• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian Bmd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian Bmd"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

Pembinaan, Pengawasan,

Pengendalian Barang Milik Daerah

Penulis :

Tanda Setiya dan Rahmat Guntoro

Widyaiswara Muda Pusdiklat Kekayaan Negara

dan Perimbangan Keuangan

Penilai :

Sumini

Widyaiswara Muda Pusdiklat Kekayaan Negara

dan Perimbangan Keuangan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN

JAKARTA

2010

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena hanya atas berkat rakhmatNyalah kita semua masih diberikan kesempatan untuk menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi orang banyak. Begitu pula dengan modul diklat ini yang tanpa restuNya niscaya tidak akan terselesaikan dengan baik.

Modul Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Daerah ini disusun oleh Saudara Tanda Setiya dan Rahmat Guntoro berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan Nomor: KEP-001/PP.6/2010 tanggal 4 Januari 2010 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Modul Pelatihan Percepatan Akuntabilitas dan Keuangan Daerah dan Diklat Teknis Substantif Spesialisasi (DTSS) Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana dirubah dengan Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan Nomor: KEP-030/PP.6/2010 tanggal 12 Mei 2010 mengenai perubahan kedua atas Pembentukan Tim Penyusunan Modul Pelatihan Percepatan Akuntabilitas dan Keuangan Daerah dan Diklat Teknis Substantif Spesialisasi (DTSS) Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi para peserta Pelatihan Percepatan Akuntabilitas dan Keuangan Daerah dan Diklat Teknis Substantif Spesialisasi (DTSS) Pengelolaan Barang Milik Daerah. Modul ini disusun dengan maksud membantu pencapaian tujuan pembelajaran dalam diklat dimaksud.

Akhirnya, semoga Modul Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Daerah ini dapat bermanfaat bagi peserta diklat pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Jakarta, Desember 2010 Kepala Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

Syamsu Syakbani

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... I DAFTAR ISI... II DAFTAR GAMBAR... IV PENDAHULUAN... 3 1. DESKRIPSISINGKAT... 3 2. PRASYARATKOMPETENSI... 3

3. STANDARKOMPETENSI DANKOMPETENSIDASAR... 4

4. RELEVANSIMODUL... 4

KEGIATAN BELAJAR... 5

1. KEGIATANBELAJAR1 ... 5

a. Judul... 5

b. Indikator Keberhasilan ... 5

c. Uraian dan Contoh ... 5

1) Pengertian dan Lingkup Pembinaan Barang Milik Daerah...5

a) Pengertian Pembinaan Barang Milik Daerah... 5

b) Lingkup Pembinaan Barang Milik Daerah ...6

2) Kewenangan Pembinaan Pengelolaan Barang Milik Daerah...7

3) Mekanisme Pertanggungjawaban Pengelolaan Barang Milik Daerah... 8

4) Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah ... 13

5) Bimbingan dan Pelatihan tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah... 14

6) Mekanisme Supervisi Pengelolaan Barang Milik Daerah...15

d. Latihan...16

e. Rangkuman...16

f. Tes Formatif 1 ...17

g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...20

2. KEGIATANBELAJAR2 ...22

a. Judul... 22

b. Indikator Keberhasilan ... 22

c. Uraian dan Contoh ... 22

1) Pengertian dan Lingkup Pengendalian Barang Milik Daerah...22

a) Pengertian Pengendalian Barang Milik Daerah... 22

b) Lingkup Pengendalian Barang Milik Daerah... 23

2) Mekanisme Pengendalian Pengelolaan Barang Milik Daerah ...25

d. Latihan...45

e. Rangkuman...45

f. Tes Formatif 2 ...46

g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...51

3. KEGIATANBELAJAR3 ...52

a. Judul... 52

b. Indikator Keberhasilan ... 52

c. Uraian dan Contoh ... 52

1) Pengertian dan Lingkup Pengawasan Barang Milik Daerah ...52

a) Pengertian Pengawasan Barang Milik Daerah ... 52

(4)

iii

2) Pengawasan atas Pengelolaan Barang Milik Daerah ... 55

a) Pelaksanaan Pengawasan atas Pengelolaan Barang Milik Daerah ... 55

b) Teknik-teknik pengawasan ... 57

c) Mekanisme Pelaporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan Barang Milik Daerah .59 d) Tindak Lanjut Hasil pengawasan/audit atas Pengelolaan Barang Milik Daerah ...59

d. Latihan...61 e. Rangkuman...62 a) Pemeriksaan (Audit) ...62 b) Inspeksi ... 62 c) Supervisi... 62 d) Pemantauan (Monitoring) ... 62 e) Verifikasi... 62

f. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...66

PENUTUP ... 67

TES SUMATIF... 68

DAFTAR PUSTAKA... 79

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Barang Milik Daerah ...12

Gambar 2 Mekanisme Lelang Rentan dengan Korupsi...35

Gambar 3 Aset Negara yang Diterlantarkan Pemanfaatanya... 37

Gambar 4 Pemanfaatan BMD dengan Sewa ... 37

Gambar 5 BMD yang Tidak Dipelihara dengan Baik ...38

Gambar 6 Infrastruktur yang Rusak Tidak Terpelihara ...40

Gambar 7 Sertifikat Bukti Sah Kepemilikan BMD ...40

Gambar 8 Pagar Sebagai Pengaman BMD ... 41

Gambar 9 Alur Penatausahaan BMD ... 43

Gambar 10 Berbagai Macam Alat Bantu Penatausahaan BMD ... 44

(6)

v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini merupakan salah satu bagian dari satu paket modul tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran pada Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Modul Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian Barang Milik Daerah ini terdiri dari 4 (empat) kegiatan belajar yang disusun berdasarkan urutan (sequence) kerangka berfikir yang memudahkan dalam pemahaman atas Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian Barang Milik Daerah yang dimulai dengan kegiatan belajar 1 membahas mengenai Pembinaan Barang Milik Daerah, dilanjutkan dengan kegiatan belajar 2 tentang Pengendalian Barang Milik Daerah, dan kegiatan belajar 3 dengan pembahasan mengenai Pengawasan Barang Milik Daerah.

Dalam membaca modul ini, disarankan untuk dibaca urut mulai dari kegiatan belajar 1, 2, kemudian 3. Hal ini agar materi dalam modul ini dapat lebih mudah difahami, walau tidak mengapa apabila peserta ingin membaca dari kegatan manapun.

Pada akhir setiap kegiatan belajar diberikan rangkuman yang berisi intisari dari materi yang sudah dibahas sebelumnya. Hal-hal penting dan perlu dipahami dicantumkan dalam rangkuman. Selain itu, untuk mengecek pemahaman, disetiap akhir kegiatan belajar juga disajikan tes formatif. Meskipun sudah disediakan kunci jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam tes formatif, disarankan peserta untuk tidak melihat dulu kunci jawaban, namun dikerjakan terlebih dahulu dengan waktu yang telah disediakan untuk kemudian dilakukan penilaian secara mandiri dan mengecek nilainya dengan kriteria umpan balik apakah sudah tercapai dengan baik. Kalau belum tercapai, maka peserta disarankan membaca materi lagi dan mengulangi mengerjakan soal tes sampai memperoleh hasil yang maksimal.

Selamat belajar, semoga modul ini dapat membantu menambah pemahaman peserta terkait dengan Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian Barang Milik Daerah.

(7)

ii

PETA KONSEP MODUL

Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian Pembinaan BMD Pengendalian BMD Pengawasan BMD

Pengertian dan Lingkup Pengendalian BMD Kewenangan Pembinaan BMND

Pedoman Pengelolaan BMD Bimbingan dan Pelatihan Pengelolaan BMD

Mekanisme Supervisi Pengelolaan BMD

Pengertian dan Lingkup Pengawasan BMD Mekanisme Pengendalian Pengelolaan BMD

Pengawasan atas Pengelolaan BMD

Pelaksanaan Pengawasan Meknisme Pelaporan Hasil

Audit Tindak Lanjut Hasil

(8)

3

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat

Modul Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian Barang Milik Daerah ini merupakan salah satu modul yang disusun guna mencapai tujuan penyelenggaraan Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah. Modul ini membahas mengenai pembinaan, pengendalian dan pengawasan barang milik daerah. Penyajian materi dalam modul ini dibagi dalam 3 (empat) kegiatan belajar. Kegiatan Belajar 1 menjelaskan mengenai pembinaan barang milik daerah, sedangkan pada Kegiatan Belajar 2 diuraikan mengenai pengendalian barang milik daerah, dan kegiatan belajar 3 membahas mengenai pengawasan barang milik daerah. Keseluruhan materi yang disampaikan atau dibahas dalam 3 (tiga) kegiatan belajar tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman dalam pengelolaan barang milik daerah khususnya aspek pembinaan, pengendalian dan pengawasan barang milik daerah.

2. Prasyarat Kompetensi

Pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh peserta diklat untuk mempelajari modul ini adalah bahwa peserta diklat diharapkan telah mendapatkan/memperoleh materi antara lain:

perencanaan kebutuhan dan penganggaran;  pengadaan;

 penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;  penggunaan;

penatausahaan;  pemanfaatan;

 pengamanan dan pemeliharaan;  penilaian;

penghapusan;

 pemindahtanganan; serta

(9)

4

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi:

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta mampu memahami mengenai pembinaan, pengendalian, dan pengawasan barang milik daerah dengan baik.

Kompetensi Dasar:

Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu:

a. Memahami kewenangan pembinaan dan mekanisme pembinaan Barang Milik Daerah.

b. Memahami mekanisme pengendalian Barang Milik Daerah.

c. Memahami lingkup pengawasan dan audit atas pengelolaan Barang Milik Daerah.

4. Relevansi Modul

Kegunaan Modul ini adalah :

a. Modul ini memberikan pemahaman tentang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan Barang Milik Daerah yang merupakan bagian dari aspek pengelolaan Barang Milik Daerah;

b. Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah, maka materi dalam modul ini diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan penyelenggaraan diklat tersebut.

(10)

5

KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar 1 a. Judul

PEMBINAAN BARANG MILIK DAERAH

b. Indikator Keberhasilan

Setelah mempelajari modul ini peserta diklat mampu:

1) menjelaskan pengertian dan lingkup pembinaan barang milik daerah; 2) menjelaskan kewenangan pembinaan pengelolaan barang milik

daerah;

3) menjelaskan mekanisme pertanggungjawaban pengelolaan barang milik daerah;

4) menjelaskan pedoman pengelolaan barang milik daerah; 5) menjelaskan bimbingan dan pelatihan barang milik daerah;

6) menjelaskan mekanisme supervisi pengelolaan barang milik daerah.

c. Uraian dan Contoh

1) Pengertian dan Lingkup Pembinaan Barang Milik Daerah a) Pengertian Pembinaan Barang Milik Daerah

Dalam upaya menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah secara berdayaguna dan berhasilguna maka diperlukan adanya pembinaan barang milik daerah. Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi. Terkait dengan pembinaan barang milik daerah maka pengertian dari pembinaan barang milik daerah adalah usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supevisi untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan BMD secara berdayaguna dan berhasil guna.

(11)

6

b) Lingkup Pembinaan Barang Milik Daerah

Apabila melihat dari definisi dari pembinaan barang milik daerah tersebut di atas, maka lingkup dari pembinaan barang milik daerah meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi terhadap pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah.

Pemberian pedoman merupakan hal penting dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah. Pedoman merupakan acuan cara tindak dari pejabat/pelaksana dalam hal pengelolaan/pengurusan barang milik daerah. Sebagaimana diketahui bahwa dalam hal administrasi pemerintahan, bahwa setiap tindakan atas aset/barang milik negara harus mendasarkan pada aturan yang jelas. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengelolaan barang milik daerah.

Bimbingan, dalam pembinaan sangat diperlukan karena pedoman tertulis saja masih bisa menimbulkan persepsi berbeda, untuk itu diperlukan adanya bimbingan. Bimbingan biasanya dilakukan dengan sosialisasi atau workshop dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. Untuk hal-hal yang sifatnya kebijakan, atau hal-hal yang umum bimbingan seperti ini dapat berjalan efektif namun untuk hal-hal yang sifatnya teknis maka harus dilakukan dengan pelatihan.

Pembinaan kepada pegawai yang mengelola barang milik daerah secara teknis dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan. Hal-hal teknis harus dapat difahami dan dikuasai oleh pegawai yang melaksanakan pengelolaan barang milik daerah. Maka pelatihan adalah sarana yang tepat untuk hal ini. Sebagai contoh untuk pekerjaan penilaian properti/aset daerah maka diperlukan pemahaman dan latihan/praktek yang cukup. Mulai dari penguasaan teori tentang penilaian, pemahaman

(12)

7

karakteristik aset yang dinilai hingga bagaimana cara menghitung nilai barang milik daerah harus diberikan kepada peserta pelatihan. Bahkan diperlukan studi/praktek lapangan untuk menambah kemampuan dan ketrampilan peserta. Kegiatan ini adalah bentuk pembinaan untuk level teknis dalam pengelolaan barang milik daerah.

Apabila lingkup pembinaan di atas telah dilaksanakan maka kegiatan supervisi juga tetap diperlukan. Apabila dalam pelaksanaannya terdapat kendala maka diperlukan supervisi untuk memecahkan masalah di lapangan. Di samping itu dengan adanya supervisi dapat diketahui lebih dini apabila terjadi ketidaktepatan dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah.

2) Kewenangan Pembinaan Pengelolaan Barang Milik Daerah

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 menyatakan bahwa Menteri Keuangan menetapkan kebijakan umum pengelolaan barang milik negara/daerah. Sedangkan Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan teknis dan melakukan pembinaan pengelolaan barang milik daerah.

Lebih lanjut Permendagri No. 17 Tahun 2007 pasal 82 menyatakan bahwa Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan pengelolaan BMD. Di tingkat daerah maka Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah berwenang dan bertanggungjawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah.

Di tingkat provinsi, gubernur merupakan pembina pengelolaan barang milik daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, maka gubernur menetapkan Perda tentang pedoman pengelolaan barang milik daerah pada provinsi yang dipimpinnya.

(13)

8

Demikian juga di tingkat kabupaten/kota bupati/walikota melakukan pembinaan dengan menetapkan Perda tentang pedoman pengelolaan barang milik daerah pada kabupaten/kota yang di pimpinnya.

Selanjutnya pembina barang milik daerah tersebut dalam pelaksanaanya dibantu oleh pejabat-pejabat sebagai berikut : 1. Sekretaris Daerah selaku pengelola;

2. Kepala Biro/Bagian Perlengkapan/Umum/Unit pengelola barang milik daerah selaku pembantu pengelola;

3. Kepala SKPD selaku pengguna;

4. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku kuasa pengguna; 5. Penyimpan barang milik daerah; dan

6. Pengurus barang milik daerah.

3) Mekanisme Pertanggungjawaban Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pertanggungjawaban pengelolaan barang milik daerah tentunya sesuai dengan tugas dan fungsi dan kewenangan dari unit yang mengelola barang milik negara tersebut. Sebagaimana telah disebutkan pada bagian-bagian sebelumnya bahwa kepala daerah (Gubernur/bupati/walikota) sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah berwenang dan bertanggungjawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah.

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan masing-masing wewenang dari unit/organisasi yang berkaitan dengan pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 17 Tahun 2007.

(14)

9

Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan

barang milik daerah, mempunyai wewenang :

a) menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah; b) menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindah

tanganan tanah dan bangunan;

c) menetapkan kebijakan pengamanan barang milik daerah; d) mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang

memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; e) menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan barang

milik Daerah sesuai batas kewenangannya; dan

f) menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan.

Sekretaris Daerah selaku pengelola, berwenang dan bertanggungjawab:

a) menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah;

b) meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah;

c) meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan /perawatan barang milik daerah;

d) mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Kepala Daerah;

e) melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah; dan

f) melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah.

Kepala Biro/Bagian Perlengkapan/Umum/Unit pengelola barang

(15)

10

pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-masing SKPD

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna barang

milik daerah, berwenang dan bertanggung jawab:

a) mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

b) mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

c) melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

d) menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

e) mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

f) mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

g) menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

h) melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan

(16)

11

i) menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku kuasa pengguna

barang milik daerah, berwenang dan bertanggung jawab:

a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit kerja yang dipimpinnya kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan;

b. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

c. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;

d. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

e. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan f. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa

Pengguna Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannya kepada kepala satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan.

Penyimpan barang bertugas menerima, menyimpan dan

menyalurkan barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna;

Pengurus barang bertugas mengurus barang milik daerah dalam

(17)

12

Selanjutnya dari kacamata perbendaharaan maka tugas-tugas

pengelola barang milik negara/daerah diantaranya :

Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.

Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.

Akuntansi tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

Berkenaan dengan tanggungjawab maka tanggungjawab pengelola barang milik daerah seiring dengan tugas dan wewenang yang dilaksanakan oleh unit pengelola tersebut.

Gambar 1

Struktur Organisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah

Organisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah Kepala Daerah

Sekda selaku Pengelola

Kepala Bagian Perlengkapan selaku Pembantu Pengelola

12

Selanjutnya dari kacamata perbendaharaan maka tugas-tugas

pengelola barang milik negara/daerah diantaranya :

Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.

Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.

Akuntansi tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

Berkenaan dengan tanggungjawab maka tanggungjawab pengelola barang milik daerah seiring dengan tugas dan wewenang yang dilaksanakan oleh unit pengelola tersebut.

Gambar 1

Struktur Organisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah

Organisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah Kepala Daerah

Sekda selaku Pengelola

Kepala Bagian Perlengkapan selaku Pembantu Pengelola

Kepala SKPD selaku Pengguna

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku Kuasa Pengguna

12

Selanjutnya dari kacamata perbendaharaan maka tugas-tugas

pengelola barang milik negara/daerah diantaranya :

Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.

Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.

Akuntansi tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

Berkenaan dengan tanggungjawab maka tanggungjawab pengelola barang milik daerah seiring dengan tugas dan wewenang yang dilaksanakan oleh unit pengelola tersebut.

Gambar 1

Struktur Organisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah

(18)

13

4) Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah

Adanya pedoman yang memadai, sangat diperlukan dalam pengelolaan suatu urusan pemerintahan. Terkait dengan upaya terlaksananya penyelenggaraan pemerintah daerah yang bersih dan bertangguang jawab, maka perlu dilakukan tertib administrasi dan tertib pengelolaan terhadap barang milik daerah.

Disamping itu guna menjamin terlaksananya tertib administrasi dan tertib pengelolaan barang milik daerah, maka diperlukan suatu kesamaan persepsi dan langkah secara integral dan menyeluruh dan unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan barang milik daerah. Semua hal tersebut salah satunya dapat diatasi dengan menerbitkan suatu pedoman tentang pengelolaan barang milik daerah.

Sebagai contoh berdasarkan PP No. 6 tahun 2006, menyatakan bahwa Menteri Dalam Negeri Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan teknis dan melakukan pembinaan pengelolaan barang milik daerah. Nah, selanjutnya Menteri Dalam Negeri menerbitkan Permendagri No: 17 tahun 2007 sebagai pedoman dalam pengelolaan barang milik daerah.

Selanjutnya, Gubernur menetapkan Perda yang mengatur tentang pengelolaan barang milik daerah dilingkungannya. Sebagai contoh Gubernur Sulawesi Barat membuat Perda Provinsi Sulawesi Barat No:14 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah di provinsinya. (contoh selengkapnya dapat diakses pada situs Pemda Provinsi Sulawesi Barat)

Lebih lanjut pada level pemerintah daerah tingkat II (Bupati/Walikota) menetapkan Peraturan Daerah tentang pengelolaan barang milik daerah. Perda ini diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah di daerah tingkat II. Sebagai contoh Bupati Pemalang telah

(19)

14

menetapkan Perda Nomor 20 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. (contoh selengkapnya dapat diakses pada situs Pemda Kabupaten Pemalang).

5) Bimbingan dan Pelatihan tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

Sebagai tindak lanjut dari dikeluarkannya pedoman-pedoman yang berkenaan dengan pengelolaan barang milik daerah maka perlu dilakukan bimbingan kepada unit atau pegawai yang terkait dengan pelaksanaan pedoman dimaksud. Bimbingan ini biasanya berupa sosialisasi atas peraturan atau workshop tentang pedoman/peraturan yang beru dikeluarkan. Untuk hal-hal yang sifatnya teknis dan sederhana biasanya dapat dilakukan bimbingan teknis dalam rentang waktu yang singkat. Hal-hal seperti ini biasanya dilakukan oleh unit/instansi yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan bimbingan teknis, seperti sekretariat Daerah, Ditjen Kekayaan Negara dan unit terkait lainnya.

Sedangkan pembinaan yang berupa pelatihan/diklat, diperuntukkan bagi pegawai teknis dalam rangka meningkatkan kemampuan/ketrampilan dibidang pengelolaan barang milik daerah agar lebih profesional. Pelatihan ini biasannya untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis tertentu dari pekerjaan yang dilaksanakan dalam pengelolaan barang milik daerah.

Jenis-jenis Diklat yang dapat diselenggarakan diantaranya Diklat Teknis Subtantif Dasar (DTSD) Pengelolaan Barang Milik Daerah, Diklat Teknis Subtantif Spesialisasi (DTSS) Penilaian Barang Milik Daerah, DTSS Penghapusan Barang Milik Daerah, DTSS Akuntansi Barang Milik Daerah, Penyegaran Pengelolaan Barang Milik Daerah, dan masih banyak lagi jenis diklat yang dapat dilaksanakan dalam rangka pengelolaan barang milik daerah.

(20)

15

Selain diklat yang sifatnya non degree, pembinaan dapat dilakukan dengan memberikan tugas belajar kepada pegawai untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dengan syarat jurusan telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan pengelolaan barang milik daerah, misalnya jenjang S2 peniai.

Disamping itu untuk meningkatkan profesionalisme penilai dapat pula pegawai diikutkan dalam diklat/kursus yang dilaksanakan oleh MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia).

Beberepa jenjang profesi penilai yang diselenggarakan oleh MAPPI diantaranya :

Pendidikan Penilaian Tingkat Dasar (P1-P2) .Pendidikan Penilaian Tingkat Madya (P3-P4)

 Pendidikan khusus untuk menunjang kegiatan pengembangan profesi : PPL (Pendidikan Profesi Lanjutan) / CPD (Continuing

Profesional Development)

6) Mekanisme Supervisi Pengelolaan Barang Milik Daerah

Supervisi dapat dilakukan sebagai tindakan/upaya untuk memantau lebih lanjut atas pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah. Kegiatan supervisi ini dapat dilakukan dengan langsung melakukan supervisi ke unit/instansi yang melaksanakan pengelolaan barang milik daerah, atau dapat juga mendasarkan pada laporan-laporan yang disusun dalam rangka pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah.

Tentunya supervisi/pemantauan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengelolaan barang milik daerah sudah dilakukan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Namun perlu diketahui bahwa supervisi ini dilakukan ‘on going’ beriringan dengan pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah, bukan setelah dilakukannya pekerjaan tersebut. Kegiatan supervisi ini dapat dicontohkan seperti pelaksanaan sensus barang milik daerah, dilakukan pada waktu dilaksanakannya sensus, apakah

(21)

16

pelaksanaan sensus sudah dilakukan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, apabila belum maka langsung dapat diberikan arahan sehingga kesalahan tersebut langsung dapat diatasi.

Kegiatan supervisi ini dapat dilakukan oleh internal unit yang bersangkutan, atau unit pemberi tugas dan bahkan dapat juga dilakukan oleh pihak ketiga (konsultan) dalam hal SDM di unit dimaksud kurang atau belum memiliki kemampuan untuk melakukan supervisi atas pekerjaan tersebut.

d. Latihan

Kerjakan soal berikut ini secara singkat dan jelas!

1) Jelaskan wewenang dan tanggungjawab Kepala SKPD dalam pengelolaan barang milik daerah !

2) Sebutkan dan jelaskan secara singkat apa yang menjadi ruang lingkup pembinaan barang milik daerah !

e. Rangkuman

1) Pembinaan barang milik daerah adalah usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supevisi untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan BMD secara berdayaguna dan berhasil guna.

2) Lingkup dari pembinaan barang milik daerah meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi terhadap pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah.

3) Pembina barang milik daerah di TK.I yaitu Gubernur sedangkan pada TK. II adalah Bupati/Walikota, selanjutnya dibantu oleh a) Sekretaris Daerah selaku pengelola;

b) Kepala Biro/Bagian Perlengkapan/Umum/Unit pengelola barang milik daerah selaku pembantu pengelola;

c) Kepala SKPD selaku pengguna;

(22)

17

e) Penyimpan barang milik daerah; dan f) Pengurus barang milik daerah.

f. Tes Formatif 1

Pilihlah jawaban yang paling tepat! (waktu: 15 menit)

1) Pernyataan dibawah ini merupakan ruang lingkup pembinaan BMD, kecuali :

a) Pembinaan Perangkat Daerah dan Kota

b) Penyusunan modul/pedoman dalam pengelolaan BMD c) Pembelian barang modal milik daerah

d) Pelatihan pengelolaan BMD

2) Lingkup pengendalian Barang Milik Daerah diantaranya : a) Perencanaan kebutuhan dan penganggaran

b) Penggunaan

c) Akuntansi Barang Milik Daerah

d) Jawaban a dan b benar

3) Pembina BMD dalam pelaksanaanya dibantu oleh pejabat-pejabat daerah sebagai berikut :

a) Sekretaris Daerah selaku pengelola

b) Kepala Dinas (SKPD) selaku pengelola BMD

c) Sekretaris Daerah selaku bendaharawan umum daerah d) Petugas BMD

4) Kepala SKPD selaku pengguna barang milik daerah memiliki wewenang dan tanggung jawab diantaranya yaitu :

a) Menetapkan daftar kebutuhan BMD

b) Mengamankan dan memelihara BMD yang berada dalam penguasaanya

c) Mengelola aset idle untuk dipindahka ke SKPD yang lain d) Menetapkan penghapusan BMD secara mutlak

(23)

18

5) Penyimpan barang adalah pegawai yang bertugas :

a) Menerima, menyimpan dan menghibahkan barang yang berada pada kuasa pengguna BMD

b) Menyimpan dan mengeluarkan barang yang berada pada kuasa pengguna BMD

c) Mengurus menyimpan dan mengeluaran barang yang berada pada pengguna BMD

d) Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna BMD

6) Perda yang mengatur tentang pengelolaan BMD di Pemda TK. I ditetapkan oleh :

a) Menteri Dalam Negeri selaku Pembina Pengelolaan BMD

b) Gubernur

c) Sekretaris Daerah TK. I

d) SKPD masing-masing selaku Kuasa Pengguna

7) Salah satu usaha untuk melaksanakan pembinaan BMD adalah :

a) Melaksanakan bimbingan dan pelatihan pengelolaan BMD

b) Melakukan kajian pengelolaan BMN

c) Melakukan upaya pembinaan kedisiplinan pegawai d) Melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik 8) Pengurus Barang adalah pegawai yang bertugas :

a) Mengurus barang milik negara b) Mengurus barang persediaan

c) Mengurus BMD dalam pemakaian pada masing-masing pengguna/kuasa pengguna.

d) Mengurus Barang yang dibawak penguasaan SKPD dan Satker vertikal.

9) Struktur organisasi Pengelolaan BMD meliputi :

a) Kepala Daerah, Sekda, Kabag Perlengkapan, Kabag OTL dan Kepala Unit Pelaksana Teknis

(24)

19

b) Kepala Daerah, Kabag Perlengkapan, Kepala Unit Pelaksana Teknis

c) Kepala Daerah, Kabag Perlengkapan, Urusan Rumah Tangga dan Bendahara Barang

d) Kepala Daerah, Sekda, Kabag Perlengkapan, Kepala SKPD dan Kepala Unit Pelaksana Teknis

10) Berdasarkan PP No. 6 tahun 2006 yang berwenang melakukan pembinaan teknis terhadap pengelolaan BMD adalah :

a) Kementerian Keuang beserta Kementerian Dalam Negeri dan Gubernur

b) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

c) Kementerian Dalam Negeri

d) Ditjen Pengelolaan Kekayaan Negara dan Ditjen Otonomi Daerah

11) Tujuan pembinaan BMD adalah :

a) Menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan BMD secara berdayaguna dan berhasil guna.

b) Supaya aset daerah terpelihara dan aman

c) Menjamin koordinasi dalam pengelolaan aset dengan Kementerian/Lembaga

d) Meningkatkan pengelolaan Aset daerah yang dipisahkan 12) Secara umum pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui:

a) Pemberian petunjuk teknis, pengelompokan, bimbingan, pelatihan

b) Pelatihan, koordinasi, kerjasama dengan pihak luar dan pendidikan

c) Monitoring, evaluasi, penyusunan rencana dan diklat

d) Pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi

13) Termasuk yang menjadi tugas dari Kepala Daerah dalam hal pengelolaan BMD diantaranya :

(25)

20

a) Menetapkan Kebijakan Keuangan dan Anggaran Daerah b) Menetapkan kebijakan pengelolaan BMD

c) Menetapkan Kebijakan Pengamanan BMD

d) Jawaban b dan c benar

14) Pembinaan pengelolaan BMD dapat ditingkatkan dengan penyusunan pedoman, penyusunan pedoman untuk BMD diantaranya :

a) Perda tentang pengelolaan BMD yang ditetapkan oleh Kepala Daerah

b) PP tentang Pengelolaan BMD c) Perda tentang Penghapusan aset

d) Jawaban a dan b benar

15) PP dan Peraturan Menteri yang mengatur tentang Pengelolaan BMD yang berlaku saat ini adalah :

a) PP No. 6 tahun 2006 dan Permendagri No.45 tahun 2009 b) PP No. 21 tahun 2004 dan Permenkeu 120 tahun 2009

c) PP No 6 tahun 2006 dan Permendagri 17 tahun 2007

d) Tidak ada jawaban yang benar

g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Guna menentukan seberapa Tingkat Pemahaman Anda, lakukanlah langkah berikut:

1) Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir dari modul/bahan ajar ini.

2) Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui sampai sejauh mana Tingkat Pemahaman Anda.

Tingkat Pemahaman =Jumlah Jawaban yg benarJumlah Seluruh soal X 100%

3) Nyatakan predikat Tingkat Pemahaman materi berdasarkan hasil perhitungan (2) dengan pedoman sebagai berikut:

(26)

21

91% - 100% : Amat Baik 81% - 90% : Baik 71% - 80% : Cukup 61% - 70% : Kurang

4) Apabila tingkat pemahaman Anda belum mencapai minimal 81% (predikat baik), maka disarankan Anda mengulang materi ini.

(27)

22

2. Kegiatan Belajar 2 a. Judul

PENGENDALIAN BARANG MILIK DAERAH b. Indikator Keberhasilan

Setelah mempelajari modul ini peserta diklat mampu:

1) menjelaskan pengertian dan lingkup pengendalian barang milik daerah;

2) menjelaskan mekanisme pengendalian pengelolaan barang milik daerah.

c. Uraian dan Contoh

1) Pengertian dan Lingkup Pengendalian Barang Milik Daerah a) Pengertian Pengendalian Barang Milik Daerah

Sebelum membahas tentang pengendalian barang milik daerah, kiranya perlu disampaikan dulu tentang pengendalian intern pemerintah yang merupakan induk dari pengendalian-pengendalian di lingkungan pemerintah baik pusat maupun daerah. Pengendalian ini dikenal dengan sebutan pengendalian internal pemerintah.

Sesuai dengan PP No.60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Apabila mendasarkan pada Permendagri No 17 tahun 2007, Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin

(28)

23

dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Beranjak dari kondisi diatas, maka pengendalian atas barang milik daerah yang merupakan bagian dari pengendalian internal pemerintah daerah memang sangatlah perlu dilakukan. Pengendalian merupakan komponen penting dalam pengelolaan barang milik daerah dan menjadi dasar bagi pijakan operasional pengelolaan barang milik daerah yang baik dan benar.

Pengendalian Barang Milik Daerah yang efektif dapat membantu menjaga barang milik negara, menjamin tersedianya laporan barang milik daerah yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan bagi para pengelola BMD terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran atas pengelolaan BMD.1

Pengendalian barang milik daerah dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah khususnya pengelolaan barang milik daerah, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

b) Lingkup Pengendalian Barang Milik Daerah

Lingkup dari pengendalian barang milik daerah, pada dasarnya meliputi pengendalian seluruh unsur dalam pengelolaan barang milik daerah.

(29)

24

Kembali perlu diingatkan bahwa unsur-unsur dalam pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi :

1) perencanaan kebutuhan dan penganggaran; 2) pengadaan;

3) penggunaan; 4) pemanfaatan;

5) pengamanan dan pemeliharaan; 6) penilaian;

7) penghapusan; 8) pemindahtanganan; 9) penatausahaan;

10) pembinaan, pengawasan dan pengendalian

dari seluruh/tiap-tiap unsur itulah harus dilakukan pengendalian.

Merujuk pada PP No. 60 tahun 2008, dari unsur pengendalian sendiri meliputi lima (5) unsur yaitu :

1) lingkungan pengendalian; 2) penilaian risiko;

3) kegiatan pengendalian; 4) informasi dan komunikasi; dan 5) pemantauan pengendalian intern.

Untuk memperjelas pemahaman berikut diuraikan secara singkat tentang unsur-unsur tersebut :

a. Lingkungan pengendalian

Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif

(30)

25

dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat.

b. Penilaian risiko

Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.

c. Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.

d. Informasi dan komunikasi

Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.

e. Pemantauan

Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti.

2) Mekanisme Pengendalian Pengelolaan Barang Milik Daerah

Mekanisme pengendalian pengelolaan barang milik daerah tentunya memperhatikan unsur yang akan dilakukan pengendalian yaitu unsur/tahapan pengelolaan barang milik negara/daerah dikendalikan dengan unsur-unsur pengendalian internal yang 5 tersebut.

Pengendalian ini dilakukan oleh pejabat yang memang memiliki kapasitas dalam pengendalian barang milik daerah.

(31)

26

Bagian ini akan menjelaskan lebih rinci terhadap unsur-unsur pengendalian yang 5 hal tersebut, dengan harapan uraian yang lebih rinci ini akan membantu pemahaman dan pelaksanaan pengendalian barang milik daerah.

A. Lingkungan Pengendalian

Sebagaimana dijelaskan, bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat.

Dalam pengendalian pengelolaan BMD maka, seluruh unsur yang pengelolaan BMD (perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan; penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; penatausahaan; pembinaan, pengawasan dan pengendalian) perlu didukung oleh lingkungan pengendalian yang kondusif, agar tercapai tujuan pengelolaan barang milik daerah dengan baik.

Guna menciptakan lingkungan pengendalian yang kondusif maka setiap pengelola BMD (Pembina/Kuasa Pengguna dll) wajib menciptakan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya terkait dengan unsur-unsur pengelolaan BMD.

Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan melalui : a. penegakan integritas dan nilai etika;

b. komitmen terhadap kompetensi; c. kepemimpinan yang kondusif;

d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

(32)

27

f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan

h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

B. Penilaian Resiko

Pengendalian BMD harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam berkenaan dengan pengelolaan BMD.

Dalam penilaian resiko terdapat 2 hal yang harus diperhatikan yaitu 1) identifikasi resiko dan 2) analisis resiko. Apa itu identifikasi resiko ? Identifikasi resiko adalah Identifikasi resiko dalah usaha sistematis untuk menentukan ancaman terhadap rencana proyek2. Tujuan identifikasi risiko untuk menghindari

resiko bilamana mungkin, serta menghindarinya setiap saat diperlukan.

Identifikasi resiko dilakukan dengan sekurang-kurangnya melakukan hal-hal sebagi berikut :

1. menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif;

2. menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal; dan

3. menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

Sedangkan yang dimaksud dengan analisis resiko adalah suatu metode dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah (dalam hal ini adalah pengelolaan BMD). Pembina dan Pejabat yang terkait dengan pegelolaan BMD dalam

(33)

28

melakukan analisis resikko memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan proses formal dan informal untuk menganalisis risiko berdasarkan kegiatan sehari-hari.

2. Kriteria klasifikasi risiko rendah, menengah atau tinggi sudah ditetapkan.

3. Pimpinan dan pegawai Instansi Pemerintah yang berkepentingan diikutsertakan dalam kegiatan analisis risiko.

4. Risiko yang diidentifikasi dan dianalisis relevan dengan tujuan kegiatan.

5. Analisis risiko mencakup perkiraan seberapa penting risiko bersangkutan.

6. Analisis risiko mencakup perkiraan kemungkinan terjadinya setiap risiko dan menentukan tingkatannya.

7. Cara terbaik mengelola atau mengurangi risiko dan tindakan khusus yang harus dilaksanakan sudah ditetapkan.

C. Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian BMN, dilakukan pada setiap tahapan yang ada pada unsur-unsur pengelolaan BMD. Dalam melakukan pengendalian BMD tentunya perlu memperhatikan hal-hal penting diantaranya :

1. kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok pengelolaan BMD;

2. kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko atas pengelolaan BMD maupun atas BMD itu sendiri.

3. kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus BMD yang dikelola dan dimiliki;

(34)

29

4. kebijakan dan prosedur pengendalian BMD harus ditetapkan secara tertulis;

5. prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara tertulis; dan

6. kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.

Khusus berkenaan dengan pengendalian aset fisik, dalam pelaksanaanya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kebijakan dan prosedur pengamanan fisik telah

ditetapkan, diimplementasikan, dan dikomunikasikan ke seluruh pegawai.

b. Instansi pemerintah telah mengembangkan rencana untuk identifikasi dan pengamanan aset infrastruktur.

c. Aset yang berisiko hilang, dicuri, rusak, digunakan tanpa hak seperti uang tunai, surat berharga, perlengkapan, persediaan, dan peralatan, secara fisik diamankan dan akses ke aset tersebut dikendalikan.

d. Aset seperti uang tunai, surat berharga, perlengkapan, persediaan, dan peralatan secara periodik dihitung dan dibandingkan dengan catatan pengendalian; setiap perbedaan diperiksa secara teliti.

e. Uang tunai dan surat berharga yang dapat diuangkan dijaga dalam tempat terkunci dan akses ke aset tersebut secara ketat dikendalikan.

f. Formulir seperti blangko cek dan Surat Perintah Membayar, diberi nomor urut tercetak (prenumbered), secara fisik diamankan, dan akses ke formulir tersebut dikendalikan.

g. Penanda tangan cek mekanik dan stempel tanda tangan secara fisik dilindungi dan aksesnya dikendalikan dengan ketat.

(35)

30

h. Peralatan yang berisiko dicuri diamankan dengan dilekatkan atau dilindungi dengan cara lainnya.

i. Identitas aset dilekatkan pada meubelair, peralatan, dan inventaris kantor lainnya.

j. Persediaan dan perlengkapan disimpan di tempat yang diamankan secara fisik dan dilindungi dari kerusakan. k. Seluruh fasilitas dilindungi dari api dengan menggunakan

alarm kebakaran dan sistem pemadaman kebakaran. l. Akses ke gedung dan fasilitas dikendalikan dengan pagar,

penjaga, atau pengendalian fisik lainnya.

m. Akses ke fasilitas di luar jam kerja dibatasi dan dikendalikan.

d. Informasi dan komunikasi

Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.

Demikian juga berkenaan dengan komunikasi, maka pimpinan Instansi Pemerintah harus memastikan terjalinnya komunikasi internal yang efektif, khususnya berkenaan dengan pengelolaan BMD.

Pengelolaan BMD dapat dikelola dengan baik apabila informasi dapat tersaji dengan baik, demikian juga berkenaan dengan komunikasi yang terkait dengan pengelolaan BMD. Maka dengan adanya informasi dan komunikasi yang melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan BMD maka kemanfaatan BMD akan optimal adanya.

(36)

31

Dalam mengelola informasi dan komunikasi diperluan hal-hal sebagai berikut :

a. Adanya arahan yang jelas, tentang tugas yang harus dilakukan oleh semua jenjang organisasi yang ada.

b. Setiap tugas yang diberikan kepada pegawai sudah dikomunikasikan antara pihak yang terlibat. Termasuk didalamnya adanya fungsi pengawasan, hubungan dengan pegawai yang lain pihak yang lain.

c. Pemberitahuan sejak awal kepada semua pihak yang terkait dengan pengelolaan BMD, apabila dalam pelaksanaan kegiatan apabila terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki, maka diperlukan langkah-langah yang tepat. d. Peluang untuk melakukan komunikasi dan informasi antara

pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan BMD, diberikan kesempatan yang seluas-luasnya.

e. Diinformasikan kepada seluruh pihak terkait, apabila ada kendala dalam komunikasi dan informasi yang normal, maka ada jalan/mekanisme lain yang dapat ditempuh. f. Semua pihak mendapatkan jaminan, tidak akan

mendapatkan perlakuan yang mengancam,balas dendam dan sejenisnya apabila mereka memberikan informasi yang negatif (penyimpangan)

g. Membuka komunikasi dengan pihak pengawasan internal maupun eksternal berkenaan dengan berbagai hal (resiko penilaian, capaian kinerja,inisiatif dan lain-lain)

e. Pemantauan

Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti.

Pemantauan merupakan unsur pengendalian. Pemantauan dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi

(37)

32

terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.

Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.

Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal pemerintah dengan menggunakan daftar uji pengendalian intern.

Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

Guna memperkaya dan memperjelas pemahaman peserta dalam hal pengendalian BMD, berikut secara rinci akan diberikan contoh pengelolaan barang milik daerah yang dikaitkan dengan unsur-unsur pengendalian intern.

1) Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;

Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan yang akan datang.

Atas perencanaan kebutuhan barang milik daerah ini, tentu dihasilkan atau dilakukan oleh sebuah institusi atau dalam hal ini adalah lingkungan. Dalam menyusun perencaaan kebutuhan barang milik daerah diupayakan semua unsur lingkungan mulai dari pimpinan dan staf mendukung proses perencanaan kebutuhan barang milik daerah tersebut.

(38)

33

Perencanaan kebutuhan barang tentu diawali dari lingkungan SKPD sebagai kuasa pengguna atas barang milik daerah. Setiap bagian yang ada di SKPD tersebut benar-benar dilibatkan dan mendukung positif atas rencana tersebut agar kebutuhan barang sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya tidak boros dan tidak kurang dari yang dibutuhkan. Disamping mensuport lingkungan (pegawai) juga dapat mengawasi perencanaan barang tersebut agar memang betul-betul yang direncanakan memang sesuai dengan kebutuhan.

Penganggaran, selanjutnya setiap perencanaan barang yang akan dibutuhkan untuk diusulkan ke pada Kepala Daerah melalui sekretariat daerah selalu pengelola barang milik daerah, harus disertai dengan usulan pendanaanya. Inilah saatnya mulai proses penganggaran.

Dalam proses penganggaran tentu dilakukan prakiraan kebutuhan dana dengan mendasarkan pada harga pasar dan perkiraan terjadinya inflasi atau kenaikan harga atas barang/aset yang akan diadakan pada tahun anggaran berikutnya. Disamping itu dalam pengadaan barang milik daerah harus memperhatikan pula total pagu dana yang diterima atau diperkirakan akan diterima oleh SKPD berkenaan. Biasanya kebutuhan barang sangat banyak namun dana terbatas, maka diperlukan penskalaan atau prioritas dalam pengadaan barang milik daerah.

Perlu diperhatikan dalam penganggaran agar setiap unit komponen biaya yang direncanakan didukung dengan bukti-bukti misalnya foto copy harga-harga barang yang direncanakan akan dibeli. Ini penting untuk memberikan kepercayaan bahwa pengalokasian atau prakiraan harga barang yang diusulkan memang disusun dengan landasan yang kuat, bukan abal-abal. Disamping itu diperhatikan juga perkiraan kenaikan harga serta pajak atas barang tersebut,

(39)

34

tujuannya agar pada saat pelaksanaan nantinya benar-benar dapat diperoleh. Apabila harga disusun tanpa mendasarkan prakiraan kenaikan harga dan pajak, maka memungkinkan ketika proses pengadaan barang milik daerah (biasanya tahun depan n+1) tidak terealisir karena harga telah naik dan dana yang teralokasi tidak mencukupi. Sebagai ilustrasi dapat diberikan sebagai berikut :

Memang dimungkinkan untuk memenuhi kenaikan harga tersebut dengan mekanisme revisi DIPDA, namun revisi tersebut tidak semudah yang dibayangkan dan membutuhkan waktu. Untuk itu dalam perhitungan prakiraan kebutuhan dana (penganggaran) atas usul pengandaan barang milik daerah kiranya perlu dilakukan dengan cermat.

2) Pengadaan

Tahap pengadaan barang milik daerah, bisa dibilang tahap yang krusial untuk dikendalikan. Banyak terjadi kesalahan dan permainan yang menyebabkan kerugian negara bersumber dari tahap pengadaan barang ini.

(40)

35

Gambar . 2

Mekanisme Lelang SKPD Rentan Korupsi

( Berita selengkapnya dapat di lihat padahttp://soloraya.net/2010/04/)

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang dan jasa serta lingkungan yang ada di unit bersangkutan dapat menjadi pengendali yang cermat.

Apalagi saat ini inspektorat jenderal K/L juga sudah mulai melakukan pemeriksaan dan pemantauan dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Maka peluang untuk melakukan kecurangan pada saat pengadaan barang dan jasa semakin ketat.

3) Penggunaan dan Pemanfatan

Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa pengguna dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan.

35

Gambar . 2

Mekanisme Lelang SKPD Rentan Korupsi

( Berita selengkapnya dapat di lihat padahttp://soloraya.net/2010/04/)

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang dan jasa serta lingkungan yang ada di unit bersangkutan dapat menjadi pengendali yang cermat.

Apalagi saat ini inspektorat jenderal K/L juga sudah mulai melakukan pemeriksaan dan pemantauan dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Maka peluang untuk melakukan kecurangan pada saat pengadaan barang dan jasa semakin ketat.

3) Penggunaan dan Pemanfatan

Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa pengguna dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan.

35

Gambar . 2

Mekanisme Lelang SKPD Rentan Korupsi

( Berita selengkapnya dapat di lihat padahttp://soloraya.net/2010/04/)

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang dan jasa serta lingkungan yang ada di unit bersangkutan dapat menjadi pengendali yang cermat.

Apalagi saat ini inspektorat jenderal K/L juga sudah mulai melakukan pemeriksaan dan pemantauan dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Maka peluang untuk melakukan kecurangan pada saat pengadaan barang dan jasa semakin ketat.

3) Penggunaan dan Pemanfatan

Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa pengguna dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan.

(41)

36

Sedangkan pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna dengan tidak mengubah status kepemilikan.

Kegiatan penggunaan barang milik daerah yang melibatkan pengguna/kuasa pengguna dan tentu dibantu oleh pegawai dilingkungannya perlu mendapatkan pengendalian dengan baik. Penggunaan aset dengan tepat akan memberikan manfaat optimal dari aset tersebut, sebaliknya penggunaan barang milik daerah yang tidak tepat akan merugikan manfaat dari barang milik daerah, dan ini bisa disebut pemubaziran.

Pengguna/kuasa pengguna tentunya harus bisa menggunakan dan memanfaatkan barang milik daerah dengan baik dan optimal sehingga tujuan dari pengadaan aset tersebut dapat tercapai bahkan ada manfaat lebih dari adanya aset tersebut.

Sebagai contoh , saat ini masih ada barang milik daerah yang tidak digunakan dengan optimal, ruang-ruang atau gedung yang sering kosong tidak termanfaatkan. Terminal-terminal kecil banyak dibangun dan setelah jadi terbengkalai tanpa penghuni.

(42)

37

Gambar. 3

Sumber :http://1.bp.blogspot.com/

Aset Negara yang ditelantarkan Pemanfaatannya Disamping itu banyak juga barang milik daerah yang dapat dioptimalkan dengan baik sehingga memberikan manfaat positif bagi masyarakat dan bahkan dapat memunculkan penerimaan daerah dari sewa gedung, sewa alat berat dan sejenisnya.

Gambar .4

Pemanfaatan BMD dengan cara sewa

Apabila lingkungan yang berada dalam penggunaan barang milik daerah tersebut proaktif, maka barang milik daerah akan dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga

37

Gambar. 3

Sumber :http://1.bp.blogspot.com/

Aset Negara yang ditelantarkan Pemanfaatannya Disamping itu banyak juga barang milik daerah yang dapat dioptimalkan dengan baik sehingga memberikan manfaat positif bagi masyarakat dan bahkan dapat memunculkan penerimaan daerah dari sewa gedung, sewa alat berat dan sejenisnya.

Gambar .4

Pemanfaatan BMD dengan cara sewa

Apabila lingkungan yang berada dalam penggunaan barang milik daerah tersebut proaktif, maka barang milik daerah akan dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga

37

Gambar. 3

Sumber :http://1.bp.blogspot.com/

Aset Negara yang ditelantarkan Pemanfaatannya Disamping itu banyak juga barang milik daerah yang dapat dioptimalkan dengan baik sehingga memberikan manfaat positif bagi masyarakat dan bahkan dapat memunculkan penerimaan daerah dari sewa gedung, sewa alat berat dan sejenisnya.

Gambar .4

Pemanfaatan BMD dengan cara sewa

Apabila lingkungan yang berada dalam penggunaan barang milik daerah tersebut proaktif, maka barang milik daerah akan dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga

(43)

38

bisa optimal manfaatnya. Inilah pentingnya lingkungan pengendalian dalam proses pemanfaatan dan penggunaan barang milik daerah.

4) Pemeliharaandan Pengamanan

Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum.

Barang milik daerah yang jumlah dan jenisnya tidak sedikit, tentunya memutuhkan pemeliharaan dengan baik. Masalah pemeliharaan merupakan masalah penting dalam pengelolaan barang milik daerah. Ketika aset milik daerah telah diadakan, dan mulai dioperasikan maka memerlukan biaya operasional untuk pemeliharaanya. Biasanya pemeliharaan ini sering terabaikan pengendaliannya, tidak seperti pada saat pengadaan.

Gambar .5

Sumber :www.antarasumut.com

BMD yang Tidak Dipelihara dengan Baik

38

bisa optimal manfaatnya. Inilah pentingnya lingkungan pengendalian dalam proses pemanfaatan dan penggunaan barang milik daerah.

4) Pemeliharaandan Pengamanan

Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum.

Barang milik daerah yang jumlah dan jenisnya tidak sedikit, tentunya memutuhkan pemeliharaan dengan baik. Masalah pemeliharaan merupakan masalah penting dalam pengelolaan barang milik daerah. Ketika aset milik daerah telah diadakan, dan mulai dioperasikan maka memerlukan biaya operasional untuk pemeliharaanya. Biasanya pemeliharaan ini sering terabaikan pengendaliannya, tidak seperti pada saat pengadaan.

Gambar .5

Sumber :www.antarasumut.com

BMD yang Tidak Dipelihara dengan Baik

38

bisa optimal manfaatnya. Inilah pentingnya lingkungan pengendalian dalam proses pemanfaatan dan penggunaan barang milik daerah.

4) Pemeliharaandan Pengamanan

Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum.

Barang milik daerah yang jumlah dan jenisnya tidak sedikit, tentunya memutuhkan pemeliharaan dengan baik. Masalah pemeliharaan merupakan masalah penting dalam pengelolaan barang milik daerah. Ketika aset milik daerah telah diadakan, dan mulai dioperasikan maka memerlukan biaya operasional untuk pemeliharaanya. Biasanya pemeliharaan ini sering terabaikan pengendaliannya, tidak seperti pada saat pengadaan.

Gambar .5

Sumber :www.antarasumut.com

(44)

39

Padahal, pemeliharaan yang baik dan benar akan menentukan masa guna bagi barang milik daerah tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut kiranya perlu perhatian dari lingkungan pegawai yang bersinggungan dengan barang milik daerah tersebut. Apabila ada barang milik daerah yang tidak terpelihara dengan baik, maka setiap pegawai/siapapun yang mengetahui kondisi barang milik daerah tersebut dapat memberitahukan kepada unit pengelola barang milik daerah tersebut.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka perlu sekali informasi berkenaan dengan pemeliharan barang milik daerah kepada siapapun yang terlibat dalam pengelolaan barang milik daerah. Informasi ini perlu apalagi informasi tersebut disertai adanya alokasi dana untuk pemeliharaan barang milik daerah. Sebagaimana diketahui bahwa setiap barang milik daerah yang telah ada, apabila memerlukan pemeliharaan maka harus disediakan dana pemeliharaan untuk aset tersebut.

Memang dalam kenyataanya dana untuk pemeliharaan ini sangat sedikit/kurang dibanding kebutuhan idealnya, sehingga masih nampak banyak barang milik daerah yang terbengkalai/tidak terpelihara dengan baik. Hal seperti ini tentunya dapat dikurangi apabila lingkungan yang ada peduli dan mengetahui apa yang harus dilakukan setiap ada barang milik daerah yang tidak terpelihara dengan baik.

(45)

40

Gambar . 6

Sumber :regional.kompas.com

BMD yang Tidak Dipelihara dapat Membahayakan Masyarakat Pengamanan, diperlukan untuk menjaga keberadaan barang milik daerah baik dari segi fisik aset tersebut, dari segi formal hukum maupun administratif. Diberbagai media sering terekspose terjadi penyerobotan barang milik daerah. Tanah-tanah kosong dimanfaatkan secara liar dan akhirnya berujung pada sengketa melelahkan.

Gambar .7

Sertifikat Bukti Sah/Legal Kepemilikan Barang Milik Daerah

40

Gambar . 6

Sumber :regional.kompas.com

BMD yang Tidak Dipelihara dapat Membahayakan Masyarakat Pengamanan, diperlukan untuk menjaga keberadaan barang milik daerah baik dari segi fisik aset tersebut, dari segi formal hukum maupun administratif. Diberbagai media sering terekspose terjadi penyerobotan barang milik daerah. Tanah-tanah kosong dimanfaatkan secara liar dan akhirnya berujung pada sengketa melelahkan.

Gambar .7

Sertifikat Bukti Sah/Legal Kepemilikan Barang Milik Daerah

40

Gambar . 6

Sumber :regional.kompas.com

BMD yang Tidak Dipelihara dapat Membahayakan Masyarakat Pengamanan, diperlukan untuk menjaga keberadaan barang milik daerah baik dari segi fisik aset tersebut, dari segi formal hukum maupun administratif. Diberbagai media sering terekspose terjadi penyerobotan barang milik daerah. Tanah-tanah kosong dimanfaatkan secara liar dan akhirnya berujung pada sengketa melelahkan.

Gambar .7

(46)

41

Apabila lingkungan yang berada disekitar barang milik daerah peduli dengan BMD, maka keberadaan/keamanan BMD akan terjaga dengan baik. Disamping itu sifat menyepelekan bahwa BMD tidak akan dapat dimiliki oleh orang lain juga menjadi penyebab tidak dilakukannya pengamanan barang milik daerah dengan benar.

Akhirnya pemerintah dan pemerintah daerah akhir-akhir ini mulai memperhatikan pengamanan barang milik daerah, mulai dari melakukan inventarsasi barang milik daerah dan ditindaklanjuti dengan pengamanan baik dari segi fisik dengan pemagaran, legal dengan sertifikasi dan penjagaan yang lainnya.

Gambar. 8

Pagar Sebagai Upaya Pengamanan Barang Milik Daerah 5) Penilaian

Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah

(47)

42

Lingkungan pengendalian dapat berperan besar dalam proses penilaian BMD. Namun perlu disadari bahwa untuk melakukan penilaian barang milik daerah tidak semua orang bisa, karena memang membutuhkan keahlian tersendiri.

Lingkungan dapat berperanan dengan memberikan data-data yang jujur saat dilakukan penilaian, atau dapat juga mengajukan atau meminta dilakukan penilaian BMD yang ada dilingkungannya apabila belum pernah ada penilaian atau nilai saat ini sudah tidak sesuai dengan kondisi pasar. Lingkungan sangat penting peran aktifnya dalam hal penilaian karena dengan adanya penilaian yang benar akan menentukan kualitas neraca aset pemerintah daerah. 6) Penghapusan dan Pemindahtanganan

Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna dan/atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. Sedangkan pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah.

Barang milik daerah jenisnya beragam, ada yan bernilai strategis dan ada juga yang bernilai administratif. Perlunya pengendalian dari ligkungan adalah jangan sampai barang milik daerah dihapuskan, berpindah tangan dengan cara-cara yang tidak benar. Apabila barang milik daerah memang layak untuk dihapuskan lalu dijual atau dengan cara lainnya maka prosesnya harus berjalan dengan baik, dan lingkungan dapat mengawasi proses tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa Pengendalian Internal Barang Milik Daerah mempunyai pengaruh terhadap Efektifitas Pengelolaan Barang Milik

PROBLEMATIKA PENGELOLAAN BARANG MILIK

Penetapan nilai barang milik daerah dalam rangka penyusunan neraca awal Pemerintah Daerah harus dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan

melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan

Sejatinya lahirnya Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Tentang Pengawasan dan Pengendalian Penjualan Minuman Beralkohol karena beragam tuntunan masyarakat yang menghendaki

Adapun penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pemanfaatan sewa barang milik daerah Kabupaten Sumbawa Barat karena hasil pemanfaatan sewa barang milik

Laporan tugas akhir ini berjudul Pengaruh Pengendalian Internal Pervasif Terhadap Efektivitas Sistem Pengadaan Barang Milik Daerah (Studi Kasus pada

22 Tahun 2020, tentang kerja sama daerah dengan daerah lain dan kerja sama daerah dengan pihak ketiga merupakan salah satu peluang dalam optimalisasi pemanfaatan Barang Milik Daerah BMD