• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pernikahan Dini, Nikah Siri dan Perceraian (Studi Kasus Pada Masyarakat Minang di Jorong Mawar, Nagari Lubuak Jantan, Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pernikahan Dini, Nikah Siri dan Perceraian (Studi Kasus Pada Masyarakat Minang di Jorong Mawar, Nagari Lubuak Jantan, Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat) Chapter III V"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diambil dalam penelitia ini adalah studi kasus dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Studi kasus merupakan studi yang mendalam

hanya pada satu kelompok orang atau peristiwa. Teknik ini hanyalah sebuah

deskripsi terhadap individu. Sebuah studi kasus adalah sebuah puzzle yang harus

dipecahkan. (Bungin,2007)

Tujuan penelitian studi kasus membantu peneliti untuk mengadakan studi

medalam tentang perorangan, kelompok, program, organisasi, budaya, agama,

daerah atau bahkan Negara. Juga bertujuan untuk melihat suatu kasus secara

keseluruhan serta peristiwa-peristiwa atau kejadian yang nyata untuk mencari

kekhususannya, ciri khasnya.(Raco,2010)

Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk memahami permasalahan

yang diteliti sehingga diharapkan dapat mendapatkan data dan informasi dari apa

yang diamati. Pendekatan deskriptif bertujuan untuk menggambarkan,

meringkaskan, berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas

sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupa menarik

realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau

(2)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di jorong Mawar, nagari Lubuk Jantan,

kecamatan Lintau Buo Utara, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.

Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di daerah ini tingkat pernikahan dini,

nikah siri dan perceraian cukup tinggi.

3.3 Unit analisis dan informasi

3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah hal-hal tertentu yang di perhitungkan sebagai subjek

penelitian ( Bungin,2007:51-52). Adapun yang menjadi analisis dalam penelitian

ini adalah masyarakat yang melakukan pernikahan dini,nikah siri dan perceraian

di jorong Mawar.

3.3.2 Informan

Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek

penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian

(Bungin,2007:76). Teknik penetapan informan dalam penelitian ini menetapkan

informan dengan cara Snowball Sampling. Prosedur Bola Salju (Snowball) juga

dikenal sebagai prosedur “Rantai Rujukan” atau juga prosedur networking sering

dianggap pula jenis prosedur purposiv, namun sesungguhnya berbeda. Dalam

prosedur ini, dengan siapa peserta atau informan pernah dikontak atau pertama

kali bertemu dengan peneliti kepada orang lain yang berpotensi berpartisipasi atau

(3)

(Bungin,2007). Prosedur Snowball sering digunakan untuk mencari dan merekrut

“informasi tersembunyi” yaitu kelompok yang tidak mudah diakses para peneliti

melalui strategi pengambilan informasi lainnya. Adapun informan dalam

penelitian ini adalah :

1. pelaku pernikahan dini di jorong Mawar, nagari Lubuk Jantan, kecamatan

Lintau Buo Utara, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.

2. pelaku pernikahan siri di jorong Mawar, nagari Lubuk Jantan, kecamatan

Lintau Buo Utara, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.

3. Pelaku perceraian di jorong Mawar, nagari Lubuk Jantan, kecamatan

Lintau Buo Utara, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.

4. Tokoh masyarakat atau adat di jorong Mawar, nagari Lubuk Jantan,

kecamatan Lintau Buo Utara, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera

Barat.

5. Tokoh agama di jorong Mawar, nagari Lubuk Jantan, kecamatan Lintau

Buo Utara, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan bahan mentah yang menjadi inti bagi pengembangan

kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Data primer di peroleh langsung

dari tatap muka dan wawancara dengan informasi serta pengamatan selama di

lapangan.

(4)

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah

kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja

panca-indra lainnya .(Bungin,2007)

2. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dan informan atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan

terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan

wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. (

Bungin,2007)

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data kedua setelah data primer dengan kata lain

data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data sekunder

dapat diperoleh dari sumber yang berada di luar lapangan penelitian seperti

mencari referensi dari buku-buku, skripsi, jurnal, dan karya ilmiah lain yang

berhubungan dengan permasalahan yang dikaji disini. Selain bahan bacaan cetak,

media elektronik dan sumber online juga membantu dalam penelitian ini untuk

(5)

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data adalah pencarian pengertian yang luas tentang data yang

telah di analisis dengan jalan bekerja oleh data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mensitetiskan, membuat

ikhtisarnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting untuk di

pelajar, dan memutuskan apa yang di ceritikan kepada orang lain. Disini peneliti

akan mengelompokkan data-data yang di peroleh dari hasil observasi., wawancara

dan sebagainya yang selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara seksama agar

diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik.

3.6 Keterbatasan Penelitian

Mengingat penelitian ini pernikahan dini dan perceraian (studi kasus pada

masyarakat Minang di jorong Mawar, nagari Lubuk Jantan, kecamatan Lintau

Buo Utara, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat ), ada beberapa

keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain :

1. Masyarakat jorong mawar yang melakukan pernikahan dini, nikah siri

dan perceraian yang kurang terbuka, membuat peneliti sulit menggali informasi

lebih dalam lagi

2. Lokasi penelitian yang terisolir membuat peneliti membatasi waktu

penelitian dari pagi sampai siang hari saja dikarenakan pada malam hari sangat

(6)

3. Komunikasi yang sulit sehingga peneliti harus didampingi oleh kepala

desa untuk menjelaskan beberapa pertanyaan peneliti yang kurang bisa di

mengerti oleh para informan.

(7)

BAB IV

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Sejarah Desa

Pada zaman dahulu kala sarana transportasi yang utama adalah sungai,

maka tempat tinggal/pemukiman penduduk pada umumnya di pinggir-pinggir

sungai termasuk Nagari Lubuk Jantan. Ada sebuah tanjung yang disana banyak

tumbuh pohon Pauh/semacam Mangga, karena itu tempat tersebut dinamakan

Tanjung Pauh, letaknya tidak jauh dari pinggir sungai tetapi agak ketinggian,

disinilah tempat tinggal nenek moyang orang Lubuk Jantan. Sungai yang melalui

negeri ini bernama Batang Sinamar berasal dari Daerah Agam dan Luhak nan

Lima Puluh dan bermuara di Kuala Tungkal disebelah timur pulau Sumatera, dan

selanjutnya memudahkan hubungan ke Malaka, Tiongkok., Tiongkok Selatan,

India dan Timur Tengah.

Batang Sinamar ini ada yang dangkal dan ada pula yang dalam, bahagian

yang dalam ini dinamakan Lubuk. Di kawasan Tanjung Pauh ini ada sebuah

Lubuk yang pinggirnya ditumbuhi oleh sebatang pohon Beringin yang rimbun dan

rindang, dan diatas pohon Beringin berdiam bermacam-macam burung dan

binatang lainnya seperti Beruk, Kera, Siamang, Ungko, Bagau dan lain-lain yang

mempunyai kelainan dari binatang yang biasa kita lihat. Umpamanya : Siamang

biasanya bulunya hitam,tetapi disini terdapat Siamang yang bulunya putih. Oleh

(8)

keistimewaan/kesaktian pula jangankan ditebang, dipatahkan saja rantingnya

orang tersebut bisa sakit.

Pada suatu hari, seorang penjala/penangkap ikan menemukan sosok

manusia sedang terlungkup dan rambut pendek ditepi Lubuk Beringin Sakti tadi.

Setelah didekati oleh sipenjala, sosok manusia itu telah terbujur kaku/meninggal.

Lalu penjala itu memberi tahu kepada penduduk yang tinggal tidak jauh dari

lubuk tadi, maka berdatanganlah penduduk ke sana untuk menyaksikan dari dekat.

Anehnya setelah penduduk datang ke Lubuk itu, ditemukan mayat ini telah

ditunggui oleh Siamang Putih. Kemudian Siamang ini melompat ke atas pohon

Beringin, karena melihat orang banyak datang.

Setelah beberapa orang tua dari penduduk tadi bermufakat kalau mayat itu

dikuburkan tidak jauh dari Lubuk itu. Keanehan terjadi lagi karena esok harinya

mayat yang dikuburkan kemaren ditemukan lagi dalam Lubuk tadi, ini terjadi

berulang kali.

Akhirnya orang Tuo-tuo Tanjung Pauh ini bersepakat bahwa mayat ini

dikuburkan di sebuah bukit kecil yang tidak berapa jauh dari Tanjung Pauh dan

dari Lubuk ini berjarak ± 400 m. Beberapa hari kemudian, orang Tuo-tuo Tanjung

Pauh ini bermufakat memberi nama Lubuk Beringin Sakti ini dengan kata sepakat

memutuskan bahwa Lubuk itu adalah Lubuk Jantan. Alasannya karena mayat

yang ditemukan di Lubuk itu adalah orang Jantan (laki-laki).

Tahun berganti tahun, masa berjalan juga, penduduk taratak Tanjung Pauh

(9)

mencari pemukiman baru, karena kehidupan dipinggir sungai tidak begitu

menjanjikan dan menjamin masa depan. Sampai lah satu pemukiman baru yang

diberi nama Koto, setelah menelusuri Kapalo Rimbo. Orang yang mula-mula

merambah Kapalo Rimbo ini diberi gelar Perambah. Karena letak Koto sangat

baik dan tanahnya yang subur, sehingga perkembangan ekonomi penduduk

sangat cepat, dalam jangka tidak beberapa puluh tahun, akhirnya Koto sudah

dirasakan sempit dengan kata sepakat, maka diutuslah 12 orang pemuka

masyarakat/adat yang mewakili 4 suku masing-masing 3 orang sebagai berikut :

1. Dari Suku Mandahiling terdiri dari :

a. Datuak Mangkuto

b. Datuak Paduko Rajo

c. Datuak Bijo

2. Dari Suku Caniago terdiri dari :

a. Datuak Bijayo

b. Datuak Sinaro

c. Datuak Paduko Sinaro

3. Dari Suku Melayu terdiri dari :

a. Datuak Rajo Penghulu

b. Paduko Besar

c. Datuak Penghulu Besar

4. Dari Suku Kutianyir terdiri dari :

a. Datuak Permato Budi

(10)

c. Datuak Sangguno

Utusan ini berjalan ke arah Utara dari Koto ini, setelah berhari-hari

berjalan melalui hutan belantara, sampailah utusan ini ke suatu tempat yang

diperkirakan memungkinkan untuk dijadikan tempat pemukiman penduduk.

Setelah tempat ini dibersihkan sekedarnya, maka bermusyawarahlah pemuka

masyarakat adat datuk yang 12 orang tadi untuk memberi nama negeri yang sudah

sedemikian luasnya dari taratak Tanjung Pauh, Koto dan sampai ke tempat yang

baru ini, kesimpulan sampai lah datuk yang 12 orang ini memberi nama negeri ini

dengan nama Lubuk Jantan. Yang berasal dari Lubuk yang berada di taratak

Tanjung Pauh tempat asal datuk-datuk tersebut.

Pada zaman akhir-akhir ini, di zaman pemerintahan berdesa-desa, di

Lubuk Jantan ini terdapat Desa Nan Duo Baleh tempatnya di Balai Selasa, ini

berasal dari Datuak-Datuak Nan Duo Baleh yang sampai di tempat ini dan

disinilah dia bermusyawarah memberi nama negeri Lubuk Jantan dulunya.

Di kecamatan Lintau Buo Utara terdapat 5 nagari antara lain Batu Bulat,

Tanjung Bonai, Balai Tengah, Tepi Selo, dan Lubuk jantan. Nagari Lubuk jantan

yang mempunyai 11 jorong yang masing- masing mempunyai kepala jorong untuk

mengurus dan mengembangkan daerah masing-masing mempunyai tanggung

jawab yang sangat besar terhadap masyarakatnya karena untuk memanjukan suatu

daerah diperlukan sosok pemimpin yang bertanggung jawab dan tegas.

Jorong-jorong tersebut diantaranya Nusa Indah, cempaka, Melur, Dahlia, Kamboja,

(11)

4.1.2 Keadaan dan Geografis

I. Batas Wilayah

Sebelah Utara : Nagari Tepi Selo, Nagari Balai Tengah dan Tanjung

Bonai

Sebelah Selatan : Nagari Buo

Sebelah Barat : Nagari Tepi Selo

Sebelah Timur : Kecamatan Sumpur Kudus Kab Sijunjung

2. Luas Daerah : 7.894 Ha

3. Pembangunan Jalan : Jalan Kabupaten : 37.4 Km

Jalan Nagari : 34.1 Km

: 14.1 Km Masih Tanah

: 20 Km Rabat Beton

4. Ketinggian dari permukaan Laut : 750 – 900 meter

5. Sungai Mengalir : - Batang Sinamar

- Batang Tompo

(12)

II. Luas Wilayah Jorong di Nagari Lubuk Jantan Kecamatan Lintau Buo Utara

No. Jorong Luas (Ha) Ket

1. Nusa Indah 153

2. Cempaka 247

3. Seroja 330

4. Melur 166

5. Kamboja 177

6. Teratai 386

7. Kenanga 1251

8. Dahlia 1250

9. Mawar I 1692

10. Mawar II 1481

11. Melati 761

Jumlah 7894

4.1.3 Kependudukan

a. Perkembangan Penduduk dari tahun sebelumnya ( 2015) :

N0 JORONG

TAHUN 2015 TAHUN 2016

KK

PENDUDU

K TTL KK

PENDUDU

K TTL

LK PR LK PR

1 Nusa Indah 176 289 304 176 289 304

2 Cempaka 263 455 443 263 455 443

3 Melur 252 476 442 252 476 442

4 Dahlia 454 860 810 454 860 810

5 Kamboja 214 371 355 214 371 355

(13)

b. Penduduk menurut kelompok umur

1. 0-5 tahun : 129 orang

2. 5 – 10 tahun : 55 orang

3.10-25 tahun : 110 orang

4. 25-60 tahun : 417 orang

5. 60 keatas tahun : 112 orang

Jumlah : 823 orang

c. Penduduk menurut pendidikan yang ditamatkan :

1. Tidak tamat SD : 163 orang

2. Sekolah Dasar dan SLTP : 38 orang

3. SLTA : 25 orang

4. Akademi/ perguruan Tinggi : 0 orang

5. Belum Sekolah 129 orang

6. Jumlah : 355 orang

7 Melati 189 232 308 189 232 308

8 Teratai 168 255 282 168 255 282

9 Kenanga 154 274 263 154 274 263

10 Mawar I 293 602 568 293 602 568

11 Mawar II 223 420 382 223 420 382

(14)

4.1.4 Bahasa

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Lintau Bou Utara dan sekitarnya

yaitu bahasa Minang. Daerah Lintau Buo Utara belum masih memegang teguh

bahasa yang sudah ada sejak nenek moyang dan belum dipengaruhi oleh

daerah-daerah lain walaupun sekarang sudah banyak pendatang-pendatang

yang masuk kedaerah Lintau Buo Utara seperti pendatang dari jawa dan lain

sebagainya.

4.1.5 Kesenian

Di Lintau Buo Utara mempunyai beragam kesenian yang masih

dikembangkan hingga sekarang. Kesenian tersebut masih dilestarikaan oleh

masyarakat-masyarakat Lintau Buo Utara. Kesenian tersebut diantaranya yaitu

kesenian pencak silat, talempong, randai, hikayat padang, kasidah, dan diki

padang.

Itu semua kesenian yang ada di Kecamatan Lintau Buo Utara yang masih

dilestarikan dan dijaga oleh masyarakat dan tidak hanya itu anak-anak generasi

sekarang diajarkan kesenian tersebut supaya kesenian tersebut tidak punah dan

diambil oleh daerah lain atau pun Negara lain maka dari itu banyak masyarakat

yang memegang teguh kesenian tersebut yang sudah ada sejak nenek moyang kita.

Kesenian yang ada di Lintau Buo Utara sudah dikenal di daerah-daerah

(15)

sekarang tidak hanya di Sumatra Barat saja kesenian tersebut dikenal tapi di luar

Sumatra Barat sudah mengenal kesenian-kesenian tersebut.

4.1.6 Sistem Religi

Sistem religi yang ada di Lintau Buo Utara tidak seperti dahulu yang

masih memengang kepercayaan hal-hal gaib seperti percaya terhadap

dukun-dukun tapi itu semua sudah tidak berlaku lagi dizaman yang sudah modern ini

sekarang. Mayoritas masyarakat Lintau Buo Utara beragama islam biasanya setiap

1 minggu sekali ibu-ibu mengadakan wirid yasin untuk mempererat silahturahmi

kesesama muslim tidak hanya anak-anak Lintau Buo Utara biasa nya mengadakan

didikan subuh sehabis solat subuh yang diadakan setiap hari minggu.

Sekarang warga Lintau Buo Utara tidak percaya terhadap hal-hal yang

mistis, sekarang masyarakatnya hanya percaya terhadap Allah dan selalu

menjalankan semua perintahnya dan menjahui larangannya.

4.1.7 Adat Kebiasaan

Menikah di usia muda sudah merupakan kebiasaan dan tradisi bagi

masyarakat di Jorong Mawar. Pada umur 13 atau 14 tahun anak-anak yang sudah

mendapatkan jodoh langsung dinikahkan oleh orang tuanya. Pernikahannya jarang

yang berlangsung lama. Dalam kurun waktu 2 tahun dan memiliki anak, mereka

memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi. Gonta-ganti pasangan berlangsung

antara warga yang satu dengan warga yang lainnya. Sudah menjadi hal yang biasa

jika seorang teman menikah dengan mantan istri temannya, Anak teman atau cucu

(16)

yang menikah siri dan tidak mencatatkan secara resmi di Kantor Urusan Agama

(KUA) karena mereka merasa malu jika harus sering mencatatkan pernikahannya

di Kantor Urusan Agama (KUA). Fenomena pernikahan dini, nikah siri dan

perceraian pada daerah ini seakan sudah diizinkan baik orangtua maupun aparat

desa dengan alasan supaya tidak terjadi perzinahan maka lebih baik menikah dini.

Anak-anak Jorong Mawar jarang sekali yang bisa menamatkan pendidikan

sampai Ke Perguruan Tinggi, kebanyakan dari mereka adalah tamat SD bahkan

ada yang tidak tamat sekolah dasar (SD). Pendidikan memang bukan hal yang

terpenting bagi mereka, karena mereka merasa bahwa pada akhirnya anak

perempuan akan menikah dan hanya akan mengurus rumah tangga. Pandangan

seperti ini membuat masyarakat hanya memikirkan pernikahan saja. Bahkan

sekolah hanya dijadikan tempat untuk mendapatkan jodoh, jika sudah

mendapatkan pasangan, maka mereka menyegerakan menikah dan tidak

melanjutkan sekolah.

4.2 Karakteristik Informan

Informan merupakan sesuatu yang sangat penting di penelitian ini, yang

merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk memperoleh informan yang

diperlukan dalam penelitian. Untuk lebih jelasnya, maka peneliti akan

(17)

4.2.1 karakteristik informan berdasarkan umur

Tabel no.1

Karakteristik informan berdasarkan umur

No Kategori umur Jumlah(n) Presentase (%)

1 <17 5 33,33%

2 >17 10 66,67%

Total 15 100%

Sumber: Hasil penelitian 2017(Data diolah)

Berdasarkan table no.1 memperlihatkan bahwa dari informan penelitian, 4

orang berumur dibawah 17 tahun (33,33%) dan 9 orang berumur diatas 17 tahun

(66,67%) sehingga myoritas informan berumur diatas 17 tahun.

4.2.2 Karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin

Tabel no.2

Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

No Kategori jenis kelamin Jumlah(n) Presentase (%)

1 Perempuan 8 53,33%

2 Laki-laki 7 46,67%

Total 15 100 %

Sumber : hasil penelitian 2017 (data diolah)

Berdasarkan table no.2 memeperlihatkan bahwa dari informan penelitian 8

orang berjenis kelamin perempuan (53,33%) dan 7 orang berjenis kelamin

(18)

4.2.3 Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan

Table no.3

Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah Persentase%

1 Tidak tamat SD 11 73,33%

2 Tidak tamat SMP 2 13,33%

3 Smp 1 6,67%

4 SMA 1 6,67%

Total 15 100%

Sumber : hasil penelitian 2017 (data diolah)

Berdasarkan table no.3 memperlihatkan bahwa informan penelitian

berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 11 orang tidak tamat SD (73,33%), tidak

tamat SMP ada 2 orang (13,33 %), tamat SMP 1 orang (6,67%), tamat SMA ada 1

orang (6,67%) sehingga mayoritas informan tingkat pendidikannya tidak tamat

SD.

4.2.4 karakteristik berdasarkan umur menikah

Table no.4

Karakteristik informan berdasarkan umur menikah

No Karakteristik umur menikah

Jumlah (n) Presentase %

1 <17 tahun 13 86,67%

2 >17 tahun 2 13,3%

Total 15 100 %

(19)

Berdasarkan table no.4 memperlihatkan bahwa informan penelitian

berdasarkan umut menikah, terdapat 13 orang menikah dibawah umur 17 tahun

(86,67%) dan 1 orang yang menikah diatas umur 17 tahun (13,3%), sehingga

mayoritas informan umur menikah dibawah 17 tahun.

4.3 Profil Informan

Dalam penelitian mengenai “Pernikahan Dini, Nikah Siri dan Perceraian

(Studi Kasus Pada Masyarakat Minang di Jorong Mawar, Nagari Lubuak Jantan,

Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat). Maka untuk

menjawab penelitian tersebut peneliti telah melakukan wawancara terhadap

beberapa orang informan. Adapun profil informan dapat dilihat dibawah ini

sebagai berikut :

1. Informan Pertama

Nama :Krisdayanti

Jenis Kelamin :Perempuan

Usia,Agama/suku :15 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat Smp

Pekerjaa :Ibu Rumah Tangga

Pertama kali peneliti melakukan penelitian Di jorong Mawar, Peneliti

langsung diarahkan oleh Wali jorong Untuk mewawancarai seorang anak yang

baru beberapa bulan menikah. Setelah itu peneliti memperkenalkan diri dan

menjelaskan maksud dan tujuan berkunjung ke jorong Mawar. Informan pertama

(20)

Penelitian dilakukan pada siang hari sekitar pukul 11.00 WIB. Yanti merupakan

anak ke dua dari dua bersaudara atau anak bungsu di keluarganya. Kakak yanti

bernama Nova yang juga melakukan pernikahan dini. Dan telah mempunyai 2

anak, namun sekarang telah bercerai.

Yanti bertinggi badan 155 cm dan berat badan 40 kg ini memiliki kulit sao

matang, rambut panjang dan bertubuh kurus. Yanti juga dikenal pendiam dalam

keluarganya. Yanti sekarang telah putus sekolah. Terakhir yanti duduk dikelas 1

SMP, lalu setelah berniat ingin menikah yanti tidak Ingin bersekolah lagi. Yanti

memutuskan untuk berhenti sekolah dan Pekerjaan sehari-hari yang dilakukan

oleh yanti yaitu bercengkrama dengan tetangga atau teman-teman yang memiliki

nasib yang sama dengannya.

Pada saat yanti masih berada disekolah pun sosoknya dikenal sebagai

pendiam, ia tidak banyak berbicara. Prestasinya disekolah tidak terlalu buruk.

Namun, yanti sering tidak masuk sekolah dengan alasan jauh dan malas untuk

berangkat sekolah. Setelah yanti dilamar oleh pasangannya yang bernama Yendri,

Yanti langsung saja memutuskan untuk berhenti sekolah.

Informan memutuskan untuk menikah muda dengan alasan sudah siap

untuk menikah, dan orang tua Yanti pun juga menyetujuinya karena menurut

beliau, menjaga anak perempuan itu sangat susah, dan dari pada menanggung aib

karena pergaulan anak, lebih baik dinikahkan segera. Orang tua Yanti bekerja

sebagai petani karet. Selama ini dialah yang menamggung kedua anaknya dan

(21)

Semua menantu dari keluarga yanti, ditanggung kehidupannya oleh orang

tua Yanti dan itu sangat wajar di jorong Mawar ini. Menurut orang tua Yanti, di

desa Mawar sudah merupakan hal yang biasa “anak satu menjadi dua”,

maksudnya, jika kita menikahkan anak perempuan kita, suaminya juga merupakan

tanggungan orang tua dari pihak perempuan.

2. Infirman Kedua

Nama : Yendri

Jenis Kelamin :Laki-Laki

Usia,Agama/suku :24 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

Pekerjaa :Petani

Yendri bekerja sebagai petani karet. Ia baru saja menikah dengan

Krisdayanti yang telah peneliti wawancarai. Informan menafkahi keluarganya

dengan mengandalkan kebun karet yang dia kelola orang tuanya. Informaan

menyambut kedatangan peneliti di rumahnya dengan ramah karena sebelumnya

peneliti sudah membuat janji dengan informan. Informan memiliki postur tubuh

yang tinggi dengan kulit sao matang, dia merupakan seorang petani yg melakukan

pernikahan di usia dini karena kemauan sendiri. Informan menikah dengan istri

pertamanya di usia 21 tahun dan itu bertahan selama 1 tahun dan belum memiliki

anak. Informan bercerai dengan isrtinya karena menurut Yendri istrinya sudah

tidak mengurus diri dan tidak memikirkan penampilannya. Yendri pulang

kerumah orang tuannya dengan tidak memberi tahu istrinya. Ia telah menasehati

(22)

apa telalu memikirkan penampilan. Karena itu semua, maka ia tergoda untuk

melihat gadis-gadis lain di kampungnya. Awalnya Yendri hanya berkunjung ke

rumah temannya yang terletak di kampung sebelah, Yendri melihat seorang

perempuan yaitu Krisdayanti yang membuatnya tertarik dengan penampilannya.

Setelah beberapa lama Yendri memberitahukan kepada temannya dan meminta

mengenalkan yanti itu kepada temannya. Setelah beberapa lama berkenalan

diapun memulai menjalin hubungan dengan Yanti ini selama beberapa bulan dan

sampai akhirnya menikahi Yanti. Mereka baru beberapa bulan menikah dan

pernikahan mereka dilakukan dengan pernikahan siri, karena umur yanti belum

cukup untuk menikah resmi di KUA.

3. Informan Ketiga

Nama : :Sakini

Jenis Kelamin :Perempuan

Usia,Agama/suku :45 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

Pekerjaa :Ibu Rumah Tangga

Informan selanjutnya yang peneliti wawancarai adalah ibu Sakini. Beliau

adalah orang tua dari informan Yanti. Pada saat peneliti mewawacarai, informan

sedang berada dirumah dengan suami dan anaknya. Beliau merupakan warga asli

jorong Mawar yang sudah dari dulu tinggal di jorong Mawar. Informan sudah 2

kali menikah. pernikahan pertamanya pada saat beliau berumur 13 tahun. Pada

saat itu ia merasa sudah besar karena tidak sekolah. Beliau berkenalan dengan

(23)

memutuskan untuk menikah. Namun, pernikahan beliau kandas karena

pertengkaran yang terus menerus. Menurut beliau pertengkaran yang ia alami itu

sebenarnya permasalahan-permasalahan kecil yang masih bisa untuk diselesaikan.

Namun, karena usia yang sangat belia dan emosi yang belum stabil maka

pertengkaran itu menjadi hal yang besar. Beliau mengaku bahwa pada saat

pernikahan pertamanya beliau tidak mengerti tentang pernikahan. Ia tidak tau

tugas seorang istri karena pada saat itu ia baru berusia 13 tahun yang masih

senang bermain dengan teman-temannya. Ia juga tidak menyangka

pertengkaran-pertengkaran kecil yang mereka alami bisa berujung perceraian. Suami beliau

pergi meninggalkannya disaat tahun ketiga pernikahannya. Pada saat itu beliau

yang masih muda tidak mengerti tugas seorang istri, disaat suami pulang ke

rumah kadang ia tidak melayani suaminya seperti membuatkan minum, atau yang

lainnya yang bisa dilakukan istri. Ternyata hal seperti itu menjadi masalah yang

besar. Setelah beliau bercerai, beberapa bulan setelah itu barulah ia menikah lagi

dengan orang kampung mawar juga. Suami keduanya bernama Amsir. Ia menikah

siri dengan amsir karena beliau belum cukup umur untuk menikah resmi di KUA.

Sekarang beliau sudah menikah sekitar 19 tahun. Dari pernikahan itu ia memiliki

2 orang anak pertama beliau yang bernama Nova sudah memiliki 2 orang anak

juga dan sudah bercerai dan anak kedua beliau yang bernama Yanti baru beberapa

(24)

4. Informan Keempat

Nama : :Gina

Jenis Kelamin :Perempuan

Usia,Agama/suku :16 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga

Informan selanjutnya yang peneliti wawancarai adalah Gina, pada saat

peneliti datang ke rumahnya Gina lagi bermain bersama

keponakan-keponakannya. Selanjutnya peneliti menjelaskan maksud kedatangan peneliti dan

informan juga cukup terbuka dalam meberikan informasi.

Pertama kali bertemu dengan Gina dia merupakan sosok yang sangat

pendiam dan tertutup, namun setelah melakukan beberapa kali pendekatan dan

beberapa kali bertemu gina mulai terbuka dan memberikan informasi mengenai

dirinya. Gina merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Salah satu saudaranya

adalah saudara tirinya karena dulunya orang tua gina sempat bercerai, namun

sebelumnya sudah mempunyai anak 1. Setelah bercerai ibunya menikah lagi dan

mempunyai anak 1, namun karena suami keduanya meninggal lalu ibu gina

kembali ke suami pertamanya dan mempunyai anak 2. Ayah gina bekerja sebagai

petani karet dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. Gina telah putus sekolah

semenjak dirinya duduk di bangku sekolah dasar. Alasannya berhenti sekolah

karena sekolah yang cukup jauh dari rumah sehingga ia malas untuk berangkat

(25)

kakaknya telah bercerai dengan suami-suaminya. Sekarang semua

kakak-kakaknya bergantung ke orang tua gina.

Pada umur 15 tahun gina memutuskan untuk menikah dengan suami

pertamanya, yang bernama Deden dengan alasan kemauan sendiri dan karena

melihat teman-teman sebayanya juga sudah banyak yang menikah seumuran

dengannya, keduanya kenal karena merupakan teman satu kampung, Deden yang

pada saat itu berumur 23 tahun juga sudah pernah menikah sebelumnya dengan

perempuan satu daerahnya. Setelah 4 bulan menikah, deden berencana untuk

pulang sebentar kerumah orang tuannya namun pada saat itu deden tidak kunjung

kembali ke rumah Gina. Gina yang tidak tahu penyebabnya juga tidak mengerti

kenapa bisa terjadi seperti itu. Setelah di jemput oleh keluarga Gina, Deden

ternyata sudah pergi keluar dari desa tersebut. Tidak ada jalan keluar dan akhirnya

pihak dari keluarga Gina cuman bisa pasrah. Lalu 1 bulan kemudian Gina bertemu

lagi dengan pasangan keduanya di salah satu pasar malam yang di selenggarakan

di kampung tersebut. Dari perkenalan itu akhirnya mereka memutuskan untuk

menikah juga tanpa paksaan dari siapapun, memang karena keinginan mereka

berdua. Apalagi gina juga sudah pernah merasakan hidup berumah tangga. Namun

pernikahan tersebut juga kandas karena suaminya yang bernama Haikal

meninggalkan rumah dan tidak memberi tahu gina. Menurut gina, suaminya sudah

ada perasaan juga dengan temannya. Karena gina merasa haikal telah pergi dan

tidak kunjung datang maka gina mencoba untuk membuka diri lagi dengan

menikah untuk ke 3 kalinya. Pasangan Gina yang sekarang bernama Yudi,

(26)

merupakan seorang duda beranak 1. Sekarang suami ke 3 nya juga belum

mempunyai pekerjaan dan masih bergantung makan dari orang tua gina.

5. Informan Kelima

Nama : :Yudi

Jenis Kelamin :laki-laki

Usia,Agama/suku :25 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

Pekerjaan :pengangguran

Informan selanjutnya adalah Yudi, pada saat peneliti mewawancarai ,

informan sedang duduk-duduk di depan rumah, pada saat itu jam 20.00 WIB,

karena para laki-laki berada di rumah pada malam hari. Yudi adalah suami dari

gina. Pendidikan terakhir yudi tidak tamat SD, sekarang yudi tidak bekerja dan

sedang mencari pekerjaan. Saat ini yudi tinggal bersama kedua orang tua gina.

Yudi adalah suami dari gina yang sebelumnya sudah peneliti wawancarai.

Yudi bertinggi badan 167 cm dan berat 64 kg ini memiliki kulit sao matang.

Pertama kali yudi menikah pada umur 17 tahun. Pada saat itu ia menikah karena

terpengaruh oleh teman-temannya. Ia merasa iri dengan teman-temannya yang

telah mempunyai istri karena ada yang mengurusnya. Lalu ia berfikir jika

mempunyai istri, maka semua keperluannya bisa disiapkan oleh istrinya. Namun

yudi tidak memikirkan hal yang lebih jauh, seperti pekerjaannya yang pada saat

itu tidak ada, namun beliau merasa jika sudah menikah pasti ada saja jalan

rezekinya, karena menurutnya menikah itu sunah dan dikerjakan akan

(27)

sekali permasalahan yang terjadi dirumah tangganya. Ia pun masih sering bermain

dengan teman-temannya sampai lupa waktu, sehingga istrinya sering marah dan

sering bertengkar. Pekerjaannya pun juga serabutan, penghasilan yang tidak

menentu membuat bertambahnya masalah dalam pernikahannya Lalu, akhirnya ia

memutuskan untuk bercerai karena ketidak cocokan dengan istrinya, namun

mereka telah mempunyai 1 anak yang sekarang telah berusia 5 tahun. Namun yudi

tidak pernah menafkahi anaknya. Sebenarnya ia merasa rindu kepada anaknya,

namun yudi tidak bisa memberikan uang belanja kepada anaknya karena ia juga

tidak punya penghasilan. Sekarang yudi telah menikah lagi dengan gina,

perempuan yang telah 2 kali menikah dan baru berusia 16 tahun. Mereka menikah

secara siri karena umur istrinya tidak cukup untuk menikah di KUA. Sekarang

yudi baru beberapa minggu menikah dan sedang mencari pekerjaan. Awalnya

mereka berkenalan pada saat ada acara pasar malam di jorong ini lalu setelah

bertukar nomor telfon akhirnya mereka berniat menikah setelah 1 bulan

berkenalan. Sekarang yudi tidak mempunyai pekerjaan dan masih bergantung

kepada orang tua Gina.

6. informan Keenam

Nama :Fitri Derita

Jenis Kelamin :Perempuan

Usia,Agama/suku :18 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

(28)

Informan selanjutnya yang peneliti datangi adalah Fitri Derita, remaja

yang berumur 20 tahun. Perempuan yang biasa dipanggil Ita ini adalah anak ke 2

dari 4 bersaudara. Ita sudah 2 kali menikah. Informan sekarang hidup bersama

kedua orang tuannya. Dari pernikahan pertamanya ita dikarunia seorang anak

perempuan bernama Aulia yang sekarang berumur 6 tahun dan sekarang duduk

dibangku sekolah dasar. Namun akhirnya fitri bercerai dengan suami pertamanya

karena fitri diketahui selingkuh. Fitri sering terlihat berkomunikasi dengan

teman-teman di media sosial facebook. Sehingga karena desas-desus tetangga yang

mengatakan jika ita selingkuh sampai terdengar oleh pihak keluarga suaminya,

sehingga suaminya nya juga terhasut oleh keluarganya dan kembali ke rumah

orangtuanya. Semenjak pergi dari rumah ita dan anaknya tidak pernah dinafkahi

oleh suaminya. Setelah keluarga ita datang menyelesaikan masalah ke rumah

pihak suaminya, keluarga suaminya tidak mengizinkan lagi anaknya kembali ke

ita dan pada saat itu ita hanya pasrah. Pada saat itu ita berumur 14 tahun dan telah

mempunyai satu anak. Setelah 2 tahun menunggu akhirnya ita kembali menikah

lagi pada tahun 2015 dengan suami keduanya. Ia berkenalan lewat media sosial

facebook. Setelah berkomunikasi selama 2 bulan, sebelumnya mereka belum

pernah berjumpa, hanya lewat handphone saja. Pada saat suami ita mengajaknya

untuk menikah maka pada saat itu lah ita melihat wajah suaminya pada saat

suaminya datang kerumah ita untuk melamar. Akhirnya keduanya sepakat untuk

menikah dan sekarang telah mempunyai anak laki-laki bernama Mario umur 3

(29)

Pernikahan pertama Ita adalah pernikahan resmi namun karena

perceraiannya dengan pernikahan pertama tidak diurus maka ita tidak

mendapatkan surat cerai dan akhirnya menikah siri pada pernikahan keduanya.

7. informan Ketujuh

Nama :Rus

Jenis Kelamin :Laki-Laki

Usia,Agama/suku : 26 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

Pekerjaan : Petani Karet

Informan selanjutnya yang peneliti wawancarai adalah Rus. Rus bukan warga

asli jorong Mawar, ia tinggal di kampung sebelah yang bernama Tanjung Bonai.

dia juga merupakan seorang petani karet di nagari Mawar. dia juga merupakan

seorang yang melakukan pernikahan dini, awalnya peneliti sudah mewanwancarai

istri dari informan yang bernama Ita. pada saat peneliti mendatangi rumah

informan peneliti tidak berjumpa dengan Rus karna pada saat itu Rus sedang

berada di kebun karetnya. Rus memiliki tubuh yang tinggi dan kulit sao matang

Rus menyambut kedatangan peneliti dengan ramah karena sebelumnya peneliti

sudah membuat janji dengan informan. Pada mulanya Rus menikah dengan

isrtinya yang pertama di usia 22 tahun dengan dikaruniai 1 orang anak

perempuanyang di beri nama Ratih. Pada saat itu rus belum bekerja, selama 2

tahun rus hidup dengan istrinya. Selama 2 tahun itu orang tua istri menuntut

kepada Rus untuk mencari pekerjaan karena Rus juga tidak mendapatan pekerjaan

(30)

isrti Rus juga menunntut Rus karena asutan dari orang tuanya akhirnya terjadi

perselisihan dan Rus memutuskan untuk pergi dari rumah istrinya, semenjak itu

Rus tidak pernah lagi mendatangi rumah istrinya untuk berkunjung. Tidak ada

juga kata-kata perceraian yg informan ucapkan, namun semenjak Rus pergi dari

rumah istrinya Rus memutuskan utuk bercerai dengan istrinya.

Dalam beberapa bulan kemudian Rus bertemu dengan isrti keduanya yang

telah informan wawancarai, pada saat itu dia sudah memiliki 1 orang anak

Perempuan yang bernama Aulia yang sudah berumur 5 tahun. Ia berkenalan di

jejaring sosial facebook, pada saat itu rus lah yang pertama kali mengirim pesan di

facebook kepada istrinya yang sekarang. Lalu ia berkenalan dan istrinya juga

membalas pesannya dengan sambutan baik. Lalu setelah itu mereka sering cerita

permasalahan masing-masing, karena sering tukar pikiran maka tumbuhlah

perasaan kepada istrinya, lalu ia malamar istrinya dan ternyata disetujui. Setelah

itu rus datang kerumah istrinya dan melamar. Setelah Rus menikah dengan

isrtinya Rus memutuskan untuk bekerja karena tidak mau mengulang kesalahan

yang telah dia lakukan sebelumnya. Rus memulai usahanya di kebun milik

keluarga istrinya dengan menanami pohon karet dan dari hasil karetnya itula Rus

memberi Nafkah kepada istrinya. Sekarang Rus dengan istrinya yang bernama

Fitri telah memiliki 1 orang anak yang baru berusia 3 bulan.

Pernikahan Rus dengan Fitri dilakukan dengan pernikahan siri, karena dari

pihak Fitri dan Rus sama-sama tidak mengurus surat cerai di pernikahan

sebelumnya, dan akhirnya karena tidak mendapatkan surat cerai maka mereka

(31)

8. informan Kedelapan

Nama :Saranun

Jenis Kelamin :Perempuan

Usia,Agama/suku : 40 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

Pekerjaa : Rumah Tangga

Informan selanjutnya yang peneliti datangi adalah ibu saranun. Pada saat

peneliti mewawancarinya, beliau sedang bersantai bersama anak dan cucunya. Ibu

saranun memang mengatakan bahwa fenomena nikah cerai di kampungnya

memang banyak terjadi. Namun beliau menyatakan bahwa ia tidak suka

gonta-ganti suami seperti warga lainnya. Selama masih bisa dipertahankan, beliau

usahan supaya rumah tangganya bisa bertahan lama. Beliau pertama kali menikah

pada umur 14 tahun, namun menurutnya diusianya tersebut sudah banyak yang

menikah. Menurut orang-orang dulu jika tidak sekolah dan sudah menstruasi

maka sudah dikatakan dewasa lalu jika sudah ada yang melamar maka disetujui

saja oleh orangtuannya. Keseharian beliau adalah ibu rumah tangga, sesekali ia

menolong suaminya bekerja di lahan karetnya yang tidak jauh dari rumahnya.

Sekarang beliau sudah memiliki 2 orang anak. Anak pertamanya yang bernama Ita

sudah 2 kali menikah dn sudah memiliki 1 anak dari suami pertamanya dan 1 anak

lagi dari penikahan keduanya. Dan anak keduanya laki-laki yang bernama Didi

belum menikah. Didi sekarang bekerja menjadi tani karet juga seperti ayahnya.

Sekarang Didi masih 17 tahun dan belum memikirkan untuk menikah. Ibu saranun

(32)

untuk menikah resmi, apalagi umur masih kecil. Ia dulunya berniat jika sudah

mempunyai modal baru ia mencatatkan pernikahannya, namun sampai saat ini ia

belum mengurus surat pernikahannya. Menurutnya, sepertinya itu sudah tidak

diperlukan lagi, apalagi dirinya yang sudah tua dan tidak perlu tentang surat

menyurat dalam pernikahan, dan anaknya pun sudah menikah dan yang satu lagi

juga telah bekerja menolong ayahnya.

9. informan Kesembilan

Nama :Selni Marlina

Jenis Kelamin :Perempuan

Usia,Agama/suku :16 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

Pekerjaa :Ibu Rrumah Tangga

Informan selanjutnya yang peneliti datangi adalah selni. Informan adalah

anak ke 3 dari 4 bersaudara.. Pada saat berumur 10 tahun selni berhenti sekolah.

Alasannya karena sekolah jauh dan tidak berani pergi sendiri sehingga harus

ditemani oleh ibunya. Karena ibunya tidak bisa untuk setiap hari menemani selni

maka akhirnya ia memutuskan untuk berhenti sekolah.

Kakak perempuan selni juga sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak,

namun juga melakukan pernikahan siri karena pada saat menikah umurnya tidak

cukup yaitu pada umur 15 tahun, dan sekarang ia telah berumur 20 tahun dan

berniat untuk menikah ulang secara resmi namun karena keterbatasan biaya

(33)

Orang tua selni bernama rudanis (40 tahun) juga menikah muda pada

umur 14 tahun, beliau sudah 4 kali menikah dan telah mempunyai 4 orang anak

dari keseluruhan pernikahannya. Ayah selni bernama Masril (41 tahun). Namun

sekarang ibu selni menikah dengan suami ke empatnya bernama Eling. Semua

pernikahan beliau dilakukan dengan pernikahan siri. Alasan bercerai dengan

suami pertamanya karena suaminya meninggal. Lalu setelah beberapa bulan

menikah lagi dan bercerai karena alasan sudah tidak suka lagi dengan suaminya.

Setelah satu bulan berpisah dengan suami kedua lalu menikah lagi dan bercerai

lagi karena ditinggalkan oleh suami beliau. Suami yang ketiga ibu selni

diam-diam pergi dari rumah dan tidak kunjung kembali. Lalu setelah beberapa bulan

akhirnya kembali lagi dengan suami ketiganya.

Pada saat berumur 15 tahun selni memutuskan untuk menikah dengan

lelaki pilihannya. Suami selni juga orang kampung mawar. Mereka berkenalan

pada saat sekolah dulu. Suaminya bernama Asrul berumur 23 tahun. Asrul bekerja

sebagai petani karet. Selni tidak pernah memberitahu orang tuanya pada saat

mereka pacaran, namun karena tetangga sering melihat selni bergoncengan

dengan asrul pada saat pacaran, tetangga memberi tahu keluarganya karena jika

serius untuk menjalin hubungan ada baiknya selni segera menikah saja supaya

tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Akhirnya selni menikah dan sekarang

telah mempunyai 1 orang anak.

Alasan lain yang membuat orang tua selni setuju menikahkan anaknya

yang baru berusia 15 tahun adalah karena keterbatasan ekonomi dan biaya untuk

(34)

nyaman untuk di rumah. Namun selni harus dirumah untuk mengerjakan

pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, masak dan lainnya bersama kakaknya.

karena alasan itu maka jika sudah ada teman dekat maka selni dan orang tuanya

setuju untuk menikahkan anaknya.

Walaupun berumur sangat muda pada saat melahirkan, selni tidak merasa

takut. Menurutnya semuanya hanya dijalankan saja. Apalagi yang menolongnya

untuk melahirkan adalah ibunya sendiri. Karena ibunya adalah bidan kampung

atau dukun beranak.

Menurut selni ia lebih menikmati perannya sebagai seorang istri dan ibu,

karena sekarang sudah ada yang memeprhatikannya dan menanggung jawabi

kehidupannya. Informan tidak pernah meminta lebih dari suaminya, malahan jika

bisa makan cukup setiap hari saja itu sudah bersyukur. Tidak harus dibelikan baju

atau barang-barang yang lain asalkan suaminya selalu bersamanya.

Sekarang keseharian selni adalah mengurus anaknya yang baru berusia 7

bulan. Selni juga tinggal satu rumah dengan semua saudaranya, ibu dan ayah

tirinya serta suami kakaknya dan suaminya.

10.informan Kesepuluh

Nama :Rudanis

Jenis Kelamin :Perempuan

Usia,Agama/suku :40 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

(35)

Informan selanjutnya peneliti wawancarai adalah ibu Rudanis, ibu rudanis

adalah ibu kandung dari Selni yang sebelumnya diwawancarai. Ibu rudanis adalah

orang asli Jorong mawar. Keseharian ibu Rudanis adalah pekerjaan Rumah

tangga. Beliau sudah 4 kali menikah dan sudah memiliki 4 anak. masing-masing

suaminya memiliki satu anak darinya. Sekarang ibu rudanis baru menikah dengan

suami ke empatnya. Suami ke empatnya itu adalah orang Jawa yang bekerja di

Jorong mawar untuk memperbaiki jalan. Umur pertama Informan menikah adalah

13 tahun. Pertama kali beliau menikah karena di Jorong mawar umur 13 tahun

sudah merupakan hal wajar untuk menikah. Ia menikah dini dan melakukan

pernikahan siri juga Karena tidak punya biaya untuk menikah di KUA. Alasan

beliau menikah Karena, beliau tidak sekolah, tidak ada pekerjaan, hanya dirumah

saja membersihkan rumah. Sudah merupakan hal biasa di Jorong mawar menikah

cepat. Informan juga mengatakan keadaan kami dulunya sangat memprihatinkan.

Listrik tidak ada, kendaraan tidak punya, sekolah jauh. Jadi jika sudah ada yang

suka langsung dinikahkan saja. Fenomena menikah dini itu juga berlangsung

sampai sekarang dengan alasan yang berbeda- beda. Tidak semua orang menikah

karena kebiasaan di daerah ini, namun berbagai alasan, mulai dari karena

ekonomi, karena pendidikan, karena pergaulan, karena kemauan diri

sendiri,karena orang tua dan masih banyak lagi. Menurut beliau maklum saja di

daerah ini banyak yang menikah cepat. Pemikiran kami dengan orang-orang luar

juga sangat berbeda. Disini kami tidak memikirkan pendidikan, tidak seperti

(36)

putus sekolah di tengah jalan karena kemauan dari dirinya tidak ada dan orang tua

juga tidak menegaskan untuk sekolah.

Ibu rudanis sekarang tinggal bersama ke 4 anaknya dan 2 menantunya. Ke

2 anaknya yang sudah menikah juga menikah dini. Anak yang pertama menikah

pada umur 15 tahun dan anak yang kedua pada umur 16 tahun. Anak pertama

beliau sudah memiliki 2 anak dan anak ke tiga beliau yang sudah menikah juga

memiliki 1 anak.

11.informan Kesebelas

Nama :Susi Febriani

Jenis Kelamin :Perempuan

Usia,Agama/suku : 15 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SMP

Pekerjaa :Ibu Rrumah Tangga

Informan selanjutnya yang peneliti datangi adalah Susi yang berumur 16

tahun. Pada saat beliau datang kerumah informan, ia lagi duduk-duduk diteras

rumahnya, lalu peneliti menghampirinya. Informan Nampak sedikit takut untuk

ditanya-tanya, namun setelah peneliti menjelaskan maksud kedatangan dan juga

didampingi oleh kepala desa, ia bisa menerima dan mau untuk diajak berbicara. Ia

anak ke 2 dari 3 bersaudara. Kakak pertama susi sekarang berumur 21 tahun,

namun ia cacat dari lahir, ia tidak bisa berbicara dan sekarang tinggal bersama

susi dan kedua orangtuannya. Dan adik susi bernama iyur, ia sekarang berumur 10

tahun dan sudah tidak ingin bersekolah. Susi juga sudah berhenti sekolah karena

(37)

berambut panjang, dan berkulit kuning langsat, namun disayangkan ia terlalu

cepat untuk menikah, Ia memutuskan untuk menikah karena kemauan sendiri. Ia

merasa sudah dewasa untuk melakukan pernikahan, ia juga ingin meringankan

beban orang tua dengan menikah. Menurut susi, ia kasihan melihat orang tua cari

uang untuk menghidup dirinya dan kedua saudaranya, apalagi kakaknya yang

besar cacat, dan harus diurus selalu. Selai dari ayahnya tidak ada yang menafkahi

keluarganya. Remaja belia yang berparas cantik ini pun mengambil langkah

menikah dini karena keterbatasan ekonomi. Disamping itu ia juga melihat

teman-temannya juga sudah menikah. Seperti yanti yang telah peneliti wawancarai.

Mereka berdua adalah teman dari kecil, mereka sering melakukan apapun berdua,

sampai pada saat susi memutuskan menikah, yanti juga menikah. Mereka juga

sering bertukar pikiran dan termasuk meminta saran kepada yanti untuk

pernikahannya bersama suaminya. Setelah ia menikah, ia tidak sering lagi untuk

keluar bermain bersama teman-temannya. Ia lebih sering dirumah saja menunggu

suaminya pulang kerja. Suami Susi bekerja sebagai penjual buku

kesekolah-sekolah SD. Kadang ia melakukan bazaar-bazar dikesekolah-sekolah utuk menjual

buku-buku cerita anak-anak, buku-buku mewarnai, buku-buku legenda, dongeng dan sebagainya.

Ia mengungkapkan kalau dirinya lebih baik lagi setelah menikah. Ia merasa

mempunyai kehidupan baru yang harus dijalaninya, ia merasa bahagia mengurus

(38)

12.informan Keduabelas

Nama :Yul

Jenis Kelamin :Laki-Laki

Usia,Agama/suku : 24 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Tidak Tamat SD

Pekerjaa : Berdagang

Informan selanjutnya yang peneliti wawancarai adalah Yul, informan

dalah suami dari Susi yang telah peneliti wawancarai sebelumnya. Peneliti

berjumpa dengan Yul dirumahnya pada sore hari setelah ia pulang bekerja. Pada

saat itu istrinya Susi sudah menjelaskan maksud kedatangan peneliti menemuinya.

Yul bertinggi badan 165 cm, dan berkulit sao matang. Ini adalah pernikahan ke 2

yul, sebelumnya ia menikah dengan gadis desanya yang tidak jauh dari jorong

mawar. ia menikah pada saat berumur 21 tahun. Pada saat itu ia mengaku menikah

karena kemauan sendiri. ia dulunya bekerja sebagai penjaga warung makan diluar

desanya, ia berkenalan dengan sesama pekerja diwarung makan tersebut.

Kebetulan mereka tinggal satu desa dan setiap hari yul menjemput dan mengantar

pulang temannya itu. Lalu ternyata karena kedekatan tersebut mereka akhirnya

berpacaran dan menikah. Orangtua pun merestui pernikahan mereka dan mereka

menikah secara siri karena malas mengurus surat pernikahan. Ia hanya menikah

dengan penghulu setempat. Setelah setahun menikah, yul merasa istrinya terlalu

cemburu kepadanya. Setelah menikah, istrinya tidak lagi bekerja, yul lah yang

bekerja, namun ia sering bertengkar karena istinya selalu cemburu dan curiga

(39)

istrinya. Setelah setahun bercerai baru lah yul menemukan pasangan kembali yang

bernama Susi, yang telah informan wawancarai. Ia bertemu dengan susi karena

pada saat itu ia melakukan bazar buku di sekolah Susi, pada saat itu susi duduk

dikelas 3 SMP. Ia menanyakan nama susi dan meminta nomor handphone susi

dan akhirnya dari situ mereka sering berbalas pesan. Lalu Yul dengan berani

mengajak Susi untuk menikah. Dan ternyata Susi menyetujuinya. Sekarang

mereka baru beberapa bulan menikah dan ia tampak masih bahagia dengan sikap

susi yang bisa memposisikan dirinya yang sudah menikah. Sampai saat ini ia

masih menyukai sikap susi yang tidak kekanak-kanakan. Ia menikah resmi dengan

susi atas pertolongan kepala desa yang mengupayakan untuk merubah umur

istrinya di kartu keluarga (KK), dan akhirnya ia bisa menikah resmi di KUA.

13.informan Ketiga belas

Nama : Ondrismon

Jenis Kelamin :Laki-laki

Usia,Agama/suku :37 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :Smp

Pekerjaan :Ustadz/ Petani

Informan selanjutnya peneliti jumpai adalah seorang ustadz yang mengajar

ngaji di jorong mawar. Pak ustadz tinggal di jorong mawar dengan istri dan 5

anaknya. 2 dari 5 anaknya berhenti sekolah dikarenakan tidak ingin bersekolah

lagi. Informan sudah sering memberikan nasehat kepada 2 anaknya, namun karena

(40)

Selain mengajar ngaji, memberikan ceramah, pak ustadz juga bekerja

sebagai petani padi. Pada saat peneliti datang mewawancarai informan, informan

sedang ada di sawah menggarap tanah untuk menanam padi. Disitu juga ada

anaknya yang baru pulang sekolah mengantarkan beliau nasi.

Beliau sangat menyayangkan dengan fenomena yang terjadi di desanya.

Namun beliau sesama warga tidak bisa terlalu mengikutcampuri urusan masalah

keluarga orang lain. Karena beliau juga sebagai guru ngaji dan ustadz di jorong

Mawar, maka beliau menyampaikan nasehat dalam bentuk Dakwah saja. Kadang

pada saat ia mengajar mengaji, ia juga menyempatkan untuk menasehati

anak-anak tersebut supaya tidak mengikuti jejak kakak-kakak nya yang menikah dini.

Beliau juga menyampaikan untuk mendahulukan pendidikan. Namun, tetap saja

kebiasaan dan budaya menikah dini itu sudah menjadi kebiasaan yang susah untuk

dihilangkan. Namun, beliau mengatakan pada tahun ini sudah berkurang

dibandingkan 5 tahun yang lalu. Anak-anak juga sudah banyak yang sekolah

walaupun hanya tamat SD. Namun, sudah ada perubahan dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya yang banyak tidak menamatkan SD.

14.Informan Keempat belas

Nama : Idrus / Datuak Patiah

Jenis Kelamin :Laki-laki

Usia,Agama/suku :65 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :tidak tamat SD

(41)

Informan selanjutnya yang peneliti datangi adalah Pemuka Adat di jorong

Mawar. Beliau sekarang sudah berusia 65 tahun. Pada saat Peneliti datang ke

rumah beliau, Informan dengan ramah menyambut dan Membuatkan minum

untuk Peneliti. Dari perbincangan Peneliti dengan bapak Datuak Patiah, Beliau

nampaknya malu menceritakan masalah yang terjadi di jorong Mawar. Beliau

Nampak menyembunyikan Sesuatu ketika ditanya dan mengelak jika dijorong ini

banyak terjadi pernikahan dini.

Informan telah 2 kali menikah. pernikahan pertama informan terjadi pada

saat beliau baru berusia 20 tahun, lalu beliau bercerai dengan istri pertamanya

karena alasan rumah tangga dan beliau tidak ingin menjelaskannya. Lalu setelah

beberapa lama kemudian, beliau menikah lagi dengan istri keduanya yang

bernama War. Dan dikarunia 2 anak yang bernama Ratna dan Ratni. Sekarang

beliau berhasil menyekolahkan anak keduanya sampai ke bangku perkuliahan.

Ratni sekarang duduk di bangku kuliah sekolah tinggi agama islam (STAIN)

Batusangkar dengan jurusan pendidikan paud yang terletak di kabupaten kota.

Jarak dari rumah ke tempat kuliah adalah sekitar 1 jam. Selama Ratni kulaih ia

kos disekitar tempat kuliahnya dan pulang setiap minggu.

Pak Datuak tidak ingin anaknya terpengaruh dengan pergaulan desa dan

anaknya menikah cepat. Menurutnya cukup beliau saja yang pernah merasakan

nikah dini yang berujung perceraian. Ia tidak ingin anaknya terjerumus seperti

yang banyak terjadi dikampung ini. Beliau berusaha memberikah bekal akhlak

(42)

dirinya. Alhasil anaknya sekarang sudah semester 6 dan masih aktif dalam

perkuliahan.

Ketika peneliti menanyakan pendapat beliau mengenai fenomena yang

terjadi di kampung mawar, beliau merasa tidak senang dan memberitahukan

supaya tidak ada lagi berita-berita seperti itu yang membuat orang luar

menganggap jorong Mawar disorot karena fenomena yang tidak enak seperti itu.

Beliau berpesan bahwa jika memang itu terjadi, fenomena menikah dini dan

perceraian itu banyak terjadi pada zaman mereka dulu. Beliau mengatakan pada

saat dulu disini memang sangat terpencil. Tidak ada akses jalan keluar kecuali

jalan kaki. Listrik belum masuk dan baru masuk 2 tahun yang lalu. Selama itu

beliau mengatakan bahwa di desa ini seperti tidak ada hiburan, gelap dan

orang-orang sini yang laki-lakinya pulang malam karena siangnya mereka ke kebun

karet untuk bertani. Karena semua hal itu maka banyak masyarakat disini yang

tidak mengenal KUA untuk menikah. Masyarakat menikah dengan penghulu

didesa ini atau ustadz dan bercerai dengan cara yang mudah dengan pergi saja dan

tidak kembali lagi. Menurut beliau lagi, wajar saja banyak terjadi pernikahan siri

disini karena didesa ini pendidikan sangat kurang sekali. Tidak ada yang mengerti

tentang hukum. Namun pada saat sekarang ini, walaupun itu terjadi namun tidak

separah pada 2 tahun yang lalu. Semenjak jalan dan akses keluar dibuat oleh

Bupati. Dan listrik masuk ke kampung ini, banyak masyarakat luar yang sering

masuk ke desa ini. Kendaraan juga sudah mulai ramai. Jadi untuk sekarang

memang masih ada fenomena itu. Namun beliau menegaskan, ia akan lebih

(43)

dini, nikah siri dan perceraian dan memberikan nasehat untuk anak dan

kemenakannya.

15.informan Kelima belas

Nama : Devi Hernandes

Jenis Kelamin :Laki-laki

Usia,Agama/suku :26 Tahun, Islam/Minang

Pendidikan Terakhir :SMA

Pekerjaan : Kepala Desa

Informan selanjutnya yang peneliti wawancarai adalah seorang kepala

desa jorong Mawar. Beliau sudah 3 bulan menjabat sebagai kepala desa atau

sebutan di jorong mawar yaitu pak wali jorong. Beliau tinggal di jorong Mawar

sudah dari kecil sebab kedua orangtuannya warga asli jorong Mawar . Beliau

sekarang sudah mempunyai 2 anak dari pernikahan pertamanya yang dilakukan

pada saat beliau lulus dari bangku SMA. Beliau memutuskan untuk cepat menikah

pada saat itu memang juga karna faktor masyarakat desa yang menikah rata-rata

sangat muda, sehingga menurut beliau menikah setelah lulus SMA sudah lebih

dewasa dibanding teman-temannya yang menikah sebelum SMA. Menurut

beliau, desa Mawar terkenal dengan fenomena menikah dini sudah dari dahulu.

Banyak masyarakat yang menikah dini dan nikah siri karena umurnya yang belum

cukup untuk meikah resmi di KUA. Beliau juga mengatakan bahwa masyarakat

yang menikah dini kebanyakan berujung pada perceraian, karena mereka belum

memiliki kesiapan untuk berumah tangga. Menurutnya remaja yang ingin

(44)

ia memutuskan untuk menikah. Beliau juga mengatakan semboyan anak remaja

dijorong mawar yaitu “ asalkan selalu berada disisimu” menurutnya remaja

-remaja jorong Mawar sudah sangat dewasa untuk berfikir jika dilihat dari usianya

yang masih kecil, belum sepantasnya mereka bersikap seperti itu. Remaja-remaja

tersebut memutuskan menikah karena takut apabila tidak ada status yang jelas

dengan pasangannya, ia takut akan ditinggalkan atau diambil oleh temannya. Dan

supaya itu tidak terjadi, maka ia rela melakukan apa saja termasuk menikah cepat

yang juga tidak akan berjalan lama. Beliau juga mengatakan bahwa remaja yang

menikah tersebut kebanyakan belum memiliki pekerjaan, sehingga setelah

menikah mereka masih bergantung hidup dengan orangtuanya. Beliau juga

mengatakan, banyak orang tua dari remaja yang menikah dini yang setuju-setuju

saja dengan keputusan anaknya karena memang di daerah itu sudah biasa dengan

pernikahan dini. Beliau juga mengungkapkan bahwa ia juga ikut andil dalam

pernikahan dini rema jorong Mawar. Karena berkat bantuan beliau remaja tersebut

bisa menikah. beliau mengaku ialah yang memalsukan umur dari remaja yang

belum bisa menikah di KUA. Ia juga mempunyai alasa kenapa melakukannya.

Jorong mawar sangat patuh terhadap aturan agama dan adat. Lebih baik menikah

dini dari pada remaja tersebut berpacaran dan akhirnya akan membuat aib bagi

keluarga. Karena alasan itu maka banyak anak-anak di jorong mawar yang

menikah dini. Alasan beliau juga berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Menurut

beliau ia juga tidak bisa menjadi penghalang bagi remaja yang menikah cepat.

Karena jika ia menghalangi dan menundanya, ditakutkan akan terjadi hal-hal yang

(45)

Karena alasan itu makanya beliau ingin membatu remaja yang menikah dini

walaupun hanya menikah siri. Tapi ada pula yang beliau bantu untuk menikah

resmi di KUA. Menurut beliau, ia juga sudah membicarakan dengan keluarga

remaja tersebut. Ia meminta tolong dan beliau sebagai kepala desa juga tidak bisa

menjadi penghalang seseorang untuk mencari pahala dengan menikah.

4.4 Pernikahan Dini

Menurut BKKBN (2012) Pernikahan dini secara umum memiliki definisi

umum yaitu perjodohan atau pernikahan yang melibatkan satu atau kedua pihak,

Sebelum pihak wanita mampu secara fisik, fisiologi, dan psikologi untuk

menanggung beban pernikahan dan memiliki anak, dengan batasan umur umum

adalah di bawah 18 tahun.

Masyarakat jorong Mawar merupakan masyarakat yang banyak melakukan

pernikahan dini, seluruh masyarakatnya beragama islam. Masyarakat jorong

Mawar lebih menmatuhi dan mempercayai tokoh adat atau kebiasaan di daerah itu

dibandingkan dengan perundang-undangan. Secara otomatis pandangan dan

pemikiran masyarakat jorong mawar meangacu pada ajaran hukum islam dari

pada undang-undang Republik Indonesia. Karena, jelas tertulis bahwa hukum di

Indonesia membolehkan seseorang menikah pada umur yang ditentukan seperti

tertulis dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974 yang memberi batasan usia

menikah seperti yang dituliskan pada pasal 7 ayat (1) perkawinan hanya diizinkan

apabila pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah

(46)

saling mencintai dan dirasa sudah mampu secara lahir dan batin dan sudah tidak

ada halangan kawin menurut agama boleh menikah dan jangan menunda nunda

karena takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Pernikahan dini menjadi jalan keluar yang tepat dibandingkan melihat

remaja-remaja yang berpacaran dan pergi keluar berpasang-pasangan. Jika tokoh

adat atau ninik mamak melihat remaja-remaja yang berpacaran dan pergi

berpasang-pasangan, maka tokoh adat akan memberi tahu orang tua perempuan,

apakah sebaiknya dinikahkan saja supaya tidak terjadi hal yang lebih jauh.

Seperti pendapat pak datuak Patiah selaku tokoh adat, yaitu :

“Dari pado mancaliak anak-anak tu kalua baduo duo labiah ancaknyo di duduak an apo lai kan serius nan laki-laki. Jiko iyo lai kan serius, buek lah etongan lai, bia ndak terjadi fitnah”

“Dari pada melihat anak anak keluar berdua-duaan lebih baik didudukkan apakah serius yang laki-laki. Jika serius, lebih baik dinikahkan biar tidak terjadi fitnah”

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh adat, masyarakat lebih

menyukai menikah dini dibandingkan melihat anak-anak jorong Mawar yang

berpacaran dan berdua-duaan karena nantinya akan terjadi atau timbul fitnah yang

akan membuat malu nama keluarga.

Sama halnya dengan kepala desa yang mengatakan,

“Labiah ancak urang tu nikah capek, sedangkan SD jo lah pandai pacar-pacaran jo disiko, takuiknyo beko kalau ndak capek di nikahan, anak-anak ko lah jauah pangana nyo, umua jo nan ketek tapi pangana lah gadang”.

(47)

umur saja yang kecil tapi pikirannya sudah seperti orang dewasa”

Berdasarkan hasil wawanacara dengan kepala desa, menurut beliau

pernikahan dini merupakan jalan yang terbaik bagi anak-anak jorong mawar,

karena menurut beliau di jorong mawar anak SD saja sudah pandai

berpacar-pacaran, walaupun umurnya masih kecil tapi pikirannya sudah seperti orang

dewasa. Kalau tidak cepat dinikahkan dan diberitahu ke orang tuannya takutnya

akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan yang akan merusak nama baik desa

Mawar.

4.4.1 Jumlah Masyarakat yang Melakukan Pernikahan Dini

Desa jorong Mawar terkenal dengan banyaknya masyarakat yang

melakukan pernikahan dini dengan alasan yang beragam. Ini membuktikan bahwa

undang-undang diindonesia tentang perkawinn belum terlaksana dengan baik di

jorong Mawar. Melakukan pernikahan tanpa kesiapan dan kematangan oleh

masyarakat jorong mawar membuat makna nikah dan kesakralan pernikahan

menjadi biasa saja, Sehingga dengan tidak mengertinya konsep nikah itu maka

dengan mudah masyarakat melakukan pernikahan. Jumlah masyarakat yang

melakukan pernikahan dini di jorong mawar hampir seluruh masyarakat jorong

mawar melakukan pernikahan dini,

Seperti yang diungkapan kepala desa pak Devi yaitu :

(48)

Disini rata-rata semua orang nikah cepat, hampir 200 pasangan yang menikah dini, apalagi dulu , lebih parah lagi yang nikah cepat, umur 13 tahun sudah menikah”

Menurut kepala desa hampir dari keseluruhan jumlah penduduk jorong

mawar semuanya melakukan pernikahan dini, semua masyarakt rata-rata sudah

nikah cepat. Hampir dari 200 pasangan yang menikah dini.

4.4.2 Usia Pernikahan Dini

Usia pernikahan juga menjadi faktor keharmonisan atau bertahannya

sebuah hubungan. Menurut Jafizham (1977) dapat dijelaskan bahwa pernikahan

dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh pria yang belum dewasa yang belum

dapat menentukan pendapatnya di dalam persoalan pernikahan.

Masyarakat jorong mawar yang melakukan pernikahan dini banyak yang

melakukan pernikahan tanpa tau arti dan makna menikah itu sendiri. Anak-anak di

desa jorong mawar segera dinikahkan saja oleh orang tuanya supaya tidak terjadi

hal yang diinginkan. Namun, orang tua tidak memikirkan tentang masa depan

anaknya. Banyak sekali anak-anak jorong Mawar setelah menikah namun tetap

tinggal dan dibiayai oleh orang tuanya. Namun status saja yang sudah

berumahtangga. Tapi, untuk menanggung biaya hidup rumah tangga maka orang

tua lah yang harus memikirkannya. Karena usia anak-anak yang menikah muda

itu belum sepatutnya untuk menikah maka cara dan pola pikir mereka untuk

menanggung hidup keluarganya setelah menikah tidak mereka pikirkan.

Pemikiran mereka tentang arti berumah tangga belum sampai karena usia menikah

Gambar

Tabel no.1
Table no.3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 1 ketinggian perangkap yang efektif untuk memerangkap lalat buah adalah 85 cm, hal ini dapat dilihat pada perlakuan T1 (limbah kakao ketinggian 85

Studi literatur merupakan prosedur untuk mendapatkan literatur / artikel tentang filtering firewall dengan IP Table, kemudian Mempelajari Sistem jaringan yang

Dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan memanfaatkan sistem jaringan Local Area Network (LAN), semua bagian yang menjadi anggota sistem jaringan bisa mengakses

Untuk menentukan posisi lokasi terbaik berdasarkan pertimbangan banyak kriteria, dimana kriteria tersebut dapat diukur secara kuantitatif dengan metode Fuzzy Multi

Permasalahan kemiskinan tak lepas dari kebodohan dan demikian sebaliknya. Penangangannya pun belum komprehensif. Hendaknya program pengentasan kemiskinan di

Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap earnings response coefficient pada perusahaan sektor pertambangan hal

Selanjutnya uraian lingkungan juga dijelaskan oleh Pearce &amp; Robinson (2011:72) menyatakan bahwa lingkungan bisnis eksternal memengaruhi organisasi terdiri

Berdasarkan analisis ragam ternyata tidak terdapat perbedaan yang nyata dalam hal rata-rata jumlah daun diatas tongkol antara 15 populasi yang diuji.. Pada populasi XI