• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI MATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI MATA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus Madrasah Ibtidaiyah Ma arif Giriloyo 1 Kecamatan Imogiri, Bantul)

Makhrus Fauzi

FTK UIN Sunan Kalijaga fauzi_machrus@yahoo.com

Dhifla Najih

FAI-UCY

Abstract

This study aims to analyze the implementation of character education in Islamic cultural history lesson in class IV MI Ma'arif Giriloyo 1 as well as enabling and inhibiting factors that accompany it. This research is a descriptive qualitative study using observation, interviews and documentation, especially during the learning subject of history Hijrah of the Prophet to Yathrib. Character formation of students is done by making the Prophet Muhammad as well as the teachers become a model that can be emulated and use the lecture method frequently asked questions, and discussion and saintific approach. So that students are more active and shaping the student character. Factors that learning support school programs, curriculum, and school environment. Obstacles encountered include instructional time, students are diverse, and lesson planning.

keywords:Development, student character, Islamic cultural history lesson

A. Pendahuluan

(2)

kepercayaan diri, kegigihan, kerjasama, dan karakter baik lainnya.2 Oleh Karena itu, sekolah yang berlatar belakang pendidikan agama Islam seperti MI memprioritaskan pendidikan karakter sebagai hal yang penting.

Hal ini dikarenakan tujuan dari pendidikan nasional salah satunya yaitu menjadikan peserta didik sebagai sosok yang berkarakter. Kondisi semacam ini semakin nyata di MI Ma arif Giriloyo 1. Madrasah ini terletak di pedesaan dan disampingnya terdapat pesantren. Selain itu madarasah yang berlokasi di pedesaan ini mempunyai berbagai prestasi baik tingkat lokal sampai tingkat nasional.3 Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran yang dilakukan guru SKI dalam pembentukan karakter siswa kelas IV MI Ma arif Giriloyo. Penjelasan lebih lanjut difokuskan kepada investigasi faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan karakter siswa melalui proses pembelajran SKI di kelas IV MI Ma arif Giriloyo. Analisis terakhir diikuti dengan penutup berupa kesimpulan.

B. Metode Penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif memilih responden secara purpossive, yaitu seorang guru pengajar SKI kelas IV MI Ma arif Giriloyo dan 20 siswanya dengan komposisi laki-laki 11 anak dan 9 siswi perempuan. Teknik atau metode pengumpulan dalam penelitian ini, menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses ini tidak dilakukan selama pelajaran SKI brejalan tetapi difokuskan kepada materi tertentu, yaitu sejarah Hijrah Nabi Muhammad saw ke Yatsrib. Teknik analisis data mengikuti Miles dan Huberman yang membagi tiga tahapan; yaitu; Reduksi data, Model data (data display) dan Penarikan/ verifikasi kesimpulan.

C. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilakukan guru meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

1. Perencanaan Pembelajaran.

(3)

mengkomunikasikan hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Caranya, semua anggota kelompok diminta maju ke depan kelas. Hal ini menurut guru dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan berani untuk berbicara di depan kelas. Hal yang patut dicermati bahwa fokus guru dalam pengembangan karakter bisa dioptimalkan dengan penyantuman dalam Silabus dan RPP yang belum dilakukan sehingga pembentukan karakter masih terjadi secara tersirat. 2. Pelaksanaan pembelajaran

Penerapan pendekatan saintifik terlihat pada bagian inti yaitu ketika guru memerintahkan siswa untuk membaca materi yang ada didalam buku. Hal ini menunjukan pproses awal dari pendekatan saintifik yaitu mengamati. Pengamatan yang dilakukan yaitu dengan cara membaca. Pada langkah pembelajaran menanya siswa diberikan kesempatan oleh guru menanyakan hal-hal yang dianggapnya aneh atau hal yang baru seperti pertanyaan orang arab menggunakan kata bin pada setiap namanya.6 Setelah kegiatan menanya guru menggunakan metode diskusi kelompok untuk mengasosiasikan atau mengolah informasi dengan cara memberikan soal pada masing-masing kelompok untuk dikerjakan. Setelah selesai mengolah jawaban siswa mengkomunikasikan dengan cara ditanya oleh guru tentang hasil yang telah didapat dalam diskusi ataupun jawaban dari ulangan yang dikerjakan.

Pada kegitan ulangan harian, guru menekankan pada kesadaran siswa masing-masing. Guru hanya memberikan soal ulangan dan menunggu siswa selesai mengerjakan. Pada kegiatan ini guru melatih siswa untuk jujur, disiplin terhadap waktu, mandiri dan gemar membaca. Hal ini terlihat suasana kelas yang tenang dan tidak menyontek saat ulangan padahal guru sempat meninggalkan ruangan.

Pada kegiatan penutup terlihat guru menanamkan karakter disiplin, religius, dan tanggung jawab. Hal ini guru lakukan dengan cara guru memberikan peraturan setelah salam siswa harus rapi dan tenang jika ingin keluar ruangan terlebih dahulu. Pad posisi ini, ini maka ditemukan beberapa karakter yang diajarkan dan belum masuk dalam silabus dan RPP. Maka pelaksanaan tersirat dan dilakukan secara insidental mengindikasikan tentang pentingnya penyusunan silabus dan RPP yang secara spesifik menjelaskan perjalan pengembangan karakter sehingga pelaksanaan bisa teratur dan terpola

D. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembentukan Karakter Siswa

(4)

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan madrasah

Kegiatan atau progam yang dilakukan madrasah merupakan suatu cara untuk memajukan madrasah tersebut. Kegiatan seperti ini dilakukan oleh masing-msing sekolah dengan cara yang berbeda-beda supaya selain melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sekolah juga mempunyai pembelajaran di luar kelas. Dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah untuk mendukung melakukan pembentukan karakter dalam kelas dalam proses pembelajaran semua mata pelajaran terutama SKI.

b. Kurikulum madrasah

Kurikulum yang digunakan oleh MI ini merupakan kurikulum 2013 dan KTSP. Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala madrasah, kurikulum 2013 digunakan oleh kelas 1 dan 4 sedangkan KTSP digunakan di kelas 2, 3, 5, dan 6.7 Pengguna kurikulum 2013 dalam mata pelajaran SKI dapat menjdai faktor yang mendukung pembentukan karakter. karena dalam kurikulum 2013 lebih menekankan pada keaktifan siswa, sesuai wawancara dengan guru SKI. Berdasarkan wawancara tersebut kurukulum 2013 lebih membuat siswa lebih aktif dan nilai sikap lebih dipertimbangkan. Hal ini sangat cocok dengan pembentukan karakter.

Pendidikan karakter sesuai dengan instruksi pemerintah harus diterapkan, baik pada kurikulum 2013 maupun KTSP. Sesuai dengan hasil wawancara kepada kepala madrasah dapat disimpulkan bahwa imoplementasi pendidikan karakter dalam tiap mata pelajaran telah didukung penuh oleh kurikulum yang berjalan.

c. Kondisi lingkungan madrasah

Lingkungan madrasah yang terletak di daerah pedesaan dan jauh dari keramaian dapat membuat ikim madrasah yang baik. Perlakuan guru yang menjadi model bagi anak merupakan faktor yang penting. Figur guru yang disukai anak dapat mendukung pembentukan karakter. Hasil wawancara kepada siswa kelas IV ibu guru SKI orangnya baik dan tidak galak dan mereka suka. 8 Hal ini terlihat juga ketika guru sedang mengajar di kelas, guru tidak pernah marah dan selalu tersenyum 9. Selain itu ketika ada siswa yang ramai guru langsung menegur dengan teguran yang tidak kasar. Ketika itu siswa terlihat patuh dan tidak merasa dimarahi.10

2. Faktor penghambat

a. Waktu pelaksanaan pembelajaran

(5)

pelajaran SKI diletakan di bagian akhir jadwal pembelajaran, yaitu diletakan pada jam pelajaran 7 dan 8.11 Jam ke 7 dan 8 merupakan jam setelah istirahat ke dua. Hal ini menyita waktu untuk persiapan masuk kelas. Selain itu setelah jam ke 8 jadwalnya yaitu solat dhuhur bersama. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi siswa, karena siswa terfokus untuk keluar kelas untuk istirahat sholat dhuhur berjamaah.

b. Peserta didik atau siswa

Kondisi siswa yang berbeda-beda merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat dalam pembentukan karakter. hal ini dikarenakan siswa merupakan sasaran dari pembentukan karakter. Oleh karena itu, kondisi siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya. Kondisi siswa yang berbeda-beda terungkap dalam wawancara kepada ibu kepala madrasah bahwa pernyataan yang disampaikan oleh kepala madrasah dapat diambil beberapa hal, yaitu tentang kondisi siswa yang kurang dapat mencontoh seorang figur guru dan masih terkendalanya kesopanan sebagian siswa terhadap guru dalam sopan santun berbicara. Sedangkan guru SKI berpandangan yang sama dengan kepala madrasah yaitu tentang factor penghambat yaitu siswa. Namun, dengan alasan yang berbeda. Seperti hasil wawancara dengan guru SKI ketika ditanya tentang kendala dalam menyampaikan pembentukan karakter, Mungkin anak bermacam-macam karakternya, ada yang pemalu, berani, ngeyel. Lingkungannya dari luar kan ngga tahu lingkunganya bagaimana .12

c. Perencanan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran bermuatan karakter pada hakekatnya merupakan rencana jangka pendek untuk memperkirakan dan memproyeksikan karakter yang akan bentuk atau ditanamkan.13 Dalam hal ini, perencanaan yang dibuat oleh guru dalam pencantuman karakter di RPP hanya terdapat dalam tujuan dan tidak diberikan pada poin yang khusus.

E. Kesimpulan

(6)

mengeksplorasi pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak secara aktif. Dalam proses evaluasi, guru pun menggunakan penilaian yang mencakup semua aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembentukan karakter dalam proses pembelajran SKI yaitu: faktor pendukungnya meliputi progam-progam madrasah, kurikulum yang diterapkan, dan kondisi lingkungan madrasah. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi waktu pelaksanaan pembelajaran, peserta didik atau siswa yang bermacam-macam, dan perencanaan pembelajaran.

Catatan Akhir

1 Suyadi, Strategi Pembelajaran Karakter, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013)

hlm. 8-9

2Djoko Widianto dan Ign. Gatut Saksono. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila

Negara Pancasila: Agama atau sekuler; Sosialis atau Kapitalis. (Yogyakarta: Ampera Utama, 2012) hlm. 53-54.

3Hasil wawancara kepada Ibu Sulihah selaku guru SKI MI Giriloyo I. pada tanggal

09 September 2014.

4 Hasil wawancara dengan Guru SKI pada hari Kamis, 02 April 2015, pukul 10.07

WIB. Di ruang computer dan multimeida

5Ibid. 6Ibid.

7Hasil wawancara dengan Kepala Madrasah pada hari Kamis, 02 April 2015, pukul

10.32 WIB. Di ruang Kepala Madrasah

8 Keseluruhan wawancara dengan siswa kelas IV MI Ma arif Giriloyo1 pada Hari

Sabtu, tanggal 02 Mei 2015, Pukul 11.00 di ruang kelas IV MI Ma arif Giriloyo 1

9Ibid.

10Data hasil observasi pembelajaran SKI pada Hari Sabtu tanggal 4 April 2015, pukul

11.15 12.10 WIB. Di ruang Kelas IV MI Ma arif Giriloyo 1

11Dokumentasi jadwal pembelajaran

12Hasil wawancara dengan Guru SKI pada hari Sabtu, 02 Mei 2015, pukul 10.35

10.45 WIB. Di ruang Unit Kesehatan Madrasah (UKM)

13Mulyasa,Manajemen Pendidikan karakter, (Jakarta: Bumi aksara, 2013), hlm. 78

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Dudung. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003.

Baswedan, Anies. Merajut Tenun Kebangsaan. Diakses pada tanggal 02

Desember 2014 dari http://dikdas.kemdikbud.go.id/

index.php/merajut-tenun-kebangsaan/.

Burhanudin, Ilyas. Peran Mata Pelajaran Akidah Ahlak Dalam Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter Siswa Kelas V (Study Kasus Di MIN Kebonagung Imogiri Bantul). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013.

(7)

Fokus Indosiar diakses pada tanggal 17 Juni 2015 dari http://

www.indosiar.com/fokus/empat-orang-tewas-enam-warga-diperiksa_69669.html

Hasan Said Hamid, Dkk. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010.

Kompas. Diakses pada tanggal 17 Juni 2015 dari

http://regional.kompas.com/read/2012/08/26/17193393/Bentrok.di.S ampang..Satu.Tewas.dan.Lima.Luka.

Lickona, Thomas.Character Matter.penerjemah Juma Abdu Wamaungo dan jean Antunes Rudolf Zein. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

____________. Education For Character: How Our School Can Teach Respect And Responsibility, Penerjemah Juma Abdul Wamoungo. Jakarta: Bumi Aksara.

Mattew Milles B. dan Huberman A, Michael. Analisa Data Kualitatif: terjemah Rohindi. Jakarta: UI Press, 1992.

Mulyasa.Manajemen Pendidikan karakter. Jakarta: Bumi aksara, 2013. Narwanti, Sri. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk

Karakter Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia, 2011.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab.

Purwasari, Dewi Yuni. Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Anak di Play Group Budi Mulya I Depok Seleman Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011. Salistia, Muniroh. Peran Mata Pelajaran Akhlak Mulia dalam Pembentukan Karakter Anak Kelas III di SDIT Salsabila Al-Muthi in Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, 2013.

Samani, Muchlas dan Haryanto. Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Sanjaya, Wina.Penelitian Pendidiakan. Jakarta: Kencana, 2013.

Saputro, Soenarto, dkk.Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: PGMI, 2012.

Setyawan, Davit, Kasus Kekerasan Siswa SD di Bukittinggi Diduga Efek

Game dan Film kekerasan. Diakses dari

http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-kekerasan-siswa-sd-di-bukittinggi-diduga-efek-game-dan-film-kekerasan/ pada tanggal 16 Juni 2015.

(8)

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.

Suyadi. Strategi Pembelajaran Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Suyitno Imam.Wawasan Kebangsaan: Nilai-Nilai Persahabatan Dan Hidup Harmonis (Pendidikan Karakter Sebagai Wahana Pembentukan Identitas Bangsa Di Tengah Arus Globalisasi). dikses pada tanggal 20

Januari 2015 dari

http://lkpm.unm.ac.id/portal/wp- content/uploads/2012/12/makalah-wawasan-kebangsaan-Pendd-Karakter-UNM.docx

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Widianto, Djoko, Ign. Gatut Saksono. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila Negara Pancasila: Agama atau sekuler; Sosialis atau Kapitalis. Yogyakarta: Ampera Utama, 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Quantum Learning dengan Teknik Clustering untuk Meningkatkan Kemmampuan Menulis Puisi Siswa Sekolah Dasar”.. Pengantar Semantik Bahasa

Pada saatnya kita memisahkan 3 ajaran pusat islam menjadi 10 area berdasarkan fundamental prinsip-prinsip ekonomi islam:1) Peluang dan kebebasan dalam melakukan

Usia pada seorang wanita sangat berpengaruh terhadap peluang untuk memiki anak, ketika seorang wanita yang bercerai dan menikah lagi pada usia yang tidak produktif

b) apabila semua harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi di atas nilai total HPS, pelelangan dinyatakan gagal. 2) harga satuan yang nilainya lebih besar dari 110%

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Surtiati (2003) mendapatkan ibu yang melahirkan di umur kehamilan kurang dari 37 minggu memiki risiko 10 kali untuk mengalami BBLR

(3) Gaji dan penghasilan lain para anggota Direksi ditetapkan oleh Menteri dengan mengingat ketentuan yang ditetapkan dengan atau berdasarkan Undang- undang. Anggota

MBE adalah suatu kemampuan dasar yang disediakan oleh SIBK (sistem informasi berbasis komputer) dengan kondisi dimana SIBK memikul sebagian tanggung jawab dalam pengendalian

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syauta, et al (2012), dalam penelitiannya yang menguji pengaruh komitmen organisasional terhadap