• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI DAN LABA BERSIH DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI DAN LABA BERSIH DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Disusun oleh : MARISCA DWI ARIANI

NIM. C2C606075

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

(2)

ii

Nama Penyusun : Marisca Dwi Ariani

Nomor Induk Mahasiswa : C2C606075 Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Judul Skripsi : PENGARUH LABA KOTOR, LABA

OPERASI DAN LABA BERSIH DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA

MENDATANG (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

Dosen Pembimbing : Dr. H. Sugeng Pamudji, M.Si Akt.

Semarang, 12 Mei 2010 Dosen Pembimbing,

( Dr. H. Sugeng Pamudji, M.Si., Akt. ) NIP. 194901241980011001

(3)

iii

Nama Mahasiswa : Marisca Dwi Ariani

Nomor Induk Mahasiswa : C2C606075

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Judul Skripsi : PENGARUH LABA KOTOR, LABA

OPERASI DAN LABA BERSIH DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA

MENDATANG (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 27 Mei 2010

Tim Penguji :

1. Dr. Sugeng Pamudji, M.Si., Akt. (...)

2. Puji Harto, SE, M.Si., Akt. (...)

(4)

iv

Bersih dalam Memprediksi Arus Kas di Masa Mendatang (Studi empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia), adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan saya yang lain, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 12 Mei 2010 Yang membuat pernyataan,

( Marisca Dwi Ariani ) NIM : C2C606075

(5)

v

Through this research, we can know what income concept that is best in predicting cash flow.

The object of research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2006 to 2008 who did not experience a loss, do not merge during the observation period, and consecutively registered during the observation period. The method used in the selection of objects in this study was purposive sampling. Analysis model used in this study is multiple regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 17.0 for Windows.

The results of this study indicate that gross profit has the best ability as compared with operating income and net income in predicting future cash flows. Partially only variable that proved significant gross profit affect the dependent variable (cash flow). However, simultaneously gross profit, operating profit and net earnings have predictive ability for future cash flows.

(6)

vi

mendatang dengan menguji masing-masing variabel. Melalui penelitian ini, dapat diketahui konsep laba manakah yang paling baik dalam memprediksi arus kas.

Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 sampai 2008 yang tidak mengalami kerugian, tidak melakukan merger selama periode pengamatan, dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan. Metode yang digunakan dalam pemilihan objek pada penelitian ini adalah purposive sampling. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba kotor memiliki kemampuan yang paling baik dibandingkan dengan laba operasi dan laba bersih dalam memprediksi arus kas masa depan. Secara parsial hanya variabel laba kotor yang terbukti signifikan mempengaruhi variabel dependen (arus kas). Namun, secara simultan laba kotor, laba operasi, dan laba bersih mempunyai memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas masa depan.

(7)

vii

Puji syukur kepada Tuhan atas segala berkat, bimbingan dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba Bersih dalam Memprediksi Arus Kas di Masa Mendatang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk bimbingan, saran, pembelajaran, diskusi, dukungan moril, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang banyak memberikan rahmat kepada saya melalui kesehatan, semangat, dan inspirasi yang membuat saya terus bekerja keras untuk mencapai hasil terbaik.

2. Bapak Dr. H.M. Chabachib, Msi. Akt selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang yang saya hormati dan saya banggakan. 3. Bapak Drs. Anis Chariri, M.Com., Ph.D selaku dosen wali yang selama ini

telah membimbing dan mendidik saya dari awal kuliah hingga kini.

4. Bapak Drs. Sugeng Pamudji, M.Si Akt. Selaku dosen pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran selama penulisan skripsi ini.

(8)

viii

karyawan perpustakaan, tata usaha yang membantu dalam kelancaran proses belajar dan mengajar di kampus.

6. Papi dan Mami yang tidak pernah lelah dan bosan memberikan doa, kasih sayang, semangat, dan dorongan setiap saat. Terimakasih telah mendidik, merawat, menyayangi dan memperhatikan maris hingga sekarang.

7. Kakakku satu-satunya, Feri Andrianto Susilo. Terimakasih atas segala bantuan, support, kasih sayang, perhatian yang sudah koko berikan. 8. Sahabat terbaik dalam hidupku: Meli, Lala, Ajeng, Riza, Ape, Babe,

Rendro, Ajik, Karjo, Murni, Ucup, Upi, Maria, Fredy, Andry. Terimakasih atas semua ketulusan, kebaikan, kasih sayang, motivasi, inspirasi dan bantuan yang kalian berikan selama ini, Maris merasa beruntung karena memiliki kalian.

9. Teman-teman diskusi yang berperan besar dalam penyusunan skripsi ini : Ulum, Novel, Putri, Jay, Ririn, Pipik, Dinoy, Rere, Anin, Ayu’, Al’Gany. 10.Teman-teman baikku di Ekstensi FE Undip06 : Diah, Fitma, Thea, Endah,

Aya, Tembem, Aldo Siregar, Siyem, Fanny, Riki, Etik, Desi, Dewi, Frida, Aldo.P, Festy, Yuda, Dika, Polenk, Desti, Adia, Amik, Sani. Terimakasih atas kerjasama, kekompakan dan perhatian kalian.

11. Teman-teman Kos POCIN : Ega, Vida, Ira, Santi, Hesi, Donda, Bapak & Ibu Kumolo Sardjono, Pak Agus.

(9)

ix

Mbak Dwi, Atria, Atin.

14.Semua pihak yang telah memberikan support yang namanya belum tercantum.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan saran yang dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Mei 2010

(10)

x

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir

- Pengkhotbah 3 : 11

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu – 1 Timotius 4 : 12

There are no such a hard things to do in this world, the hard one is to keep on doing it until it become a habit.

Skripsi ini Kupersembahkan Kepada :

Papi dan Mami tercinta

Kakakku Feri tersayang

(11)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 7

1.4 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Informasi Akuntansi... 9

2.1.2 Laporan Keuangan ... 12

(12)

xii

2.3 Kerangka Pemikiran... 35

2.4 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 38

3.2 Populasi dan Sampel ... 39

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 39

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.5 Metode Analisis ... 40

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 41

3.5.2 Uji Asumsi Klasik... 41

3.5.3 Uji Hipotesis ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 48

4.2 Statistik Deskriptif ... 49

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 53

4.3.1 Hasil Uji Normalitas ... 53

4.3.2 Hasil Uji Autokolerasi ... 55

4.3.3 Hasil Uji Heterokedasitas ... 56

4.3.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 58

4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 60

4.5 Hasil Uji Hipotesis... 61

4.5.1 Hasil Uji Signifikasi Individual (Uji t) ... 61

4.5.2 Hasil Uji Signifikasi (Uji F)... 63

(13)

xiii

5.3 Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

xiv

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 50

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov... 54

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Arus Kas ... 56

Tabel 4.4 Hasil Uji Park... 58

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Arus Kas ... 59

Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Arus Kas ... 60

Tabel 4.7 Nilai Signifikan Secara Parsial ... 61

Tabel 4.8 Nilai Signifikan Secara Simultan ... 63

(15)

xv

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Analisis Grafik Plot ... 54 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Arus Kas ... 57

(16)

xvi

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian tersebut adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat diperoleh apabila investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan.

Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat menganalisis hasil kinerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di masa yang akan datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat mengestimasi arus kas yang akan datang dengan laporan keuangan.

Salah satu jenis laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa depan adalah laporan arus kas. Semenjak dikeluarkannya PSAK No. 2 tahun 1994 yang aktif diberlakukan mulai 1 Januari 1995, laporan arus kas telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan serta menjadi keharusan bagi perusahaan untuk membuat laporan arus kas. Laporan arus kas ini diharapkan

(18)

memiliki kandungan informasi tambahan yang berguna bagi pengambilan keputusan investasi.

Menurut PSAK No.2 (dalam Bandi dan Rahmawati, 2005), informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna untuk : (1) Mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. (2) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang terhadap arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. (3) Meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Selain laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang. Laporan laba rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih.

Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya dan menurunnya modal bersih. Fokus kinerja tersebut mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan

(19)

operasi yang profitable. Informasi laba memainkan peranan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan yang diterbitkan.

Pihak internal perusahaan secara umum lebih banyak memiliki informasi berkaitan dengan kondisi nyata perusahaan dan prospeknya di masa depan dibandingkan pihak eksternal. Oleh karena itu, kualitas laba akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen adalah salah satu pusat perhatian pihak eksternal perusahaan. Menurut Chandrarin (dalam Wijayanti, 2006), laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian (perceived noise), dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

Investor dan kreditor merupakan pihak utama yang dituju dalam pelaporan keuangan, berkepentingan dengan arus kas yang masuk atas investasi yang telah ditanamkan. Hal ini sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan Financial

Accounting Standards Board (FASB) dalam Anis Chariri dan Imam Ghozali

(2007), yaitu :

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam meneliti jumlah, saat terjadi dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.

Penjelasan di atas memberi isyarat bahwa harus ada hubungan logis antara laba (earnings) dan arus kas ke investor dan kreditor. Hubungan ini akan membantu investor dan kreditor dalam mengembangkan model untuk

(20)

memprediksi arus kas di masa yang akan datang guna menilai investasi atau kapitalnya (Suwardjono, 2007).

Laba memiliki potensi informasi yang sangat penting bagi pihak eksternal dan internal perusahaan. Laba dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan serta memberikan informasi yang berkaitan dengan kewajiban manajemen atas tanggung jawabnya dalam pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Informasi laba diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk membuat keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola perusahaan di masa yang akan datang.

Pada tataran semantik, teori laba berkepentingan untuk meyakinkan bahwa laba merupakan prediktor arus kas bagi investor. Laba akuntansi bermanfaat dalam perkontrakan dan pengendalian manajemen serta mengandung informasi yang bermanfaat bagi investor. Laba dianggap mengandung informasi jika pasar saham bereaksi terhadap pengumuman laba akuntansi (Suwardjono, 2007). Menurut PSAK No. 25, informasi yang disediakan laporan laba rugi seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa mendatang.

Usaha untuk mengungkap potensi laba dalam kemampuannya untuk memprediksi keuntungan investasi di masa depan telah banyak dilakukan oleh para peneliti, dari yang menguji kandungan nilai informasi laba, kemampuan prediksi laba sampai yang berhubungan dengan return saham. Namun pada

(21)

umumnya para peneliti melakukan pengujian pada angka laba bersih ataupun angka laba operasi. Seperti dinyatakan pada penelitian Daniarti dan Suhairi (2006), riset akuntansi mengenai laba terutama yang mencari hubungan angka laba dengan harga saham maupun return saham, selalu menggunakan angka laba operasi atau laba per saham (Earnings Per Share) yang dihitung menggunakan angka laba bersih dan jarang yang menggunakan angka laba kotor.

Ditemukan dua penelitian, yaitu Febrianto dan Widiastuty (2005) dan Daniarti dan Suhairi (2006) yang menggunakan variabel laba kotor dalam penelitiannya. Febrianto dan Widiastuty (2005) menguraikan bahwa riset-riset akuntansi keuangan, terutama yang mencari hubungan angka laba dengan harga saham selalu menggunakan laba operasi atau EPS yang dihitung menggunakan angka laba bersih dan tidak pernah angka laba kotor. Alasan dari penelitian yang dilakukan Febrianto dan Widiastuty (2005) berasal dari pertanyaan mengapa di dalam penelitian-penelitian yang menggunakan angka laba, para peneliti selalu (atau setidaknya memprioritaskan) penggunaan laba operasi dan laba bersih, belum ditemukan yang menggunakan laba kotor. Penelitian tersebut meneliti kualitas laba kotor, laba operasi dan laba bersih yang dilihat dari kekuatan proxy

cumulative abnormal return, dan ditemukan bahwa laba kotor direaksi paling

kuat.

Daniarti dan Suhairi (2006) juga menggunakan laba kotor sebagai salah satu prediktor dari ekspektasi return saham berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh Febrianto dan Widiastuty (2005), ditemukan bahwa laba kotor terbukti direaksi pasar. Kemudian pada penelitian ini laba kotor digunakan

(22)

sebagai variabel yang diduga berpengaruh terhadap expected return saham, dan ditemukan bahwa laba kotor memliki pengaruh yang signifikan. Berdasarkan kedua penelitian tersebut, yang mengindikasikan bahwa laba kotor direaksi paling kuat oleh pasar dan berpengaruh terhadap expected return saham, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba Bersih dalam Memprediksi Arus Kas di masa Mendatang (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah laba kotor, laba operasi dan laba bersih berpengaruh signifikan terhadap arus kas di masa mendatang ?

2. Apakah laba kotor, laba operasi atau laba bersih yang memiliki kemampuan paling baik dalam memprediksi arus kas di masa mendatang ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

• Memberikan bukti empiris mengenai laba kotor, laba operasi, dan laba bersih dalam memprediksi arus kas di masa mendatang dengan menguji masing-masing variabel.

(23)

• Memilih model yang paling baik yang bisa dipakai untuk memprediksi arus kas. Mengetahui konsep laba manakah yang paling baik dalam memprediksi arus kas.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain :

1. Memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan sebagai bahan evaluasi untuk mengambil keputusan investasi.

2. Bagi manajemen, hasil penelitian ini dapat dijadikan input dalam menentukan kebijakan perusahaan dan mengambil keputusan.

3. Memberikan pembuktian empiris mengenai kemampuan laba akuntansi dalam memprediksi arus kas sehingga dapat digunakan bagi peneliti lain, khususnya masalah yang berkaitan dengan kemampuan prediktif laba terhadap arus kas.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan pada penelitian ini akan disusun dalam lima bab yang terdiri dari :

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar yang menjelaskan mengapa penelitian ini menarik untuk diteliti dan untuk apa penelitian ini dilakukan. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

(24)

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang memperkuat teori dan argumen dalam penelitian ini, berbagai penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis yang ada pada penelitian ini.

Bab III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan, serta metode analisis data yang termasuk pengujian hipotesis dan uji asumsi klasik.

Bab IV HASIL DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang analisis menyeluruh atas penelitian yang dilakukan. Hasil-hasil statistik diinterpretasikan dan pembahasan dikaji secara mendalam hingga tercapai hasil analisis dari penelitian.

Bab V PENUTUP

Bab ini akan memaparkan kesimpulan analisis penelitian yang telah dilakukan, berbagai keterbatasan pada penelitian ini, serta saran-saran yang berguna bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan hasil penelitian ini.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk moneter yang menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang berada di luar ataupun di dalam perusahaan tersebut. Informasi akuntansi adalah informasi yang disediakan melalui pelaporan keuangan dan berbagai penjelas yang digunakan sebagai laporan. Informasi akuntansi bermanfaat bagi perusahaan dalam mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi akan bermanfaat apabila mempunyai nilai serta dapat digunakan dan dipercaya oleh para pemakai informasi tersebut. Dalam Suwardjono (2003), informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut :

1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang atau masa depan.

2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai profitabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.

3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.

(26)

Sudah selayaknya suatu perusahaan menyediakan informasi akuntansi dalam laporan keuangannya sebagai informasi yang berkualitas, yang dapat dipercaya dan diandalkan. Sesuai dengan pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan, manajemen menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi yang sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

Informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami ini menjadi karakteristik kualitatif laporan keuangan, seperti yang tertuang dalam kerangka dasar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan juga

Standards of Financial Accounting Concept No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (SFAC). Penjelasan mengenai relevan, keterandalan,

dapat dibandingkan, dan dapat dipahami adalah sebagai berikut :

1. Relevan :

Informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyai nilai prediksi, umpan balik serta ketepatan waktu, yang mampu membantu para pemakai informasi dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan hasil dari evaluasi kejadian di masa lalu, masa kini, dan masa depan.

2. Keterandalan :

Informasi yang andal yaitu kualitas informasi yang mampu memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid, dapat dipercaya dan diandalkan. Dimana kualitas tersebut mengandung nilai ketepatan dalam penyajian, yaitu disajikan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya secara

(27)

wajar, bersifat netral yaitu tidak berpihak pada kelompok tertentu atau hanya untuk memenuhi kepentingan kelompok tertentu, dan bebas dari pengertian yang menyesatkan atau kesalahan material.

3. Dapat dibandingkan :

Informasi yang mempunyai daya banding adalah informasi yang dapat dibandingkan secara antar periode (Parawiyati, 1997). Ini dilakukan untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

4. Dapat dipahami :

Dapat dipahami yaitu kemampuan informasi untuk dapat dicerna oleh pemakai, dan pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

Setelah perusahaan dapat menyajikan laporan keuangannya dengan memenuhi karakteristik di atas, maka pemakai laporan keuangan dapat meyakinkan dirinya atas informasi yang terdapat pada laporan keuangan tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor untuk dapat memberikan keputusan atau kontribusi yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut.

(28)

2.1.2 Laporan Keuangan

Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan operasi sebuah organisasi. Pada akuntansi keuangan, proses akhir yang dihasilkan adalah laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan, yang informasinya ditujukan oleh pihak-pihak internal maupun eksternal. Tidak semua informasi dilaporkan dalam laporan keuangan, karena menurut FASB, beberapa informasi keuangan hanya dapat atau lebih baik disajikan melalui pelaporan keuangan. Oleh karena itu, istilah pelaporan keuangan (financial reporting) berbeda dengan laporan keuangan (financial statements). Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan (financial

statements) yang sering disajikan adalah :

1. Neraca, sering disebut sebagai laporan aktiva dan kewajiban atau laporan posisi keuangan.

(29)

• Neraca melaporkan aktiva yang dimiliki perusahaan per tanggal tersebut serta klaim dari kreditor dan pemilik atas aktiva tersebut.

2. Laporan laba rugi, sering disebut sebagai laporan operasional.

• Laporan laba rugi disiapkan untuk suatu periode, misalnya satu tahun, satu kuartal, atau satu bulan.

• Untuk periode tersebut, laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban dan laba atau ruginya.

3. Laporan ekuitas pemilik, sering disebut sebagai laporan ekuitas pemegang saham.

• Laporan ekuitas pemilik disiapkan untuk periode yang sama seperti laporan laba rugi.

• Untuk periode tersebut, laporan ini melaporkan perubahan dalam ekuitas karena laba atau rugi serta keuntungan dan kerugian tertentu yang meliputi laba komprehensif lainnya, dan transaksi lainnya dengan pemilik yang menambah atau mengurangi ekuitas. Transaksi lainnya tersebut termasuk investasi tambahan oleh pemilik dalam usaha, pembayaran dividen atau distribusi kepada pemilik, atau pembelian kembali saham dari pemilik oleh perusahaan.

(30)

4. Laporan arus kas

• Laporan arus kas disiapkan untuk periode yang sama dengan laporan laba rugi dan laporan ekuitas pemilik disiapkan.

• Laporan ini merinci penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tersebut dan memperlihatkan bagaimana semua perubahan-perubahannya secara bersama-sama menghasilkan perubahan kas di neraca dari awal hingga akhir periode.

5. Catatan atas laporan keuangan

Karena tujuan dari laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan GAAP adalah agar pemakai eksternal dapat membuat keputusan ekonomis yang lebih baik mengenai perusahaan, berbagai pengungkapan (disclosures) diperlukan untuk menjelaskan aspek-aspek dari empat laporan keuangan utama. Pengungkapan ini termasuk rincian yang tidak terdapat dalam laporan-laporan tersebut, dan penjelasan metode-metode yang digunakan untuk transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian. Catatan atas laporan keuangan perlu dibaca dengan teliti untuk memahami ke empat laporan keuangan tersebut.

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur atau elemen

(31)

laporan keuangan. Berdasarkan IAI tahun 2004 terdapat lima elemen laporan keuangan, yaitu :

1. Aktiva, adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan.

2. Kewajiban, merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

3. Ekuitas, adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

4. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

5. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Menurut IAI tahun 2004 tujuan laporan keuangan secara umum adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan

(32)

dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi, (a) aktiva, (b) kewajiban, (c) ekuitas, (d) pendapatan dan beban, dan (e) arus kas. Informasi-informasi tersebut beserta informasi lainnya terdapat dalam kelima bentuk laporan keuangan yang nantinya membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Pelaporan keuangan dan laporan keuangan berbeda dalam hal kegunaan masing-masing. Beberapa informasi penting akan lebih baik disajikan dalam laporan keuangan, dan beberapa informasi penting lainnya akan lebih baik bila dilaporkan dalam media laporan lain. Walaupun demikian, terdapat persamaan dalam tujuan laporan keuangan dan pelaporan keuangan karena bagaimanapun juga laporan keuangan merupakan bagian utama dalam pelaporan keuangan.

SFAC No.1 dalam Anis Chariri dan Imam (2007), disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan tetapi juga media pelaporan lainnya. Dengan kata lain, cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan. Lebih lanjut FASB menyebutkan :

Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, yaitu

(33)

informasi tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain.

Tujuan pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No. 1 dalam Anis Chariri dan Imam (2007) adalah sebagai berikut :

1. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan memiliki kemampuan untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional.

2. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan, dan ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.

3. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber para entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber-sumber tersebut.

4. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha (performa keuangan) suatu perusahaan selama suatu periode.

(34)

5. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk dividen kas dan distribusi lainnya yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi.

6. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang saham) atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.

7. Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai dengan kepentingan pemilik.

Dalam PSAK No. 1 dijelaskan mengenai tujuan umum dari laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai laporan keuangan. Dapat disimpulkan, bahwa pelaporan keuangan dan laporan keuangan sama-sama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai kondisi perusahaan dan prospek kelangsungan usahanya di masa depan, yang digunakan para pemakai laporan keuangan khususnya external users, dalam membuat keputusan-keputusan strategis.

Secara umum kalangan pemakai laporan keuangan meliputi internal users (pemakai dari dalam perusahaan) dan exsternal users (pemakai dari luar perusahaan). Internal users terdiri dari manajemen yang terlibat dalam operasi dan pengambilan keputusan strategis perusahaan. External users terdiri dari :

(35)

1. Kreditor, menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan pinjaman untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok pinjaman pada waktunya.

2. Investor dan potensial investor, membutuhkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan untuk mempertahankan, menjual atau menambah saham yang dimilikinya.

3. Regulatory agencies atau pemerintah termasuk Bursa Efek Indonesia,

menggunakan laporan keuangan untuk melakukan fungsi pengawasan.

4. Karyawan, menggunakan informasi laporan keuangan untuk menilai kewajaran gaji, bonus dan kondisi kerja.

5. Pemberi pinjaman dan pemasok, membutuhkan laporan keuangan dalam penentuan kewajaran kredit pelanggan.

6. Customers, berkepentingan dengan informasi tentang kemampuan

perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo.

7. Badan-badan atau pihak-pihak yang peduli lingkungan, akademisi, masyarakat umum dan kelompok-kelompok khusus yang mencoba untuk mempengaruhi perusahaan yang berkaitan dengan keuangannya atau kepentingan-kepentingan lain.

Para pemakai laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, terutama bagi investor dan kreditor. Konsep dasar indikator kinerja adalah suatu ukuran kuantitatif dan atau

(36)

kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun setelah kegiatan selesai. Laporan laba rugi dan arus kas adalah indikator yang menjadi perhatian utama bagi investor dan kreditor.

2.1.3 Laporan Laba Rugi dan Kegunaannya

Menurut Kieso (2005) laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu, menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk memprediksikan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Laporan laba rugi merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menyajikan unsur-unsur pendapatan dan biaya perusahaan sehingga menghasilkan laba atau rugi bersih. Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu.

Informasi tentang kinerja suatu perusahaan terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang (PSAK No. 25).

(37)

Penyusunan laporan laba rugi ada dua bentuk, yaitu :

1. Bentuk single step, atau biasa disebut dengan bentuk langsung.

Dalam bentuk single step, pendapatan dikurangkan dengan biaya untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Jadi, hanya ada dua pengelompokkan, yaitu pendapatan dan biaya. Dalam mempertemukan unsur pendapatan dan biaya hanya dilakukan satu tahap, dimana seluruh pendapatan darimanapun asalnya dijumlahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan total pendapatan dalam suatu periode. Begitu pula dengan unsur-unsur biaya, seluruh biaya dijumlahkan tanpa menunjukkan apakah biaya itu terjadi dalam rangka usaha pokok atau diluar usaha pokok untuk menghasilkan total biaya dalam suatu periode.

2. Bentuk multiple step, atau biasa disebut dengan bentuk bertahap.

Dalam bentuk multiple step, unsur-unsur pendapatan dan biaya diklasifikasikan menurut sumbernya, dalam kaitannya dengan kegiatan atau usaha pokok perusahaan. Secara umum laporan laba rugi bentuk bertahap menunjukkan adanya pemisahan hasil usaha (laba rugi) menurut sumbernya, misalnya pemisahan dari sumber aktivitas operasi dan non operasi perusahaan. Kemudian biaya juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi-fungsi pokok perusahaan, misalnya fungsi pembelian, penjualan, produksi dan administrasi. Penyajian dalam bentuk ini, memungkinkan pemakai membandingkan secara langsung biaya berjalan dengan biaya

(38)

tahun sebelumnya serta biaya antar kegiatan atau fungsi dalam tahun yang sama.

Bagi internal perusahaan khususnya manajemen, laporan laba rugi dapat menjadi informasi untuk menilai sampai seberapa jauh efisiensi biaya dan laba yang dapat dicapai oleh perusahaan atas kinerja yang telah dilakukan. Oleh karena itu, selanjutnya hal ini dapat dijadikan motivasi bagi manajerial dan seluruh karyawan untuk terus berkinerja lebih baik lagi.

Laporan laba rugi dapat digunakan untuk membantu pemakai laporan keuangan memprediksi arus kas masa depan. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso (2005), informasi laba rugi dapat digunakan oleh investor dan kreditor untuk :

• Mengevaluasi kinerja masa lampau perusahaan. Dengan memeriksa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya, maka pemakai laporan laba rugi dapat menilai kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan perusahaan pesaing.

• Menyediakan basis untuk memprediksi kinerja di masa yang akan datang. Informasi kinerja masa lampau dapat digunakan dalam menentukan trend penting yang menyediakan informasi kinerja masa mendatang.

• Membantu menilai risiko atau ketidakpastian dari arus kas masa mendatang. Komponen-komponen dalam informasi laba, seperti pendapatan, biaya, laba, dan rugi menggambarkan hubungan diantara

(39)

komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai risiko pada tingkat tertentu suatu arus kas di masa mendatang.

Para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yang akan mengurangi manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. Beberapa keterbatasan tersebut diantaranya adalah (Kieso, 2005) :

1. Laporan laba rugi tidak memuat banyak pos yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan kesehatan perusahaan secara umum.

2. Angka laba seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.

3. Ukuran laba merupakan subjek estimasi.

2.1.4 Laba Akuntansi

Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya (Anis Chariri dan Imam, 2007). Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. IAI tahun 2004 memiliki pengertian lain mengenai income. IAI 2004 justru tidak menterjemahkan income dengan istilah penghasilan. Dalam konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, (IAI, 2004) mengartikan income (penghasilan) sebagai berikut :

(40)

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Tidak adanya persamaan pendapat untuk mendefinisikan laba secara tepat disebabkan oleh luasnya penggunaan konsep laba. Para akuntan mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan. Laba akuntansi (accounting income) secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Belkoui menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik berikut (Belkoui, 1993) :

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari penjualan barang atau jasa.

2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodeisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam bentuk biaya historis.

5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

(41)

Kelima karakteristik laba akuntansi di atas memungkinkan untuk menganalisis keunggulan dan kelemahan laba akuntansi. Keunggulan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut (Belkoui, 1993) :

1. Laba akuntansi bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara objektif, dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi atau fakta aktual, yang didukung bukti objektif.

3. Laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme, dalam arti akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi.

4. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian, terutama pertanggungjawaban manajemen.

Sementara itu, kelemahan mendasar dari laba akuntansi terletak pada relevansinya dalam proses pengambilan keputusan. Kelemahan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut (Belkoui, 1993) :

1. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan aktiva yang belum direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost histories dan prinsip realisasi.

2. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost histories mempersulit perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasi.

(42)

3. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost histories, dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan.

Tanpa memperhatikan masalah-masalah yang muncul atas keunggulan dan kelemahan laba akuntansi, informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk (Anis Chariri dan Imam, 2007) :

1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on

invested capital).

2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.

3. Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak.

4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.

5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.

6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.

8. Sebagai dasar pembagian dividen.

Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005), ketiga angka laba akuntansi yakni laba kotor, laba operasi dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran

(43)

efisiensi manajer dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor, laba operasi dan laba bersih.

Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan

cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan,

untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.

Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan atau biaya-biaya yang sering terjadi di dalam perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini diasumsikan memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya operasi tersebut adalah : biaya gaji karyawan, biaya administrasi, biaya perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, biaya penyusutan dan lain-lain.

Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih ini adalah laba yang menunjukkan

(44)

bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen.

Masing-masing dari hasil laba tersebut, memiliki kandungan informasi tersendiri yang dapat digunakan untuk memprediksi laba dan juga aliran kas masa depan. Martin H.L Tobing (2007), menyimpulkan bahwa laba yang dihasilkan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Selain itu, Ika Kusumaningtyas (2003) menyatakan bahwa laba yang diklasifikasikan menjadi laba operasi dan laba non operasi memiliki daya prediksi untuk memprediksi arus kas di masa mendatang serta menunjukkan hubungan positif dengan arus kas masa mendatang. Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak menspesifikan kandungan informasi dari laba manakah yang lebih mampu memprediksi arus kas di masa mendatang.

2.1.5 Laporan Arus kas dan Kegunaannya

Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus kas pertama kali ditetapkan sebagai bagian dari laporan keuangan pada tahun 1987 melalui SFAS No. 95 yang menghendaki laporan arus kas sebagai pengganti laporan perubahan posisi keuangan dan sebagai bagian dari laporan keuangan. Alasan utama keputusan FASB yang mengharuskan perusahaan menyediakan laporan arus kas adalah keinginan untuk membantu para investor dan kreditor agar dapat memprediksi arus kas masa depan dengan lebih baik.

(45)

Laporan arus kas wajib untuk dilaporkan di Indonesia pada tahun 1994 melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 1, disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Kebijakan ini tentu saja berkaitan dengan manfaat yang dapat diambil para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor.

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Investor dan kreditor dapat memanfaatkan informasi arus kas untuk mengetahui mengenai pengelolaan dan penggunaan kas dalam perusahaan tersebut, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 2.

Kieso (2005) menyatakan bahwa, informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para investor, kreditor, dan pihak lainnya menilai hal-hal berikut :

• Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan.

• Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya.

• Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi.

• Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas selama suatu periode.

(46)

Laporan arus kas dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Arus kas dari kegiatan operasi

Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan operasi yang dihasilkan akibat transaksi dan kejadian yang mempengaruhi laba operasional baik dari produksi dan penjualan barang maupun persediaan.

2. Arus kas dari kegiatan investasi

Merupakan arus kas dari kegiatan seperti pembelian dan penjualan surat-surat berharga, pembelian dan penghentian berbagai aset seperti peralatan, tanah dan aset lain.

3. Arus kas dari kegiatan pendanaan

Arus kas pendanaan merupakan arus kas yang dihasilkan dari penerbitan saham atau obligasi baru, pembayaran dividen, pembelian kembali saham perusahaan, peminjaman utang maupun pelunasan utang.

Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber :

1. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode.

2. Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu penentuan jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi selama periode berjalan.

(47)

3. Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan selama periode berjalan.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian yang diperolehnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sampai saat ini penelitian-penelitian mengenai kemampuan laba dalam memprediksi arus kas masa depan telah banyak dilakukan dan terus berkembang, baik mengenai ada tidaknya kandungan informasi maupun arah hubungan dengan harga saham. Sebagian besar peneliti menggunakan laba bersih atau laba operasi sebagai variabelnya untuk penelitian mengenai laba dalam pengujian kandungan informasi, prediksi laba dan arus kas masa depan.

Kim dan Kross (2005) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara

earnings dan arus kas operasi, menyatakan bahwa kemampuan laba untuk

memprediksi arus kas operasi masa depan terus meningkat dan peningkatan kemampuan prediksi ini bertahan sepanjang waktu untuk beberapa horizon peramalan.

(48)

Penelitian yang dilakukan Ali (1994) menunjukkan bahwa arus kas relatif tidak memiliki kandungan informasi dibandingkan dengan variabel laba dan modal kerja operasi. Dalam pengujiannya, Ali (1994) menggunakan regresi linier dan non linier dalam menguji kandungan informasi laba, modal kerja, dan arus kas. Penelitian tersebut membandingkan kualitas tiga angka laba kuartalan, yaitu laba operasi pro-forma, EPS dari laba operasi, serta laba sebelum pos-pos luar biasa dan operasi yang dihentikan. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa laba operasi pro-forma memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan EPS dari operasi atau EPS dari laba sebelum pos-pos luar biasa dan operasi yang dihentikan.

Banyak penelitian-penelitian mengenai pengaruh laba dengan arus kas yang dilakukan dengan menggunakan variabel laba operasi, atau laba bersih. Ditemukan beberapa penelitian yang menggunakan laba kotor sebagai variabel dalam menguji kandungan nilai informasi laba tersebut. Febrianto dan Widiastuty (2005) meneliti ketiga angka laba akuntansi yakni, laba kotor, laba operasi dan laba bersih untuk mengetahui mana yang lebih bermakna bagi investor. Alasan dari penelitian yang dilakukan Febrianto dan Widiastuty (2005) ini berawal dari pertanyaan mengapa di dalam penelitian-penelitian yang menggunakan angka laba, peneliti selalu memprioritaskan penggunaan angka laba operasi dan laba bersih, tidak ada (setidaknya belum ditemukan) yang menggunakan angka laba kotor. Karena alasan inilah, kemudian dilakukan penelitian atas kualitas laba kotor, laba operasi dan laba bersih yang dilihat dari kekuatan reaksi pasar dengan proxy cumulative abnormal return. Pada penelitian ini ditemukan bahwa laba

(49)

kotor direaksi paling kuat dan lebih mampu memberikan gambaran lebih baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham.

Pilihan metode akuntansi banyak ditemukan di dalam penyusunan laporan keuangan, termasuk di dalam penyusunan laporan laba-rugi. Laba kotor dilaporkan lebih awal daripada laba operasi. Laba operasi dilaporkan lebih awal dibandingkan dengan laba bersih. Menurut Scott (dalam Febrianto dan Widiastuty, 2005), perhitungan angka laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan perhitungan laba operasi. Sedangkan untuk perhitungan komponen laba operasi, komponen pendapatan dan biaya lebih sedikit disertakan bila dibandingkan dengan perhitungan komponen laba bersih.

Semakin detail perhitungan suatu angka laba maka semakin banyak alternatif penggunaan metode akuntansi yang akan digunakan oleh manajer. Adanya kebebasan untuk memilih prosedur yang tersedia, akan menyebabkan manajer melakukan tindakan yang dinamakan oleh teori akuntansi positif sebagai tindakan oportunis (Scott, 1997). Tindakan oportunis tersebut antara lain dengan memilih kebijkan akuntansi yang menguntungkan pihak manajer sehingga mengakibatkan kualitas laba semakin rendah. Berdasarkan alasan tersebut laba kotor dipandang lebih relevan digunakan sebagai alat prediksi arus kas di masa mendatang karena pada laporan laba rugi perhitungan laba kotor dilaporkan terlebih dahulu daripada perhitungan laba lainnya.

(50)

Laba kotor kembali dijadikan variabel dalam penelitian Daniati dan Suhairi (2006) dalam menguji perubahan laba kotor terhadap expected return saham. Penelitian tersebut menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dan ditemukan bahwa laba kotor memiliki pengaruh yang signifikan.

Kedua penelitian tersebut membuktikan bahwa kandungan informasi pada laba, khususnya angka laba kotor memiliki pengaruh bagi para investor ataupun kreditor dalam membuat keputusan ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa, angka laba kotor mampu memberikan nilai informasi yang dapat digunakan dalam memprediksi arus kas masa depan serta untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pemakai laporan keuangan, khususnya investor dan kreditor.

Pada uraian laba akuntansi di atas, telah dijelaskan bahwa masing-masing laba memiliki informasi tersendiri. Dari hasil laba kotor dapat dilihat hasil perhitungan pendapatan dikurangi cost barang terjual atau biaya-biaya yang berkaitan dengan operasi utama perusahaan yaitu penjualan. Pada laba kotor, keterlibatan kendali manajemen lebih besar dan memiliki hubungan yang lebih erat dengan penciptaan pendapatan. Manajemen mengendalikan rekening cost barang terjual sepenuhnya untuk menentukan daya saing produk agar barang atau jasa dapat dijual dengan harga yang kompetitif, hal ini menunjukkan adanya hubungan langsung antara manajemen dengan penciptaan pendapatan. Dari hasil laba operasi dapat dilihat perhitungan pendapatan yang dikurangi dengan biaya-biaya yang berkaitan dengan operasi perusahaan, seperti biaya-biaya iklan, biaya-biaya gaji, biaya administrasi, penyusutan dan lain-lain. Biaya-biaya ini sebenarnya tidak

(51)

berhubungan langsung dalam menciptakan pendapatan, atau tidak sepenuhnya berhubungan dengan operasi perusahaan dan juga masih dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan. Kendali manajemen pada laba operasi lebih kecil dibandingkan pada laba kotor, sebagai contoh adalah pada item biaya dari laba operasi yaitu biaya penyisihan piutang tidak tertagih. Biaya ini terjadi karena adanya kebijakan perusahaan, bukan karena hubungannya dengan penciptaan pendapatan. Kemudian biaya iklan, walaupun ditujukan untuk mendorong penjualan, tetapi tidak berkaitan langsung dengan penciptaan pendapatan. Sedangkan pada laba bersih, pendapatan dikurangi biaya-biaya yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh manajer.

2.3 Kerangka Pemikiran

Informasi tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang (PSAK No. 25).

Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan angka laba lainnya. Semakin detail perhitungan suatu angka laba, maka semakin

(52)

banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga semakin rendah kualitas laba.

Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005), para peneliti terdahulu hanya mendasarkan pilihannya kepada makna semantik laba operasi, padahal yang direaksi pasar adalah makna pragmatik laba. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Febrianto dan Widiastuty ini menyatakan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham. Selanjutnya, laba kotor kembali dijadikan variabel dalam penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006). Di dalam penelitian ini ditemukan bahwa laba kotor direaksi paling kuat oleh pasar dan berpengaruh terhadap expected return saham

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, penelitian ini akan menguji kemampuan laba kotor, laba operasi dan laba bersih dalam memprediksi arus kas di masa mendatang. Selain itu, pada penelitian ini juga akan diteliti apakah laba kotor atau laba operasi atau laba bersih yang paling baik dalam memprediksi arus kas masa depan.

H5

H4 H2

H3 H1

Arus Kas di masa

Mendatang

Laba Bersih Laba Kotor

(53)

2.4 Hipotesis

Beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu adalah :

Ha1 : Laba kotor berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas masa depan.

Ha2 : Laba operasi berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas masa depan.

Ha3 : Laba bersih berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas masa depan.

Ha4 : Informasi laba kotor, laba operasi, dan laba bersih secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan.

Ha5 : Laba kotor lebih baik dibandingkan dengan laba operasi dan laba bersih dalam memprediksi arus kas masa depan.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Di dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diklasifikasikan menjadi dua kelompok variabel, yaitu variabel bergantung (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel bergantung pada penelitian ini adalah cash flow (arus kas), dan yang menjadi variabel bebas adalah laba kotor, laba operasi dan laba bersih.

Beberapa variabel yang digunakan dan pengukurannya adalah sebagai berikut :

1. Arus kas, yaitu total arus kas yang merupakan penjumlahan dari arus kas operasi, investasi, dan pendanaan. Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 2007-2008. Arus kas adalah laporan keuangan yang menginformasikan mengenai jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaaan.

2. Laba kotor, yaitu selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan dimana untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual. Biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut kemudian dikelompokkan sebagai cost barang terjual. Periode

(55)

pengamatan yang digunakan adalah tahun 2006-2007.

3. Laba operasi, yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan, setelah dikurangi dengan biaya-biaya usaha. Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 2006-2007.

4. Laba bersih, yaitu angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non-operasi perusahaan. Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 2006-2007. 3.2 Populasi dan Sampel

Sample dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2008. Metode yang digunakan dalam pemilihan objek pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu metode pemilihan objek dengan beberapa kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya laporan keuangan selama periode tahun 2006-2008. 2. Mengungkapkan dan menyajikan secara lengkap data yang dibutuhkan. 3. Tidak mengalami kerugian, tidak melakukan merger selama periode

pengamatan, dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan.

4. Data yang digunakan tidak boleh bernilai negatif agar tidak menimbulkan outlier pada proses screening data.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang diambil dari

(56)

database Bursa Efek Indonesia, data dari Indonesian Capital Market Directory selama tahun 2006 sampai 2008 yang meliputi laporan laba rugi dan laporan arus kas perusahaan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain adalah dengan melakukan dokumentasi dimana penulis mencari data langsung dari catatan-catatan atau laporan keuangan yang ada pada BEI. Data sekunder yang diambil dari BEI ini terdiri dari laporan laba rugi dan laporan arus kas setiap perusahaan manufaktur yang terdaftar dan sesuai dengan kriteria pemilihan sampel.

3.5 Metode Analisis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan bagaimana arah variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis yang digunakan untuk menguji persamaan tersebut secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

AKt+1 = b0 + b1LK+ b2LO + b3LB+ e

Keterangan :

AKt+1 : Arus kas di masa depan

b0 : Intersep dari nilai AK

b1,2,3 : Slope dari garis regresi

LK : Laba kotor

(57)

LB : Laba bersih

e : Error term

Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 for Windows. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, pada keempat variabel penelitian tersebut dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas. Hal ini bertujuan agar hasil perhitungan tersebut dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Penyajian statistik deskriptif bertujuan agar dapat dilihat profil dari data penelitian tersebut. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dapat dilaksanakan setelah memenuhi asumsi klasik, tujuannya adalah agar variabel independen sebagai estimator atas variabel independen tidak bias (Gujarati, 1995). Pengujian ini meliputi uji normalitas , uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas.

Adapun penjelasan masing-masing uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

Gambar

Tabel 4.4  Hasil Uji Park

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrument observasi disesuaikan dengan rencana. Tindakan yaitu apa

Salah satu hal yang mungkin terjadi adalah menurunnya motivasi dan kepuasan kerja karyawan tersebut, karyawan menjadi malas melakukan tugas-tugas yang diberikan

Pabrik high fructose syrup (HFS) dari tepung tapioka dengan proses enzimatik didirikan dengan alasan agar dapat menurunkan impor sukrosa dan gula rafinasi yang pada

Kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan atau mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mahasiswa diperkuliahan sebagai calon pendidik dan memberi pengalaman mengajar

Analisa yang digunakan pada program adalah dengan menentukan suatu titik temu dari beberapa jenis data yang dimasukkan dalam hal ini nilai viskositas teori

Untuk pipa yang dikubur di dalam tanah Upheaval buckling adalah moda buckling yang paling dominan, dimana defleksi pipa akan mengarah ke arah vertikal, pipa akan

bentuk lintasan yang sesuai dengan panjang, kedalaman minimal dan diameter pipa.. yang