• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Chapter III VI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Keterangan : Variabel yang diteliti

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.2.1 Definisi Operasional

(2)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif Eksploratif. Melalui penelitian deskriptif eksploratif, peneliti ingin membuat gambaran menyeluruh dan mengeksplor respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua istri yang memiliki suami dengan kebiasaan mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

4.2.2 Sampel

Pada penelitian ini jumlah semua istri yang memiliki suami dengan kebiasaan mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tidak diketahui dengan pasti sehingga untuk menghitung jumlah sampel minimum yang dibutuhkan menggunakan formula Lemeshow untuk jumlah populasi yang tidak diketahui.

Z² x P (1-P) (1,96)² x 0,5 (1-0,5) (3,8416) x (0,25)

N = = =

D² (0,1)² 0,01

0,9604

(3)

Keterangan : N = jumlah sampel

Z = skor z pada kepercayaan 95% = 1,96 P = maksimal estimasi = 0,5

D = alpha atau sampling error = 0,10

sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka N yang didapatkan adalah 96,04. Peneliti memutuskan untuk membulatkan jumlah sampel menjadi 100 sampel.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non-probability Sampel

artinya setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yaitu Snowball Sampling.

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya

(4)

4.3 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

4.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan dengan pertimbangan bahwa di desa ini belum pernah ada penelitian sebelumnya dan populasi keluarga yang mengonsumsi tuak cukup untuk memenuhi target sampel.

4.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian sampai pengumpulan data dilakukan mulai April – Juli 2017.

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

(5)

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, 7) peneliti melindungi subjek dari semua kerugian (nonmalefience) baik material, nama baik dan bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang timbul akibat penelitian ini.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah kuesioner yang terdiri dari dua bagian, yakni kuesioner data demografi yang membahas tentang umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan responden. Dan kuesioner penelitian yaitu kuesioner respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan mengacu pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Kuesioner disusun berdasarkan skala likert dengan menetapkan skor jawaban untuk setiap pernyataan yang diajukan.

Skor untuk pernyataan positif adalah Setuju bernilai 3, Kurang Setuju bernilai 2, dan Tidak Setuju bernilai 1. Untuk pernyataan negatif adalah Setuju bernilai 1, Kurang Setuju bernilai 2, dan Tidak Setuju bernilai 3. Kuesioner respon istri terdiri dari 15 pernyataan dimana 10 pernyataan positif yang berada pada nomor urut 3,4,6,7,9,11,12,13,14,15, dan 5 pernyataan negatif yang berada pada nomor urut 1,2,5,8,10.

(6)

4.6 Uji Vadilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas kuesioner respon keluarga terhadap kebiasaan mengonsumsi tuak, peneliti menggunakan konten vadilitas isi yang membuktikan instrumen lebih sahih yang akan dilakukan orang yang ahli dalam Keperawatan Keluarga dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Uji kevalidan bertujuan untuk menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen dan menggambarkan sejauh mana instrumen ini mampu mengukur apa yang akan diukur.

Uji validitas telah dilakukan dengan melakukan uji konten (isi) oleh 1 orang Dosen Keperawatan Keluarga yaitu Ibu Siti Zahara Nasution, S.KP, MNS. Istrumen yang berisikan pernyataan terdiri dari 15 butir dapat digunakan dengan dua kali perbaikan kalimat. Setelah itu dilakukan pengecekan ulang oleh validator dan dinyatakan sesuai dengan tinjauan pustaka. Hasil uji validitas isi kuesioner respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak adalah 100% valid dengan nilai Content Validity Indeks (CVI) adalah 1.

4.7 Uji Reliabilitas

(7)

Berdasarkan Polit and Beck (2012) yang menyatakan bahwa sebuah instrumen akan reliable jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,80.

Uji reliabilitas dilakukan di desa lain yaitu Desa Pasaribu tetapi masih dalam satu kecamatan dengan desa tempat penelitian dengan jumlah kepala keluarga dengan kebiasaan mengonsumsi tuak cukup banyak. Dengan jumlah responden yang dibutuhkan untuk realibilitas sebanyak 10 responden. Hasil uji reliabilitas dari 15 pertanyaan yang diberikan kepada 10 responden yang memiliki suami dengan kebiasaan mengonsumsi tuak dalah 0.85.

4.8 Proses Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dimulai dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian menyerahkan surat permohonan izin kepada Kepala Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan dan setelah mendapatkan izin, peneliti mulai mengumpulkan data.

(8)

mengisi kuesioner sebelum pengisian kuesioner. Selanjutnya jika responden menyetujui permohonan pengisian kuesioner, responden diberikan informed

consent untuk ditandatangani.

(9)

4.9 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian dan untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan mentabulasi data yang didapat melalui keterangan responden, kemudian dicari frekuensi dan persentasenya (Idrus, 2009:163). Setelah itu disusun dalam bentuk tabel tunggal dan dijelaskan dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur persepsi, sikap dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan dengan pengolahan data terlebih dahulu.

Proses pengolahan data dilakukan secara komputerisasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah kegiatan melakukan pemeriksaan kembali kuesioner yang

telah diisi oleh responden, meliputi kelengkapan isian dan kejelasan jawaban dan tulisan.

b. Coding

Coding adalah proses merubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang

(10)

c. Processing

Processing yaitu memasukkan data ke dalam komputer untuk diproses.

d. Cleaning

Cleaning yaitu melakukan pembersihan dan pengecekan kembali data yang

telah dimasukkan. Kegiatan ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada kesalahan ketika memasukkan data.

e. Komputerisasi

Komputerisasi digunakan untuk mengolah data dengan komputer.

(11)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 100 istri yang memiliki suami dengan kebiasaan mengonsumsi tuak. Pengumpulan data ini dilaksanakan pada tanggal 8 sampai dengan 15 Mei 2017 di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Penyajian data penelitian ini meliputi karakteristik responden dan kuesioner respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak di Desa Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

5.1.1 Karakteristik Istri

(12)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2017 (n = 100)

KARAKTERISTIK FREKUENSI(f) PERSENTASE(%)

5.1.2 Respon Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak

Hasil pengumpulan data pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah istri yang memiliki respon negatif adalah 93 orang (93%), dan respon positif 7 orang (7%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Respon Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak di Desa Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan (n=100)

Respon Istri Frekuensi(f) Persentase(%)

Negatif 93 93

Positif 7 7

(13)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Respon Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai respon istri tetang kebiasaan suami mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan pada tanggal 8 sampai dengan 15 Mei 2017 didapati bahwa mayoritas istri sebanyak 93 orang (93%) memiliki respon negatif. Hal ini menunjukkan bahwa istri tidak menyukai kebiasaan suami mengonsumsi tuak. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa peminum tuak merasa tidak didukung oleh keluarganya untuk mengonsumsi tuak (Panggabean,2015).

Mayoritas istri memiliki respon negatif kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa tingkat pendidikan istri kebanyakan adalah lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 39 orang (39%). Baron (2008) menyatakan bahwa hal tersebut merupakan salah satu faktor karena menurut, masing-masing pendidikan memiliki perbedaan pengetahuan dan cara pandang dan tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya, dalam hal ini pengetahuan tentang minuman tuak dan kebiasaan mengonsumsi tuak.

(14)

emosional. Sebaliknya, apabila istri tersebut menanggapinya tidak sesuai dengan penghayatannya maka respon yang timbul adalah negatif. Hal yang mendukung istri memiliki respon negatif yaitu kebanyakan istri berpandangan bahwa minuman tuak itu mengandung alkohol dan memiliki dampak negatif, serta kebanyakan istri menilai kurang setuju jika minuman tuak dikonsumsi.

5.2.1.1 Persepsi Istri tentang Minuman Tuak

Respon akan muncul ketika adanya persepsi, sikap, dan partisipasi seseorang terhadap suatu objek. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pandangan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penerimaan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa persepsi istri tentang minuman tuak adalah negatif. Hal ini sejalan dengan penelitian Hutagalung (2014) bahwa persepsi masyarakat Suku Batak Toba terhadap kebiasaan mengonsumsi tuak adalah mayoritas berpersepsi negatif.

(15)

alkohol (etanol) dalam tuak yang diperdagangkan dan dikonsumsi di Sumatera Utara rata-rata 4%.

Akibat pandangan pertama istri bahwa minuman tuak mengandung alkohol memunculkan pandangan berikutnya tentang minuman tuak yaitu sebanyak 97% istri berpandangan bahwa minuman tuak memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Penerapan ilmu kesehatan, tuak yang merupakan salah satu minuman beralkohol sampai saat ini belum ditemukan manfaat kesehatan dalam minuman tersebut, apalagi jika dikonsumsi terlalu banyak (Sipahutar, 2009).

Minuman tuak memang sangat berarti kehadirannya bagi Suku Batak Toba. Tuak merupakan minuman yang disediakan dalam acara keakraban, upacara adat, dan sebagai ungkapan rasa terima kasih bagi Suku Batak Toba. Hal yang menjadikan minuman tuak kurang baik dikonsumsi karena akan mengganggu kesehatan sebagai asal mulanya munculnya penyakit. Namun menjadi dilema karena minuman tuak adalah minuman tradisional yang sudah turun-temurun menjadi kebudayaan dalam masyarakat khususnya di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya sebanyak 44% saja dimana istri berpandangan bahwa minuman tuak kurang baik untuk dikonsumsi.

5.2.1.2 Sikap Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak

(16)

bertindak dan bereaksi terhadap rangsang. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak pada objek tersebut (Azwar, 2011).

Sikap istri dapat dilihat melalui penilaian berupa penolakan atau penerimaan, dan mengharapkan atau menghindari. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa sikap yang dominan ditunjukkan oleh istri yaitu sikap negatif yaitu tidak menyukai sebagai bentuk penolakan terhadap kebiasaan suami mengonsumsi tuak.

Hal yang paling mendukung munculnya sikap tidak menyukai dapat dibutikan dengan hasil penelitian yaitu sebanyak 71% istri merasa tidak suka setelah mengetahui suami memiliki kebiasaan mengonsumsi tuak. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa keluarga tidak memberikan dukungan kepada keturunannya untuk meminum tuak (Panggabean, 2015).

Adanya sikap ketidakterimaan istri akan kebiasaan suami mengonsumsi tuak membuat kebanyakan istri juga beranggapan bahwa anggota keluarga lainnya juga tidak dapat menerima kebiasaan suami mengonsumsi tuak. Hal itu lah yang menjadikan rata-rata istri memberitahukan kepada keluarga lainnya bahwa suami memiliki kebiasaan mengonsumsi tuak, dengan alasan supaya suami mendapat nasehat dari keluarga supaya mengurangi kebiasaan mengonsumsi tuak.

5.2.1.3 Partisipasi Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak

(17)

pendukung munculnya partisipasi yang negatif dari para istri dapat dilihat yaitu Sebanyak 92% istri keberatan apabila anak atau sanak saudara lainnya mengikuti kebiasaan suami mengonsumsi tuak.

Kebiasaan suami mengonsumsi tuak ini akan mempengaruhi anak-anak mereka untuk mengonsumsi tuak juga. Pada umumnya anak-anak mewarisi perilaku orang tua dalam hal ini yaitu kebiasaan mengonsumsi tuak. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa konsumsi tuak merupakan kebiasaan turun-temurun, yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya karena adanya contoh tindakan konsumsi tuak yang diperoleh anak dari para orang tua (Panggabean, 2015).

Pendukung lainnya yaitu dominan istri tidak pernah memberikan uang kepada suami untuk mengonsumsi tuak, dengan alasan minuman tuak bukanlah kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Meskipun harga dari minuman tuak terbilang murah yaitu hanya Rp. 5000,- per teko. Suami sebagai kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah yang seharusnya memberikan uang kepada istri guna memenuhi kebutuhan rumah tangga bukan malah menghabiskan uang untuk mengonsumsi tuak.

(18)

Hal berbeda yang perlu disoroti yaitu istri tetap bersedia merawat suami apabila mengalami penyakit akibat mengonsumsi tuak, dengan alasan suami adalah teman/pasangan hidup. Partisipasi dari istri boleh saja negatif, tetapi dalam hal merawat suami sakit tetaplah dilaksanakan, sebagai bagian dari fungsi keluarga.

Pertengkaran antara suami-istri tidak jarang ditemui dalam keluarga yang mengonsumsi tuak. Istri menjadi bulan-bulanan kekerasan baik fisik maupun verbal dari suami yang pulang ke rumah dengan keadaan mabuk/tidak sadarkan diri.

Respon negatif ini dianggap baik dalam artian kebiasaan mengonsumsi tuak bukanlah perilaku yang didukung dalam keluarga. Dapat dilihat dari segi dampak negatif dari mengonsumsi tuak yaitu dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan kekerasaan dalam rumah tangga. Permasalahan keluarga yang menjadi pemicu KDRT dalam keluarga adalah kurangnya komunikasi, ketidakharmonisan, alasan ekonomi, ketidakmampuan mengendalikan emosi, ketidakmampuan mencari solusi dalam rumah tangga, dan kondisi mabuk (suami) karena minuman beralkohol (keras)/narkoba (Adilah, 2009).

(19)

masyarakat Batak Toba mengonsumsi tuak karena sudah menjadi kebiasaan yang turun-temurun yang diminum saat acara adat.

Pada akhirnya suami menghabiskan banyak waktu diluar rumah, sedangkan waktu untuk keluarga kurang. Keluarga yang harmonis akan tercipta jika komunikasi dalam keluarga terjalin baik, baik itu dari segi waktu bersama dalam keluarga. Komunikasi yang baik diharapkan dapat terbangun dalam keluarga. Penelitian Filus, dkk (2012) menunjukkan bahwa remaja yang mengonsumsi alkohol kemungkinan disebabkan karena adanya hubungan antara orang tua dan anak yang bersifat tidak searah, sering menimbulkan kesalahpahaman dan ketidakjelasan, sehingga muncul prasangka yang tidak baik.

(20)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Respon Istri tentang Kebiasaan Suami Mengonsumsi Tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan maka dapat disimpulkan dan saran sebagai berikut :

6.1 Kesimpulan

Dari 100 istri yang diteliti diketahui respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak adalah mayoritas istri berespon negatif sebanyak 93% yang berarti istri tidak menyukai kebiasaan suami mengonsumsi tuak karena kebiasaan mengonsumsi tidak baik untuk kesehatan dan asal mula munculnya penyakit. 6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak di Desa Huta Gurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, peneliti memiliki saran sebagai berikut :

6.2.1 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

(21)

6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan sebagai referensi dan dasar bagi pengembangan penelitian keperawatan selanjutnya yang berhubungan dengan respon istri tentang kebiasaan suami mengonsumsi tuak, serta lebih mengembangkan penelitian berikutnya seperti pengaruh penyuluhan kesehatan keluarga terhadap penurunan kebiasaan suami mengonsumsi tuak.

6.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan (Perawat)

Gambar

Tabel 3.2.1 Definisi Operasional
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Istri tentang Kebiasaan Suami

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Riyanto selaku sekertaris desa Traji, “yang namanya Suran s endang Sidukun itu sudah menjadi adat yang tidak bisa diganti keberadaannya

Ramulyo, Idris, Perbandingan Hukum Kewarisan Islam dengan Kewarisan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Edisi Revisi), (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), Cet.. Syarifudin,

Upacara atau ceremony adalah sistem atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam

It is possible for the Urban Design Department in every city, to make some criteria for designing public space or public places which connect or emphasize the social human

Adapun Bpk/Ibu/Sdr/i diminta untuk membawa semua kelengkapan Dokumen Asli yang telah diupload pada tahap pemasukan dokumen penawaran, serta dokumen-dokumen lain yang

Dengan adanya bimbingan kelompok, peserta didik memiliki wadah yang tepat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai bahaya seks, sehingga peserta didik

Hasil analisis keempat variabel tersebut dengan melihat nilai Odds Rasio (OR) dari setiap variabel maka dapat disimpulkan bawa variabel yang paling dominan

10 Transposisi dengan suatu perangkat tekstual penanda fokus dalam BSu yang dinyatakan dengan konstruksi gramatikal dalam BSa+Modulasi bebas ditandai dengan bentuk positif dalam