• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran pH Kulit Anak Penderita Leukemia yang Mendapat Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran pH Kulit Anak Penderita Leukemia yang Mendapat Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan Chapter III V"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.5 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif observasional dengan

rancangan potong lintang (cross sectional).

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Rancangan penelitian direncanakan dilaksanakan mulai bulan November 2015,

dan pelaksanaan penelitian direncanakan mulai bulan Maret 2016 sampai

sampel terpenuhi, bertempat di ruangan rawat inap Rindu B4 RSUP H.Adam

Malik Medan.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi target

Pasien anak leukemia yang mendapat kemoterapi di RSUP Haji Adam

Malik, Medan

3.3.2 Populasi terjangkau

Pasien anak leukemia yang mendapat kemoterapi yang dirawat di Rindu B4

RSUP Haji Adam Malik, Medan dimulai sejak bulan Maret 2016.

3.3.3 Sampel

(2)

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi:

Pasien anak leukemia yang mendapat kemoterapi dan orang tua pasien

mengizinkan pasien ikut serta dalam penelitian.

Kriteria eksklusi:

Pasien menderita kelainan kulit generalisata (Iktiosis, nekrolisis epidermal

toksik, dermatitis atopi,netherton’s syndrome)

3.5 Besar Sampel

Z = deviat baku alpha utk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96

P = proporsi anak penderita leukemia = 0,247 (24,7 %)

d = Tingkat ketepatan absolut (presisi) yang masih bisa ditolerir (ditetapkan peneliti) sebesar 0,15

Maka sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 32 orang.

3.6 Cara Pengambilan Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan tehnikconsecutive sampling

3.7 Variabel Penelitian

1. Pasien anak leukemia yang mendapat kemoterapi

(3)

3.8 Definisi Operasional 3.8.1 Kemoterapi

adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker.

Alat ukur : standard pengobatan kanker

Pengukur : dokter penanggung jawab pasien

Hasil ukur: : jenis obat kemoterapi yang terdiri dari 2, 4 dan 6 obat

(methotrexate, vincristine, doxorubicine, L-asparaginase, cytarabine, cytocine arabinose, hydroxiurea, leucovorine dan merkaptopurine)

Skala ukur : nominal

3.8.2 Fase kemoterapi

adalah lamanya pasien mendapatkan kemoterapi yang terdiri dari induksi,

konsolidasi, pemeliharaan, dan reinduksi.

Alat ukur : rekam medis

Pengukur : dokter penanggung jawab Pasien

Hasil ukur : lamanya mendapat kemoterapi

Skala ukur : nominal

3.8.3 Pasien Leukemia

Adalah pasien yang memiliki gangguan pertumbuhan sel darah putih yang

didiagnosis leukemia oleh dokter penanggung jawab pasien

Alat ukur : anamnesis, femeriksaan fisik dan laboratorium

Pengukur : dokter penanggung jawab pasien

(4)

3.8.4 pH kulit

adalah kadar keasaman atau basa pada kulit yang didapat melalui

pemeriksaan menggunakan pH meter

a. Alat ukur : pH meter (Skincheck, Hanna Instruments model HI

99181N, USA)

Pengukur : peneliti dan pembimbing

Hasil ukur: : nilai pH

Skala ukur : rasio

3.9 Alat dan Cara Kerja 3.9.1 Alat dan Bahan

b. Satu unit alat pH meter ( Skincheck, Hanna Instruments model HI

99181N, USA)

c. Kassa

3.9.2 Cara kerja

Pasien yang telah mendapat izin dari orang tuanya dan menandatangani

inform consentselanjutnya dilakukan : 1. Pencatatan data dasar :

a. Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di ruang rawat inap rindu

B4 RSUP Haji Adam Malik Medan.

b. Pencatatan data dasar meliputi idenditas pasien [(nama,alamat, jenis

kelamin, masa gestasi, riwatat diagnosis leukemia (tipe), riwayat

(5)

2. Pemeriksaan nilai pH kulit neonatus

a. Syarat sebelum dilakukan pengukuran pH :

- Orang tua subjek dimanta untuk memnadikan subjek atau pasien

diminta untuk mandi dengan bersih menggunakan sabun dan tidak

menggunakan kosmetik atau preparat topikal apapun pada volar lengan

bawah pasien. minimal 4 jam setelah subjek mandi.

- Pengukuran dilakukan pada suhu kamarair conditioneredstabil dan konstan (20oC) dengan kelembapan 40% dan subjek dikondisikan

minimal 20 menit.

- Bila daerah volar tidak memungkinkan untuk diperiksa, Pemeriksaan

dapat dilakukan pada daerah lengan, tungkai atas atau perut subjek.

b. Pengukuran nilai pH kulit diperiksa dengan menggunakan pH meter

(Skincheck, Hanna Instruments,HI 99181N, USA). Elektroda pH dikalibrasi sebelum pengukuran masing-masing subjek dengan dua larutan

buffer standard pada nilai pH 7.0 dan 4.0. Kemudian elektroda dibilas dengan air sebelum pengukuran.

c. Subjek dipersiapkan. Bagian volar lengan bawah dibersihkan dengan

kassa. Buka tutup pelindung elektroda. Sambungkan elektroda ke pH

meter. Tekan tombol ON untuk menghidupkan. Letakkan ujung elektroda

pada permukaan kulit yang datar. Tunggu sampai pembacaan stabil dan

hasil didapat. Kemudian elektroda dibersihkan dengan air, dan tutup

(6)

3.10 Kerangka Operasional

Gambar 3.1 Diagram kerangka operasional Pasien anak leukemia yang mendapat kemoterapi yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi

Pencatatan data dasar

Pengukuran pH Kulit

Pengumpulan data dan tabulasi data

(7)

3.11. Pengolahan Data

Data-data yang terkumpul kemudian diolah dan selanjutnya disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara deskriptif.

3.12. Etika Penelitian

Penelitian ini sudah memperoleh persetujuan dari Komite Etik Kesehatan

Fakultas Kedokteran Sumatera Utara dengan nomor surat: 222/KOMET/FK

(8)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan 32 orang subjek penelitian dengan leukemia yang

sedang menjalani kemoterapi. Seluruh subjek penelitian telah menjalani anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dermatologi. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan terhadap kadar pH kulit. Data-data yang terkumpul kemudian

dimasukkan sebagai variabel dan diolah secara statistik.

4.1 Karakteristik subjek Penelitian

Karakteristik subjek dalam penelitian ini ditampilkan berdasarkan distribusi

kelompok usia, jenis kelamin, berat badan, masa gestasi dan tipe leukemia.

4.1.1 Karakteristik berdasarkan kelompok usia

Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok usia

(9)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa berdasarkan usia pasien leukemia

yang mendapat kemoterapi terbanyak adalah pada kelompok usia 6-10 tahun yaitu

sebanyak 12 orang (37,5%). Rata-rata usia pasien adalah 8,81 tahun, dengan usia

termuda adalah 2 tahun dan usia tertua adalah 17 tahun.

Pada penelitian nasional yang dilakukan oleh National Cancer Institute di Amerika Serikat, didapatkan laporan bahwa leukemia merupakan penyakit

keganasan tertingi yang terjadi pada anak dengan usia dibawah 15 tahun.36

Penelitian Chandrayani seluruh pasien leukemia anak di Rumah Sakit Kanker

Dharmais, didapatkan jumlah penderita leukemia anak terbanyak adalah usia 2-5

tahun dengan jumlah 24 penderita (46,2%).37Pada penelitian yang dilakukan oleh

Sulastriana et al di RSUP H. Adam Malik Medan, berdasarkan karakteristik usia pasien dengan leukemia akut adalah pasien dengan usia 0-4 tahun yang memiliki

frekuensi terbanyak yaitu 64 pasien (36,8%) diikuti dengan usia 5-9 tahun sebanyak

59 pasien (33,9%).38Penelitian yang dilakukan oleh Fridayenti et al di RSUD arifin

Achmad Provinsi Riau berdasarkan karakteristik pasien leukemia anak, didapati

leukemia paling banyak terjadi pada kelompok usia 5-9 tahun sebanyak 19 pasien

(10)

4.1.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Pasien kemoterapi

n %

Laki-laki 20 62,5

Perempuan 12 37,5

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis kelamin

frekuensi pasien leukemia terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 20 orang

(62,5%), dan perempuan sebanyak 12 orang (37,5%). Pada penelitian Chandrayani

di RSK Dharmais didapatkan jumlah penderita leukemia berdasarkan jenis kelamin

laki-laki merupakan yang terbanyak, dengan jumlah 40 penderita (76,9%).37

Penelitian lain oleh Rachmawati di RSUD DR Moewardi juga melaporkan angka

yang lebih tinggi pada laki-laki yaitu sebanyak 8 orang (53%).40 Penelitian yang

dilakukan oleh Wolleyet al di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado didapatkan jumlah pasien laki- laki adalah terbanyak yaitu 18 (58,1%).41

4.1.3 Karakteristik berdasarkan masa gestasi

Tabel 4.3 Distribusi subjek penelitian berdasarkan masa gestasi

(11)

Berdasarkan tabel 4.3, frekuensi masa gestasi terbanyak pada anak dengan

leukemia adalah yang dengan riwayat lahir aterm, yaitu 29 orang (90,6%), dan yang

dengan riwayat preterm didapatkan 3 orang (9,4%). Belum ditemukan penelitian

lain yang meneliti mengenai gambaran masa gestasi pada pasien yang mendapat

kemoterapi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti untuk melihat

pengaruh riwayat kelahiran terhadap pH kulit. Penelitian oleh Oksuzyan et al

melaporkan bahwa dalam penyesuaian antara berat lahir dan masa gestasi,

anak-anak dengan riwayat besar-masa-kehamilan memiliki peningkatan risiko untuk

menderita leukemia dibandingkan dengan anak-anak dengan riwayat

kecil-masa-kehamilan.42

4.1.4 Karakteristik berdasarkan tipe leukemia

Tabel 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tipe leukemia

Berdasarkan tabel 4.4, pada distrbusi sampel berdasarkan tipe leukemia

didapatkan bahwa tipe ALL merupakan tipe leukemia tersering dengan jumlah

penderita 27 orang (84,4%), diikuti oleh tipe AML dengan jumlah penderita 4 orang

(12,5%), dan CML dengan jumlah penderita 1 orang (3,1%). Menurut penelitian

(12)

tahun insidensi ALL dua kali lipat lebih tinggi dari AML.36berdasarkan data yang

diterbitkan oleh WHO menunjukkan insidensi ALL terjadi sebanyak 80% dari

seluruh tipe leukemia pada anak usia 0-14 tahun di beberapa negara berkembang.45

Pada penelitian Chandrayani di Rumah Sakit Kanker Dharmais didapatkan jenis

leukemia terbanyak pada anak adalah ALL (65,4%), diikuti oleh AML (19,2%),

dan CML (15,4%).37 Penelitian simamora di RSUP Haji Adam Malik Medan

didapati proporsi penderita leukemiaterbanyak adalah ALL sebanyak 141 (87%)

dan yang terendah adalah CML sebanyak 4 orang (2,5%).45

4.2 Gambaran penyakit kulit penyerta

Tabel 4.5 Distribusi subjek penelitian berdasarkan penyakit kulit penyerta

Berdasarkan tabel 4.5, distribusi frekuensi penderita leukemia berdasarkan

penyakit kulit penyerta didapatkan alopesia merupakan penyakit kulit penyerta

yang paling banyak dijumpai, dengan jumlah 4 orang (12,5%). Sebagian besar

sampel tidak memiliki penyakit kulit penyerta (25 orang, 78,1%). Penyakit kulit penyerta Pasien kemoterapi

(13)

Cardoza et al dalam penelitiannya tentang manifestasi kulit pada penggunaan kemoterapi pada anak melaporkan bahwa alopesia terjadi pada 52,3%

sampel yang mengalami manifestasi kulit, dan miliaria terjadi pad 7,7% sampel.43

Penelitian yang dilakukan oleh Robert et al mengenai reaksi kulit terhadap

kemoterapi kelainan kulit yang didapati adalah mukositis, alopesia, reaksi

hipersensitivitas, hiperpigmentasi, folikulitis dan onikodistrofi.21

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gill et al juga didapati beberapa penyakit kulit yang terjadi selama kemoterapi antara lain alopesia, hand foot syndrome,neutrophilic eccrine hidradenitis,hiperpigmentasi, xerosis, onikolosis, erupsi akneiformis, eritema toksikum, mukosisitis, dan reaksi hipersensitivitas. Hal

yang sama juga ditemukan pada penelitian Evan et al, alopesia merupakan manifestasi kulit tersering yang terjadi pada ssat kemoterapi diikuti hiperpigmentas

danhand foot syndrome.24

4.3 Gambaran pH kulit berdasarkan tipe leukemia

Tabel 4.6 Distribusi pH berdasarkan tipe leukemia

Tipe leukemia ph

(14)

distribusi pH kulit berdasarkan tipe leukemia AML adalah 6,5 dengan standar

deviasi 0,50. Hoeger et al dalam penelitiannya melaporkan bahwa pH kulit normal

pada anak-anak berusia > 4 minggu berkisar antara 5,0-5,5. Rata-rata pH pada hasil

penelitian ini lebih tinggi dari kisaran pH normal untuk anak-anak.46Di Indonesia,

telah dilaporkan bahwa rentang pH kulit normal anak dengan usia 1 bulan-14 tahun

adalah 4,76-5,067.47

4.4 Gambaran pH kulit berdasarkan fase kemoterapi dan jenis kemoterapi

4.4.1 Gambaran pH Kulit berdasarkan fase kemoterapi

Tabel 4.7 Distribusi pH berdasarkan fase kemoterapi

Berdasarkan tabel 4.7, rata-rata distribusi pH kulit pada fase 1-5 minggu (20

sampel) adalah 6,13 dengan standar deviasi 0,49, pada fase 6-10 minggu rata-rata

pH kulit adalah 6,32 dengan standar deviasi 0,51, dan pada fase 11-15 minggu

rata-rata pH kulit adalah 7,12 dengan standar deviasi 0,36. Menurut Haedary et al

sebagian besar dampak kemoterapi pada kulit tergantung pada dosis dan

peningkatan interval kemoterapi yang digunakan.20 Fase kemoterapi

1-5 minggu (n=20) 6,13±0,49 5,3 6,9

6-10 minggu (n=8) 6,32±0,51 5,6 7,1

(15)

4.4.2 Gambaran pH Kulit berdasarkan jenis kemoterapi

Tabel 4.8 Distribusi pH berdasarkan jenis kemoterapi

Berdasarkan tabel 4.8, rata-rata distribusi pH kulit berdasarkan jenis

kemoterapi 2 obat adalah 5,98 dengan standar deviasi 0,44, dengan penggunaan 4

obat didapatkan rata-rata pH kulit 6,28 dengan standar deviasi 0,55, dan dengan

penggunaan 6 obat didapatkan rata-rata pH kulit 6,63 dengan standar deviasi 0,56.

Wohlrab et al menyatakan bahwa efek nonspesifik dari obat-obatan kemoterapi terhadap epitel kulit dan jaringan disekitarnya dapat diamati pada

sekitar 30% pasien kanker, tanpa memandang jenis kankernya. Faktor yang

berperan dalam munculnya efek tersebut adalah regimen dan kombinasi kemoterapi

yang digunakan.48

Webster et almenyatakan bahwa jenis, konsentrasi, dan dosis kemoterapi merupakan faktor-faktor penentu dalam toksisitas kulit pada perjalanan pemberian

kemoterapi. Obat-obatan kemoterapi dan metabolitnya akan diekskresikan melalui

kelenjar keringat yang akan menyebabkan efek toksik langsung dalam

akumulasinya pada stratum korneum, khususnya di kulit plantar dan palmar.49 Jenis kemoterapi

2 obat 5,98±0,44 5,3 6,8

4 obat 6,28±0,55 5,6 7,1

(16)

dengan cara mengganggu fungsi proliferasi dan diferensiasi keratinosit

(17)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. pH kulit rata-rata pada ALL adalah 6,28±0,58, pada CML adalah 5,9, dan

pada AML adalah 6,5±0,50. Dimana pH kulit ditemukan meningkat pada

ALL dan AML.

2. pH kulit dengan lama penggunaan kemoterapi 1-5 minggu adalah

6,13±0,49, pada 6-10 minggu adalah 6,32±0,51, dan pada 11-15 minggu

adalah 7,12±0,36. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan, semakin lama

kemoterapi semakin tinggi pH kulit.

3. pH kulit rata-rata berdasarkan penggunaan 2 jenis obat adalah 5,98±0,44,

pada 4 jenis obat 6,28±0,55, dan pada 6 jenis obat 6,63±0,56. Hasil tersebut

menunjukkan semakin banyak jenis obat yang digunakan maka akan

semakin tinggi pH kulit.

4. Penyakit kulit penyerta terbanyak adalah alopesia dengan jumlah 4 orang

(12,5%)

5. Karakteristik subjek Penelitian terbanyak Berdasarkan kelompok usia

adalah 6-10 tahun yaitu sebanyak 12 orang (37,5%), jenis kelamin

terbanyak adalah laki-laki yaitu 20 orang (62,5%), masa gestasi terbanyak

adalah lahir aterm 29 orang (90,6%), dan tipe leukemia terbanyak adalah

tipe ALL dengan jumlah penderita 27 orang (84,4%).

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan secara longitudinal dengan jumlah

sampel yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama.

(18)

3. Kepada ahli terkait agar mempertimbangkan perubahan pH kulit dalam

pemilihan jenis dan lama penggunaan kemoterapi pada pasien-pasien

Gambar

Gambar 3.1 Diagram kerangka operasional
Tabel 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tipe leukemia
Tabel 4.5 Distribusi subjek penelitian berdasarkan penyakit kulit penyerta
+2

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dilakukan pengkajian tentang perbedaan besarnya NPOPTKP dalam menghitung BPHTB terutang untuk waris dan hibah wasiat dengan bukan waris dan hibah wasiat, pemenuhan

Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q”

Konsekuensi keikutsertaan Indonesia, dari segi hukum, maka selain bidang-bidang hukum yang bersifat umum dan mendasar sebagai masalah hukum nasional, seperti

16 Kerangka teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada teori keadilan dan kepastian hukum, khususnya keadilan dan kepastian hukum dari aspek legal perbedaan

Untuk melindungi Jabatan Notaris dan mayarakat yang menggunakan jasa Notaris terkait kepastian hukum dari akta yang dibuat oleh Notaris, Dewan Kehormatan Pusat Ikatan

Program dan Jenis Kegiatan Hasil yang diharapkan Waktu Pelaksana an Pelaksa na Sumbe r Dana penyelenggaraan Prakerin 2.3 Pencarian obyek. 2.4   Rapat   pembentukan

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu membuat film animasi sederhana baik teknik animasi gambar, animasi stop-frame maupun animasi digital, serta mampu mengaplikasikannya

kata, tata bahasa, dan fitur-fitur bahasa yang tepat, sesuai dengan yang telah Anda.. pelajari dalam tahap I ( Building Knowledge of Field ) dan II ( Modelling of