BAB VI
LAPORAN HASIL SURVEI
6.1
Gambaran Umum Kabupaten Banyuwangi
6.1.1 Kondisi Fisik Dasar
A.
Geografis
Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7°43’-8°46’ Lintang Selatan dan
113°53’-114°38’ Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kabupaten Situbondo
Sebelah Timur
: Selat Bali
Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia
Sebelah Barat
: Kabupaten Jember dan Bondowoso
Secara administratif Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 24 kecamatan, 28
kelurahan dan 189 desa dengan luas total wilayah sekitar 359.225,24 km
2. Berikut
merupakan tabel luas daerah per kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.
Tabel 6.1 Luas Daerah per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2014 No. Kecamatan Luas Daerah (km2)
1. Pesanggara
n 45.609,62
2. Siliragung 15.719,78 3. Bangorejo 13.434,16 4. Purwoharjo 12.567,56 5. Tegaldlimo 56.177,35 6. Muncar 8.737,35 7. Cluring 6.906,13 8. Gambiran 4.746,69 9. Tegalsari 5.379,89 10. Glenmore 32.126,95 11. Kalibaru 18.741,80 12. Genteng 5.449,57 13. Srono 7.393,20 14. Rogojampi 7.741,89 15. Kabat 8.339,46 16. Singojuruh 4.387,93 17. Sempu 9.957,77 18. Songgon 20.777,59 19. Glagah 5.028,94 20. Licin 11.265,17 21. Banyuwang
i 2.673,21
22. Giri 1.708,81 23. Kalipuro 19.961,06 24. Wongsorejo 34.393,36 Total 359.225,24
Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau
Jawa. Wilayah daratannya memiliki bentang alam berupa dataran tinggi,
pegunungan, pantai serta dataran rendah. Daerah berupa pegunungan merupakan
daerah penghasil produk perkebunan, dataran rendah dengan berbagai potensi
produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah
utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.
B.
Topografi
Berdasarkan data Banyuwangi dalam angka tahun 2014, Kabupaten
Banyuwangi memiliki ketinggian wilayah 0 hingga lebih dari 3000 meter diatas
permukaan laut. Masing-masing ketinggian tersebut dibagi dalam 6 kelas
ketinggian dengan rincian sebagai berikut,
1. Ketinggian 0-100 meter diatas permukaan laut meliputi luas wilayah
131.897 Ha dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di seluruh
kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali Kecamatan Licin, Songgo,
Sempu, dan Kalibaru.
2. Ketinggian 100-500 meter diatas permukaan laut meliputi luas wilayah
153.032 Ha dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di seluruh
kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali Kecamatan Muncar.
3. Ketinggian 500–1000 meter diatas permukaan laut meliputi luas wilayah
50.261 Ha dari luas kabupaten. Ketinggian ini hanya terdapat di
Kecamatan Pesanggrahan, Siliragung, Singojuruh, Sempu, Licin,
Kalipuro, Wongsorejo, Glagah, Songgon, Glenmore, dan Kalibaru.
4. Ketinggian 1000–2000 meter diatas permukaan air laut meliputi luas
wilayah 20.923 Ha dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di
Kecamatan Purwoharjo, Muncar, Glenmore, Songgon, Licin, Kalipuro
dan Wonosorejo.
6. Ketinggian lebih dari 3000 meter diatas permukaan air laut meliputi luas
wilayah 84,55 Ha dari luas kabupaten. Ketinggian ini terdapat di
Kecamatan Songgon, dan Glenmore.
C.
Jenis Tanah dan Geologi
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi terdiri dari Regosol,
Litosol, Latosol, Padsolik, dan Gambut. Luas tanah terbesar adalah tanah Padsolik
yaitu seluas 208.450 Ha atau 60,39% dari luas wilayah Kabupaten, sedangkan
luas tanah yang terkecil adalah berupa tanah Latosol seluas 8.426 Ha atau 2,44%
dari luas wilayah Kabupaten.
D.
Klimatologi dan Hidrologi
Berdasarkan data Kabupaten Banyuwangi dalam angka tahun 2014,
Kabupaten Banuwangi memiliki curah hujan terendah pada bulan Oktober dengan
0,8 mm
3per tahun dan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dengan curah
hujan 527,5 mm
3per tahun. Kelembapan di Kabupaten Banyuwangi berada di
rentang 77 hingga 86, dengan suhu antara 24,8 hingga 28,2°C. Sedangkan untuk
kondisi Hidrologi, Kabupaten Banyuwangi memiliki 35 Daerah aliran Sungai.
6.1.2 Kondisi Fisik Binaan
A.
Tata Guna Lahan
Tata guna lahan di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut.
Tabel 6.2 Tata Guna Lahan Kabupaten BanyuwangiSumber: RPJMD Kabupaten
Banyuwangi 2010- 2015
Berdasarkan
Tabel 6.2
dapat
diketahui bahwa
penggunaan lahan di Kabupaten Banyuwangi di dominasi oleh hutan dengan luas
wilayah 183.396,34 Ha atau 31,62% sehingga dapat dikatakan bahwa luas
wilayah Kabupaten Banyuwangi masih merupakan wilayah tak terbangun.
B.
Persebaran Sarana
Karakteristik fisik binaan Kabupaten Banyuwangi meliputi tata guna
lahan, selain itu juga prasarana dan sarana pendukung kegiatan masyarakat.
Persebaran sarana dan prasarana ini penting untuk penunjang kehidupan
Jenis guna
lahan Luas Presentase
Hutan 183.396,34 ha 31,62% Perkebunanan 82.143,63 ha 14,21%
Sawah 66.152 ha 11.44%
masyarakat salah satunya adaah pendidikan dimana pendidikan merupakan sarana
yang harus di miliki di setiap kecamatan sebagai pemenuhan skala pelayanan.
1. Sarana pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Banyuwangi adalah Taman
Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTS),
Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Berikut merupakan tabel jumlah sarana pendidikan per kecamatan yang
ada di Kabupaten Banyuwangi.
Tabel 6.3 Jumlah Sarana Pendidikan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013
No
. Kecamatan
Jenis Sarana Pendidikan
Total TK SD MI SMP MTS SMA SMK
1. Pesanggaran 0 36 3 6 0 1 2 48
2. Siliragung 1 28 8 7 2 1 3 50
3. Bangorejo 4 30 12 5 3 2 2 58
4. Purwoharjo 3 32 12 10 4 3 2 66
5. Tegaldlimo 4 35 15 6 2 3 2 67
6. Muncar 5 48 14 14 8 2 6 97
7. Cluring 7 44 16 8 5 1 3 84
8. Gambiran 5 32 7 5 3 2 2 56
9. Tegalsari 1 25 9 3 4 1 3 46
10. Glenmore 0 47 8 7 6 4 2 74
11. Kalibaru 1 33 6 8 1 1 1 51
12. Genteng 1 42 8 14 3 6 5 79
13. Srono 4 44 18 13 4 4 3 90
14. Rogojampi 0 48 8 8 4 3 2 73
15. Kabat 7 39 18 2 6 1 1 74
16. Singojuruh 1 29 3 3 1 1 1 39
17. Sempu 0 32 12 8 2 1 1 56
18. Songgon 3 29 8 4 3 1 1 49
19. Glagah 0 19 2 2 1 1 2 27
20. Licin 2 23 5 2 3 0 0 35
21. Banyuwangi 2 39 5 9 3 4 3 65
22. Giri 0 16 4 3 2 2 4 31
23. Kalipuro 10 28 16 6 9 1 1 71
24. Wongsorejo 8 37 15 8 7 2 2 79
Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka, 2014
Object 3
Gambar 6.1 Bagan Jumlah Sarana Pendidikan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka, 2014
2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi adalah rumah sakit,
rumah bersalin, puskesmas, puskesmas pembantu, dan posyandu. Berikut
merupakan tabel jumlah sarana kesehatan per kecamatan yang ada di
Kabupaten Banyuwangi.
Tabel 6.4 Jumlah Sarana Kesehatan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013
No
. Kecamatan
Jenis Sarana Kesehatan
Total Rumah
Sakit Rumah Bersalin Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu
1. Pesanggaran 0 0 2 3 57 62
2. Siliragung 0 0 1 4 65 70
3. Bangorejo 0 0 2 5 90 97
4. Purwoharjo 0 1 2 4 91 98
5. Tegaldlimo 0 0 2 4 88 94
6. Muncar 1 0 4 8 177 190
7. Cluring 0 0 2 5 83 90
8. Gambiran 2 0 2 4 75 83
9. Tegalsari 0 0 1 3 54 58
10. Glenmore 1 0 2 6 133 142
11. Kalibaru 0 0 1 2 81 84
12. Genteng 2 1 2 4 114 123
13. Srono 0 0 3 5 115 123
14. Rogojampi 2 0 2 5 117 126
15. Kabat 0 0 2 5 96 103
16. Singojuruh 0 0 1 5 70 76
17. Sempu 0 0 3 6 115 124
18. Songgon 0 0 1 4 87 92
19. Glagah 0 0 1 2 49 52
20. Licin 0 0 1 3 44 48
21. Banyuwangi 5 0 3 4 173 185
22. Giri 0 0 1 2 50 53
23. Kalipuro 0 0 2 6 111 119
24. Wongsorejo 0 0 2 6 115 123
Berdasarkan
Tabel 6.4
dapat diketahui bahwa Kecamatan Muncar
mempunyai persebaran sarana kesehatan yang terbanyak di Kabupaten
Banyuwangi.
Object 5
Gambar 6.2 Bagan Jumlah Sarana Kesehatan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka, 2014
3. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi adalah masjid,
mushola, gereja protestan, gereja katholik, vihara, dan pura. Berikut
merupakan tabel jumlah sarana peribadatan per kecamatan yang ada di
Kabupaten Banyuwangi.
Tabel 6.5 Jumlah Sarana Peribadatan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013
No
. Kecamatan
Jenis Sarana Peribadatan
Total Masjid Mushola Gereja Protestan Gereja Katholik Vihara Pura
1. Pesanggaran 56 152 - 24 9 11 252
2. Siliragung 57 13 - 22 - 17 109
3. Bangorejo 74 211 - 19 - 13 317
4. Purwoharjo 72 45 9 18 1 17 162
5. Tegaldlimo 74 233 - 12 1 23 343
6. Muncar 83 334 - 8 - 9 434
7. Cluring 89 439 - 6 1 3 538
8. Gambiran 63 218 - 13 6 - 300
9. Tegalsari 62 13 - 4 - 12 91
10. Glenmore 65 135 - 8 - 6 214
11. Kalibaru 80 65 - 2 - 1 148
12. Genteng 85 120 4 15 - 3 227
13. Srono 107 420 - 2 1 2 532
14. Rogojampi 89 520 - 4 1 5 619
15. Kabat 70 288 - - - - 358
16. Singojuruh 41 265 - 3 - - 309
17. Sempu 104 329 - 16 - 2 451
18. Songgon 79 226 - 3 - 5 313
19. Glagah 29 68 - - - - 97
No
. Kecamatan
Jenis Sarana Peribadatan
Total Masjid Mushola Gereja Protestan Gereja Katholik Vihara Pura
21. Banyuwangi 65 170 2 19 1 1 258
22. Giri 30 155 - - - - 185
23. Kalipuro 94 75 - 1 - - 170
24. Wongsorejo 64 49 - 1 - 1 115
Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka, 2014
Berdasarkan
Tabel 6.5
dapat diketahui bahwa Kecamatan Rogojampi
mempunyai persebaran sarana peribadatan yang terbanyak di Kabupaten
Banyuwangi.
Object 7
Gambar 6.3 Bagan Jumlah Sarana Peribadatan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka, 2014
4. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi adalah rumah sakit,
rumah bersalin, puskesmas, puskesmas pembantu, dan posyandu. Berikut
merupakan tabel jumlah sarana kesehatan per kecamatan yang ada di
Kabupaten Banyuwangi.
Tabel 6.6 Jumlah Sarana Kesehatan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013
No
. Kecamatan
Jenis Sarana Kesehatan
Total Rumah
Sakit Rumah Bersalin Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu
1. Pesanggaran 0 0 2 3 57 62
2. Siliragung 0 0 1 4 65 70
3. Bangorejo 0 0 2 5 90 97
4. Purwoharjo 0 1 2 4 91 98
5. Tegaldlimo 0 0 2 4 88 94
No
. Kecamatan
Jenis Sarana Kesehatan
Total Rumah
Sakit Rumah Bersalin Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu
7. Cluring 0 0 2 5 83 90
8. Gambiran 2 0 2 4 75 83
9. Tegalsari 0 0 1 3 54 58
10. Glenmore 1 0 2 6 133 142
11. Kalibaru 0 0 1 2 81 84
12. Genteng 2 1 2 4 114 123
13. Srono 0 0 3 5 115 123
14. Rogojampi 2 0 2 5 117 126
15. Kabat 0 0 2 5 96 103
16. Singojuruh 0 0 1 5 70 76
17. Sempu 0 0 3 6 115 124
18. Songgon 0 0 1 4 87 92
19. Glagah 0 0 1 2 49 52
20. Licin 0 0 1 3 44 48
21. Banyuwangi 5 0 3 4 173 185
22. Giri 0 0 1 2 50 53
23. Kalipuro 0 0 2 6 111 119
24. Wongsorejo 0 0 2 6 115 123
Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014
Berdasarkan
Tabel 6.6
dapat diketahui bahwa Kecamatan Muncar
mempunyai persebaran sarana kesehatan yang terbanyak di Kabupaten
Banyuwangi.
Object 9
Gambar 6.4 Bagan Jumlah Sarana Kesehatan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka, 2014
5. Sarana Peribadatan
Tabel 6.7 Jumlah Sarana Peribadatan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013
No
. Kecamatan
Jenis Sarana Peribadatan
Total Masjid Mushola Gereja Protestan Gereja Katholik Vihara Pura
1. Pesanggaran 56 152 - 24 9 11 252
2. Siliragung 57 13 - 22 - 17 109
3. Bangorejo 74 211 - 19 - 13 317
4. Purwoharjo 72 45 9 18 1 17 162
5. Tegaldlimo 74 233 - 12 1 23 343
6. Muncar 83 334 - 8 - 9 434
7. Cluring 89 439 - 6 1 3 538
8. Gambiran 63 218 - 13 6 - 300
9. Tegalsari 62 13 - 4 - 12 91
10. Glenmore 65 135 - 8 - 6 214
11. Kalibaru 80 65 - 2 - 1 148
12. Genteng 85 120 4 15 - 3 227
13. Srono 107 420 - 2 1 2 532
14. Rogojampi 89 520 - 4 1 5 619
15. Kabat 70 288 - - - - 358
16. Singojuruh 41 265 - 3 - - 309
17. Sempu 104 329 - 16 - 2 451
18. Songgon 79 226 - 3 - 5 313
19. Glagah 29 68 - - - - 97
20. Licin 47 251 - 1 - - 299
21. Banyuwangi 65 170 2 19 1 1 258
22. Giri 30 155 - - - - 185
23. Kalipuro 94 75 - 1 - - 170
24. Wongsorejo 64 49 - 1 - 1 115
Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka, 2014
Berdasarkan
Tabel 6.7
dapat diketahui bahwa Kecamatan Rogojampi
mempunyai persebaran sarana peribadatan yang terbanyak di Kabupaten
Banyuwangi.
Object 11
Gambar 6.5 Bagan Jumlah Sarana Peribadatan per Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013
6.1.3 Karakteristik Kependudukan
Berdasarkan Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka tahun 2014, penduduk
Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2013 sejumlah 1.574.778 jiwa, dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 782.090 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak
792.688 jiwa.
Tabel 6.8 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013
No Kecamatan Penduduk Sex Ratio
Laki-Laki Perempuan L + P
1 Pesanggaran 24.755 24.254 49.009 102
2 Siliragung 22.796 22.206 45.002 103
3 Bangorejo 30.239 30.000 60.239 101
4 Purwoharjo 32.796 32.997 65.793 99
5 Tegaldlimo 31.238 30.749 61.987 102
6 Muncar 65.628 64.642 130.270 102
7 Cluring 35.327 35.734 71.064 99
8 Gambiran 29.234 29.921 59.155 98
9 Tegalsari 23.417 23.403 46.820 100
10 Glenmore 34.340 35.957 70.297 96
11 Kalibaru 30.437 31.383 61.820 97
12 Genteng 41.830 42.224 84.054 99
13 Srono 43.966 44.387 88.353 99
14 Rogojampi 46.299 47.247 93.546 98
15 Kabat 33.518 34.260 67.778 98
16 Singojuruh 22.323 23.512 45.835 95
17 Sempu 35.814 36.292 72.106 99
18 Songgon 25.054 25.823 50.878 97
19 Glagah 16.845 17.664 34.509 95
20 Licin 13.951 14.233 28.184 98
21 Banyuwangi 52.544 54.761 107.305 96
22 Giri 14.688 14.178 28.866 104
23 Kalipuro 38.035 38.765 76.800 98
24 Wongsorejo 37.016 38.092 75.108 97
Kabupaten Banyuwangi 782.090 792.688 1.574.778 99 Sumber : Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014
Object 13
Gambar 6.6 Bagan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2013 Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka, 2014
Sex ratio
rata-rata penduduk Kabupaten Banyuwangi adalah sebesar 99,
yang artinya setiap 100 perempuan terdapat 99 laki-laki. Sex ratio terbesar
terdapat di Kecamatan Giri yakni sebesar 104 dan yang terkecil terdapat di
Kecamatan Glagah dan Kecamatan Singojuruh, yakni sebesar 95.
Berikut merupakan tabel jumlah penduduk menurut kelompok umur dan
jenis kelamin di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013.
Tabel 6.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Banyuwangi tahun 2013
N o
Kelompo k Umur
Penduduk
Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 0 - 4 63.342 60.444 123.786 2 5 – 9 61.899 59.279 121.178 3 10 – 14 63.639 60.433 124.072 4 15 – 19 65.125 61.434 126.559 5 20 – 24 54.377 53.448 107.825 6 25 – 29 53.082 53.989 107.071 7 30 – 34 57.509 59.191 116.700 8 35 – 39 59.494 60.999 120.493 9 40 – 44 61.435 63.151 124.586 10 45 – 49 57.470 59.945 117.415 11 50 – 54 49.978 51.941 101.919 12 55 – 59 42.488 41.765 84.253 13 60 – 64 34.072 33.959 68.031 14 65 – 69 24.105 26.487 50.592 15 70 – 74 16.922 20.645 37.567
16 75+ 17.153 25.578 42.731
Berdasarkan
Tabel 6.9
jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi berdasarkan
struktur umur dikelompokkan menjadi 16 kelas dengan rentang umur 5 tahun.
Object 15
Gambar 6.7 Piramida Penduduk Kabupaten Banyuwangi tahun 2013 Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka, 2014
Jumlah penduduk terbanyak berada pada struktur umur 15 – 19 tahun yaitu
penduduk laki-laki berjumlah 65.125 jiwa dari total penduduk laki-laki 782.090
jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 61.434 jiwa dari total penduduk
perempuan 792.688 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan struktur umur
paling sedikit terdapat pada umur antara 70-74 tahun dengan jumlah penduduk
laki-laki 16.922 jiwa dari total penduduk laki-laki 782.090 jiwa dan penduduk
perempuan berjumlah 20.645 jiwa dari total penduduk perempuan 792.688 jiwa.
6.2
Gambaran Umum Kecamatan Singojuruh
Kecamatan Singojuruh adalah sebuah kawasan yang terletak pada bagian
tengah utara Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Singojuruh memiliki luas
wilayah sebesar 4.387,93 km² yaitu 1,22 % dari total luas Kabupaten
Banyuwangi. Kecamatan Singojuruh berbatasan dengan lima kecamatan, yaitu:
Sebelah Utara
: Kecamatan Songgon dan Kecamatan Kabat
Sebelah Selatan
: Kecamat Srono
Posisi koordinat Kecamatan Singojuruh terletak pada koordinat Bujur
Timur 114’19685°E sampai Lintang Selatan 08’23706° S. Data orbitasi atau jarak
Kecamatan Singojuruh dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi adalah
30 km. Kecamatan Singojuruh secara administratif terbagi atas 11 desa, yaitu
Desa Gambor, Desa Singojuruh, Desa Alas Malang, Desa Benelan Kidul, Desa
Lemahbang Kulon, Desa Singolatren, Desa Padang, Desa Cantuk, Desa Gumirih,
Desa Kemiri, dan Desa Sumber Baru dengan desa terluas adalah Desa Gumirih
(13,67%) dan desa dengan luas wilayah terkecil adalah Desa Lemahbang Kulon
(3,83%).
Tabel 6.10 Luas wilayah Kecamatan Singojuruh Menurut Desa Tahun 2013 N
o Desa Luas (Km2)
Persentase Luas Desa (%)
1 Gambor 3,70 8,59
2 Singojuruh 5,37 12,47
3 Alas Malang 3,01 6,98
4 Benelan Kidul 4,15 9,63 5 Lemahbang Kulon 1,65 3,83
6 Singolatren 2,92 6,78
7 Padang 3,10 7,2
8 Cantuk 3,14 7,29
9 Gumirih 5,89 13,67
10 Kemiri 4,68 10,86
11 Sumber Baru 5,47 12,70
Total 43,08 100,00
Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
Object 17
Gambar 6.8 Perbandingan Luas Wilayah Perkotaan terhadap Kecamatan Singojuruh
6.3
Tinjauan Kebijakan Regional dan BWP Kecamatan Singojuruh
Tinjauan kebijakan yang digunakan adalah meliputi RTRW Kabupaten
Banyuwangi, Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banyuwangi. Berikut merupakan
kebijakan yang diambil dari peraturan daerah dan kebijakan-kebijakan lain yang
menyangkut kecamatan singojuruh, antara lain.
1. Kecamatan Singojuruh termasuk dalam PPK Kabupaten yang
diarahkan sebagai pusat pertanian dengan pengembangan budidaya
minapadi dengan luas kurang lebih 114 Ha.
2. Kecamatan Singojuruh diarahkan untuk melakukan revitalisasi stasiun
Temuguruh.
3. Terdapat rencana Pengembangan jalan lintas selatan Jawa Timur yang
melewati kecamatan singojuruh
4. Kecamatan Singojuruh diarahkan sebagai pengembangan jaringan
transmisi SUTT 150 Kv
5. Persampahan Kecamatan Singojuruh diarahkan pada Zona II dengan
pengembangan lokasi TPA di Kecamatan Rogojampi
6. Pembangunan MCK umum di Kecamatan Singojuruh dengan biaya
APBD dan APBN
7. Kecamatan Singojuruh diarahkan membuat Daerah Imbuhan Air
Tanah untuk Cekungan Air Tanah Banyuwangi dengan luas 1.737 km
8. Kecamatan Singojuruh diarahkan sebagai wisata budaya upacara adat
dan kesenian tradisional Kebo-keboan berada di Desa Alas Malang
Kecamatan Singojuruh
6.4
Karakteristik Fisik Dasar
Karakteristik Fisik Dasar Kecamatan Singojuruh ini akan dibahas dalam
empat pembahasan anatara lain kondisi topografi, kondisi hidrologi dan
klimatologi, serta kondisi geologi.
6.4.1 Topografi
wilayah Desa Singojuruh, Alas malang, Alas Malang, dan Singolotren, dan bagian
wilayah terendah pada wilayah Desa Lemahbangukulon, Alas Malang, dan
Gambor. Ditinjau dari segi kelerengan, Kecamatan Singojuruh mempunyai tingkat
kemiringan mulai dari 0 hingga diatas 40%. Rata-rata kelerengan kecamatan
singojuruh berada di kelas kelerengan antara 2-8%, dapat dikatakan wilayah
Kecamatan Singojurh memiliki kelerengan yang datar.
6.4.2 Hidrologi
Kondisi hidrologi di Kecamatan Singojuruh yaitu wilayah kecamatan
dialiri 5 sungai yaitu Sungai Kemapak dengan panjang sungai 3,4 km, Sungai
Tuban dengan panjangn 7 km, Sungai Bate dengan panjang sungan 10,2 km,
Sungai Rawan dengan panjang sungai 2 km, dan Sungai Kumbo dengan panjang
sungai 12,60 km. Rata-rata sungai di Kecamatan Singojuruh dipergunakan
masayarakat setempat sebagai sumber air untuk kehidupan sehari-hari seperti
untuk air minum, memasak, dan kegiatan sosial lainnya.
6.4.3 Geologi
Daerah kecamatan Singojuruh memiliki jenis tanah asosiasi latosol
Cokelat dan Regosol Kelabu. Jenis tanah regosol merupakan jenis tanah yang
memiliki tingkat kesuburan yang tinggi sehingga wilayah kecamatan Singojuruh
sangat cocok dikembangkan sebagai lahan pertanian. Namun jenis tanah regosol
pula sangat rentan terhadap erosi sehingga diperlukan adanya peruntukan lahan
sebagai penyangga untuk jenis tanah tersebut. Selain itu terdapat jenis tanah
latosol yang memiliki karakteristik yang keras namun memiliki tingkat kerentanan
yang rendah terhadap erosi sehingga cocok dekembangkan sebagai kawasan
budidaya atau lahan permukiman.
6.4.4 Klimatologi
Curah hujan di Kecamatan Singojuruh adalah antara 8,5-36,71 mm per
hari. Sedangkan untuk hari hujan adalah antara 0-25 hari per bulan. Dapat
dikatakan pula curah hujan ada wilayah Kecamatan Singojuruh reatif stabil dalam
musim kemarau curah hujan masih turun secara stabil sehingga wilayah
6.5
Kependudukan
Kependudukan merupakan sebagai dasar perencanaan sarana dan
prasarana permukiman. Hal demikian juga menjadikan perkembangan kota
menjadi lebih cepat. Berikut merupakan jumlah dan persebaran penduduk di BWP
Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi.
6.5.1 Jumlah dan Persebaran Penduduk
Jumlah pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk diperlukan
sebagai dasaran melakukan proyeksi penduduk untuk 20 tahun ke depan. Proyeksi
penduduk dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana
permukiman perkotaan. Berikut merupakan jumlah pertumbuhan penduduk di
BWP Kecamatan Singojuruh pada Tabel.
Tabel 6.11 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Singojuruh Tahun 2010-2014 Tahun Penduduk (jiwa)Jumlah PertumbuhanPenduduk
2010 45.242
-2011 45.521 0.616
2012 45.663 0.311
2013 49.060 7.439
Rata-Rata Pertumbuhan Penduduk 2.789 Sumber. Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2011-2014
Object 20
Gambar 6.9 Tren Pertumbuhan Penduduk BWP Kecamatan Singojuruh Sumber. Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2011- 2014
analisis proyeksi penduduk untuk 20 tahun ke depan dengan menggunakan
metode eksponensial.
Jumlah persebaran penduduk di Kecamatan Singojuruh pada tahun 2013
adalah sebanyak 49.060 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 23.961
jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 25.099 jiwa. Berikut merupakan
Tabel 4.1
persebaran penduduk pada tiap desa yang ada di Kecamatan
Singojuruh.
Tabel 6.12 Jumlah Persebaran Penduduk Tiap Desa Kecamatan Singojuruh
Nama Desa
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Prosentase dari Jumlah Penduduk
(%)
Gambor 3.016 6.15
Singojuruh 7.383 17.08
Alas Malang 4.590 9.36
Benelan Kidul 4.369 8.70
Lemahbang
Kulon 3.651 7.44
Singolatren 4.291 8.75
Padang 3.907 7.47
Cantuk 4.391 8.95
Gumirih 4.213 8.59
Kemiri 4.554 9.28
Sumber Baru 4.044 8.24
Jumlah 49.060 100
Sumber. Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
Dari sebelas desa di Kecamatan Singojuruh, terdapat tujuh desa yang
merupakan Bagian Wilayah Perkotaan yaitu Desa Singojuruh, Alas Malang,
Benelan Kidul, Singolatren, Padang, Cantuk dan Gumirih.
Object 23
Berdasarkan
Gambar 6.10
Dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
terbanyak terdapat di Desa Singojuruh dengan jumlah penduduk sebanyak 7.383
jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Desa Lemahbang
Kulon dengan jumlah penduduk sebanyak 3.651 jiwa.
6.5.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara luas wilayah dan
jumlah penduduk di suatu wilayah. Kepadatan penduduk digunakan untuk
mengetahui kapasitas suatu wilayah untuk menampung penduduk. Berikut
merupakan
Tabel 6.13
Tingkat kepadatan penduduk tiap-tiap Kelurahan yang ada
di Kecamatan Singojuruh.
Tabel 6.13 Tingkat Kepadatan Penduduk Kelurahan di Kecamatan Singojuruh tahun 2013 No
. Desa Luas Wilayah(km2)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
1. Gambor 3,26 3.016 925
2. Singojuruh 5,08 7.383 1649
3. Alas Malang 3,11 4.590 1476
4. Benelan Kidul 4,15 4.268 1028
5. Lemahbang Kulon 1,65 3.651 2213
6. Singolatren 2,92 4.291 1470
7. Padang 3,10 3.665 1182
8. Cantuk 3,14 4.391 1398
9. Gumirih 5,89 4.213 715
10. Kemiri 4,68 4.554 973
11. Sumber Baru 5,30 4.044 763
Jumlah 42,28 49.060 1.160
Object 25
Gambar 6.11 Kepadatan Penduduk pada Tiap Desa di Kecamatan Singojuruh tahun 2013
Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
Berdasarkan
Tabel 6.13
dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di
Kecamatan Singojuruh sebesar 1.160 jiwa/km
2dengan kepadatan tertinggi berada
di Desa Lemahbang Kulon, yaitu dengan kepadatan sebesar 2.213 jiwa/km
2.
Sedangkan kepadatan terendah berada di Desa Gumirih dengan tingkat kepadatan
sebesar 715 jiwa/km
2.
6.5.3 Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk berisi tentang jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin, jumlah penduduk berdasarkan umur, jumlah penduduk berdasarkan
agama, jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.
A.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 6.14 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap Desa di KecamatanSingojuruh tahun 2013
No. Desa Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan Jumlah Sex Ratio
1. Gambor 1.534 1.482 3.016 104
2. Singojuruh 3.102 4.281 7.383 96
3. Alas Malang 2.169 2.421 4.590 90
4. Benelan Kidul 2.198 2.070 4.268 106
5. Lemahbang Kulon 1.733 1.918 3.651 90
6. Singolatren 2.154 2.137 4.291 101
No. Desa Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan Jumlah Sex Ratio
8. Cantuk 2.046 2.345 4.391 87
9. Gumirih 2.057 2.156 4.213 95
10. Kemiri 2.221 2.333 4.554 95
11. Sumber Baru 2.002 2.042 4.044 98
Jumlah 23.961 25.099 49.060 95
Sumber. Kecamatan Singojuruh dalam Angka, 2014
Object 27
Gambar 6.12 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Singojuruh Tahun 2013
Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
Berdasarkan
Gambar 6.12
dapat diketahui bahwa perbandingan antara
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kecamatan Singojuruh adalah 95
yang artinya setiap 100 perempuan terdapat 95 laki-laki.
B.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan umur dikategorikan menjadi 14
kelompok umur, masing-masing kelompok umur memiliki rentang 5 tahun.
Berikut tabel komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin.
1. Desa Singojuruh
Tabel 6.15 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Singojuruh tahun 2013
Umur Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan
0-4 tahun 249 247
5-9 tahun 235 275
10-14 tahun 240 295
15-19 tahun 239 208
Umur Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan
25-29 tahun 235 219
30-34 tahun 217 258
35-39 tahun 251 258
40-44 tahun 252 287
45-49 tahun 240 298
50-54 tahun 237 245
55-59 tahun 175 185
60-64 tahun 191 198
65+ 302 363
Sumber. Kecamatan Singojuruh dalam Angka, 2014
Object 30
Gambar 6.13 Piramida Penduduk Desa Singojuruh Tahun 2013 Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
2. Desa Alas Malang
Tabel 6.16 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Alas Malang Tahun 2013
Umur Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan
0-4 tahun 159 156
5-9 tahun 184 161
10-14 tahun 161 159
15-19 tahun 180 156
20-24 tahun 127 140
25-29 tahun 134 136
30-34 tahun 138 140
35-39 tahun 145 183
40-44 tahun 160 181
45-49 tahun 155 198
50-54 tahun 145 191
55-59 tahun 137 124
60-64 tahun 106 126
Sumber. Kecamatan Singojuruh dalam Angka, 2014
Object 32
Gambar 6.14 Piramida Penduduk Desa Alas Malang Tahun 2013 Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
3. Desa Benelan Kidul
Tabel 6.17 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Benelan Kidul Tahun 2013
Umur Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan
0-4 tahun 187 160
5-9 tahun 188 147
10-14 tahun 178 157
15-19 tahun 182 179
20-24 tahun 145 222
25-29 tahun 139 146
30-34 tahun 141 158
35-39 tahun 170 183
40-44 tahun 167 178
45-49 tahun 155 157
50-54 tahun 143 123
55-59 tahun 109 129
60-64 tahun 82 98
65+ 150 219
Object 34
Gambar 6.15 Piramida Penduduk Desa Benelan Kidul Tahun 2013 Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
4. Desa Singolatren
Tabel 6.18 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Singolatren Tahun 2013
Umur Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan
0-4 tahun 172 162
5-9 tahun 164 172
10-14 tahun 167 159
15-19 tahun 163 146
20-24 tahun 141 169
25-29 tahun 138 163
30-34 tahun 137 143
35-39 tahun 147 151
40-44 tahun 171 172
45-49 tahun 146 145
50-54 tahun 108 113
55-59 tahun 110 88
60-64 tahun 70 89
65+ 145 175
Object 36
Gambar 6.16 Piramida Penduduk Desa Singolatren tahun 2013 Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
5. Desa Padang
Tabel 6.19 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Padang Tahun 2013
Umur Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan
0-4 tahun 143 147
5-9 tahun 148 141
10-14 tahun 156 147
15-19 tahun 179 214
20-24 tahun 163 139
25-29 tahun 110 112
30-34 tahun 134 145
35-39 tahun 136 174
40-44 tahun 148 140
45-49 tahun 163 128
50-54 tahun 103 135
55-59 tahun 85 99
60-64 tahun 93 94
65+ 146 150
Object 38
Gambar 6.17 Piramida Penduduk Desa Padang tahun 2013 Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
6. Desa Cantuk
Tabel 6.20 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Cantuk tahun 2013
Umur Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan
0-4 tahun 166 143
5-9 tahun 159 157
10-14 tahun 146 156
15-19 tahun 163 184
20-24 tahun 151 169
25-29 tahun 154 150
30-34 tahun 156 164
35-39 tahun 150 161
40-44 tahun 160 186
45-49 tahun 173 157
50-54 tahun 120 137
55-59 tahun 133 131
60-64 tahun 109 114
65+ 141 212
Object 40
Gambar 6.18 Piramida Penduduk Desa Cantuk Tahun 2013 Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
7. Desa Gumirih
Tabel 6.21 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Gumirih Tahun 2013
Umur Laki-LakiJumlah Penduduk (jiwa)Perempuan
0-4 tahun 148 137
5-9 tahun 161 145
10-14 tahun 142 163
15-19 tahun 190 183
20-24 tahun 126 129
25-29 tahun 111 114
30-34 tahun 136 126
35-39 tahun 126 115
40-44 tahun 120 140
45-49 tahun 120 124
50-54 tahun 134 137
55-59 tahun 102 117
60-64 tahun 116 101
65+ 167 239
Object 42
Gambar 6.19 Piramida Penduduk Desa Gumirih Tahun 2013 Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2014
C.
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Jumlah penduduk menurut agama Kecamatan Singojuruh dapat dilihat
pada
Tabel 6.22
Tabel 6.22 Jumlah Penduduk Menurut Agama Tiap Desa di Kecamatan Singojuruh Tahun 2013
Desa Islam KristenJumlah Penduduk (jiwa)Katolik Hindu Budha Jumlah
Gambor 3.016 0 0 0 0 3.016
Singojuruh 7.371 8 0 4 0 7.383
Alas Malang 4.559 23 6 1 1 4.590
Benelan Kidul 4.259 9 0 0 0 4.268
Lemahbang Kulon 3.586 55 2 5 3 3.651
Singolatren 4.276 24 0 0 0 4.291
Padang 3.665 0 0 0 0 3.665
Cantuk 4.389 2 0 0 0 4.391
Gumirih 4.210 0 3 0 0 4.213
Kemiri 4.550 0 4 0 0 4.554
Sumber Baru 4.043 1 0 0 0 4.044
Jumlah 48.909 122 15 10 4 49.060
Sumber : Kecamatan Singojuruh dalam Angka, 2014
6.6
Karakteristik Kelembagaan
Karakteristik kelembagaan merupakan lembaga atau organisasi yang
terdapat di suatu daerah. Kelembagaan yang terdiri dari lembaga formal dan non
formal. Kawasan Perkotaan Kecamatan Singojuruh yang terdiri dari tujuh desa
terdapat berbagai macam lembaga, diantaranya lembaga formal dan non formal.
6.6.1 Jenis Lembaga
Jenis lembaga yang ada di Kawasan Perkotaan Kecamatan Singojuruh
Singojuruh yang terdiri dari tujuh desa yaitu:
A.
Lembaga Formal
Lembaga formal yang ada di Kawasan Perkotaan Kecamatan Singojuruh
yaitu:
1. Lembaga pemerintahan desa
Lembaga pemerintahan desa disini merupakan lembaga yang dipimpin
oleh kepala desa dan juga terdapat pegawai dan staff desa.
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
BPD memiliki wewenang antara lain:
a. Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan
Peraturan Kepala Desa
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa
d. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa
Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan
aspirasi masyarakat.
3. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Badan Usaha Milik Desa adalah Lembaga Usaha Desa yang dikelolah oleh
masyarakat dan Pemerintah Desa dalam upaya memperkuat perekonomi
desa dan di bentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Tujuan
pembentukan BUMDes adalah untuk:
a. Mendorong Perkembangan Perekonomian masyarakat desa.
b. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif
masyarakat desa.
e. Meningkatkan pendapatan asli desa.
B.
Lembaga Non Formal
Lembaga non formal yang ada di Kawasan Perkotaan Kecamatan
Singojuruh yaitu:
1. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
Tugas Lembaga Kemasyarakatan meliputi :
a. Memelihara kerukunan hidup warga masyarakat.
b. Membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang
menjadi tanggung jawab Pemerintah Desa.
c. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif.
d. Melaksanakan,mengendalikan,memanfaatkan, memelihara dan
mengembangkan pembangunan secara partisipatif.
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan
swadaya masyarakat.
f. Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka
pemberdayaan masyarakat.
2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Tugas dari LPMD sama dengan tugas dari LKMD, yaitu:
a. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam
pembangunan.
b. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat
dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat.
d. Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan
hasil-hasil pembangunan secara partisipatif.
e. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta
swadaya gotong royong masyarakat.
f. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya
alam serta keserasian lingkungan hidup.
3. Tim Penggerak PKK
a. Menyusun rencana kerja PKK Desa, sesuai dengan basil Rakerda
Kabupaten/Kota.
b. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati.
c. Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK
Dusun/Lingkungan, RW, RT dan dasa wisma agar dapat mewujudkan
kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati.
d. Menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat,
khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang
mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai
keluarga sejahtera.
f. Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan
program kerja.
g. Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan
dengan kesejahteraan keluarga di desa.
h. Membuat laporan basil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK
Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim
Penggerak PKK setempat.
i. Melaksanakan tertib administrasi.
j. Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim
Penggerak PKK setempat.
4. Karang Taruna
Karang taruna mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah
kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang
bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi
muda di lingkungannya.
Karang Taruna dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:
a. Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial.
c. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di
lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan.
d. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi
generasi muda di lingkungannya.
e. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran
tanggung jawab sosial generasi muda.
f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa
kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai
kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
g. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan
tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif,
ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan
mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di
lingkungannya secara swadaya.
h. Penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial.
i. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan
kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.
j. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang
aktual.
k. Pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan,
penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.
l. Penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif,
rehabilitatif dalam rangka pencegahan kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.
5. Kelompok Tani
mendapatkan informasi penting dari pertemuan yang diadakan 1 bulan
sekali.
6. Lembaga Adat
Lembaga adat memiliki tugas dan kewajiban yaitu:
a. Menjadi fasilitator dan mediator dalam penyelesaian perselisihan yang
menyangkut adat istiadat dan kebiasaan masyarakat.
b. Memberdayakan, mengembangkan, dan melestarikan adat istiadat dan
kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya
daerah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari budaya nasional.
c. Menciptakan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif
antara Ketua Adat, Pemangku Adat, Pemuka Adat dengan aparat
pemerintah pada semua tingkatan pemerintahan di daerah adat
tersebut.
d. Membantu kelancaran roda pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
atau harta kekayaan lembaga adat dengan tetap memperhatikan
kepentingan masyarakat hukum adat setempat.
e. Memelihara stabilitas nasional yang sehat dan dinamis yang dapat
memberikan peluang yang luas kepada aparat pemerintah terutama
pemerintah desa dalam pelaksanaan pembangunan yang lebih
berkualitas dan pembinaan masyarakat yang adil dan demokratis.
f. Menciptakan suasana yang dapat menjamin terpeliharanya kebinekaan
masyarakat adat dalam rangka meperkokoh persatuan dan kestuan
bangsa.
g. Membina dan melestarikan budaya dan adat istiadat serta hubungan
antar tokoh adat dengan pemerintah desa.
h. Mengayomi adat istiadat.
i. Memberikan saran usul dan pendapat ke berbagai pihak perorangan,
kelompok/lembaga maupun pemerintah tentang masalah adat.
j. Melaksanakan keputusan-keputusan dengan aturan yang ditetapkan.
k. Melaksanakan penyuluhan adat istiadat secara menyeluruh.
7. Koperasi Serba Usaha Unit Desa
Peranan Koperasi Serba Usaha Unit Desa yaitu:
a. Peran primer :
1) Meningkatkan efisiensi sektor pertanian sehingga memiliki daya
tampung yang besar bagi lapangan kerja di pedesaan.
3) Menghimpun semua daya masyarakat berpendapatan rendah agar
mampu terjun ke dalam bisnis yang bersekala lebih besar.
4) Memberi jaminan terhadap risiko yang dihadapi oleh anggota
masyarakat berpendaptan rendah.
b. Peran sekunder :
1) Koperasi berfungsi sebagai penghubung atau sebagai lembaga
yang menapung kegiatan antar sektoral di pedesaan yang dimiliki
oleh pengusaha kecil.
2) Koperasi bertujuan sebagai perangkat penyampaian informasi
kepada masyarakat sampai ke tingkat yang paling bawah.
8. Kelompok Simpan Pinjam
Tugas dari Kelompok Simpan Pinjam di desa yaitu:
a. Mengelola KSPWS dan usahanya.
b. Mengajukan rancangan rencana kerja.
c. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
d. Memelihara Buku Daftar Anggota dan Daftar Pengurus.
e. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban.
f. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan Inventaris secara tertib.
9. Lembaga Keuangan Non Bank
Lembaga Keuangan Non Bank adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan dalam bidang keuangan yang secara langsung atau tidak langsung
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat.
10. Bank Kredit Desa
Badan Kredit Desa (BKD) adalah perusahaan milik desa yang beroperasi
diwilayah desa yang diurus sebagai perusahaan tersendiri dan terpisah dari
kekayaan lain milik desa yang bersangkutan.
11. BUMM
Tugas pokok BUMM adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu
menggerakkan kegiatan bisnis Koperasi dan UMKM untuk dikelola secara
profesional dan mandiri. Profesional mengandung arti dikelola oleh SDM
yang kompeten dan terus mengembangkan keahliannya, serta memegang
teguh etika profesi. BUMM memiliki tugas untuk memberdayakan
Koperasi dan UMKM agar mampu mengembangkan dirinya sebagai
entitas bisnis yang kuat, mandiri, dan professional.
Koperasi Simpan Pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan bukan
bank yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat, berupa pinjaman
dan tempat penyimpanan uang bagi masyarakat.
6.6.2 Diagram Venn
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, dapat diketahui pengaruh antar
lembaga dengan masyarakat hingga pengaruh antar lembaga sendiri. Berikut
adalah diagram yang menunjukkan interaksi dan besarnya pengaruh lembaga
tersebut dalam masyarakat Kawasan Perkotan Kecamatan Singojuruh. Berikut ini
merupakan gambar dari diagram venn.
Gambar 6.20 Diagram Venn Kelembagaan Sumber: Hasil Survei Primer, 2015
1. Pemerintah Desa terhadap Masyarakat
Pemerintah desa berperan penting dalam sebuah desa, karena pemerintah
desa seperti kepala desa yang bertugas membina kehidupan masyarakat
desa, membina ekonomi desa sehingga mensejahterakan masyarakat desa.
2. BPD terhadap Masyarakat
BPD juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam masyarakat desa.
BPD merancang peraturan desa bersama kepala desa yang hasilnya akan
berpengaruh dalam masyarakat.
3. LKMD dan LPMD terhadap Masyarakat
aspirasi masyarakat dalam pembangunan yang nanti hasilnya juga akan
dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri.
4. Lembaga Adat terhadap Masyarakat
Lembaga adat yang ada di desa berperan untuk mengembangkan,
memberdayakan, dan melestarikan adat yang ada di desa, seperti adat
kebo-keboan yang ada di Kawasan Perkotaan Kecamatan Singojuruh yang
masih ada sampai sekarang karena ada yang melestarikan adat tersebut.
5. Karang Taruna terhadap Masyarakat/Desa
Karang taruna yang ada di desa berperan aktif terhadap masyarakat atau
desa. Karang taruna biasanya berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang
ada di desa seperti saat hari kemerdekaan, selain itu juga sebagai
pemberdaya masyarakat terutama kaum muda.
6. Tim Penggerak PKK terhadap Masyarakat
PKK yang ada di desa berperan penting dalam pemberdayaan masyarakat
perempuan yang ada di desa sehingga dapat mensejahterakan keluarga di
desa.
7. KUD, BUMM, Kelompok Simpan Pinjam, Koperasi Simpan Pinjam,
Lembaga Keuangan Non Bank terhadap Masyarakat
Lembaga-lembaga tersebut berperan sebagai tempat peminjaman uang dan
penyimpanan uang. Selain itu, seperti KUD yang berperan meningkatkan
efisiensi sektor pertanian sehingga memiliki daya tampung yang besar
bagi lapangan kerja di pedesaan dan meningkatkan perekonomian
masyarakat. BUMM yang berperan sebagai penggerak bisnis-bisnis
koperasi yang ada seperti lapangan kerja yang berasal dari peningkatan
efisiensi sektor pertanian.
8. Kelompok Tani dan KUD terhadap Masyarakat
Kelompok tani yang ada di desa berperan sebagai lembaga untuk bertukar
pendapat dan pengetahuan tentang pertanian agar dapat meningkatkan
hasil pertanian dari masyarakat dan kemudian KUD membantu
mengembangkan dan efisiensi dari sektor pertanian yang ada di desa
sehingga dapat menigkatkan perekonomian masyarakat yang ada di desa.
9. BUMDes dan Pemerintah Desa terhadap Masyarakat
6.7
Perekonomian
Tingkat perekonomian di suatu wilayah dapat diketahui dengan
menggunakan indikator jumlah pendapatan yang dihasilkan berdasarkan jenis
usaha kegiatan ekonomi secara umum. Kegiatan perekonomian di Kecamatan
Singojuruh didominasi oleh sektor pertanian, peternakan dan industri kecil/rumah
tangga. Sektor-sektor lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Kecamatan
Singojuruh meliputi sektor perdagangan dan jasa serta peternakan.
6.7.1 Produksi Sektoral
A.
Pertanian
Komoditas pertanian di Kecamatan Singojuruh merupakan komoditas
utama dimana menjadi basis perekonomian masyarakat. Sektor pertanian yang
terdapat di Kecamatan Singojuruh meliputi padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
ubi kayu dan ubi jalar. Salah satu komoditas unggulan yang terdapat di
Kecamatan Singojuruh padi.
Tabel 6.23 Produksi pertanian Kecamatan Singojuruh
Desa Produksi Pertanian (Ton)
Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar
Gambor 2.959,00 60,4 - 0,75 49,50 120,00
Singojuruh 4.370,70 45,0 - - 34,00 210,00
Alas Malang 3.526,40 - - - 85,00 90,00
Benelan Kidul 4.343,20 - - 0,65 66,00 210,00
Lemahbang Kulon 1.841,10 - - - - 60,00
Singolatren 3.785,50 15,5 - 1,40 - 180,00
Padang 3.103,00 - 9,92 - - 210,00
Cantuk 3.717,00 15,0 - 1,20 - 90,00
Gumirih 6.301,70 - - 0,65 82,50 120,00
Kemiri 4.417,50 16,0 - 0,70 34,00 210,00
Sumber Baru 7.563,20 102,2 - 1,30 51,00 30,00
Jumlah 45.928,30 254,1 9,92 6,65 402,00 1.650,00
Sumber: Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2013
B.
Peternakan
Tabel 6.24 Produksi Peternakan Kecamatan Singojuruh Desa Sapi Kerbau Kambing Domba Kelinci Ayam
Buras AyamRas Bebek
Gambor 54 16 20 12 10 1.000 4.000 640
Singojuruh 76 68 82 45 - 2.410 439 3.250
Alas Malang 51 19 67 108 29 782 - 985
Benelan Kidul 9 6 38 54 - 1.400 - 750
Lemahbang
Kulon 36 4 30 42 - 2.545 1.500 1.054
Singolatren 24 27 55 62 - 1.210 - 326
Padang 6 8 12 25 - 879 - 1.256
Cantuk 5 4 15 25 - 1.200 - 775
Gumirih 16 10 100 - - 8.557 - 15.000
Kemiri 26 4 4 12 - - - 700
Sumber Baru - 35 140 146 - 4.005 - 1.500
Jumlah 303 201 563 531 39 23.988 5.939 26.236
Sumber: Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2011
C.
Industri Kecil/Rumah Tangga
Kecamatan Singojuruh memiliki beberapa komoditas industri unggulan.
Mayoritas industri yang ada di Kecamatan Singojuruh ialah industri kecil atau
rumah tangga seperti penggilingan padi, industri kulit, industri kayu, industri
logam, anyaman, gerabah, kain/tenun dan makanan/minuman . Keberadaan
industri yang ada di Kecamatan Singojuruh dapat dilihat pada
Tabel 6.25.
Tabel 6.25 Industri Kecil di Kecamatan Singojuruh
Desa Industri Kecil/Rumah Tangga
Penggilingan
Padi IndustriKulit IndustriKayu IndustriLogam Anyaman Gerabah TenunKain/ Makanan/Minuman
Gambor 2 1 3 - 1 1 15
-Singojuruh 4 - 3 2 2 1 3 1
Alas Malang 1 1 1 5 1 3 1 3
Benelan Kidul 1 - - - 1 1 1 1
Lemahbang Kulon 3 - 2 - - 1 - 2
Singolatren 3 - 3 4 1 1 - 3
Padang 1 - 1 2 - - - 8
Cantuk 1 - 3 1 1 - - 5
Gumirih 1 - 2 - - - 1 1
Kemiri 3 1 2 1 1 - 1 4
Sumber Baru 2 - 2 - - - -
-Jumlah 25 3 22 15 8 8 22 28
Sumber : Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2013
Kecamatan Singojuruh memiliki beberapa sarana perdagangan. Berikut
merupakan penjabaran dari sarana perdagangan yang ada di Kecamatan
Singojuruh.
Tabel 6.26 Perdagangan dan Jasa Kecamatan Singojuruh
Desa PasarDesa TempelPasar
Toko Bahan Bangunan
Toko
Prancangan PertanianKios
Gambor - 1 1 40 3
Singojuruh - 2 2 115 7
Alas Malang - 1 3 32 3
Benelan Kidul - 1 1 51 1
Lemahbang Kulon - 1 2 25 12
Singolatren - 1 2 33 3
Padang - 1 1 53 6
Cantuk - 1 2 30 4
Gumirih - 1 2 80 4
Kemiri - 1 1 65 3
Sumber Baru - 1 - 60 7
Jumlah - 12 17 584 63
Sumber: Kecamatan Singojuruh Dalam Angka, 2013
6.8
Penggunaan Lahan
Guna lahan yang terdapat di Kecamatan Singojuruh terdiri atas kawasan
lindung dan kawasan budidaya dimana kawasan lindung berupa hutan dan lahan
budiddaya terdiri atas perumahan, sarana ,prasarana, serta lahan pertanian.
A.
Pola Guna Lahan
Pola guna lahan yang terdapat di Kecamatan Singojuruh didominasi oleh
lahan pertanian dan sisaya berupa lahan perumahan dan sarana prasarana. Berikut
merupakan pola guna ahan yang terdapat di Kecamatan Singojuruh.
Tabel 6.27 Tata Guna Lahan BWP Kecamatan Singojuruh
Desa Lahan
terbangun (Ha)
Persentase Lahan Tak Terbangun (Ha)
Persentase
Singojuruh 45 6.50% 646 93.50%
Alas Malang 23 7.60% 280 92.40%
Benelan Kidul 16 3.46% 433 96.54%
Singolatren 94 30.87% 211 69.13%
Padang 30 21.81% 107 78.19%
Cantuk 46 14.64% 269 85.36%
Gumirih 28 4.86% 553 95.14%
Total 282 10.13% 2499 89.87%
Sumber: Hasil Survei Primer, 2015
6.8.1 Perumahan
Luas wilayah Kecamatan Singojuruh yaitu 4.387,93 km
2dengan jumlah
desa yang ada di Kecamatan Singojuruh yaitu 11 desa. Kawasan Perkotaan yang
ada di Kecamatan Singojuruh yaitu terdiri dari 8 Kawasan Perkotaan yang terdiri
dari Desa Singojuruh, Desa Gumirih, Desa Cantuk, Desa Singolatren, Desa
Gumirih, Desa Alas Malang, dan Desa Benelan Kidul. Luas Kawasan Perkotaan
di Kecamatan Singojuruh yaitu 27,82 km
2dengan total jumlah rumah pada
Kawasan Perkotaan Singojuruh yaitu 8761 unit rumah. Jumlah rumah pada
masing-masing desa sapat dilihat pada
Tabel 6.28.
Tabel 6.28 Jumlah Rumah di Kawasan Perkotaan Singojuruh No. Desa Jumlah Rumah
(unit)
1 Singojuruh 1759
2 Alas Malang 1456
3 Benelan Kidul 949
4 Singolatren 1340
5 Padang 1081
6 Cantuk 1455
7 Gumirih 1111
Total 9151
Sumber: Hasil Survei Primer, 2015
Berdasarkan
Tabel 6.28
dapat diketahui bahwa jumlah rumah yang ada di
Kawasan Perkotaan Singojuruh yaitu sejumlah 9151 unit rumah dan jumlah
rumah paling banyak terdapat di Desa Singojuruh dengan jumlah 1759 unit
rumah.
A.
Pola Permukiman
Pola permukiman yang ada di Kawasan Perkotaan Singojuruh dapat dilihat
pada
Tabel 6.29.
Tabel 6.29 Pola Permukiman di Kawasan Perkotaan Singojuruh No
Berdasarkan
Tabel 6.29
dapat diketahui bahwa pola permukiman yang ada
di Kawasan Perkotaan Singojuruh seluruhnya yaitu memiliki pola permukiman
linear dan
grid
.
B.
Berdasarkan Konstruksi
Jenis konstruksi rumah yang ada di Kawasan Perkotaan Singojuruh yang
terdiri dari rumah permanen, semi permanen, dan non permanen dapat dilihat pada
Tabel 6.30.
Tabel 6.30 Jumlah Rumah Berdasarkan Konstruksi di Kawasan Perkotaan Singojuruh No
.
Desa Jumlah Rumah Berdasarkan Konstruksi (unit) Total Permanen Semi Permanen Non Permanen
1 Singojuruh 1707 49 3 1759
2 Alas Malang 1362 89 5 1456
3 Benelan Kidul 944 4 1 949
4 Singolatren 1325 15 - 1340
5 Padang 1055 24 2 1081
6 Cantuk 1413 37 5 1455
7 Gumirih 1062 45 4 1111
Total 8868 263 20 9151
Sumber: Hasil Survei Primer, 2015
Berdasarkan
Tabel
6.30
dapat diketahui bahwa jumlah rumah permanen
paling banyak terdapat di Desa Singojuruh dengan total rumah yaitu sebanyak
1707 unit rumah. Jumlah rumah semi permanen paling banyak terdapat di Alas
Malang dengan total rumah yaitu sebanyak 89 unit rumah. Jumlah rumah non
permanen paling banyak terdapat di Desa Alas Malang dan Desa Cantuk dengan
total rumah yaitu sebanyak 5 unit rumah untuk masing-masing desa.
Tabel 6.31 Rumah Berdasarkan Konstruksi di Kawasan Perkotaan Singojuruh No
No
. Desa Permanen Rumah Berdasarkan KonstruksiSemi Permanen Non Permanen 2 Alas Malang
3 Benelan Kidul
4 Singolatren
5 Padang
6 Cantuk
7 Gumirih
C.
Pihak Pembangun Rumah
Pihak pembangun dalam membangun perumahan ada dua, yaitu dibangun
oleh pihak
developer
dan dibangun oleh masyarakat sendiri atau pribadi.
Berdasarkan hasil survei primer pihak pembangun perumahan yang ada di
Kawasan Perkotaan Singojuruh dapat dilihat pada Tabel
6.32.
Tabel 6.32 Pihak Pembangun Perumahan di Kawasan Perkotaan Singojuruh No
.
Desa Pihak Pembangun Total Pribadi Develope
r
1 Singojuruh 1759 - 1759
2 Alas Malang 1456 - 1456
3 Benelan Kidul 949 - 949
4 Singolatren 1340 - 1340
5 Padang 1081 - 1081
6 Cantuk 1455 - 1455
7 Gumirih 1111 - 1111
Total 9151 - 9151
Sumber: Hasil Survei Primer, 2015
Berdasarkan
Tabel 6.32
dapat diketahui bahwa pihak pembangunan rumah
yang ada di Kawasan Perkotaan Singojuruh seluruhnya dilakukan oleh
masyarakat atau pribadi dan tidak ada rumah yang dibangun oleh
developer
.
D.
Intensitas
Bangunan
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Menurut Pd-T-2005-C Badan Litbang PU mengenai Perencanaan Rumah
Maisonet, KDB adalah perbandingan antara luas dasar bangunan dengan
luas persil tanah. Berdasarkan hasil survei primer, koefisien dasar
bangunan yang ada di Kawasan Perkotaan Singojuruh dapat dilihat pada
Tabel 6.33.
Tabel 6.33 Koefisien Dasar Bangunan di Wilayah BWP Kecamatan Singojuruh No
. Desa <50 51-60 61-70Koefisien Dasar Bangunan (%)71- Total 80 81-90 91-100
1 Singojuruh 4 7 79 346 1014 309 1759
2 Alas Malang - - 125 448 883 - 1456
3 Benelan Kidul 46 59 166 293 203 182 949
4 Singolatren - 7 90 238 497 508 1340
5 Padang - 3 84 317 561 116 1081
6 Cantuk - - 100 401 954 - 1455
7 Gumirih - 7 231 640 204 29 1111
Berdasarkan
Tabel 6.33
dapat diketahui bahwa koefisien dasar bangunan
yang ada di Kawasan Perkotaan Singojuruh didominasi dengan koefisien
dasar bangunan 81% – 90% yaitu sejumlah 4316 unit rumah dengan
jumlah rumah paling banyak berada di Desa Singojuruh yaitu sebanyak
1014 unit rumah.
2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Menurut Pd-T-2005-C Badan Litbang PU mengenai Perencanaan Rumah
Maisonet, KLB adalah perbandingan antara luas lantai bangunan dengan
luas persil tanah. Berdasarkan hasil survei primer, koefisien lantai
bangunan yang ada di Kawasan Perkotaan Singojuruh dapat dilihat pada
Tabel 6.34.
Tabel 6.34 Koefisien Lantai Bangunan di Kawasan Perkotaan Singojuruh No. Desa Koefisien Lantai Bangunan Total
0-0.5 0.6-1 1.1-1.5
1.6-2 >2
1 Singojuruh 4 1752 3 - - 1759
2 Alas Malang - 1454 2 - - 1456
3 Benelan Kidul 1 948 - - - 949
4 Singolatren - 1340 - - - 1340
5 Padang - 1081 - - - 1081
6 Cantuk - 1455 - - - 1455
7 Gumirih - 1111 - - - 1111
Total 5 9141 5 - - 9151
Sumber: Hasil Survei Primer, 2015
Berdasarkan
Tabel 6.34
dapat diketahui bahwa koefisien lantai bangunan
yang ada di Kawasan Perkotaan Singojuruh didominasi dengan koefisien
lantai bangunan 0,6 – 1 sejumlah 9141 unit rumah dengan rumah paling
banyak berada di Desa Singojuruh yaitu 1752 unit rumah.
3.
Koefisien Dasar Hijau (KDH)
KDH merupakan angka prosentase perbandingan antara luas ruang terbuka
di luar bangunan yang diperuntukan bagi pertamanan/penghijauan dengan
luas tanah daerah perencanaan. Berdasarkan hasil survei primer, koefisien
dasar hijau yang ada di Kawasan Perkotaan Singojuruh dapat dilihat pada
Tabel 6.35.
Tabel 6.35 Koefisien Dasar Hijau di Kawasan Perkotaan Singojuruh No. Desa Koefisien Dasar Hijau (%) Total
1 Singojuruh 473 955 309 21 1 - 1759
2 Alas Malang - 883 573 - - - 1456
3 Benelan Kidul 98 160 342 207 69 73 949
4 Singolatren 499 451 311 70 9 - 1340
5 Padang 116 729 156 80 - - 1081
6 Cantuk - 671 616 168 - - 1455
7 Gumirih - 75 435 543 58 - 1111
Total 1186 3924 2742 1089 137 73 9151 Sumber: Hasil Survei Primer, 2015
Berdasarkan
Tabel 6.35
dapat diketahui bahwa koefisien dasar hijau yang
ada di Kawasan Perkotaan Singojuruh didominasi dengan koefisien dasar
hijau 1% - 10% yaitu 3924 unit rumah, dengan jumlah rumah paling
banyak berada di Desa Singojuruh dengan total 955 unit rumah.
E.
Garis Sempadan Bangunan
1. Garis Sempadan Muka Bangunan (GSMB)
GSMB adalah panjang jarak antara tepi terluar bagian muka/depan rumah
dengan Garis Sempadan Jalan (GSJ). Berdasarkan hasil survei primer,
garis sempadan muka bangunan yang ada di Kawasan Perkotaan
Singojuruh dapat dilihat pada
Tabel 6.36.
Tabel 6.36 Garis Sempadan Muka Bangunan di Kawasan Perkotaan Singojuruh No
. Desa Garis Sempadan Muka Bangunan (m)0 1-3 4-6 >6 Total
1 Singojuruh - 1522 235 2 1759
2 Alas Malang - 1456 - - 1456
3 Benelan Kidul 99 850 - - 949
4 Singolatren - 539 801 - 1340
5 Padang - 594 487 - 1081
6 Cantuk - 1208 245 2 1455
7 Gumirih - 491 620 - 1111
Total 99 6660 2388 4 9151
Sumber: Hasil Survei Primer, 2015