• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peran Petugas Bimbingan Konseling dalam Peningkatan Rasa Percaya Diri dan Keberanian pada Siswa Kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Peran Petugas Bimbingan Konseling dalam Peningkatan Rasa Percaya Diri dan Keberanian pada Siswa Kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERAN PETUGAS BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEBERANIAN PADA

SISWA KELAS V DI SD AL-FIRDAUS SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

SABDAN HANULAD A 510 160 246

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS PERAN PETUGAS BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEBERANIAN PADA

SISWA KELAS V DI SD AL-FIRDAUS SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

SABDAN HANULAD A 510 160 246

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen

Pembimbing

Dr. Achmad Fathoni, M.Pd NIDN. 0626065701

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS PERAN PETUGAS BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEBERANIAN PADA

SISWA KELAS V DI SD AL-FIRDAUS SURAKARTA

OLEH:

SABDAN HANULAD A510160246

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Kamis, 12 November 2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Dr. Achmad Fathoni, M.Pd (...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Murfiah Dewi W., M.Psi (...) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Drs. Saring Marsudi, M.Pd (...) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 14 November 2020 Penulis

Sabdan Hanulad A510160246

(5)

1

ANALISIS PERAN PETUGAS BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEBERANIAN PADA

SISWA KELAS V DI SD AL-FIRDAUS SURAKARTA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: 1) Peran petugas BK dalam memberikan layanan Bimbingan Konseling di SD Al-Firdaus Surakarta. 2) Fasilitas layanan bimbingan konseling dalam meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta. 3) Teknik yang diberikan petugas BK dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Al-Firdaus Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi serta dokumentasi. Data yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Sumber data dan Narasumber yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, Petugas BK dan siswa SD Al-Firdaus Surakarta. Keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Petugas BK berperan sebagai pendidik, manajer kegiatan pendidikan karakter, konsultan, teladan/contoh, perancang kegiatan, problem solver. 2) Fasilitas diruang BK yaitu : LCD proyektor, papan bimbingan, buku bimbingan konseling, jadwal bimbingan konseling dan media permainan. 3) Teknik yang digunakan petugas BK dalam melakukan bimbingan dan konseling yaitu teknik secara langsung dan teknik secara tidak langsung.

Kata Kunci : Keberanian, Peran Petugas BK, Rasa Percaya Diri.

Abstract

This study aims to describe: 1) The role of BK officers in providing counseling guidance services at Al-Firdaus SD Surakarta. 2) Counseling guidance service facilities in increasing the confidence and courage of grade V students at SD Al- Firdaus Surakarta. 3) Techniques given by BK officers in an effort to increase self-confidence and courage of fifth grade students at SD Al-Firdaus Surakarta. This type of research is a qualitative research with a qualitative descriptive design. The population of this research is the fifth grade students of SD Al-Firdaus Surakarta. Data collection techniques in this study are using interview techniques, observation and documentation. The data used by researchers in this study are primary data and secondary data. Data sources and resource persons that researchers used in this study were school principals, counselors and students of SD Al-Firdaus Surakarta. The validity of this research data using triangulation of sources and techniques. The results showed that: 1) BK officers act as educators, manager of character education activities, consultants, role models / examples, activity designers, problem solvers. 2) BK room facilities, namely: LCD projector,

(6)

2

guidance board, counseling guidance book, counseling guidance schedule and game media. 3) The techniques used by BK officers in conducting guidance and counseling are direct techniques and indirect techniques.

Keywords: Courage, The Role of BK Officers, Confidence. 1. PENDAHULUAN

Pada hakikatnya manusia yang terlahir ke dunia dibekali oleh Tuhan dengan potensi-potensi diri yang dapat dikembangkan untuk memberi manfaat kepada dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Menurut Yumnah (2016) Potensi Diri yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki setiap orang, dan kemampuan atau keterampilan tersebut dapat dikembangkan untuk mewujudkan kemampuan yang tersembunyi pada diri seseorang. Tidak semua orang menyadari potensinya, kemudian memahami dan mengembangkannya, sehingga menjadikannya sebuah keuntungan. Tidak semua orang percaya diri dengan kemampuannya, sehingga membutuhkan keberanian untuk percaya diri. Menurut Ma’rufi, Suryana, and Muslihin (2018) menyatakan bahwa Keberanian yaitu Jangan khawatir dengan kemungkinan hal buruk. Orang yang berani dapat bertindak tanpa dihantui oleh fantasi. Keberanian dan kepercayaan diri saling berhubungan, ketika siswa memiliki sikap percaya diri untuk memulai pembicaraan pada orang lain dan berani untuk menatap wajah lawan bicaranya tidak lagi mengalami hambatan dalam berkomunikasi seperti merasakan kecemasan berbicara yang menjadikannya gemetar, takut, dada berdebar, mengeluarkan keringat dan kehilangan kata-kata.

Kepercayaan diri Tanjung and Amelia (2017) merupakan sikap atau keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, agar tidak merasa cemas dalam tindakan yang dilakukan, dapat melakukan berbagai hal dengan leluasa sesuai keinginan dan tanggung jawab perilaku sendiri, bersikap sopan saat berinteraksi dengan orang lain, memiliki rasa pencapaian, dan dapat mengidentifikasi kekuatan diri sendiri. Didukung oleh Salirawati (2012) berpendapat “Percaya diri adalah wujud setiap keinginan diri sendiri dengan sikap percaya diri". Ketika seseorang ingin melakukan sesuatu atau diminta seseorang melakukan sesuatu yang membuat ia tidak dapat menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya,

(7)

3

mereka biasanya tiba-tiba menjadi kurang percaya diri. Untuk mengembangkan rasa percaya diri, sekolah menjadi salah satu wadahnya. Peserta didik perlu percaya diri dalam studinya, sehingga dapat memotivasi oeserta didik untuk mencapai prestasi belajar. Tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri, ketidakamanan, rasa malu, takut yang cukup. Hal ini dapat menjadi penghambat interaksi siswa di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Peserta didik yang tergolong kepercayaan diri rendah biasanya memiliki prestasi akademik yang lebih rendah karena kurang percaya diri pada kemampuan sendiri. Selain itu, siswa dengan kepercayaan diri yang lemah juga rentan terhadap ejekan dari lingkungan sekitar dan pelecehan oleh masyarakat. Tentunya hal ini akan membuat individu lebih peka dan menurunkan rasa percaya diri.

Berdasarkan data awal yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas V di SD Firdaus Surakarta diketahui bahwa siswa kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta mengalami kurangnya kepercayaan diri dan keberanian. Kurangnya rasa percaya diri yang dialami siswa tersebut terlihat dari rasa gugup saat muncul di kelas, hal ini terlihat dari ekspresi wajah siswa dan langkah kaki yang tidak stabil, serta merasa malu saat menjadi pusat perhatian. Mereka biasanya menghindari komunikasi dan lebih memilih menyendiri. Mereka cenderung takut pada orang yang akan mengolok-olok atau menyalahkan mereka. Masalah keberanian ditunjukan dengan siswa cenderung pasif/tidak aktif saat pembelajaran, tidak berani untuk mengemukakan pendapat dan sehingga siswa sulit diajak berdiskusi atau tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran. Siswa lebih percaya kemampuan temannya dari pada kemampuan dirinya sendiri sehingga siswa tidak berani berpendapat atau berbicara dalam diskusi kelas. Berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ada upaya untuk membangun kepercayaan diri dan keberanian bagi siswa yaitu dengan melalui layanan bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling adalah satu komponen dalam seluruh sistem pendidikan khususnya di sekolah. Menurut Rukaya (2019:7) Bimbingan adalah terjemahan bahasa Inggris “guidance” yang berati bantuan yang diberikan kepada individu secara terus-menerus atau berkesinambungan agar individu tersebut

(8)

4

dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dapat menentukan pilihannya sendiri. Adapun kata konseling yang berasal dari kata “counseling” yang artinya bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat memecahkan berbagai permasalahan kehidupannya dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang sedang dihadapinya. Menurut Marsudi dkk. (2015:130) fungsi bimbingan dan konseling disekolah meliputi: 1) Pemahaman diri dan lingkungan. 2) Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan. 3) Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan. 4) Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir. 5) Pencegahan timbulnya masalah. 6) Perbaikan dan penyembuhan. 7) Pemeliharaan kondisi pribadi dansituasi yang kondusif untuk perkembangan diri Konseli. 8) Pengembangan potensi optimal. 9) Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif; dan membangun adaptasi pendidik dantenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan, kecepatan belajar, dan kebutuhan konseli. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah suatu upaya yang sistematis, objektif, logis dan berkelanjutan agar dapat membantu peserta didik dapat berkembang secara utuh dan optimal Setianingsih & Pendidikan (2016).

Tidak semua sekolah terutama Sekolah Dasar melaksanaan bimbingan dan konseling sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.111 Tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan belum tersediannya sarana dan prasarana serta Petugas BK di sekolah tersebut. Menurut penelitian Mushaandja dkk (2013) menyimpulkan bahwa beberapa sekolah memiliki Petugas BK di Namibia cukup menjanjikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Juwita (2015) yang mengemukakan bahwa di SD hanya sedikit guru BK yang dialokasikan secara khusus, sehingga pelaksanaannya dilakukan oleh guru kelas atau petugas lainnya yang ditunjuk sebagai pembimbing. Menurut Lourdes dkk. (2016:362-363) mengemukakan bahwa konseling sekolah adalah suatu cara memberi bantuan, dukungan serta saran untuk mengembangkan siswa secara menyeluruh, dan meningkatkan pendidikan sehingga diperlukan guru bimbingan dan konseling atau petugas BK. Penelitian Edwin R. Gerler (1985) menyimpulkan bahwa program konseling dapat secara positif mempengaruhi ranah afektif,

(9)

5

perilaku dan interpersonal kehidupan anak-anak dan sebagai hasilnya dapat mempengaruhi pencapaian anak secara positif.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti memilih judul “Analisis Peran Petugas Bimbingan Konseling Dalam Peningkatan Rasa Percaya diri dan Keberanian Pada Siswa Kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta”

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan di penelitian ini yaitu kualitatif dengan desain studi kasus yang mana peneliti ingin mendeartikel publikasikan peran petugas BK dalam memberikan layanan Bimbingan Konseling di SD AL-Firdaus Surakarta, fasilitas layanan bimbingan konseling dalam meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD AL-Firdaus Surakarta, dan teknik yang diberikan petugas BK dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD AL-Firdaus Surakarta. Penelitian ini dilakukan tanggal 4 sampai dengan 29 Juni 2020. Data penelitian yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan subjek penelitian yaitu kepala sekolah, petugas BK, dan siswa serta observasi yang dilakukan di sekolah. Data sekunder diperoleh dari buku, laporan, dan foto.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi serta dokumentasi. Jenis wawancara yang digunakan ialah wawancara terstuktur. Observasi dilakukan untuk mengamati proses layanan bimbingan dan konseling dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data mengenai pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa.

Teknik analisis data di penelitian ini adalah model interaktif, adaapun langkahnya meliputi reduksi data, penyajian data, serta verifikasi data. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber serta triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan peneliti melalui wawancara dengan kepala sekolah dan Petugas BK sebagai pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah sehingga terjadi cross

checek data. Triangulasi teknik digunakan untuk menguji wawancara dengan

(10)

6 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Peran Petugas BK dalam memberikan layanan Bimbingan Konseling di SD Al-Firdaus Surakarta

Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara dan observasi diperoleh hasil bahwa peran petugas BK dalam memberikan layanan bimbingan konseling di SD Al-Firdaus Surakarta sudah berjalan dengan baik, petugas BK memberikan layanan konseling kepada peserta didik yang masih kurang dalam aspek rasa percaya diri dan keberanian. Petugas BK menggunakan kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri. Petugas BK mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik sebagai batu loncatan supaya peserta didik mampu berkembang dengan baik dan mampu mengatasi permasalahan-permasalahannya terkait rasa percaya diri dan keberanian. Hal ini sesuai pendapat Handarini (2017:5) mengemukakan bahwa peran petugas BK sekolah dalam pendidikan karakter adalah sebagai consultant. Hal ini sejalan dengan penelitian Wangid (2010:180–84) peran petugas BK yaitu petugas BK sekolah sebagai konsultan.

Sejalan dengan penelitian Trisnowati (2016:168) peran petugas BK di sekolah dasar yaitu memberikan konseling dasar dengan fokus yang berbeda, dengan fokus pada prosedur dan metode yang tepat untuk memberikan konseling kepada anak, perhatian penuh pada kegiatan dan layanan perkembangan, dan partisipasi guru dan orang tua dalam proses pemberian bantuan.

Sebagian pendapat Handarini (2017:5), Wangid (2010:180–84), Trisnowati (2016:168) memiliki kesamaan dengan peran petugas BK dalam memberikan layanan Bimbingan Konseling di SD Al-Firdaus Surakarta yaitu petugas BK sebagai konsultan dalam menyelesaikan permasalahan peserta didik. Sedangkan perbedaannya yaitu Petugas BK sebagai pembimbing peserta didik dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebagai bekal untuk peserta didik dalam menyelesaikan permasalahannya, tentunya pada bidang percaya diri dan keberanian.

(11)

7

Pada pelaksanaannya petugas BK membantu klien (peserta didik) dalam menyelesaikan permasalahannya sendiri yaitu dalam peningkatan rasa percaya diri dan keberanian, Petugas BK menggunakan keahlian yang dimiliki siswa untuk membangun rasa percaya diri dan keberanian siswa tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Abidin (2009:6) Membantu klien (anggota) dalam menumbuh kembangkan bakat atau potensi yang dimiliki, supaya mampu melaksanakan tugas kehidupannya baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat dan mampu menyesuaikan diri baik dengan lingkungan internal maupun eksternalnya secara aman, fleksibel, luwes, dan positif dan membantu memandirikan masing-masing anggota dengan membelajarkan diri dan berpengalaman dalam memecahkan problematika yang sedang dihadapi ataupun yang muncul di kemudian hari. 3.2Fasilitas yang diberikan layanan bimbingan konseling dalam upaya

meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta

Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara dan observasi diperoleh hasil bahwa fasilitas yang diberikan layanan bimbingan konseling dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta yaitu: fasilitas diruang BK meliputi TV, papan bimbingan, buku-buku tentang BK, LCD proyektor dan ada fasilitas teknik/skill yang diberikan petugas BK untuk peserta didik.

Sejalan dengan pendapat Bhakti (2017:102) ruang konseling dibagi menjadi 2 yaitu ruang konseling individu dan ruang bimbingan dan konseling kelompok, ruang konseling perorangan (ruang konsultasi), berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan wawancara konseling atau pertemuan perorangan. Ruangan ini hendaknya dilengkapi dengan meja rendah atau semacam rak khusus untuk menaruh buku-buku, tas, dan map pengunjung serta filling cabinet untuk menyimpan data-data siswa. Sedangkan Ruang bimbingan dan konseling kelompok berfungsi untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok serta layanan layanan yang dalam format kelompok.

(12)

8

Sejalan dengan pendapat Putranti (2015:48) penunjang bimbingan konseling yaitu terdapat ruang bimbingan konsultasi tersendiri yang dapat digunakan untuk melaksanakan layanan konsultasi tunggal didukung dengan ruang yang nyaman yang tidak dapat didengar oleh pihak lain. Apabila ruangan bukan milik pemilik, kegiatan konsultasi dapat dilakukan dengan memenuhi standar etika dalam melakukan pelayanan konsultasi, seperti di masjid sekolah atau di pinggir kampus. Kemudian terdapat ruang bimbingan kelompok, yang dapat digunakan sebagai layanan bimbingan kelompok, dan dengan berkembangnya motivasi kelompok maka dilakukan bimbingan kelompok sebagai salah satu alternatif pengabdian kepada siswa.

Sejalan dengan pendapat Listyorini (2017:47–48) ruang bimbingan dan konseling merupakan fasilitas fisik yang dibutuhkan untuk kegiatan bimbingan dan konsultasi. Dalam kegiatan pemberian bantuan kepada peserta didik khususnya dalam hal pelaksanaan konsultasi pribadi diperlukan ruang bimbingan dan konsultasi dengan peralatan yang memadai. Ruang bimbingan dan konsultasi harus memberikan suasana yang menyenangkan dan nyaman, dalam arti tidak akan memberikan kesan kantor atau ruang sidang. Sebagian pendapat Bhakti (2017:102), Putranti (2015:48), Listyorini (2017:47–48), memiliki kesamaan dengan fasilitas yang diberikan layanan bimbingan konseling dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta yaitu sama sama memiliki ruangan BK dan ada fasilitas fasilitas didalamnya seperti buku, papan bimbingan, sedangkan perbedaannya adalah pada ruang bimbingan kelompok, di SD Al-Firdaus hanya tersedia satu ruangan BK. 3.3Teknik yang diberikan Petugas BK dalam upaya meningkatkan rasa

percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara dan observasi diperoleh hasil bahwa teknik yang diberikan petugas BK dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD Al-Firdaus Surakarta yaitu ada 2 teknik yang pertama adalah teknik langsung, dengan cara petugas BK bertemu langsung secara tatap muka dengan peserta didik. Petugas BK melakukan

(13)

9

bimbingan secara langsung kepada peserta didik dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik, peserta didik diasah bakatnya untuk membangun rasa percaya diri dan keberaniannya yang kurang. Ada siswa yang memiliki keahlian dalam menggambar, peserta didik diasah bakatnya dalam menggambar, disuruh ikut lomba dan sebagainya supaya bakatnya berkembang, dengan itu peserta didik akan memiliki rasa percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya, tentunya peserta didik juga akan semakin percaya diri dalam melakukan apapun. Sejalan dengan pendapat Indrawati and Gustia (2018:27) Orang yang percaya diri adalah orang yang percaya dan menentukan kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan dan masalah, oleh karena itu orang tersebut merasa bahwa dirinya berharga dan memiliki kemampuan untuk hidup, serta dapat mempertimbangkan berbagai pilihan dan mengambil keputusan sendiri.

Yang kedua ada teknik tidak langsung yaitu petugas BK melakukan bimbingan menggunakan media atau pihak ke 3. Petugas BK menggunakan media dalam melakukan layanannya. Peserta didik dibimbing melalui media berupa vidio, papan bimbingan, dan sebagainya. Peserta didik disuruh untuk melihat vidio yang menginspirasi tentang rasa percaya diri dan keberanian. Dengan tujuan peserta didik mampu memetik amanah yang ada dalam cerita atau dapat memetik bagian yang menginspirasi tentang percaya diri dan keberanian. Sejalan dengan pendapat Basri (2010:35) Media cetak sebagai bagian dari media komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan program bimbingan konseling.

Sejalan dengan penelitian Marsudi dkk., (2016:184–85) ada beberapa teknik melaksanakan bimbingan dalam upaya pengembangan karakter peserta didik di sekolah antara lain: 1) Langsung, yaitu petugas BK bertemu langsung secara tatap muka dengan peserta didik, baik dalam rangka mencegah terjadinya masalah karakter (preventif) maupun mengatasi masalah karakter (korektif/kuratif), serta mempertahankan dalam kondisi yang sudah berkarakter baik (preservatif). 2) Tidak langsung yaitu, suatu teknik bimbingan karakter dalam pelaksanaannya petugas BK tidak bertemu tatap muka dengan peserta didik, tetapi melalui

(14)

10

perantara media misalnya: radio, surat, tv, buku, majalah, koran, media sosial, papan bimbingan, kotak surat masalah, dll.

Dalam pelaksanannya petugas BK dibantu oleh guru kelas pada saat memantau aktifitas klien (peserta didik) pada waktu didalam kelas. Penelitian Sarah D Fuentes dan Paoze Thao (2016) menyimpulkan bahwa layanan konseling bermanfaat bagi siswa sekolah dasar baik akademik dan perilaku positif. Kolaborasi guru dan orangtua juga sangat diperlukan dalam layanan konseling.

Sejalan dengan pendapat Ridwan (2018:10) Di SD guru kelas pada dasarnya diharapkan dapat menampilkan segenap unsur yang terkandung di dalam ruang lingkup BK tersebut. bimbingan dan konseling juga memiliki tugas pokok mengajar. Dengan demikian tugas petugas BK dalam pelaksanannya dibantu dengan guru kelas sebagai pengawas pada waktu klien sedang berada didalam kelas, kemudian guru melaporkan setiap kejadian yang dialami oleh klien kepada petugas BK. Penelitian Ruttoh (2015) menyimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling pemerintah Kenya memperkuat layanan bimbingan dan konseling dengan mendorong guru untuk mengambil kursus khusus bimbingan dan konseling.

Sebagian pendapat Indrawati and Gustia (2018:27), Basri (2010:35) dan Ridwan (2018:10) memiliki kesamaan dengan teknik yang diberikan Petugas BK dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa kelas V di SD AL-Firdaus Surakarta yaitu memiliki rasa percaya diri dan keberanian sangatlah penting dalam menjalani hidup dan menghadapi masalah. Konseling dapat dilakukan dengan menggunakan media, kemudian dalam pelaksanaannya petugas BK dibantu oleh guru kelas pada waktu pembelajaran didalam kelas. Sedangkan perbedannya adalah petugas BK membantu mengasah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik supaya dapat digunakan untuk bekal peserta didik dalam membentuk rasa percaya diri dan keberaniannya.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Petugas BK memiliki berbagai peran dalam tugasnya, petugas BK sebagai pendidik, petugas BK sebagai manajer kegiatan pendidikan

(15)

11

karakter, petugas BK sebagai konsultan, petugas BK sebagai teladan/contoh, petugas BK sebagai perancang kegiatan, petugas BK sebagai problem solver. 2) Fasilitas bimbingan dan konseling yang dimiliki SD ini cukup baik, ada fasilitas yang berupa sarana dan prasarana seperti ruang BK yang berguna sebagai ruangan petugas BK dalam melakukan proses bimbingan individu maupun kelompok. Didalam ruang BK ada fasilitas lain seperti LCD proyektor untuk menampilkan video pembelajaran, lalu ada papan bimbingan yang digunakan petugas BK pada saat melakukan bimbingan, kemudian ada buku-buku tentang BK sebagai relevansi petugas BK dalam melakukan tugasnya, ada juga buku BK yang digunakan siswa untuk belajar, kemudian ada jadwal bimbingan konseling dan buku catatan bimbingan konseling peserta didik untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian yang sudah dilakukan oleh peserta didik. 3) Teknik yang diberikan petugas BK dalam membentuk rasa percaya diri dan keberanian peserta didik ada 2 yaitu teknik langsung dan tidak langsung. Teknik langsung yang diberikan petugas BK adalah proses bimbingan konseling secara tatap muka, petugas BK memberikan pemahaman-pemahaman secara langsung atau tatap muka, petugas BK merangsang peserta didik untuk menumbuhkembangkan bakatnya dan merangsang peserta didik dalam menyelesaikan permasalahannya, yaitu pada permasalahan kurang percaya diri dan keberanian. Petugas BK pertama-tama membentuk rasa percaya diri dan keberanian melalui bakat yang dimiliki oleh peserta didik, jika bakat peserta didik mulai diakui oleh teman-teman sekitarnya maka dia akan merasa lebih percaya diri dan berani atas apa yang dilakukannya. Teknik tidak langsung yaitu petugas BK melakukan bimbingan menggunakan media atau pihak ke 3. Petugas BK menggunakan media dalam melakukan layanannya. Peserta didik dibimbing melalui media berupa vidio, papan bimbingan, dan sebagainya. Peserta didik disuruh untuk melihat vidio yang menginspirasi tentang rasa percaya diri dan keberanian. Dengan tujuan peserta didik mampu memetik amanah yang ada dalam cerita atau dapat memetik bagian yang menginspirasi tentang percaya diri dan keberanian.

(16)

12 DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2009. “Optimalisasi Konseling Individu Dan Kelompok Untuk Keberhasilan Siswa.” JURNAL PEMIKIRAN ALTERNATIF

KEPENDIDIKAN 14(1).

Basri, A. Said Hasan. 2010. “Peran Media Dalam Layanan Bimbingan.” Jurnal

Dakwah XI(1):23–41.

Bhakti, Caraka Putra. 2017. “Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah Di Kabupaten Gunungkidul.” Jurnal

Pendidikan (Teori Dan Praktik) 2(2).

Edwin R. Gerler, Jr. 1985. “Elementary School Counseling Research and Tthe Classroom Learning Environment.” 20(1).

Fuentes, Sarah D., and Paoze Thao. 2016. “Benefits of Counseling Services for Elementary School Students Benefits of Counseling Services for Elementary School Students.” 2–24.

Handarini, Dany M. 2017. “Peran Petugas BK Dalam Membentuk Generasi Muda Berkarakter.” 1(1).

Indrawati, Sjenny AWirda Hanim, and Imas Arshy Gustia. 2018. “Pengaruh Teknik Self-Instructional Dalam Layanan ( Penelitian Subjek Tunggal Siswa Kelas V Sdn Utan Kayu Utara 01 ).” Jurnal Bimbingan Dan Konseling 7(1):27.

Listyorini, Indria. 2017. “Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Oleh Guru Kelas Di Sekolah Dsara Negeri Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara.”

Lourdes, María, Aramburuzabala, and Cerrillo Martin. 2016. “The Role of the School Counselor in Service-Learning Theoretical Framework.” Jurnal of

Research on Service-Learning and Community Engagement 4(1).

Ma’rufi, Amar, Yusuf Suryana, and Heri Yusuf Muslihin. 2018. “Hubungan Sikap Berani Dengan Kepercayaan Diri Pada Kegiatan Senam Irama.” Jurnal

Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 5(3):287–96.

Marsudi, Saring, Darsinah, Rubino Rubiyanto, and Surtikanti. 2016. Bimbingan

Dan Konseling Di Sekolah. Surakarta: Universitas Muhammdiyah Surakarta.

Marsudi, Saring, Suwarno, Murfiah Dewi Wulandari, and Winda Hastuti. 2015. “Penakerja: Implemetasi Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Menengah Di SD Muhammadiyah PK Surakarta Dan MIM PK Kartasura.” 18:126–34.

Mushaandja, John, Cynthy Haihambo, Tania Vergnani, and Elzan Frank. 2013. “Major Challenges Facing Teacher Counselors in Schools in Namibia.”

Education Journal 2:77–84.

Putranti, Dwi. 2015. “Studi Deskriptif Tentang Sarana Dan Prasarana Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah Pertama.” 4(1).

(17)

13

Ridwan, Amin. 2018. “Peran Guru Agama Dalam Bimbingan Konseling Siswa Sekolah Dasara.” Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam 4(1).

Rukaya. 2019. Aku Bimbingan Dan Konseling. Guepedia Publisher.

Ruttoh, Margaret Jepkoech K. 2015. “Planning and Implementation of Guidance and Counseling Activities in Secondary Schools : A Case of Kamariny Division of Keiyo District , Kenya.” Journal of Education Practice 6(5):1–5. Salirawati, Das. 2012. “Percaya Diri, Keingintahuan, Dan Berjiwa Wirausaha:

Tiga Karakter Penting Bagi Peserta Didik.” Jurnal Pendidikan Karakter 218–19.

Setianingsih, Eka Sari, and Fakultas Ilmu Pendidikan. 2016. “Peranan Bimbingan Dan Konseling Dalam Memberikan Layanan Bimbingan Belajar Di Sd.” 6:79–88.

Tanjung, Zulfriadi, and Sinta Huri Amelia. 2017. “Menumbuhkan Kepercayaan Diri Siswa.” Jurnal Riset Tindakan Indonesia 2(2):1–4.

Trisnowati, Eli. 2016. “Peran Petugas BK Di Berbagai Setting Sekolah.” Jurnal

Konseling GUSJIGANG 2(2).

Wangid, Muhammad Nur. 2010. “Peran Petugas BK Sekolah Dalam Pendidikan Karakter.” Pendidikan Karakter Dan Petugas BK Sekolah.

Yumnah, Siti. 2016. “Kecerdasan Anak Dalam Pengenalan Potensi Diri.” Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu proses stokastik yang bisa di gunakan untuk proyeksi penduduk adalah proses kelahiran dan kematian, dimana model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi

Emansipasi wanita juga menjadi salah satu perubahan penting dengan perubahan penampilan para wanita yang ditandai dengan gaya rambut bob dan penggunaan kosmetik

Dengan demikian maka gerombol optimal algoritma Two Step Cluster (TSC) merupakan solusi terbaik untuk menggerombolkan desa/kelurahan di Provinsi Nusa Tenggara

Penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian eksperimental yaitu penelitian yang diambil dari sumber yang telah ada melalui jurnal dan karya ilmiah untuk

Sehingga baut tersebut AMAN digunakan untuk menahan beban dari pegas daun (Leaf Spring).. Sehingga pegangan segi tiga penarik

[r]

akses pada tanah pertanian, dan (4) Mengetahui peran tanah bagi petani

Saifullah Idris, Internalisasi Nilai dalam Pendidikan: Konsep dan Kerangka Pembelajaran dalam Pendidikan Islam , (Yogyakarta: Darussalam Publishing, 2017), hlm 34.. 19 2) Pemberian