PEDOMAN
PEDOMAN
PELAYANAN
PELAYANAN
ANESTESI
ANESTESI
BEDAH
BEDAH
RS
RS
PKU
PKU
MUHAMMADIYAH
MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
2015
[Irfl
[Irfl
[flw
[flw
RS
RS
PKU
PKU
MUHAMMADIYAH
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
Jl.
Jl. KH.KH. AhmadAhmad DahlanDahlan No.20No.20 YogyakartaYogyakarta 5512255122 Telp.
Telp. (0274)(0274) 512653 Fax.512653 Fax. (0274)(0274) 566129, IGD566129, IGD (0274)(0274) 370262,370262,E-mail pkujogja@yahoo.co.idE-mail pkujogja@yahoo.co.id
UNIT
UNITllll Jl.Jl. WatesWates Km.5,5 Gamping,Km.5,5 Gamping, Sleman,Sleman, YogyakartaYogyakarta5529455294 Telp.
Telp. (0274)6499704,(0274)6499704, FaxFax (0274)(0274)il99727il99727 IGDIGD (0274)6499118(0274)6499118 E-mailE-mail pkujogja@yahoo.co.idpkujogja@yahoo.co.id
Menimbang Menimbang Mengingat Mengingat Memperhatikan Memperhatikan Menetapkan Menetapkan Pertama Pertama Kedua Kedua
iaoi'l\At-i-SURATSURAT KEPUTUSANKEPUTUSAN DIREKTURDIREKTUR UTAMAUTAMA
RS
RSPKUPKU MUHAMMADTYAIIMUHAMMADTYAII YOGYAKARTAYOGYAKARTA
Nomor
Nomor
47o?-
47o?-
lSK.3.zllVlSK.3.zllV 1201512015TENTANG TENTANG PEDOMAN
PEDOMAN PELAYANANPELAYANAN ANESTESIANESTESI BEDAHBEDAH DI
DI RSRS PKUPKU MUHAMMADTYAHMUHAMMADTYAH YOGYAKARTAYOGYAKARTA
Direktur
Direktur UtamaUtama RSRS PKUPKU MuhammadiyahMuhammadiyah YogyakartaYogyakarta
a.
a.
BahwaBahwaRS PKURS PKU MuhammadiyahMuhammadiyah YogyakartaYogyakarta sebagaisebagai institusiinstitusi yangyangbergerakbergerakdibidang
dibidang pelayananpelayanan kesehatankesehatan harusharus mampumampu meningkatkanmeningkatkan pelayananpelayanan yangyang lebihlebih bermutu
bermutu untuk mewujudkanuntuk mewujudkan kesehatankesehatan masyarakatmasyarakat setinggisetinggi tingginyatingginya
b.
b.
Bahwa akreditasi rumahBahwa akreditasi rumah sakitsakit merupakanmerupakan salah satusalah satu Insffumen peningkatanInsffumen peningkatan mutumutu berkelanjutanberkelanjutandandankewajibankewajiban bagibagi rumahrumah sakitsakit sesuaisesuai ketentuanketentuan pemerintah.pemerintah.
c.
c.
BahwaBahwa dalamdalam pelaksanaanpelaksanaan dandan persiapanpersiapan akreditasiakreditasi diperlukandiperlukan berbagaiberbagai panduan.panduan.Surat
Surat KeputusanKeputusan PPPP MuhammadiyahMuhammadiyah nomornomor 233/KEPll.0lDl20l3233/KEPll.0lDl20l3 tanggaltanggal Shafar
Shafar 14351435 1212 DesemberDesember 20132013 tentangtentang PenetapanPenetapan DirekturDirektur UtamaUtama dandan
Wakil
Wakil DirekturDirektur BidangBidang RumahRumah SakitSakit PKUPKU MuhammadiyahMuhammadiyah yogyakartayogyakarta MasaMasa Jabatan
Jabatan 20132013 -2017-2017
Undang-Undang
Undang-Undang RIRI NomorNomor 3636 TahunTahun 20092009 tentang Kesehatantentang Kesehatan Undang-Undang
Undang-Undang RIRI NomorNomor 44 Tahun44 Tahun 20092009 tentang Rumahtentang Rumah SakitSakit Undang-Undang
Undang-Undang RIRI NomorNomor 2929 TahunTahun 20042004 tentang Praktektentang Praktek KedokteranKedokteran
PerMenKes
PerMenKes
RI
RI
Nomor
Nomor
1438/IVlenKes/Per/IXi20l01438/IVlenKes/Per/IXi20l0 tentangtentang StandarStandarPelayanan
Pelayanan KedokteranKedokteran
PerMenKes
PerMenKes
RI
RI
NomorNomor 779779 TahunTahun 20082008 tentangtentang StandarStandar PelayananPelayananAnestesidan
Anestesidan ReanimasiReanimasi didi RumahRumah SakitSakit
Keputusan
Keputusan MenteriMenteri KesehatanKesehatan
RI
RI
NomorNomor ll65.A/MenKes/SK/X/2004ll65.A/MenKes/SK/X/2004tentang
tentang KomisiKomisi AkreditasiAkreditasi RumahRumah SakitSakit
MEMUTUSKAN MEMUTUSKAN
SURAT KEPUTUSAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTURDIREKTUR UTAMAUTAMA RSRS PKUPKU MUHAMMADTYAHMUHAMMADTYAH
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
TENTANG
TENTANG
PEDOMANPEDOMANPELAYANAN
PELAYANAN
ANESTESIANESTESIBEDAH BEDAH Pedoman
Pedoman PelayananPelayanan AnestesiAnestesi BedahBedah RumahRumah SakitSakit PKUPKU
Yogyakarta
Yogyakarta sebagaimanasebagaimana terlampirterlampir dalamdalam surat keputusansurat keputusan iniini
Pedoman
Pedoman PelayananPelayanan AnestesiAnestesi BedahBedah RumahRumah SakitSakit PKUPKU
Yogyakarta
Yogyakarta sebagaimanasebagaimanaterlampirterlampir dalamdalam surat keputusansurat keputusan iniini
Diktum
Diktum pertamapertama harusharus dijadikandijadikan acuanacuan dalamdalam memberikanmemberikan
PKU Muhammadiyah
PKU Muhammadiyah YoYo gyakarta.gyakarta.
a. a. b. b. c. c. d. d. e. e. Muhammadiyah Muhammadiyah Muhammadiyah Muhammadiyah dimaksud
dimaksuddalamdalam pelayanan
pelayanan
di
di
RSRSRS
RS
PKU
PKU
MUHAMMADIYAH
MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
J .
J . KH.KH.Ahmad DahlanAhmad Dahlan No.No. 2020 YogyakartaYogyakarta 5512255122
Telp.
Telp. (0274)(0274) 512653512653 Fax.Fax. (0274)(0274) 566129, IGD566129, IGD (0274)(0274) 370262,370262,E.mailE.mail pkujogja@yahoo.co.idpkujogja@yahoo.co.id
UNIT
UNITllll Jl.Jl.Wates Km.Wates Km.5.55.5Gamping,Gamping,Sleman,Sleman, YogyakartaYogyakarta5529455294 Telp.
Telp. (0274)(0274) 6499704,6499704, Fax:Fax:(0274)(0274) 64997276499727 IGDIGD (0274)(0274)6499118 E-mait6499118 E-mait pkujogja@yahoo.co.idpkujogja@yahoo.co.id
Ketiga Ketiga
,iaoi'ltriitA
,iaoi'ltriitA
Surat
Surat KeputusanKeputusan iniini berlakuberlaku sejaksejak tanggal ditetapkan dantanggal ditetapkan dan apabila dikemudianapabila dikemudian
hari
hari ternyataternyata terdapatterdapat hal-halhal-hal yang perluyang perlu penyempurnaanpenyempurnaan akanakan diadakandiadakan perbaikan
perbaikan dandan penyesuaianpenyesuaian sebagaimanasebagaimana mestinyamestinya kan
kan
di
di
YogyakartaYogyakarta'NBM
KATA
KATA PENGANTARPENGANTAR
n
n AnAn
,.*>
,.*>
Jl,-Jl,-t;i,J
t;i,J
+lJ+lJ-i-i
--'J--'J
l-l-Assalamu'alaikum
Assalamu'alaikum Warohmatullah WabarokatuhWarohmatullah Wabarokatuh Puji
Puji syukursyukur kamikami panjatkanpanjatkan kepadakepada Tuhan YangTuhan Yang MahaMaha EsaEsa atasatas segalasegala berkatberkat
dan
dan anugerahanugerah yangyang telahtelah diberikandiberikan kepadakepada penyusun,penyusun, sehinggasehingga BukuBuku PedomanPedoman Pelayanan
Pelayanan AnestesiAnestesi BedahBedah RumahRumah SakitSakit PKUPKU MuhammadiyahMuhammadiyah YoryakartaYoryakarta
ini
ini
dapatdapat selesaiselesai disusun.disusun. Buku
Buku panduanpanduan
ini
ini
merupakanmerupakan panduanpanduan kerja bagikerja bagi sernuasernua pihakpihak yangyang terkaitterkaitdengan
dengan
unit
unit
pelayananpelayanan anestesi bedahanestesi bedah dalamdalam tatatata caracara pelaksanaan pelayananpelaksanaan pelayanan didiRumah
Rumah SakitSakit PKUPKU Muhammadiyah Yogyakarta.Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam
Dalam Pedoman PelayananPedoman Pelayanan Anestesi BedahAnestesi Bedah
ini
ini
diuraikan tentangdiuraikan tentang latarlatar belakang, ruangbelakang, ruang lingkuplingkup dandan tatalaksanatatalaksana pelayananpelayanan anestesianestesi didi rumahrumah sakitsakit ini.ini.
Tidak
Tidak lupalupa penlusunpenlusun menyampaikanmenyampaikan terimaterima kasihkasih yangyang sedalam-dalamnyasedalam-dalamnya
atas
atas bantuanbantuan semuasemua pihakpihak yangyang telahtelah membantumembantu dalamdalam menyelesaikanmenyelesaikan PedomanPedoman Pelayanan Anestesi
Pelayanan Anestesi Bedah Rumah SakitBedah Rumah Sakit PKUPKU MuhammadiyahMuhammadiyah Yogyakarta.Yogyakarta. Wassalamu'alaikum
Wassalamu'alaikum Warohmatullah WabarokatuhWarohmatullah Wabarokatuh
Yogyakarta, 01
Yogyakarta, 01 September 2015September 2015
Tim
DAFTAR ISI
Surat Keputusan
Direktur...
iiKATA
PENGANTAR...
iv DAFTAR ISI... BAB PENDAHULUANA.
Latar 8e1akan9...B.
TujuanC.
Ruang LingkupD.
Batasan Operasional ...E.
Landasan HukumBAB
II
STANDAR KETENAGAAN ...A.
Kualifikasi Sumber Daya Insani "...".'...B.
Distribusi KetenagaanC.
Pengaturan Jaga ...BAB
III
STANDAR FASILITAS ...A.
Denah Ruang...B.
Standar FasilitasBAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN...
A.
Managemen PreOperatif...".B.
Managemen IntraOperasi...C.
Managemen Pascaoperasi ...BAB LOGISTIK
BAB VI KESE,LAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
A.
PengertianB.
Beberapa Hal yang Beresiko Pada Keselamatan Petugas...".C.
Upaya Pencegahan 2t 24 25 25 26 32 32 43 46 51 53 70 70 7l 7lBAB
VIII
PENGENDALIAN MUTU 7273
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu , keluarga, kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah layanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rerata penduduk , serta yang penyelanggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Kemajuan Iptek telah menjadikan pembedahan yang dahulunya sebagai upaya terakhir, sekarang menjadi suatu yang dapat diterima secara umum. Pelayanan profesional yang diberiukan kepada pasien di kamar bedah meliputi kegiatan mengidentifikasi kebutuhan fisiologis, psikologis,
social pasien dan mengimplementasikan usaha yang bersifat
individualistic, mengkoordinasikan semua pelayanan dalam rangka memulihkan dan mempertahankan derajat kesehatan, kesejahteraan pasien sebelum, selama dan sesudah tindakan operasi.
Penyusunan buku pedoman pelayanan anestesi bedah sangat penting sehingga pada akhirnya dapat mengurangi atau menurunkan angka kematian , kecacatan, infeksi, luka operasi seminimal mungkin dan peningkatan mutu pelayanan di kamar bedah.
B. Tujuan
1. Meningkatkan keamanan tindakan anestesi bedah dengan menciptakan standarisasi prosedur yang aman.
2. Mengurangi tingkat mortalitas, mordibitas, dan distabilitas atau kecacatan akibat komplikasi prosedur anestesi bedah.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan pasien 4. Menerapkan budaya keselamatan pasien
5. Menstandarisasi layanan kesehatan di rumah sakit yang sesuai dengan akreditasi
C. Ruang Lingkup
Pedoman ini diterapkan kepada semua perawat, perawat anestesi, dokter anestesi dan dokter bedah yang akan menangani pasien dalam suatu prosedur bedah.
D. Batasan Operasional
Pada setiap prosedur invasive, batasan operasional yang penting dan harus selalu berinteraksi serta bekerjasama secara efektif dan efisien :
1. Kamar operasi atau ruang prosedur 2. Pasien itu sendiri
3. Tim bedah
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang
–
Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit3. Undang-Undang no 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 4. Undang-Undang no 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
5. Permenkes no 779 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Anestesi dan Reanimasi di Rumah Sakit
6. Permenkes no 229 tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Medik 7. Permenkes no 31 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Insani
1. Kepala Instalasi Bedah Sentral a. KUALIFIKASI JABATAN
(1) Pendidikan Dokter Spesialis Bedah ( S2 ) (2) Sehat jasmani, rohani dan sosial
(3) Berkepribadian dan berakhlak baik
(4) Berkemampuan mempengaruhi, menggerakkan dan berkomunikasi dengan orang lain
b. TANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab kepada Direktur Pelayanan Medis c. WEWENANG
1) Memimpin Instalasi Bedah Sentral
2) Menyelenggarakan koordinasi, pengawasan dan bertanggungjawab pada pelayanan operasi di Instalasi Bedah Sentral
d. URAIAN TUGAS 1) Fungsi Perencanaan
a) Membuat rencana program dan anggaran tahunan untuk
meningkatkan mutu pelayanan operasi di IBS
b) Menyusun rencana kebutuhan bahan, peralatan yang diperlukan secara efektif, berkala dan memantau persediaannya secara efektif dan efisien.
c) Menyusun kebutuhan tenaga dan sumber daya lain yang diperlukan IBS
2) Fungsi Operasional
b) Melakukan koordinasi pelaksanaan tugas staf
c) Memberikan masukan dan usulan pada direktur dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan IBS
d) Membina kerjasama dengan seluruh jajaran dalam infrastruktur dan dengan unit lain
e) Menyelesaikan komplain atau masalah yang timbul dalam pelayanan operasi
3) Fungsi Pengawasan, pengendalian dan penilaian
a) Memberikan penilaian, bimbingan dan pengarahan pada semua staf yang terlibat di IBS agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan dan SOP.
b) Melakukan pengawasan terhadap efektifitas dan efesiensi kerja di IBS
2. Dokter Spesialis Anestesi
a. KUALIFIKASI JABATAN
1) Dokter Spesialis Anestesi
Dokter Spesialis Anestesiologi, yaitu dokter yang telah menyelesaikan pendidikan program studi dokter spesialis anestesiologi di pusat pendidikan yang diakui atau lulusan luar negeri dan yang telah mendapat Surat Tanda Registrasi, memiliki SIP di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
2) Kepala Pelayanan anestesi
Kepala Pelayanan anestesi adalah: dokter spesialis anestesi
(anestesiologis) rumah sakit yang memiliki STR serta memiliki SIP di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pelayanan anestesi dilakukan oleh tim anestesi yang terdiri dari :
i. dr. Joko Murdiyanto, Sp.An., MPH
ii. dr. Mahmud Faridy, Sp.An
iii. dr. Pandhit Sarosa, Sp.An
b).Perawat anestesi.
i. Agus Budi Prasetyo, AMK
ii. Darmawan, AMK
iii. Giyanto, SST
iv. Dwi Nopiyani, AMK
v. Ervan Setyo Nugroho, AMK
Berikut ini adalah uraian tugas kepala pelayanan anestesi:
a. Melakukan pengembangan, implementasi, dan
memelihara/menegakkan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan
b. Memelihara/mempertahankan program pengendalian mutu yang
ditetapkan dan dilaksanakan
c. Merekomendasikan sumber luar untuk pelayanan anestesi (termasuk
sedasi moderat dan dalam) yang ditetapkan dan dilaksanakan
d. Menelaah seluruh pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan
dalam) yang ditetapkan dan dilaksanakan
b. TANGGUNG JAWAB Dokter Spesialis Anestesi
Memberikan pelayanan anestesi yang adekuat, reguler, dan nyaman yang sesuai standar rumah sakit, undang-undang dan peraturan yang berlaku
c. URAIAN TUGAS
Dokter Spesialis Anestesi
a. Melakukan kunjungan pra operasi (pra anestesi) yang dijalankan beberapa waktu sebelum rawat inap atau sebelum tindakan
pembedahan atau sesaat sebelum operasi, seperti pada pasien emergency.
b. Memberikan pelimpahan wewenang tindakan anestesi sesuai
kompetensi perawat anestesi
c. Melakukan tindakan prosedural anestesi
d. Mendokumentasikan tindakan anestesi dan instruksi post anestesi
e. Memilah kelayakan pasien pasca operasi untuk perawatan
selanjutnya ( ICU, IMC, Ruangan ).
f. Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan
anestesi..
3. Kepala Ruang / Supervisor
a. KUALIFIKASI JABATAN
1) Pendidikan D III Keperawatan, di utamakan Sarjana Keperawatan, Ners
2) Kursus atau Pelatihan Manajemen Keperawatan Pola 40 Jam
3) Pengalaman Kerja Minimal 3 tahun sebagai koordinator shift untuk sarjana keperawatan, Ners dan 5 tahun sebagai koordinator shift untuk D III Keperawatan.
4) Sehat jasmani, rohani dan sosial 5) Berkepribadian dan berakhlak baik
6) Berkemampuan mempengaruhi, menggerakkan dan berkomunikasi dengan orang lain
b. TANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi IBS c. WEWENANG
1) Meminta informasi dan petunjuk atasan
3) Menyelenggarakan Askep/pelayanan kesehatan yang prima
4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenangnya
5) Memberi masukan dan pertimbangan kepada atasan
6) Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian pelayanan kesehatan di ruangan
7) Membuat penilaian bagi semua tenaga yang menjadi
tanggungjawabnya.
8) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan ruangan d. URAIAN TUGAS
1) Perencanaan
a) Mengajukan permintaan peralatan, obat-obatan dan alat kesehatan sesuai kebutuhan.
b) Menyusun data yang berhubungan dengan pelayanan untuk membuat laporan tahunan.
c) Membuat usulan pengembangan tenaga. d) Membuat jadwal dinas.
2) Operasional
a) Mensosialisasikan, mengatur dan mengendalikan pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditentukan staf.
b) Mengecek kelengkapan inventaris peralatan, obat-obatan dan alat kesehatan yang tersedia untuk kelancaran pelayanan.
c) Mengkoordinir pelaksanaan tata tertib dan peraturan, disiplin, kebersihan dan keamanan ruangan.
d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka memperlancar kegiatan di IBS.
e) Mengadakan rapat secara berkala untuk mengetahui masalah dan mendapatkan cara penyelesaian agar pelaksanaan pelayanan berjalan dengan baik.
a) Memberikan pengarahan, orientasi dan bimbingan kepada staf baru, pelatihan dan mahasiswa.
b) Menilai kinerja semua tenaga yang menjadi tanggungjawabnya dengan DP3 pada saatnya.
c) Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf untuk mencapai kinerja yang optimal.
d) Melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan dengan
menggunakan berbagai metode peningkatan mutu.
e) Membuat laporan pelaksanaan tugas secara berkala dan isindentil.
e. Tugas Harian
1) Timbang terima dengan shift jaga malam 2) Membagi tugas perawat pelaksana.
3) Memeriksa kelengkapan dan fungsi peralatan, ketersediaan obat dan alat kesehatan, kebersihan sarana dan ruangan di Instalasi Bedah Sentral.
4) Melaksanakan asistensi operasi pada pasien dibawah
tanggungjawabnya,
5) Mensupervisi pelaksanaan asisten operasi dan dokumentasi asuhan keperawatan perawat pelaksana.
6) Ishoma
7) Melakukan pekerjaan administrasi 8) Evaluasi pelaksanaan rencana kegiatan. 9) Membuat laporan jaga
10) Timbang terima dengan shif jaga sore
4. Perawat Bedah
a. KUALIFIKASI JABATAN
3) Mempunyai pengalaman kerja dikamar operasi lebih dari satu tahun.
4) Sehat jasmani, rohani dan berakhlak baik.
5) Mempunyai bakat, minat, berdedikasi tinggi dan berkepribadian mantap.
6) Cepat tanggap dan dapat bekerjasama dengan anggota tim. 7) Berkemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
b. TANGGUNG JAWAB
Secara administrasi bertanggungjawab kepada koordinator shift dan kepala ruang / supervisor, secara operasional bertanggungjawab kepada operator / ahli bedah.
c. WEWENANG
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
2) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai kemampuan dan batas kewenangannya.
3) Memeriksa kelengkapan peralatan.
4) Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas.
d. URAIAN TUGAS 1) Perawat Asisten
a) Sebelum Operasi / Pembedahan
Menyiapkan ruang operasi dalam keadaan siap pakai.
Menyiapkan peralatan, obat dan bahan-bahan operasi sesuai
jenis tindakan operasi.
Melaksanakan sistem kerja dengan cermat dan dengan
tehnik septik aseptik. b) Selama Operasi / Pembedahan
Melakukan desinfeksi, pemasangan duk / linen dan
melakukan persiapan / penataan peralatan operasi yang akan dipakai.
Membantu operator secara optimal dan menciptakan
kerjasama yang harmonis.
Ikut meneliti dan observasi perjalanan operasi, peralatan
dan bahan yang dipakai agar tercapai kerja yang efektif dan menghindari kesalahan pada tindakan operasi.
Mengingatkan dan menginformasikan penggunaan bahan
dan obat yang dipakai operasi.
Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium / patologi
jika ada.
c) Sesudah Operasi / Pembedahan
Merapikan dan membersihkan pasien segera setelah
dilakukan operasi.
Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada
daerah yang dipasang elektroda.
Membersihkan dan merapikan kembali tempat, sarana,
peralatan dan obat / bahan ke tempat semula agar mudah dipergunakan kembali dan siap pakai.
Melakukan serah terima pasien lengkap dengan semua
petunjuk operator kepada petugas recovery room ( RR ) atau langsung pada petugas rawat inap / Intensiv Care.
Menyiapkan dan serah terima material pemeriksaan PA.
2) Perawat Instrumen
Menyiapkan ruang operasi dalam keadaan siap pakai
meliputi kebersihan ruang operasi dan peralatan, meja operasi, meja instrumen, lampu operasi, suction pump, mesin elektro couter dll sesuai kebutuhan jenis tindakan operasi.
Menyiapkan set instrumen dan linen steril sesuai kebutuhan
dan jenis tindakan operasi.
b) Selama Operasi / Pembedahan
Memperingatkan jika terjadi penyimpangan prosedur
aseptik.
Menata instrumen steril di meja mayor / minor sesuai
urutan prosedur pembedahan.
Memberikan bahan desinfektan kepada operator / perawat
asisten untuk desinfeksi daerah kulit yang akan dilakukan pembedahan.
Memberikan linen steril untuk prosedur drapping.
Memberikan instrumen kepada operator sesuai urutan
prosedur dan kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar.
Memberikan kasa steril kepada operator dan mengambil
kasa yang telah digunakan dengan memakai alat.
Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan dalam
keadaan siap pakai.
Mempertahankan instrumen, benang jahitan dan alat atau
bahan lain yang digunakan selama pembedahan dalam keadaan tersusun secara sistematis untuk memudahkan bekerja.
Membersihkan instrumen dari darah atau kotoran untuk
Menghitung jumlah kasa, jarum, instrumen dan
memberitahukan hasilnya kepada operator sebelum luka operasi ditutup lapis demi lapis.
Menyiapkan cairan untuk mencuci luka dan membersihkan
kulit sekitar luka setelah luka dijahit.
Menutup luka dengan kasa steril
Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium / patologi.
c) Setelah Operasi / Pembedahan
Menggantikan kain linen dan memindahkan pasien dari
meja operasi ke brankard.
Memeriksa dan menghitung semua intrumen sebelum
dikeluarkan dari ruangan operasi /pembedahan.
Memeriksa ulang catatan pembedahan.
Merendam instrumen dengan cairan desinfektan, mencuci
dan membersihkan instrumen sesuai prosedur yang berlaku.
Membungkus instrumen sesuai jenis set instrumen dan
memberi label
3) Perawat Sirkuler /On Loop
a) Sebelum Operasi / Pembedahan
Menerima pasien yang akan dioperasi
Melakukan serah terima dengan ruangan tentang
kelengkapan persiapan operasi.
Menyiapkan kelengkapan obat, bahan operasi dan alat
kesehatan lain
Mengorientasikan ruangan operasi dan tim operasi.
Membantu membuka bahan / obat serta alat yang
diperlukan & masih dalam keadaan steril dengan memperhatikan tehnik aseptik.
b) Selama Operasi / Pembedahan
Mengatur posisi pasien sesuai jenis tindakan pembedahan
bekerjasama dengan operator, perawat anestesi dan tim lainya.
Mengingatkan tim operasi jika mengetahuai adanya
penyimpangan penerapan tehnik aseptik.
Mengikat tali jas steril tim bedah
Membantu mengukur dan mencatat perdarahan dan cairan
yang dikeluarkan.
Menyiapkan dan mengumpulkan bahan, jaringan atau alat
untuk diserahkan kepada pasien atau keluarga pasien atau untuk bahan pemeriksaan lab.
Menghitung dan mencatat pemakaian alat kesehatan, obat
dan bahan habis pakai bekerjasama dengan perawat intrumen untuk kemudian diserahkan kepada petugas farmasi.
Memeriksa kelengkapan instrumen dan kasa bersama
perawat instrumen, agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien.
c) Setelah Operasi / Pembedahan
Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai
dilakukan operasi
Memindahkan pasien dari meja operasi ke tempat tidur
Meneliti, menghitung dan mencatat obat
–
obatan sertacairan yang telah dipakai pasien.
Mendokumentasikan tindakan perawatan selama
pembedahan.
Melakukan serah terima dengan petugas RR .
5. Perawat Anestesi Kualifikasi:
a. Pendidikan formal perawat anestesi atau D III Keperawatan dengan Pelatihan anestesi selama 6 bulan.
b. Sehat jasmani, rohani dan berakhlak baik.
c. Mempunyai bakat, minat. Berdedikasi tinggi dan berkepribadian mantap.
d. Cepat tanggap dan dapat bekerjasama dengan anggota tim. e. Berkemampuan untuk komunikasi dengan orang lain.
TANGGUNG JAWAB
Secara administrasi bertanggungjawab kepada koordinator shif dan kepala ruang / supervisor, secara operasional bertanggungjawab kepada dokter spesialis anestesi.
URAIAN TUGAS
a) Melakukan asuhan keperawatan pra-anestesia, yang meliputi:
1) Pengkajian keperawatan pra-anestesia
2) Pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien
3) Pemeriksaan tanda-tanda vital
4) Persiapan administrasi pasien
5) Analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien
6) Evaluasi tindakan keperawatan pra-anestesia, mengevaluasi
secara mandiri maupun kolaboratif
8) Mempersiapkan mesin anestesia secara menyeluruh setiap akan digunakan dan memastikan bahwa mesin dan monitor dalam keadaan baik dan siap pakai.
9) Pengontrolan persediaan obat-obatan dan cairan setiap hari untuk
memastikan bahwa semua obat-obatan baik obat anestesia maupun obat emergensi tersedia sesuai standar rumah sakit.
10) Memastikan tersedianya sarana prasarana anesthesia berdasarkan jadwal, waktu dan jenis operasi tersebut.
b) Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anestesi, yang meliputi:
1) Menyiapkan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
perencanaan teknik anesthesia
2) Membantu pelaksanaan anestesia sesuai dengan sesuai instruksi
dokter spesialis anestesi
3) Membantu pemasangan alat monitoring non invasif
4) Membantu dokter anestesi melakukan pemasangan alat
monitoring invasive
5) Pemberian obat anestesi
6) Mengatasi penyulit yang timbul
7) Pemeliharaan jalan napas
8) Pemasangan alat ventilasi mekanik
9) Pemasangan alat nebulisasi;
10) Pengakhiran tindakan anesthesia
11) Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan agar seluruh tindakan tercatat baik dan benar.
c) Melakukan asuhan keperawatan pasca anestesi, yang meliputi:
1) Merencanakan tindakan keperawatan pasca tindakan anesthesia
2) Pelaksanaan tindakan dalam manajemen nyeri
3) Pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural
4) Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesia regional
5) Pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi gawat
6) Pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan
yang dipakai.
7) Pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada tindakan
anestesia selanjutnya.
6. Pekarya/tenaga non medis a. KUALIFIKASI JABATAN
1) Pendidikan minimal SLTA / sederajat.
2) Mempunyai pengalaman kerja di unit pelayanan klinik RS
minimal 2 tahun.
3) Mempunyai pelatihan perawatan / pengelolaan instrumen dan
alat.
4) Sehat jasmani, rohani dan berakhlak baik.
5) Mempunyai bakat, minat, berdedikasi tinggi.
6) Cepat tanggap dan dapat bekerjasama dengan anggota tim.
7) Berkemampuan untuk komunikasi dengan orang lain.
b. TANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab kepada Kepala Ruang / Supervisor Instalasi Bedah Sentral
c. WEWENANG
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
2) Melaksanakan pelayanan kebersihan dan perawatan sarana ruang
operasi dan ruang pendukung di Instalasi Bedah Sentral.
3) Melakukan packing, perawatan, pengecekan instrumen dan linen (
d. Uraian Tugas
1) Memelihara kebersihan dan kerapian ruang pelayanan ( ruang
penerimaan pasien, persiapan, kamar operasi dan RR ) dan ruang pendukung di Instalasi Bedah Sentral ( ruang dapur, ruang stok linen dan alat, ruang cuci tangan dan alat, ruang packing instrumen, ruang dokumen dan peralatan, ruang pertemuan, ruang farmasi ganti, ruang dokter, ruang farmasi dan kamar mandi )
2) Memelihara kebersihan peralatan rumah tangga dan peralatan
pendukung di Instalasi Bedah Sentral.
3) Melakukan packing instrumen dan melaporkan kepada bagian
CSSD untuk dilakukan sterilisasi.
4) Mengecek kelayakan, fungsi instrumen, linen dan peralatan sesuai
dengan batas kewenanganya dan standar yang telah ditetapkan supaya selalu siap pakai dan pelayanan berjalan lancar.
5) Membantu kelancaran pelayanan perioperatif
6) Menyiapkan makan dan minum dokter.
7. Pelaksana Farmasi di Instalasi Bedah Sentral a. KUALIFIKASI JABATAN
1) Pendidikan D III Farmasi / SMF
2) Pelatihan pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit dan pengenalan
alat kesehatan
3) Berpengalaman di bidang farmasi RS minimal 1 tahun
4) Berkepribadian dan berakhlak baik.
5) Berkemampuan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
orang lain.
6) Sehat jasmani, rohani dan sosial
b. TANGGUNG JAWAB
c. WEWENANG
Menyampaikan usulan tentang penggunaan perbekalan farmasi
yang baru dari Instalasi Bedah Sentral kepada Kepala Urusan Distribusi Khusus dan Produksi.
Menyampaikan masukan dari Instalasi Bedah Sentral kepada
kepala Instalasi Farmasi untuk perbaikan pelayanan kefarmasian.
Memberikan masukan untuk perbaikan sistem penyimpanan
perbekalan farmasi di satelit farmasi Instalasi Bedah Sentral kepada Kepala Urusan Distribusi Khusus dan Produksi.
d. URAIAN TUGAS 1) Fungsi Perencanaan
Melakukan perencanaan pengadaan perbekalan yang dibutuhkan dalam pelayan bedah di Instalasi Bedah Sentral.
2) Fungsi Operasional
a) Membuat nota atas material dan tindakan operasi yang ada di Instalasi Bedah Sentral.
b) Melakukan stok opname setiap tiga bulan sekali.
c) Membuat laporan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi Instalasi
Bedah Sentral yang expired date, hampir expired date dan date stock.
d) Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Kepala Urusan
Distribusi Khusus dan Produksi maupun dengan Kepala Ruang / Supervisor Instalasi Bedah Sentral atau unit terkait.
e) Mengeluarkan perbekalan farmasi yang expired date dari tempat
penyimpanan dan menyerahkannya ke unit Distribusi Khusus dan Produksi
f) Menjaga kelancaran dan ketertiban pelayanan farmasi di
Instalasi Bedah Sentral, khususnya dalam dalam penotaan material dan tindakan operasi serta ketersediaan perbekalan
g) Apabila diperlukan, memberikan informasi kepada Instalasi Bedah Sentral apabila ada perbekalan farmasi yang mendekati expired date, slow moving maupun death stock.
3) Fungsi Pengawasan, Pengendalian dan penilaian
a) Mengendalikan kegiatan pelayanan nota material operasi pasien
dan tindakan operator dokter di Instalasi Bedah Sentral secara baik sesuai dengan prosedur dan intruksi kerja yang sudah ada.
b) Melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan pelayanan
kefarmasian di Instalasi Bedah Sentral kemudian melakukan koordinasi dengan Kepala Urusan Distribusi Khusus dan Produksi dan Kepala Ruang / Supervisor Instalasi Bedah Sentral untuk diadakan langkah perbaikan.
c) Melakukan pengawasan terhadap penyimpanan dan mutu
perbekalan farmasi di Instalasi Bedah Sentral.
d) Melakukan upaya
–
upaya pengendalian terhadap pengelolaanperbekalan farmasi di Satelit Farmasi Instalasi Bedah Sentral agar terjadi efesiensi dengan tetap mengutamakan kelancaran pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral.
e) Melakukan pemantauan mutu perbekalan farmasi yang meliputi
kondisi, suhu dan tempat penyimpanan.
Uraian Tugas Detil : Kebutuhan Waktu
1. Persiapan kerja di Instalasi Bedah Sentral, termasuk pemeriksaan stock perbekalan farmasi.
: 60 menit
2. Melakukan permintaan perbekalan farmasi yang sudah ada menipis ke Unit Distribusi Khusus dan Produksi.
: 60 menit
dibutuhkan pada tindakan operasi. : 180 menit
4. Ishoma : 30 menit
5. Pemantauan kondisi penyimpanan : 30 menit
6. Pembuatan laporan - laporan
e. Tolak Ukur Keberhasilan
1) Terselenggaranya pelayanan farmasi yang efektif dan sesuai prosedur yang ada sehingga tercipta pelayanan bedah yang bermutu. 2) Pengelolaan perbekalan farmasi di satelit farmasi Instalasi Bedah
Sentral berjalan efektif dan efesien.
8. Koordinator Shift
a. KUALIFIKASI JABATAN
1) Pendidikan D III Keperawatan, S1 Keperawatan 2) Memiliki sertifikat manajemen Keperawatan
3) Memiliki sertifikat teknik kamar operasi dasar dan lanjutan 4) Memiliki sertifikat PPGD / BLS
5) Memiliki kemampuan memimpin 6) Sehat jasmani, rohani dan social 7) Berkepribadian dan berakhlak baik b. TANGGUNG JAWAB
Secara fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan, secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Ruang / Supervisor Instalasi Bedah Sentral
c. WEWENANG
1) Mengawasi pelaksanaan kegiatan rutin di Instalasi Bedah Sentral 2) Menghimpun data kegiatan dan menyerahkan kepada Kepala
Ruang / Supervisor Instalasi Bedah Sentral
3) Membantu kelancaran orientasi perawat baru dan pelatihan d. URAIAN TUGAS
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan tindakan
pelayanan di kamar operasi yang berada di wilayah
tanggungjawabnya.
2) Mengatur tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai dengan kewenanganya untuk kelancaran pelayanan di Instalasi Bedah Sentral.
3) Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan untuk melaksanakan tindakan pelayanan sesuai ketentuan standar. 4) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerjasama dengan tim lain.
5) Memberikan orientasi kepada tenaga perawat baru atau tenaga lain yang berada dikamar operasi yang menjadi tanggungjawabnya. 6) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
7) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan peraturan etik yang berlaku di Instalasi Bedah Sentral.
B. Distribusi Ketenagaan
1. Tenaga Instalasi Bedah Sentral a. Perawat Bedah :
1) Imam Fanthosi 2) Nur Khasanati 3) Muhammad Munif 4) Sri Puji Astuti 5) Mursinah
6) Dwi Agung Nofianto 7) Kurniastuti
8) Agus Priyono
9) Muhammad Syaiful Ashari 10) Aris Nugroho
12) Prapti Susilo 13) Fajar Abadi 14) Nirwanto 15) Lina Karunia 16) Selly Yuliana
b. Perawat Anestesi / Perawat Terlatih Anestesi : 1) Agus Budi Prasetyo
2) Darmawan 3) Giyanto
4) Dwi Nopiyani 5) Ervan Setya N
c. Non Medis / Pekarya 1) Muhammad Rosidin 2) Triamin d. Farmasi di IBS 1) Swanti Asih 2) Suranto 3) Angga Risal
2. Dokter Spesialis Instalasi Bedah Sentral a. Dokter Spesialis Anestesi
1) dr. H. Joko Murdiyanto, Sp. An Dokter Tetap
2) dr. H. Pandit Sarosa, Sp. An Dokter Kontrak
3) dr. Mahmud Faridy, Sp. An Dokter Kontrak
b. Dokter Spesialis Bedah Umum
2) Dr. dr. H. Sagiran, Sp.B. M.Kes Dokter Kontrak
3) dr. H. Adi Sihono, Sp.B Dokter Tetap
c. Dokter Spesialis Bedah Orthopedi
1) dr. H. Kuncahyo Kamal Arifin, Sp.OT Dokter Tetap
2) dr. Muhammad Ariffudin, Sp.OT Dokter Tetap
d. Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi
1) dr. H. Ahmad Hidayat, Sp.OG, M.Kes Dokter Kontrak
2) dr. Sulistiari Retnowati, Sp.OG Dokter Tetap
3) dr. H. Heru Prajatmo, Sp.OG, K.Onk Dokter Kontrak Tetap
4) dr. Hj. Diah Rumekti, Sp.OG Dokter Kontrak Tetap
e. Dokter Spesialis Bedah Urologi
1) dr. Ahmad Zulfan Hendri, Sp.U Dokter Kontrak Tetap
f. Dokter Spesialis Bedah Digestiv
1). dr Agus Barmawi, Sp BD Dokter Kontrak
Khusus
g. Dokter Spesialis Bedah Syaraf
1) dr. H. Endro Basuki, Sp.BS, M.Kes Dokter Kontrak Tetap
2) dr. Rahmat Andi Hartanto, Sp.BS Dokter Kontrak Tetap
h. Dokter Spesialis Bedah Anak
dr. H. Ahmad Mahmudi, Sp.B, Sp.BA Dokter Kontrak Tetap
i. Dokter Spesialis Bedah THT
1) dr. H. Adnan Abdullah, Sp.THT-KL,M.Kes Dokter Tetap
3) Prof. dr. H. Soepomo Sukardono, Sp.THT Dokter Kontrak Tetap
4) dr. Dian Paramita W, Sp.THT-KL, M.Kes Dokter Kontrak Tetap
j. Dokter Spesialis Mata
1) dr. H. Imam Masduki, Sp.M, M.Kes Dokter Tetap
2) dr. Hj. Artati Hidayat, Sp.M Dokter Tetap
C. Pengaturan Jaga
NO JENIS TENAGA SHIFT PAGI SHIFT
SIANG
SHIFT MALAM
1. Supervisor/Koor Shift 1 1 1
2. Perawat Bedah 3-6 2-4 2
3. Perawat anestesi 2-3 2 0n call (1)
4 Pekarya 1 1
-BAB III
STANDAR FASILITAS
B. Standar Fasilitas
Teknis Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral
1. Ruang Pendaftaran Operasi
a. Ruang ini digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan bedah.
b. Ruang ini berada pada bagian depan pintu masuk pasien di Instalasi Bedah Sentral RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan dilengkapi, meja kerja, tempat berkas/lembar pendukung laporan operasi, buku register, buku penyerahan pemakaian kamar bedah ( PKB ) dan buku serah terima pasien.
c. Petugas / perawat ruang rawat inap rawat jalan melakukan pendaftaran di ruang pendaftaran di Instalasi Bedah Sentral RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
d. Petugas / perawat pengantar pemakaian kamar bedah ( PKB ) menulis di buku penyerahan pemakaian kamar bedah ( PKB ) : nama pasien, MR, usia, diagnosa pasien, rencana tindakan operasi, dokter bedah, dokter anestesi, status pasien Umum / Jamkesmas/ BPJS dan
kondisi yang harus diketahui ( HbSAG, HIV dll ).
e. Petugas di Instalasi Bedah Sentral : melakukan cek data pasien bedah dan selanjutnya ditulis dipapan rencana tindakan operasi.
2. Ruang tunggu Pengantar.
Ruang di mana keluarga atau pengantar pasien menunggu.
Di ruang ini perlu disediakan tempat duduk dengan jumlah yang sesuai aktivitas pelayanan bedah. Bila memungkinkan, sebaiknya disediakan pesawat televisi dan ruangan dilengkapi sistem pengkondisian udara.
3. Ruang Transfer (Transfer Room).
a. Pasien bedah dibaringkan di stretcher khusus ruang operasi. Untuk pasien bedah yang datang menggunakan stretcher dari ruang lain,
pasien tersebut dipindahkan ke stretcher khusus Ruang Operasi Rumah Sakit.
b. Pasien melepaskan semua perhiasan dan diserahkan kepada keluarga pasien.
c. Selanjutnya Pasien dibawa ke ruang persiapan (preperation room)
4. Ruang Tunggu Pasien (Holding Room).
Ruang tunggu pasien dimaksudkan untuk tempat menunggu pasien sebelum dilakukan pekerjaan persiapan (preparation) oleh petugas Ruang Operasi Rumah Sakit dan menunggu sebelum masuk ke kompleks ruang operasi. Apabila luasan area Ruang Operasi Rumah Sakit RS tidak memungkinkan, kegiatan pada ruangan ini dapat di laksanakan di Ruang Transfer.
5. Ruang Persiapan Pasien.
a. Ruang yang digunakan untuk mempersiapkan pasien bedah sebelum memasuki ruang operasi.
b. Di ruang persiapan, petugas Ruang Operasi Rumah Sakit membersihkan tubuh pasien bedah, dan mencukur bagian tubuh yang perlu dicukur.
c. Petugas Ruang Operasi Rumah Sakit mengganti pakaian pasien bedah dengan pakaian khusus pasien Ruang Operasi Rumah Sakit. e. Selanjutnya pasien bedah dibawa ke ruang induksi atau langsung ke
ruang operasi.
6. Ruang Induksi.
Di ruang induksi, petugas Ruang Operasi Rumah Sakit mengukur tekanan darah pasien bedah, memasang infus, memberikan kesempatan pada pasien untuk beristirahat/ menenangkan diri, dan memberikan penjelasan pada pasien bedah mengenai tindakan yang
akan dilaksanakan. Anastesi dapat dilakukan pada ruangan ini. Apabila luasan area Ruang Operasi Rumah Sakit RS tidak memungkinkan, kegiatan anastesi dapat di laksanakan di Ruang Operasi.
7. Ruang Penyiapan Peralatan/Instrumen Bedah.
Peralatan/Instrumen dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembedahan dipersiapkan pada ruang ini.
8. Ruang Operasi.
a. Ruang operasi digunakan sebagai ruang untuk melakukan tindakan operasi dan atau pembedahan. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan operasi/bedah. Ruang operasi harus dirancang dengan faktor keselamatan yang tinggi.
b. Di ruang operasi, pasien dipindahkan dari stretcher khusus ruang operasi ke meja operasi/bedah.
c. Di ruang ini pasien operasi dilakukan pembiusan (anestesi).
d. Setelah pasien operasi tidak sadar, selanjutnya proses operasi dimulai oleh Dokter Ahli Bedah dibantu petugas medik lainnya.
9. Ruang Pemulihan.
Ruang pemulihan ditempatkan berdekatan dengan ruang operasi dan diawasi oleh perawat. Pasien operasi yang ditempatkan di ruang pemulihan secara terus menerus dipantau karena pembiusan normal atau ringan. Dilakukan monitoring vital sign (nadi,respirasi, tekanan darah), perdarahan, cairan. Setiap tempat tidur pasien pasca operasi dilengkapi dengan masing masing satu outlet oksigen, suction, kotak kontak listrik, dan peralatan monitor.
10. Ruang Resusitasi Bayi/ Neonatus.
Ruangan yang dipergunakan untuk menempatkan bayi baru lahir melalui operasi caesar, untuk dilakukan tindakan resusitasi terhadap bayi.
Pada ruangan ini dilengkapi dengan tempat tidur bayi dan penghangat bayi. Inkubator perawatan bayi dibawa petugas kamar bayi serta dokter anak yang akan melakukan resusitasi. Pada tiap incubator harus dilengkapi dengan 1 (satu) outlet oksigen dan vacuum. Di ruang ini bayi hanya tinggal sementara dan akan dipindahkan ke ruang bayi bersama ibunya setelah bayi tersebut stabil ke ruang perawatan.
Ruangan ini terletak di recovery room/RR.
11. Ruang ganti pakaian (Loker).
Loker atau ruang ganti pakaian, digunakan untuk Dokter dan petugas medik mengganti pakaian sebelum masuk ke lingkungan ruang operasi. Pada loker ini disediakan lemari pakaian/loker dengan kunci yang dipegang oleh masing-masing petugas dan disediakan juga lemari/tempat menyimpan pakaian ganti dokter dan perawat yang sdh disteril. Loker dipisah antara pria dan wanita. Loker juga dilengkapi dengan toilet.
12. Ruang Dokter.
Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian : a. Ruang kerja
b. Ruang istirahat/kamar jaga.
Pada ruang kerja harus dilengkapi dengan beberapa peralatan dan furnitur. Sedangkan pada ruang istirahat diperlukan sofa. Ruang Dokter perlu dilengkapi dengan bak cuci tangan (wastafel) dan toilet.
a. Scrub station, adalah bak cuci tangan bagi Dokter ahli bedah dan petugas medik yang akan mengikuti langsung pembedahan di dalam
ruang operasi.
b. Bagi petugas medik yang tidak terlibat tidak perlu mencuci tangannya di scrub station.
c. Scrub station sebaiknya berada disamping atau di depan ruang operasi.
d. Beberapa persyaratan dari scrub station yang harus dipenuhi, antara lain:
1) Terdapat kran siku atau kran dengkul, minimal untuk 2 (dua) orang.
2) Aliran air pada setiap kran cukup.
3) Dilengkapi dengan tempat cairan desinfektan.
4) Dilengkapi sikat kuku.
Gambar I.D.18
–
Scrub station untuk 2 orang. 14. Ruang Utilitas Kotor (Spoel Hoek, Disposal).a. Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek terdiri dari :
1) Sloop sink (lihat gambar 1.4.19.a & b). 2) Service Sink (lihat gambar 1.4.19.a & c)
b. Peralatan/Instrumen/Material kotor dikeluarkan dari ruang operasi ke ruang kotor (disposal, spoel Hoek).
c. Barang-barang kotor ini selanjutnya dikirim ke ruang Laundri dan CSSD (Central Sterilized Support Departement) untuk dibersihkan dan disterilkan.
15. Kamar Obat dan Alat
Terdiri dari kamar penyimpanan obat dan alat, tempat memelihara dan memperbaiki alat, tempat membersihkan alat dan menyiapkan kembali
Perlengkapan ruangannya terdiri dari :
a. Penerangan yang cukup
b. Suhu 20º-28ºC untuk kamar penyimpanan obat
c. Lemari dan rak dinding
d. Lemari es pada kamar penyimpanan obat
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. MANAGEMEN PREOPERATIF
1. Managemen Kamar Operasi atau Tempat Tindakan
a. Tujuan
Meningkatkan layanan penanganan pasien, meningkatkan kepuasan tim bedah yang mencakup didalamnya dokter bedah, dokter anestesi dan perawat.
b. Penjadwalan Operasi
Pengaturan jadwal operasi dibuat setiap hari termasuk persiapan kamar operasi dan ruang tindakan, sehingga seorang dokter bedah dapat melakukan operasi elektif atau emergency operasi singkat maupun prosedur tindakan yang memerlukan waktu lama dapat dilakukan setiap
saat.
Hal
–
hal yang diperhatikan dalam menyusun penjadwalan operasi : 1) Tetapkan peraturan yang jelas dan adil2) Atur penggunaan kamar operasi sesuai jenis operasinya 3) Penjadwalan di review setiap harinya
4) Ada informasi yang jelas mengenai pembatalan sebelum waktu operasi yang dijadwalkan.
Durasi operasi dapat dibedakan sebagai berikut 1) Emergency
Prosedur yang mengancam nyawa dan harus selesai dikerjakan dalam 30 menit.
2) Prioritas
Prosedur yang harus dikerjakan dalam waktu 30 menit sampai 4 jam. 3) Urgent
Prosedur yang bisa dikerjakan setelah 24 jam. Mengatur penjadwalan secara efektif
Ada beberapa cara untuk memaksimalkan jadwal kamar operasi :
1) Menggunakan proses paralel, misalnya induksi anestesi dapat mulai dilakukan dikamar lain sementara menunggu proses pemindahan pasien yang sebelumnya di ruang pemulihan.
2) Menggunakan ruang preoperative untuk memastikan pasien siap menjalani operasi.
3) Tepat waktu dalam melakukan tindakan operasi 4) Kerjasama antar tim
5) Standar, pedoman dan kebijakan ASA harus diimplementasikan pada semua kondisi dan situasi kecuali pada situasi di mana hal tersebut tidak sesuai/tidak dapat diaplikasikan pada layanan rawat jalan.
6) Dokter yang berwenang harus dapat dihubungi 24 jam, baik pada kasus-kasus pelayanan rawat inap, siap sedia menerima telepon/konsultasi dari paramedis lainnya, availabilitas sepanjang waktu selama penanganan dan fase pemulihan pasien, hingga pasien diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
c. Persiapan Sebelum Operasi 1) Penciptaan ruang steril
Memastikan udara dan ventilasi
Ventilasi kamar operasi harus positif pressure
Udara harus masuk ke ruangan melalui ventilasi langit
–
langityang tinggi dan keluar dari ruang melalui ekshouse air outlet dekat lantai.
Mengatur agar sedikitnya terjadi 15 kali pertukaran udara
perjamnya
Penyaringan udara yang diresirkulasi dan udara segar melalui
Ruang hanya diizinkan dibuka untuk perpindahan alat atau
personal tim bedah dan pasien, selebihnya pintu harus selalu tertutup.
2) Persiapan alat
Menempatkan duk steril di atas atas trolly yang sudah disiapkan
Menempatkan alat
–
alat steril diatas trolly yang sudah diberi duksteril
Letakkan alat steril hanya pada meja steril
Jika ada keraguan sterilitas Sesuatu alat atau area harus dianggap
telah terkontaminasi 3) Persiapan petugas
Pastikan tim bedah yang akan melakukan operasi ( dokter
operator, perawat asisten operator , perawat asisten instrumen telah melakukan prosedur steril dan menggunakan APD yaitu : prosedur Scrubbing, Gowning dan Gloving dengan benar).
Pastikan ada petugas onloop/sirkuler.
4) Persiapan pasien pre operasi
Informed consent
- Dokter telah mendapatkan persetujuan dari pasien atau wali
sebelum dilakukan operasi
- Formulir informed consent sudah di setujui dan di tandatangani
pasien atau wali pasien
Identifikasi pasien di instalasi kamar operasi sesuai dengan
blangko pre operasi. Beberapa hal penting yang perlu dikaji dan merupakan faktor resiko pada pasien pre operasi :
- Alergie
- Riwayat kesehatan sebelumnya ( HT, Asma , Jantung,
Pernafasan )
- Penggunaan alkhohol dan narkotika
- Kecemasan pasien
- Resiko kehilangan darah
- Kesulitan bernafas/resiko aspirasi.
- Resiko potensial untuk terjadinya thrombus vena
- Obat
–
obtan yang diberikan kepada pasien harus dilebeldengan mencakup seperti dibawah ini :
Nama
Kekuatan / dosis
Jumlah konsentrasi
Tanggal kadaluarsa
Pelarut dan volumenya
Tanggal diberikan
- Serah terima dari petugas bangsal dengan petugas kamar
operasi
- Cek Markering / Penandaan Lokasi Pembedahan ( tepat
lokasi, tepat prosedur, tepat tindakan )
Penandaan lokasi pembedahan adalah proses pemberian tanda yang jelas pada bagian/sisi tubuh yang tepat dimana tindakan/prosedur akan dilakukan.
Penandaan lokasi pembedahan dilakukan dengan
menggunakan
“
spidol marker“
. Penandaan dilakukan di ruangperawatan oleh dokter bedah yang akan melakukan tindakan
pembedahan dengan memberikan tanda lingkaran (
⃝
) haruskonsisten dalam memberikan tanda pada semua tindakan
pembedahan. Proses pemberian tanda harus tidak
membingungkan, mudah terlihat dan digambar dengan MARKER PERMANEN warna hitam sehingga tanda tidak dapat dihilangkan selama persiapan operasi.
Penandaan lokasi pembedahan dilakukan keadaan pasien sadar, kecuali pada pasien tidak sadar.
Kategori/Tingkat Anestesi/Sedasi
1. Sedasi ringan / minimal (anxiolysis) : kondisi di mana pasien masih dapat merespon dengan normal terhadap stimulus verbal. Meskipun fungsi kognitif dan koordinasi dapat terganggu, ventilasi dan fungsi kardiovaskuler tidak terpengaruh.
Contoh sedasi minimal yaitu : a. Blok saraf perifer
b. Anestesi lokal atau topikal
c. Pemberian 1 jenis obat sedatif/analgesik oral dengan dosis yang sesuai untuk penanganan insomnis, ansietas atau nyeri.
2. Sedasi sedang (pasien sadar) : suatu kondisi depresi tingkat kesadaran di mana pasien memberikan respons terhadap stimulus sentuhan
a. Sedasi sedang merupakan suatu teknik untuk mengurangi kecemasan dan ketidaknyamanan pasien selama menjalani prosedur medis
b. Tidak diperlukan intervensi untuk mempertahankan patensi jalan nafas, dan ventilasi spontan masih adekuat. Fungsi kardiofaskular biasanya terjaga dengan baik.
c. Selama tindakan sedasi sedang, dokter mengawasi proses pemberian anestesi
d. Pemberian sedasi sedang melalui intravena.
e. Pasien akan merasa setengah sadar dan mengantuk, tetapi dapat segera bangun bila diajak bicara/disentuh. Pasien mungkin tidak akan mengingat
dengan detail tahapan prosedur yang dilakukan
f. Pasien akan tetap dimonitor sebelum, selama dan setelah prosedur dilakukan.
g. Pasien tidak diperbolehkan untuk mengemudi sehingga diperlukan orang dewasa lainnya untuk mendampingi pasien pulang ke rumah
h. Pasien juga disarankan untuk tidak mengoperasikan peralatan yang berbahaya, membuat keputusan penting atau menandatangani dokumen
resmi apapun dalam 24 jam pasca-anestesi
i. Jika pasien tidak didampingi oleh pengantarnya saat tiba di rumah sakit untuk menjalani prosedur, maka pasien tidak akan diberikan sedasi/anestesi sedang. Pilihannya adalah : menjalani prosedur tanpa anestesi atau membatalkan prosedur tersebut.
3. Sedasi dalam : suatu kondisi depresi tingkat kesadaran di mana pasien memberikan respons terhadap stimulus berulang/nyeri. Fungsi ventilasi
spontan dapat terganggu/tidak adekuat. Pasien mungkin membutuhkan bantuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas. Fungsi kardiovaskular biasanya terjaga dengan baik.
4. Anestesi umum : hilangnya kesadaran di mana pasien tidak sadar, bahkan dengan pemberian stimulus nyeri. Pasien sering membutuhkan bantuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas dan mungkin membutuhkan ventilasi tekanan positif karena tidak adekuatnya ventilasi spontan/fungsi kardiovasular dapat terganggu.
Sedasi adalah suatu proses yang berkelanjutan, sehingga tidak selalu mungki untuk memprediksi bagaimana respons setiap pasien yang mendapat sedasi. Oleh karena itu, patugas anestesi yang memberikan sedasi harus dapat melakukan penanganan segera terhadap pasien yang efek sedasinya lebih dalam/berat daripada efek yang seharusnya terjadi (misalnya : petugas anestesi yang memberikan anestesi sedang harus dapat melakukan penanganan terhadap pasien yang jatuh ke dalam kondisi sedasi berat).
Sedasi ringan/mini mal (anxiolysis) Sedasi sedang (pasien sadar)
Sedasi berat/dalam Anestesi
umum
terhadap stimulus verbal terhadap stimulus sentuhan diberikan stimulus berulang/stimulus nyeri meskipun dengan stimulus nyeri
Jalan nafas Tidak
terpengaruh Tidak perlu intervensi Mungkin perlu intervensi Sering memerluka intervensi Ventilasi spontan Tidak terpengaruh
Adekuat Dapat tidak adekuat Sering tidak
adekuat Fungsi kardiovask ular Tidak terpengaruh Biasanya dapat dipertahanka n dengan baik Biasanya dapat dipertahankan dengan baik Dapat terganggu Tahapan Anestesi
1. Evaluasi Pra Anestesi:
Evaluasi pra anesthesia dilakukan sehari sebelum tindakan pembedahan, kemudian diulang pagi hari menjelang pasien dikirim ke kamar operasi dan evaluasi akhir untuk menentukan status fisik ASA. Pada kasus emergency evaluasi dilakukan saat itu juga di ruang persiapan operasi karena waktu yang tersedia sangat terbatas, sehingga sering kali informasi tentang penyakit yang diderita kurang akurat. Agar terapi atau pemeriksaan yang diperlukan dapat dilaksanakan, hendaknya diberikan waktu yang cukup untuk evaluasi tersebut. Evaluasi pra anesthesia mencakup :
Identifikasi pasien
b. Pemahaman prosedur bedah/medik yang akan dilaksanakan
c. Riwayat medis, pemeriksaan klinis rutin dari pasien dan pemeriksaan
khusus
e. Memberikan penjelasan singkat tentang tindakan anesthesia dan memastikan informed consent
f. Pengaturan terapi dan pemeriksaan lain yang diperlukan untuk mencapai kondisi pasien yang opimal misalnya terapi cairan, transfusi, terapi nafas, dll.
2. Persiapan Pre Anestesi
Adalah langkah lanjut dari hasil evaluasi pra operatif khususnya anestesi untuk mempersiapkan pasien, baik psikis maupun fisik pasien agar pasien siap dan optimal untuk menjalani prosedur anestesi dan pembedahan yang akan direncanakan.
Persiapan Pre anestesi dapat dilakukan di:
a. Persiapan di poliklinik
Persiapan psikis
Persiapan fisik
Menganjurkan pasien mengajak salah satu keluarga atau teamn untuk menemani dalam rangkaian prosedur pembedahan
Membuat surat persetujuan tindakan medik
Mengganti pakaian yang dipakai dari rumah dengan pakaian pasien
kamar operasi.
b. Persiapan di ruang perawatan
Persiapan psikis: memberi penjelasan kepada pasien dan atau keluarga
agar mengerti perihal rencana tindakan anestesi dan pembedahan sehingga diharapkan pasien dan keluarga tenang.
Memberikan obat sedasi pada pasien yang stress berlebihan dan tidak kooperatif
Persiapan fisik
Melepas aksesoris dan protesis pasien, pasien tidak memakai cat kuku dan lipstik, program puasa
Membuat surat persetujuan medik/ inform consent tindakan medik
c. Persiapan di ruang persiapan IBS
Mengevaluasi ulang status presen dan catatan medik pasien serta
perlengkapan lainnya
Konsultasi ditempat bila diperlukan
Mengganti pakaian pasien dengan pakaian khusus kamar operasi
Memberikan premedikasi (bila diperlukan)
Melakukan asesmen pra sedasi, mengisi blangko patent safety
d. Persiapan dikamar operasi
Persiapan yang dilakukan di kamar operasi adalah:
Meja operasi dengan aksesoris yang diperlukan
Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya
Alat- alat anestesi
Obat-obat anestesi yang diperlukan
Obat-obatan resusitasi
Tiang infus, plester,dll
Alat pantau tekanan darah, pulse oxymeter (saturasi O2), suhu tubuh
dan monitor EKG bila perlu
Lembar catatan operasi pasien, asuhan keperawatan perioperatif
Penilaian dan pencatatan selama proses anestesi : Pemantauan selama anestesi meliputi:
Pantau tanda-tanda vital.
Pantau temperatur tubuh: suhu tubuh
Pantau alat bantu anestesi, bila terpasang
Pantau produksi urine
Pantau perdarahan
Pemantuan status fisiologis diatas harus dimonitor secara terus menerus selama anestesi berlangsung dan didokumentasikan dalam format yang disediakan serta tindakan anestesi yang dilakukan
Mendokumentasikan setiap pemakaian obat dan alkes yang dipakai selama Mendokumentasikan setiap pemakaian obat dan alkes yang dipakai selama pelaksanaan anestesi
pelaksanaan anestesi
3.
3. Penilaian post anestesi :Penilaian post anestesi :
Pasien diobservasi di ruang pemulihan selama 30 menit
Pasien diobservasi di ruang pemulihan selama 30 menit
–
–
1 jam dan dilakukan 1 jam dan dilakukan pemantauan secara terus menerus dengan ketentuan sebagai berikut:pemantauan secara terus menerus dengan ketentuan sebagai berikut: a.
a. Apabila dengan general anestesi (GA) dilakukan penilaian dengan aldereteApabila dengan general anestesi (GA) dilakukan penilaian dengan alderete score
score
Apabila setelah pemantauan nilai alderete score lebih dari 8 pasien diApabila setelah pemantauan nilai alderete score lebih dari 8 pasien di pindahkan ke ruang perawatan atau pulang
pindahkan ke ruang perawatan atau pulang
Apabila setelah pemantuan nilai alderete score kurang dari 7 atau hasilApabila setelah pemantuan nilai alderete score kurang dari 7 atau hasil penilaian
penilaian selama selama durate durate operasi operasi pasien pasien perlu perlu rawat rawat di di ICU/IMC, ICU/IMC, makamaka pasien dapat segera dipindahkan ke ruangan tersebut.
pasien dapat segera dipindahkan ke ruangan tersebut. b.
b. Apabila pasien dilakukan regional anestesi (RA) dilakukan penilaian denganApabila pasien dilakukan regional anestesi (RA) dilakukan penilaian dengan bromage scale.
bromage scale.
Pasien dengan nilai bromage scale 3 dan tidak didapatkanPasien dengan nilai bromage scale 3 dan tidak didapatkan komplikasi/gangguan fisiologis lainnya. Pasien dapat dipindahkan ruang komplikasi/gangguan fisiologis lainnya. Pasien dapat dipindahkan ruang perawatan
perawatan
Apabila selama durante operasi terdapat komplikasi dari tindakanApabila selama durante operasi terdapat komplikasi dari tindakan pembedahan atau anestesi pasien dapat segera dipindahkan ke ICU/IMC. pembedahan atau anestesi pasien dapat segera dipindahkan ke ICU/IMC.
Penatalaksa
Penatalaksanaan naan Pelayanan AnestesiPelayanan Anestesi 1.
1. Pelayanan Anestesi DewasaPelayanan Anestesi Dewasa a.
a. Dilakukan evaluasi pra anestesi adalah langkah awal dari rangkaianDilakukan evaluasi pra anestesi adalah langkah awal dari rangkaian tindakan anestesi yang dilakukan terhadap pasien yang direncanakan untuk tindakan anestesi yang dilakukan terhadap pasien yang direncanakan untuk menjalani tindakan operasi.
menjalani tindakan operasi. b.
b. Persiapan pre anestesi dapat dilakukan di poliklinik, ruang perawatan,Persiapan pre anestesi dapat dilakukan di poliklinik, ruang perawatan, ruang persiapan IBS, kamar operasi
ruang persiapan IBS, kamar operasi c.
c. Melakukan tindakan anestesiMelakukan tindakan anestesi
Selama tindakan anestesi berlangsung memantau status fisiologis pasien Selama tindakan anestesi berlangsung memantau status fisiologis pasien dimonitor secara terus menerus selama anestesi berlangsung dan dimonitor secara terus menerus selama anestesi berlangsung dan
didokumentasikan dalam format yang disediakan serta tindakan anestesi didokumentasikan dalam format yang disediakan serta tindakan anestesi yang dilakukan
yang dilakukan d.
d. Melakukan pemantuan post anestesi di ruang pemulihan (recovery room)Melakukan pemantuan post anestesi di ruang pemulihan (recovery room) 2.
2. Pelayanan Anestesi PediatrikPelayanan Anestesi Pediatrik
Anestesi pediatrik adalah anestesia pada pasien yang berumur di bawah 12 Anestesi pediatrik adalah anestesia pada pasien yang berumur di bawah 12 tahun, yang dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu: neonatus, bayi
tahun, yang dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu: neonatus, bayi
–
–
anak anak umur < 3tahun, anak umur > 3 tahun.umur < 3tahun, anak umur > 3 tahun. Permasalahan pada pasien pediatik ialah: Permasalahan pada pasien pediatik ialah:
Bayi bukan miniatur orang dewasaBayi bukan miniatur orang dewasa
Ada perbedaan mengenai anatomi, fisiologi, psikologi, farmakologi, danAda perbedaan mengenai anatomi, fisiologi, psikologi, farmakologi, dan patologi
patologi
Bayi lebih mudah mengalami hipoglikemi, hipotermia atau hipertermia,Bayi lebih mudah mengalami hipoglikemi, hipotermia atau hipertermia, bradikardia, dll, dengan segala akibatnya
bradikardia, dll, dengan segala akibatnya
Parasimpatis lebih dominanParasimpatis lebih dominan
Mordibitas dan mortalitas tinggiMordibitas dan mortalitas tinggi
Penatalaksan
Penatalaksanaan aan Anestesi:Anestesi: a.
a. Dilakukan Evaluasi pra anestesi: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaanDilakukan Evaluasi pra anestesi: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium seperlunya
laboratorium seperlunya disesuaikan jenis operasi: disesuaikan jenis operasi: bedah kecil bedah kecil (Hb, leukosit,(Hb, leukosit, waktu perdarahan dan pembekuan), bedah sedang dan besar disesuaikan. waktu perdarahan dan pembekuan), bedah sedang dan besar disesuaikan. b.
b. Dilakukan Persiapan Pre anestesiDilakukan Persiapan Pre anestesi
PuasaPuasa Usia Makanan Usia Makanan padat/ASI/Susu padat/ASI/Susu formula formula
Cairan Jernih tanpa Cairan Jernih tanpa
partikel partikel
<
< 6 6 bulan bulan 4 4 jam jam 2 2 jamjam 6
6
–
–
36 36 bulan bulan 6 6 jam jam 3 3 jamjam >> 36 36 bulan bulan 8 8 jam jam 3 jam3 jam
b)
b) Anak-anak suhu ideal 25Anak-anak suhu ideal 25 00
–
–
28 28 00 C C
Persiapan peralatan anestesi: seringan mungkin, ruang rugi seminimalPersiapan peralatan anestesi: seringan mungkin, ruang rugi seminimal mungkin (kurang 5 ml), tidak memakai katub searah, pasien berat badan < mungkin (kurang 5 ml), tidak memakai katub searah, pasien berat badan < 20 kg menggunakan Jackson Rees , pasien berat badan > 20 kg 20 kg menggunakan Jackson Rees , pasien berat badan > 20 kg menggunakan sistem magill.
menggunakan sistem magill. c.
c. Dilakukan Tindakan AnestesiDilakukan Tindakan Anestesi
Memasang stetoskop prekordial, memantau status fisiologis pasien dimonitor Memasang stetoskop prekordial, memantau status fisiologis pasien dimonitor secara terus menerus selama anestesi berlangsung dan didokumentasikan dalam secara terus menerus selama anestesi berlangsung dan didokumentasikan dalam format yang disediakan serta tindakan anestesi yang dilakukan
format yang disediakan serta tindakan anestesi yang dilakukan d.
d. Dilakukan Pemantauan Post AnestesiDilakukan Pemantauan Post Anestesi
Pasien dirawat di ruang pemulihan. Pasien pediatrik kembali ke ruang Pasien dirawat di ruang pemulihan. Pasien pediatrik kembali ke ruang perawatan
perawatan apabila apabila Alderete Alderete score score sudah sudah mencapai mencapai 10 10 dan dan tidak tidak ada ada faktorfaktor penyulit
penyulit lain. lain. Pasien Pasien kasus kasus resiko resiko tinggi, tinggi, pasien pasien langsung langsung dibawa dibawa ke ke ruangruang intensif (ICU/IMC) untuk penatalaksanaan lebih lanjut
intensif (ICU/IMC) untuk penatalaksanaan lebih lanjut
Pastikan setting alat anestesi dan obat anestesi dalam keadaan siap pakaiPastikan setting alat anestesi dan obat anestesi dalam keadaan siap pakai
Pastikan pasien sudah menjalani pemeriksaan anestesi melalui konsulPastikan pasien sudah menjalani pemeriksaan anestesi melalui konsul
anestesi anestesi
Pastikan dokter dan perawat anestesi siap standbyPastikan dokter dan perawat anestesi siap standby
5)
5) Mengatur lalulintas di ruang operasiMengatur lalulintas di ruang operasi
Zona dibagi menjadi 3 area :Zona dibagi menjadi 3 area :
-- Unrestricted zone.Unrestricted zone.
Area tidak dibatasi , petugas masih boleh memakai baju bebas , tetapi Area tidak dibatasi , petugas masih boleh memakai baju bebas , tetapi hanya orang yang berkepentingan saja yang boleh
hanya orang yang berkepentingan saja yang boleh masukmasuk
-- Semirestricted zone.Semirestricted zone.
Area yang sudah dalam pembatasan yaitu area yang terhubung dengan Area yang sudah dalam pembatasan yaitu area yang terhubung dengan kamar operasi seperti lorong di area ini di batasi hanya petugas kamar kamar operasi seperti lorong di area ini di batasi hanya petugas kamar oparesi dan harus menggunakan baju khusus ruang operasi, memakai oparesi dan harus menggunakan baju khusus ruang operasi, memakai penutup
penutup rambut, rambut, alas alas kaki. kaki. Di Di area area ini ini tempat tempat almari almari penyimpanan penyimpanan alatalat dan tempat srubbing.
dan tempat srubbing.