• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mamik Ponco Rahayu, Reslely Harjanti Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jend. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mamik Ponco Rahayu, Reslely Harjanti Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jend. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JINTEN (Nigella sativa, L) DAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees) TERHADAP

PENINGKATAN TITER ANTIBODI KUNING TELUR AYAM YANG DI INDUKSI VAKSIN BCG THE EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF BLACK CUMIN SEEDS

(Nigella sativa, L.) AND SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees) HERB TO INCREASED EGG YOLK ANTIBODY TITER INDUCED BCG VACCINE

Mamik Ponco Rahayu, Reslely Harjanti Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jend. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127

ABSTRAK

Tuberculosis merupakan salah satu penyebab kematian utama yang diakibatkan oleh infeksi. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mengurangi penyebab penyakit ini dengan terapi immunoglobulin yolk (IgY) anti tuberculosis. Produksi IgY anti tuberculosis dilakukan dengan menginduksi ayam menggunakan vaksin BCG (Bacilus Calmette-Guenin). Peningkatan produksi titer antibodi anti tuberculosis pada telur ayam dirangsang dengan penambahan ekstrak etanolik herba sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) dan ekstrak etanolik biji jinten hitam (Nigella sativa Linn). Herba sambiloto d a n biji jinten hitam diekstraksi dengan metode Sokhlet menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak herba sambiloto dibuat variasi dosis yaitu 50 mg/kg BB, 135 mg/kg BB, 270 mg/kg BB. Ekstrak biji jinten hitam dibuat dosis yaitu; 5 mg/kg BB, 10 mg/kg BB, 50 mg/kg BB. Hewan uji dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Kelompok I Kontrol normal; Kelompok II: vaksin BCG; Kelompok III: ekstrak etanolik herba Sambiloto dengan dosis terapi yaitu 135mg/kg BB; 270 mg/kg BB, dan vaksin BCG. Kelompok IV: ekstrak etanolik biji jinten dosis terapi 5 mg/kg BB; 10 mg/kg BB, dan vaksin BCG. Kelompok V: ekstrak etanolik herba sambiloto dosis 50mg/kg BB, dan vaksin BCG. Kelompok VI ekstrak etanolik biji jinten dosis 50 mg/kg BB dan vaksin BCG. Ekstrak diberikan setiap hari selama satu bulan. Vaksinasi dilakukan setiap satu minggu sekali selama satu bulan. Koleksi telur ayam dilakukan setiap satu minggu sekali. Ekstraksi kuning telur dilakukan dengan metode pengendapan bertingkat. Pengamatan terhadap j u m l a h antibodi IgY dengan metode Imunodifusi ganda (kualitatif) dan ELISA (kuantitatif). Uji kualitatif dengan imunodifusi ganda menunjukan adanya antibodi yang spesifik terhadap tuberkulosis dalam kuning telur. Data jumlah titer antibodi dianalisis dengan anova dua jalan dan dilanjutkan dengan uji LSD pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanolik biji jinten hitam dan herba sambiloto dapat meningkatkan produksi IgY anti tuberculosis. E k s t r a k j i n t e n h i t a m d o s i s 50 mg/kgBB lebih mampu meningkatkan titer antibodi pada kuning telur dibandingkan ekstrak herba sambiloto.

Kata kunci: anti tuberculosis, sambiloto, jinten hitam, vaksin BCG ABSTRACT

Tuberculosis is one of the major causes of death caused by infection. One step that can be taken to reduce the causes of this disease is by consuming material that improving the immune therapy the immunoglobulin yolk (IgY) anti-tuberculosis. Black cumin seed and andrographidis is a traditional medicine used boost immunity. Production of IgY anti-tuberculosis induces the chicken is done by using the BCG vaccine (Bacilus Calmette-Guerin). Increased production of anti-tuberculosis antibody in egg yolk stimulated by the addition of black cumin seed etanolic extract (Nigella sativa Linn) and sambiloto herb extract ((Andrographis paniculata Nees). This research was conducted to determine the effect of ethanolic extract of black cumin seeds (Nigella sativa L.) and sambiloto herb to increased egg yolk antibody titer induced BCG vaccine. Black cumin seed etanolic extract (Nigella sativa Linn) and Herba sambiloto extracted by Sokhlet using 96% ethanol solvent. Eighteen commercial laying hens aged 36 weeks used in this study. Ethanolic extract of black cumin seeds (Nigella sativa L.) with a dose 5 mg/KgBB, 10 mg/KgBB, and 50 mg/KgBB given peroral every day. Ethanolic extract of Andrographis with a dose 50 mg/kgBB; 135

(2)

mg/kgBB, 270 mg/kgBB given peroral every day. Vaccination and collection eggs be done every once a week for a month. Eggs tested qualitatively and quantitatively. Qualitative test showed the existence of double imunodifusi specific antibodies against tuberculosis in egg yolk. Antibody titer levels to determine using ELISA. The data were the analyzed using Two Way Anova and continued with LSD test with 95% confidence. The results showed granting ethanol extract of black cumin seeds and andrographis herb can increase the antibody titer in egg yolk. Test results showed double positive imunodifusi began the third week in the vaccinated groups and negative in the unvaccinated group. The increasing antibody titer levels highest happened to third week. Extract of black cumin seed (Nigella sativa Linn) can produce of IgY titer levels more than extract of andrographis herb.

Key words: anti tuberculosis, sambiloto, black cumin, BCG vaccine PENDAHULUAN

Tuberculosis yang dikenal dengan penyakit TBC merupakan salah satu penyebab kematian utama yang diakibatkan oleh infeksi. Menurut data survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995, tuberculosis penyebab kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernafasan, dan menjadi nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi. Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ini merupakan ancaman bagi penduduk Indonesia, pada tahun 2004 sebanyak seperempat juta orang bertambah penderita baru dan sekitar 140.000 kematian setiap tahunnya.. Indonesia merupakan penyumbang penyakit tuberculosis terbesar No.3 didunia setelah India dan Cina (Anonim, 2003). Di Indonesia masih terjadi peningkatan kasus TBC, peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni kurangnya tingkat kepatuhan penderita untuk berobat dan meminum obat, harga obat yang mahal, timbulnya resistesi ganda, kurangnya daya tahan hospes terhadap mikrobacteria, berkurangnya daya bakterisid obat yang ada, meningkatnya kasus HIV/AIDS yang menyebabkan penderita HIV/AIDS menurun daya tahan tubuh terhadap serangan kuman (Anonim, 2003).

Salah satu cara untuk menimbulkan respon kekebalan terhadap TBC dilakukan dengan vaksinasi BCG dibuat dari Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan, tetapi mampu menginduksi timbulnya antibody (Lugosi, 1993; Male, 1993; Shanahan, 1994). Terapi Imonoglobulin yolk (IgY) memberikan prospek yang sangat berarti dalam pemberian kekebalan pasif pada kasus penyakit yang berbahaya (Polson et al., 1980). Imonogltobulin yolk (IgY) dapat diproduksi dengan memanfaatkan kuning telur ayam.

Sampai saat ini telur hanya dipandang sebagai sumber protein, padahal pada telur dapat diproduksi serum anti terhadap bermacam-macam penyakit, termasuk produksi serum anti tuberculosis. Penggunaan telur sebagai antibodi sangat mungkin dilakukan, antibodi pada darah induk ayam diketahui dapat ditransfer menuju kuning telur dalam jumlah banyak. Antibody yang dapat dipanen pada kuning telur 20 mg/ml, jumlah ini sepuluh kali lipat jika dibandingkan dengan jumlah antibody dalam darah. Sehingga ayam selain sebagai sumber protein hewani juga sebagai pabrik produksi antibodi. Ayam memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap pemaparan antigen asing, sehingga sistem imun ayam sangat responsive dan persisten untuk produksi IgY. Biaya produksi imunoglobulin pada ayam sangat murah.

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan produksi Immunoglobulin Y (Ig Y) dalam kuning telur yang spesifik terhadap Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan. Bioaktivitas imunostimulan dari tanaman sambiloto dan biji jinten hitam diharapkan dapat meningkatkan produksi antibodi anti Tuberculsosis pada kuning telur ayam. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menambah informasi ilmiah tentang biji jinten hitam dan herba sambiloto sehingga dapat meningkatkan kegunaan kedua tanaman sebagai obat herbal yang berhubungan dengan peningkatan kekebalan tubuh. Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah apakah ekstrak etanolik Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan biji jinten hitam (Nigella sativa, L) dapat meningkatkaan titer antibodi anti Tuberculosis pada telur ayam yang terinduksi vaksin BCG ? Ekstrak manakah yang dapat meningkatkan titer antibodi anti Tuberculosis tertinggi pada telur ayam yang terinduksi vaksin BCG ?

(3)

METODE PENELITIAN 1. Identifikasi variabel penelitian

Variabel yang teridentifikasi dalam penelitian ini meliputi variabel utama dalam penelitian ini adalah ekstrak etanolik herba Sambiloto dan biji jinten hitam, ayam petelur medium, vaksin BCG. 2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah timbangan, spuit injeksi, neraca elektronik, mixer, pH meter, sentrifuge, pipet tetes, mikro pipet, alat ekstraksi soxletasi dan purifikasi IgY, tabung reaksi, cawan Petri., alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium.

3. Bahan utama : a. Bahan utama

Herba sambiloto dan biji jinten hitam yang diperoleh dari perkebunan B2P2TO2T (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional). Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Ayam petelur jenis medium yang diperoleh dari peternakan ayam didaerah Karanganyar, Jawa Tengah. Vaksin yang digunakan vaksin BCG. Bahan kimia dan reagen : Etanol 70%, Cloroform, Sodium phosphat buffer (100mM, pH 7,6), PEG 6000, 0,1% Na azide, phosphat buffer salin (PBS).

4. Prosedur pelaksanaan

a. Penyiapan ekstrak herba sambiloto dan biji jinten hitam

Pembuatan ekstrak herba Sambiloto dilakukan dengan metode Soxhlet. Serbuk herba Sambiloto sebanyak 50g dimasukkan kedalam sebuah kantung kertas saring yang berbentuk silinder kemudian diikat dengan tali, lalu dimasukkan kadalam alat soxhlet ditambah etanol 95 % sebanyak satu setengah sirkulasi dan dihubungkan dengan pendingin atau kondensor, dilakukan pemanasan hingga penyarian dapat berlangsung. Proses penyarian dilakukan sampai filtrat berwarna jernih. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan divakum rotary evaporator. Pembuatan ekstrak biji hitam dilakukan sama dengan perlakuan pada pembuatan ekstrak herba sambiloto

b. Perlakuan hewan dan pengujian

Pada penelitian ini digunakan 15 ekor ayam yang dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri 3 ayam. Sediaan uji diberikan secara peroral selama 7 hari awal untuk pengkondisian, selanjutnya ekstrak diberikan selama 30 hari perlakuan. Berikut rancangan kelompok hewan uji:

Kelompok I : Kontrol negatif, ayam normal tanpa perlakuan Kelompok II : Ayam diberi vaksin BCG, tanpa ekstrak

Kelompok III : Ayam diberi ekstrak etanolik herba Sambiloto dengan dosis terapi yaitu 135mg/kg BB; 270 mg/kg BB, dan vaksin BCG.

Kelompok IV : Ayam diberi ekstrak etanolik biji jinten dengan dosis terapi yaitu 5 mg/kg BB; 10 mg/kg BB, dan vaksin BCG.

Kelompok V : Ayam diberi ekstrak etanolik herba sambiloto dosis 50mg/kg BB, dan vaksin BCG.

Kelompok VI : Ayam diberi ekstrak etanolik biji jinten dosis 50 mg/kg BB dan vaksin BCG.

c. Vaksinasi ayam dengan vaksin BCG dan koleksi telur

Vaksinasi dilakukan dua kali dalam interval waktu satu mimggu setiap kali imunisasi. Imunisasi diberikan melalui otot dada. Pengumpulan telur dilakukan pada minggu pertama dan kedua setelah vaksinasi. Secara teoritis, setelah imunisasi kedua titer antibodi meningkat dengan lebih cepat sebelum menurun kembali dengan secara perlahan. Sehingga pengumpulan telur dilakukan pada minggu pertama, kedua dan minggu keempat setelah imunisasi.

(4)

d. Ekstraksi dan purifikasi IgY

Prinsip isolasi IgY dengan metode PEG-Cloroform diadaptasi dari Camenisch dkk, seperti yang telah dilakukan suartha dkk(2006). Kuning telur dipisahkan dari bagian putih telur dan diletakkan diatas kertas saring. Selaput kuning telur diangkat dengan pinset dan cairan kuning telur ditampung pada tabung 50ml. Tambahkan 25ml sodium phosphat buffer (100 mM,pH 7,6) dan dicampurkan secara perlahan. Selanjutnya tambahkan 20ml kloroform dan campur secara perlahan sampai terlihat bentukan semisolid. Larutan itu disentrifus dengan kecepatan 1200rpm selama 30menit. Supernatan diambil dan dtambahkan PEG 6000 sehingga didapat konsentrasi akhir 12%(w/v). Larutan itu kemudian disentrifus dengan kecepatan 15700 rpm selama 10menit. Supernatan dibuang dan pellet ditimbang ditimbangan analitik. Kemudian pellet diresuspensikan dengan 2ml phosphat buffer, tambahkan dua tetes 0,1% Na azide, dan simpan pada suhu -20oC.

9. Identifikasi kualitatif dan kuantitatif IgY 9.1 Imunodifusi ganda.

IgY dari perlakuan diuji secara kualitatif dengan imunodifusi ganda. Adapun caranya adalah menyiapkan media agar dengan melarutkan agarose hingga memperoleh konsentrasi 1%. Tambahkan zat pengawet merthiolat, dan panaskan campuran di atas penangas air sampai agar benar-benar larut dan tampak jernih. Sediakan cawan petri dan tuangkan larutan agarose 1% secukupnya sehingga terbentuk lapisan gel agar setebal ± 2 mm. Setelah agarose membeku, membuat dua sumur menggunakan gel punch dengan jarak dan diameter sumur sesuai kebutuhan. Secara aseptik, ke dalam sumur yang A dimasukan IgY, sedangkan sumur B dimasukan antigen. Setelah itu diinkubasi dalam inkubator 37 C selama 24 jam dan amati garis presipitat antara antigen dan antibodi. Presipitat yang terbentuk menandakan tercapainya keseimbangan antara konsentrasi antigen dengan antibodi. Sehingga dapat dilanjutkan ketahap pengamatan selanjutnya yaitu penentuan jenis dan jumlah antibodi apa yang terbentuk pada induksi sekunder dilaboratorium klinik.

9.2. Penetapan jumlah antibodi dengan ELISA tak langsung (Burgess, 1994)

Microplate dilapisi dengan antigen 5 μg/ml dalam PBS sebanyak 100 μl untuk setiap sumuran

lalu diinkubasi semalam pada suhu 4oC. Setelah dicuci dangan PBST 0,05 % sebanyak 4x 200 μl setiap sumuran, lempeng diblok dengan BSA 0,5 % dalam PBS dan diinkubasi selama 1 jam di

waterbath 37oC. Lempeng dicuci 4x dengan PBST 0,05 % kemudian diisi serum dengan

pengenceran 1:100 dalam PBS sebanyak 100 μl setiap sumuran. Setelah diinkubasi selama 2 jam pada suhu kamar, lempeng dicuci 4x dengan PBST 0,05 %. Sebanyak 100 μl isotipe spesifik untuk masing-masing imunoglobulin, dimasukkan ke masing-masing sumuran dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar. Lempeng dicuci 4x dengan PBST 0,05 %, lalu konjugat peroksidase dimasukkan ke setiap sumuran sebanyak 100 μl. Setelah inkubasi selama 15 menit pada suhu kamar, lempeng dicuci 4x dengan PBST 0,05 %. Substrat OPD ditambahkan ke masing–masing sumuran sebanyak 100 μl dan diinkubasi 15 menit di tempat gelap pada suhu kamar. Reaksi dihentikan dengan H2SO4 2,5 M sebanyak 50 μl untuk setiap sumuran. OD dibaca

dengan ELISA reader pada λ 490 nm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Ekstrak pembuatan ekstrak etanolik biji jinten hitam dan herba sambiloto. Proses pembuatan ekstrak etanolik biji jinten hitam dan herba sambiloto dengan a l a t Soxhlet dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali dengan pelarut etanol 95% menggunakan 1.5 sirkulasi ± 300 ml. Pemanasan dihentikan bila masing-masing larutan penyari sudah jernih. Biji jinten hitam sebanyak 50,20 g menghasilkan ekstrak kental dengan berat rata-rata 13,55 g dan rendemen sebesar 27,21 %. Herba sambiloto sebanyak 50,00 gram menghasilkan ekstrak kental dengan berat 6.18 dan rendemen 20.32 % b/b.

(5)

2. Hasil uji imunodifusi ganda

Keterangan: 1: kontrol normal tanpa vaksin ; 2: kontrol vaksin ; 3: ekstrak biji jinten dosis 10 mg/Kg BB; 4: ekstrak biji jinten dosis 50 mg/Kg BB; 5: ekstrak herba sambiloto dosis 50 mg/Kg BB; 6: ekstrak herba sambiloto dosis 135 mg/Kg

+: terbentukpresipitat - : tidak terbentuk presipitat

Hasil negatif pada minggu pertama terhadap semua perlakuan menunjukkan ayam yang digunakan tidak mengandung antibodi antituberkulosis. Hasil positif dengan terbentuk garis presipitasi terjadi mulai minggu kedua. Garis presipitasi menunjukkan terjadinya reaksi antigen-antibodi, berarti telah ada antibodi spesifik terhadap tuberkulosis pada telur uji.

Gambar di bawah ini menunjukkan adanya garis presipitasi pada minggu pertama sampai ke empat.

a b

c d

Gambar 2. Hasil uji imunodifusi ganda:a. Minggu pertama; b. Minggu kedua; c. Minggu ketiga dan d. Minggu keempat.

Minggu pertama hasil masih negatif artinya tidak ada garis presipitasi menunjukkan tidak terjadi reaksi antigen- antibodi baru minggu kedua semua kelompok perlakuan hasilnya positif kecuali kontrol normal tanpa vaksin, hal ini disebabkan proses transfer IgY dari serum sampai terakumulasi ke dalam telur membutuhkan waktu. Hasil positif yaitu terbentuknya garis presipitasi menunjukkan terjadinya reaksi antigen- antibodi antara vaksin BCG sebagai antigen dengan antibodi spesifik. Hal ini mengindikasikan adanya antibodi antituberkulosis yang telah terbentuk. Minggu ketiga dan keempat masih menunjukkan hasil yang positif karena pembentukan antibodinya masih berlangsung. Interaksi antigen dengan antibodi terjadi karena pengikatan awal antigen dengan dua atau lebih sisi- sisi pengikat antigen yang tersedia pada molekul antibodi tertentu (Bellanti1993).

kelompok Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

1 - - - - 2 - + + + 3 - + + + 4 - + + + 5 - + + + 6 - + + +

(6)

3. Hasil penetapan jumlah Ig Y dengan metode Elisa

Pemilihan metode ini karena merupakan konfigurasi paling sederhana yang dapat digunakan untuk mengukur titer Ig Y. Prinsip dari metode ini adalah mereaksikan antigen dengan antibodi yang di label enzim sehingga terbentuk kompleks antibodi. Kompleks antigen-antibodi yang dilabel enzim dipisahkan dari antigen dan antigen-antibodi yang bebas lalu di inkubasikan dengan suatu substrat. Substrat kromogenik yang semula tidak berwarna kemudian menjadi berwarna apabila dihidrolisis oleh enzim. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan spektrofotometer dan hasilnya dinyatakan dalam optical density yang menunjukkan nilai titer antibodi Ig Y. Semakin tinggi intensitas warna maka antibodi yang dihasilkan semakin banyak. Dalam penelitian ini vaksin BCG digunakan sebagai antigen.

3.1. Hasil rata-rata penetapan jumlah Ig Ydari ekstrak biji jinten hitam dengan metode Elisa

Tabel 2. Hasil rata-rata penetapan jumlah Ig Y dari kelompok perlakuan ekstrak jinten secara ELISA tak langsung

Kelompk/minggu M1 MII MIII MIV

KNORM 2.208 2.250 2.259 2.174

KVAKSIN 1.781 1.982 2.320 2.042

JINT 5mg/kg 1.811 2.351 2.478 1.804

JINT 10mg/kg 1.658 2.291 2.762 2.333

Berdasarkan tabel diatas ekstrak etanolik biji jinten hitam dosis 5 mg/KgBB minggu pertama sebesar 1.811 minggu kedua naik menjadi 2. 351, minggu ketiga naik menjadi 2.478, pada minggu keempat mengalami penurunan menjadi 1.804. Ekstrak etanolik biji jinten hitam dosis II yaitu 10 mg/KgBB pada minggu pertama sebesar1.681 , minggu kedua naik menjadi 2.351, minggu ke tiga menjadi 2.478 dan turun menjadi 1.804. Di bandingkan kelompok normal tanpa perlakuan maka jumlah antibodi tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Kelompok vaksin yang tanpa di beri ekstrak juga menunjukkan adanya peningkatan jumlah antibodi tapi tidak signifikan. Berdasarkan hasil penetapan jumlah antibodi tersebut maka urutan kemampuan dalam meningkatkan kadar titer antibodi dari yang terkecil sampai yang terbesar adalah kontrol normal, kontrol vaksin, kelompok ekstrak biji jinten dosis 5 mg/kg BB dan ekstrak biji jinten dosis 10mg/kg bb

Gambar 3 . Grafik peningkatan kadar rata-rata titer antibodi dari kelompok perlakuan ekstrak jinten

(7)

Kadar titer antibodi tertinggi terjadi pada minggu ketiga. Ekstrak etanolik biji jinten hitam dosis I yaitu 10 mg/KgBB, memberikan hasil peningkatan kadar paling tinggi diantara kelompok perlakuan lainnya.

3.2. Hasil rata-rata penetapan jumlah Ig Y dari ekstrak etanolik herba sambiloto secara ELISA Tabel 3. Hasil penetapan jumlah Ig Y dengan metode ELISA

Kelompok/minggu M1 MII MIII MIV

KNORM 2.208 2.250 2.259 2.174

KVAKSIN 1.781 1.982 2.320 2.042

Samb 135mg/kg 1.985 2.331 2.494 1.806

Samb 270 mg/kg 1.923 2.367 2.596 2.003

Berdasarkan tabel 3 di atas bahwa ekstrak herba sambiloto juga mempunyai kemampuan dalam meningkatkan jumlah antibodi. Kelompok vaksin dan ekstrak herba sambiloto dari minggu pertama sampai ketiga mengalami peningkatan jumlah antibodi dan pada minggu keempat mengalami penurunan, kecuali kelompok normal tanpa pemberian perlakuan tidak mengalami peningkatan jumlah antibodi.

Gambar 4 . Grafik peningkatan kadar rata-rata titer antibodi dari kelompok perlakuanekstrak sambiloto

Berdasarkan gambar 4, kadar titer antibodi tertinggi terjadi pada minggu ketiga. Ekstrak etanolik sambiloto dosis II yaitu 270 mg/Kg BB, memberikan hasil peningkatan jumlah antibodi paling tinggi diantara kelompok perlakuan lainnya.

3.3. Hasil rata-rata penetapan jumlah Ig Y dari ekstrak etanolik biji jinten hitam dan herba sambiloto secara ELISA

Tabel 4. Hasil penetapan jumlah Ig Y dari kelompok perlakuan ekstrak etanolik biji jinten hitam dan herba sambiloto dengan metode ELISA

Kelp/minggu M1 MII MIII MIV

Knorm 2.208 2.250 2.259 2.174

Kvaksin 1.781 1.982 2.320 2.042

Jint 50mg/kg 1.741 2.390 2.549 1.953

Samb 50mg/kg 1.895 2.264 2.354 1.917

Berdasarkan tabel 4 di atas kelompok ekstrak herba sambiloto dan biji jinten dengan dosis yang sama yaitu 50 mg/kg BB mengalami peningkatan jumlah antibodi dari minggu pertama sampai

(8)

ketiga. Pada minggu kedua sampai minggu ketiga peningkatan antibodi dari ekstrak biji jinten lebih besar dibandingkan ekstrak herba sambiloto. Pemberian ekstrak etanol biji jinten hitam dosis 50 mg/KgBB terjadi peningkatan kadar titer antibodi sampai minggu ketiga dengan jumlah rata-rata sebesar 2.549 dan lebih besar peningkatannya dibandingkan dengan kontrol normal dan kontrol vaksin. Hal ini kemungkinan disebabkan hewan percobaan telah divaksinasi yang menimbulkan respon imun dan adanya pengaruh senyawa dalam ekstrak etanol biji jinten hitam yang lebih poten dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Gambar 5 . Grafik peningkatan kadar rata-rata titer antibodi dari kelompok perlakuan ekstrak etanolik biji jinten hitam dan herba sambiloto

Berdasarkan gambar 5, kadar titer antibodi tertinggi terjadi pada minggu ketiga. Ekstrak etanolik biji jinten hitam dosis 50 mg/Kg BB, memberikan hasil peningkatan jumlah paling tinggi di bandingkan kelompok ekstrak herba sambiloto dan kelompok perlakuan lainnya.

KESIMPULAN

Pertama, ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa L.) dan ekstrak herba sambilotodapat meningkatkan titer antibodi pada kuning telur yang terinduksi vaksin BCG. Kedua, ekstrak biji jinten hitam pada dosis 50 mg/kg BB lebih dapat meningkatkan titer antibodi pada kuning telur terinduksi vaksin BCG di bandingkan ekstrak sambiloto pada dosis yang sama

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah yang telah mendanai penelitian ini pada penelitian Dosen Muda tahun anggaran 2010, melalui proyek Penelitian Dosen Muda. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada saudara Wahyu Tunjung dan Ponco Mulato yang telah membantu dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Cetakan ke-8, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Lugosi L, 1993. Theoritical and Methodoligical Aspect of BCG from the Discovery of Calmette and Guerin to Molecular Biology. Tuber-Lung-Dis, 73 : 252-261

Male D, 1993, Immunology, 2nd ed. London; Gower Med. Publ, : 49-54

Polson , A., M. B. Von Wechmer , and M. H.Von Regenmortel, 1980. isolation of Viral IgY Antibodies from Yolk of Immunized Hens, Immunological Communication

(9)

Ritonga, 2007, Potensi infus Jintan Hitam (Nigella sativa, L) sebagai imunomodulator terhadap infectious bursal disease pada ayam broiler

Randawa, M, 2002, A. Review of The Parmaco-therapeutic Effects of Nigella sativa L, Departement of Pharmacology, Colege of Medicine, King Faisal University, Saudi Arabia Salem, 2005, Immunomodulatory and therapeutic properties of the Nigella sativa L. seed ,

Gambar

Gambar di bawah ini menunjukkan adanya garis presipitasi pada minggu pertama sampai  ke empat
Gambar 3 . Grafik peningkatan kadar rata-rata titer antibodi dari kelompok perlakuan ekstrak  jinten
Gambar 4 . Grafik peningkatan kadar rata-rata titer antibodi dari kelompok perlakuanekstrak  sambiloto
Gambar 5 . Grafik peningkatan kadar rata-rata titer antibodi dari kelompok perlakuan ekstrak                      etanolik biji jinten hitam dan herba sambiloto

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan dividen, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan struktur aset terhadap struktur modal pada perusahaan

Penelitian ini membahas tentang integrasi antara komunitas yang statis dan dinamis, dalam tiga persoalan pokok yang bertitik tolak pada akuisisi bahasa anak, pertama

Sains (KPS) dan Keterampilan Berpikir Kritis (KBK). KPS ini dapat dilakukan atau dialami secara langsung oleh setiap siswa ketika melaksanakan eksperimen dalam kelompoknya

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa penge- tahuan keuangan berpengaruh positif signifikan pada pengelolaan keu- angan keluarga Artinya bahwa sema- kin

Likuiditas, Tingkat Kecukupan Modal, Dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Bank Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

Kepada teman-teman saya seperjuangan dari semester satu sampai tujuh yang selalu mencari kelas bersama, mengerjakan tugas sama sama, banyak memberikan hiburan dikala

[r]

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi bahan pengisi dalam formula buah kecombrang berpengaruh sangat nyata terhadap aktivitas antibakteri dan antikhamir