• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Moneter terhadap suku (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan Moneter terhadap suku (2)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan Moneter memengaruhi keseimbangan elemen-elemen ekonomi dimulai dari perubahan jumlah uang beredar yang kemudian memengaruhi harga barang dan jasa.

Perubahan harga akan memengaruhi produksi yang kemudian memengaruhi pendapatan masyarakat, pengaruh ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional,oleh karena itu,kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang penting, di samping kebijakan fiskal dan kebijakan lainnya dalam perekonomian.

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Kebijakan Moneter 2. Fungsi Kebijakan Moneter 3. Tujuan Kebijakan Moneter 4. Instrumen Kebijakan Moneter

5. Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral 6. Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga 7. Kebijakan Moneter di Indonesia

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui tentang Kebijakan Moneter

2. Menambah wawasan tentang Kebijakan Moneter yang dilakukan pemerintah

3. Menambah jiwa keilmuwan dibidang perekonomian 4. Meningkatkan kemampuan didalam bidang perekonomian

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Moneter

Yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan perekonomian makro kekondisi yang di inginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar. Yang dimaksud dengan kondisi lebih baik adalah menigkatkan output keseimbangan atau terpeliharanya stabilitas harga (inflasi terkontrol). Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah, atau mengurangi jumlah uang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).

B. Fungsi Kebijakan Moneter

Kebijkan moneter digunakan sebagai kebijakan ekonomi untuk mencapai stabilitas ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. Untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, pemerintah dapat melakukan kebijakan uang ketat dan kebijakan uang longgar.

1. Tight money policy (kebijakan moneter kontraktif atau monetary contractive policy) yaitu kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara : menaikan suku bunga, menaikan cadangan kas, membatasi pemberian kredit.

(4)

C. Tujuan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stabilitasi ekonomi yang dapat diukur dengan :

1.Kesempatan kerja

Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan penigkatan produksi. Peningkatan produksi ini akan di ikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan terjdi peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan karyawan.

2.Kestabilan harga

Apabila kestabilan harga tercapai maka akan menimbulkan kepercayaan di masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang akan dating.

3.Neraca pembayaran internasional

Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter.

D. Alat / Instrumen Kebijaksanaan Moneter

(5)

1. Instrumen umum meliputi politik pasar terbuka (open market), politik cadangan minimum (reserves requirements) dan politik diskonto (discoumt policy)

2. Instrument yang selektif meliputi margin requirements, pembatasan/penentuan tingkat bunga, yang semuanya ini untuk mempengaruhi alokasi kredit untuk sector-sektor ekonomi tertentu.

3. Instrument moral suasion / open mouth policy meliputi pengaturan system perbankan.

Politik Pasar Terbuka meliputi tindakan menjual dan membeli surat-surat berharga oleh bank sentral. Tindakan ini akan berpengaruh untuk menaikkan cadangan bank-bank umum yang tersangkut dalam transaksi. Sebab dalam pembelian surat berharga misalnya bank sentral akan menambah cadangan bank umum yang menjual surat berharga tersebut, yang ada pada bank sentral. Akibat tambahnya cadangan, maka bank umum dapat menambah jumlah uang yang beredar (melalui proses penciptaan kredit).

Politik Diskonto yaitu tindakan untuk mengubah-ubah tingkat bunga yang harus dibayar oleh bank umum dalam hal meminjam dana dari bank sentral. Dengan menaikkan diskonto, maka ongkos meminjam dana dari bank sentral akan naik sehingga akan mengurangi keinginan bank untuk meminjam. Akibatnya, jumlah uang yang beredar dapat ditekan atau dikurangi.

Politik Perubahan Cadangan Minimum dapat mempengaruhi jumlah uang beredar. Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan, jumlah uang beredar cenderung naik, dan sebaliknya kalau dinaikkan jumlah uang akan cenderung turun.

(6)

Moral Suasion untuk mempengaruhi sikap lembaga moneter dan individu yang bergerak di bidang moneter dengan pidato-pidato Gubernur Bank Sentral atau publikasi-publikasi, agar supaya bersikap seperti yang dikehendaki oleh penguasa moneter.

E. Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral

Undang-undang yang mengatur Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah UU No.13 Tahun 1968. Dalam pasal 7 undang-undang ini disebutkan bahwa tugas pokok Bank Indonesia adalah membantu pemerintah dalam hal : mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

Dalam menjalankan tugas pokok tersebut harus berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan bantuan dewan moneter. Dewan moneter ini terdiri atas tiga orang anggota, yaitu menteri yang membidangi keuangan dan perekonomian serta Gubernur Bank Indonesia.

F. Standar Moneter

a) Standar Kembar (Bimetallism)

Standar kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uangnya. Namun, standar kembar ini sering menimbulkan masalah. Seperti yang dikemukan oleh Sir Thomas Gresham tahun 1558 bahwa bad money drives out good money yang dikenal dengan hukum Gresham. Maksud hukum ini adalah bahwa dalam system standar kembar, emas dan perak mempunyai perbandingan nilai tukar baik sebagai uang maupun sebagai barang (logam). Apabila kedua perbandingan (ratio) ini tidak sama maka akan terjadi pertukaran/peleburan yakni dari logam yang dinilai terlalu rendah (undervalued) menjadi logam yang dinilai terlalu tinggi (overvalued).

(7)

Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu Negara memakai system standar emas apabila nilai mata uangnya, dikaitkan/didasarkan atas nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta menukarkan mata uangnya (yang bukan emas) dengan emas atau sebaliknya dengan perbandingan yang telah ditentukan oleh bank sentral.

c) Fiat Standar

Beredar surat emas/perak sebagai pengganti emas/perak yang disimpan. Surat emas/perak ini semula dijamin 100% dengan emas/perak yang tersimpan kemudian berangsur-angsur jaminan ini makin berkurang. Semula memang pengeluaran surat emas ini sebagai bukti ata pemilikan emas yang tersimpan, dimana setiap saat si pemilik dapat mengambil emas tersebut. Sertifikat ini sama (nilainya) dengan emas dan lebih mudah untuk melakukan transaksi. Sertifikat ini yang kemudian disebut representative money. Dalam perkembangannya sertifikat ini tidak lagi dijamin dengan 100% emas, tetapi lebih rendah. Oleh karena itu kertas (sertifikat) yang tidak dijamin dengan 100% emas itupun apabila memenuhi fungsi-fungsi tersebut dapat disebut uang.

d) Uang Giral (Deposit Money)

Deposito di bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan sebagai uang. Karena pertama, deposito ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Caranya, pembayaran ini dilakukan dengan menulis cek, yakni transfer deposito dari si penulis/pembayar kepada si penerima pembayaran. Kedua, deposito ini dapat dipakai sebagai alat penumpuk kekayaan. Seseorang atau suatu badan usaha dapat mewujudkan kekayaannya dalam bentuk deposito. Ketiga, deposito dapat dipakai sebagai alat pembayaran tertunda (deferred payment). Seseorang atau badan usaha dapat membayar hutangnya tiap bulan dengan menulis cek atas deposito di bank.

(8)

1. Mencetak dan mengedarkan uang kertas. Tugas ini dilakukan dalam rangka menjamin tersedianya uang kas yang cukup.

2. Sebagai pemegang kas dan penasihat keuangan pemerintah. Bank sentral membantu memperlancar kegiatan keuangan pemerintah, dengan cara membantu dalam hal penerimaan dan pembayaran serta member pinjaman dan penngedaran surat-surat hutang Negara.

3. Memelihara cadangan bank-bank umum. Tujuannya, untuk mengatur volume uang beredar serta mempermudah proses pembayaran.

4. Memelihara cadangan emas dan devisa. Tugas ini dimaksudkan untuk menciptakan adanya kestabilan kurs valuta asing.

5. Pengawasan serta pengendalian kredit perbankan, supaya tercapai kehidupan perbankan yang sehat.

G. Teori Moneter Klasik

Tiang utama dari teori moneter klasik adalah J.B.Say,Irving Fisher dan A.Marshall. J.B.Say terkenal karena hukum yang dikemukakannya, bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaan. Artinya bahwa suatu perekonomian tidak akan mengalami underemployment atau apa yang oleh Malthus dinamakan underconsumption. Pengeluaran total masyarakat akan selalu mencukupi untuk menunjang produksi pada keadaan kesempatan kerja penuh (full employment).

Menurut ekonomi klasik, adanya tabungan masyarakat tidaklah berarti dana hilang dari peredaran, tetapi dipinjam/dipakai oleh pengusaha untuk membiayai investasinya. Penabung mendapatkan bunga atas tabungannya, sedang pengusaha bersedia membayar bunga tersebut selama harapan keuntungan yang diperoleh dari investasi lebih besar dari bunga tersebut. Adanya kesamaan antara tabungan dengan investasi (misalnya, apabila tabungan meningkat, pengeluaran investasi juga meningkat) adalah sebagai akibat bekerjanya mekanisme tingkat bunga. Tingkat bunga akan berfluktuasi sehingga keinginan mengadakan investasi oleh perusahaan sama dengan keinginan menabung dari masyarakat.

(9)

Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan.

Investasi juga tergantung/merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana innvestasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana. Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.

Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.

Meskipun kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan dalam perekonomian terbuka,sebagaimana dalam perekonomian tertutup, mekanisme tranmisi moneternya berbeda. Ingatlah, bahwa dalam perekonomian tertutup kenaikan jumlah uang beredar menigkatkan pengeluaran karena menurunkan tingkat bunga dan mendorong investasi. Dalam perekonomian terbuka kecil, saluran transmisi moneter ini tidak tersedia Karena tingkat bunga ditetapkan oleh tingkat bunga dunia.

(10)

Penurunan kurs membuat barang-barang domestic relative murah terhadap barang-barang luar negeri dan menigkatkan ekspor neto. Jadi, dalam perekonomian terbuka kecil , kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan dengan mengubah kurs, bukan tingkat bunga.

I.

STRUKTUR SERTA KEBIJAKSANAAN MONETER DI INDONESIA.

Semenjak 1967, pemerintah telah berusaha untuk menciptakan tata kehidupan perbankan yang mengarah pada orientasi pasar. Seperti misalnya, pengaturan kegiatan pemberian kredit oleh bank umum pemerintah. Sebagai bank sentral, bank Indonesia juga memberi beberapa macam kredit, diantaranya kredit likuiditas, kredit langsung, dan kredit untuk pertamina.

Disamping bank-bank umum (baik pemerintah maupun swasta) terdapat pula lembaga-lembaga keuangan lainnya, seperti misalnya : asuransi dan lembaga-lembaga tabungan dan perkreditan. Pada tahun 1968 pemerintah mulai dengan usaha untuk mendirikan pasar modal yang ditujukan untuk meningkatkan peranan sektor moneter dalam menunjang pembangunan ekonomi. Namun demikian, lembaga-lembaga keuangan tersebut masih belum berfungsi seperti yang diharapkan.

Sistem moneter di Indonesia masih sederhana, ruang gerak penguasa moneter untuk melakukan kebijaksanaan moneter juga sangat terbatas. Bank Indonesia mengatur langsung jumlah uang yang beredar melalui pengaturan penyaluran kredit perbankan. Pengaturan secara tidak langsung (misalnya politik pasar terbuka) belum bisa dilakukan karena pasar modal belum berkembang, bahkan surat-surat berharga jumlahnya masih sangat terbatas.

(11)

meninggalkan pengaturan kredit secara langsung tersebut dan beralih pada penetapan batas tertinggi atau ceiling kredit. Ceiling ditentukan oleh bank Indonesia pada setiap permulaan tahun, dan setiap periode bisa diadakan revisi. Dengan kebijaksanaan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat ditekan sehingga dapat dicapai kestabilan harga.

Tujuan kebijaksanaan moneter adalah mengembangkan ekonomi. Tujuan ini perlu ditingkatkan, mengingat bahwa pasar modal belum berkembang maka masyarakat pada umumnya menyimpan kekayaan dalam bentuk kas atau depuiosito bank. Oleh karena itu kebijaksanaan tingkat bunga dapat dipakai untuk mempengaruhi jumlah deposito sehingga dapat disalurkan untuk investasi. Investasi baik dari luar maupun dalam negeri meningkat sehingga produksi barang bertambah. Disatu sisi jumlah uang terkendali melalui anggaran berimbang, disisi lain produksi barang meningkat maka akibatnya tingkat inflasi dapat terkendali. Inflasi menurun dari 635% tahun 1966 menjadi 10% pada tahun 1969 dan bahkan tinggal 2,5% pada tahun1971. Program stabilitas dapat dikatakan berhasil.

Tahun 1981/1982 ekonomi dunia mengalami kelesuan. Hal ini disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan perdagangan antarnegara maju. Amerika mengalami double deficit, yakni dalam anggaran belanja serta neraca pembayaran. Kelesuan ini mengakibatkan dana pemerintah untuk pembangunan ekonomi menjadi terbatas. Menghadapi situasi yang demikian ini pemerintah melakukan serangkaian kebijaksanaan penyesuaian, diantaranya devaluasi, penjadwalan proyek dan yang paling penting adalah deregulasi perbankan 1 juni 1983. Deregulasi dimaksudkan agar kehidupan perbankan lebih efesien, mandiri dan dapat meningkatkan mobilisasi dana masyarakat.

(12)

swasta serta mencegah terjadinya arus modal ke luar negeri. Isi pokok deregulasi adalah penghapusan pagu kredit perbankan, pembebasan penentuan tingkat bunga (kecuali kredit prioritas bunga masih ditentukan oleh bank Indonesia) serta penurunan kredit likuiditas (hanya untuk program-program prioritas saja).

Dampak deregulasi yang antara lain : mobilisasi dana masyarakat oleh perbankan meningkat. Terjadi pergeseran dalam deposito. Tingkat bunga cenderung mengalami kenaikan. Awal tahun 1987 terdapat tanda-tanda yang cukup menggembirakan, harga minyak dan ekspor nonmigas naik sehingga pemerintah berani mengendorkan likuiditas. Pada tahun 1988 keadaan ekonomi Indonesia membaik. Pemerintah melanjutkan deregulasi dibidang keuangan dengan dikeluarkannya paket 27 oktober 1988. Sasaran yang ingin dicapai meningkatkan mobilisasi dana, mendorong ekspor nonmigas, meningkatkan efisiensi perbankan serta pengembangan pasar modal.

a. Menurunkan cadangan minimum dari 15% menjadi 2% (termasuk deposito berjangka dan tabungan dikenakan cadangan wajib)

b. Kemudahan dalam mendirikan bank baru serta mendorong bank-bank untuk meluncurkan produk-produk baru.

c. Memperingan syarat pendirian bank devisa.

d. Memperbolehkan pendirian bank campuran dan cabang bank asing di luar Jakarta.

e. Sebagian dana BUMN dapat ditempatkan pada bank swasta dan LKBB. f. Menetapkan batas minimum pemberian kredit kepada debitur group (legal

leding limit)

g. Transaksi swap diperpanjang dari 6 bulan menjadi 3 tahun serta premi ditentukan atas dasar selisih bunga deposito dengan LIBOR.

h. Pembatasan posisi devisa neto (selisih antara aktiva dengan pasiva valas) sebesar 25% dari modal sendiri.

(13)

bulan maret tahun berikutnya. Kebijaksanaan deregulasi perbankan tersebut kemudian dilanjutkan lagi pada bulan januari 1990 guna mendorong kea rah kemandirian serta mencapai sasaran pemerataan.

Kenaikan aktivitas perbankan ini tentu saja akan mendorong likuiditas masyarakat meningkat sehingga permintaan agregat naik. Disamping itu naiknya investasi luar negeri serta perkembangan pasar modal semenjak 1989 telah member andil dalam peningkatan permintaan agregat. Naiknya tingkat inflasi ini didorong oleh kebijaksanaan penyesuaian seperti misalnya kenaikan gaji, harga BBM, tarif listrik. Usaha bank Indonesia untuk menekan laju inflasi dibawah dua digit didasari pada perkiraan bahwa apabila inflasi mencapai lebih dari 10% efeknya jauh lebih buruk disbanding dengan lambannya laju pertumbuhan dikarenakan naiknya tingkat bunga. Inflasi dengan pengetatan likuiditas ini hanya akan mempengaruhi sisi permintaan saja. Inflasi yang terjadi ternyata juga berasal dari sisi penawaran. Untuk mendorong sisi penawaran perlu upaya deregulasi di sektor produksi barang diteruskan. Bank Indonesia tidak akan mengetatkan likuiditas ini dengan intensitas yang makin tinggi karena dapat menyebabkan tingkat bunga naik melebihi 20-22%.

Kebijaksanaan moneter ketat tersebut juga menyulitkan perbankan sendiri karena banyaknya kredit macet sebagai akibat ekspansi yang cukup tinggi pada tahun 1989,1990, dan 1991 sehingga kualitas portofolionya menurun. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah memberikan ketentuan untuk menyehatkan perbankan melalui CAR (capital adequacy ratio) sebesar 8% serta LDR (loan to deposit ratio) kurang dari 100% yang kemudian dikenal dengan paket februari 1991 (praktri). Keadaan moneter perbankan tahun 1992 masih merupakan kelanjutan dari tahun 1991 belum begitu cerah. Upaya bank Indonesia untuk menurunkan tingkat bunga SBI dan SBPU dengan harapan tingkat bunga pasar ikut menurun akan banyak membantu penurunan tingkat bunga pasar.

(14)

dengan perkembangan perekonomian nasional maupun internasional yang begitu cepat serta dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional guna meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kea rah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Secara garis besar isi undang-undang tersebut adalah :

a. Jenis bank, jenis banjk terdiri dari bank umum dan bank pengkreditan rakyat beda yang esensial kedua jenis ini adalah bahwa bank pengkreditan rakyat tidak diperkenankan menarik dana dalam bentuk giro serta tidak turut memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Perlindungan terhadap masyarakat, berupa bank yang tegas, ketentuan tentang pengawasan dan pembinaan serta pidana.

c. Izin usaha, persyaratan izin usaha permodalan, kepemilikan, keahlian, dibidang perbankan kelayakan usaha dan sebagainya.

d. Bentuk hukum, bank umum memiliki bentuk hukum persero, perusahaan daerah, koperasi dan perseroan terbatas.

e. Kepemilikan.

f. Pengawasan dan pembinaan.

g. Penggunaan tenaga asing, perkembangan ekonomi dan perbankan internasional maka bank umum dapat menggunakan tenaga asing yang ahli bidang keuangan internasional dengan memenuhi ketentuan yang akan diatur dalam peraturan pemerintah.

h. Rahasia bank i. Ketentuan pidana j. Ketentuan peralihan

Bentuk usaha hukum perseroan terbatas membawa konsekuensi lebih fleksibel didalam geraknya. Efesiensi menjadi prinsip utama, guna menunjang prinsip ini perlu dikembangkan sitem informasi manajemen yang baik serta tidak kalah pentingnya pengembangan sumber daya manusia melalui pendidika/latihan.

Sebagai bank pemerintah tetap harus berfungsi sebagai agen pembangungan untuk mencapai trilogy pembangunan dan kecil serta ikut mengembangkan koperasi.

(15)

Menurut paham klasik, uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor rill, tidak ada pengaruhnya terhadap tingkat bunga, kesempatan kerja atau pendapatan nasional. Pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah dan kualitas dari pada tenaga kerja, jumlah daripada modal yang dipakai serta teknologi. Uang pengaruhnya hanyalah terhadap harga-harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja. Jumlah ouput yang dihasilkan tidak berubah.

TEORI IRVING FISHER

Teori ini mendasarkan diri bahwa ekonomi akan selalu berada dalam keadaan full employment.

CAMBRIDGE/MARHSALL EQUATION

Marshall memandang persamaan irvhing fisher dengan sedikit berbeda. Secara matematika sederhana, teori marshall dapat dituliskan sebagai berikut :

M = k Py

Persamaan marshall tidak lagi merupakan persamaan pertukaran atau identitas (seperti hal nya pada persamaan irvhinf fisher), tetapi telah merupakan persamaan teori kuantitas uang yang kemudian sering disebut persamaan Cash – balance. Menurut teori kuantitas uang, perubahan jumlah uang yang beredar akan mengkibatkan perubahan harga secara proporsional. Artinya jika jumlah uang naik dua kali, maka harga kan naik dua kali juga. Jumlah uang beredar hanyalah mempengaruhi harga, dan pengaruhnya proporsional. Uang, tidak dapat dipengaruhi output rill.

Output rill ini hanya akan berubah kalau terdapat perubahan dalam jumlah dan kualitas dari faktor-faktor produksi. Dengan demikian uang tidak dapat mempengaruhi sektor rill, pengaruhnya terbatas pada sektor moneter saja.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram putih ( Pleurotus sp ) di daerah penelitian adalah strategi SO ( Strenghts ± Opportunities ) yaitu

Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini terkait dengan bahwa business governance,IT governance, dan kemampuan manajerial TI adalah penentu adaptabilitas

Ada perbedaan keefektifan antara metode mengajar wetonan dan sorogan dalam penelaahan pelajaran fiqh di Pondok Pesantren Asy-Syafiiyah “metode mengajar sorogan

dalam analisis regresi linier sederhana ini adalah “ ada pengaruh positif dan signifikan Kualitas Pelayanan (X) terhadap Loyalitas Pelanggan (Y)”. Uji hipotesis dilakukan

Menurut peraturan rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) Nomor 14 tahun 2012 tentang pedoman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa program kependidikn UNNES,

Usaha rental mobil memilki target pasar yang sangat luas, oleh karena itu diperlukan variasi produk yang dapat menjangkau semua jenis konsumen. Disamping itu persaingan dalam

Terdapat 6 atribut layanan yang tergolong dalam kategori attracive dan memiliki skor kepuasan negatif, yaitu: kelengkapan BCA dalam menyediakan jasa; CSO melayani

[r]