• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN RUMAH TANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANGGARAN RUMAH TANGGA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

MUSYAWARAH NASIONAL XI MUSYAWARAH NASIONAL XI

PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

MAKASSAR MAKASSAR 2013 2013 BAB I BAB I KEANGGOTAAN KEANGGOTAAN Pasal 1 Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat Keanggotaan 1.

1. Syarat keanggotaan PTBMMKI adalah organisasi tim bantuan medis yang telah mengikuti 2Syarat keanggotaan PTBMMKI adalah organisasi tim bantuan medis yang telah mengikuti 2 (dua) kali Musyawarah Nasional secara penuh dalam kurun waktu 3 (tiga) periode (dua) kali Musyawarah Nasional secara penuh dalam kurun waktu 3 (tiga) periode berturut-turut.

turut. 2.

2. Penetapan dan pengesahan anggota PTBMMKI dilakukan di awal Musyawarah NasionalPenetapan dan pengesahan anggota PTBMMKI dilakukan di awal Musyawarah Nasional  berikutnya

 berikutnya dalam dalam kurun kurun waktu waktu 2 2 (dua) (dua) periode periode berturut-turut berturut-turut jika jika telah telah memenuhi memenuhi ayatayat  pertama.  pertama. Pasal 2 Pasal 2 Masa Keanggotaan Masa Keanggotaan 1.

1. Masa keanggotaan anggota PTBMMKI akan berakhir jika tidak mengikuti MusyawarahMasa keanggotaan anggota PTBMMKI akan berakhir jika tidak mengikuti Musyawarah Anggota secara penuh selama 2 (dua) kali berturut-turut setelah sebelumnya diberikan Anggota secara penuh selama 2 (dua) kali berturut-turut setelah sebelumnya diberikan  peringatan oleh PTBMMKI.

 peringatan oleh PTBMMKI. 2.

2. Penetapan dan pengesahan anggota PTBMMKI yang dinyatakan berakhir dilakukan di akhirPenetapan dan pengesahan anggota PTBMMKI yang dinyatakan berakhir dilakukan di akhir Musyawarah Anggota sebelum agenda penutupan pada tahun kedua organisasi tim bantuan Musyawarah Anggota sebelum agenda penutupan pada tahun kedua organisasi tim bantuan medis tersebut tidak hadir.

medis tersebut tidak hadir.

Pasal 3 Pasal 3 Hak Anggota Hak Anggota 1.

1. Hak berbicara.Hak berbicara. 2.

2. Hak memilih dan dipilih.Hak memilih dan dipilih. 3.

3. Hak mendapat perlakuan yang sama dengan anggota PTBMMKI yang lain.Hak mendapat perlakuan yang sama dengan anggota PTBMMKI yang lain. 4.

4. Hak membela diri apabila dinyatakan bersalah atas sebuah pelanggaran.Hak membela diri apabila dinyatakan bersalah atas sebuah pelanggaran. 5.

5. Hak mengikuti seluruh kegiatan PTBMMKI.Hak mengikuti seluruh kegiatan PTBMMKI. Pasal 4 Pasal 4

Kewajiban Anggota Kewajiban Anggota

(2)

5. Melaksanakan satu program kerja atas namadan/ataumembawanama PTBMMKI dalam satu  periode kepengurusan.

6. Memberikan laporan perkembangan organisasi tiap caturwulan kepada koordinator wilayah masing-masing.

7. Menaati dan melaksanakan hasil keputusan Musyawarah Anggota. Pasal 5

Sanksi Anggota

1. Anggota dapat dikenakan sanksi bila melakukan tindakan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan atau peraturan dalam organisasi. 2. Bentuk sanksi yang dapat diberikan berupa:

a. Peringatan lisan oleh ketua PTBMMKI. b. Peringatan tertulis oleh ketua PTBMMKI. c. Pencabutan sementara hak anggota.

d. Pencabutan status keanggotaan.

e. Pencabutan status keanggotaan secara tidak terhormat.

3. Apabilasanksi point a dan b tidakdiindahkanmaka kriteria dan mekanisme pemberian sanksi  point c,d,dan e dibahas dan diatur sesuai dengan jenis pelanggaran dalam peraturan

tersendiri yang ditetapkan dalam Musyawarah Anggota. Pasal 6

Kehilangan Status Keanggotaan

Kehilangan status keanggotaan PTBMMKI ditetapkan dalam Musyawarah Anggota, terjadi bila: a. Tidak mengikuti Musyawarah Anggotasecara penuh 2 (dua) kali berturut-turut.

b. Mengundurkan diri dengan alasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang kemudian ditetapkan dan disahkan di Musyawarah Anggota.

c. Melakukan pelanggaran tertentu yang ditetapkan dan disahkan di Musyawarah Anggota. d. Organisasi tim bantuan medis yang menjadi anggota dibubarkan.

BAB II

DEWAN PERWAKILAN ORGANISASI Pasal 7

Struktur

1. Dewan Perwakilan Organisasi atau yang disingkat DPO merupakan kesatuan yang bersifat kolektif.

2. Dewan Perwakilan Organisasi terdiri dari seorang koordinator yang merangkap menjadi anggota.

(3)

Pasal 9

Masa Keanggotaan

1. Masa keanggotaan Dewan Perwakilan Organisasi adalah 1 (satu) periode.

2. 1 (satu) periode masa keanggotaan Dewan Perwakilan Organisasi terhitung sejakditetapkan di Musyawarah Nasional sampai dinyatakan berhenti pada Musyawarah Nasional selanjutnya.

3. Masa keanggotaan Dewan Perwakilan Organisasi berakhir jika: a. Telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Anggota.

 b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa.

c. Diberhentikan karena melanggar ketentuan organisasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa.

Pasal 10

Tugas dan Wewenang 1. Mengawasi dan mengontrol jalannya organisasi.

2. Mengevaluasi kinerja Badan Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah.

3. Memberikan saran, pendapat dan teguran kepada Badan Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah.

4. Membacakan laporan Dewan Perwakilan Organisasi pada Musyawarah Nasional. 5. Melaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa bila dianggap perlu.

BAB III

BADAN PENGURUS PUSAT Pasal 11

Struktur

1. Badan Pengurus Pusat atau yang disingkat BPP merupakan badan struktural eksekutif di PTBMMKI.

2. Badan Pengurus Nasional minimal terdiri dari: a. Ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI b. Sekretaris

c. Bendahara

d. Staf Bidang Penanggulangan Bencana e. Staf Bidang Informasi dan Komunikasi f. Staf Bidang Pendidikan dan Latihan g. Staf Bidang Hubungan Luar

(4)

Pasal 12 Keanggotaan

1. Anggota Badan Pengurus Pusat merupakan anggota organisasi tim bantuan medis yang menjadi anggota PTBMMKI.

2. Ketua Badan Pengurus Pusat dipilih dan ditetapkan di Musyawarah Anggota.

3. Sekretaris, Bendahara, Staf Bidang Penanggulangan Bencana, Staf Bidang Informasi dan Komunikasi, Staf Bidang Pendidikan dan Latihan, Staf Bidang Hubungan Luar, Staf Bidang Keuangan, dan Staf Bidang Administrasi Organisasi dan komponen fungsional lainnya yang ditentukan oleh ketua BPP juga merupakan anggota Badan Pengurus Pusat.

4. Anggota Badan Pengurus Pusat dipilih dan diangkat oleh Ketua Badan Pengurus Pusat. Pasal 13

Masa Kepengurusan

1. Masa kepengurusan Ketua dan Anggota Badan Pengurus Pusat adalah 1 (satu) periode.

2. 1 (satu) periode masa kepengurusan Badan Pengurus Pusat terhitung sejak ditetapkan di Musyawarah Nasional sampai dinyatakan berhenti pada Musyawarah Nasional selanjutnya. 3. Masa kepengurusan Ketua Badan Pengurus Pusat berakhir jika:

a. Telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Nasional.

 b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa.

c. Diberhentikan karena melanggar ketentuan organisasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa.

4. Masa kepengurusan anggota Badan Pengurus Pusat berakhir jika:

a. Ketua Badan Pengurus Pusat telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Nasional.  b. Mengundurkan diri kepada Ketua Badan Pengurus Pusat atas permintaan sendiri dengan

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. Diberhentikan oleh Ketua Badan Pengurus Pusat karena melanggar ketentuan organisasi.

Pasal 14

Tugas dan Wewenang 1. Tugas dan wewenang Badan Pengurus Pusat:

a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Anggota  b. Menyelenggarakan kegiatan organisasi.

c. Membuat kebijakan-kebijakan yang tidak bertentangan dengan ketentuan organisasi demi kelancaran organisasi.

(5)

 b. Mengangkat anggota Pengurus Wilayah.

c. Berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal PTBMMKI.

d. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban secaralisandantulisandalam Musyawarah  Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa jika d iagendakan.

3. Tugas dan wewenang Sekretaris

a. Membantu Ketua PTBMMKI dalam mengurusi urusan-urusan internal dan administrasi organisasi.

 b. Menggantikan posisi, tugas dan wewenang Ketua PTBMMKI pada saat Ketua PTBMMKI berhalangan.

c. Membuat pelaporan inventarisasi dan pengarsipan organisasi.

d. Bertanggung jawab terhadap realisasi penyelenggaraan Musyawarah Nasional. 4. Tugas dan wewenang Bendahara

a. Membantu . Ketua PTBMMKI dalam mengelola keuangan organisasi.

 b. Bertanggungjawab terhadap penyimpanan dan pengeluaran uang organisasi. c. Bertanggungjawab mengelola dana bantuan bencana dan membuat pelaporannya. d. Membuat pelaporan mengenai keuangan organisasisecaralisandantulisan.

5. Tugas dan wewenang Staf Bidang Penanggulangan Bencana

a. Menginisiasi dan mengkoordinir anggota PTBMMKI dalam penurunan tim medis  bencana.

 b. Menjalankan pelaksanaan standar operasional prosedur penanggulangan bencana

c. Mengkoordinir penyaluran dana bantuan bencana dan mengkoordinir bentuk bantuan lainnya terhadap korban bencana serta membuat pelaporannya.

d. Membuat pelaporan mengenai bencana dan penganggulangannya oleh PTBMMKI yang terjadi selama satu periode kepengurusan beserta dengan pemetaan kekuatan medis PTBMKKI.

6. Tugas dan wewenang Staf Bidang Informasi dan Komunikasi

a. Bertanggungjawab terhadap penyaluran informasi dari dan ke seluruh anggota PTBMMKI.

 b. Bertanggungjawab mewadahi komunikasi antar anggota PTBMMKI. c. Bertanggungjawab dalam mengelola website PTBMMKI.

7. Tugas dan wewenang Staf Bidang Pendidikan dan Latihan

a. Bekerja sama dengan koordinator-koordinator wilayah dalam menginisiasi  pembentukan organisasi tim bantuan medis pada universitas atau sekolah tinggi yang

(6)

8. Tugas dan wewenang Staf Bidang Hubungan Luar a. Mensosialisasikan PTBMMKI kepada masyarakat.

 b. Menjalin kerjasama dengan pihak luar untuk kepentingan organisasi. c. Mencari sponsor dalam penurunan tim medis bencana nasional.

d. Bertanggung jawab dalam membuat pemberitaan mengenai PTBMMKI.

e. Bertanggungjawab dalam membuat pelaporan tentang intansi-instansi yang telah menjalin kerjasama dengan PTBMMKI.

9. Tugas dan wewenang Staf Bidang Keuangan

a. Membantu bendahara dalam mengelola keuangan organisasi.

 b. Bertanggungjawab dalam melaksanakan usaha-usaha pencarian dana guna pelaksanaan rutinitas organisasi.

c. Menginisiasi penggalangan dana bantuan bencana.

d. Bertanggungjawab terhadap pelaporan usaha-usaha pencarian dana selama satu periode kepengurursan.

10. Tugas dan wewenang Staf Bidang Administrasi Organisasi

a. Membantu sekretaris dalam mengelola administrasi organisasi.  b. Menyimpan segala arsip dan administrasi organisasi.

BAB IV

PENGURUS WILAYAH Pasal 15

Struktur

1. Pengurus Wilayah atau yang disingkat PW merupakan kesatuan struktural eksekutif tingkat wilayah di bawah pimpinan Ketua PTBMMKI yang dibagi ke dalam lima wilayah.

2. Pengurus Wilayah PTBMMKI terdiri dari:

a. Pengurus Wilayah 1, mencakup pulau Sumatera.

 b. Pengurus Wilayah 2, mencakup provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. c. Pengurus Wilayah 3, mencakup provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. d. Pengurus Wilayah 4, mencakup provinsi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. e. Pengurus Wilayah 5, mencakup Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua 3. Pengurus Wilayah dipimpin oleh seorang Koordinator Wilayah.

4. Koordinator Wilayah tidak berada dalam garis komando struktural dengan tim bantuan medis yang ada di wilayahnya, melainkan berada dalam garis koordinasi

5. Pengurus Wilayah minimal terdiri dari Koordinator Wilayah dan anggota Pengurus Wilayah. 6. Apabila Koordinator Wilayah berhalangan sementara, maka tugas diganti oleh anggota dari

(7)

Pasal 16 Keanggotaan

1. Anggota Pengurus Wilayah merupakan anggota organisasi tim bantuan medis yang menjadi anggota PTBMMKI yang sesuai dengan wilayah asalnya.

2. Koordinator Wilayah dipilih dan ditetapkan di Musyawarah Nasional.

3. Anggota Pengurus Wilayah dipilih oleh Koordinator Wilayah dan diangkat oleh Ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI melalui sebuah surat keputusan.

Pasal 17

Masa Kepengurusan

1. Masa kepengurusan Pengurus Wilayah sesuai dengan masa kepengurusan Badan Pengurus Pusat.

2. Masa kepengurusan Koordinator Pengurus Wilayah berakhir jika: a. Telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Nasional.

 b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa.

c. Diberhentikan karena melanggar ketentuan organisasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa.

3. Masa kepengurusan anggota Pengurus Wilayah berakhir jika:

a. Ketua Badan Pengurus Pusat telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Nasional.  b. Mengundurkan diri kepada Ketua Badan Pengurus Pusat melalui Koordinator Wilayah

atas permintaan sendiri dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. Diberhentikan oleh Ketua Badan Pengurus Pusat karena melanggar ketentuan organisasi.

Pasal 18

Tugas dan Wewenang 1. Tugas dan wewenang Pengurus Wilayah:

a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Anggota.  b. Melaksanakan keputusan Ketua PTBMMKI.

c. Menyelenggarakan kegiatan organisasi di tingkat wilayah.

d. Membuat kebijakan-kebijakan yang tidak bertentangan dengan ketentuan organisasi demi koordinasi tingkat wilayah

e. Membuat laporan evaluasi tentang kinerja Pengurus Wilayah kepada Ketua Badan Pengurus Pusat dan Dewan Perwakilan Organisasi per caturwulan.

(8)

d. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban dalam Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa jika diagendakan.

Pasal 19

Koordinasi Wilayah

1. Koordinator wilayah berkoordinasi dengan koordinator wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan setiap caturwulan.

2. Koordinator wilayah mengkoordinasikan kegiatan PTBMMKI kepada organisasi tim  bantuan medis yang ada di wilayah kerjanya setiap caturwulan.

3. Koordinator wilayah berhak meminta laporan dari organisasi tim bantuan medis yang berada dalam wilayah kerjanya setiap caturwulan.

4. Koordinator wilayah wajib memberikan laporan perkembangan wilayahnya masing-masing kepada Dewan Perwakilan Organisasi secara berkala setiap caturwulan.

BAB V

MUSYAWARAH NASIONAL Pasal 20

Wewenang 1. Menetapkan dan mengesahkan anggota PTBMMKI.

2. Mendengar dan mengevaluasi laporan Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI periode sebelumnya.

3. Memberhentikan Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI periode sebelumnya.

4. Mendengardanmengevaluasi laporan Ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI periode sebelumnya.

5. Memberhentikan Ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI periode sebelumnya.

6. Mendengar dan mengevaluasi laporan Koordinator-Koordinator Wilayah PTBMMKI  periode sebelumnya.

7. Memberhentikan Koordinator-Koordinator Wilayah PTBMMKI periode sebelumnya.

8. Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PTBMMKI. 9. Menetapkan dan mengesahkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi PTBMMKI.

10. Menetapkan dan mengesahkan Kurikulum Dasar Pendidikan dan Pelatihan PTBMMKI 11. Menetapkan dan mengesahkan Sistem Koordinasi Penanggulangan Bencana PTBMMKI. 12. Memilih, menetapkan, dan mengesahkan Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI periode

selanjutnya.

13. Memilih, menetapkan, dan mengesahkan Ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI periode selanjutnya.

(9)

17. Mencabut status keanggotaan. 18. Membubarkan organisasi.

Pasal 21 Pelaksanaan

1. Musyawarah Nasional dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

2. Materi persidangan disiapkan oleh pelaksana Musyawarah Nasional di bawah koordinasi Badan Pengurus Pusat PTBMMKI.

Pasal 22 Peserta 1. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari:

a. Peserta penuh  b. Peserta peninjau

2. Peserta penuh adalah delegasi dari organisasi tim bantuan medis yang telah menjadi anggota PTBMMKI dan hadir dalam Musyawarah Nasional.

3. Peserta peninjau adalah undangan yang diundang oleh panitia dan atau pengurus PTBMMKI dan hadir dalam Musyawarah Nasional.

4. Hak dan kewajiban peserta diatur dalam tata tertib Musyawarah Nasional. BAB VI

MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA Pasal 23

Wewenang

1. Memberhentikan anggota Dewan Perwakilan Organisasi, Ketua Badan Pengurus Pusat atau Koordinator Wilayah PTBMMKI.

2. Memilih, menetapkan, dan mengesahkan anggota Dewan Perwakilan Organisasi, Ketua Badan Pengurus Pusat atau Koordinator Wilayah PTBMMKI yang  bersifatsementarahinggaMusyawarahNasionalselanjutnya.

3. Mengeluarkan anggota.

4. Mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

5. Mengubah segala ketetapan yang ditetapkan di Musyawarah Nasional PTBMMKI.

6. Menetapkan dan mengesahkan segala ketentuan atau peraturan yang berkaitan dengan eksistensi organisasi.

7. Membubarkan organisasi.

Pasal 24 Pelaksanaan

(10)

2. Disetujui oleh setengah ditambah satu dari jumlah anggota PTBMMKI dan ditetapkan serta dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI.

3. Materi persidangan disiapkan oleh Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI. Pasal 25

Peserta

1. Peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa hanya terdiri dari peserta penuh yang merupakan anggota PTBMMKI.

2. Hak dan kewajiban peserta diatur dalam tata tertib Musyawarah Nasional Luar Biasa. BAB VII

KEUANGAN Pasal 26 Sumber Keuangan 1. Iuran anggota, terdiri dari:

a. Iuran pokok, sebesar Rp 100.000,00 yang dibayar pada saat ditetapkan menjadi anggota PTBMMKI.

 b. Iuran rutin, sebesar Rp 100.000,00 per cawu mengikuti periode kepengurusan PTBMMKI.

2. Usaha-usaha yang sah dan menguntungkan organisasi.

3. Dana sosial yang dikumpulkan saat terjadi bencana dan akan disalurkan untuk korban  bencana, bukan untuk kepentingan organisasi.

Pasal 27

Pengelolaan Keuangan

1. Segala sesuatu yang menyangkut keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran harus dibukukan dengan tanda bukti yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Anggota.

2. Setiap permohonan dan pemasukan keuangan untuk kegiatan harus melalui bendara PTBMMKI dengan sepengetahuan ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI.

BAB VIII

RAPAT KERJA NASIONAL Pasal 28

Pengertian

Rapat Kerja Nasional yang selanjutnya disingkat Rakernas adalah kegiatan nasional PTBMMKI untuk membahas program kerja selama satu periode kepengurusan dan diikuti oleh anggota PTBMMKI dan utusan yang diundang oleh panitia dan atau Badan Pengurus Pusat PTBMMKI.

(11)

Pasal 30 Pelaksanaan

1. Rakernas paling lambat dilaksanakan 3 minggu setelah pengurus baru ditetapkan. 2. Rakernas dilaksanakan oleh Badan Pengurus Pusat PTBMMKI.

BAB IX

JAMBORE NASIONAL Pasal 31

Pengertian

Jambore Nasional adalah kegiatan nasional PTBMMKI yang bertujuan untuk membangun kebersamaan antar anggota PTBMMKI atau utusan yang diundang oleh panitia dan atau  pengurus PTBMMKI dan untuk meningkatkan kualitas anggota PTBMMKI atau utusan yang diundang oleh panitia dan atau pengurus PTBMMKI melalui sebuah pendidikan, pelatihan dan atau simulasi.

Pasal 32 Pelaksanaan 1. Jambore Nasional diadakan 1 (satu) kali dalam setahun.

2. Pelaksana Jambore Nasional adalah organisasi tim bantuan medis yang juga melaksanakan Musyawarah Nasional, kecuali ketetapan di Musyawarah Nasional sebelumnya mengatur yang lain.

3. Materi disusun oleh pelaksana dengan mengacu pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kurikulum Dasar Pendidikan PTBMMKI, dan atau ketentuan lainnya.

BAB X LAMBANG

Pasal 33 Gambar Lambang

(12)

b. LambangStar of Life. c. Gambar Sayap

d. Tongkatdenganduaular. 3. Ketentuan tulisan:

a. Kedua tulisan yang ada pada lambang ditulis dengan ukuran yang sama menggunakan  jenis hurufTimes New Roman kapital, tebal (bold ) dan berwarna hitam.

b. Tulisan “PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA” ditulis melingkar mengikuti lingkaran dalam lambang dengan potongan “PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS  MAHASISWA KEDOKTERAN”denganhurufpertamatiap kata lebihbesarsatutingkatdari yang lain,

terletak sebelah atas dan potongan

“INDONESIA”denganseluruhhurufsebesardenganhurufpertamapadakalimat“PERHIMP UNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN”,  berspasiantaratiaphurufnyasertaterletak sebelah bawah.

c. Tulisan “PTBMMKI” terletak diantara tulisan “PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS” dengan lambang Star of Life.

4. Ketentuan lambangStar of Life:

a. Terletak tepat di tengah lingkaran. b. Berwarna orange.

c. Berbentuk bintang dengan jumlah tangan enam dengan ujung tumpul. 5. Ketentuan gambar Sayap:

a. Terletak sejajar dengan tangan kedua dan ketiga dari lambangStar of Life. b. Berjumlah 2 (dua) buah, kanan dan kiri.

c. Berwarna emas.

d. Sayap kanan: bulu kecil di ujung sayap berjumlah 10 (sepuluh) buah, bulu besar di tengah sayap berjumlah 5 (lima) buah, bulu kecil di pangkal sayap berjumlah 46 (empat  puluh enam) buah.

e. Sayap kanan: bulu kecil di ujung sayap berjumlah 9 (sepuluh) buah, bulu besar di tengah sayap berjumlah 4 (lima) buah, bulu kecil di pangkal sayap berjumlah 46 (empat  puluh enam) buah.

6. Ketentuan tongkat denganduaular: a. Terletak tepat di tengah lingkaran. b. Ular berwarna putih dengan tepi hitam.

(13)

Pasal 35 Makna Lambang 1. Warna:

a. Hitam dimaknai sebagai bentuk kebulatan tekad dalam bertindak di bidang kegawatdaruratan medis.

b. Putih dimaknai sebagai ketulusan dan keikhlasan dalam menolong sesama manusia serta kesucian.

c. Orange terkenal sebagai warna kegawatdaruratan yang melambangkan kesehatan atau medis.

d. Emas dimaknai sebagai kemuliaan bahwa bergerak dalam lingkup kemanusiaan adalah tindakan yang mulia.

e. Hijau merupakan warna alam yang bermakna kehidupan serta mewakili unsur kepecintaalaman.

2. Bentuk:

a. Lingkaran melambangkan persaudaraan yang erat.

 b. Star of Life  melambangkan kegawatdaruratan, keenam tangannya bermaknadetection, reporting ,response,on scene care,care in transit , dantransfer to definitive care.

c. Sayap diambil dari bentuk sayap garuda yang menjadi lambang negara Indonesia yaitu Pancasila.

d. Tongkat hitam melambangkan generasi muda sebagai tonggak generasi bangsa, dua ular melambangkan persaudaraan yang erat.

BAB XI ATRIBUT

Pasal 36 Jenis Atribut Atribut PTBMMKI terdiri dari:

a. Bendera b. Emblem

Pasal 37 Bendera

1. Bendera PTBMMKI berwarna dasar putih dengan gambar lambang PTBMMKI di tengahnya.

2. Bendera PTBMMKI berbentuk persegi panjang dengan perbandingan panjang dengan lebarnya adalah 3:2.

(14)

Pasal 38 Emblem

1. Emblem adalah lambang PTBMMKI yang dibordir dan dipasang pada pakaian dinas organisasi tim bantuan medis yang menjadi anggota PTBMMKI.

2. Setiap organisasi tim bantuan medis yang menjadi anggota PTBMMKI wajib memasang emblem pada pakaian dinasnya

BAB XII LAGU Pasal 39 Jenis Lagu

Lagu PTBMMKI adalah mars yang diciptakan oleh dr. M. Harbi Praditya, TBMFKUSU-04-20, yang selanjutnya disebut Mars PTBMMKI.

Pasal 40 Lirik Lagu Perhimpunan Tim Bantuan Medis

Mahasiswa Kedokteran Indonesia Muda mudi yang berhati suci Bersatu tuk menyehatkan bangsa Kemanusiaan terpatri dalam jiwa Siap siaga dalam menghadapi bencana Lugas mengabdi pada masyarakat Mencintai alam dan lingkungan Di seluruh penjuru Indonesia Jiwa gagah berani telah berdiri

Berkumpul, berlatih dan menyatukan hati Menjadi penyelamat nyawa negeri

PTBMMKI

Bergerak cepat, bertindak tepat Ilmu kedokteran sejati

Hidup PTBMMKI PTBMMKI

Persaudaraan dan kemanusiaan Jayalah Indonesiaku

(15)

Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan dalam Musyawarah Anggota PTBMMKI.

BAB XIV

ATURAN PERALIHAN Pasal 42

Segala peraturan atau pedoman umum organisasi yang dimiliki oleh organisasi tim bantuan medis yang telah menjadi anggota PTBMMKI tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan anggaran rumah tangga ini.

BAB XV PENUTUP

Pasal 43

Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam peraturan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PTBMMKI.

Referensi

Dokumen terkait

Sarjono yang terkum- pul dalam buku Suatu Cerita dari Negeri Angin pada dasarnya adalah puisi-puisi politik yang ingin melakukan penyadaran dan pencerahan kepada para

diskusi Ketepatan dalam mengenali beberapa organ kelengkapan tubuh yang terdapat pada bagian integumen, bagian- bagian dan jenis-jenis sisik pada ikan, serta menunjukkan

Hipertensi kronis adalah penyakit hipertensi yang menetap dengan penyebab apa pun dan sudah diderita sebelum kehamilan atau timbul sebelum minggu ke-20 tanpa adanya

Penelitian tahap II adalah aplikasi kombinasi mikroba tersebut pada sosis fennentasi serta dilihat pengaruhnya terbadap kualitas sosis fermentasi baik secara

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, Standarisasi Prioritas Perencanaan Pembangunan Jalan Kabupaten bagian Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah adalah

Gallus varius berbeda dengan ketiga spesies lain yaitu pada yang jantan mempunyai warna hitam kehijauan dan coklat-hitam kehijauan pada betina, kecuali wama buff pada

Pendekatan strategis untuk  perencanaan wisata berdasar pada komunitas yang berkelanjutan memerlukan:. • Koordinasi dengan badan-badan legislatif dan politik di tingkat lokal

Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah membuat model perlindungan hukum dengan memperhatikan sejumlah aspek diantaranya, aturan hukum, kelembagaan