K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1B. Tugas dan Fungsi .. ... 2
C. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ... 2
D. Indikator Kinerja Utama (IKU) ... 4
BAB II WILAYAH DAN OBYEK AUDIT A. Wilayah Pengawasan Inspektorat Jenderal ... 5
B. Obyek Audit ... 6
BAB III PROGRAM PENGAWASAN A. Audit ... 7
1. Jenis Audit. ... 7
2. Ruang Lingkup Audit ... 8
3. Mekanisme Audit ... 9
B. Pengawasan Non Audit (PNA) ... 15
C. Reviu ... 16
D. Evaluasi ... 17
E. Pemantauan Hasil Audit ... 18
F. Kegiatan Pengawasan Lainnya Serta Kegiatan Lain ... 19
G. Pengendalian Atas Pelaksanaan Kegiatan ... 22
BAB IV KEGIATAN STRATEGIS 2012 A. Audit Berbasis Risiko ... 24
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2
C. Audit Perencanaan dan Manfaat serta Audit Pelayanan Publik ... 26
D. Pendampingan/Pengawasan Dini ... 27
E. Kajian Analisis dan Evaluasi Jabatan Inspektorat Jenderal ... 27
F. Pembinaan Pengawasan ... 28
BAB V ANGGARAN 2012 A. Program dan Kegiatan ... 29
B. Ketentuan Penggunaan Anggaran ... 35
BAB VI SISTEM INFORMASI PENGAWASAN ... 36
BAB VII PENUTUP ... 42
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 1 A. Latar Belakang
Sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), Inspektorat Jenderal memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan Kementerian Perhubungan. Inspektorat Jenderal harus mampu merespon secara aktif terhadap berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi melalui Program dan Kegiatan Pengawasan. Dalam rangka mewujudkan Program dan Kegiatan Pengawasan yang efektif, efisien, terarah serta terkoordinasi di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan, diperlukan pedoman yang sama yaitu Kebijakan Pengawasan (JAKWAS) Inspektorat Jenderal Tahun 2012.
Kebijakan Pengawasan Tahun 2012 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Kebijakan Pengawasan Tahun 2012 yang disusun harus dapat mencakup seluruh kegiatan pengawasan intern terdiri dari Audit, Reviu, Evaluasi, Pemantauan dan Kegiatan Pegawasan Lainnya seperti sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan teknis maupun pengawasan, pembimbingan dan konsultansi pengawasan, pengelolaan hasil pengawasan dan pemaparan hasil pengawasan. Inspektorat I, II, III, IV dan V menyusun Rencana Audit dan kegiatan pengawasan lainnya sesuai dengan lingkup kewenangan serta tugas dan fungsinya. Sedangkan Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai peran sebagai penunjang kegiatan audit dengan melaksanakan kegiatan pengawasan lainnya serta dukungan administrasi, teknis dan operasional.
Kebijakan Pengawasan Tahun 2012 akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan Pengawasan dan pelaksanaan Kegiatan seluruh unit kerja di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan dalam rangka
B A B I
PENDAHULUAN
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 2 pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pencapaian visi dan misi Inspektorat Jenderal.
B. Tugas dan Fungsi
Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM.60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan.
Tugas : Melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan
Fungsi : - Perumusan kebijakan pengawasan Intern di lingkungan Kementerian Perhubungan;
- Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
- Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Perhubungan;
- Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Perhubungan;
- Pelaksanaan administrasi di lingkungan Inspektorat Jenderal. C. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan Peraturan Inspektur Jenderal Nomor SK.46/HK.206/ITJEN-2010 tentang Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2010 - 2014, Visi, Misi, Tujuan dan sasaran Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut :
Visi : Terwujudnya pengawasan intern yang profesional, akuntabel, dan bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) untuk mendorong pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 3 Misi : 1. Mewujudkan pengawasan intern yang mampu meningkatkan
kinerja aparatur di lingkungan Kementerian Perhubungan; 2. Meningkatkan jumlah (persentase) rekomendasi hasil
pengawasan yang ditindaklanjuti;
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pengawasan;
4. Mendorong terwujudnya kinerja aparatur perhubungan yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
5. Mengembangkan sistem dan prosedur pengawasan yang efektif dan efisien;
6. Melaksanakan tata kelola serta penerapan kepemerintahan yang tertib administrasi dan bermanfaat.
Tujuan : 1. Mewujudkan kehandalan dalam pengendalian perencanaan sampai dengan evaluasi pengawasan dengan didukung sistem informasi data yang akurat, dokumentasi hukum dan peraturan perundang-undangan yang memadai serta meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait;
2. Mewujudkan akurasi laporan berkala hasil pengawasan, pemantauan, serta pelaksanaan tindak lanjut hasil audit di lingkungan Kementerian Perhubungan;
3. Mewujudkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang profesional di bidangnya serta sarana dan prasarana pengawasan yang memadai.
Sasaran : 1. Terwujudnya akuntabilitas instansi di lingkungan Kementerian Perhubungan;
2. Terwujudnya koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pengawasan;
3. Terwujudnya sarana informasi yang handal;
4. Terwujudnya pemantauan, analisis hasil pengawasan dan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit serta evaluasi di lingkungan
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 4 Kementerian Perhubungan;
5. Terwujudnya peningkatan kualitas SDM Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan;
6. Tersedianya jumlah SDM sesuai kompetensi dan formasi; 7. Tersedianya sarana prasarana pengawasan yang memadai. D. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal Berdasarkan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.85 Tahun 2010 Tanggal 28 Desember 2010.
Sasaran : - Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang diindikasikan dengan berkurangnya secara nyata praktek korupsi di birokrasi dan dimulai dari tataran pejabat paling atas;
- Terwujudnya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntabel.
Indikator
Kinerja Utama : - Persentase hasil pengawasan yang ditindaklanjuti dalam rangka mendorong terselenggaranya keamanan, keselamatan dan pelayanan transportasi; - Penurunan persentase kebocoran keuangan negara.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 5
enetapan organisasi Inspektorat Jenderal serta Unit Pelaksanan Teknis (UPT) atau Satuan Kerja (Satker) yang menjadi obyek audit (auditi) dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan serta data Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan.
A. Wilayah Pengawasan Inspektorat Jenderal
Penetapan wilayah pengawasan yang dilakukan oleh masing-masing Inspektorat disesuaikan dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010, sehingga wilayah pengawasan untuk masing-masing Inspektorat adalah :
NO INSPEKTORAT WILAYAH PENGAWASAN
1. INSPEKTORAT I Kantor Pusat ITJEN. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; UPT Direktorat Jenderal / BADAN di Provinsi : NAD, SUMUT, DKI, DIY, NTB, KALSEL, SULUT.
2. INSPEKTORAT II
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Mahkamah Pelayaran;
UPT Direktorat Jenderal / BADAN di Provinsi : JATIM, BALI, KALBAR, SULTENG, PAPUA.
3. INSPEKTORAT III
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
UPT Direktorat Jenderal / BADAN di Provinsi : JAMBI,BENGKULU, LAMPUNG, BABEL, JABAR, KALTENG, SULSEL, MALUKU.
4. INSPEKTORAT IV Kantor Pusat BADAN : LITBANG. PSDM PERHUBUNGAN; UPT Direktorat Jenderal / BADAN di Provinsi : SUMSEL, JATENG, KALTIM, NTT, SULTRA, MALUTA.
5. INSPEKTORAT V
Kantor Pusat : SETJEN. DITJEN KA;UPT Direktorat Jenderal / BADAN di Provinsi : SUMBAR, RIAU, KEPRI, BANTEN, GORONTALO, SULBAR, PAPUA BARAT.
P
B A B II
WILAYAH DAN OBYEK AUDIT
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 6 B. Obyek Audit
1. Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2012,
Kementerian Perhubungan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 28.117.714.349.000,- yang didistribusi pada masing-masing unit kerja,
yaitu :
NO. UNIT KERJA
JUMLAH
%
UPT/
SATKER PAGU DIPA (000)
1 Sekretariat Jenderal 18 507.803.942 1,81
2 Inspektorat Jenderal 1 78.279.226 0,28
3 Ditjen Perhubungan Darat 74 2.482.792.346 8,83
4 Ditjen Perhubungan Laut 350 9.419.143.665 33,50
5 Ditjen Perhubungan Udara 163 5.422.266.024 19,28
6 Ditjen Perkeretapian 23 7.334.142.983 26,08
7 BPSDM Perhubungan 24 2.666.238.747 9,48
8 Badan Litbang 5 207.047.416 0,74
JUMLAH 658 28.117.714.349 100.00 2. Berdasarkan wilayah pengawasan dari masing-masing Inspektorat, maka jumlah
auditi yang menjadi tanggungjawab masing-masing Inspektorat serta total pagu anggarannya adalah :
NO. INSPEKTORAT JUMLAH % UPT/SATKER PAGU DIPA (000)
1 Inspektorat I 122 5.100.862.203 18,14 2 Inspektorat II 134 5.929.733.747 21,09 3 Inspektorat III 134 4.674.809.854 16,63 4 Inspektorat IV 139 6.759.326.566 24,04 5 Inspektorat V 129 5.652.981.979 20,10 JUMLAH 658 28.117.714.349 100.00 Uraian obyek audit untuk masing – masing Inspektorat terdapat dalam lampiran.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 7 erdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah disebutkan Inspektorat Jenderal merupakan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Sebagai Aparat Pengawasan Intern, Inspektorat Jenderal melakukan pengawasan melalui Audit, Reviu, Evaluasi, Pemantauan dan Kegiatan Pengawasan Lainnya.
A. Audit
Adalah Proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi bukti di lakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standard audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
1. Jenis Audit a. Audit Kinerja
b. Audit Dengan Tujuan Tertentu
Mencakup audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja, terdiri dari : 1) Audit Pengadaan Barang dan Jasa;
2) Audit Investigasi; 3) Audit Khusus;
4) Audit Perencanaan dan Manfaat; 5) Audit Pelayanan Publik
6) Audit terhadap masalah yang menjadi fokus perhatian Kementerian Perhubungan;
B
B A B III
PROGRAM PENGAWASAN
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 8 2. Ruang Lingkup Audit
a. Audit Kinerja
Merupakan audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi dan efektifitas
b. Audit Dengan Tujuan Tertentu
1) Audit Pengadaan Barang dan Jasa merupakan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa pengadaan barang dan jasa dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku;
2) Audit Perencanaan dan Manfaat merupakan audit terhadap kegiatan Unit Kerja/Satuan Kerja untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas serta bermanfaat secara optimal;
3) Audit Pelayanan Publik merupakan audit terhadap pelayanan publik oleh Unit Kerja Penyelenggara Layanan Publik kepada pengguna jasa sektor perhubungan sesuai standar pelayanan yang berlaku;
4) Audit Khusus merupakan audit audit yang dilakukan atas lingkup audit yang bersifat khusus terhadap indikasi penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang unit kerja atau pegawai yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan surat pengaduan masyarakat, pengembangan dari temuan audit atau evaluasi regular yang sedang atau telah dilakukan, atau atas permintaan tertulis dari unit kerja dilingkungan Kementerian Perhubungan;
5) Audit Investigatif merupakan audit dengan tujuan khusus untuk membuktikan dugaan penyimpangan dalam bentuk kecurangan, ketidakteraturan, pengeluaran illegal, atau penyalahgunaan wewenang dibidang pengelolaan keuangan Negara yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme serta ditindaklanjuti oleh instansi yang berwewenang yaitu kejaksaan dan kepolisian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 9 6) Audit Terhadap Masalah yang menjadi Fokus Perhatian Kementerian
Perhubungan, dilaksanakan sesuai kebijakan dalam program kerja Kementerian Perhubungan.
3. Mekanisme Audit a. Ketentuan Umum
1) Program Audit mulai dari proses perencanaan, penyampaian usulan sampai dengan pelaksanaan dilakukan secara efektif dan efisien.
2) Untuk penanganan tugas-tugas penting di Kantor Pusat dari Pimpinan Inspektorat Jenderal yang bersamaan dengan pelaksanaan PKPT, kepada masing-masing Inspektur segera menindaklanjuti dengan menugaskan auditor yang berkompeten.
3) Penugasan Auditor dihindarkan dari konflik kepentingan (conflict of interest).
4) Lama penugasan di Surat Perintah Tugas (SPT) belum termasuk Persiapan Audit dan Penyusunan Laporan Hasil Audit maksimum 15 (lima belas) Hari Kalender, kecuali untuk pelaksanaan audit yang memiliki resiko tinggi.
5) Setiap pelaksanaan audit wajib membuat Program Kerja Audit (PKA), Kertas Kerja Audit (KKA) dan Dokumen lain yang diperlukan disimpan di Tata Usaha masing – masing Inspektorat.
6) Prosedur pelaksanaannya sesuai dengan standar PKA, KKA, dan NHA Inspektorat Jenderal.
7) Apabila dibutuhkan dalam pelaksanaan Audit dapat mengikutsertakan Tenaga ahli dari luar Inspektorat Jenderal ( Outsourcing).
b. Penyampaian Usulan Pelaksanaan Audit
1) Usulan yang disampaikan harus sesuai dengan usulan yang telah direncanakan dalam RPKPT 2012, apabila terjadi perubahan supaya disertai dengan justifikasi yang jelas.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 10 2) Jangka waktu proses pengusulan pelaksanaan Audit Kinerja dan Audit
dengan Tujuan Tertentu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender sebelum pelaksanaan audit.
3) Apabila terjadi perubahan/ koreksi/ perbaikan agar setiap Inspektorat segera menyampaikan kembali usulan perubahan kepada Sekretaris Inspektorat Jenderal dengan tembusan disampaikan kepada Bagian Perencanaan, Bagian Analisa Tindak Lanjut Laporan Hasil Audit serta Bagian Keuangan & Tata Usaha dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan.
4) Perubahan terhadap usulan kegiatan audit/PKPT :
a) Perubahan yang mengakibatkan penambahan/pengurangan anggaran dan penggantian atau penambahan auditi baru, harus mendapat persetujuan Inspektur Jenderal melalui Sekretaris Inspektorat Jenderal;
b) Perubahan yang bersifat penggeseran waktu pelaksanaan dan tidak mengakibatkan penambahan anggaran harus mendapat persetujuan Sekretaris Inspektorat Jenderal.
5) Untuk kegiatan Audit Khusus dan Audit Investigatif, pelaksanaannya harus mendapatkan persetujuan dari Inspektur Jenderal.
6) Untuk perpanjangan pelaksanaan waktu audit, agar disampaikan secara tertulis kepada Sekretaris Inspektorat Jenderal yang dilengkapi dengan justifikasi yang jelas.
7) Untuk Audit Kinerja/ Audit Pengadaan Barang dan Jasa dapat dilakukan audit lanjutan yang dilakukan secara terpisah dalam bentuk pemeriksaan fisik (Audit Fisik) setelah mendapat persetujuan Inspektur Jenderal dengan waktu pelaksanaan maksimal 5 (lima) hari kalender. Usulan harus dilengkapi dengan Kerangka Acuan Kegiatan (KKA) yang menjelaskan tentang alasan dilakukan Audit Lanjutan.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 11 c. Kriteria Penetapan Pelaksanaan Audit
1) Hari Pelaksanaan Audit
Penetapan Hari Pelaksanaan Audit (lamanya) ditetapkan berdasarkan Jenis Audit.
No. Peran
Hari Audit Kinerja/Barang dan
Jasa Dengan Tujuan Tertentu Lainnya 2)
Khusus
1) Investigasi 1)
Reguler Lanjutan
1. Pengawas 10 3 3 Maks 5 Maks 5
2. Daltu 15 5 5 Maks 10 Maks 10
3. Dalnis 15 5 5 Maks 10 Maks 10
4. Ketua Tim 15 5 5 Maks 10 Maks 10
5. Anggota Tim :
Auditor 15 5 5 Maks 10 Maks 10
Sekretariat 3) 10 5 5 Maks 10 -
Keterangan :
1) Dapat dilakukan perpanjangan waktu audit sesuai kebutuhan
2) Terdiri atas Audit perencanaan dan manfaat, Audit pelayanan publik serta Audit terhadap
masalah yang menjadi fokus perhatian Kementerian Perhubungan
3) Pegawai dari Sekretariat dapat diikutsertakan menjadi Anggota Tim sesuai dengan
Kebutuhan 2) Tim Audit
a) Struktur Tim Audit :
NO. KEDUDUKAN 2012
1. Pengawas Inspektur Jenderal / Inspektur / Sekretaris Inspektorat Jenderal
2. Pengendali Mutu Auditor Utama, Auditor Madya 3. Pengendali
Teknis
Auditor Madya atau Auditor Muda 4. Ketua Tim Minimal Auditor Pertama
5. Anggota Tim *) Auditor atau personil Sekretariat Inspektorat Jenderal
Keterangan :
*) Penugasan dan Penjadwalan personil Anggota Tim dari Sekretariat akan diatur lebih
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 12 b) Dasar penyusunan Tim dengan mempertimbangkan:
(1)Kompetensi dan kapabilitas; (2)Pengalaman sebagai Auditor; (3)Ruang Lingkup Auditi;
(4)Keseimbangan Tim.
Penugasan Auditor dalam pelaksanaan audit merupakan kewenangan Inspektur.
c) Susunan Tim terdiri dari :
NO. KEDUDUKAN DALAM TIM JUMLAH
1. Pengawas 1 2. Pengendali Mutu 1 3. Pengendali Teknis 1 4. Ketua 1 5. Anggota 3 Catatan:
Pengawas bertugas mengawasi seluruh Tim;
Daltu mengendalikan 2 – 3 Tim;
Setiap Dalnis mengendalikan 1 Tim;
Anggota dimungkinkan lebih dari 3 orang untuk kondisi tertentu (resiko tinggi & Audit Khusus);
Penempatan peran dalam tim (Daltu, Dalnis, Ketua Tim) agar memperhatikan
sertifikasi kompetensi dan kapabilitas auditor. 3) Jumlah Auditi
NO. JENIS AUDIT AUDITAN JUMLAH (MAKSIMAL)
1. Audit Kinerja 3
2. Audit dengan Tujuan Tertentu 3 3. Audit Kinerja + Audit dengan Tujuan Tertentu 3 d. Pelaporan
1) Naskah Hasil Audit (NHA)
a) NHA diserahkan kepada auditi untuk ditanggapi dan dibahas dengan Tim Audit.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 13 b) NHA ditandatangani oleh auditi dan Tim Audit mulai dari Pengendali
Teknis sampai dengan Anggota.
c) NHA diserahkan dengan Berita Acara Penyerahan NHA yang ditandatangani oleh Ketua Tim dan Auditi.
2) Laporan Hasil Audit (LHA)
a) LHA ditandatangani oleh Tim Audit mulai dari Pengendali Mutu sampai dengan Anggota.
b) Ikhtisar temuan hasil audit ditandatangani oleh Inspektur.
c) Surat Pengantar Laporan (SPL) ditandatangani oleh Inspektur kecuali terhadap SPL yang mengandung jenis temuan :
(1) Bersifat material dan strategis;
(2) Dengan klasifikasi kejadian yang menyangkut Kerugian Negara (Kode 01) dan Kewajiban Penyetoran Kepada Negara (Kode 02) dengan nilai minimal Rp 100.000.000,-.
ditandatangani oleh Inspektur Jenderal. 3) Laporan hasil Audit fisik
a) Audit fisik bertujuan untuk menilai tingkat penyelesaian pekerjaan khususnya pembangunan fisik sarana/prasarana perhubungan; b) Laporan hasil audit fisik disampaikan kepada Inspektur Jenderal,
dilengkapi dengan data dukung berupa foto/gambar ataupun video/film yang menggambarkan kondisi pekerjaan;
c) Apabila terdapat hal-hal yang penting, disampaikan pula konsep surat Inspektur Jenderal kepada pejabat Eselon I terkait.
4) LHA Dengan Tujuan Tertentu selain Audit Pengadaan Barang dan Jasa dibuat dalam bentuk surat, disampaikan kepada Inspektur terkait untuk dikompilasi dan selanjutnya disampaikan kepada Inspektur Jenderal untuk diteruskan kepada Unit Kerja Eselon I terkait. Pemantauan Tindak Lanjut LHA Dengan Tujuan Tertentu selain Audit Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh masing-masing Inspektorat terkait.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 14 5) Penyelesaian penyusunan LHA Khusus dilaksanakan sesegera mungkin.
Untuk Audit Khusus yang menyangkut permasalahan luas dan dalam penyelesaiannya membutuhkan waktu lama, maka perlu disampaikan laporan sementara kepada Inspektur Jenderal, sebelum selesainya laporan secara lengkap.
6) Penyusunan dan penulisan klasifikasi kode temuan dan tindak lanjut laporan hasil audit Inspektorat Jenderal mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/35/M.PAN/ 10/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Tahunan APIP Pusat dan Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
7) Soft Copy LHA wajib diinput ke dalam aplikasi Sistem Informasi Pengawasan (SIP) oleh pengelola data (operator) masing-masing Inspektorat paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah SPT berakhir. Penanggung jawab adalah Kasubbag TU masing-masing Inspektorat dan pengendaliannya oleh Inspektur masing-masing.
8) Penggandaan, pendistribusian, penyimpanan dan pengarsipan LHA pada masing-masing Inspektorat dilaksanakan oleh Kasubag TU Inspektorat. 9) Tembusan LHA kepada Inspektur Jenderal dan Sekretaris Inspektorat
Jenderal disampaikan hanya SPL dan Ikhtisar Temuan Hasil Audit, sedangkan LHA Audit Khusus dan Audit Dengan Tujuan Tertentu selain Audit Pengadaan Barang dan Jasa ditembuskan dengan laporannya. 10)Seluruh Laporan Hasil Audit Kinerja dan Audit Pengadaan Barang dan
Jasa disampaikan kepada Sekretaris Inspektorat Jenderal cq. Bagian Analisisa dan Tindak Lanjut Laporan Hasil Audit selambat lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak berakhirnya tanggal penugasan.
11)Keterlambatan penyampaian LHA Kinerja dan LHA Pengadaan Barang dan Jasa dikenakan sanksi.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 15 12)Analisa dan evaluasi setiap LHA Kinerja dan LHA Pengadaan Barang dan
Jasa dilaksanakan oleh Sekretariat Inspektorat Jenderal c.q. Bagian Analisa dan Tindak Lanjut Laporan Hasil Audit.
13)Hasil analisa dan evaluasi disampaikan kepada masing-masing Inspektur sebagai bahan masukan untuk peningkatan kinerja Inspektorat.
14)Laporan Triwulan dan Tahunan tentang pengawasan dari Inspektorat Jenderal disampaikan kepada Menteri Perhubungan sedangkan Laporan Semesteran dan Tahunan disampaikan kepada Menteri PAN & RB sesuai dengan format yang telah ditentukan.
15)Pelaporan pelaksanaan pemantauan tindak lanjut hasil Audit Kinerja dan Audit Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh Sekretariat Inspektorat Jenderal kepada Inspektur Jenderal dengan tembusan kepada masing-masing Inspektorat.
16)Penanganan setiap pengaduan masyarakat baik melalui TP 5000 dan Non TP 5000 (surat dan media elektronika/SMS Gateway) dilaksanakan oleh masing-masing Inspektorat sesuai wilayah pengawasannya.
17)Laporan penanganan pengaduan masyarakat disampaikan kepada Kementerian Negara PAN dan RB sebagai bahan pemutakhiran data tindak lanjut pengaduan masyarakat (TP 5000) oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal sesuai dengan laporan rekapitulasi yang disampaikan masing-masing Inspektorat kepada Sekretaris Inspektorat Jenderal cq. Bagian Analisa dan Tindak Lanjut LHA.
B. Pengawasan Non Audit (PNA)
1. Setiap usulan Kegiatan Pengawasan Non Audit (PNA) harus didukung dengan KAK dan disetujui oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 16 3. Usulan kegiatan PNA disampaikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender
sebelum pelaksanaan PNA. Apabila terdapat perubahan/ koreksi/perbaikan disampaikan maksimal 3 (tiga) hari kalender sebelum pelaksanaan.
4. Kegiatan Pengawasan Non Audit (PNA) pada masing – masing Inspektorat merupakan kegiatan pengelolaan hasil pengawasan.
5. Hari pelaksanaan PNA sebanyak 3 Hari, kecuali kegiatan Undangan dari instansi/Unit kerja lain disesuaikan dengan waktu dan lokasi pelaksanaan undangan.
6. SPT ditandatangani oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal.
7. Setiap kegiatan PNA harus mempunyai output/norma hasil, dan selesai kegiatan PNA harus segera dilaporkan kepada Sekretaris Inspektorat Jenderal.
8. Penyimpanan norma hasil kegiatan PNA berada di masing – masing Inspektorat maupun Bagian.
C. Reviu
Adalah Penelahaan ulang bukti bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Terkait dengan kegiatan reviu, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah wajib melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan Tahun 2011 serta Laporan Konsolidasi Kementerian Perhubungan sebelum laporan disampaikan kepada Menteri Keuangan dan Ketua BPK-RI. 2. Koordinator kegiatan Reviu Laporan Keuangan TA 2012 adalah Inspektorat I. 3. Reviu direncanakan dilakukan setiap triwulan pada Unit Akuntansi yang berada
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 17
NO. JUMLAH TIM PROVINSI WAKTU
1. 5 DKI, Jawa Barat, Jawa Timur Januari 2012 2. 5 Sulut, Sulteng, Sulbar, Sultra,
Gorontalo April 2012
3. 5 Sulsel, Kaltim, Kalbar, NAD,
Sumut Juli 2012
4. 5 Sumbar, Riau, Kepri, NTB, Bali Oktober 2012 4. Pelaksanaan Reviu Laporan keuangan ditetapkan sebagai berikut :
a. Struktur Tim:
1) Pengawas : 1 (Inspektur/Auditor Ahli Utama/Madya) 2) Koordinator Tim : 2 (masing – masing Tim)
3) Ketua Tim : 1
4) Anggota Tim : 5 (Maksimal) b. Jumlah Hari Reviu maksimum 7 Hari
5. Usulan kegiatan reviu di sampaikan selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan.
6. Apabila terjadi perubahan/ koreksi/ perbaikan agar segera menyampaikan kembali usulan perubahan kepada Sekretaris Inspektorat Jenderal dengan tembusan disampaikan kepada Bagian Perencanaan dan Bagian Keuangan & Tata Usaha dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan. D. Evaluasi
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah di tetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan. Evaluasi yang akan dilaksanakan Tahun 2012 terdiri atas :
1. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Eselon I di lingkungan Kementerian Perhubungan.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 18 a. Hasil Evaluasi LAKIP Tahun 2011 dan Penetapan Kinerja Tahun 2012 Eselon I
di lingkungan Kementerian Perhubungan dilaporkan kepada Menteri Perhubungan.
b. Penanggungjawab kegiatan Evaluasi LAKIP Eselon I adalah Inspektorat IV. c. Koordinator evaluasi LAKIP :
- Inspektorat I : Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
- Inspektorat II : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut - Inspektorat III : Direktorat Jenderal Perhubungan Udara - Inspektorat IV : BPSDM Perhubungan dan Badan Litbang - Inspektorat V : Sekretariat Jenderal dan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian
2. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
a. Inspektorat Jenderal melakukan evaluasi SPIP di lingkungan Kementerian Perhubungan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil dan reviu lainnya dengan berpedoman pada PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; b. Koordinator kegiatan Evaluasi SPIP adalah Inspektorat II
E. Pemantauan Hasil Audit 1. Jenis
Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan pelaksanaan rekomendasi dalam LHA. Jenis Kegiatan pemantauan hasil audit yang akan dilaksanakan pada tahun 2012 meliputi :
a. Pemantauan, koordinasi dan konsultasi dengan BPK-RI dan BPKP terhadap temuan hasil pemeriksaan BPK-RI dan BPKP di lingkungan Kementerian Perhubungan;
b. Pemantauan data Tindak Lanjut Hasil pengawasan BPK-RI yang dilaksanakan oleh BPK-RI bersama dengan Inspektorat Jenderal dan unit kerja terkait dilingkungan Kementerian Perhubungan;
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 19 c. Pemantauan data Tindak Lanjut Hasil pengawasan BPKP yang dilaksanakan
oleh BPKP Pusat dan BPKP Perwakilan bersama dengan Inspektorat Jenderal dan unit kerja terkait dilingkungan Kementerian Perhubungan;
d. Pemantauan pelaksanaan Tindak Lanjut hasil audit Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.
2. Susunan Tim Tindak Lanjut
Pelaksanaan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit, dilaksanakan setiap bulan maksimal 4 (empat) Tim dengan susunan sebagai berikut :
NO. KEDUDUKAN DALAM TIM JUMLAH
1. Pengawas 1
2. Penanggungjawab 1
3. Ketua 1
4. Anggota 5 (Maksimal)
3. Jumlah Hari
Jumlah Hari Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit maksimum 5 (lima) hari kalender.
F. Kegiatan Pengawasan Lainnya serta Kegiatan Lain
Kegiatan pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan. Dalam Tahun 2012 akan dilaksanakan kegiatan pengawasan lainnya serta kegiatan lain yang meliputi :
1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2012, dengan melibatkan seluruh Unit Kerja di lingkungan Inspektorat Jenderal serta melibatkan instansi terkait lainnya seperti Biro Perencanaan dan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal c.q. Bagian Perencanaan.
2. Penyelenggaraan Pra Rapat Dinas dan Rapat Dinas, untuk mengetahui pencapaian kinerja, mengevaluasi program dan kegiatan serta memberikan
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 20 solusi atas kendala dan hambatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal.
3. Koordinasi Pengawasan dengan BPK-RI, BPKP, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, dan Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
4. Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Audit Sektor Perhubungan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. 5. Pemantauan penyelenggaraan Angkutan Lebaran 1433 H, Angkutan Haji 1433 H,
Angkutan Natal 2012 dan Tahun Baru 2013.
6. Seminar dan Sosialisasi Pengawasan, dilaksanakan sesuai kebutuhan. 7. Peningkatan dan Pengembangan SDM, dilakukan melalui :
a. Mengikutsertakan para pegawai pada seminar, workshop, diklat dan kursus baik di dalam maupun luar negeri;
b. Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS).
8. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis dan Fungsional, meliputi : a. Diklat Teknis Perhubungan :
1) Pelatihan Teknis Audit ASDP;
2) Pelatihan Teknis Audit Perkapalan dan Kepelautan. b. Diklat Teknis Pengawasan/Fungsional :
1) Pelatihan Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah; 2) Pelatihan Teknis Audit Pengadaan Barang dan Jasa;
3) Pelatihan Fungsional SPIP;
4) Pelatihan dan Sosialisasi Sistem Administrasi Perkantoran.
9. Pembinaan Administrasi Pengelolaan Kepegawaian melalui pembentukan Tim Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan dan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 21 10. Penerbitan Jurnal, sebagai wahana komunikasi dan sosialisasi pelaksanaan
pengawasan secara periodik. Jurnal direncanakan sebanyak 2 (dua) kali penerbitan.
11. Implementasi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pencegahan KKN, jenis kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Pembentukan Kelompok Kerja Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (STRANAS PK) yang beranggotakan seluruh unit kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Perhubungan. Sebagai Koordinator kegiatan STRANAS PK adalah Inspektur III;
b. Pembentukan Kelompok Kerja Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi (Pokja RAI-PK) di lingkungan Inspektorat Jenderal. Sebagai Koordinator kegiatan AP-KKN adalah Inspektur V.
12. Pengelolaan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP), yang meliputi :
a. Pelaksanaan kegiatan administrasi atas kegiatan yang menyebabkan terjadinya pengeluaran anggaran Inspektorat Jenderal;
b. Monitoring SPM, SP2D dan dokumen-dokumen lain terhadap butir a di atas yang dibutuhkan dalam penyajian laporan keuangan berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI);
c. Penginputan data dalam SAI (SAKPA dan SIMAK BMN); d. Melaksanakan rekonsiliasi dengan KPPN;
e. Melaksanakan rekonsiliasi dengan DJKN;
f. Menyusun Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal; g. Menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna.
13. Pengelolaan Persuratan & Kearsipan, yang meliputi pengiriman, penataan, penyimpanan dan penghapusan arsip;
14. Pemantauan pelaksanaan perjalanan dinas, merupakan kegiatan pemantauan terhadap SPT Perjalanan Dinas agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan perjalanan dinas pegawai di lingkungan Inspektorat Jenderal.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 22 15. Penyusunan LAKIP TA 2012 dan Penetapan Kinerja TA 2013 Inspektorat
Jenderal, yang berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah, untuk menyiapkan LAKIP sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dan disusun dalam suatu sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
16. Penyusunan SOP Inspektorat Jenderal dalam rangka penetapan standar pelaksanaan kegiatan di Inspektorat Jenderal menuju kepemerintahan yang baik (Good Governance).
17. Penyelenggaraan, penataan dan peningkatan SIP Inspektorat Jenderal, sebagai upaya untuk mengaplikasikan teknologi informasi di Inspektorat Jenderal guna meningkatan kecepatan dan ketepatan penyediaan data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka menunjang tugas pengawasan.
18. Penyusunan, inventarisasi dan evaluasi terhadap Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
G. Pengendalian atas Pelaksanaan Kegiatan
1. Untuk tertib administrasi sekaligus untuk memantau pelaksanaan setiap kegiatan,dan proses lanjut setiap usulan kegiatan harus terlebih dahulu disampaikan kepada Sekretaris Inspektorat Jenderal dan tembusannya disampaikan kepada Kepala Bagian Perencanaan dan Kepala Bagian Keuangan & TU.
2. Untuk menghindari terjadi tumpang tindih kegiatan dan perubahan usulan setiap penanggungjawab kegiatan di masing-masing Inspektorat dan Sekretariat Inspektorat Jenderal diwajibkan untuk menyusun Pemetaan (Mapping) Kegiatan Tahun 2012.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 23 3. Sekretaris Inspektorat Jenderal / Kepala Bagian Perencanaan dapat menolak
usulan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan Kebijakan Pengawasan.
B A B IV
KEGIATAN STRATEGIS 2012
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 24 elain melaksanakan kegiatan pengawasan dan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan rutin, pada tahun 2012 juga akan dilaksanakan beberapa kegiatan baru yang cukup strategis. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :
A. Audit Berbasis Risiko
Pada TA 2012, Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan akan menerapkan metode pengawasan menggunakan Manajemen Pengawasan Berbasis Resiko/Risk Based Audit Management. Tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan metode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Membantu dalam mengenali, mendeteksi, meminimalkan dan mencegah terjadinya risiko yang terjadi pada entitas yang di audit dan memberikan rekomendasi untuk mengatasi risiko yang ada;
2. Meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab dalam mengendalikan risiko dalam rangka perencanaan, pelaksanaan audit dan mendukung penugasan supervisi audit.
Audit berbasis resiko dilakukan dengan cara penambahan hari audit atau penambahan anggota tim audit. Untuk menilai resiko dari masing-masing unit kerja/satuan kerja maka kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kelas Kantor/UPT
NO KANTOR/UPT/ KLASIFIKASI RISIKO
1. Eselon II Tinggi 2. Eselon III Sedang 3. Eselon IV Rendah
2. Total Pagu Belanja Modal dan Belanja Barang
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 25
NO. PAGU UPT/SATKERJUMLAH RESIKO
1. > 500.000.000.000 10 Tinggi 2. 300.000.000.000 - 500.000.000.000 4 3. 100.000.000.000 - 300.000.000.000 36 Besar 4. 50.000.000.000 - 100.000.000.000 69 5. 10.000.000.000 - 50.000.000.000 262 Menengah 6. 1.000.000.000 - 10.000.000.000 212 Sedang 7. < 1.000.000.000 65 Rendah T O T A L 658 3. Total PNBP
Sama seperti anggaran, semakin besar Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dikelola unit kerja maka akan semakin besar pula resiko yang dihadapi. Oleh karena itu penetapan waktu pelaksanaan audit dan anggota tim juga harus mempertimbangkan besar kecilnya dana PNBP yang dikelola.
Untuk pelaksanaan audit berbasis resiko kepada masing-masing Inspektorat dalam menyusun PKPT Tahun 2012 agar mempertimbangkan kriteria-kriteria tersebut diatas. Kepada masing-masing Inspektorat juga diminta menetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) unit kerja/satuan kerja yang memiliki resiko tinggi. Pelaksanaan audit berbasis resiko disusun berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
NO. JENIS RESIKO PELAKSANAAN AUDIT
1. TINGGI Setiap tahun, 15 hari audit/lebih, dimungkinkan untuk penambahan anggota tim 2. BESAR Setiap tahun, 10-15 hari audit, dimungkinkan untuk penambahan anggota tim 3. MENENGAH Setiap tahun, 6-9 hari audit
4. SEDANG Setiap tahun, 3-5 hari audit
5. RENDAH Dimungkinkan untuk tidak diaudit setiap tahun Keterangan : Satker Sementara diaudit setiap tahun.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 26 Pada tahun 2012 dalam rangka mensukseskan program Road Map to Zero Accident, Inspektorat Jenderal akan melakukan Audit Dengan Tujuan Tertentu Keselamatan Transportasi sebagai salah satu upaya berperan aktif dalam mendukung program tersebut. Audit Keselamatan Transportasi akan difokuskan pada setiap proses yang akan berdampak pada keselamatan transportasi baik transportasi jalan, kereta api, laut maupun udara. Proses tersebut antara lain meliputi pemberian izin operasi, izin kelaikan, pengawasan operasional dan lain-lain. Penanggungjawab kegiatan adalah masing-masing Inspektorat sesuai dengan lingkup pengawasannya.
C. Audit Perencanaan dan Manfaat serta Audit Pelayanan Publik
Pada Tahun 2012, akan dilakukan Audit Perencanaan dan Manfaat serta Audit Pelayanan Publik. Fokus kegiatan dan penanggungjawab kegiatan Audit adalah :
D. Pendampingan/Pengawasan Dini
JENIS FOKUS AUDIT KOORDINATOR PELAKSANAAN WAKTU
Audit Keselamatan
Transportasi a.b. Transportasi Darat Transportasi Laut c. Transportasi Udara d. Kereta Api Inspektorat I Inspektorat II Inspektorat III Inspektorat V Mei Februari s/d Juli Juli April
NO JENIS FOKUS AUDIT KOORDINATOR PELAKSANAAN WAKTU
1. Audit Perencanaan
dan Manfaat a. Pengadaan Kendaraan Bermotor Pengujian b. Pengoperasian Jembatan
Timbang
c. Pengadaan Kapal Laut Ditjen Hubla
d. Angkutan Laut Perintis e. Prasarana Diklat (METI
Project) Inspektorat I Inspektorat II Inspektorat II Inspektorat IV Agustus Agustus
Agustus & September September
Juni 2. Audit Pelayanan
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 27 Untuk menjalankan fungsi pengawasan secara maksimal, pengawasan tidak hanya dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan tetapi juga dilakukan mulai proses Perencanaan. Oleh karena itu mulai Tahun 2010, Inspektorat Jenderal telah melaksanakan kegiatan Pendampingan pada saat pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) UPT/Satker di lingkungan Kementerian Perhubungan. Hal ini diperkuat dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.65 Tahun 2011 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Pada pasal 10, 11 dan 12 telah dijelaskan tentang kewenangan Inspektorat Jenderal dalam pengawasan dini terhadap usulan RKA masing-masing Unit Kerja. Kegiatan pendampingan Inspektorat Jenderal dilakukan pada pembahasan Pagu Kebutuhan yang merupakan kegiatan internal yang dikoordinir oleh Biro Perencanaan yang diselenggarakan pada bulan Pebruari - Maret. Terdapat beberapa hal strategis yang perlu diperhatikan pada kegiatan Pendampingan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal, antara lain :
1. Untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan;
2. Untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang diusulkan tidak bermasalah; 3. Untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang diusulkan telah dibahas
ditingkat daerah melalui koordinasi antara UPT/Satker dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait.
E. Kajian Analisis dan Evaluasi Jabatan Inspektorat Jenderal
Salah satu prioritas kegiatan Reformasi Birokrasi adalah Kajian Analisis dan Evaluasi Jabatan. Kajian Analisis dan Evaluasi Jabatan dilakukan dengan tujuan : 1. Mendapatkan uraian jabatan guna memberikan kepastian bagi seluruh pegawai
atau pemangku jabatan, agar dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dapat mengetahui apa yang dikerjakan, dihasilkan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan, sehingga kinerja pegawai dapat dapat diukur dengan jelas.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 28 2. Untuk mengetahui nilai atau bobot tanggungjawab dari suatu jabatan sehingga
dapat menentukan sumber daya manusia yang tepat untuk menduduki jabatan tersebut
Melalui kegiatan Kajian Analisis dan Evaluasi Jabatan diharapkan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pegawai dapat memahami dan bertanggungjawab dalam melaksanakan uraian kegiatan dan hasil kerjanya.
F. Pembinaan Pengawasan
Dalam rangka mendorong perubahan paradigma pengawasan Inspektorat Jenderal dari sebelumnya berperan sebagai watchdog, yang hanya menghasilkan rekomendasi yang mempunyai dampak jangka pendek dan berorientasi menghukum (punishment), secara bertahap berubah peran sebagai konsultan dan sebagai katalis. Sebagai konsultan, Inspektorat Jenderal dapat memberikan masukan dalam pengelolaan sumberdaya organisasi. Sedangkan sebagai katalis, berperan sebagai fasilitator yang mendorong perubahan ke arah yang lebih baik. Untuk itu pada tahun 2012 akan dilaksanakan kegiatan Pembinaan Pengawasan.
Melalui kegiatan Pembinaan Pengawasan akan diberikan penghargaan (Reward) kepada Unit Kerja yang telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik dan diharapkan akan semakin memperjelas perubahan paradigma yang telah dilakukan Inspektorat Jenderal. Dalam melakukan penilaian akan menggunakan beberapa indikator antara lain indikator tugas dan fungsi, keuangan serta sumber daya manusia (SDM). Penilaian akan dilakukan secara bersama-sama antara Inspektorat Jenderal dengan unit kerja lainnya di lingkungan Kementerian Perhubungan.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 29 erdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2012 Nomor 0248/022-02.1.01/00/2012, Inspektorat Jenderal mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 78.279.226.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 3.66 % dari anggaran tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 75.517.800.000,-, dengan perbandingan sebagai berikut :
NO. JENIS BELANJA ANGGARAN (000) KENAIKAN %
2011 2012
1. Belanja Pegawai 14,619,822 14,336,336 (-0.38) 2. Belanja Barang 57,677,851 61,485,890 5.04 3. Belanja Modal 3,220,127 2.457.000 (-1.01)
JUMLAH 75,517,800 78,279,226 3.66
A. Program dan Kegiatan
Pada tahun anggaran 2012, pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dibagi menjadi 1 (satu) program yaitu Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara dengan 6 (enam) kegiatan yaitu :
NO KEGIATAN JUMLAH (Rp)
1. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya 41,131,648,000.-
2. Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I 7,607,587,000.- 3. Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II 8,063,748,000.- 4. Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III 7,358,752,000.- 5. Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV 7,075,549,000.- 6. Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V
...VVVKhusus JUMLAH 78,279,226,000.- 7,041,942,000.-
B
B A B V
ANGGARAN 2012
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 30 Masing-masing kegiatan melekat pada unit kerja Eselon II sebagai penanggungjawab. Uraian kegiatan dan rincian besaran anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah :
1. Sekretariat Inspektorat Jenderal
Kegiatan yang ada pada Sekretariat Inspektorat Jenderal adalah Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya terdiri dari 11 (sebelas) keluaran (output), yaitu :
NO. OUTPUT/RINCIAN KEGIATAN ANGGARAN
(000) BELANJA JENIS
1 Layanan Perkantoran 16,340,213
Pembayaran Gaji dan Tunjangan 14,336,336 Pegawai
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 2,003,877 Barang
2 Layanan Kesekretariatan 4,236,375
Perawatan Gedung Kantor 356,500 Barang
Perawatan Sarana Gedung 510,910 Barang
Laminasi/Reproduksi Arsip dan Dokumen 663,537 Barang
Penyelenggaraan Kegiatan pimpinan 800,000 Barang
Pengelolaan Arsip Dan Dokumen 745,766 Barang
Layanan Mutasi dan Pensiun 57,076 Barang
Rapat-rapat Koordinasi/Kerja/Dinas/Pimpinan 1,102,586 Barang
3 Layanan Publik dan Birokrasi 3,398,053
Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan
Koordinasi Pengawasan 422,150 Barang
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan Pengendalian Pengadaan CPNS 217,500 Barang
Pengawasan Non Audit 1,711,149 Barang
- Bagian Perencanaan 300,000
- Bagian Kepegawaian dan Hukum 411,149
- Bagian Keuangan dan TU 350,000
- Bagian Analisa Tindak Lanjut LHA 125,000
- Inspektorat I 100,000
- Inspektorat II 100,000
- Inspektorat III 100,000
- Inspektorat IV 100,000
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 31
NO. OUTPUT/RINCIAN KEGIATAN ANGGARAN (000) BELANJA JENIS
Pemantauan Angkutan Lebaran, Haji, Natal dan
Tahun Baru 1,047,254 Barang
4 Laporan Pembinaan, Koordinasi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 3,373,455 Monitoring Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil
Pengawasan 1,271,787 Barang
Pembinaan dan Evaluasi Hasil-Hasil Pengawasan 506,721 Barang
Pembahasan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Aparat Pengawasan Fungsional (APF) 314,612 Barang
Pembinaan dan Evaluasi Pengawasan
Evaluasi Pengawasan 369,980 Barang
Pembinaan Pengawasan 492,605 Barang
Penyusunan, Inventarisasi dan Evaluasi
Peraturan Perundang-Undangan 205,100 Barang
Penyusunan LAKIP Eselon I dan II, dan
Penetapan Kinerja
LAKIP Eselon I dan II, dan Penetapan Kinerja 212,650 Barang
5 Laporan Penyusunan Program, Rencana Kerja dan Anggaran 2,170,830
Pengelola dan Penyusunan Rencana Kerja 1,072,080 Barang
SOP Inspektorat Jenderal 322,400 Barang
Reformasi Birokrasi Inspektorat Jenderal 376,350 Barang
Kajian Analisis dan Evaluasi Jabatan Inspektorat Jenderal 400,000 Barang 6 Laporan Pengelolaan dan Pengendalian Anggaran 1,591,835
Penatausahaan, Pembukuan, verifikasi dan pelaksanaan anggaran
Verifikasi At Cost 429,790 Barang
Evaluasi Anggaran dan Pelaksanaan DIPA 301,345 Barang
Pengelolaan Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) Barang
Pengelolaan Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) 860,700 Barang
7 Pembinaan dan Pengembangan SDM 3,746,160
Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional
Pelatihan Teknis Audit ASDP 345,925 Barang
Pelatihan Teknis Audit Perkapalan dan Kepelautan 346,325 Barang
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 32
NO. OUTPUT/RINCIAN KEGIATAN ANGGARAN (000) BELANJA JENIS
Pelatihan Teknis Audit Pengadaan Barang dan Jasa 76,000 Barang
Pelatihan Fungsional SPIP 108,000 Barang
Pelatihan dan Sosialisasi Sistem Administrasi
Perkantoran 189,400 Barang
Peningkatan dan Pengembangan SDM
Pelatihan/Workshop/ Kursus/Seminar 2,100,000 Barang
Pelatihan Kantor Sendiri 153,600 Barang
Pembinaan Administrasi Pengelolaan Kepegawaian 334,160 Barang
8 Penyelenggaraan /penataan/ peningkatan
sistem dan prosedur informasi pengawasan 845,810
Pemeliharaan Jaringan 100,000 Barang
Operasional Sistem Informasi 534,560 Barang
Pengelolaan Website 211,250 Barang
9 Laporan Sosialisasi
/Workshop/Diseminasi/ Seminar 2,660,530
Bimbingan Teknis Audit Sektor Perhubungan
Bimtek pada Provinsi Maluku, NTB, Kalbar, Irjabar, Maluta 1,969,185 Barang
Seminar Bidang Pengawasan 87,900 Barang
Sosialisasi Preventif KKN 603,445 Barang
10 Sarana dan Prasarana 2,462,000
Sarana Perkantoran 2,462,000 Modal
11 Edisi Informasi Publik 306,387
Penerbitan Majalah/Jurnal 306,387 Barang
2. Inspektorat I
Kegiatan yang ada pada Inspektorat I adalah Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I terdiri dari 2 (dua) keluaran (output), yaitu :
NO. OUTPUT/RINCIAN KEGIATAN ANGGARAN (000) BELANJA JENIS
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I 7,607,587
1 Laporan Reviu Laporan Keuangan 1,964,235
Reviu Laporan Keuangan 1,964,235 Barang
2 Laporan Pengawasan Pada Wilayah
Kerja Inspektorat I 5,643,352
Audit Kinerja dan Pengadaan Barang/Jasa 4,899,089 Barang
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 33 3. Inspektorat II
Kegiatan yang ada pada Inspektorat II adalah Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II terdiri dari 2 (dua) keluaran (output), yaitu :
NO. OUTPUT/RINCIAN KEGIATAN ANGGARAN (000) BELANJA JENIS
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II 8,063,748 1 Laporan Evaluasi SPIP 1,100,957
Evaluasi SPIP 1,100,957 Barang
2 Laporan Pengawasan Pada Wilayah
Kerja Inspektorat II 6,962,791
Audit Kinerja dan Pengadaan Barang/Jasa 6,144,716 Barang
Audit dengan Tujuan Tertentu 818,075 Barang
4. Inspektorat III
Kegiatan yang ada pada Inspektorat III adalah Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III terdiri dari 2 (dua) keluaran (output), yaitu :
NO. OUTPUT/RINCIAN KEGIATAN ANGGARAN (000) BELANJA JENIS
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III 7,358,752 1 Laporan Stranas PK Kementerian
Perhubungan 1,213,220
Stranas PK Kementerian Perhubungan 1,213,220 Barang 2 Laporan Pengawasan Pada Wilayah
Kerja Inspektorat III 6,145,532
Audit Kinerja dan Pengadaan Barang/Jasa 5,521,164 Barang
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 34 5. Inspektorat IV
Kegiatan yang ada pada Inspektorat IV adalah Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV terdiri dari 2 (dua) keluaran (output), yaitu :
NO. OUTPUT/RINCIAN KEGIATAN ANGGARAN (000) BELANJA JENIS
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV 7,075,549 1 Laporan Evaluasi LAKIP Eselon I
Kementerian Perhubungan 393,400 Evaluasi LAKIP Eselon I Kementerian
Perhubungan 393,400 Barang
2 Laporan Pengawasan Pada Wilayah
Kerja Inspektorat IV 6,682,149
Audit Kinerja dan Pengadaan Barang/Jasa 5,900,021 Barang
Audit dengan Tujuan Tertentu 782,128 Barang
6. Inspektorat V
Kegiatan yang ada pada Inspektorat V adalah Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V terdiri dari 2 (dua) keluaran (output), yaitu :
NO. OUTPUT/RINCIAN KEGIATAN ANGGARAN (000) BELANJA JENIS
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V 7,041,942 1 Laporan RAI-PK pada Unit Kerja
Inspektorat Jenderal 631,785 AP-KKN pada Unit Kerja Inspektorat Jenderal 631,785 Barang 2
Laporan Pengawasan pada wilayah
Kerja Inspektorat V 6,410,157
Audit Kinerja dan Pengadaan Barang/Jasa 5,674,419 Barang
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 35
B. Ketentuan Penggunaan Anggaran
Didalam penggunaan anggaran, masing-masing penanggungjawab kegiatan, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Penggunaan anggaran dilaksanakan secara efisien, efektif dan hemat serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2. Program pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab dari masing-masing pengguna anggaran;
3. Dalam pelaksanaan penggunaan anggaran, disiplin pos anggaran dilaksanakan secara tertib, sehingga program anggaran yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan perencanaannya serta daya serapnya dapat tercapai secara optimal;
4. Setiap Bagian dan Inspektorat membuat buku monitoring penggunaan anggaran untuk mengetahui penggunaan anggarannya agar tidak terjadi kekurangan anggaran (-) dalam melaksanakan kegiatan;
5. Pelaksanaan kegiatan agar berpedoman kepada usulan yang telah disampaikan serta jadual kegiatan (maaping) yang telah ditetapkan.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 36 Sistem Informasi Pengawasan (SIP) merupakan sarana dan prasarana berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan. Fungsi utama SIP adalah sebagai pengolah data pengawasan yang mencakup pemasukan (input), pemrosesan, review, persetujuan, penghapusan, dan evaluasi untuk prediksi program/kegiatan, mobilisasi sumber daya dan anggaran.
Pada SIP terdapat beberapa pengembangan desain dan struktur aplikasi sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan TIK baik secara Sistem Hardware, Software, Database dan Brainware terkait prosedur sistem yang digunakan, sehingga menjadi satu kesatuan yang saling terintegrasi.
SIP menggunakan teknologi Single Sign On (SSO) yaitu teknologi yang memungkinkan pengguna jaringan dapat mengakses sumber daya dalam jaringan hanya dengan menggunakan satu akun pengguna saja. Teknologi ini sangat diminati, khususnya dalam jaringan yang sangat besar dan bersifat heterogen (di saat sistem operasi serta aplikasi yang digunakan oleh komputer adalah berasal dari banyak vendor, dan pengguna diminta untuk mengisi informasi dirinya ke dalam setiap platform yang berbeda tersebut yang hendak diakses oleh pengguna).
Dengan menggunakan SSO, seorang pengguna hanya cukup melakukan proses autentikasi sekali saja untuk mendapatkan izin akses terhadap semua layanan yang terdapat di dalam jaringan. Di samping itu dengan SSO akan memudahkan :
a. Pengaksesan berbagai aplikasi pada SIP hanya dengan satu kali login; b. Pengeditan data pribadi pengguna aplikasi;
B A B VI
SISTEM INFORMASI
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 37 c. Pengelolaan pengguna aplikasi;
d. Pengaturan hak akses pengguna aplikasi.
Aplikasi yang terdapat pada SIP adalah sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Audit disingkat dengan aplikasi SIAU, sebelumnya aplikasi ini dikenal sebagai Sistem Informasi Pengawasan, dengan adanya pengembangan sesuai fungsi dan tujuan serta terkait dengan integrasi data yang diperlukan, maka ruang lingkup aplikasi menjadi kegiatan audit dan non audit.
Fasilitas yang ada pada aplikasi SIAU adalah :
a. Membuat dan mendistribusikan usulan audit maupun non audit berupa Rencana Program Kerja Pengawasan Tahunan (RPKPT) dan non PKPT, dilakukan oleh Operator pada Bagian Perencanaan;
b. Mengisi/menginput usulan audit yang berupa PKPT, dilakukan oleh Operator Tata Usaha Inspektorat berdasarkan RPKPT;
c. Mengisi/menginput usulan non audit yang tidak termasuk dalam PKPT (non PKPT), dilakukan oleh Operator di seluruh bagian pada Sekretariat Inspektorat Jenderal dan Tata Usaha Inspektorat Jenderal;
d. Akses file DIPA dan POK UPT/Satker di lingkungan Kementerian Perhubungan serta peraturan perundangan yang sudah terdigitalisasi;
e. Pengolahan database pegawai Inspektorat Jenderal terkait integrasi aplikasi SIP.
2. Sistem Informasi Keuangan disingkat dengan aplikasi SIMKEU, aplikasi ini merupakan pemisahan secara sistem dengan tujuan pengelompokan tugas dan fungsi keuangan, sehingga proses keuangan terkait operasional organisasi pada Inspektorat Jenderal memiliki proses pengolahan data (database) secara terpisah. Fasilitas yang ada pada aplikasi SIMKEU adalah :
a. Pembuatan SPT dan SPPD berdasarkan usulan perjalanan dinas PKPT dan non PKPT, dilakukan oleh operator pada bagian Keuangan dan Tata Usaha;
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 38 b. Pendataan berkas Verifikasi terkait usulan perjalanan dinas audit dan non
audit, dilakukan oleh operator Verifikasi;
c. Proses Rampung setelah Verifikasi selesai dilakukan; d. Monitoring status SPT dan SPPD terkait alokasi SDM; e. Rincian Perjalanan Dinas Inspektorat Jenderal.
3. SMS Gateway, aplikasi ini sebagai media untuk menerima informasi eksternal berupa pengaduan masyarakat terkait kinerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dan sebagai media penyebaran informasi internal pegawai yang berupa koordinasi serta informasi terkait kegiatan operasional secara umum maupun non operasional (ucapan selamat, ucapan duka cita, dll) di lingkungan Inspektorat Jenderal kementerian Perhubungan.
Fasilitas yang ada pada aplikasi SMS Gateway adalah :
a. Penyimpanan informasi pengaduan masyarakat beserta tindak lanjutnya;
b. Pengiriman SMS sebagai bentuk respon terhadap penyampaian informasi pengaduan masyarakat;
c. Pengiriman SMS terkait informasi internal di lingkungan Inspektorat jenderal kementerian Perhubungan;
d. Pengiriman SMS sebagai notifikasi terkait operasional aplikasi SIP (pengembangan 2012).
4. Portal Web Inspektorat Jenderal disingkat dengan aplikasi Portal, aplikasi ini merupakan media penyebaran informasi terkait kegiatan Inspektorat Jenderal yang telah dilaksanakan serta sebagai forum konsultasi penggunaan anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Fasilitas yang ada pada portal Inspektorat Jenderal adalah :
a. Pembuatan berita terkait kegiatan Inspektorat Jenderal, dilakukan oleh Operator Pengelola Web di setiap unit eselon II.
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 39 c. Forum konsultasi terkait pelaksanaan penggunaan anggaran negara dengan
melakukan registrasi terlebih dahulu, dan isi content dapat dilakukan manajemen secara dinamis sesuai dengan wilayah pengawasan yang ada di Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.
5. Multimedia Data Content disingkat dengan aplikasi Multimedia, aplikasi ini sebagai media penyebaran informasi berupa peraturan perundangan, jurnal, foto kegiatan terkait Portal Inspektorat Jenderal dalam format file digital (dokumen pdf, video streaming dan gambar).
Fasilitas yang ada pada aplikasi Multimedia data content adalah : a. Mengunggah beragam informasi dalam format file digital;
b. Mengunduh beragam informasi dalam format file digital.;Berbagi file presentasi secara online (Pengembangan 2012).
6. Tindak Lanjut LHA disingkat dengan aplikasi TL LHA, aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan tindak lanjut LHA dan memungkinkan pengaksesan data secara online dengan hak akses tertentu (pengembangan 2012).
Fasilitas yang ada pada aplikasi TL LHA adalah :
a. Dashboard eksekutif untuk menampilkan rekapitulasi status tindak lanjut LHA dalam berbagai bentuk grafik sesuai data yang diinput;
b. Pengiriman SMS, email sebagai notifikasi terkait operasional TL LHA; c. Kustomisasi Laporan Tindak Lanjut LHA sesuai kebutuhan;
d. Digitalisasi Tindak Lanjut LHA;
e. Tanggapan Unit Kerja terkait terhadap LHA beserta fasilitas pengunggahan data dukung yang dibutuhkan;
f. Penentuan status temuan dari hasil Tindak Lanjut LHA sesuai data dukung yang diinput ke dalam TL LHA.
7. Peta Audit Online, aplikasi ini bertujuan untuk menyimpan dan mengolah data audit dalam bentuk pemetaan wilayah berdasarkan lokasi auditi menjadi informasi
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 40 yang dapat dimanfaatkan dalam pengawasan aspek-aspek yang menjadi standarisasi penunjang pembangunan perhubungan.
Fasilitas yang ada pada aplikasi Peta Audit Online adalah :
a. Penginputan dan pengolahan data audit dalam bentuk pemetaan wilayah berdasarkan lokasi auditi secara real time;
b. Penampilan realisasi fisik dan keuangan pekerjaan pada auditi dalam bentuk data spasial.
Untuk meningkatkan keamanan aplikasi SIP, diperlukan pengaturan hak akses sehingga aktivitas pengguna dibatasi sesuai dengan kebutuhan. Selain itu dibuatkan pula log user yang berfungsi memonitor penggunaan akses aplikasi pada setiap pengguna. Dengan melihat fasilitas dan fungsi, hak akses pengguna SIP dibagi menjadi : 1. Executive, mempunyai akses untuk melihat executive summary;
2. Super Admin, mengelola hak akses aplikasi SIP;
3. Admin, mempunyai akses untuk mengelola hak akses aplikasi SIP secara terbatas; 4. Operator, mempunyai akses untuk mengoperasikan aplikasi SIP;
5. Moderator, mempunyai akses untuk memonitor aktivitas forum yang terdapat dalam portal web itjen;
6. Auditor, mempunyai akses untuk mengoperasikan aplikasi SIP secara terbatas terkait data audit;
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 41
Struktur aplikasi SIP dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
SIP
SIAU
SIMKEU
SMS GATEWAY
PORTAL
MULTIMEDIA
TL LHA (Pengembangan 2012)
PETA AUDIT ONLINE (Pengembangan2012)
B A B VII
PENUTUP
K e b i j a k a n P e n g a w a s a n d a n P K P T T a h u n 2 0 1 2 42 emikian Kebijakan Pengawasan dan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Jenderal Tahun 2012 untuk menjadi Pedoman pelaksanaan seluruh kegiatan Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 2012 INSPEKTUR JENDERAL
Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, M.Sc Pembina Utama (IV/e) NIP. 19530627 197803 1 001
NO PROSES NAMA JABATAN PARAF
1. Dikonsep Amirulloh Kasubbag Program Dan Anggaran
2. Diperiksa Andi Hartono, ST Kabag Perencanaan
3. Disetujui Drs. Harto Nugroho, M.Si Sesitjen
4. Disetujui Peni Pudji Turyanti, SH, MH Inspektur I
5. Disetujui Ir. Albert Simorangkir, MM Inspektur II
6. Disetujui Drs. Pepen Supendi Y, M.Si Inspektur III
7. Disetujui Drs. Iqbal Rusli, M.Si Inspektur IV
8. Disetujui DR. Agus Edy Susilo, SE, M.Sc Inspektur V