• Tidak ada hasil yang ditemukan

687341266.doc 2.83MB 2015-10-12 00:18:08

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "687341266.doc 2.83MB 2015-10-12 00:18:08"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

“DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN DI DESA KEBAKAN, KEC.MOJOLABAN, KAB.SUKOHARJO”

BIDANG KEGIATAN : PKM- PENELITIAN

Dusulkan Oleh :

Putia Pingki Oktaviani (8111415059/2015)

Kunta Anjana (8111413144/2013)

Fatkhul Rifki (8111413150/2013) Tri Yulia Laelasari (8111415066/2015) Rika Hartono (8111415070/2015)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG

(2)
(3)

DAFTAR ISI 1.4. Luaran yang Diharapkan ... 2

1.5. Kegunaan Program ... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4 BAB III METODE PENELITIAN ... ... 5

BAB IV ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 6 4.1. Anggaran Biaya ... 6 4.2. Jadwal Kegiatan ... 6

DAFTAR PUSTAKA ... 7 LAAMPIRAN-LAMPIRAN ... 8 Lampiran Biodata Ketua dan Anggota ... 8

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ... 13

(4)

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan ... 15

iii RINGKASAN

Tingkat pendidikan di Desa Kebakan sangatlah rendah. Banyak anak-anak muda yang hanya dapat menempuh pendikan sampai dengan jenjang SMA. Ada beberapa warga yang memang bisa sampai kejenjang perguruan tinggi, akan tetapi jumlahnya sedikit. Keterbatasan biaya menyebabkan banyak anak yang dapat melanjutkan sekolah. Selain keterbatasan biaya beberapa dari orangtua mereka yang juga berpendidikan rendah berpikiran kalau meneruskan sekolah sampai perguruan tinggi hanya akan membuang-buang uang saja. Adanya penelitian ini akan kita dapat jawaban bernarkah kemiskinan menjadi alasan utama mengapa banyak anak yang tidak meneruskan pendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi. Dengan metode observasi dan melakukan wawancara peneliti akan mendapatkan jawaban dari masalah tersebut. Dan dengan wawancara diharapkan peneliti dapat lebih dekat dengan warga Desa Kebakan sehingga mereka dapat memberikan informasi yang lebih dalam

Kurangnya wawasan orangtua tentang pentingnya pendidikan dikarenakan pendidikan mereka yang juga rendah. Rata-rata pendidikan warga Desa Kebakan Sapen hanya lulusan SMA, dan ada beberapa yang hanya lulusan SD. Lulusan SMA menjadi mayoritas tingkat pendididkan di desa ini. Apabila orangtua mereka berpendidikan tinggi maka kemungkinan besar mereka akan mendorong putra-putrinya untuk meneruskan pendidikan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat Desa Kebakan tentang pentingnya pendidikan dan mereka dapat mengusahakan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi

(5)
(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Desa Kebakan terletak di Kelurahan Sapen di Kecamatan Mojolaban di Sukoharjo. Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar. Dari Kabupaten Sukoharjo dapat kita tempuh ±45 menit menggunakan motor maupun mobil. Desa Kebakan bukanlah desa yang besar seperti desa lainnya. Penduduk di desa inipun tidak terlalu banyak. Rata-rata penduduk desa ini bekerja sebagai buruh pabrik dan sebagian kecil menjadi pegawai negeri, selain kedua pekerjaan tersebut ada juga sebagian kecil dari mereka yang berkerja sebagai petani dan buruhntani. Mereka yang bekerja sebagai buruh pabrik hanya mengenyam pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Sementara untuk petani atau buruh tani mereka hanya bersekolah sampai SD atau SMP saja. Di karenakan rendahnya tingkat pendidikan di Desa Sapen membuat dua masalah di desa ini yakni, rendahnya kesadaran mengenai tingkat pendidikan bagi putra-putri mereka dan kemiskinan. Kemiskinan adalah masalah yang tidak asing lagi dan sudah sering kita jumpai diberbagai daerah di Indonesia.

(7)

Kembali pada masalah pendidikan di Desa Kebakan. Siswa-siswi di desa ini kebanyakan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dikarenakan 2 sebab pula yakni, pemikiran yang sempit yang menggap lulus dari SMA sudah cukup karena mereka masih dapat bekerja sebagai pegawai pabrik, orangtua mereka melarang untuk belajar ke perguruan tinggi karena dianggap hanya membuang-buang biaya, malas untuk berpikir juga menjadi salah satu alasan mengapa tidak melanjutkan pendidikan, dan yang terakhir adalah keterbatasan biaya.

Dampak dari kemiskinan memang menjadi salah satu faktor mengapa warga Desa Kebakakan berpendidikan rendah. Tetapi tidak sepenuhnya kemiskinan menjadi halangan, terbukti beberapa warga miskin dari desa tersebut dapat melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi.

1.2. Rumusan Masalah

-Apakah dampak kemiskinan meyebabkan rendahnya pendidikan di Desa Kebakan, Kec.Mojolaban, Kab.Sukoharjo?

-Bagaimana kesadaran pendidikan di Desa Kebakan?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dampak benar kemiskinan menjadi penyebab utama rendahnya pendidikan di Desa Kebakan dan memberikan pengarahan tentang pentingnya pendidikan terhadap generasi penerus bangsa agar warga sadar tentang pentingnya pendidikan. Serta mengetahui tingkat kesadaradan masyarakat desa tentang pentingnya pendidikan.

1.4. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan kesadaran pendidikan di Desa Kebakan. 2. Membuka wawasan warga tentang pentingnya pendidikan.

(8)

1.5. Kegunaan Program

Manfaat yang diharapkan dari terlaksanakanya program ini adalah :

a.. Bagi Pemerintah

1. Informasi akan lebih cepat tersampaikan kemasyarakat 2. Memperluas pemikiran sempit warga tentang pendidikan b. Bagi Masyarakat (sesuaikan sasaran)

1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan

2. Meningkatnya kesadaran pendidikan dan berubahnya pola pikir c. Bagi Akademisi

(9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kemiskinan adalah masalah umum di Indonesia yang kita temui dimanapun baik di kota-kota besar maupun di desa-desa. Kemiskinan menyebabkan kurangnya pendapatan masyarakat. Ketidakmerataan distribusi pendapatan ini sebagai cerminan adanya kemiskinan (Arsyad, 1988). Desa Kebakan merupakan salah satu dari banyak desa di Indonesia yang mengalami masalah kemiskinan sehingga berujung pada masyakatnya yang berpendidikan rendah. Berikut ini adalah definisi kemiskinan menurut para ahli:

1. Soerjono Soekanto mengemukakan definisninya bahwa, kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

2. Bank Dunia berpendapat, Tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan 1,00 dolar AS perhari.

3. Amartya Sen mengemukakan pendapatnya mengani kemiskinan bahwa, seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability deprivation" dimana seseorang tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang substantive.

(10)

tamatan SD dan SMP, sedangkan mutu pendidikan yang tinggi harusnya rata – rata lulusan sarjana (Adam, 2014).

(11)

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini metodologi adalah salah satu bagian yang penting, karena tanpa metodologi penelitian yang kita lakukan tidak akan berhasil. Penelitian ini adalah jenis penelitian komparatif karena membandingkan 2 variabel yakni kemiskinan dan tingkat pendidikan. Subyek dari penelitian ini adalah warga Desa Kebakan yang terletak di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

2.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan:

1. Observasi partisipan, teknik ini mengharuskan peneliti terjun langsung dan mengamati keadaan sekitar masyarakat. Teknik ini dinilai tepat untuk digunakan dalam penelitian ini karena peneliti dapat mendapat berhadapan langsung dengan masyarakat.

2. Wawanacara, selain observasi peneliti juga menggunakan teknik wawancara agar data yang diperoleh lebih banyak dan dalam teknik wawancara peneliti dapat menggali lebih dalam tentang permasalahan yang sedang diteliti dan berhadapan langsung dengan warga

2.2 Analis Data

Data yang di dapat dari hasil observasi dan wawancara dikumpulkan pertama-tama akan dipisahkan antara data kualitatif dan data kuantitaf. Setelah data dipisahkan barulah data diolah baik berupa pendeksripsian maupun dalam bentuk tabel, sehingga akan dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

2.3 Penarikan Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, menggunakan teknik observasi dan wawancara serta terkumpulnya data. Data kemudian diolah agar dapat ditarik kesimpulannya dari penelitian di Desa Kebakan mengenai dampak kemiskinan terhadap tingkat pendidikan.

(12)

4.1. Anggaran Biaya

No. JENIS PENGELUARAN BIAYAYA (Rp)

1. Peralatan penunjang 3.125.000

2. Bahan habis pakai 5.000.000

3. Perjalanan 3.125.000

4. Lain-lain 1.250.000

JUMLAH 12.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5

1. Persiapan X X

2. Survei kondisi masyarakat X

3. Pelaknsanaan program penelitian

a. Di lapangan X

b. Pencarian alternatif dana X

c. Observasi lahan X

d. Penyuluhan X

4. Evaluasi X

5. Penyusunan Laporan X

6. Pengadaan X

7. Laporan Akhir X

(13)

Arsyad, Lincolin. 1988. Ekonomi Pembangunan. STIE YKPN, Yogyakarta.

Fakhir, A.M., 2014, Pengaruh Kemiskinan Dan Rendahnya Pendidikan Masyarakat Terhadap Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2003.

http://apuspitarini.blogspot.co.id/2014/01/kemiskinan.html

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

sewa proyektor sosialisasi 1 325.000

sewa laptop [email protected]

0

2.500.000

sewa kamera dokumentasi 1 200.000

(20)

4. Lain-lain

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program

Ilmu Hukum Hukum 16

Perizinan,

observasi,

wawancara

,

Pengolahan

data

2. Kunta Anjaya Ilmu Hukum Hukum 16 Observasi,

perizinan

3. Fatkhtul Rifki Ilmu Hukum Hukum 16 Observasi,

Wawancara 4. Tri Yulia

Laelasari

Ilmu Hukum Hukum 16 Wawancara,

Pengolahan data

5. Rika Hartono Ilmu Hukum Hukum 16 Perizinan,

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengamati presentasi topik kursus, perancang instruksional dapat membuat perubahan yang tepat untuk memastikan arus informasi pembelajaran yang solid. The

bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar gratis sebagai wujud penyelenggaraan program wajib belajar dalam kerangka Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam

Nasution (dikutip dalam Haryanto,2008) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbul atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon

tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1956), sebagaimana telah diubah dengan

Dengan demikian, maka pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih

bahwa Peratanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2008 perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah sesuai dengan

Heinich (1999) mengatakan bahwa belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap sebagai interaksi seseorang dengan informasi dan lingkungannya sehingga