• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Facebook pada Mata Pelajaran TIK Dengan Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas IX SMPN 7 Salatiga T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Facebook pada Mata Pelajaran TIK Dengan Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas IX SMPN 7 Salatiga T1 Full text"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Facebook Pada Mata Pelajaran TIK Dengan

Menerapkan Model Cooperative Learning

Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa

Kelas IX SMPN 7 Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti : Jemsi (702010095)

Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

1

Pemanfaatan Facebook Pada Mata Pelajaran TIK dengan

Menerapkan Model Cooperative Learning

Tipe Think Pair Share

(TPS)

Pada Siswa Kelas IX SMPN 7 Salatiga

1)

Jemsi, 2)Dharmaputra T Palekahelu

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)[email protected],2)[email protected]

Abstract

This research was conducted with the aim to develop a learning model that utilizes facebook with implement cooperative learning model of the type of think, pair and share. The method used was experimental. The instruments used in this research is the observation and documentation. The sample used in this study were students of class IX B SMP N 7 Salatiga with a total sample of 26 students. From the results of the study showed that students who take advantage of facebook activity by applying the model think pair share a higher of the class that uses the conventional learning model. This can be evidenced by the differences in the percentage of student activity control class and class treatment.

Keyword : cooperative learning, think pair share, facebook

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan model pembelajaran yang memanfaatkan facebook dengan menerapkan model cooperative learning tipe think pair share. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi dan dokumentasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX B SMP N 7 Salatiga dengan total sampel 26 siswa. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa yang memanfaatkan facebook dengan menerapkan model think pair share lebih tinggi dari kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbedaan persentase aktivitas siswa control class dan treatment class.

Kata kunci :cooperative learning, think pair share, facebook

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

(9)

2

1. Pendahuluan

Di era globalisasi saat ini, dimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan segala kecanggihannya telah menjadi suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari segala aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek termasuk dalam dunia pendidikan. Di era globalisasi sekarang ini sangat dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas agar mampu bersaing di jaman modern sekarang ini, namun kualitas manusia tersebut sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya.

Pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi antara peserta didik, pendidik, sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar/instruktur dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu [1]. Artinya untuk mencapai tujuan dari pembelajaran diperlukan peran aktif dari komponen pembelajaran yaitu, guru, siswa dan media. Namun pada kenyataannya selama ini pembelajaran berlangsung masih cenderung berpusat pada guru dan hanya menggunakan media formal saja. Kecenderungan proses belajar mengajar yang hanya berpusat pada guru saja hal ini mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa sehingga membuat siswa menjadi bosan dengan model pembelajaran tersebut dan pada akhirnya mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menurun.

Ada banyak cara untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa agar hasil belajarnya dapat meningkat. Salah satunya adalah dengan mengubah metode pembelajaran dimana guru tidak lagi menjadi pusat dalam pembelajaran melainkan dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peran sebagai fasilitator dan motivator, sehingga siswa yang menjadi pusat dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini peneliti berupaya mengembangkan metode pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan media facebook dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Sepeti yang sudah kita ketahui bahwa facebook merupakan jejaring sosial dimana kita dapat berkomunikasi melalui chatting dan berbagi informasi melalui group, dalam penerapannya dalam pembelajaran facebook digunakan untuk membantu proses pembelajaran dimana setiap siswa dapat berbagi materi hasil diskusi atau pendapat kelompoknya mengenai materi atau topik yang diberikan guru dalam sebuah group di facebook.

(10)

3

2. Tinjauan pustaka

Penerapan model pembelajaran think pair share ini telah banyak dilakukan salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Joko Susilo, tentang upaya meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia melalui model think pair share (TPS) pada siswa kelas III SDN Tleter semester II tahun ajaran 2012/2013 [2]. Hasil penelitian menunjukan bahwa data awal sebelum mendapatkan tindakan atau perlakuan adalah 67% tidak tuntas dan 33% tuntas. Kemudian hasil setelah mendapatkan tindakan atau perlakuan hasil yang dicapai pada siklus I adalah 83% siswa tuntas dan 17% siswa belum tuntas. Kemudian penelitian dilanjutkan pada siklus II, Pada siklus II persentase hasil belajar siswa meningkat lagi menjadi 100% tuntas. Berdasarkan analisa hasil penelitian yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode think pair share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 1 Tleter.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sayudi Riawan, yaitu tentang upaya meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan dengan metode think pair share (tps) pada siswa kelas 7 di SMP Negeri 1 Japah Kecamatan Japah Kabupaten Blora semester genap tahun pelajaran 2012/2013 [3]. Diketahui pada kondisi awal hasil belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran TPS terdapat 25 siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal dari 37 siswa dan hanya ada 12 siswa yang mencapai ketuntasan minimal, namun setelah model pembelajaran TPS diterapkan terdapat peningkatan hasil belajar pada siklus 1 yaitu terdapat 75,68% siswa yang sudah mencapai ketuntasan minimal kemudian penelitian tersebut dilanjutkan lagi pada siklus 2 dimana terdapat peningkatan pada hasil belajar yang sebelumnya pada siklus 1 hanya 75,68% siswa yang tuntas namun pada siklus 2 ketuntasan siswa mencapai 91,9% dengan nilai rata – rata 82,57. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa pembelajaran dengan model think pair share dapat meningkatkan hasil belajar.

Dari 2 penelitian yang berbeda tersebut terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan kali ini yaitu penerapan model pembelajaran think pair share dalam proses pembelajaran, namun dari persamaan tersebut yang menjadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini mencoba mengembangkan model think pair share dengan memanfaatkan media sosial facebook sebagai tempat untuk melakukan sharing hasil diskusi yang dilakukan diluar jam pelajaran di sekolah. Selain itu juga terdapat perbedaan tempat penelitian.

(11)

4

dalam penerapan metode pembelajaran antara lain adalah pengertian dan langkah - langkah pembelajaran kooperatif beserta dengan tipe think pair share, pengertian facebook, dan pengertian hasil belajar, landasan teori tersebut dapat dilihat pada paragraf – paragraf selanjutnya.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang memungkinkan seorang guru dapat mendorong siswa untuk belajar dan berpikir untuk mencapai tujuan pembelajaran baik berupa tujuan akademik, penerimaan akan keragaman, maupun sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan sosial [4]. Artinya model pembelajaran kooperatif ini tidak hanya mempunyai tujuan hasil akademik saja melainkan juga bertujuan untuk melatih siswa agar bisa menerima dan menghargai berbagai keragaman yang ada di sekitarnya.

roger dan kawan – kawan menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok belajar yang ada didalamnya, setiap pelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota – anggota lainnya [5]. Pengertian pembelajaran kooperatif tersebut memiliki makna bahwa setiap individu atau peserta didik mempunyai hak untuk menyampaikan pendapatnya didalam kelompok diskusinya sehingga terjadi sehingga informasi yang didapat menjadi lebih luas. Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif adalah, pertama kerjasama antar sesama siswa untuk mendiskusikan materi pembelajaran, kerjasama dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Yang kedua yaitu setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas pembelajarannya untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut, artinya setiap siswa menpunyai tanggung jawab atas hasil kerjasamanya dengan kelompok masing – masing. Yang ketiga adanya perubahan informasi sosial artinya dalam pemilihan kelompok harus dilakukan secara acak tidak adanya perbedaan suku dan ras sehingga tidak terjadi ketergantungan terhadap salah satu siswa.

Pembelajaran kooperatif memiliki langkah – langkah sebagai berikut [6]. a. Langkah pertama guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta

didik. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik agar siap belajar.

b. Langkah kedua yaitu menyajikan informasi. Guru mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara singkat.

c. Langkah ketiga yaitu mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok belajar. Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.

(12)

5

e. Langkah kelima yaitu mengevaluasi. Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau setiap kelompok mempresentasikan hasil kejranya.

f. Langkah keenam yaitu memberikan pengakuan atau penghargaan. Guru mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok.

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode atau tipe pembelajaran yang beragam salah satunya adalah tipe think pair share. think pair share merupakan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat berkerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dan mampu mengoptimalkan partisipasi siswa [7]. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) merupakan model pembelajaran yang bisa mengaktifkan seluruh siswa dalam suatu kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan dengan memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan berbeda [8]. Seperti yang diikemukakan oleh Lie bahwa, Think Pair Share (TPS) adalah pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan untuk bekerja secara individu dan bekerjasama dengan siswa yang lain [9]. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah model pembelajaran kooperatif yang sederhana yang mampu mengaktifkan seluruh siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan bekerja sama dengan orang lain melalui diskusi kelompok kecil. Nurhadi menyatakan langkah- langkah pembelajaran think pair share yang dapat digunakan sebagai berikut [10]:

Langkah 1 : thinking (berpikir)

Seorang Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berkaitan dengan pelajaran dan kemudian siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban dari pertanyaan atau isu tersebut. Tujuan dari langkah think ini adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

Langkah 2 : pairing (berpasangan)

Kemudian selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi siswa saat melakukan diskusi ini dapat menghasilkan jawaban atau menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus telah diidentifikasi. Tujuan dari langkah pairing ini adalah untuk mengembangkan kemampuan kerjasama siswa.

Langkah 3 : sharing (berbagi)

Pada langkah terakhir, guru meminta setiap pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas mengenai apa yang telah mereka diskusikan. Tujuan dari langkah sharing ini adalah untuk mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan informasi dan berbiacara didepan banyak orang.

(13)

6

dunia. Facebook adalah jejaring sosial yang dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc serta diluncurkan pada bulan Februari 2004 [12]. Hampir semua orang bisa menggunakan facebook dengan cara mendaftar menggunakan alamat email yang valid. Fatih menjelaskan bahwa setelah mendaftar akun facebook Pengguna dapat membuat profil yang dilengkapi foto, informasi kontak, dan informasi pribadi lain, Setiap Pengguna facebook dapat berkomunikasi dengan teman dan pengguna lain melalui pesan pribadi atau umum dan fitur obrolan, Mereka juga dapat membuat dan bergabung dengan grup, khusus dalam penelitian ini fitur yang digunakan adalah group.

3. Metode penelitian

Berdasarkan tujuan utama dari penelitian ini untuk mengetahui dan membantu mengembangkan metode pembelajaran dengan menereapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan memanfaatkan media facebook pada siswa kelas IX SMP, maka jenis penelitian ini bersifat eksperimen. penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan [13]. Artinya Penelitian eksperimen ini merupakan kegiatan penelitian yang mempunyai tujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/treatment terhadap hasil belajar dan menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh perlakuan/treatment tersebut bila dibandingkan dengan tindakan lain, perlakuan dalam hal ini yakni pemanfaatan facebook dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini maka data – data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data aktivitas belajar siswa setelah menerima perlakuan.

Berdasarkan pokok penelitian yang digali dalam penelitian ini, yang menyangkut tentang pemanfaatan facebook pada pelajaran TIK dengan menerapkan pembelajaran kooperaf tipe think pair share. Obyek yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa – siswi SMP Negeri 7 Salatiga. Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data yang akan mewakili karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena populasi dari penelitian ini adalah SMP Negeri 7 Salatiga, maka yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas IX SMP Negeri 7 Salatiga.

(14)

7 1. Observasi

Pada penelitian dengan menggunakan observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas peserta didik saat pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe think pair share dengan memanfaatkan facebook pada mata pelajaran TIK. aktivitas atau kegiatan pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran [14]. Pada penelitian menggunakan observasi ini yang diteliti adalah aktivitas peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1 lembar observasi aktivitas siswa [15]

NO Aspek yang diamati

I Kegiatan awal pembelajaran

1. Menjawab apersepsi dari guru

2. Memperhatikan secara seksama ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran

II Kegiatan inti pembelajaran

3. Memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru 4. Siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami 5. Siswa memikirkan dengan serius pertanyaan atau isu yang

diberikan guru (Think)

6. Mengerjakan tugas diskusi kelompok (pair) 7. Siswa aktif dalam kerja kelompok

8. Serius dalam melaksanakan tugas kelompok 9. Bekerja sama dengan teman satu kelompok

10.Siswa berani mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas (share)

11.Siswa menunjukkan kekompakan saat presentasi

12.Siswa memberikan tanggapan dari hasil presentasi kelompok lain

III Kegiatan penutup

13.Secara bersama – sama siswa mampu menyimpulkan pembelajaran

(15)

8

Data observasi aktivitas siswa kemudian dinilai dengan ketentuan penskoran sebagai berikut:

Skor 1 = jika aspek tersebut dilakukan dalam kategori kurang. Skor 2 = jika aspek tersebut dilakukan dalam kategori cukup. Skor 3 = jika aspek tersebut dilakukan dalam kategori baik.

Untuk mengetahui jumlah persentase aktivitas siswa dilakukan perhitungan menggunakan persamaan berikut:

Tabel 2 kriteria pengukuran aktivitas siswa

2. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Pada penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari RPP dan Silabus mata pelajaran TIK SMP 7 Salatiga. Selain itu juga dari buku-buku literature, jurnal dan internet yang berkaitan dengan penelitian. Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok dengan tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai fakta – fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti [16]. Khusus dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah data dari hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

(16)

9

Gambar 1 Tahapan penelitian

a. Pra penelitian

Pada tahapan ini observasi dilakukan untuk mengetahui situasi belajar mengajar yang sedang terjadi. Dalam keadaan seperti ini observasi dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar yang selama ini dilakukan.

b. Mendesain strategi

Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik diperlukan desain strategi pembelajaran yang matang, oleh karena itu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) digunakan sebagai acuannya. Adapun desain pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Table 3 desain pembelajaran treatment class Langkah

pembelajaran

Kegiatan pembelajaran waktu

1. pendahuluan  Membuka pembelajaran dengan doa.

 Absensi

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

10 menit

2. Kegiatan inti EKSPLORASI :

 Menyampaikan materi pendahuluan tentang sejarah internet, pengertian internet dan intranet.

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

ELABORASI :

 Guru mengajukan beberapa pertanyaan atau isu mengenai materi yang sudah dijelaskan

50 menit Pra penelitian

Desain strategi

Penerapan

(17)

10 untuk mendiskusikan hasil pemikiran mereka. Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerja sama dan saling bertukar pendapat antar masing-masing anggota kelompok.

 Siswa melakukan diskusi dengan

kelompoknya masing – masing.

 Guru membimbing proses jalannya diskusi.

KOMFIRMASI :

 Guru meminta setiap pasangan untuk berbagi (Share) mengenai hasil diskusi mereka.

 Guru memberikan kesempatan kepada pasangan yang lain untuk memberikan tanggapan.

 Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

3. Kegiatan penutup

a. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan

memberikan tugas rumah berupa

pertanyaan atau isu untuk didiskusikan oleh setiap pasangan.

b. Guru meminta setiap pasangan untuk berbagi (share) hasil diskusi kelompoknya di group facebook.

c. Guru menutup pelajaran kemudian mengucapkan salam.

20 menit

c. Penerapan

(18)

11

 Hardware

Perangkat yang digunakan adalah LCD projector. LCD projector digunakan untuk menampilkan materi yang akan dijelaskan dan dipelajari serta untuk menampilkan cara menggunakan fitur group facebook untuk melakukan sharing hasil diskusi.

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan hal yang dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik atau tidak. evaluasi mengenai hasil belajar peserta didik yang dilakukan setelah mereka mendapatkan perlakuan pembelajaran.

4. Hasil penelitian dan pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SMP NEGERI 07 SALATIGA dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas IXB sebagai kelas treatment dan kelas IXF dijadikan sebagai kelas kontrol, untuk kelas treatment pembelajaran akan dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yaitu dengan pemanfaatan Facebook pada mata pelajaran tik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, dan untuk kelas treatment ini jumlah siswa dalam satu kelas yaitu 26 siswa dan dari jumlah siswa tersebut terdapat 80.7 persen siswa yang sudah memiliki akun facebook artinya terdapat 21 siswa yang sudah memiliki akun facebook.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan facebook pada mata pelajaran tik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini dimana siswa dibagi kedalam kelompok diskusi atau berpasangan dengan temannya untuk mendiskusikan materi atau pertanyaan – pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Sebelum siswa melakukan diskusi, guru terlebih dahulu menyampaikan materi secara singkat hal ini dilaukan untuk menbangun pengetahuan awal siswa sebelum mereka berdiskusi, kemudian setelah guru menyapaikan materi secara singkat guru menyapaikan beberapa pertanyaan atau isu yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan kemudian guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut secara individu tahap ini disebut dengan tahap think, kemudian setelah siswa memikirkan jawabannya guru membagi siswa kedalam kolompok diskusi atau meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya, setelah peserta didik bergabung dengan kelompok diskusinya guru meminta perserta didik untuk mendiskusikan pertanyaan atau isu yang telah mereka pikirkan dan selama proses diskusi berjalan guru mempunyai tugas untuk membimbing dan mengawasi proses diskusi peserta didik, tahap ini disebut dengan tahap pair.

(19)

12

kepada kelompok yang lain untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan terhadap hasil yang disampaikan oleh kelompok yang melakukan presentasi hasil diskusinya, setelah proses berbagi hasil diskusi di kelas sudah selesai guru bersama dengan siswa merangkum dan membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dikelas. Setelah guru dan siswa membuat rangkuman dan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, kemudian guru memberikan penugasan kepada peserta didik tugas tersebut berupa pertanyaan – pertanyaan untuk didiskusikan oleh peserta didik diluar jam sekolah serta guru memberitahukan kepada peserta didik untuk membagikan hasil diskusinya di group facebook, pertanyaan – pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

a. Aktivitas Kelompok diskusi Peserta Didik Melakukan Sharing Hasil Diskusi Di Group Facebook

Melihat dari hasil observasi yang dilakukan dan diperoleh bahwa hasil belajar peserta didik SMP 7 Salatiga pada mata pelajaran TIK khususnya kelas 9 masih sangat rendah, berdasarkan hasi belajar yang masih rendah tersebut guru mencoba sebuah inovasi baru dengan mengembangkan model pembelajaran yakni untuk memanfaatkan facebook dengan menerapkan model pembalajaran cooperative learning tipe think pair share, mengingat bahwa peserta didik mempunyai akun dan selalu mengakses jejaring sosial facebook. Dari hal tersebut Terobosan yang telah dilakukan disini adalah memberikan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari untuk didiskusikan oleh peserta didik. Kemudian peserta didik membagikan hasil diskusinya di group facebook yang telah diikuti oleh para peserta didik.

Berdasarkan penerapan model pembelajaran yang telah dilakukan yakni pemanfaatan facebook dengan menerapkan model cooperative learning tipe think pair share penerapan model tersebut mendapatkan respon yang sangat baik dari peserta didik treatment class. Berdasarkan pembagian kelompok diskusi terdapat 12 kelompok diskusi, dan kemudian mereka ikut serta dalam menjawab beberapa pertanyaan yang telah diberikan oleh guru tanpa harus diberikan dorongan agar mereka membagikan hasil diskusinya. Dari kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam menggunakan media facebook untuk menbagikan hasil diskusinya, kegiatan tersebut tentunya membawa dampak yang positif dalam proses belajar peserta didik. Dari kegiatan diskusi dan kemudian menbagikan hasil diskusinya di group facebook, secara tidak langsung kegiatan tersebut telah menggali pengetahuan dan pemahaman peserta didik mengenai materi yang akan mereka pelajari.

b. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Treatment Kelas

(20)

13

pembelajaran dengan pemanfaatan facebook pada mata pelajaran tik dengan menerapkan model cooperative learning tipe think pair share mendapatkan respon yang sangat baik dari peserta didik itu terlihat dari aktivitas mereka dalam mengikuti pembelajaran. Berikut adalah kriteria pengukuran tingkat aktivitas siswa.

Tabel 4 kriteria pengukuran aktivitas siswa

Adapun data hasil analisis dari lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Jadwal Jumlah skor Persentase Kategori

Pertemuan 1

Tabel 5 aktivitas peserta didik treatment class

Seperti yang terlihat peda tabel 5 dapat dijelaskan bahwa tingkat aktivitas peserta didik pada pertemuan 1 bisa dikatakan cukup baik dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi baik hal tersebut dapat dilihat dari jumlah skor dan persentase tingkat aktivitas peserta didik dimana pada pertemuan 1 terlihat persentase aktivitas siswa mencapai 71% yang menandakan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan 1 dikategorikan cukup baik selama proses pembelajaran berlangsung, kemudian pada pertemuan kedua tingkat aktivitas peserta didik meningkat menjadi 76 % hal tersebut menandakan bahwa ada peningkatan aktivitas peserta didik pada pertemuan kedua yaitu masuk kedalam kategori baik. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa dengan pemanfaatan facebook pada mata pelajaran tik dengan menerapkan model cooperative learning tipe think pair and share dapat membuat aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran menjadi baik.

c. Hasil observasi aktivitas peserta didik control class

(21)

14

pengukuran yang sama dengan kriteria pengukuran treatment class. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 4, adapun hasil analisis data hasil observasi aktivitas peserta didik control class dapat dilihat pada tabel 6 berikut.

Jadwal Jumlah skor Persentase Kategori

Pertemuan 1

Tabel 6 tingkat aktivitas peserta didik control class

Dilihat dari tabel 6 diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat aktivitas peserta didik control class masuk dalam kategori cukup baik itu terlihat dari jumlah perolehan skor dan persentase tingkat aktivitas peserta didik control class hal tersebut dapat terlihat pada perolehan skor dan persentase pertemuan

1 dimana jumlah skor adalah 27 dan persentase mencapai 64% dan berdasarkan pada tabel 4 yaitu kriteria pengukuran tingkat aktivitas persentase 64% masuk dalam kategori cukup baik. Kemudian pada pertemuan 2 dilihat dari tabel 6 menunjukan bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 29 dengan persentase 69% dan jika dilihat dari tabel 4 persentase tersebut masuk dalam kategori cukup baik namun hasil tersebut masih jauh dari kategori baik seperti yang terjadi pada peserta didik treatment class.

d. Perbandingan hasil observasi aktivitas peserta didik treatment class dan peserta didik control class

(22)

15

Gambar 2 perbandingan hasil observasi aktivitas siswa

Berdasarkan pada gambar 2 diatas terlihat jelas perbandingan persentase tingkat aktivitas peserta didik treatment class dan peserta didik control class. Untuk pertemuan 1 terlihat bahwa untuk tingkat aktivitas peserta didik treatment class mencapai persentase 71% hal tersebut sangat jauh berbeda dengan peserta didik control class yaitu 64% dan jika dihitung (71% - 64%) terdapat perbedaan sebanyak 7%. Kemudian untuk pertemuan 2 tingkat aktivitas peserta didik treatment class meningkat menjadi 76% sedangkan untuk peserta didik control class adalah 69% dan jika dihitung (76% - 69%) terdapat perbedaan sebanyak 7% itu artinya tingkat aktivitas peserta didik treatment class lebih tinggi 7% jika dibandingkn dengan tingkat perserta didik control class. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik treatment class yang diajarkan dengan pemanfaatan facebook pada mata pelajaran tik dengan menerapkan model cooperative learning tipe think pair and share mempunyai tingkat aktivitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan peserta didik control class yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

5. Kesimpulan

(23)

16

peserta didik dalam belajar diluar jam sekolah melalui tugas diskusi dan berbagi hasil diskusi di group facebook.

6. Daftar pustaka

[1] Hamzah B. Uno, 2008, model pembelajran: menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara.

[2] Joko Susilo, 2013, Skripsi, upaya meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia melalui model think pair share (TPS) pada siswa kelas III SDN Tleter semester II tahun ajaran 2012/2013. Salatiga: UKSW

[3] Sayudi Riawan, 2013, Skripsi, upaya meningkatkan hasil belajar pkn dengan metode think pair share (tps) pada siswa kelas 7 di smp negeri 1 japah kecamatan japah kabupaten blora semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Salatiga: UKSW

[4] Suhadi, 2010, Karakteristik dan tujuan pembelajaran kooperatif. Jakarta: Alifa Alternatif Media.

[5] Huda, Miftahul, 2011, Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[6] Agus Suprijono, 2012, Cooperative Learning: teori dan aplikasi paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[7] Huda, Miftahul, 2011, Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[8] Nurhadi, 2005, Kurukulum 2004(Pertanyaan dan Jawaban), Jakarta: Grasindo.

[9] Lie, Anita, 2002, Coopertive Learning. Jakarta: Grasindo.

[10] Nurhadi, 2005, Kurukulum 2004(Pertanyaan dan Jawaban), Jakarta: Grasindo.

[11] Kurniali, 2009, step by step facebook. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

[12] Fatih, 2013, Pengertian facebook, facebook.html, diakses tanggal 30 mei 2014.

[13] Sugiyono,2011, metode penelitian kuntitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta

[14] Sutrisno,2012, kreatif mengembangkan aktivitas pembelajaran berbasis tik. Jakarta: Referensi

[15] Hamzah B. Uno dan Satria Koni,2012, Assessment pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara

[16] Riduwan, & Sunarto, 2009, Pengantar Statistika untuk Penelitian

Gambar

Tabel 1 lembar observasi aktivitas siswa [15]
Tabel 2 kriteria pengukuran aktivitas siswa
Gambar 1  Tahapan penelitian
Tabel 4 kriteria pengukuran aktivitas siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Nirupama Parakash adalah seorang peneliti dari India, yang melakukan penelitan tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang berkaitan terhadap posisi perempuan yang tidak menguntungkan

Model pembelajaran ini dalam bentuk program tersendiri sesuai sasaran dan melayani bentuk kegiatan ekspresi misalnya bahasa Staf berkedudukan sebagai perencana dan pengendali situasi

Tanaman daun kelor memiliki senyawa metabolit sekunder yang meliputi fenol dan senyawa fenolik, alkaloid dan minyak atsiri (Rohyani dkk.,

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEUNGGULAN PRODUK DAN CITRA TERHADAP LOYALITAS PENGUNJUNG DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN1.

Finally, whereas after Rogoff (1985a) the literature has put a lot of emphasis on the politics of Central Bank independence, our results document fairly consistent empirical

[r]

Selain itu, dengan menggunakan teknologi komputer online (internet) mendapatkan banyak keuntungan dalam hal promosi, sehingga akan menarik banyak konsumen dan akan mendapatkan laba

Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu