• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA

DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN

BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR

Oleh : Hendy Satrio Aji

A34204030

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

(2)

RINGKASAN

HENDY SATRIO AJI. Pembangunan Lanskap Cluster Padma Nirwana dan

Orchard Walk pada Kawasan Permukiman Bogor Nirwana Residence, Bogor. (Di bawah bimbingan QODARIAN PRAMUKANTO)

Skripsi hasil kegiatan magang ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan, dan pengalaman kerja guna mencapai profesionalisme di bidang arsitektur lanskap. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami proses pekerjaan softscape dan

hardscape, mendapatkan pengalaman tentang sistem kerja di lapang dan di studio,

mengenal berbagai jenis alat, bahan, metode, teknologi, dan sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dalam pekerjaan lanskap.

Kegiatan magang dilakukan selama 4 bulan, yaitu pada bulan Maret 2008 sampai Juli 2008. Kegiatan magang dilakukan pada divisi Planning and Design PT. Graha Andrasentra Propertindo (PT. GAP) selaku pengembang Bogor Nirwana Residence (BNR). Lokasi proyek kegiatan magang adalah pada cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk. Metode kerja yang digunakan adalah partisipasi aktif di lapang dan di studio. Partisipasi aktif di di lapang adalah sebagai supervisor lanskap yang bertugas memeriksa pekerjaan kontraktor dan ikut serta dalam beberapa kegiatan penanaman. Partisipasi aktif di studio antara lain pemeriksaan shop drawing dan pembuatan laporan progress pekerjaan kontraktor. Dalam laporan ini diuraikan dan dibahas mengenai hasil kegiatan magang yang mencakup kegiatan lapangan dan kegiatan studio.

Bidang lanskap berada dalam divisi Planning and Design (PT.GAP). Pelaksanaan pekerjaan lanskap dibagi menjadi 2, yaitu pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fisik. Kontraktor pelaksana di cluster Padma Nirwana adalah Ahmad Rifa`i yang dipilih dengan penunjukan langsung. Dokumen kontrak yang diterbitkan antara lain Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan Commitment Order (CO). Tanaman yang digunakan untuk area ini disuplai dari nurseri Ahmad Rifa`i yang terletak di Jalan Gunung Sindur, Parung. Kendala yang terjadi pada saat pembersihan lahan antara lain banyaknya batu besar pada lahan yang akan ditanami. Pekerjaan pematokan lahan diawali dengan pengukuran untuk

(3)

menentukan titik mana yang diberi patok. Penanaman pohon diawali dengan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 80cm x 80cm x 60cm. Lalu pohon dimasukkan ke lubang tanam dan lubang ditutup kembali dengan tanah lalu diberi

steiger/penahan. Penanaman perdu dilakukan dengan langkah yang sama dengan

penanaman pohon, sedangkan penanaman semak dilakukan dengan melepas semak dari polybag kemudian menanam semak pada lubang tanam. Untuk penanaman rumput dilakukan dengan metode penanaman lempengan. Pekerjaan

hardscape yang dilakukan pada area ini adalah pembuatan track pada neighborhood park dan pembuatan batu hias pada welcome area. Pada Orchard

Walk, kontraktor pelaksana pekerjaan lanskap adalah PT. AR Landscape yang ditunjuk dengan penunjukan langsung. Kendala yang ditemui saat pembersihan lahan di area ini adalah banyaknya sampah dan puing bangunan pada tapak. Pembuatan lubang tanam pohon di sebagian area dilakukan dengan cara dibobok dengan linggis, karena area yang akan ditanam telah dilakukan pengecoran.

Pemeliharaan lanskap untuk kedua area ini dilakukan pada masa retensi selama 3 bulan. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyiraman, pemupukan, penyulaman, penyiangan, dan pemeliharaan kebersihan. Kegiatan studio yang dilakukan selama magang adalah melakukan pemeriksaaan shop

drawing, pembuatan as built drawing, dan laporan progress pekerjaan kontraktor.

Dari hasil kegiatan magang ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan administrasi yang dilakukan adalah penunjukan kontraktor dan penerbitan dokumen kontrak. Kegiatan fisik antara lain pengadaan dan penyimpanan tanaman, pekerjaan pembersihan lahan, pematokan dan pembentukan lahan, penanaman pohon, perdu, semak, dan groundcover serta pekerjaan hardscape. Alat yang digunakan dalam pekerjaan lapang antara lain cangkul, sekop, rol meter, dan takel. Terdapat perbedaan nilai kapasitas kerja antara area Orchard Walk dengan cluster Padma Nirwana dikarenakan adanya faktor pengunjung pada Orchard Walk yang berlalu lalang sehingga menghambat pekerjaan lanskap. Kendala teknis yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain belum selesainya pekerjaan bangunan, banyaknya sampah dan puing serta tidak adanya jadwal pelaksanaan. Sedangkan kendala manajerial adalah kurangnya koordinasi antara owner (BNR), kontraktor pelaksana, dan konsultan.

(4)

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA

DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN

BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : Hendy Satrio Aji

A34204030

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

(5)

Judul : Pembangunan Lanskap Cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk Pada Kawasan Permukiman Bogor Nirwana Residence, Bogor

Mahasiswa : Hendy Satrio Aji

NRP : A34204030

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si. NIP. 131 669 948

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(6)

RIWAYAT HIDUP

Hendy Satrio Aji dilahirkan di Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 27

April 1986. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Riyanto dan Ibu Aswati. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di Sekolah Dasar Yaspen Tugu Ibu pada tahun 1992 – 1998, kemudian melanjutkan ke SLTPN 3 Depok pada tahun 1998 – 2001. Setelah lulus dari SLTP, pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 3 Depok dan lulus pada tahun 2004. Di tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama masa perkuliahan, penulis ikut berpartisipasi dalam kegiatan keorganisasian. Pada tahun 2006-2007 penulis menjabat sebagai pengurus Divisi Keprofesian dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) IPB. Selain itu, penulis juga mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap. Tahun 2006 penulis mengikuti kegiatan magang di Kebun Raya Bogor dalam bidang pengenalan vegetasi lanskap. Pada tahun 2008, penulis mengikuti kegiatan magang untuk menyelesaikan studinya pada Divisi Planning

and Design PT. Graha Andrasentra Propertindo yang merupakan pengembang

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kegiatan magang ini dapat diselesaikan dengan baik. Kegiatan magang dengan aspek pelaksanaan pembangunan lanskap ini bertujuan untuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan magang ini dilaksanakan atas kerjasama dengan PT. Graha Andrasentra Propertindo di Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi, atas bimbingan dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin, M.Sc dan Dr. Ir Tati Budiarti, MS. Selaku dosen penguji, yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi. 3. Bapak Riyanto, Ibu Aswati, Reza Tiar Kusuma dan Aditya Nugraha atas

bantuan, do`a dan seluruh dukungannya.

4. Seluruh dosen, pengajar, dan staf Departemen Arsitektur Lanskap IPB.

5. PT. Graha Andrasentra Propertindo dan PT. AR Landscape yang telah banyak membantu selama kegiatan di studio dan di lapangan.

6. Mustika Retno Arsyanur atas seluruh dukungan, semangat dan bantuannya. 7. PT. Lisakonsulindo, PT. Widjaja Ksuma Bhumi, PT. Abhirama Lestari, dan

Kelurahan Sokatengah-Tegal, atas kerjasama, bimbingan dan bantuannya. 8. Seluruh mahasiswa Arsitektur Lanskap angkatan 41 atas bantuan, kerjasama,

dan silaturahmi yang tidak terputus selama 4 tahun ini.

9. Seluruh mahasiswa Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor.

10. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi hasil kegiatan magang ini dapat berguna bagi pembacanya.

Bogor, September 2008

(8)

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Permukiman ... 4

2.2 Lanskap Kawasan Permukiman... 5

2.3 Perencanaan Lanskap ... 6

2.4 Perancangan Lanskap ... 7

2.5 Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap ... 8

BAB 3 METODOLOGI... 10

3.1 Waktu dan Tempat ... 10

3.2 Metode Kerja ... 12

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 17

4.1 Kondisi Umum Kawasan Permukiman Bogor Nirwana Residence.. 17

4.1.1 Letak dan Luas ... 17

4.1.2 Aksesibilitas ... 19

4.1.3 Sejarah Perusahaan, Tahapan Dan Rencana Pembangunan.. 20

4.2 Kondisi Fisik dan Biofisik Kawasan Bogor Nirwana Residence... 21

4.2.1 Iklim ... 21

4.2.2 Topografi dan Tanah ... 22

4.2.3 Hidrologi ... 23

4.2.4 Vegetasi... 23

(9)

4.3 Divisi Planning and Design PT.Graha Andrasentra Propertindo ... 25

4.4.1 Konsep dan Tujuan ... 25

4.4.2 Struktur Organisasi ... 26

4.4.3 Proses dan Prosedur Pekerjaan Lanskap ... 27

4.4 Pelaksanaan Administrasi ... 31

4.4.1 Pelaksanaan Administrasi Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Nirwana ... 31

4.4.2 Pelaksanaan Administrasi Pekerjaan Lanskap Orchard Walk ... 34

4.5 Perencanaan dan Perancangan ... 36

4.5.1 Perencanaan Dan Perancangan Lanskap Cluster Padma Nirwana ... 36

4.5.2 Perencanaan Dan Perancangan Lanskap Orchard Walk ... 38

4.6 Pelaksanaan Fisik Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Nirwana ... 41

4.6.1 Pengadaan Tanaman dan Penyimpanan ... 43

4.6.2 Pekerjaan Pembersihan Lahan ... 44

4.6.3 Pematokan dan Pembentukan Lahan ... 45

4.6.4 Penanaman Pohon ... 47

4.6.5 Penanaman Perdu, Semak dan Groundcover ... 50

4.6.6 Pekerjaan Hardscape ... 52

4.7 Pelaksanaan Fisik Pekerjaan Lanskap Orchard Walk... 53

4.7.1 Pengadaan Tanaman dan Penyimpanan ... 56

4.7.2 Pekerjaan Pembersihan Lahan ... 57

4.7.3 Pematokan dan Pembentukan Lahan ... 58

4.7.4 Penanaman Pohon ... 60

4.7.5 Penanaman Perdu, Semak dan Groundcover ... 64

4.8 Pemeliharaan Lanskap ... 66 4.8.1 Penyiraman... 66 4.8.2 Penyulaman ... 67 4.8.3 Penyiangan ... 68 4.8.4 Pemupukan... 69 4.8.5 Pemeliharaan Kebersihan... 69

(10)

4.9 Tenaga Kerja ... 70

4.10 Kegiatan Studio... 71

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... .76

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Jenis Kegiatan Magang dan Alokasi Waktu. ... 10

Tabel 2. Rincian Kegiatan Magang... 14

Tabel 3. Hasil Analisis Laboratorium Sifat-Sifat Tanah... 22

Tabel 4. Daftar Nama Tanaman pada Neighborhood Park... 37

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan Magang . ... 11

Gambar 2. Bagan Alur Kegiatan Magang... 13

Gambar 3. Peta Administratif Bogor Nirwana Residence ... 18

Gambar 4. Akses Keluar Masuk Kawasan... 19

Gambar 5. Peta Aksesibilitas Bogor Nirwana Residence ... 19

Gambar 6. Struktur Organisasi PT. Graha Andrasentra Propertindo... 29

Gambar 7. Struktur Organisasi Divisi Planning and Design... 30

Gambar 8. Kondisi existing taman sudut bagian depan cluster (a) dan pekerjaan pembersihan lahan pada taman sudut (b) ... 45

Gambar 9. Proses cut and fill taman sudut (a) dan pemadatan tanah (b)... 46

Gambar 10. Trembesi (Samanea saman) ditanam sebelum proses pembersihan Lahan (a), pekerjaan pembuatan kontur yang beresiko merusak akar tanaman yang telah ditanam (b), dan lubang tanaman pohon yang telah dibuat (c)... 48

Gambar 11. Gambar Detail Lubang Tanam Pohon... 49

Gambar 12. Penanaman Palem Ekor Tupai (a) dan Root Barrier (b)... 49

Gambar 13. Penanaman rumput (a) dan penumbukan rumput median jalan (b)... 51

Gambar 14. Track bermain pada Neighborhood park (a) dan pembuatan batu hias pada welcome area (b) ... 53

Gambar 15. Penanaman rumput pada tempat penampungan (a) dan tanaman yang diambil dari tempat penampungan (b) ... 57

Gambar 16. Kondisi existing salah satu bagian taman sayap kanan Orchard Walk Mall (a) dan proses pembersihan lahan pada sayap kanan Orchard Walk Mal (b) ... 58

Gambar 17. Proses pengukuran dan pematokan lahan pada welcome area Orchard Walk Mall (a) dan pekerjaan pengurugan tanah subur pada welcome area Orchard Walk Mall (b) ... 59

Gambar 18. Pengangkutan Palem Washington dengan menggunakan takel (a), Pembobokan lubang tanam pada bagian tengah Orchard Walk Mall (b), Penanaman Palem Sadeng pada teras depan Orchard Walk Mall (c), dan Penanaman Palem Kurma pada tangga belakang (d)... 62

(13)

xi Gambar 20. Penanaman Ixora sp. pada sayap kanan Orchard Walk Mall (a) dan

penanaman rumput gajah mini pada sayap kanan Orchard

Walk Mall (b)... 65 Gambar 21. Penyiraman pohon pada Orchard Walk Mall (a) dan penyiraman pada cluster Padma Nirwana (b)... 67 Gambar 22. Pembongkaran Trembesi pada area parkir (a) dan perbaikan steiger Tabebuia pada sayap kanan Orchard Walk (b) ... 68 Gambar 23. Penyiangan pada sayap kanan Orchard Walk Mall... 68

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Surat Perjanjian Kerja (SPK) Cluster Padma Nirwana ... 78

Lampiran 2. Commitment Order (CO) area Orchard Walk Mall/Lifestyle Center ... 83

Lampiran 3. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Lanskap Area Orchard Walk Mall ... 84

Lampiran 4. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Nirwana ... 86

Lampiran 5. Site Plan Orchard Walk Arcade ... .88

Lampiran 6. Block Plan Orchard Walk Mall ... 89

Lampiran 7. As Built Drawing Taman A Orchard Walk Mall ... 90

Lampiran 8. As Built Drawing Taman B dan C Orchard Walk Mall ... 91

Lampiran 9. Rencana Hijau Area Cluster Padma Nirwana ... 92

Lampiran 10. As Built Drawing Taman A Cluster Padma Nirwana... 93

Lampiran 11. As Built Drawing Taman B Cluster Padma Nirwana ... 94

Lampiran 12. As Built Drawing Taman C Cluster Padma Nirwana ... 95

Lampiran 13. As Built Drawing Taman D Cluster Padma Nirwana... 96

Lampiran 14. As Built Drawing Taman E Cluster Padma Nirwana ... 97

Lampiran 15. As Built Drawing Taman F Cluster Padma Nirwana ... 98

Lampiran 16. As Built Drawing Taman G Cluster Padma Nirwana... 99

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin pesatnya perkembangan kota-kota di Indonesia, menyebabkan kenyamanan dan kualitas lingkungan bagi penghuninya menurun. Ditambah dengan jumlah bangunan yang semakin banyak mengakibatkan jumlah ruang terbuka hijau di perkotaan menjadi semakin sedikit sehingga terjadi peningkatan suhu. Penurunan kualitas ini menyebabkan sebagian masyarakat berusaha untuk mencari permukiman baru yang memiliki kondisi iklim yang nyaman sebagai tempat menetap dan beristirahat.

Menurut Laurie (1986), rumah menjadi perumahan apabila dipikirkan dalam kelipatannya baik sebagai sekumpulan kesatuan yang terpisah di atas petak-petak lahan individual ataupun sebagai kompleks rumah gandeng, kondominium, atau apartemen. Manusia membutuhkan rumah untuk dijadikan tempat tinggal, berlindung, membina keluarga, dan awal kegiatan sosial sebelum terjun ke masyarakat.

Peraturan penyelenggaraan permukiman di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman. Kumpulan rumah atau perumahan terbagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe padat, menengah, dan mewah. Tipe perumahan padat dicirikan dengan bangunan rumah yang kecil dan padat serta kurang atau tidak ada fasilitas umum. Tipe perumahan mewah dicirikan dengan bangunan rumah besar dan mewah serta memiliki fasilitas umum yang memadai. Sedangkan tipe perumahan menengah berada di antara keduanya. Permukiman, selain memberikan kenyamanan, keamanan dan kesehatan, juga harus indah secara visual. Dengan demikian suatu lanskap permukiman terbangun tidak hanya nyaman, sehat, dan berkelanjutan, namun juga secara visual indah.

Kebutuhan akan kawasan permukiman yang mampu mengakomodasikan kebutuhan akan tempat tinggal dan kebutuhan akan suatu lanskap yang mampu

(16)

2 menjaga kelestarian ekologi pun semakin besar. Namun sebagian besar usaha tersebut belum berlandaskan pada perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sehingga belum sepenuhnya memberikan kenyamanan dan keamanan kepada penghuninya. Pembangunan kawasan permukiman sering lebih banyak dicerminkan oleh adanya pembangunan fisik kawasan yang telah didominasi oleh sarana dan prasarana yang berupa struktur bangunan atau area perkerasan. Gejala pembangunan kawasan permukiman pada masa yang lalu cenderung meminimalkan ruang terbuka hijau dan menghilangkan wajah alam.

Bogor Nirwana Residence merupakan suatu kawasan permukiman dengan konsep permukiman yang memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH), seperti taman ketetanggaan yang memiliki fungsi estetis dan fungsi rekreasi sebagai sarana rekreasi warga dan sarana untuk mempercantik lingkungan, serta fungsi ekologis sebagai salah satu sarana untuk menurunkan suhu lingkungan. Konsep yang ditawarkan permukiman ini adalah 60% area hijau. Keberadaan tanaman terutama vegetasi pohon akan memberikan manfaat yang besar bagi penghuni kawasan perumahan khususnya dan kawasan perkotaan pada umumnya, serta melindungi kawasan permukiman dari dampak negatif pembangunan perkotaan.

Dalam kegiatan studinya, penting bagi mahasiswa untuk bisa mengaplikasikan langsung apa yang telah dipelajari selama menjalani perkuliahan. Oleh karena itu, kegiatan magang ini sangat penting bagi mahasiswa sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang telah dipelajari.

1.2. Tujuan

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini, yaitu untuk memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman kerja guna mencapai profesionalisme di bidang Arsitektur Lanskap. Selain itu, diharapkan dapat mengidentifikasi masalah yang berkenaan dengan kegiatan di bidang arsitektur lanskap dan mampu menyelesaikan masalah tersebut. Tujuan khusus kegiatan magang, yaitu:

1. Mempelajari dan memahami proses pekerjaan softscape dan hardscape mulai dari pelaksanaan administrasi hingga pelaksanaan pekerjaan fisik di lapang.

(17)

3 2. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang sistem kerja di lapang

dan di studio.

3. Mengenal berbagai jenis alat, bahan, metode, teknologi, dan sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dalam pekerjaan lanskap.

4. Mengenal berbagai masalah di lapang dan meningkatkan kemampuan menganalisis kemudian mencari berbagai alternatif penyelesaiannya.

1.3 Manfaat

Manfaat dari magang pelaksanaan proyek pembangunan lanskap Cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk pada kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence, Bogor ini adalah :

1. Menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja mahasiswa serta melengkapi ilmu arsitektur lanskap yang dipelajari di kampus dengan ilmu yang didapatkan selama kegiatan magang.

2. Memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah dan kendala yang terjadi sebagai suatu tanda pertukaran informasi, ilmu dan teknologi antara mahasiswa dan perusahaan di lokasi magang

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Permukiman

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, didefinisikan bahwa permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan perumahan diartikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.

Masalah permukiman yang sering terjadi adalah masuknya penggunaan yang tidak sesuai dengan land use pada area permukiman. Hal ini disebabkan tidak adanya kendali yang jelas. Sehingga diperlukan suatu perencanaan dan peraturan yang jelas untuk menghindari terjadinya kekacauan yang lebih lanjut (Simonds dan Starke, 2006). Adanya jaminan kehidupan yang layak menjadi suatu potensi yang memungkinkan masyarakat di dalamnya dapat berinteraksi satu sama lain secara positif. Sehubungan dengan hal tersebut memilih suatu tapak untuk perumahan harus sesuai dengan tujuan pembangunan fisik, termasuk pemasangan utilitas pengadaan rumah, sistem sirkulasi berikut fasilitas lingkungan dalam suatu kaitan yang terencana dengan baik dan terbebas dari faktor lingkungan yang tidak diinginkan (Chiara dan Koppelman,1990).

Nurisjah dan Pramukanto (1996) menjelaskan bahwa dengan memperhatikan karakter atau kekayaan tapak serta tujuan pengembangan tapak, suatu kawasan permukiman dapat menjadi tempat dan lingkungan hunian yang akan memberikan pada setiap warganya suatu kehidupan yang baik, dalam arti memuaskan, menyamankan, dan menyenangkan. Lingkungan seperti ini dapat menunjang tiap individu yang bermukim di dalamnya untuk mengkreasikan seluruh aktifitas jasmani maupun rohani (Nurisjah dan Pramukanto, 1996).

(19)

5

2.3. Lanskap Kawasan Permukiman

Eckbo (1964) mengungkapkan bahwa lingkungan permukiman adalah suatu area yang di dalamnya terdapat susunan ketetanggaan atau kumpulan tempat tinggal dan sarana perkantoran, niaga, pendidikan, budaya, kesehatan, dan fasilitas administrasi penting lainnya di sekitar area tersebut. Kehadiran fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun rapi di suatu kelompok hunian (cluster), adanya hubungan antar rumah melalui jalur yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki (pedestrian), taman yang tersebar secara radial ataupun paralel, dan akses ke luar lingkungan yang mudah dapat menciptakan hubungan ketetanggaan yang ideal dalam lingkungan permukiman. (Eckbo,1964).

Lingkungan hidup yang ideal bagi manusia adalah dunia dimana tegangan/ friksi dapat dihindarkan atau dipecahkan, sehingga dicapai perkembangan optimum dalam hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, maupun manusia dengan manusia lainnya (Simonds dan Starke, 2006). Syarat mendasar di dalam lingkungan permukiman adalah kesesuaian yang harmonis antara kelompok-kelompok rumah dengan tapaknya. Kesesuaian tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kesesuaian fungsional yang terintegrasi dengan tapak dengan sedikit kategori gangguan terhadap proses-proses alami tapak.

Budihardjo dan Hardjohubojo (1993) berpendapat bahwa lingkungan permukiman tidak hanya menyangkut prasarana fisik permukiman dan fasilitas pelayanan umum, tetapi juga pembinaan fasilitas usaha. Nurisjah dan Pramukanto (1995) menyatakan beberapa syarat lingkungan yang umum direncanakan pada suatu kawasan permukiman, yaitu :

1. Adanya suatu titik yang memusatkan kompleks perumahan biasanya satu Sekolah Dasar dengan pertamanannya. Secara ideal, pertamanan ini dipusatkan dalam suatu taman sekolah TK dan SD dengan jarak sekitar 500 meter tanpa adanya jalan memotong.

2. Jalan masuk utama berbentuk a free flowing park away.

3. Pengurangan bentuk-bentuk tempat tinggal yang segi empat dan dikelilingi oleh areal yang berbahaya seperti sungai yang deras.

(20)

6 4. Adanya taman dan tempat rekreasi dari suatu kelompok rumah yang

berdekatan.

5. Adanya berbagai fasilitas pendukung permukiman seperti tempat olah raga, taman dan pertokoan.

Sarana dan prasarana rekreasi yang ada dalam kawasan permukiman setidaknya mampu mendukung akfifitas rekreasi yang dibutuhkan oleh penghuninya. Rekreasi tidak hanya untuk bentuk aktifitas yang menyenangkan, tetapi juga untuk memperkaya, memperluas dan mengembangkan kemampuan seseorang untu sesuatu yang baru dan yang lebih memuaskan (Nurisjah dan Pramukanto, 1995).

2.3. Perencanaan Lanskap

Perencanaan lanskap adalah suatu perencanaan yang berpijak kuat pada dasar ilmu lingkungan/ekologi dan pengetahuan alam yang bergerak dalam kegiatan penilaian atas lahan yang luas, dalam mencari ketepatan tata guna lahan di masa mendatang (Rachman,1984). Perencanaan merupakan suatu proses yang dinamis, saling terkait dan saling menunjang (Gold, 1980).

Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds dan Starke (2006) terdiri dari Commission, Research, Analysis,

Synthesis, Construction, dan Operation. Commission adalah tahap dimana klien

menyatakan keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulan/inventarisasi data. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi, dan kendala serta membuat program pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisa perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan.

(21)

7 Perencanaan lanskap terdiri atas tahapan-tahapan proses yang saling menyambung, dimulai dari survei sumber-sumber yang telah ada seperti keadaan Lanskap, manusia dan aktifitas pekerjaan dalam masyarakat. Perencanaan yang baik tidak dimulai dari suatu pemikiran yang abstrak dan rencana yang dipaksakan, tetapi harus dimulai dengan pengetahuan akan kondisi awal tapak dengan segala kemungkinannya (Munford dalam Simonds,1983),

Lynch (1981) menyatakan bahwa proses perencanaan tapak dimulai dengan pemahaman terhadap orang-orang yang akan menggunakan tapak, mengenai peran yang akan mereka jalankan. Pemahaman ini berguna untuk mengambil keputusan dan kreasi yang diciptakan pada perencanaan yang dibuat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses penyusunan kebijaksanaan atau merumuskan apa yang harus dilakukan, untuk memperbaiki keadaan di masa mendatang. Simonds dan Starke (2006) menyatakan bahwa ketidakberhasilan suatu rencana dikarenakan kurang mendalamnya penghayatan terhadap tapak atau feel of the land dan kurang diperhatikannya aspek sosial khususnya pengguna.

2.4. Perancangan Lanskap

Rachman (1984) menyatakan bahwa perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan masa dengan mengakomodasikan elemen Lanskap alami dan non-alami serta segenap kegiatan yang ada di dalamnya agar tetap tercipta suatu karya tata ruang yang secara fungsi berdaya guna dan secara estetika bernilai indah sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia sebagai makhluk hidup lain di dalamnya. Perancangan merupakan kegiatan pengaturan komposisi vertikal horizontal, tata bentuk, tata warna, tata tekstur, tata aroma dan tata gerak, pengaturan tata fungsi, tata bahan, tata penggambaran dan perhitungan konstruksi, biaya, ketentuan spesifikasi dan uraian teknis serta pemilihan bahan tanaman dan bangunan.

Simonds dan Starke (2006) menyatakan bahwa terdapat sebuah prinsip yang biasa digunakan dalam merancang sebuah lanskap, yaitu dengan mengeliminasi elemen yang buruk dan menonjolkan elemen-elemen yang baik. Dalam lanskap, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan

(22)

8 sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang harmonis.

Untuk mendapatkan hasil rancangan yang baik, maka dalam kegiatan perancangan harus berpedoman kepada prinsip perancangan yang terdiri dari kesatuan (unity), keseimbangan (balance) dan penekanan (emphasize). Kesatuan dapat diciptakan melalui pengulangan bentuk, penggunaan modul dan grid serta adanya tema. Keseimbangan diciptakan melalui pengulangan bentuk secara simetri, asimetri maupun radial. Penekanan dapat diciptakan melalui pengarahan letak dan kontras terhadap elemen serta variasi dalam ukuran dan jumlah elemen. Menurut Rachman (1984), tema merupakan unsur penyatu, gradasi sebagai pencipta variasi lembut, kontras sebagai pencipta variasi semarak dan kontrol sebagai unsur penyeimbang.

Elemen-elemen perancangan harus diperhatikan untuk mewujudkan suatu rancangan yang lengkap agar tercapai suatu komposisi yang serasi dan ideal dalam rancangan yang diinginkan. Elemen-elemen perancangan tersebut adalah bentuk, skala, tekstur dan warna. Bentuk merupakan elemen perancangan yang memberikan kesan statis, stabil, labil, formal, informal, dan lain-lain. Skala dapat menunjukkan perbandingan antara ruang dengan elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan jarak pandang penglihatan. Tekstur berfungsi untuk memberikan suatu kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual. Warna berperan dalam memperjelas suatu objek, memberi kesan pada bentuk dan bahannya (Hakim, 1987).

2.5. Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap

Tahap pelaksanaan pekerjaan Lanskap merupakan realisasi dan bentuk tindak lanjut dari kegiatan perancangan yang meliputi pekerjaan penyerahan kontrak, pengawasan, sanksi pelanggaran dan batas-batas pelaksanaan (Simonds dan Starke, 2006). Selanjutnya Rachman (1986) menambahkan bahwa di dalam proses pelaksanaan pekerjaan lanskap hal yang sangat penting dilakukan adalah pengawasan dan evaluasi secara sinambung dan fleksibel serta peka terhadap penyempurnaan sejauh waktu dan dana memungkinkan.

(23)

9 Pelaksanaan (construction) merupakan tahap yang dilakukan setelah proses perencanaan dan perancangan selesai. Menurut Harris dan Dines (1988), tahap pelaksanaan terdiri dari:

1. Pekerjaan pembangunan, pengawasan, dan koordinasi yang mencakup administrasi, jadwal kerja, laporan, dokumentasi, pengawasan, serta kontrol biaya.

2. Penyelesaian pekerjaan dan pembayaran.

Pelaksanaan merupakan kumpulan proses atau sistem dan kegiatan berupa organisasi atau prosedur yang melibatkan unsur manusia. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan harus menuju ke arah tujuan yang hendak dicapai dan tetap dalam arah kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan fisik pekerjaan lanskap antara lain meliputi pekerjaan pengukuran dan pematokan, pengolahan tanah, pelaksanaan hard material, pelaksanaan soft material dan pemeliharaan (Rachman, 1984).

Arifin dan Arifin (2005) mengatakan bahwa pemborong pembuatan taman disebut juga sebagai kontraktor taman. Kontraktor taman terpilih harus melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana dan dokumen lain yang ditetapkan perencana. Oleh karena itu, seorang kontraktor taman harus berhubungan dan berkomunikasi secara langsung dengan arsitek taman, baik sebelum penawaran kontrak atau sesudahnya. Selanjutnya, Arifin dan Arifin (2005) menambahkan bahwa seorang kontraktor taman tidak dapat mengubah rencana dan rancangan taman sekehendak hatinya sendiri, tetapi harus berkonsultasi dengan perancang taman atau paling tidak dengan pemiliknya.

(24)

BAB 3 METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan magang ini dilakukan di Divisi Planning and Design PT. Graha Andrasentra Propertindo sebagai pengembang kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence. Lokasi pelaksanaan proyek adalah di Cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk (Gambar 1). Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada Maret 2008 sampai dengan bulan Juli 2008. Pelaksanaan proyek telah mulai dikerjakan sebelum mahasiswa melakukan kegiatan magang (Tabel 1).

Tabel 1. Jenis Kegiatan Magang dan Alokasi Waktu.

Maret April Mei Juni Juli

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Administrasi a. Penunjukan kontraktor b. Dokumen proyek Kegiatan Studio a. Kelembagaan b. Perencanaan c. Perancangan d. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan fisik a. Pengadaan tanaman dan penyimpanan b. Pembersihan lahan c. Pematokan dan pengukuran d. Pekerjaan softscape e. Pekerjaan hardscape Pemeliharaan a. Pemeliharaan softscape b. Pemeliharaan hardscape

(25)

Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan Magang (Sumber: Bogor Nirwana Residence, 2008)

Bogor Nirwana Residence

(26)

3.2. Metode Kerja

Metode kerja yang dilakukan pada kegiatan magang ini, antara lain berupa partisipasi aktif baik di lapang maupun di studio. Partisipasi di lapang antara lain sebagai supervisor lanskap yang bertugas memeriksa progress pekerjaan kontraktor serta ikut serta dalam beberapa kegiatan penanaman. Sedangkan

partisipasi aktif di studio antara lain dalam pemeriksaan gambar kerja (shop drawing), pembuatan laporan progress pekerjaan kontraktor, dan

pembuatan as built drawing. Selain itu, dilakukan pula wawancara dengan pihak BNR dan kontraktor serta melakukan telaah dokumen.

Secara umum, kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami proses pembangunan lanskap. Tahap-tahap proses pembangunan lanskap tersebut adalah (Tabel 2):

1. Kegiatan administrasi, yaitu pemilihan kontraktor dan penerbitan dokumen proyek seperti Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan Commitment Order (CO). 2. Kegiatan studio, yaitu penelaahan hasil perencanaan dan perancangan,

monitoring dan evaluasi progress pekerjaan lanskap di lapangan serta pembuatan as built drawing.

3. Pelaksanaan fisik di lapangan, yaitu pengadaan tanaman dan penyimpanan, pembersihan lahan, pengukuran dan pematokan, pekerjaan softscape, dan

hardscape.

4. Pemeliharaan, yaitu masa retensi yang dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati dalam SPK.

Pada kegiatan magang ini, perencanaan dan perancangan dilakukan sebatas pada evaluasi hasil perencanaan dan perancangan, mahasiswa magang tidak terlibat kegiatan perencanaan dan perancangan secara mendalam. Hasil dari kegiatan magang ini berupa laporan kegiatan magang beserta analisis mengenai permasalahan yang muncul selama proses pelaksanaan. Dari hasil analisis masalah tersebut, diajukan beberapa alternatif solusi pemecahan masalah yang sesuai dengan ilmu Arsitektur Lanskap yang telah dipelajari (Gambar 2).

(27)

Tabel 2. Rincian Kegiatan Magang

Pekerjaan Aktivitas Outcome Keterangan Penunjukan kotraktor Prosedur penunjukan Penunjukan langsung Surat perintah Kerja (SPK) Administrasi* Penerbitan dokumen proyek Commitment Order

Perencanaan Site Plan Mempelajari konsep dan gambar kerja Perancangan Planting Plan,

gambar detail konstruksi dan potongan Mempelajari planting plan, gambar detail konstruksi dan gambar potongan Kegiatan Studio* Monitoring dan Evaluasi

Hasil evaluasi Melakukan evaluasi berdasarkan monitoring yang dilakukan Pengadaan dan penyimpanan tanaman Jenis tanaman yang diperlukan Mempelajari proses pengadaan dan penyimpanan tanaman untuk pelaksanaan fisik Pembersihan lahan Lahan bersih dari

sampah, tanaman liar, batu dan puing bangunan

Mempelajari proses dan alat yang digunakan dalam

pembersihan lahan dari sampah, tanaman liar, batu dan puing bangunan Pelaksanaan Fisik Pematokan dan pembentukan lahan

Lahan diberi patok untuk titik tanam dan pembuatan kontur

Mempelajari proses dan alat yang digunakan dalam pematokan yang diawali dengan pengukuran serta mempelajari proses pembentukan lahan 13

(28)

Tabel 2 (Lanjutan)

Pembuatan lubang tanam

Mempelajari proses penggalian lubang tanam dan ukuran lubang tanam Pekerjaan softscape Penanaman tanaman Mempelajari proses penanaman tanaman, pembuatan steiger/penahan, serta mempelajari sistem kerja alat yang digunakan Pembuatan track pada Community park Mempelajari proses pembuatan track pada community park mulai dari pembentukan pola, pemberian semen, sampai perataan permukaan dan penghalusan pola Pelaksanaan Fisik Pekerjaan hardscape Pembuatan batu hias pada welcome

area

Mempelajari proses pembuatan batu hias beserta bahan dan alat yang diperlukan dimulai dari pencampuran bahan, pemberian semen, pemberian bentuk sampai penghalusan Penyiraman Mencatat frekuensi penyiraman, sumber air, waktu penyiraman Pemeliharaan Pemeliharaan softscape Pemupukan Mempelajari proses pemupukan, jenis pupuk, kebutuhan pupuk dan waktu pemupukan

(29)

*Keterangan : Untuk kegiatan administrasi; perencanaan dan perancangan, mahasiswa magang tidak terlibat di dalamnya. Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan tersebut sudah berlangsung sebelum kegiatan magang berlangsung. Mahasiswa magang mempelajari kegiatan-kegiatan tersebut dengan melakukan

review melalui wawancara dan telaah pustaka.

Tabel 2 (Lanjutan) Penyulaman Mempelajari proses penyulaman, mencatat kegiatan penyulaman yang terjadi dan penyebabnya di lapangan Pemangkasan Mempelajari

proses dan alat yang digunakan dalam

pemangkasan dan tujuannya

Pengendalian hama dan penyakit tanaman (PHPT)

Mempelajari tindakan pengendalian tanaman sakit atau terserang hama Pemeliharaan softscape Pemeliharaan kebersihan Mencatat kegiatan pemeliharaan kebersihan yang dilakukan

kontraktor dan alat yang digunakan Pemeliharaan Pemeliharaan hardscape Pembersihan dari sampah dan kotoran Mempelajari dan mencatat proses pengangkutan sampah, penyapuan, penyikatan hardscape 15

(30)

Studi Pustaka

Persiapan : - Proposal

- Perizinan lokasi magang - Perizinan magang Kegiatan studio : a. Perencanaan b. Perancangan c. Monitoing dan evaluasi Kegiatan administrasi : a. Penunjukan kontraktor b. Penerbitan Dokumen proyek Pelaksanaan fisik : a. Pekerjaan pendahuluan b. Persiapan lahan c. Pekerjaan softscape d. Pekerjaan hardscape e. Pekerjaan penyelesaian

Review Kegiatan Magang : Check list kegiatan yang telah dilaksanakan, analisis dan sintesis

Pemeliharaan : a. Pemeliharaan softscape b. Pemeliharaan hardscape

Penyusunan Laporan Akhir PRA MAGANG

MAGANG

PASCA MAGANG

Gambar 2. Bagan Alur Kerja Kegiatan Magang

(31)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Kawasan Permukiman Bogor Nirwana Residence

4.1.1 Letak dan Luas

Kawasan Bogor Nirwana Residence terletak di Jalan Dreded-Pahlawan, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kotamadya Bogor. Berdasarkan Master Plan Bogor Nirwana Residence, kawasan permukiman ini direncanakan akan dikembangkan dengan luas total 1140 ha yang terdiri dari kawasan perumahan dan hotel, kawasan komersial, kawasan rekreasi, dan kawasan pendidikan. Sedangkan luas total yang telah terbangun sampai dengan tahun 2008 adalah ± 70 ha.

Bogor Nirwana Residence (BNR) berbatasan dengan Kelurahan Rangga Mekar di sebelah utara, sedangkan di sebelah selatan dibatasi oleh Kelurahan Pamoyanan. Di sebelah barat BNR berbatasan dengan Kelurahan Mulyaharja dan sebelah timur dibatasi oleh Sungai Cipinang Gading.(Gambar 3).

Orchard Walk merupakan salah satu area komersial yang dikembangkan oleh BNR pada pengembangan tahap II. Orchard Walk terletak di boulevard yang bersebelahan dengan pintu gerbang Cluster Tirta Nirwana dan Padma Nirwana. Di area tersebut dibangun sekitar 67 bangunan arcade dua lantai dengan arsitektur modern. Di depan bangunan ini dialokasikan lahan untuk pedestrian selebar 9 meter yang diperuntukan bagi para pejalan kaki, serta kios-kios mobile berukuran mungil dan artistik untuk para pedagang yang akan menjajakan aneka ragam aksesoris, cinderamata, dan kebutuhan lain yang biasa terdapat di kaki lima di pusat-pusat keramaian.

Orchard Walk terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Orchard Walk Mall dan Orchard Walk Arcade. Orchard Walk Mall atau Lifestyle center adalah sebuah pusat perbelanjaan/mall yang terletak pada bagian ujung area Orchad Walk. Orchard Walk Mall sebelah utara berbatasan dengan jalan utama ROW 24 yang menghubungkan dengan pengembangan BNR tahap selanjutnya. Sebelah selatan Orchard Walk Mall berbatasan dengan waterpark The Jungle, sedangkan sebelah

(32)

18 barat berbatasan dengan Hotel Aston Bogor dan sebelah timur berbatasan dengan Orchard Walk Arcade.

Orchard Walk Arcade merupakan sebuah pusat perbelanjaan berbentuk

arcade yang tersusun secara linear. Orchard Walk Arcade berbatasan dengan Cluster Padma Nirwana di sebelah utara. Di sebelah selatan, Orchard Walk Arcade berbatasan dengan Cluster Tirta Nirwana dan di sebelah barat berbatasan

dengan Orchard Walk Mall. Sedangkan di sebelah timur Orchard Walk Arcade berbatasan dengan cluster Arga Nirwana.

Gambar 3. Peta Administratif BNR (tanpa skala) (Sumber: Bogor Nirwana Residence, 2008) (Tanpa skala)

(33)

19

4.1.2 Aksesibilitas

Terdapat beberapa akses yang dapat digunakan menuju BNR. Salah satunya melalui Jalan Batu Tulis yang terdapat di sebelah tenggara atau Jalan Dreded-Pahlawan di sebelah timur (Gambar 3).

Gambar 4. Akses Keluar Masuk Kawasan

Jalan Dreded-Pahlawan dan Jalan Batu Tulis dapat dicapai dengan mudah dari Jalan Tol Jagorawi. Sebagai salah satu gerbang masuk dan keluar Kota Bogor, Jalan Tol Jagorawi memudahkan akses bagi para penghuni dan pengunjung BNR dalam mencapai lokasi yang mereka inginkan.

Gambar 5. Peta Aksesibilitas Bogor Nirwana Residence (Sumber: Bogor Nirwana Residence, 2008)

(34)

20

4.1.2 Sejarah Perusahaan, Tahapan dan Rencana Pembangunan

Perkembangan pembangunan perumahan di Indonesia dimulai setelah berjalannya rencana pembangunan lima tahun (repelita) kedua pada tahun 1974-1979. Berdasarkan Akta Pendirian No. 42 tanggal 15 Juni 1988 berdiri PT. Aliyah Panca Ha Fat yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti.

Berdasarkan Akta Perikatan Kesepakatan Bersama Nomor 10 tanggal 18 Oktober 1996, PT. Aliyah Panca Ha Fat diakuisisi oleh PT. Sanggraha Pelita Sentosa. Kemudian sesuai akta-akta jual beli No. 132, No. 133 dan No 134 tanggal 30 Mei 1997, seluruh saham dan aset PT. Sanggraha Pelita Sentosa di ambil alih oleh PT. Graha Andrasentra Propertindo. PT Graha Andrasentra Propertindo adalah anak perusahaan dari PT Bakrieland Development Tbk dengan kepemilikan saham 99,4%. Permukiman Bogor Nirwana Residence yang sebelumnya bernama Graha Bogor Indah, berada di bawah pengembangan PT. Graha Andrasentra Propertindo. Pada saat masih bernama Graha Bogor Indah, dibangunlah pengembangan tahap I seluas ± 30 Ha yang seluruhnya terdiri dari area perumahan. Pada pengembangan tahap II, PT. Graha Andrasentra Propertindo mulai mengembangkan kawasan yang menunjang kebutuhan hidup bagi para penghuni dan masyarakat umum selain pengembangan area perumahan. Pengembangan seluas ± 70 Ha ini terdiri dari area komersial, area rekreasi, dan area residensial berupa hotel, condotel, dan villa, serta pengembangan

cluster-cluster perumahan baru.

Sesuai dengan slogan permukiman Bogor Nirwana Residence, inspired by

nature, kawasan permukiman ini direncanakan sebagai suatu kawasan

permukiman dengan persentase area hijau lebih besar dari persentase area terbangun. Kawasan BNR memiliki 60% area hijau, dimana pada setiap sudut dari kawasan ini ditanami oleh vegetasi peneduh, semak, dan penutup tanah. Bogor Nirwana Residence juga mengembangkan design perumahan cluster. Tujuan dari

clustering adalah untuk meningkatkan tingkat keamanan dan privasi bagi para

penghuni, yang dicapai melalui metoda akses satu pintu gerbang.

Lokasi kawasan yang terletak pada area sekitar kaki Gunung Salak membuat kawasan ini memiliki kualitas udara yang cukup baik dan cukup sejuk.

(35)

21 Selain sebagai suatu nilai tambah, hal ini juga merupakan suatu tantangan dan tuntutan bagi pihak pengembang untuk menjadikan kawasan permukiman ini tetap alami, asri dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang negatif dalam skala yang cukup besar bagi lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan masterplan Bogor Nirwana Residence, kawasan permukiman ini akan dikembangkan dengan luasan lahan ± 1140 Ha. Pengembangan tahap kedua yang sedang berlangsung terfokus pada pengembangan fasilitas dan sarana penunjang. Pengembangan tahap II ini memiliki konsep pengembangan kawasan permukiman yang juga dilengkapi dengan Commercial area, Leisure and

entertainment area, dan Educational center area. Pengembangan ini tidak hanya

ditujukan bagi penghuni BNR, karena area komersial dan rekreasi yang sedang dikembangkan juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Pengembangan area untuk umum ini antara lain area rekreasi yang terdiri dari

waterpark dan theme park, area komersial yaitu mall dan arcade, serta area

residensial yaitu Hotel, Condotel dan Villa.

Pada tahap selanjutnya dari pengembangan kawasan permukiman ini, akan dikembangkan area pendidikan, area bisnis, area rekreasi, dan pengembangan

cluster perumahan baru serta pengembangan-pengembangan lainnya. Selain itu,

untuk lebih memudahkan akses menuju kawasan BNR, telah direncanakan pembangunan future ring road yang langsung menghubungkan kawasan BNR dengan jalan Tol Jagorawi.

4.2 Kondisi Fisik dan Biofisik Kawasan Bogor Nirwana Residence 4.2.1 Iklim

Berdasarkan Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor (2006), suhu rata-rata tahunan adalah 27,1 oC dengan suhu minimum rata-rata adalah 22,3 oC dan suhu maksimum rata-rata adalah 31,9 oC. Suhu maksimum dicapai pada bulan Oktober (34,1oC). Sedangkan suhu minimum dicapai pada bulan Agustus (20,6oC). Kelembaban relatif memiliki nilai rata-rata 82% dengan nilai minimum 62% dan nilai maksimum 93%. Curah hujan rata-rata di kawasan ini adalah 249,2 mm/bulan dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari (640 mm/bulan) dan terendah pada bulan September (28 mm/bulan).

(36)

22

4.2.2 Topografi dan Tanah

Kawasan Bogor Nirwana Residence secara umum berada pada daerah dengan topografi yang relatif landai dengan kemiringan berkisar antara 0 – 15 %. Hal ini merupakan salah satu potensi dari tapak karena kemungkinan terjadinya erosi sangat kecil sehingga akan memudahkan proses perencanaan dan perancangan pada tapak. Namun dari proses perencanaan dan perancangan tersebut sebaiknya dapat menciptakan suasana dinamis agar kesan datar tidak menimbulkan rasa bosan bagi pengguna tapak.

Berdasarkan hasil analisis laboratorium service laboratory SEAMEO BIOTROP, tanah di kawasan Bogor Nirwana Residence termasuk jenis tanah Latosol Coklat (Tabel 3). Tanah Latosol Coklat biasanya terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi dan merupakan daerah vegetasi hutan basah. Tanah Latosol umumnya berasal dari batuan induk vulkanik, sebagai contoh, Latosol Coklat berasal dari abu vulkanik basa pada daerah berbukit yang agak tinggi.

Tabel. 3. Hasil Analisis Laboratorium Sifat-Sifat Tanah

No Parameter Satuan Hasil Kriteria Penilaian*

Sifat Fisika

1 Tekstur

a. Pasir sangat halus (0,005 - 0,1 mm) % 5,41

b. Pasir (0,1-10 mm) % 9,12

c. Debu % 37,04

d. Liat % 48,43

2 Permeabilitas cm/jam 3,7 Lambat - sedang

Sifat Kimia 1 pH (1:1) a. H2O 5,4 b. CaCl 4,2 Masam 2 C Organik % 2,78 Sedang 3 N Total % 0,28 Sedang 4 C/N Ratio 9,9 Rendah

5 P Tersedia ppm 6,28 Sangat rendah

6 Susunan Kation : a. Ca me/100gr 8,14 Sedang b. Mg me/100gr 2,42 Tinggi c. K me/100gr 0,33 Sedang d. Na me/100gr 0,48 Sedang 7 KTK me/100gr 16,6 Rendah-sedang

8 Kejenuhan Basa % 68,5 Tinggi

Sumber : Hasil Analisis Laboratorium, Service Laboratory SEAMEO BIOTROP dalam ANDAL BNR (2005)

(37)

23

4.2.3 Hidrologi

BNR terletak di sub Daerah Aliran Sungai (sub DAS) Cipinang Gading yang termasuk dalam wilayah DAS Cisadane. Sungai Cipinang Gading terletak di sebelah Timur dan berbatasan langsung dengan BNR. Selain itu, pada kawasan perumahan tersebut juga terdapat sungai-sungai kecil (parit) yang mengalir di dalam kawasan perumahan. Sungai-sungai kecil tersebut merupakan anak sungai Cipinang Gading sehingga aliran sungainya bermuara pada Sungai Cipinang Gading. Sedangkan Sungai Cipinang Gading bermuara pada Sungai Cisadane.

Keberadaan sungai kecil yang mengalir di dalam kawasan perumahan berguna untuk mengalirkan kelebihan air yang berasal dari air hujan yang disalurkan melalui saluran air yang berfungsi sebagai saluran drainase tapak. Untuk kebutuhan penyiraman, sumber air yang digunakan juga berasal dari Sungai Cipinang Gading.

4.2.4 Vegetasi

Kawasan BNR pada awalnya merupakan area yang banyak ditumbuhi semak belukar dengan beberapa pemanfaatan lain yang jumlahnya tidak terlalu luas seperti perladangan, persawahan, dan beberapa penggunaan untuk tanaman keras. Jenis tanaman yang di budidayakan antara lain padi (Oryza sativa), talas (Colocasia esculenta), ketela pohon (Manihot utilisima), serta jenis sayur-sayuran seperti sawi (Lactuca indica). Sawah yang terdapat di area studi pada umumnya adalah sawah setengah teknis dengan komponen utama penyusun ekosistemnya adalah padi sawah (Oryza sativa). Pemanfaatan areal sawah untuk pemanfaatan lain dilakukan dengan menanami pematang sawah dengan beberapa tanaman seperti kacang panjang (Vigna chinensis) dan Talas (Colacasia esculenta).

Secara umum, konsep tata hijau dari kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence adalah konsep resor permukiman bernuansa tropis melalui penataan vegetasi tropis seperti Palem, Pisang-pisangan, dan Kamboja. Pada jalan masuk utama, vegetasi yang sering ditemui di median jalan adalah pohon palem sadeng (Livistona chinensis), selain itu pada jalan masuk utama juga ditemui Pisang-pisangan (Heliconia sp), Bayam Merah (Iresine herbstii), Damar (Agathis

(38)

24 perumahan/housing, vegetasi yang dominan adalah Tabebuia kuning (Tabebuia sp.) sebagai peneduh dan pengarah jalan. Pada median jalan di beberapa cluster digunakan tanaman palem-paleman seperti Palem Sadeng (Livistona chinensis) dan Palem Ekor Tupai (Wodyetia bifurcata). Selain itu juga terdapat Kamboja (Plumeria rubra), Adam Hawa (Rhoeo discolor), Jengger Ayam (Celosia sp.), Iris (Iris sp.), Bougenvil (Bougainvillea sp.), Palem Kurma (Phoenix sp.), dan Pisang Kipas (Ravenala sp.) yang mendominasi taman-taman ketetanggaan pada setiap

cluster perumahan tersebut. Vegetasi penutup tanah pada area perumahan ini

didominasi oleh Rumput Gajah Mini (Axonopus compressus dwarf) dan Sutra Bombay (Portulaca grandiflora).

Pada kawasan komersial, yaitu pada area Lifestyle Center dan Orchard Walk, vegetasi didominasi oleh Trembesi (Samanea saman), Sengon (Paraserianthes falcafaria), Flamboyan (Delonix regia) dan Tabebuia Kuning (Tabebuia sp.) yang berperan sebagai peneduh dan pengarah jalan. Sedangkan pada area parkir, vegetai peneduh yang dominan adalah Trembesi (Samanea

saman), dan Pulai (Alstonia scholaris). Selain itu terdapat pula Palem Sadeng

(Livistona chinensis), Palem Washington (Washingtonia robusta), dan Palem Bismarkia (Bismarckia nobilis). Semak yang terdapat pada kawasan komersial antara lain Soka (Ixora sp.), Bougenvil (Bougainvillea sp.),. Agave (Agave sp), Puring (Codiaeum variegatum), Palem Kurma (Phoenix sp.), dan Euphorbia sp. Untuk penutup tanah (groundcover), digunakan Ubi-ubian (Ipomoea batatas),

Lantana sp., Portulaca grandiflora, dan Rumput Gajah Mini (Axonopus compressus dwarf)

Untuk area rekreasi yaitu The Jungle Waterpark, vegetasi yang dominan adalah vegetasi dari famili Arecaceae atau palem-paleman, antara lain Palem Washington (Wahingtonia robusta), Palem Bismarkia (Bismarckia nobilis) dan Palem Kurma (Phoenix sp.). Sedangkan untuk kawasan hotel dan villa, vegetasi yang dipilih adalah vegetasi yang dapat memberikan nuansa tropis, antara lain Akasia (Acacia mangium), Pisang-pisangan (Heliconia sp.), Palem Sadeng (Livistona chinensis) dan Kamboja (Plumeria rubra).

(39)

25

4.2.5 Fauna

Fauna di kawasan BNR dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu hewan budidaya dan satwa liar. Hewan budidaya yang ditemukan antara lain kerbau (Buballus buballus), ayam (Gallus domestica) dan kambing. Sedangkan satwa liar yang dapat ditemukan di kawasan BNR antara lain berbagai jenis burung, seperti cici padi (Cisticola exilis), prenjak (Prinia sp.), gereja (Passer montanus) dan kutilang (Pycnonotus aurigaster).

Satwa liar lain yang dapat ditemukan di lokasi kegiatan diantaranya adalah kadal (Mabuoia multifasciata), ular air (Natrix sp.) dan berbagai jenis insekta. Biota perairan yang dapat ditemukan antara lain kelompok ikan (Pisces),

Zooplankton, Fitoplankton dan hewan permukaan air yang lain seperti berudu atau

kecebong.

4.3 Divisi Planning and Design PT.Graha Andrasentra Propertindo

PT. Graha Andrasentra Propertindo (PT. GAP) merupakan anak perusahaan dari Bakrieland development, Tbk yang bergerak di bidang pengembangan properti. Kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence merupakan salah satu hasil pengembangan dari PT. GAP. PT. GAP dipimpin oleh seorang Chief Executive Officer (CEO) yang membawahi 4 orang chief pada bidang yang berbeda yaitu Chief Finance Officer (CFO), Chief Bussiness

Development Officer (CBDO), Chief Marketing Officer (CMO), dan Chief Estate Management Officer (CEMO).

Masing-masing chief membawahi divisi yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya. Bidang lanskap berada di bawah divisi Planning and Design. Divisi

Planning and Design berada dibawah kepemimpinan Chief Bussiness Development Officer (CBDO) bersama 4 divisi lainnya, yaitu Project Control Management (PCM), Infrastructure, Housing, dan Bussiness Development.

4.3.1 Konsep dan Tujuan

Konsep pembangunan di Bogor Nirwana Residence adalah resor perumahan yang menyajikan lingkungan alami. Didukung oleh lokasinya yang terletak di kaki Gunung Salak, pembangunan permukiman di BNR harus

(40)

26 didukung dengan penataan lingkungan yang asri dan tetap menjaga nuansa alami yang ada. Oleh karena itu, konsep yang ingin diwujudkan adalah penciptaan area hijau sebesar 60 % dari area terbangun. Namun, sejauh ini belum terdapat data yang pasti apakah konsep 60% area hijau tersebut sudah terpenuhi atau belum. Berdasarkan hasil pengamatan, area hijau atau RTH yang terdapat di kawasan BNR terdiri dari lawn, jalur hijau jalan, serta taman area housing dan komersial.

Sebagai kawasan residensial bernuansa alami terbesar di Kota Bogor, kawasan Bogor Nirwana Residence berusaha menciptakan suatu kawasan yang berfungi sebagai area konservasi lingkungan, dimana nuansa alami terasa didalamnya. Hal ini didukung oleh konsep utama BNR untuk menciptakan 60% area hijau dari total luas area BNR. Nuansa alami juga dapat terlihat dari adanya penangkaran rusa. Hal ini merupakan salah satu usaha untuk melindungi satwa tersebut dari kepunahan karena jumlahnya yang semakin bekurang.

Tujuan divisi Planning and Design secara umum adalah melakukan pekerjaan design mulai dari konsep, preliminary design, design development dan detail design juga sampai persiapan dokumen-dokumen tender untuk diserahkan kepada PCM / Panitia Tender sehingga menghasilkan suatu design project yang berkualitas dan sesuai dengan standar-standar design yang berlaku. Untuk mewujudkan tujuan ini dan menciptakan suatu lanskap yang fungsional dan estetis, divisi Planning and Design selalu berusaha untuk sebisa mungkin mengerjakan project oleh tenaga ahli PT. GAP. Sedangkan untuk project yang rumit dan kompleks dan tidak bisa dikerjakan sendiri, dapat dibantu dengan menggunakan jasa konsultan khusus. Pekerjaan pelaksanaan di lapangan dilakukan oleh kontraktor lanskap yang bertugas menata lanskap sesuai dengan

design dan spesifikasi yang telah ditentukan.

4.3.2 Struktur Organisasi

Divisi Planning and Design merupakan divisi yang berperan sebagai perencana dan perancang kawasan Bogor Nirwana Residence pada bidang arsitektur, struktur bangunan, mekanikal elektrikal, dan lanskap. Keberadan divisi ini sangat berperan dalam menciptakan kawasan permukiman yang bernilai aman, nyaman dan bernilai estetis tinggi.

(41)

27 Divisi Planning and Design dibawahi oleh Chief Bussiness Development

Officer/CBDO (Gambar 6). Divisi Planning and Design dipimpin oleh seorang kepala divisi (Division Head). Kepala divisi membawahi 3 Section Head yaitu

Section Head Planning, Section Head Design, dan Section Head Engineering

(Gambar 7). Bidang lanskap berada di bawah kepemimipinan Section Head

Design. Tugas bagian design secara umum adalah membuat design seluruh project

di kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence. Dalam pembuatan design, divisi Planning and Design dapat dibantu oleh konsultan design jika pekerjaan yang dilaksanakan terlalu kompleks dan rumit. Selanjutnya hasil design dari konsultan di koreksi oleh divisi Planning and Design, khususnya oleh bagian design untuk bidang design arsitektur dan lanskap. Divisi Planning and Design juga bertugas untuk melakukan koordinasi dengan kontraktor dan divisi – divisi lain yang terkait dengan pekerjaan Planning and Design.

Divisi Planning and Design memiliki hubungan horizontal dengan divisi

Project Control Management (PCM) yang bertugas mengontrol proyek di

lapangan. Divisi ini yang menangani proses tender dan menyimpan dokumen yang terkait dengan proyek seperti Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan Commitment

Order (CO). Divisi PCM bertugas untuk memeriksa hasil pekerjaan divisi Planning and Design sebelum menyerahkannya ke kontraktor dan juga bertugas

untuk menghitung bahan yang dibutuhkan dan memeriksa spesifikasi bahan yang disediakan oleh kontraktor.

4.3.3. Proses dan Prosedur Pekerjaan Lanskap

Divisi Planning and Design memiliki prosedur dalam melaksanakan pekerjaan yang terkait. Prosedur ini bertujuan agar divisi Planning and Design memiliki panduan dan batasan dalam melaksanakan tugasnya. Prosedur yang diterapkan dalam divisi Planning and Design adalah:

1. Planning dan design

Direksi menginstruksikan pembuatan perencanaan dan design, baik dalam list budget maupun suatu project yang dibutuhkan atau diusulkan namun diluar list budget yang masing-masing telah mendapat persetujuan dari Direksi.

(42)

28 2. Pelaksanaan design terdiri dari:

a. Pembuatan konsep design

Pembuatan konsep design dapat dilakukan secara in-house maupun oleh konsultan yang telah ditunjuk. Konsep design suatu project harus mendapat persetujuan dari Direksi dan user dari Divisi lain.

b. Pengembangan design

Pada tahap pengembangan design dapat dilakukan oleh konsultan yang telah ditunjuk maupun oleh tim inhouse Planning and Design. Jika ditemukan perubahan pada tahap ini sehingga merubah konsep design awal, Planning and Design harus mempresentasikan kembali perubahan tersebut sehingga didapat suatu bentuk konsep yang matang dan harus mendapat persetujuan dari Direksi maupun user dari divisi lain.

c. Detail design

Detail design dapat dibuat oleh Planning and Design maupun konsultan yang ditunjuk. Pada tahap detail design perancangan tetap harus mengikuti konsep yang telah disetujui oleh Direksi dan user dari divisi lain, jika ada perubahan secara teknis karena suatu kondisi teknis, Planning and Design harus mempresentasikan perubahan tersebut.

d. Persiapan Dokumen Tender

Planning and Design disamping menyiapkan gambar-gambar untuk

kontruksi juga harus menyiapkan dokumen tender lainnya seperti Bill of

Quantity (BQ), spesifikasi, Rencana Kerja Syarat (RKS), persyaratan

teknis serta persyaratan administrasi. Dokumen-dokumen tender tersebut diberikan kepada divisi Project control Management (PCM)/panitia tender, setelah PCM/panitia tender menerima dokumen tender tersebut, maka PCM/panitia tender harus segera melaksanakan tender dengan terlebih dahulu meminta persetujuan Direksi.

Prosedur ini berlaku bagi seluruh project yang dikerjakan oleh divisi

Planning and Design. Namun dikarenakan belum adanya tenaga ahli di bidang

lanskap pada divisi Planning and Design, pekerjaan lanskap banyak dikerjakan oleh konsultan dan kontraktor pelaksana pekerjaan lanskap.

(43)

29 Keterangan : Bagian berwarna merah merupakan tempat mahasiswa magang

(44)

30 Gambar 7. Struktur Organisasi Divisi Planning and Design

(45)

31

4.4 Pelaksanaan Administrasi

4.4.1 Pelaksanaan Administrasi Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Nirwana

Cluster Padma Nirwana merupakan salah satu Cluster yang dikembangkan

pada tahap II pengembangan Bogor Nirwana Residence. Pembangunan lanskap di kawasan ini bertujuan sebagai area hijau yang memiliki fungsi estetika, pelestarian lingkungan dan rekreasi. Pembangunan lanskap di Cluster Padma Nirwana diserahkan pada kontraktor Ahmad Rifa`i yang berkedudukan di perumahan Pamulang Permai. Pemilihan kontaktor ini dilakukan dengan cara penunjukkan langsung.

Setelah ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan lanskap di Cluster Padma Nirwana, pihak Ahmad Rifa`i mengajukan hasil design lanskap yang akan dibangun beserta rancangan anggaran biaya (RAB) ke pihak BNR. Kemudian pihak kontraktor dengan pihak BNR mengadakan pertemuan untuk membicarakan mengenai design dan RAB. Pada pertemuan ini pihak kontrakor mengajukan penawaran harga ke pihak BNR dan kedua belah pihak melakukan perundingan untuk mempertemukan pendapat dari kedua pihak mengenai design, RAB, dan hal lain seperti cara pembayaran, pengadaan tanaman, dan sebagainya yang akan tercantum dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK) (Lampiran 1).

Surat Perjanjian Kerja (SPK) keluar setelah tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak pada pertemuan sebelumnya. Setelah kontraktor menerima SPK, pekerjaan pembangunan lanskap harus segera dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kontraktor segera melaksanakan pekerjaan pembangunan lanskap setelah tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak sedangkan SPK belum diterima oleh kontraktor. Hal ini dikarenakan banyaknya pekerjaan pembangunan lanskap yang ditangani oleh kontraktor di kawasan BNR, sehingga ditakutkan pekerjaan menjadi terlambat jika mereka menunggu menerima SPK terlebih dahulu lalu mulai melaksanakan pekerjaan lanskap. Pekerjaan lanskap wajib diselesaikan oleh kontraktor dalam jangka waktu 10 minggu terhitung sejak ditandatanganinya SPK. Masa retensi/pemeliharaan dilaksanakan selama 3 bulan dari tanggal serah terima ditandatangani.

(46)

32 Selain SPK, setelah pemilihan kontraktor dan perundingan dengan kedua pihak, diterbitkan juga dokumen Commitment Order (CO) (Lampiran 2). CO adalah bentuk perjanjian kerja yang dipegang oleh PT. GAP, berbeda dengan SPK yang merupakan perjanjian kerja yang dipegang oleh pihak kontraktor. Untuk persetujuan dokumen CO, perlu dilampirkan proposal dari kontraktor yang telah disetujui oleh Project Manager dan realisasi anggaran sebelumnya. Apabila CO melebihi anggaran yang disediakan, maka harus dilampirkan pula anggaran tambahan yang telah disetujui dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang berwenang. Pada CO tercantum nama kontraktor, deskripsi pekerjaan atau barang, total anggaran, total realisasi, dan sertifikasi dengan tanda tangan dari pihak BNR yang terkait dengan pelaksanaan proyek antara lain Project Manager, PCM Manager, dan CBDO. Serta tercantum pula otorisasi yang ditandatangani oleh

Accounting Manager, Finance Manager, CFO, dan CEO.

Pada SPK juga dijelaskan mengenai pembayaran. RAB pelaksanaan untuk area ini adalah sebesar Rp. 549.580.000. Pembayaran dilakukan dalam 5 termint berdasarkan progress pekerjaan yang telah dilakukan. Uang muka atau DP (Down

Payment) dibayar pada saat penunjukan kontraktor selesai dilakukan. DP yang

dibayarkan adalah sebesar 20% dari harga borongan pekerjaan. Lalu setelah

progress mencapai 50%, dilakukan pembayaran sebesar 25% dari harga borongan

pekerjaan. Pada saat progress mencapai 75% kembali dilakukan pembayaran sebesar 25% dari harga borongan pekerjaan dan saat pekerjaan pembangunan lanskap telah selesai atau mencapai 100%, pembayaran dilakukan sebesar 25% dari harga borongan pekerjaan. Sisa 5% dari total 100% pembayaran dilakukan setelah kontraktor menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan/masa retensi. Dokumen pembayaran pada tiap termint disimpan oleh Divisi PCM.

Pemilihan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan lanskap di BNR dilakukan dengan cara penunjukan langsung. Dilihat dari segi waktu, pemilihan kontraktor dengan cara ini lebih efisien dibandingkan dengan cara tender karena tidak perlu melalui berbagai tahap dalam tender. Pemilihan kontraktor didasari alasan bahwa pihak BNR telah mengenal kontraktor. Pemilihan ini tidak didasarkan atas kinerja kontraktor di lapangan.

Gambar

Tabel 1. Jenis Kegiatan Magang dan Alokasi Waktu.
Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan Magang   (Sumber: Bogor Nirwana Residence, 2008) Bogor Nirwana
Tabel 2. Rincian Kegiatan Magang
Gambar 2. Bagan Alur Kerja Kegiatan Magang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pekerjaan : Pengadaan Kendaraan Dinas Roda Empat s/d 2000 cc Satker / SKPD : Badan Perencanaan Pembangunan, Penanaman Modal dan.

Isi surat: menyanggupi kehadiran pimpinan anda, Ibu Yuyun Sri Yuningsih., untuk menjadi pembicara utama dalam seminar dan workshop yang berjudul “Perusahaan Jasa Ticketing dan

Pendapat ini kemudian didukung oleh hasil penelitian Dick dan Rayner (2013), Knott dan Hayday (2010) menunjukkan bahwa adanya indikasi perilaku kerja

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut (1) Citra landasat 8 sangat membantu untuk kegiatan identifikasi lahan

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitataif, yakni penulis ingin mendeskripsikan bagaimana Kompas dan republika melakukan pembingkaian terhadap

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Shyang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan anugerahnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas

Cuci bagian kulit yang terkontaminasi dengan sabun atau detergen lembut dan bilas dengan air yang banyak hingga tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal

Dari hasil analisis, metode pencatatan secara tidak terpisah dari penjualan reguler yang digunakan oleh MITRA10 tidak menunjukkan identitas penjualan konsinyasi.Dari penyajian