• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Interllingence (AI) yang cukup tua karena sistem ini mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon. Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, seperti MYCIN untuk diagnosa penyakit, DENDRAL untuk mengidentifikasi struktur molekul campuran yang tak dikenal, XCON & XSEL untuk membantu komfigurasi sistem komputer besar, SOPHIE untuk analisis sirkuit elekronik, Prospector digunakan di bidang geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit, FOLIO digunakan untuk membantu memberikan keputusan bagi seorang manager dalam stok dan investasi, DELTA dipakai untuk pemeliharaan lokomotif listrik diesel, dan sebagainya.

Istilah sistem pakar berasal dari istilah knowledge-based expert system. Istilah ini mencul karena untuk memecahkan masalah, sistem pakar menggunakan pengetahuan seorang pakar yang dimasukkan ke dalam komputer. Seseorang yang bukan pakar menggunakan sistem pakar untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, sedangkan seorang pakar menggunakan sistem pakar untuk knowledge assistant (T.Sutojo, dkk ; 2011 : 159-160).

Sistem pakar (Expert System)merupakan solusi AI bagi masalah pemrograman pintar (Intelligent).Profesor Edward Feigenbaum dari Stanford

(2)

University yang merupakan pionir dalam teknologi sistem pakar mendefenisikan sistem pakar sebagai sebuah program komputer pintar (intelligentcomputer program) yang memanfaatkan pengetahuan (knowledge) dan prosedur inferensi (inference procedure) untuk memecahkan masalah yang cukup sulit hingga membutuhkan keahlian khusus dari manusia.

Pakar atau ahli (expert) didefenisikan sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan atau keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orangyang dapat memecahkan masalah yang tidak mampu dipecahkan kebanyakan orang. Dengan kata lain, dapat memecahkan suatu masalah dengan lebih efisien namun bukan berarti lebih murah. Pengetahuan yang dimuat ke dalam sistem pakar dapat berasal dari seorang pakar atau pun pengetahuan yang berasal dari buku, jurnal, majalah, dan dokumentassi yang dipublikasikan lainnya, serta orang yang memiliki pengetahuan meskipun bukan ahli.(Rika Rosnelly, 2012: 3).

II.1.1. Kelebihan Sistem Pakar

Sistem pakar memiliki beberapa fitur menarik yang merupakan kelebihannya, seperti :

1. Meningkatnya ketersediaan (increased availability). Kepakaran atau keahlian menjadi tersedia dalam sistem komputer. Dapat dikatakan bahwa sistem pakar merupakan produksi kepakaran secara masal (massproduction).

2. Mengurangi biaya (reduced cost). Biaya yang diperlukan untuk menyediakan keahlian per satu orang user menjadi berkurang.

(3)

3. Mengurangi bahaya (reduced danger). Sistem pakar dapat digunakan di lingkungan yang mungkin berbahaya bagi manusia.

4. Permanen (permanence). Sistem pakar dan pengetahuan yang terdapat di dalamnya bersifat lebih permanen dibandingkan manusia yang dapat merasa lelah, bosan, dan pengetahuannya hilang saat sang pakar meninggal dunia.

5. Keahlian multiple (multiple expertise). Pengetahuan dari beberapa pakar dapat dimuat ke dalam sistem dan bekerja secara simultan dan kontinyu menyelesaikan suatu masalah setiap saat. Tingkat keahlian atau pengetahuan yang digabungkan dari beberapa pakar dapat melebihi pengetahuan yang digabungkan dari beberapa pakar dapat melebihi pengetahuan satu orang pakar.

6. Meningkatkan kehandalan (increased reliability). Sistem pakar meningkatkan kepercayaan dengan memberikan hasil yang benar sebagai alternatif pendapat dari seorang pakar atau sebagai penengah jika terjadi konflik antara beberapa pakar. Namun hal tersebut tidak berlaku jika sistem dibuat oleh salah seorang pakar, sehingga akan selalu sama dengan pendapat pakar tersebut kecuali jika sang pakar melakukan kesalahan yang mungkin terjadi pada saat tertekan atau stres.

7. Penjelasan (explanation). Sistem pakar dapat menjelaskan detail proses penalaran (reasoning) yang dilakukan hingga mencapai suatu kesimpulan. Seorang pakar mungkin saja terlalu lelah, tidak bersedia atau tidak mampu

(4)

melakukannya setiap waktu. Hal ini akan meningkatkan tingkat kepercayaan bahwa kesimpulan yang dihasilkan adalah benar.

8. Respon yang cepat (fast response). Respon yang cepat atau real time diperlukan pada beberapa aplikasi. Meskipun bergantung pada hardware dan software yang digunakan, namun sistem pakar relative memberikan respon yang lebih cepat dibandingkan seorang pakar.

9. Stabil, tidak emosional, dan memberikan respon yang lengkap setiap saat (steady, unemotional, and complete response at all times). Karakteristik ini diperlukan pada situasi real-time dan keadaan darurat (emergency) ketika seorang pakar mungkin tidak berada pada kondisi puncak disebabkan oleh stress atau kelelahan.

10. Pembimbing pintar (intelligent tutor). Sistem pakar dapat berperan sebagai intelligent tutor dengan memberikan kesempatan pada user untuk menjalankan contoh program dan menjelaskan proses reasoning yang dilakukan.

11. Basis data cerdas (intelligent database). Sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses basis data secara cerdas.(Rika Rosnelly, 2012: 5).

II.1.2. Konsep Umum Sistem Pakar

Pengetahuan yang dimiliki sistem pakar direpresentasikan dalam beberapa cara. Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah tipe rule menggunakan format IF THEN. Banyak sistem pakar yang dibangun dengan mengekspresikan pengetahuan dalam bentuk rules. Bahkan, pendekatan berbasis pengetahuan (knowledgebased approach) untuk membangun sistem pakar telah

(5)

mematahkan pendekatan awal yang digunakan pada sekitar tahun 1950-an dan 1960-an yang menggunakan teknik penalaran (reasoning) yang tidak mengandalkan pengetahuan.(Rika Rosnelly, 2012: 9).

II.1.3. Manfaat Sistem Pakar

Sistem pakar menjadi sangat populer karena sangat banyak kemampuan dan manfaat yang diberikannya, di antaranya (T. Sutojo dkk, 2011 : 160-161): 1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat

daripada manusia.

2. Membuat seorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar.

3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.

4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang. 5. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya.

6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.

7. Andal. Sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit. 8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi sistem pakar dengan

sistem komputer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih banyak aplikasi.

9. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.

10. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Pengguna pemulayang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman karena adanya fasilitas penjelas yang berfungsi sebagai guru.

(6)

11. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar.

II.1.4. Struktur Sistem Pakar

Komponen yang terdapat dalam struktur sistem pakar ini adalah knowledge base (rules), inference engine, working memory, explanation facility, knowledge acquisition facility, user interface.

1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

Basis pengetahuan mengandung oengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah.Komponen sistem pakar disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang objek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.

2. Inference Engine (Mesin Inferensi)

Mesin inferensi merupakan otak dari sebuah sistem pakar dan dikenal juga dengan sebutan control structure (struktu kontrol) atau rule interpreter (dalam sistem pakar berbasis kaidah). Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi disini adalah processor pada sistem pakar yang mencocokkan bagian kondisi dari rule yang tersimpan di dalam knowledge base dengan fakta yang tersimpan di working memory.

(7)

3. Working Memory

Berguna untuk menyimpan fakta yang dihasilkan oleh inference engine dengan penambahan parameter berupa derajat kepercayaan atau dapat juga dikatakan sebagai global database dari fakta yang digunakan oleh rule-rule yang ada.

4. Explanation Facility

Menyediakan kebenaran dari solusi yang dihasilkan kepada user (reasoning chain).

5. Knowledge Acquistion Facility

Meliputi proses pengumpulan, pemindahan dan perubahan dari kemampuan pemecahan masalah seorang pakar atau sumber pengetahuan terdokumentasi ke program computer, yang bertujuan untuk memperbaiki atau mengembangkan basis pengetahuan.

6. User Interface

Mekanisme untuk memberi kesempatan kepada user dan sistem pakar untuk berkomunikasi.Antar muka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem.Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai.(Rika Rosnelly, 2012: 13)

(8)

II.1.5. Karakteristik Sistem Pakar

Sistem pakar umumnya dirancang untuk memenuhi beberapa karakteristik umum berikut ini :

1. Kinerja sangat baik (high performance). Sistem harus mampu memberikan respon berupa saran (advice) dengan tingkat kualitas yang sama dengan seorang pakar atau melebihinya.

2. Waktu respon yang baik (adequate respon time). Sistem juga harus mampu bekerja dalam waktu yang sama baiknya (reasonable) atau lebih cepat dibandingkan dengan seorang pakar dalam menghasilkan keputusan. Hal ini sangat penting terutama pada sistem waktu nyata (real-time). 3. Dapat diandalkan (good reliability). Sistem harus dapat diandalkan dan

tidak mudah rusak/ crash.

4. Dapat dipahami (understandable). Sistem harus mampu menjelaskan langkah-langkah penalaran yang dilakukannya seperti seorang pakar. 5. Fleksibel (flexibility). Sistem harus menyediakan mekanisme untuk

menambah, mengubah, dan menghapus pengetahuan.(Rika Rosnelly, 2012: 20).

II.2. Metode Certainty Factor

Teori Certainty Factor (CF) diusulkan oleh Shortlife dan Buchanan pada 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Seorang pakar, (misalnya dokter) sering kali menganalisis informasi yang ada dengan ungkapan seperti “mungkin”, “kemungkinan besar”,

(9)

hampir pasti”. Untuk mangakomodasi hal ini kita menggunakan certainty factor (CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi(T.Sutojo, dkk ; 2011 : 194).

Ada dua cara dalam mendapatkan tingkat keyakinan (CF) dari sebuah rule yaitu (T.Sutojo, dkk ; 2011 : 194-196):

1. Metode ‘Net Belief’ yang diusulkan oleh E. H. Shortliffe B. G. Buchanan CF(Rule) = MB[H,E] – MD[H,E] ...(1)

MB(H, E) = 1 P(H) = 1 max[P(H|E), P(H)] − P(H) max[1,0] − P(H) lainnya … … … . . (2) MD(H, E) = 1 P(H) = 0 min[P(H|E), P(H)] − P(H) min[1,0] − P(H) lainnya … … … (3) Dimana :

CF(Rule) = Faktor kepastian

MB(H,E) = measure of belief(ukuran kepercayaan) terhadap hipotesis H, jika diberikan evidenceE (antara 0 dan 1)

MD(H,E)= measure of disbelief(ukuran ketidakpercayaan) terhadap evidenceH, jika diberikan evidenceE (antara 0 dan 1) P(H) = Probabilitas kebenaran hipotesis H

(10)

2. Dengan cara mewawancarai seorang pakar dengan Perhitungan Certainty Factor Gabungan / Combine

Nilai CF (Rule) didapat dari interpretasi “term” dari pakar, yang diubah menjadi nilai CF tertentu sesuai tabel berikut.

Tabel II.1. Nilai CF

Uncertain Term CF

Defenitely not (pasti tidak) -1.0 Almost certainly not (hampir pasti tidak) -0.8 Probably not (kemungkinan besar tidak) -0.6 Maybe not (mungkin tidak) -0.4 Unknown (tidak tahu) -0.2 to 0.2 Maybe (mungkin) 0.4 Probably (kemungkinan besar) 0.6 Almost certainly (hampir pasti) 0.8 Definitely (pasti) 1.0

Sumber :T.Sutojo, dkk (2011 : 195-196)

Secara umum, rule direpresentasikan dalam bentuk sebagai berikut : Rule dengan evidence E tunggal dan Hipotesis H tunggal

IF E THEN H (CF rule)

CF(H,E) = CF(E) x CF (H)...(4) Catatan :

Secara praktik, nilai CF rule/ CF [H] ditentukan oleh pakar, sedangkan nilai CF(E) ditentukan oleh pengguna saat berkonsultasi dengan sistem pakar. Keterangan :

CF(E) : Certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e

CF(H) : Certainty Factor hipotesis dengan asumsi evidence diketahui dengan pasti

(11)

CF(H,E) : Certainty factor hipotesis yang dipengaruhi oleh evidence e (Nur Anjas Sari, 2013 : 101)

CF Kombinasi :

CFcombineCF[H,E]1,2= CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * [1-CF[H,E]1] [2.3] CFcombineCF[H,E]old,3=CF[H,E]old +CF[H,E] 3 * (1-CF[H,E] old] [2.4]

II.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty Factor

Kelebihan metode Certainty Factor adalah (T.Sutojo, dkk ;2011 : 204): 1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar yang mengandung

ketidakpastian.

2. Dalam sekali proses perhitungan hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga kekurangan data dapat terjaga.

Sedangkan kekurangan metode Certainty Factor adalah:

1. Pemodelan ketidakpastian yang menggunakan perhitungan metode Certainty Factor biasanya masih diperdebatkan.

2. Untuk data lebih dari 2 buah, harus dilakukan beberapa kali pengolahan data.

II.3. Basis Data

Basis data dapat didefenisikan sebagai suatu kumpulan data terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data (kalaupun ada maka kerangkapan data tersebut harus seminimal mungkin dan terkontrol (controlled redundancy), data disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah digunakan/ atau ditampilkan kembali; data dapat digunakan oleh satu atau lebih

(12)

program-program aplikasi secara optimal; data disimpan tanpa mengalami ketergantungan dengan program yang akan menggunakannya; data disimpan sedemikian rupa sehingga proses penambahan, pengambilan, dan modifikasi data dapat dilakukan dengna mudah dan terkontrol.

II.4. Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah bagian yang menunjukkan hubungan antara entity yang ada dalam sistem. Simbol-simbol yang digunakan dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel II.2. Simbol Yang DigunakanPada Entity Relationship Diagram

SIMBOL KETERANGAN

Entity

Atribut Dan Entity

Atribut Dan Entity Dengan Key (Kunci) Relasi Atau Aktifitas Antar Entity Hubungan Satu Dan Pasti Hubungan Banyak Dan Pasti Hubungan Satu Tapi Tidak Pasti Hubungan Banyak Tapi Tidak Pasti

(Sumber : Jurnal STMIK Royal ; Yuhendra, M.T, Dr. Eng dan Riza Eko Yulianto, 2015, Hal : 70)

(13)

II.5. Normalisasi

Perancangan basis data menghasilkan sekumpulan relasi yang saling berkerelasian dalam lingkup sebuah sistem.Untuk memenuhi batasan dalam definisi basis data maka setiap rancangan relasi perlu diuji untuk menentukan apakah relasi tersebut telah optimal.Pengujian dilakukan berdasarkan kriteria tertentu. Jika relasi belum optimal maka perlu dilakukan proses normalisasi. Perwujudan normalisasi adalah dekomposisi relasi menjadi relasi-relasi baru yang lebih sederhana.

Normalisasi diartikan sebagai suatu teknik yang menstrukturkan/ mendekomposisi data dalam cara-cara tertentu untuk mencegah timbulnya permasalahan pengolahan data dalam basis data.Permasalahan yang dimaksud adalah berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan (anomallies) yang terjadi akibat adanya kerangkapan data dalam relasi dan in-efesiensi pengolahan.

Proses normalisasi menghasilkan relasi yang optimal, yaitu : 1. Memiliki struktur record yang konsisten secara logika.

2. Memiliki struktur record yang mudah untuk dimengerti. 3. Memiliki struktur record yang sederhana dalam pemeliharaan.

4. Memiliki struktur record yang mudah ditampilkan kembali untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

5. Minimalisasi kerangkapan data guna meningkatkan kinerja sistem.

Berbeda dengan kebiasaan, yaitu teori biasanya ditemukan dahulu baru kemudian diterapkan dalam praktik, teori normalisasi dibangun menurut konsep level normalisasi.Level normalisasi atau sering disebut sebagai bentuk normal

(14)

suatu relasi dijelaskan berdasarkan kriteria tertentu pada bentuk normal. Bentuk normal yang dikenal hingga saat ini meliputi bentuk 1NF, 2NF, 3NF, BCNF, 4NF,5NF, DKNF, dan RUNF. Secara berturut-turut masing-masing level normal tersebut dibahas berikut ini, dimulai dari bentuk tidak normal.(Edhy Sutanta, 2011, Hal : 175).

1. Relasi bentuk tidak normal (un normalized form/ UNF)

Relasi-relasi yang dirancang tanpa mengindahkan batasan dalam definisi basis data dan karakteristik RDBM menghasilkan relasi UNF.Bentuk ini harus dihindari dalam perancangan relasi dalam basis data. Relasi UNF mempunyai kriteria sebagai berikut :

a. Jika relasi mempunyai bentuk non flat file (dapat terjadi akibat data disimpan sesuai dengan kedatangannya, tidak memiliki struktur tertentu, terjadi duplikasi atau tidak lengkap).

b. Jika relasi memuat set atribut berulang (non single value). c. Jika relasi memuat aatribut nnon atomic value.

2. Relasi bentuk normal pertama (first norm form/ 1NF)

Relasi disebut sebagai 1NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai atomic (atomic value). b. Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai tunggal (single value). c. Jika relasi tidak memuat set atribut berulang.

d. Jika semua record mempunyai sejumlah atribut yang sama. 3. Bentuk normal kedua (second norm form/ 2NF)

(15)

a. Jika memenuhi kriteria 1NF.

b. Jika semua atribut nonkunci FD pada PK. 4. Bentuk normal ketiga (third norm form/ 3NF)

Suatu relasi disebut sebagai 3NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Jika memenuhi kriteria 2NF.

b. Jika setiap atribut nonkunci tidak TDF (non transitive dependeny). 5. Bentuk normal Boyce-Codd (Boyce-Codd norm form/ BCNF)

Bentuk normal BCNF dikemukakan oleh R.F. Boyce dan E.F. Codd. Suatu relasi disebut sebagai BCNF jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Jika memenuhi kriteria 3NF;

b. Jika semua atribut penentu (determinan) merupakan CK. 6. Bentuk normal keempat (forth norm form/4NF)

Relasi disebut sebagai 4NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Jika memenuhi kriteria BCNF;

b. Jika setiap atribut di dalamnya tidak mengalami ketergantungan pada banyak nilai. Atau dengan kalimat lain, bahwa semua atribut yang mengalami ketergantungan pada banyak nilai adalah bergantungan secara fungsional (functionally dependency).

7. Bentuk normal kelima (fifth norm form/5NF)

Suatu relasi memenuhi kriteria 5NF jika kerelasian antardata dalam relasi tersebut tidak dapat direkonstruksi dari struktur realsi yang sederhana.

(16)

Suatu relasi disebut sebagai DKNF jika setiap batasan dapat disimpulkan secara sederhana dengan mengetahui sekumpulan nama atribut dan domainnya selama menggunakan sekumpulan atribut pada kuncinya. Bentuk DKNF ini dikemukakan oleh R. Fagin pada 1981 dan bersifat sangat spesifik, artinya tidak semua relasi dapat mencapai level ini. (Edhy Sutanta, 2011, Hal : 178).

II.6. Unified Modeling Language

Menurut Windu Gata (2013) Hasil pemodelan pada OOAD terdokumentasikan dalam bentuk Unified Modeling Language (UML). UML adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak.

UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem. UML saat ini sangat banyak dipergunakan dalam dunia industri yang merupakan standar bahasa pemodelan umum dalam industri perangkat lunak dan pengembangan sistem. (Gellysa Urva dan Helmi Fauzi Siregar, 2015, Hal : 93).

II.6.1 Use Case Diagram

Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Dapat dikatakan use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut.

(17)

Simbol-simbol yang digunakan dalam use case diagram dapat dilihat pada tabel II.3 dibawah ini:

Tabel II.3. Simbol Use Case

Gambar Keterangan

Use case menggambarkan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang bertukar pesan antar unit dengan aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal nama use case.

Aktor adalah abstraction dari orang atau sistem yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Untuk mengidentifikasikan aktor, harus ditentukan pembagian tenaga kerja dan tugas-tugas yang berkaitan dengan peran pada konteks target sistem. Orang atau sistem bisa muncul dalam beberapa peran. Perlu dicatat bahwa aktor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki control terhadap use case.

Asosiasi antara aktor dan use case, digambarkan dengan garis tanpa panah yang mengindikasikan siapa atau apa yang meminta interaksi secara langsung dan bukannya mengidikasikan aliran data. Asosiasi antara aktor dan use case yang menggunakan panah terbuka untuk mengidinkasikan bila aktor berinteraksi secara pasif dengan sistem. Include, merupakan di dalam use case lain (required) atau pemanggilan use case oleh use case lain, contohnya adalah pemanggilan sebuah fungsi program.

Extend, merupakan perluasan dari use case lain jika kondisi atau syarat terpenuhi.

(18)

II.6.2. Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Simbol-simbol yang digunakan dalam activity diagram dapat dilihat pada tabel II.4 dibawah ini:

Tabel II.4. Simbol Activity Diagram

Gambar Keterangan

Start point, diletakkan pada pojok kiri atas dan merupakan awal aktifitas.

End point, akhir aktifitas.

Activites, menggambarkan suatu proses/kegiatan bisnis.

Fork (Percabangan), digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara parallel atau untuk menggabungkan dua kegiatan pararel menjadi satu. Join (penggabungan) atau rake, digunakan untuk menunjukkan adanya dekomposisi.

Decision Points, menggambarkan pilihan untuk pengambilan keputusan, true, false.

Swimlane, pembagian activity diagram untuk menunjukkan siapa melakukan apa.

(Sumber : Urva, dkk;Gellysa Urva dan Helmi Fauzi Siregar; 2015 : 94)

(19)

II.6.3. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirimkan dan diterima antar objek. Simbol-simbol yang digunakan dalam sequence diagram dapat dilihat pada tabel II.5 dibawah ini :

Tabel II.5. Simbol Sequence Diagram

Gambar Keterangan

EntityClass, merupakan bagian dari sistem yang berisi kumpulan kelas berupa entitas-entitas yang membentuk gambaran awal sistem dan menjadi landasan untuk menyusun basis data.

Boundary Class, berisi kumpulan kelas yang menjadi interface atau interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem, seperti tampilan formentry dan form cetak.

Control class, suatu objek yang berisi logika aplikasi yang tidak memiliki tanggung jawab kepada entitas, contohnya adalah kalkulasi dan aturan bisnis yang melibatkan berbagai objek.

Message, simbol mengirim pesan antar class.

Recursive, menggambarkan pengiriman pesan yang dikirim untuk dirinya sendiri.

Activation, activation mewakili sebuah eksekusi operasi dari objek, panjang kotak ini berbanding lurus dengan durasi aktivitas sebuah operasi.

Lifeline, garis titik-titik yang terhubung dengan objek, sepanjang lifeline terdapat activation.

(20)

II.6.4. Class Diagram

Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggng jawab entitas yang menentukan perilaku sistem.

Class diagram juga menunjukkan atribut-atribut dan operasi-operasi dari sebuah kelas dan constraint yang berhubungan dengan objek yang dikoneksikan. Class diagram secara khas meliputi: Kelas (Class), Relasi, Associations, Generalization dan Aggregation, Atribut (Attributes), Operasi (Operations/Method), Visibility, tingkat akses objek eksternal kepada suatu operasi atau atribut.

Hubungan antar kelas mempunyai keterangan yang disebut dengan multiplicity atau kardinaliti yang dapat dilihat pada tabel II.6 dibawah ini:

Tabel II.6. Multiplicity Class Diagram

Multiplicity Penjelasan

1 Satu dan hanya satu

0..* Boleh tidak ada atau 1 atau lebih

1..* 1 atau lebih

0..1 Boleh tidak ada, maksimal 1

n..n Batasan antara. Contoh 2..4 mempunyai arti minimal 2 maksimum 4

(21)

II.7. PHP

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor Yaitu bahasa pemrograman web server side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server ( server side HTML embedded scripting). PHP dalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to date.Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan. (Anhar, 2010 : 3 ).

II.8. MYSQL

MYSQL (my Structure Query Language) adalah sebuah perangkat lunak system manajemen basis data SQL(database management system) atau DBMS dari sekian banyak DBMS seperti, Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-lain. MYSQLmerupakan DBMS yang multithread, yaitu multi user tidak seperti apache yang merupakan software yang dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode user dimiliki oleh penulisnya masing-masing. MYSQL dimilki dan disponsori oleh sebuah perusahaan swedia yaitu, MYSQL AB memegang hak cipta mendirikanMYSQL AB adalah : David Axmark, Allan Larson dan Michael Monty Widenius. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya MYSQL bersifat gratis atau open source sehingga kita bisa menggunakannya secara gratis. Pemrograman PHP juga sangat mendukung / support dengan sungguh-sungguh kita dapat mengaplikasikan PHP dan MYSQL dalam membuat aplikasi website dalam membuat website.(Anhar ; 2010 : 21).

Gambar

Tabel II.1. Nilai CF
Tabel II.2. Simbol Yang DigunakanPada Entity Relationship Diagram
Tabel II.3. Simbol Use Case
Tabel II.4. Simbol Activity Diagram
+3

Referensi

Dokumen terkait

Unit Kegiatan Mahasiswa adalah organisasi yang berada di Institut Teknologi Bandung yang menghimpun mahasiswa Institut Teknologi Bandung untuk berkegiatan dalam bidang-bidang

Pada gambar di atas bagian yang berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garam mineral ditunjukkan oleh nomor .... Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf

Dengan menggunakan metode framework SDLC yaitu analisa dan perencanaan untuk mengumpulkan informasi dan referensi dari website rumah sakit lain, perancangan untuk melakukan gambaran

 Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad. SAW dengan lafaz dan

Berdasarkan hasil observasipada tanggal 18 Agustus 2015.di kelas VIIB SMP Negeri 2 Godean, ditemukan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siswa sebatas

Riwayat penyakit lainnya pada keluarga Os, seperti diabetes, hipertensi, jantung, batuk lama, asma, dan alergi disangkal oleh

Demikian pula dengan perangkat desa Sugihwaras kecamatan Saradan kabupaten Madiun yang dalam hal ini dilihat sebagai sebuah organisasi maka diharapkan akan adanya

Pesantren Minhajut Thalabah yang dirancang dan tujuannya ditentukan oleh YPI Minhajut Thalabah. Partisipasi masyarakat bagi Pondok Pesantren Minhajut Thalabah bukanlah