga uterus
berkontraksi dan menstimuli pembentukan prostaglandin dalam decidua. Terdapat
lima hormon yang berperan dalam proses kelahiran menurut Ganong (2008),
yaitu:
1. Estrogen
Bersama hormon yang lain estrogen meningkat menjelang
persalinan. Hormon ini bekerja merangsang kelenjar mammae dan
menyebabkan kontraksi rahim. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta
selama proses kehamilan terjadi hingga saat melahirkan tiba.
2. Relaksin
Hormon ini berfungsi melunakkan serviks dan jalan lahir sehingga
siap untuk dilalui bayi. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum (bagian
tepi rahim). Hormon ini sangat berperan dalam percepatan proses
persalinan wanita.
3. Oksitosin
Hormon oksitosin banyak diproduksi menjelang persalinan.
Oksitosis menyebabkan kontraksi otot-otot polos uterus yang berfungsi
mendorong penurunan kepala bayi. Selain itu, hormon oksitosin bertugas
menyiapkan laktasi dengan membuka saluran ASI dari alveolus ke puting
payudara. Produksi oksitosin bertambah apabila dilakukan stimulasi puting
susu dan biasanya stimulasi ini dilakukan untuk mempercepat proses
kelahiran.
4. Prolaktin
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior ini bertugas
9
ini dipacu oleh estrogen. Pada akhir kehamilan atau menjelang persalinan
wanita prolaktin bertugas memproduksi air susu untuk bayi setelah
dilahirkan.
5. Prostaglandin
Prostaglandin bekerja membantu oksitosin dan estrogen dalam
merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini dihasilkan oleh rahim dan
produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Terkadang wanita juga
mendapatkan prostaglandin dari sperma saat berhubungan intim. Oleh
karena itu, bagi ibu hamil yang waktu persalinannya mundur disarankan
untuk berhubungan seks agar mendapatkan pasokan prostaglandin untuk
memicu kontraksi uterus.
2.4.Fisiologi Laktasi
Fisiologi laktasi menurut Ferrer (2001), bergantung pada empat macam
proses, yaitu: proses pengembangan jaringan penghasi ASI dalam payudaranya,
proses yang memicu produksi ASI setelah melahirkan, proses untuk
mempertahankan prosuksi ASI dan proses sekresi ASI. Proses perkembangan
jaringan ASI dicapai dalam kehamilan dengan adanya rangsangan pada jaringan
kelenjar serta saluran payudara oleh hormon estrogen, progesteron dan laktogenik
plasenta. Setelah plasenta dilahirkan, penurunan produksi hormon dari organ
tersebut terjadi dengan cepat. Hormon hipofise anterior, yaitu prolaktin yang
tadinya dihambat oleh kadar estrogen dan progesteron yang tinggi di dalam darah
kini dilepaskan. Prolaktin akan mengaktifkan sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI.
Produksi ASI menurut Stright (2004), sudah dimulai dalam waktu 3-4 hari
setelah bayi dilahirkan dan susu matur disekresikan pada akhir minggu pertama.
Proses mempertahankan produksi ASI bergantung pada hormon lain, yaitu
oksitosin, yang dilepas dari kelenjar hipofise posterior sebagai reaksi terhadap
pengisapan putting. Oksitosin mempengaruhi sel-sel mio-epitelia yang
mengelilingi alveoli mammae sehingga alveoli tersebut berkontraksi dan
mengeluarkan air susu yang sudah disekresikan oleh kelenjar mammae. Refleks
10
bukan karena payudara yang penuh, namun disebabkan oleh refleks neurogenik
yang menstimulasi pelepasan oksitosin.
Gambar 2.4.1 Struktur payudara potongan melintang
(Sumber: Ferrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi ke-2. Terjemahan dari
“Maternity Care 2sc Edition” oleh Hartono, A. EGC, Jakarta.)
Gambar 2.4.2 Fisiologi Laktasi
(Sumber: Ferrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi ke-2. Terjemahan dari
11
BAB III
RANGKUMAN
Berdasarkan pembahasan mekanisme hormonal saraf saat kelahiran maka
dapat ditarik kesimpulan, bahwa:
1. Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
mempunyai onset yang spontan, selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 sejak
saat awitannya, mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks dan
oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial, tidak
mencakup komplikasi dan mencakup pelahiran plasenta yang normal.
2. Mekanisme persalinan normal terdiri atas tujuh tahap, yaitu: Engagement,
penurunan, fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi, restitusi serta putara paksi
luar dan ekspulsi.
3. His atau kontraksi dalam persalinan terbagi dua, yaitu: his persalinan (his
asli) dan his palsu.
4. Otot yang bekerja pada proses kelahiran adalah otot polos dan otot lurik di
bagian serviks serta bagian lain yang menunjang proses kelahiran.
5. Saraf yang bekerja saat kelahiran dan masa laktasi yaitu: saraf sensorik
dipleksus hipogastrik, saraf ganglion servikalis, hipofise anterior, hipofise
posterior, hipotalamus dan sistem saraf pusat.
6. Hormon yang bekerja saat kelahiran dan masa laktasi yaitu: estrogen,
12
DAFTAR PUSTAKA
Burroughs, A. and Leifer, G. 2001. Maternity nursing. Saunders, Philadelphia.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, and Jackson, R. B. 2011. Biologi Edisi ke-8 Jilid 3. Terjemahan dari “Biology 8th Edition” oleh Damaring, T. W. Erlangga, Jakarta.
Ferrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi ke-2. Terjemahan dari “Maternity Care 2sc Edition” oleh Hartono, A. EGC, Jakarta.
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-22. EGC, Jakarta.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta.
Stright, B. 2004. Panduan Belajar: Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Edisi ke- 3. Terjemahan dari “Lippincott’s Review Series: Maternal-Newborn Nursing 3rd Edition” oleh Maria, A. W. EGC, Jakarta.