• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbanyakan Vegetatif Kamper (Dryobalanops aromatica) Melalui Stek Pucuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbanyakan Vegetatif Kamper (Dryobalanops aromatica) Melalui Stek Pucuk"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dipterocarpaceae merupakan salah satu suku dengan jumlah jenis yang cukup banyak (500 jenis) dan 14 marga, suku ini dikenal sebagai penghasil kayu komersial yang cukup menjanjikan di Indonesia.Daerah penyebaran suku ini sebagian besar (76%) di Semenanjung Malaya, terutama Indonesia (Bawa, 1988).

Selain kayu, suku Dipterocarpaceae juga dikenal sebagai penghasil hasil hutan bukan kayu, berupa resin, minyak atsiri dan damar.kampermerupakan penghasil resin keras (damar) dengan nama Kamper atau Kapur barus. Kamper (kapur barus) dihasilkan oleh kamper terutama di daerah Sumatera Bagian Utara dan Kalimantan. Jenis ini tidak dijumpai di Jawa dan Indonesia bagian timur, diduga karena faktor iklim yang cenderung kering. Di pasar internasional, Kamper dimanfaatkan untuk berbagai keperluan farmakologi seperti, stimulan, diaporetik, antiseptik, desinfektant, insektisida, germisida, antipasmodik, afrosidiak, antineuralgik dan lain sebagainya (Gusmailina, 2015).

Kamper diperoleh dari rongga atau alur-alur kulit batang dalam bentuk padat atau cairan terang disebut sebagai minyak kamper (Purwaningsih, 2004). Beberapa penyadap bahkan melakukan penyadapan kamper dengan menebang pohon untuk memperoleh kristal padat yang ada di antara parenkim batang. Teknik penyadapan ini secara langsung mengakibatkan populasi kamper di alam mengalami penurunan.Selain teknik penyadapan, penurunan populasi kamper juga diakibatkan karena adanya faktor pembatas pertumbuhannya. Sebagaimana jenis Dipterocarpaceae lainnya, faktor tanah, iklim dan ketinggian tempat sangat

menentukan keberlangsungan hidup jenis kamper. Pada umumnya Kamper dapat

(2)

2

tumbuh pada ketinggian 0-1000 m.dpl, dan curah hujan >1000mm per tahun (Whitemore, 1975). Karakter benih yang bersifat rekalsitran serta sistem pembuahan mass fruiting menyebabkan sedikit anakan yang mampu tumbuh juga menyebabkan kemampuan regenerasi alami Kamper rendah (Prasetyo, 2013). Faktor degradasi dan deforestasi juga tak luput menyumbang penurunan jenis kamper.

Akibat permasalahan tersebut, pemerintah Indonesia melalui SK Menteri Pertanian No. 54/KPTS/UM/2/ 1972 tanggal 5 Februari 1972 telah menetapkan pohon kamper sebagai salah satu jenis yang dilindungi di Indonesia. IUCN juga telah memasukkan kamperdalam status konservasi appendix 2 “Critically Endangered” (kritis), kategori appendix 2 sehingga diperlukan adanya upaya perlindungan untuk mengatasi permasalahan kepunahan jenis dimasa mendatang.

Terkait dengan regenerasi alami yang sulit dan ancaman kepunahan jenis akibat sulitnya anakan di alam, perbanyakan vegetatif menjadi solusi yang tepat, salah satunya dengan stek pucuk. Peranan stek pucuk dalam penyelamatan jenis telah dilaporkan pada D. cinereus (Rahmat&Subiakto, 2015), Ramin (Evelin et al., 2014), Gaharu (Sumarna, 2008), Taxus (Rahmat et al., 2010), Ulin (Basir,

2008), Pasak bumi (Susilowati et al., 2012), Merawan (Wulandari et al.,2015) dan Kempas (Rayan, 2011). Berdasarkan informasi keberhasilan pada jenis lain, penggunaan stek pucuk diharapkan juga mampu berkontribusi dalam permasalahan jenis kamper.

(3)

3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan data dan informasi mengenai keberhasilan stek pucuk kamper. 2. Mendapatkan data dan informasi mengenai media stek yang paling sesuai

untuk pertumbuhan stek pucuk kamper.

3. Mendapatkan informasi mengenai asal-muasal perakaran pada stek pucuk kamper.

Manfaat Penelitian

Data dan informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam rangka konservasi jenis yang hampir punah dan keberlanjutan produksi kamper di masa mendatang.Keberhasilan stek pucuk yang dilakukan, diharapkan mampu mengatasi permasalahan regenerasi alami jenis, penyediaan bibit yang berkualitas serta mendorong keberlanjutan pengelolaan dan pemanfaatan kampersecara lestari.

Referensi

Dokumen terkait

Rekapitulasi sidik ragam (Tabel 1), parameter stek selama 12 MST menunjukkan bahwa semua perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter

Perbanyakan vegetatif telah mampu memberikan nilai ekonomi dari jenis yang diusahakan. Dengan sedikit input teknologi pada perbanyakan bibit secara vegetatif, maka harga