Aspek Kelembagaan dalam
Pembangunan Regional
Kuliah 9 Pembangunan Regional
20 April 2007
Mekanisme Pembangunan
Regional
Organisasi dan perencanaan
Sifat alami organisasi
Struktur organisasi Prosedur organisasi
Organisasi perencanaan
Level operasional aktivitas perencanaan
Perencanaan proyek
Perencanaan sektoral
Perencanaan wilayah terintegrasi
Perencanaan nasional komprehensif
Level spasial aktivitas perencanaan
Perencanaan dan implementasinya: implikasi
secara spasial
Sentralisasi dan desentralisasi
Pilihan level perencanaan spasial
Perencana dan badan perencanaan
Perencana profesional
Peran Tipe
Badan perencanaan
Badan perencanaan nasional
Unit perencanaan di departemen sektoral Peranan perencana fisik
Unit perencanaan berbasis wilayah Konsultan perencana
Perencana dan badan perencanaan
Pendidikan untuk perancanaan
Ruang lingkup dan arahan pendidikan
perencanaan
Isi kursus perencanaan
Tingkatan dan status pendidikan perencanaan Lokasi kursus perencanaan
Perencana dalam masyarakat
Perencana, politisi, birokrat dan masyarakat Pandangan realistik terhadap perencanaan Perencana: inovator, advokator atau birokrat
Perencanaan Pembangunan di
Indonesia
RPJM Daerah RPJP Daerah RKP RPJM Nasional RPJP Nasional RKP Daerah Renstra KL Renja -KL Renstra SKPD Renja -SKPD RAPBN RAPBD RKA-KL RKA -SKPD APBN Rincian APBN APBD Rincian APBD Diacu
Pedoman Dijabarkan Pedoman
Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Diperhatikan Dijabar kan Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Diacu Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
UU SPPN Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah UU KN
Alur UU 25/2004
Sosialisasi, Konsultasi Publik, dan jaring asmara Musrenbang Jangka Panjang Daerah Rumusan hasil kesepakatan & komitmen Rancangan
Visi & Misi
Saran, tanggapan, Rekomendasi stakeholders - Geomorfologi & lingkungan - Ekonomi & SDA - Demografi - Prasarana dan sarana - dll. Prediksi Kondisi Umum Daerah Rancangan Arah Pembangunan
Rencana tata ruang Merumuskan gambaran awal - Visi - Misi - Arah Pembangunan Rancangan RPJP Penetapan Perda ttg RPJPD Peraturan Daerah ttg RPJP Daerah - Visi - Misi - Arah Pembangunan ▪ Arahan Umum ▪ Fungsi & peran sub wilayah/ kawasan Rancangan Akhir RPJPD
Diagram : Tata Cara Penyusunan RPJM Daerah
Analisis Keuangan Daerah
Visi, Misi, dan program KDH Musrenbang Jangka Menengah Daerah diacu Rumusan hasil kesepakatan & komitmen stakeholder dijabarkan -- Geografi - Perekonomian daerah - Sosial-Budaya - Prasarana dan sarana - Pemerintahan Umum - dll Prediksi Kondisi Umum Daerah - Strategi Pemb.Daerah - Arah kebijakan Umum - Arah kebijakan keuangan daerah - Program prioritas KDH Rancangan Awal RPJMD
- Visi, Misi, Program KDH
- Arah, kebijakan keuangan daerah. - Strategi
Pembangunan Daerah & Kebijakan Umum - Program, indikasi kegiatan, dan pendanaan. ▪Rancangan kerangka regulasi ▪Rancangan kerangka pendanaan Rancangan RPJMD
- Visi, Misi, Tujuan - Strategi, kebijakan - Program, indikasi kegiatan, dan pendanaan. ▪Rancangan kerangka regulasi ▪ Rancangan kerangka pendanaan Rancangan Renstra SKPD Lokasi Kegiatan
Rencana tata ruang
- Visi, Misi, Program KDH - Arah,kebijakan keuangan daerah. - Strategi Pembangunan Daerah & Kebijakan Umum - Program, indikasi kegiatan, dan pendanaan. ▪Rancangan kerangka regulasi ▪Rancangan kerangka pendanaan - Program transisi - Kaidah pelaksanaan Rancangan Akhir RPJMD Peraturan Daerah ttg RPJM Daerah Penetapan Perda ttg RPJMD
Penyusunan dan Penetapan RPJM
Visi, Misi, Program Presiden/KD Terpilih Bappenas/da menyusun Rancangan Awal RPJM/D Kement/Lemb / SKPD Menyusun Renstra-KL / Renstra SKPD Bappenas/da menyelenggarakan MUSRENBANG RPJM/D Penetapan RPJM / RPJMD Digunakan sebagai pedoman penyusunan Rancangan RKP/RKPD Bappenas/da menyusun Rancangan Akhir RPJM/D
a) Visi, Misi Presiden/KD b) Strategi Bangnas/da c) Kebijakan Umum
d) Kerangka ekonomi makro/da e) Program Kement/Lembaga /
SKPD a) Visi,Misi Presiden/KD b) Strategi Bangnas/da c) Kebijakan Umum
d) Kerangka ekonomi makro/da
Program Kement/Lembaga / SKPD e) Program Kement/Lembaga / SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Penyusunan dan Penetapan RKP/D
Rancangan Awal RKP/D Penetapan RKP/D Sebagai pedoman penyusunan Rancangan APBN Rancangan Akhir RKP/D a) Prioritas Pembangunan b) Kebijakan Umumc) Kerangka ekonomi makro/da d) Program Kement/Lembaga / SKPD
a) Prioritas Pembangunan Nasional / Daerah
b) Kebijakan Umum
c) Kerangka ekonomi makro/daÆ
Pagu Indikatif Kement/Lemb / SKPD Menyusun Renja - KL / SKPD Program Kement/Lembaga / SKPD d) Program Kement/Lembaga / SKPD SEB MenPPN + MenKeu MUSRENBANGPUS/DA a. Sinkronisasi Program KL/SKPD b. Harmonisasi Dekon dan TP
MUSRENBANG Prov Sbg Wakil Pemerintah Pusat
a. Harmonisasi Dekon dan TP (4)
Bappenas/da menyelenggarakan MUSRENBANGNAS
a. Sinkronisasi Program KL/SKPD b. Harmonisasi Dekon dan TP
Perencanaan – Apa Yang
Baru?
Daftar Usulan - “Shopping List”
• Sebanyak-banyaknya
• Seindah-indahnya
• Tidak terbatas
DULU SEKARANG
Rencana Kerja - “Working Plan”
• Input (Rp., Naker, Fasilitas, dll.)
• Kegiatan (Proses)
• Output / Outcome
Sehingga Perencanaan
• Dimulai dengan informasi tentang ketersediaan
sumberdaya dan arah pembangunan nasional Critical point-nya adalah
• Menyusun hubungan optimal antara input, proses,
dan output / outcomes
Karena:
Ada Sanksi Pidana Pasal 34 UU 17/2003
Pasal 13 Ayat (1) Ditetapkan dengan Undang-Undang
Disampaikan Ke DPR-RI
Pasal 11 Ayat (1) & (2) Musrenbang Jangka Panjang Nasional
Pasal 12 Ayat (1) Penyusunan Rancangan Akhir
berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Panjang Nasional
Penetapan RPJP oleh Pemerintah Maret 2005
Dibahas disidang kabinet Dibahas disidang kabinet
Pasal 10 Ayat (1) Kegiatan penyusunan rancangan Awal
RPJP 6 (enam) bulan setelah UU-SPPN diundangkan Dalam RUU-SPPN KEGIATAN WAKTU
JADWAL PENYUSUNAN RPJM (1)
Pasal 15 Ayat (1) KL menyusun rancangan Renstra KL
dengan berpedoman pada Rancangan Awal RPJM Nasional
III-IV November
Penyampaian Rancangan Awal RPJM Nasional ke KL dan Daerah
II November
Pasal 14 ayat (1) Rancangan Awal RPJM Nasional
Rancangan Awal RPJM Nasional dibahas di Sidang Kabinet
IV Oktober s/d I November UU SPPN Kegiatan Minggu
JADWAL PENYUSUNAN RPJM (2)
Pasal 18 Ayat (1) Dengan menggunakan bahan hasil
Musrenbang Bappenas menyusun Rancangan Akhir RPJM Nasional IV Desember-I Januari Pasal 16 Ayat (1), (2), dan (3) Bappenas menyelenggarakan Musrenbang RPJM Nasional II-III Desember Pasal 15 ayat (1) Bappenas menyusun Rancangan RPJM
Nasional dengan menggunakan bahan Renstra-KL
I Desember
UU SPPN Kegiatan
JADWAL PENYUSUNAN RPJM (3)
Pasal 20 Ayat (1) RPJM Nasional digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan Rancangan Awal RKP
III Januari
Pasal 19 ayat (1)
Rancangan Akhir RPJM Nasional
dibahas dalam Sidang Kabinet
Menetapkan RPJM Nasional dengan
Peraturan Presiden II Januari
UU SPPN Kegiatan
KEGIATAN PENYUSUNAN RKP (1)
PP No 21/2004 tentang RKA-KL Pasal 9 Ayat (1)
SEB antara MenPPN dan Menkeu tentang Prioritas pembangunan nasional Pagu Indikatif II Februari PP No 21/2004 tentang RKA-KL Pasal 9 Ayat (2) Pasal 20 Ayat (2) UU SPPN Pasal 32 Ayat (4) UU SPPN KL menyusun Rencana Kerja dengan mengacu
pada Rancangan Awal RKP dan menyampaikannya ke Bappenas
Bappeda menyusun Rancangan Awal RKPD Khusus untuk kegiatan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan, penyusunan rencana kerjanya dikoordinasikan oleh Gubernur
III-IV Februari
Rancangan Awal RKP dibahas dalam Sidang Kabinet
I Februari
Pasal 20 ayat (1) UU SPPN Menyusun Rancangan Awal RKP yang dilengkapi
dengan:
Exercise pagu indikatif dana perimbangan Pusat dan Daerah
Exercise pagu indikatif bagi Kementerian/Lembaga (KL) II-III Januari
Dasar Hukum Kegiatan
KEGIATAN PENYUSUNAN RKP (2)
Idem
-Menyusun Draft III Rancangan RKP III April
Idem
-Musrenbang Propinsi untuk menyelaraskan kembali rencana kegiatan dekon dan tugas pembantuan
IV Maret-II April
PP No 20/2004 tentang RKP Pasal 6 Ayat (1) dan (2) Musrenbang Pusat untuk menyerasikan kegiatan dekon dan
tugas pembantuan dengan Rancangan RKPD III Maret
Idem
-Musrenbang Nasional untuk mensinergikan kegiatan
pembangunan antar KL, dan antara Pusat dan Daerah dalam hal kegiatan Dekon dan Tugas Pembantuan
IV April
Bappenas menyusun Draft II Rancangan RKP II Maret
PP No 21/2004 tentang RKA-KL Pasal 9 Ayat (3)
Penelaahan Renja-KL dalam hal:
9 Konsistensinya dengan Rancangan Awal RKP; 9 Kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
I Maret
Dasar Hukum Kegiatan
KEGIATAN PENYUSUNAN RKP (3)
PP No 20/2004 tentang RKP Pasal 7 Ayat (2)
9 Pembahasan Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran di
DPR dengan bahan RKP yang sudah ditetapkan
UU SPPN Pasal 24 Ayat (1)
9 Menetapkan Rancangan Akhir RKP menjadi RKP dengan
Peraturan Presiden
UU No 17 Tahun 2003 Pasal 8 PP No 20/2004 tentang RKP
Pasal 7 Ayat (1)
9 Sidang Kabinet membahas RKP dan Pokok-Pokok
Kebijakan Fiskal serta Kerangka Ekonomi Makro untuk menghasilkan kebijakan pemerintah tentang RAPBN
II Mei
UU SPPN Pasal 24 Ayat (1) Menyusun Rancangan Akhir RKP
I Mei
Dasar Hukum Kegiatan
Learning region model
Model of
local
development
process
E-region typologies
Mengapa keuangan regional
Pemerintahan Daerah diharapkan dapat
melaksanakan fungsinya secara efektif
Harus mendapat kebebasan dalam pengambilan
keputusan pengeluaran di sektor publik
Karenanya, harus mendapat dukungan
sumber-sumber keuangan yang memadai baik yang berasal dari Pendapatan mereka sendiri maupun yang
berasal dari Subsidi/Bantuan dari Pemerintah Pusat
Perlu diatur perimbangan keuangan (hubungan
keuangan) antara Pusat dan Daerah untuk
Fungsi pemerintah
Fungsi stabilisasi Æ peranan pemerintah dalam
mengelola kesempatan kerja, stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi melalui penggunaan
kebijakan fiskal dan moneter
Fungsi distribusi Æ peranan pemerintah dalam
mendistribusikan sumberdaya atau pendapatan yang diinginkan secara sosial
Fungsi alokasi Æ intervensi pemerintah terhadap
pasar dalam rangka menjamin bahwa masyarakat akan menerima alokasi sumberdaya seperti yang mereka harapkan yakni untuk sejumlah barang dan jasa tertentu harus dihasilkan dalam jumlah yang memadai
Sasaran perimbangan keuangan
Akuntabel Æ pengambilan kebijakan keuangan
daerah harus diputuskan dalam sebuah iklim yang penuh keterbukaan dari para wakil rakyat dan
pejabat yang berwenang
Adil Æ kebijakan keuangan daerah harus adil baik
secara horisontal maupun vertikal.
Efektif Æ kebijakan keuangan daerah harus dapat
mempertimbangkan penggunaan sumberdaya
dengan hasil/keuntungan yang diperoleh, dimana secara umum sumberdaya yang digunakan harus lebih kecil dari manfaat yang diterima
Faktor pendukung desentralisasi fiskal
Pemerintah Pusat yang mampu melakukan
pengawasan dan
enforcement
SDM yang kuat pada Pemda guna
menggantikan peran Pemerintah Pusat
;
Keseimbangan dan kejelasan dalam
pembagian tanggung jawab dan kewenangan
dalam melakukan pungutan pajak dan
retribusi daerah
Sumber keuangan pemerintah regional
Pendapatan sendiri
Æ
pendapatan yang
berasal dari pendapatan sendiri dapat
berasal dari pajak, penjualan atau jasa,
pendapatan non pajak, dan penjualan
obligasi daerah
Pembayaran dari level pemerintahan yang
lain (Pusat, Daerah yang lebih
tinggi/Propinsi, atau Daerah setingkat
Kenapa transfer antar pemerintahan
agar pemerintah yang mendapatkan transfer dapatmenyediakan pelayanan tertentu yang tidak dapat dia laksanakan sendiri kalau tidak mendapatkan bantuan dana
untuk mengurangi kesenjangan kapasitas fiskal
(equalization)
sebagai kompensasi terhadap penyediaan jasa yang
telah dilakukan oleh penerima dana transfer yang
seharusnya dikerjakan oleh pemerintah yang memberikan transfer dana
dalam rangka mengurangi dampak eksternalitas
dalam rangka menstimulasi merit goods tertentu yang
diproduksi oleh swasta
dalam rangka redistribusi pendapatan untuk tujuan politis tertentu
Peran transfer antar pemerintahan
hibah digunakan untuk memperbaiki eksternalitas
yang muncul dari struktur pemerintahan daerah yang ada dan dalam rangka meningkatkan
efisiensi kebijakan fiskal
untuk redistribusi eksplisit dari sumberdaya
diantara wilayah dan lokalitas yang ada
untuk mensubtitusi struktur pajak tertentu, serta sebagai mekanisme stabilisasi ekonomi makro
bagi sektor Pemerintahan Daerah
Jenis dana transfer
Hibah Kategori (penggunaan untuk aktivitas tertentu)
Hibah Umum (tidak ada batasan penggunaan) Formula Formula Proyek Kondisi penggunaan Metode alokasi Lumpsum (tidak diperlukan pengeluaran) Pendamping
Pendamping Lumpsum (tidak
diperlukan pengeluaran) Sharing pendapatan (permasalahan upaya pajak-variabel disesuaikan) Tertutup (jumlah hibah terbatas) Terbuka (tidak ada batas jumlah hibah)
Batas besarnya hibah
Jenis dana transfer
Hibah kategori (the categorical grant) Æ
dikarakteristikan dengan adanya larangan yang ketat terhadap penggunaan dana yang diberikan. Larangan dibuat untuk menjamin bahwa dana dibelanjakan untuk tujuan spesifik yang telah ditentukan. Dalam konteks Indonesia, tipe hibah ini adalah yang kita kenal
sebagai specific grant atau dana alokasi khusus
Bantuan fiskal secara umum (general fiscal assistance)
Æ bertujuan untuk meningkatkan kemampuan umum
dari penerima dana untuk melaksanakan kewajibannya dalam memberikan pelayanan publik. Di Indonesia kita mengenalnya sebagai subsidi daerah otonom atau
sekarang sebagai dana alokasi umum
Jenis dana transfer
Biaya pembayaran kembali (reimbursement costs)
Æ biaya yang dibayarkan atas biaya penyediaan pelayanan yang seharusnya dilakukan oleh
pemberi dana. Di Indonesia mungkin lebih tepat untuk dana dekonsentrasi atau dana pelaksanaan tugas pembantuan
Block grant
Æ
hibah yang penggunaannya cukupfleksibel (dalam artian tidak banyak larangan) seperti halnya hibah kategori. Hibah ini dapat digunakan untuk banyak tujuan sesuai dengan kebutuhan
UU 33/2004
Pendapatan Daerah
PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Pembiayaan
Sisa lebih perhitungan anggaran daerah
Penerimaan pinjaman daerah
Dana cadangan daerah
PAD
hasil pajak daerah,
hasil retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah
lain-lain pendapatan asli daerah yang syah berupa:
hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan; jasa giro;
pendapatan bunga;
keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;
komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah
Dana perimbangan
Dana bagi hasil
Pajak
PBB
BPHTB
PPh Pasal 25, 29 dan 21 WPOPDN
SDA
Kehutanan
Pertambangan umum
Perikanan
Pertambangan minyak bumi
Pertambangan gas bumi
Pertambangan panas bumi
Dana alokasi umum Dana alokasi khusus
Lain-lain pendapatan