• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSYCHOLOGY MAIN FIGURE THE COLLECTION Short Story RATAPAN S by Korrie Layun Rampan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PSYCHOLOGY MAIN FIGURE THE COLLECTION Short Story RATAPAN S by Korrie Layun Rampan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

PSYCHOLOGY MAIN FIGURE

THE COLLECTION Short Story RATAPAN’S

by Korrie Layun Rampan

By

Nia Amelia

1

, Iswadi Bahardur

2

, Zulfitriyani

3 1) Student of STKIP PGRI West Sumatra

2) 3) The Lecturer Education of Ianguage and Art Indonesia

ABSTRACT

This research is motivated by the presence of psychological problems experienced by the main figure in the Ratapan’s short story collection of Korrie Layun Rampan. Psychological problems that are experienced by the main figure include three psychological aspects such as id,

ego, and superego. The purpose of this study is to describe psychological of main figure in Ratapan’s short story collection by Korrie Layun Rampan that reviewed from id, ego, and superego aspects.

The kind of this research is qualitative research with descriptive method of analysis. The data are texts, sentences, and phrases that relate to the main figure psychology in Ratapan’s short story collection by Korrie Layun Rampan. The source of data is Ratapan’s short story collection by Korrie Layun Rampan. The theory used is Freud Sigmund theory about personality theory.

The result of this research of id aspect, main figure in Ratapan’s short story collection is main figure that has desires of ambition such as want to have a child, want to die, want to full needs in life. Viewed from ego aspect, the main figure is a person who has high ego. Ego is had by main figure in Ratapan’s short story collection is main figure that always do all kinds of way to full needs without thinking others people. Superego aspect of main figure in Ratapan’s short story collection is main figure that follow what his/her conscience and in doing something always consider something right and wrong, as short stories in Lukisan Kristal Cahaya, Bulan, Rumah,

Ratapan, Pertemuan dalam Kelam, Tangan, Wanita dalam Hujan Malam, and Perjalanan.

(5)

PSIKOLOGI TOKOH UTAMA

DALAM KUMPULAN CERPEN RATAPAN

KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN

Oleh

Nia Amelia

1

, Iswadi Bahardur

2

, Zulfitriyani

3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan psikologi yang dialami oleh tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan. Permasalahan psikologis yang dialami tokoh utama mencakup tiga aspek kejiwaan yaitu aspek id, ego, dan

superego. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan psikologis tokoh utama dalam

kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan ditinjau dari aspek id, ego, dan superego. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Datanya adalah teks, kalimat, dan ungkapan yang ada kaitannya dengan psikologi tokoh utama yang terdapat dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan. Sumber data adalah kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan. Teori yang digunakan adalah teori Freud Sigmund tentang teori kepribadian.

Hasil penelitian ditinjau dari aspek id, terdapat pada tokoh utama dalam kumpulan cerpen

Ratapan adalah tokoh utama memiliki hasrat-hasrat keinginan seperti berkhayal menginginkan

seorang anak, menginginkan kematian, memenuhi kebutuhan dalam hidup. Ditinjau dari aspek

ego, tokoh utama adalah orang yang memiliki ego tinggi. Ego yang terdapat pada tokoh utama

dalam kumpulan cerpen Ratapan adalah tokoh utama selalu melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus memikirkan orang lain. Aspek superego yang terdapat pada tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan adalah tokoh utama mengikuti apa kata hatinya dan melakukan sesuatu selalu mempertimbangkan sesuatu dengan benar dan salah, seperti pada cerpen

Lukisan Kristal Cahaya, Bulan, Rumah, Ratapan, Pertemuan dalam Kelam, Tangan, Wanita dalam Hujan Malam, dan Perjalanan.

(6)

PENDAHULUAN

Kondisi psikologis manusia itu berbeda-beda, sebab setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda pula. Perbedaan kepribadian tersebut menyebabkan perbedaan manusia dalam bersikap dan berperilaku, sehingga mereka memiliki cara masing-masing dalam bertindak dan menyikapi permasalahan hidup yang dialami. Kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan yang memaparkan tentang masalah-masalah kehidupan dengan memperlihatkan konflik psikologis tokohnya, salah satunya adalah kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan, melalui tokoh utama yakni tokoh Pak Tua

.

Pak Tua merupakan seorang lelaki tua yang baik, setia, bersifat kearifan dan memiliki seorang istri yang cantik seperti bidadari. Kecantikan pada diri istrinya seperti pedang bermata dua atau kupu-kupu beracun, sehingga kurang disukai orang kampung tempat mereka tinggal. Sampai saatnya Pak Tua mendengar perkataan dari salah seorang tetangga, kalau istrinya bermain cinta dengan seorang lelaki dari kota. Saat mendengar cerita tersebut hati Pak Tua benar-benar terluka dan menyusul istrinya ke kota untuk memastikan cerita dari tetangganya. Akhirnya Pak Tua mengetahui istrinya bersama lelaki dari kota di dalam perjalanan, tiba-tiba mulutnya tak tertahan untuk tidak mengucapkan doa. “Semoga perahu yang ditumpangi istriku bersama lelaki dari kota itu ditelan badai.” Dan doanya makbul. Setelah doanya dikabulkan, Pak Tua merasa menyesal karena ia telah mendoakan perahu itu ditelan badai. Maka tujuan untuk mengetahui psikologis tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan ditinjau dari aspek id, ego, dan superego. Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah psikologis tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan ditinjau dari aspek id, ego, dan superego?”

Mengkaji psikologi seseorang berarti meneliti kejiwaannya. Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra membahas tentang kaitannya dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh fiksional yang terkandung dalam karya. Sebagai dunia dalam karya sastra memasukkan berbagai aspek kehidupan ke dalamnya, khususnya manusia. Pada umumnya, aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama dalam psikologi sastra, sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan. Dalam analisis, yang menjadi tujuan adalah tokoh utama, tokoh kedua, tokoh ketiga dan seterusnya (Ratna 2006:343).

Ada tiga aspek kejiwaan yang menentukan manusia dalam bersikap yaitu aspek id, ego dan superego. Id merupakan energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan menolak rasa sakit dan tidak nyaman. Cara kerja id berhubungan dengan dengan prinsip kesenangan, yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari ketidaknyamanan. Ego, terletak diantara alam sadar dan alam tak sadar yang bertugas sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan superego. Tugas ego memberi tempat pada fungsi mental utama, misalnya penalaran, penyelesaian masalah, dan pengambilan keputusan, termasuk mencari cara memenuhi kebutuhan dan kepuasan. Dengan alasan ini, ego merupakan pimpinan utama dalam kepribadian. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian. (Minderop, 2010: 21).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Data penelitian ini adalah teks, kalimat, dan ungkapan yang ada kaitannya dengan psikologi tokoh utama yang terdapat dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan, sedangkan sumber data penelitian ini adalah kumpulan cerpen Ratapankarya Korrie Layun Rampan. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri, yaitu dibantu dengan format inventarisasi dan klasifikasi data, dibantu dengan buku teks, serta dibantu oleh alat-alat tulis yang digunakan untuk mencatat dan menganalisis data.

Teknik pengumpulan data penelitian ini sesuai dengan pendapat Muhardi dan Hasanuddin WS. (1992:41). Pengumpulan data dilakukan dengan cara (1) membaca dan memahami kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan dengan tujuan agar memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang isi kumpulan cerpen secara keseluruhan, (2) menandai teks yang berhubungan dengan psikologi tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan, (3) menginventarisasikan data yang telah ditemukan sesuai dengan psikologi tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan, dan (4) mengklasifikasikan data yang

(7)

berhubungan dengan psikologi tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) mendeskripsikan data yang berkaitan dengan psikologi tokoh utama dalam kumpulan cerpen

Ratapan karya Korrie Layun Rampan, (2) menganalisis data yang berhubungan dengan psikologi

tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan, (3) pembahasan, dan (4) menyimpulkan secara keseluruhan hasil yang diperoleh, dan (5) menulis laporan penelitian. Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu (Moleong, 2010 : 330). Risa Yulisna, M.Pd. adalah validator yang dipilih peneliti untuk melakukan pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini. Alasan memilih validator ini karena Risa Yulisna, M.Pd. adalah Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang diperoleh dari psikologi tokoh utama dalam kumpulan cerpen

Ratapan karya Korrie Layun Rampan, yaitu ditemukan aspek-aspek psikologi yang meliputi:

pertama aspek id seperti tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan adalah tokoh utama memiliki hasrat-hasrat keinginan seperti berkhayal menginginkan seorang anak, menginginkan kematian, memenuhi kebutuhan dalam hidup.

Kedua, aspek ego adalah orang yang memiliki ego tinggi. Aspek Ego yang terdapat pada tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan adalah tokoh utama selalu melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus memikirkan orang lain.

Ketiga, aspek superego seperti tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan adalah tokoh utama mengikuti apa kata hatinya dan melakukan sesuatu selalu mempertimbangkan sesuatu dengan benar dan salah, seperti pada cerpen Lukisan Kristal Cahaya, Bulan, Rumah, Ratapan,

Pertemuan dalam Kelam, Tangan, Wanita dalam Hujan Malam, dan Perjalanan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka aspek id, ego, dan superego yang terdapat pada tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan akan dibahas dan dicocokkan dengan teori yang digunakan.

1. Aspek id

Id merupakan energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan

dasar seperti: makan, kebutuhan seks, kebutuhan menolak rasa sakit atau tidak nyaman (Minderop: 2011:21). Dilihat dari perkembangannya, id adalah bagian tertua dari kepribadian. Karena id adalah bagian kepribadian yang sangat primitif yang sudah beroperasi sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar, maka ia mengandung semua dorongan bawaan yang tidak dipelajari yang dalam psikoanalisis disebut insting-insting (Yustinus, 2006: 61).

Berdasarkan dari pernyataan tersebut, id yang dimiliki tokoh utama dalam cerpen

Kenangan terlihat ketika tokoh Sri memiliki hasrat untuk mendapatkan kebahagiaan dari

pernikahannya dengan Mas Heru. Harapan Sri untuk dapat menikah dengan Mas Heru tiba-tiba hilang sebab kematian Mas Heru. Tokoh Sri terlihat saat perasaan tokoh Sri mencapai ke putus asaan yang timbul dari kesedihan hatinya. Kesedihan yang mendalam menjadikan tokoh Sri tidak memiliki semangat hidup.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Ratih terlihat ketika tokoh Ratih merasa dirinya tidak pantas menjadi istri Mas Bayu karena dia hanya seorang gadis yang tidak memiliki kaki. Dia merasa sedih dan putus asa dengan keadaannya, karena sebelum dia mendapatkan penyakit dan kakinya harus diamputasi, dia menginginkan Mas Bayu sebagai pendamping hidupnya.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Lukisan Kristal Cahaya terlihat ketika pada tanggal 2 Oktober, Widy mengingat bahwa pasukannya telah berusaha mencegat konvoi musuh yang akan memasuki ke arah kubu pertahanan tentara republik. Itu karena banyaknya cecunguk yang selalu mencari keuntungan untuk dirinya sendiri, sehingga mereka tega mengorbankan perjuangan bangsa.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Bulan terlihat ketika tokoh Mas Joko hanya ingin memenuhi keinginannya untuk menjadikan kampungnya menjadi indah, damai, dan

(8)

sejahtera, sehingga apa yang dibilang Indri tidak ditanggapinya. Indri seperti itu, karena Indri takut nantinya Mas Joko berpaling darinya dan melupakannya.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Rumah terlihat pada tokoh Sri dihasut oleh para tetangga dekat rumahnya, sehingga Sri terbawa dengan hasutannya dan menuduh Mas Satya selingkuh dengan wanita lain. Tetangga Sri berpura-pura baik kepada Sri, padahal maksud dari itu semua hanya ingin merusak hubungan keluarga Sri.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Ratapan terlihat ketika tokoh Pak Tua memiliki rasa duka yang mendalam dan menyesal karena Pak Tua telah mendoakan perahu milik Akoy ditelan badai, sehingga Akoy pun ikut ditelan badai. Rasa duka Pak Tua ditandakan pada suara angin yang bermain dengan pepohonan bambu kuning di tepian pantai yang menandai rasa kesedihan yang dialami Pak Tua.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Tangan terlihat ketika tokoh Mas Susilo merasa dirinya menjadi manusia ganas yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan merugikan orang lain. Rasanya bukan adat dan temperamennya yang tidak bisa terkontrol, sehingga ia merasa dirinya telah benar-benar frustasi.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Wanita dalam HujanMalam terlihat ketika tokoh Diah merasakan keanehan pada perkawinannya padahal perkawinan ini dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang yang tulus itu diakhiri dengan perpisahan. Tetapi yang membuat Diah bertanya-tanya pada dirinya kenapa tuduhan suaminya tentang dirinya yang berbuat serong. Itu yang menjadikan ia tersinggung.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Gema Lonceng MakinMemanjang terlihat ketika tokoh Yosefine mengalami rasa kehilangan terhadap lelaki, karena rasa kehilangan tersebut akan menimbulkan rasa bersalah yang membuat dirinya terpukul seperti hentakan dosa pada dirinya. Jika teringat lelaki, Yosefine selalu tertumbuk pada rasa kehilangan yang berkepanjangan.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Rumah Pengasingan terlihat ketika tokoh Mirta hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan kekasihnya, karena dia tidak mau menceritakan penyakit yang diderita kepada kekasihnya.

Aspek psikologi id pada tokoh utama dalam cerpen Perjalanan terlihat ketika tokoh Darto memiliki hasrat keinginan mempunyai tanah untuk bisa membeli sawah. Dia ingin membahagiakan istri dan anaknya, agar istrinya tidak ikut dalam menggali lubang tutup lubang.

2. Aspek ego

Yustinus (2006: 64), mengatakan bahwa ego adalah “aku” atau “diri” yang tumbuh dari

id pada masa bayi dan menjadi sumber dari individu untuk berkomunikasi dengan dunia luar.

Dengan adanya ego, individu dapat membedakan dirinya dari lingkungan di sekitarnya dan dengan demikian terbentuklah inti yang mengintegrasikan kepribadian. Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan kenyataan objektif.

Ego menolong manusia untuk untuk mempertimbangkan apakah ia dapat memuaskan diri

tanpa mengakibatkan kesulitan atau penderitaan bagi diri sendiri (Minderop, 2011: 21). Ego yang prilakunya didasarkan atas prinsip kenyataan, selain itu ego adalah kepribadian implementatif, yaitu berupa kontak dengan dunia luar (Endraswara, 2011: 101).

Berdasarkan dari pernyataan tersebut, ego yang dimiliki tokoh utama dalam cerpen

Kenangan terlihat ketika tokoh Sri mencari kepuasan id-nya yang putus asa dengan memikirkan

bagaimana ia dapat mengakhiri hidupnya. Ego tokoh Sri muncul dari perasaannya yang tidak mampu menemukan lagi sisa-sisa kebahagiaan untuk dia tetap bertahan hidup. Tokoh Sri berbicara kepada Mas Heru bahwa hidup dan mati itu sama saja tidak ada bedanya. Maksud dari perkataan Sri kepada Mas Heru adalah mati atau hidup selalu ada keinginan. Sedangkan kepada orang lain tidak ada keinginan untuk hidup ataupun mati. Sri tidak mau mengharapkan orang lain selain Mas Heru.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Ratih terlihat ketika tokoh Ratih hidup seperti abu yang diterbangkan angin. Ringan dan tertiup kemana angin akan berhembus. Dia tak tahu kemana akan pergi, semua terasa melayang tanpa ada tujuan yang jelas. Dia hanya mengikuti kemana Mas Bayu akan membawanya. Tidak mau tahu dengan yang lain melainkan hanya Mas Bayu.

(9)

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Lukisan Kristal Cahaya terlihat ketika tokoh Widy merasa putus asa karena Dik Widy merasa tidak mau menjalin sebuah kisah. Dia hanya mampu sebagai pelaku kisah, tetapi tidak mampu mengisahkan cerita apapun dan tidak mampu menulisnya dalam kisah hidup yang lebih indah.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Bulan terlihat ketika tokoh Mas Joko memiliki hasrat keinginan untuk bekerja di desa, walaupun hasilnya sedikit kalau dilihat secara uang, tetapi akan besar kalau dilihat dari pembangunan bangsa. Dik Indri tidak setuju dengan pendapat Mas Joko, sehingga dia berkata bahwa itu terlalu muluk dan tidak akan terjangkau kenyataan sebenarnya. Mas Joko membantah perkataan Indri bahwa apa yang Mas Joko inginkan itu adalah hal yang sangat mudah asal didasari dengan keyakinan, kemauan, dan bantuan moril dari kekasih, masyarakat, dan keluarga.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Rumah terlihat ketika tokoh Sri memiliki rasa kecewa, marah, dan sakit, karena mendengarkan pergunjingan para tetangga yang membuat hatiku marah atas perlakuan Mas Satya. Biasanya suara burung terdengar merdu di telingaku, suara angin seperti musik alam yang mendayukan rasa kesukaan. Tetapi akhir-akhir ini justru menjadi angin busuk dan teriakan suara buruang seperti memecahkan gendang telingaku. Rasanya tak sanggup untuk mendengarkannya.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Ratapan terlihat ketika tokoh Pak Tua yang mempunyai seorang istri yang cantik seperti bidadari, sehingga kecantikannya seperti pedang bermata dua yang bisa merugikan dirinya sendiri.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Pertemuan dalam Kelam terlihat ketika tokoh Mien memiliki rasa luka dan sakit yang menggores dalam jiwanya, karena hatinya terasa gelap bertemu dengan orang-orang yang tidak dikenalnya. Di tempat yang kelam itu, dia ketemu dengan mantan kekasihnya Mas Hartono dan orang tuanya. Saat itu mantan kekasihnya mengajak Mien untuk menikah dengannya, tetapi Mien menolaknya karena dia tidak mau mengkhianati suaminya.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Tangan terlihat ketika tokoh Susilo mengalami rasa sedih yang mendalam, sehingga dia tak mampu untuk memandang wajah istrinya, ia takut ketahuan sama istrinya kalau dia menitikkan air mata. Namun dia tidak bisa menahan perasaannya.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Wanita dalam HujanMalam terlihat ketika tokoh Diah merasa aneh pada dirinya. Tetapi keanehan itu telah menjadi kenyataan. Semua suaminya meninggalkannya dengan alasan yang sama yaitu menuduh Diah berbuat serong dengan lelaki lain.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Gema Lonceng MakinMemanjang terlihat ketika tokoh Yosefine merasa kalau Andreas belum benar-benar bertobat secara sungguh-sungguh. Dia melakukan kebaikan untuk bisa menikah dengan Yosefine, tetapi kebaikan yang dilakukan tidak menyelamatkan jiwanya, karena kebaikan itu harus niat yang ikhlas dalam melakukannya.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Rumah Pengasingan terlihat ketika tokoh Mirta merasa hidupnya tanpa arti dan tidak ada sesuatu yang berguna, jika hasilnya tanpa arti, karena apalah gunanya hidup yang tidak membawa arti apa-apa bagi kehidupan, bukankah hanya membuang waktu, tenaga, dan napas.

Aspek psikologi ego pada tokoh utama dalam cerpen Perjalanan terlihat ketika tokoh Darto ingin menjual sesuatu dengan harga tak menentu atau meminta seseorang untuk menjaganya. Pak Darto berkata bahwa kita tidak usah terlalu memikirkan harta, karena harta ada di dalam pikiran dan ada di dalam lengan kita, serta harta juga ada dalam pekerjaan kita.

3. Aspek superego

Freud (dalam Yustinus, 2006: 66), mengatakan bahwa superego adalah bagian moral atau etis dari kepribadian. Superego mulai berkembang pada waktu ego menginternalisasikan norma-norma sosial dan moral. Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat, sebagaimana diterangkan orang tua kepada anak dan dilaksanakan dengan cara memberinya hadiah atau hukuman. Superego dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistik dan idealistik yang bertentangan dengan prinsip kenikmatan dari id dan prinsip kenyataan dari ego.

(10)

Superego mencerminkan yang ideal dan bukan yang real, memperjuangkan kesempurnaan dan

bukan kenikmatan.

Berdasarkan dari pernyataan tersebut, superego pada tokoh utama dalam cerpen Ratih terlihat ketika tokoh Ratih dapat menerima nasihat orang lain. Ratih yang merasa kehilangan mampu membangkitkan semangatnya lagi, sehingga tokoh Ratih dapat menjalani hidup dengan lebih baik.

Aspek psikologi superego pada tokoh utama dalam cerpen Lukisan KristalCahaya terlihat ketika tokoh Widy mengingat Mas Ton mengenai sekuntum bunga yang pernah Mas Ton berikan kepadaku. Aku menolak pemberian sekuntum bunga dari Mas Ton karena aku seorang pejuang yang akan menghabiskan musuh ratusan regu. Walaupun aku berkata seperti itu, Mas Ton tetap membuat hatiku tenang dengan mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya.

Aspek psikologi superego pada tokoh utama dalam cerpen Bulan terlihat ketika tokoh Mas Joko mengikuti hati nuraninya untuk mempertimbangkan sesuatu keputusan dengan baik dan benar. Mas Joko mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengatur keadaan desa yang tampak kurang terurus, sehingga dia berbicara dengan Kepala Desa.

Aspek psikologi superego pada tokoh utama dalam cerpen Rumah terlihat ketika tokoh Sri mengikuti hati nuraninya untuk mencari cara yang terbaik atas ketidaksetiaan Mas Satya. Tokoh Sri menanyakan kepada Mas Satya dengan baik mengenai pergunjingan para tetangga kepadanya.

Aspek psikologi superego pada tokoh utama dalam cerpen Ratapan terlihat ketika tokoh Pak Tua memiliki rasa menyesal atas doa yang telah diucapkannya, karena dengan doa yang diucapkannya membuat perahu milik Akoy juga ikut ditelan badai.

Aspek psikologi superego pada tokoh utama dalam cerpen Pertemuan dalamKelam terlihat ketika tokoh Mien merasa tidak mengerti dan dia tidak pernah berniat untuk merubah nama suaminya, karena dia takut suaminya akan tersinggung.

Aspek psikologi superego pada tokoh utama dalam cerpen Tangan terlihat ketika tokoh Susilo hanya bisa mengurut dada, walaupun gajinya tidak seberapa dia tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dia akan tetap selalu berusaha bekerja dan menyuruh anak-anaknya agar belajar dengan baik.

Aspek psikologi superego pada tokoh utama dalam cerpen Wanita dalam Hujan Malam terlihat ketika tokoh Diah merasa dia sudah dewasa dalam memusyawarahkan segala sesuatu yang menjadi masalah dalam rumah tangganya, karena tidak ada yang berat kalau kita bicarakan bersama. Kalau kita pikul bersama, maka semua beban akan lebih ringan.

Aspek psikologi superego pada tokoh utama dalam cerpen Gema Lonceng Makin

Memanjang terlihat ketika tokoh Yosefine diberi pendapat oleh Pak Pendeta kalau lelaki dan

perempuan yang bersatu di hadapan Allah telah dijadikan satu dan akhirnya menyatu menjadi keluarga yang utuh.

Aspek psikologi superego pada tokoh utama dalam cerpen Perjalanan terlihat ketika tokoh Darto memiliki kunci hidup dalam keluarga agar persoalan yang kompleks untuk memasuki kehidupan yang sederhana bisa bertahan dan hidup bahagia.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) aspek id yang terdapat pada tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan adalah tokoh utama memiliki hasrat-hasrat keinginan seperti berkhayal menginginkan seorang anak, menginginkan kematian, memenuhi kebutuhan dalam hidup. (2) aspek ego yang terdapat pada tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan adalah tokoh utama selalu melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus memikirkan orang lain. (3) aspek superego yang terdapat pada tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan adalah tokoh utama mengikuti apa kata hatinya dan melakukan sesuatu selalu mempertimbangkan sesuatu dengan benar dan salah, seperti pada cerpen Lukisan

Kristal Cahaya, Bulan, Rumah, Ratapan, Pertemuan dalam Kelam, Tangan, Wanita dalam Hujan Malam, dan Perjalanan.

(11)

Penelitian Kumpulan Cerpen Ratapan Karya Korrie Layun Rampan dapat diimplikasikan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang diterapkan sesuai standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada kelas IX, semester 1. Standar Kompetensi (SK) memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek. Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Indikator pertama yang perlu dicapai, yaitu siswa dapat menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Indikator kedua siswa dapat mencari salah satu unsur intrinsik, yaitu penokohan. Penokohan mencakup satu pembahasan, yaitu tokoh. Siswa dapat mencari tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan. Implikasi dalam pengajaran dapat berupa menjelaskan bagaimana cara menemukan tokoh utama yang terdapat dalam kumpulan cerpen Ratapan karya Korrie Layun Rampan.

Penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut, (1) bagi pembaca dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam memahami sekaligus menambah pengetahuan tentang psikologi sastra. (2) bagi peneliti dapat digunakan sebagai dasar atau referensi tambahan disertai pengembangan masalah dari sudut pandang yang berbeda. (3) bagi penulis, psikologi tokoh utama merupakan salah satu aspek menarik dalam kumpulan cerpen ini sehingga penulis sastra selanjutnya dapat menjadikan hal ini sebagai referensi tambahan untuk menulis karya sastra selanjutnya.

KEPUSTAKAAN

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. Layun, Rampan Korrie. 2000. Ratapan. Jakarta: Balai Pustaka.

Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra; Karya Sastra Metode, Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta: Yayasan Pusaka Obor Indonesia.

Moleong, Lexy. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Padang Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan gambar tentang berbagai benda yang digunakan dalam membuat istana pasir, siswa dapat melakukan pengamatan sederhana tentang keragaman benda di lingkungan

Penelitian Julfitri (2012) mengungkapkan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang positif terhadap reputasi perusahaan. 2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan

Dengan bantuan jig dan fixture dapat mereduksi waktu setup dan waktu pengerjaannya, sehingga produk yang dihasilkan kualitasnya akan lebih bagus dan laju produksi yang

 Makanan padat dengan umur simpan pendek makanan yang tidak memiliki perlindungan yg kuat, dikemas dengan perlindungan yg kuat, dikemas dengan kemasan bentuk..  Makanan

Faktor pertama adalah jenis tanah dengan takaran 30 t/ha (T) yaitu Grumusol (T1) dan Lumpur (T2). Sebagai kontrol digunakan tanah pasir tanpa pembenah tanah. Parameter yang

Usaha kue kering ini adalah usaha yang paling mudah untuk dikembangkan.. Karena banyaknya peminat kue

Dengan asumsi ip target telah ditemukan, penyerang akan melakukan serangan brute force menggunakan wordlist untuk mencari password yang cocok dengan username dari

Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Sifat- sifat Bangun Datar pada Siswa Kelas V Semester 2 dengan Model Teams Games Tournament (TGT) SD 1 Prambatan