• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

7

2.1.1 Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini

Sesuai dengan Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Depdiknas, 2007:2).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,dan informal.(DirjenPaud,2011:5)

Anak usia dini memerlukan banyak sekali informasi untuk mengisi pengetahuannya agar siap menjadi manusia sesungguhnya. Dengan mengikutsertakan anak dalam program PAUD. Hasilnya, otak yang merupakan pusat koordinasi pun bekerja keras menemukan hal-hal baru yang akan menjadi pengisi memori otak sekaligus menjadi bekal pertumbuhan (Adi Susilo, 2011:13).

(2)

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU nomor 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 14)

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia enam tahu. usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Sujiono, 2009:7). usia dini merupakan dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dkk (dalam Masitoh dkk.,2005:1.12-1.13) sebagai berikut:

a. Anak bersifat unik

b. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan c. Anak bersifat aktif dan enerjik

d. Anak itu egosentris

e. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal f. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.

g. Anak umumnya kaya dengan fantasi h. Anak masih mudah frustasi

(3)

i. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak j. Anak memiliki daya perhatian yang pendek

k. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. l. Anak semakin menunjukan minat terhadap teman

2.1.2 Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini berbeda dengan pinsip-prinsip perkembangan fase kanak-kanak akhir dan seterusnya. adapun pinsip- prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan Coople (Aisyah dkk., 2007:1.17-1.23) adalah sebagai berikut.

a. Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, kognitif anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

b. Perkembangan fisik/motorik, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat diramalkan.

c. Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.

d. Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.

e. Perkembangan anak berlangsung kearah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi dan terinternalisasi.

f. Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks sosial budaya yang majemuk

(4)

g. Anak adalah pembelajar yang aktif, yang berusaha membangun pemahamannya tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, sosial, dan pengetahuan yang diperolehnya.

h. Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

i. Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak.

j. Perkembangan akan mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk mempraktikan berbagai keterampilan yang diperoleh dan mengalami tantangan setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang dikuasainya.

k. Anak memiliki modallitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya.

l. Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalah dalam komunitas yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik dan fisiologis.

2.1.3 Jalur Penyelenggaraan Pendidika Anak Usia Dini

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

(5)

pendidikan lebih lanjut (UU nomor 20 tahun 2003 (undang-undang sistem pendidikan nasional) bab I pasal 1 ayat 14)

Dalam pasal 28 ayat 3 undang-undang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudathul athfal, atau bentuk lain yang sederajat.

2.1.4 Satuan Pendidikan Anak Usia Dini

Satuan pendidikan usia dini merupakan institusi pendidikan anak usia dini yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai dengan 6 tahun. di indonesia ada beberapa lembaga pendidikan anak usia dini yang selama ini sudah sudah dikenal masyarakat luas, yaitu:

1. Taman Kanak-Kanak (TK) Atau Raudhatul Atfal (RA)

TK merupakan satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun, yang di bagi menjadi dua kelompok: kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.

2. Kelompok Bermain (Play Group)

Kelompok bermain merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun (Sujiono, 2009: 23).

(6)

3. Taman Penitipan Anak (TPA)

Taman penitipan anak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dinipada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. TPA adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anak karena bekerja atau sebab lain (Sujiono, 2009:24)

2.1.5 Landasan Pendidikan Anak Usia Dini

a. Landasan Yuridis Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam amandemen Uud 1945 pasal 28 B ayat 2dinyatakan bahwa “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”

Dalam Uud NO 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak dinyatakan bahwa “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”.

Dalam UU NO 20 TAHUN 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab I, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “pendidikan anak usia dini adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ”. sedangkan pada pasal 28 tentang

(7)

pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa”(1) pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jejang pendidikan dasar, (2) pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,nonformal, dan/atau informal, (3) pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal : tk, ra, atau bentuk lain yang sederajat , (4) pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal : KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5)pendidikan anak usia dini jalur pendidikaninformal : pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan, (6) ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah, ”

b. Landasan Filosofi Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan terlahir mausia-manusia yang baik. Standar manusia yang ”baik” berbeda antara masyarakat, bangsa atau negara,kerana perbedaan pandangan filsafat yang menjadi keyakinan. Perbadaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi atau tuua pendidikan.

Bangsa Indinesia yang menganut filsafat Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilamenjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia Indonesia seutuhnya. Bangsa Indonesia juga sangat menhargaipebedaan dan mencintai demokrasiyang terkadung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ikayang maknanya “berbeda tapi satu.” Dari senboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjujng hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan

(8)

yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapka anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilikinya,sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Bangsa Indonesia yang menganut filsafat Pancasila berkeyakinan wahwa pembentukan manusia Pancasila menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia Indonesia seutuhnya. Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka kurikulum sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus memperhatikan pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.

c. Landasan Keilmuan Pendidikan Anak Usia Dini

Konsep keilmuan PAUD bersipat isomorfis, artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmuyang merupakan gabungan dari bebetapa disiplin ilmu, diantaranya: psikologo, fisiologi, sosiologo, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neuro sains atau ilmu tentang perkembangan otak manusia (Sujiono, 2009: 10).

Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu pendidikan, masa usia sini merupakan usia peletak dasar atau pondasi awal bagi per tumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak pada masa usia dini, papkah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh besar pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

(9)

Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitanya dengan perkembangan dtruktur otak. Dari segi empiris banyak sekali penelitian yang menyipulkan bahwa pendidika anak usia dini sangat penting, karena pada waktu manusia dilahirkan, menurut Clark (dalam Sujiono 2009) kelengkapan organisasi otaknya mencapai 100-200 milyar sel otak yang siap dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan optimal, tatapi hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai karena stimulasi yang berpungsi untuk mengoptimalkan pungsi otak.

2.1.6 Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan ntuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah (Sujiono, 2009: 41-43):

a. Agar anak percaya akan adnya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamannya.

b. Agar anak mampu mengelol keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mempu menerima rangsangan sensorik.

c. Anak mamp menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif sengga dapat bermamfaat untuk berpikir dan belajar.

(10)

d. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

e. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkunagan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsef diri yang positif dan kontrol diri.

f. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif.

2.1.7 Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini pelaksanannya mengunakan prinsip-prinsip (dirjenpaud: 2007) sebagai berkut:

a. Berorintasi Pada Kebutuhan Anak

Kegiatan pembebelajaran apda anak harus senangtiasa berorientasi pada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.

b. Belajar Melalui Bermain

Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memamfaatkan dan mengambil kesimpulan mengenai benda disekitarnya.

(11)

c. Mengunakan Lingkungan yang Kondusif

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

d. Menggunakan Pembelajaran Terpadu

Pembelajara pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajarn terpadu yang dilakukan melalui tema. tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstuan. hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajarn menjadi mudah dan bermamfaat bagi anak.

e. Menggunakan Berbagai Kecakapan Hidup

Membangunkan ketrampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksud agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki disiplin diri.

f. Menggunakan Berbagai Media Edukatif Dan Smber Belajar

Media dan sumber belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapakan oleh pendidik/guru.

g. Menggunakan Berbagai Media Edukatif Dan Sumber Belajar Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan sekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan-kegiatan yang berulang.

(12)

2.2 Hakekat Pengetahuan 2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera perasa, dan indera peraba. pengetahuan seorang individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang sesuatu dilingkungannya (Notoatmojo, 2007:143).

Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003:121)

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif (cognitive domain) mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know) tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. yang termasuk didalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang lebih rendah

b. Memahami (coprehension) memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat meginterprestasikan materi tersebut secara benar

(13)

c. Aplikasi (aplication) aplikasi diartikansebagai kemampuan ntuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu atau kondisi yang riil (sebenarnya). aplikasi disini dapat diartikan dengan penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analisys) analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) sintesis dalah suatu kemampuan untuk melakukan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. dengan kata lain, sintesis itu adalah kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formula-formula yang ada.

f. Evaluasi (evaluation) evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada (Notoatmojo, 2007:147)

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan indikator untuk mengukur pengetahuan orang tua terhadap pentingnya pendidikan anak usia menggunakan tiga indikator yaitu tahu/mengetahui, memahami dan aplikasi. Hal dilakukan karena penyesuaian dengan sampel informan.

Sedangkan kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Di dalamnya mencakup penerimaan (receiving/attending), sambutan

(14)

(responding), tata nilai (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization). (Solichin, 2012:87)

Dalam aspek ini peserta didik dinilai sejauh mana ia mampu menginternalisasikan nilai-nilai pembelajaran ke dalam dirinya. Aspek afektif ini erat kaitannya dengan tata nilai dan konsep diri. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, aqidah akhlak merupakan salah satu pelajaran yang tidak terpisahkan dari domain/aspek afektif.

Kawasan psikomotorik yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkann fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan berfungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation), dan menciptakan (origination). (Solichin, 2012:87)

Ketiga domain di atas yang lebih dikenal dengan istilah domain head, heart, dan hand merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mengetahui serta mengevaluasi tingkat keberhasilan proses pembelajaran.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempegaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut: a. Umur, usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. semakin cukup umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada yang belum cukup tinggi kedewasaannya. hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.

(15)

b. Pendidikan , pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. makintinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menentukan dan menerima informasi. semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan

c. Pengalaman, pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu

d. Pekerjaan ibu yang bekerja disektor formal memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk pendidikan.

e. Lingkungan

f. Sosial budaya dan status ekonomi, (Evin, 2009:35) 2.2.3 Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan yang dikemukakan oleh bloom dan skinner yaitu dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan kata-kata yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan maupun tulisan. bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari suatu rangsangan yang berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan. pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan secara umum dapat dikelompokan menjadi dua jenis, antara lain:

(16)

a. Pertanyaan subjektif berupa jenis pertanyaan essai.

hal ini karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian, sehingga nilai akan beda dari seorang penilaidibandingkan dengan yang lain dari suatu waktu ke waktu yang lain

b. Pertanyaan objektif berupa pertanyaan pilihan berganda dan benar salah. hal ini karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti penilaian tanpa melibatkan faktor subjektivitas dari penilai. dari kedua pertanyaan tersebut, penilaian objektif khususnya dengan pilihan berganda lebih disukai untuk dijadikan alat ukur pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat dinilai. (dalam Evin 2009:36) 2.3 Orang Tua

2.3.1 Pengertian Orang Tua

Banyak dari kalangan ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian orang tua, yaitu menurut miami yang dikutip oleh kartini kartono, di kemukakan “orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibudari anak-anak yang dilahirkannya.” (Munir, 2010:1)

Maksud dari pendapat di atas, yaitu apabila seorang lelaki dan perempuan telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah maka mereka harus siap menjalani kehidupan berumah tangga salah satunya adalah dituntut untuk dapat berpikir serta bergerak untuk jauh kedepan, karena orang yang berumah tangga akan diberikan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar, amanah tersebut adalah mengurus serta membina anak-anak mereka, baik

(17)

dari segi jasmani maupun rohani. karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.

Seorang ahli psikologis Gunarsa dalam bukunya psikologi untuk keluarga mengatakan, “orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat, dan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari. ” (dalam Munir, 2010:1) dalam hidup berumah tangga tentunya ada perbedaan antara suami dan istri, perbedaan dari pola pikir, perbedaan dari gaya dan kebiasaan, perbedaan dari sifat dan tabiat, perbedaan dari tingkatan ekonomi dan pendidikan, serta banyak lagi perbedaaan lainnya. perbedaan-perbedaaan inilah yang dapat mempengaruhi gaya hidup anak-anaknya, sehingga akan memberikan warna tersendiri dalam keluarga. perpaduan dari kedua perbedaan yang terdapat pada kedua orang tua ini akan mempengaruhi kepada anak-anak yang akan dilahirkan dalam keluarga tersebut.

Pendapat yang dikemukakan oleh Nasution adalah “orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut bapak dan ibu” (dalam Munir, 2010:2).

Seorang bapak atau ayah dan ibu dari anak-anak mereka tentunya memiliki kewajiban yang penuh terhadap keberlangsungan hidup bagi anak-anaknya, karena anak memiliki hak untuk diurus dan dibina oleh orang tuannya hingga beranjak dewasa.

(18)

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua memiliki tanggung jawab dalam membentuk serta membina anak-anaknya baik dari segi psikologis, maupun pisiologis. kedua orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mendidik anaknya agar menjadi generasi-generasi yang sesuai dengan tujuan hidup manusia

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. ©Melda Jaya Saragih 2014

Pacitan, pada prinsipnya sama dengan PKL, namun ada beberapa hal yang berbeda diantaranya: Prakerin adalah proses belajar siswa di DU/DI sehingga dapat dilaksanakan di

KAJI BANDING MANAJEMEN SAINT PRIMA FOOTBALL ACADEMY DENGAN COERVER COACHING SOCCER SCHOOL (CCSS). Universitas Pendidikan Indonesia |

Praktek II (KP II) yang berjudul “ SISTEM KOMUNIKASI YANG MENGGUNAKAN SERAT OPTIK” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan pada Jurusan Elektro

Penerapan Allgoritma Chaid Exhaustive untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan layanan internet banking Universitas Pendidikan Indonesia |

yang diperlihatkan oleh setiap peserta didik saat metode debat diterapkan. Kemudian pada tindakan siklus keempat, peserta didik mampu mengembangkan. sikap toleransi

Berdasarkan hasil uji hedonik pada makaroni mentah dan matang serta pertimbangan teknik dan mutu produk maka formulasi makaroni terbaik yang dipilih adalah formulasi F2 (40

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh kedalaman muka air tanah dan amelioran terhadap perubahan beberapa sifat kimia tanah dan produktivitas beberapa genotipe kedelai