BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rokok
Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 1.500 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain : tar, nikotin, benzopyrin, metil klorida, asetan, amonia dan karbon monoksida. Di antara sekian banyak zat berbahaya ini, ada 3 yang paling penting, khususnya hal kanker karena kanker merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia yakni tar, nikotin, dan karbon monoksida6.
Pada abad ke 19 rokok dibuat dengan mesin yang dapat menghasilkan ribuan batang dalam setiap menit. Hal ini merupakan pokok penting dalam sejarah merokok karena menikmati rokok tidak lagi berarti membawa perlengkapan berat dan besar seperti pipa, kantung besar, dan pembersih pipa1.
Ada 2 jenis perokok, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah seseorang secara aktif merokok sedangkan perokok pasif adalah seseorang yang sebenarnya tidak merokok, namun karena ada orang lain yang merokok didekatnya ia pun terpaksa menghisap rokok.
2. Bahan-bahan Kimia Dalam Rokok a. Tar
b. Nikotin
c. Karbon monoksida 1) Tar
- Merupakan zat yang bersifat karsinogenik yang dapat menimbulkan kanker.
- Merupakan kimia beracun yang merusak sel paru-paru dan menyebabkan sakit kanker.
2) Nikotin
- Nikotin merupakan bahan kimia berminyak yang tidak berwarna merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal1.
- Nikotin menganggu sistem saraf simpatik dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard, menyebabkan ketagihan merokok, merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung, juga menganggu kerja saraf otak, dan banyak bagian tubuh lainnya2.
3) Karbon Monoksida
- Karbon monoksida merupakan gas beracun dalam asap yang dikeluarkan oleh mobil1.
3. Kondisi Akibat Merokok
Merokok menimbulkan banyak akibat terhadap kesehatan manusia. Kondisi akibat merokok diantaranya :
a. Penyakit Jantung Koroner
Merokok terbukti merupakan faktor resiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Resiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang dihisap. Penelitian menunjukkan bahwa risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50% dan tahun pertama sesudah rokok dihentikan2.
b. Trombosis Koroner atau Serangan Jantung
Trombosis Koroner atau serangan jantung terjadi bilamana bekuan darah menutup salah satu pembuluh darah utama yang memasok darah.1
c. Kanker
Dalam daftar badan kesehatan dunia (WHO) penyakit kanker masuk dalam urutan teratas dari kelompok. Hal ini dapat dimengerti karena penyakit ini merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia. Kalau di dunia menempati urutan kedua, setelah jantung di Indonesia kanker masuk urutan keenam sebagai penyebab kematian7.
Resiko terjadi kanker bagi perokok 1 pak (20 batang rokok) setiap hari memiliki kemampuan sejumlah 25 kali lebih besar dari pada yang tidak merokok. Pada wanita perokok ada tendensi peningkatan menjadi penderita kanker paru-paru7.
d. Bronkitis
Pada dasarnya penyakit ini timbul karena cabang-cabang batang tenggorokan mengalami peradangan. Penyakit bronkitis dapat berdiri sendiri dan dapat pula merupakan penyakit penyulit (komplikasi) atau tambahan dari berbagai jenis penyakit lainnya, misal influenza, batuk rejan, typhus, dan sebagainya. Pada umumnya bronkitis terjadi karena suatu infeksi dihidung bagian atas dan kerongkongan. Gejala atau tanda-tanda8 :
a. Sering batuk-batuk berat dan biasanya disertai dengan keluarnya lendir. b. Terasa nyeri dan panas pada bagian dada dan kadang-kadang pada tulang
belakang dada.
c. Bernafas agak sukar dan terus sesak.
d. Kadang-kadang disertai dengan kenaikan suhu badan
B. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok dimulai dari usia anak-anak dan remaja. Mungkin karena itu seorang perokok merasa sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok, karena
sudah bertahun-tahun melakukan kebiasaan buruk itu, karena rokok sudah menjadi bagian dari hidupnya, dan dia merasakan kenikmatan dari merokok. Hampir semua perokok menyadari, bahwa merokok merupakan kebiasaan yang salah, namun sebagian besar perokok tidak mampu menghilangkan kebiasaannya.
Menurut Menteri Kesehatan, diantara penduduk laki-laki dewasa, presentase yang mempunyai kebiasaan merokok jumlahnya melebihi 60%. Walaupun peningkatan prevalensi merokok ini merupakan fenomena umum di negara berkembang, namun prevalensi merokok dikalangan laki-laki dewasa di Indonesia termasuk yang sangat tinggi sedangkan di negara maju, presentase perokok terus menerus cenderung menurun dan saat ini kira-kira hanya 30% laki-laki dewasa di negara maju yang mempunyai kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan tingkat kesadaran masyarakat dinegara maju akan bahaya merokok sudah tinggi. Masyarakat sudah sadar merokok merupakan faktor risiko penyebab kematian, faktor risiko berbagai penyakit9.
Tom Cornwath and David Miller dalam bukunya “Behavioral Psycotherapy in Primary Care”, membedakan kebiasaan merokok7.
a. Sebagai dorongan psikologis
Meliputi rangsangan seksual melalui mulut, sebagai ritual masyarakat, menunjukkan kejantanan, mengalihkan diri dari kecemasan, menunjukkan kedewasaan, kebanggaan diri, dan rangsangan pada mulut dan ujung jari.
b. Sebagai dorongan fisiologis
Merupakan tubuh terhadap bahan yang dikandung rokok yaitu nikotin, dapat disebutkan : kecenderungan kecanduan terhadap nikotin. Faktor-faktor psikologis dan fisiologis inilah yang banyak mempengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat.
Kebiasaan merokok remaja dapat dilihat melalui : 1. Umur mulai merokok
Semua umur bisa merokok, namun tidak ada bayi yang lahir dengan merokok. Di Indonesia, kepulan asap bukanlah hal yang langka ditemukan di
sekolah menengah. Dan ternyata, makin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti merokok kelak6.
2. Intensitas merokok
Kriteria perokok ringan sampai berat dapat dilihat dari waktu (menit) yang dibutuhkan seseorang untuk segera merokok setelah bangun pagi dan jumlah batang rokok yang dihisap dalam hari10.
a. Perokok sangat berat
Menghabiskan rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.
b. Perokok berat
Menghabiskan rokok setiap 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.
c. Perokok sedang
Menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.
d. Perokok ringan
Menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
3. Lama merokok
Pada umumnya kebiasaan merokok telah dilakukan selama 10 – 30 tahun.11
4. Jenis rokok
Jenis rokok yang dikonsumsi saat ini umumnya rokok non tradisional, antara lain:11
1). Rokok sigaret
Merupakan rokok hasil buatan pabrik, bersifat asam, semua nikotin diserap melalui paru, penyaringan nikotin lebih banyak dari pada pipa atau cerutu, sebatang sigaret menghasilkan 3 – 6% gas CO dan tar sekitar 10 - 30 mg. 2). Cerutu
Cerutu bersifat alkali, kebanyakan nikotin diserap melalui mukosa mulut, kandungan CO nya 2 - 3 kali lebih banyak dari pada sigaret.
3). Rokok pipa
Rokok pipa bersifat alkali, kebanyakan nikotin diserap melalui mukosa mulut, kandungan CO nya 2 - 3 kali lebih banyak dari pada sigaret.
C. Faktor yang Berhubungan dengan Masalah Merokok Remaja
Remaja yang pasif dalam merokok, artinya remaja yang tidak merokok bila berdekatan dengan orang yang sedang merokok dan secara tidak sengaja menghirup asap rokoknya maka remaja itu cenderung menderita kanker paru-paru dari pada orang yang merokok namun secara langsung dipastikan remaja yang secara rutin menghisap asap rokok memang beresiko tinggi menderita kanker paru-paru yang berakibat pada penurunan daya tahan tubuh selain menderita kanker paru-paru, remaja perokok juga akan terganggu syaraf otak, jantung, pertumbuhan fisik tubuhnya tidak maksimal dan bagi remaja wanita bila nanti dia berumah tangga tingkat kesuburannya berkurang12.
Faktor yang mempengaruhi remaja merokok 13: 1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
Merupakan faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu.
Yang termasuk dalam kelompok faktor predisposisi adalah : a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu4 :
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik. 4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
b. Sikap
Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk positif maupun negatif. Hal ini berarti bahwa dalam sikap terkandung adanya preferensi atau rasa suka tidak suka terhadap sesuatu sebagai objek sikap.
Sax (1980) menunjukkan beberapa karakteristik (dimensi) sikap yaitu arah, intensitas, keluasan, konsistensi, dan spontanitasnya. Berikut akan kita uraikan dimensi-dimensi tersebut satu persatu:14
1. Arah: sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek.
2. Intensitas: kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda.
3. Keluasan: kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap suatu objak sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada objek sikap. 4. Konsistensi: kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan
dengan responsnya terhadap objek sikap termaksud. c. Kepercayaan
Merokok untuk pria menjadi trademark karena kebanyakan pria (diatas 60%) merokok. Tidak aneh jika merokok akhirnya menjadi sarana pergaulan dan ditawarkan saat bertemu dengan orang yang baru dikenal atau kawan lama.
Masyarakat mempunyai kepercayaan yaitu sikap untuk menerima suatu peryataan atau pendirian, tanpa menunjukkan sikap pro atau anti.Artinya, jika orang percaya bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru, maka dianggap hal itu benar, terlepas dari apakah dia suka atau tidak suka merokok15.
d. Umur
Semua umur bisa merokok, namun tidak ada bayi yang lahir dengan merokok. Kepulan asap bukanlah hal yang langka ditemukan di sekolah menengah. Dan ternyata, makin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti kelak6.
Hal yang lebih memperhatikan, usia orang mulai merokok setiap tahun makin muda. Jika dulu orang mulai merokok biasanya mulai SMP, maka kini dapat dijumpai anak-anak SD sudah mulai banyak yang merokok secara diam-diam10.
e. Jenis Kelamin
Para pria memang mendominasi dunia merokok, namun wanita juga tidak mau ketinggalan. Secara global memang pria lebih mendominasi ketimbang wanita dalam hal persentase perokok, tetapi jangan kaget bahwa ada yang daerah wanitanya perokok lebih dari pria16.
2. Faktor Pemungkin (Enabling)
Merupakan faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku tertentu tersebut. Yang termasuk dalam kelompok faktor pemungkin adalah :
a. Legalisasi merokok
Larangan merokok terutama di negara-negara maju, semakin hari dunia buat perokok terasa semakin sempit. Hampir tidak ada lagi ruang terutama ruang umum yang menyambut para perokok dengan senang hati. Larangan merokok semakin luas melalui Mei 2003 misalnya Pemerintah Kota New York di Amerika Serikat melarang merokok ditempat-tempat umum16.
Remaja merupakan kelompok tertinggi yang rentan terhadap pengaruh iklan, baik di media massa (cetak dan elektronik) maupun papan iklan dipinggir jalan. Sekitar 86 persen remaja di dunia menghisap satu jenis merek rokok yang paling sering diiklankan, terutama ditelevisi. Sedangkan orang dewasa hanya 30 persen yang memilih jenis rokok yang sama meskipun kemungkinannya mereka lebih sering menyaksikan iklannya dibanding para remaja17.
Melihat iklan dimedia massa cetak dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan membuat remaja seringkali terpicu untuk mengkuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut12.
c. Uang saku
Pemberian uang saku pada remaja tidak dapat dihindarkan namun, sebaiknya pemberian uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan, jangan berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah yaitu :
1. Anak menjadi boros
2. Anak tidak menghargai uang 3. Anak malas belajar
d. Penjualan Rokok
Sejak rokok menjadi komoditi, keuntungan yang diraih oleh industri rokok terus meningkat dari tahun ke tahun. Kepentingan industri ialah menambah jumlah perokok, membuat perokok tidak berhenti, dan memperluas segmen perokok dari biasanya kaum pria juga meliputi wanita dan remaja16.
e. Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan yang telah diberikan oleh Pemerintah kepada seluruh masyarakat Indonesia misalnya Puskesmas dan obat-obatan.
Merupakan faktor yang memperkuat untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut. Yang termasuk dalam kelompok faktor penguat adalah:
a. Orang tua
Remaja yang orang tuanya tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras, lebih mudah untuk menjadi perokok. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama yang baik dengan tujuan jangka panjang, lebih kecil sulit terlihat dengan rokok yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya10.
b. Teman
Berbagai fakta memungkinkan, makin banyak remaja merokok makin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga. Dari fakta ini ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau teman-teman-temannya yang terpengaruh10.
c. Idola
Tokoh yang dikagumi oleh remaja dan seringkali dijadikan idola bagi remaja dan biasanya remaja meniru dari gaya-gaya idola yang disenanginya. d. Tokoh Masyarakat
Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis dan olahragawan sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok2.
e. Guru
Diharapkan kepada guru yang mengajar di sekolah hendaknya menjadi contoh yang baik kepada anak-anaknya dengan tidak menghisap rokok sewaktu mengajar di kelas12.
4. Lingkungan
Meski semua orang tahu bahaya yang ditimbulkan oleh akibat merokok, perilaku merokok para remaja tidak pernah surut. Hal ini terlihat dalam kehidupan
sehari-hari, dilingkungan kantor, dilingkungan rumah, angkutan umum maupun dijalan-jalan10.
5. Pola hidup
Dibahas 2 variabel yang dominan yang mempengaruhi pola hidup yaitu faktor yang mempengaruhinya dan remaja.
6. Kesehatan
Hubungan antara kesehatan dengan kebiasaan merokok, faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok dan penyakit.
D. Perbedaan Kota dengan Desa
Pada umumnya, kota diasosiasikan dengan pengangguran, kemiskinan, polusi, kebisingan, ketegangan mental, kriminalitas, kenakalan remaja, seksualitas, dan sebagainya. Kebebasan individu juga bisa lebih diperoleh di kota daripada di desa, di kota tersedia fasilitas kesehatan yang lengkap, bioskop-bioskop, dan tempat-tempat hiburan lainnya, kota dapat juga dipandang sebagai tempat pendidikan yang lebih baik daripada desa.
Max Weber mengemukakan ciri-ciri khas yang ada pada sebuah kota sebagai berikut5:
1. Ada batas-batas kota yang tegas (di abad pertengahan berupa benteng). 2. Mempunyai pasar.
3. Ada pengadilan tersendiri dan mempunyai undang-undang yang khusus berlaku bagi kota, disamping undang-undang yang berlaku lebih umum.
4. Terdapat berbagai bentuk perkumpulan dalam masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat di kota itu sendiri.
5. Masyarakatnya mempunyai otonomi tertentu dengan adanya hak mereka untuk memilih Walikota dan anggota-anggota dewan kota (Pahl,1997:15).
Menurut Mayor Polax ciri-ciri yang ada di desa sebagai berikut: 1. Bersifat kekeluargaan.
2. Bersifat kolektif dalam pembagian dan pengerjaan tanah. 3. Bersifat kesatuan ekonomis.
E. Alasan Merokok
Bahaya merokok sudah kita ketahui, akan tetapi orang masih tetap merokok karena hampir semua perokok dewasa mulai merokok sebelum cukup dewasa untuk memahami atau berhenti tentang kesehatan merokok. Merokok sudah terbiasa dan sekarang mereka sulit untuk menghentikan kebiasaan tersebut.
Beberapa alasan mengapa orang dewasa merokok1:
1. Mereka benar-benar tidak dapat menahan diri meskipun menyadari bahwa kesehatannya dipertaruhkan untuk kesenangan tersebut.
2. Mereka menjadi ketagihan terhadap nikotin dan tanpa nikotin, hidupnya terasa hampa.
3. Mereka menjadi terbiasa menghirup rokok agar dapat merasa santai.
4. Tindakan mengambil sebatang rokok, menyulutnya dengan pemantik api, memandangi asap, dan memegang sesuatu dalam tangannya telah menjadi bagian dari perilaku sosial mereka dan tanpa itu, mereka akan merasa hampa. Dengan kata lain, merokok telah menjadi suatu kebiasaan.
5. Merokok adalah “penopang” bermasyarakat
Mereka mungkin seorang pemalu yang perlu mengambil tindakan tertentu untuk menutupi perasaan malunya dihadapan orang lain.
F.
Berhenti Merokok
Merokok bukanlah gaya hidup yang sehat. Hal ini disadari baik oleh perokok maupun bukan perokok. Karena itu dikatakan bahwa 90% perokok pernah mencoba untuk berhenti merokok tetapi sangat kurang berhasil untuk menghentikannya. Berhenti merokok mungkin dengan cara6:
1. Menurunkan jumlahnya secara bertahap 2. Berhenti “cold turkey”
3. Mencarikan bentuk penggantiannya, misalnya gula-gula 4. Dan berbagai cara lainnya
G. Kerangka Teori
Kebiasaan merokok - Umur mulai merokok - Intensitas merokok - Lama merokok - Jenis rokok Lingkungan Pola hidup Kesehatan - Orang tua - Teman - Idola - Tokoh masyarakat - Guru Reinforcing Faktor - Legalisasi merokok - Reklame - Uang saku - Penjualan rokok - Fasilitas kesehatan Enabling Faktor - Pengetahuan - Sikap - Kepercayaan - Umur - Jenis kelamin Predisposing Faktor
H. Kerangka Konsep
- Pengetahuan - Sikap
- Kepercayaan
Kebiasaan merokok
- Umur mulai merokok - Intensitas merokok - Lama merokok - Jenis rokok Faktor pemungkin merokok
- Uang saku - Reklame
Faktor penguat merokok Faktor geografis
- Orang tua - Teman
Faktor predisposisi merokok
Variabel Terikat
Variabel Bebas
I. Hipotesa
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan merokok remaja SMU Kota. 2. Ada hubungan antara sikap dengan kebiasaan merokok remaja SMU Kota. 3. Ada hubungan antara kepercayaan dengan kebiasaan merokok remaja SMU Kota. 4. Ada hubungan antara uang saku dengan kebiasaan merokok remaja SMU Kota. 5. Ada hubumgan antara reklame dengan kebiasaan merokok remaja SMU Kota. 6. Ada hubungan antara orang tua dengan kebiasaan merokok remaja SMU Kota. 7. Ada hubungan antara teman dengan kebiasaan merokok remaja SMU Kota
8. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan merokok remaja SMU Desa.
9. Ada hubungan antara sikap dengan kebiasaan merokok remaja SMU Desa.
10. Ada hubungan antara kepercayaan dengan kebiasaan merokok remaja SMU Desa. 11. Ada hubungan antara uang saku dengan kebiasaan merokok remaja SMU Desa.
12. Ada hubumgan antara reklame dengan kebiasaan merokok remaja SMU Desa. 13. Ada hubungan antara orang tua dengan kebiasaan merokok remaja SMU Desa. 14. Ada hubungan antara teman dengan kebiasaan merokok remaja SMU Desa. 15. Ada perbedaan antara kebiasaan merokok remaja SMU Kota dengan kebiasaan