• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGIDENTIFIKASI UNSUR PEMBANGUN

TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 1 SALEM TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh: Cumriah, S.Pd.

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menigkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen pada siswa kelas IX F SMP Negeri 1 Salem setelah menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung dalam dua siklus dengan masing-masing tahapan yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflection).

Hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan hasil tes dari sebelum tindakan dilakukan, kelulusan hanya mencapai 33,33 % dan ketuntasan belajar klasikal dari 33,33 % pada prasiklus menjadi 66,67 % pada siklus I dan 90% pada siklus II, serta terjadi perubahan aktivitas belajar ke arah yang lebih baik. hal tersebut dibuktikan oleh aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I dan siklus II meningkat secara betahap yang meliputi keaktifan, keberanian, kemandirian, dan keberhasilan.

Dari penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen pada siswa kelas IX F SMP Negeri 1 Salem Semester Gasal Tahun Pelajaran 2020/2021.

Saran dari penelitian ini adalah dalam melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen dengan penerapan Model Discovery Learning dapat dijadikan alternatif oleh guru guna memberdayakan aktivitas siswa dalam berpikir kritis dan mengemukakan pendapat.

Kata kunci: Model Discovery Learning, Hasil Belajar, Unsur Pembangun Cerpen

PENDAHULUAN

Pola pikir suatu masyarakat menjadi suatu ukuran kemajuan manusianya guna meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan hidup dalam menghadapi globalisasi. Upaya untuk meningkatkan kualitas masyarakat terus-menerus dilakukan yaitu dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2004:ii) bahwa “Bangsa yang maju mempunyai sistem pendidikan yang maju.”

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah sampai sekarang selalu menjadi problema yang belum terpecahkan. Umumnya yang selalu dikambinghitamkan adalah guru yang tidak menguasai materi ajar, murid-murid yang tidak tertarik untuk belajar sastra, dan buku-buku penunjang yang tidak tersedia di sekolah. Hal senada disampaikan oleh Mahayana (2008:189) mengatakan bahwa pengajaran sastra di sekolah acapkali muncul sebagai keprihatinan yang tak berkesudahan. Padahal, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak perlu dipermasalahkan jika seorang guru memiliki metode atau kiat-kiat yang dapat dijadikan sebagai alternatif, termasuk pembelajaran unsur pembangun sebuah cerita pendek.

(2)

Metode pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Di lain pihak (Hamalik: 2006:13) mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

Pembelajaran dengan penemuan (Discovery Learning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruksi yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa penggunaan model discovery learning yang tepat dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan agar siswa lebih mandiri dan dapat mengonstruksi pengetahuannya sendiri, sehingga proses dan hasil belajar akan lebih bermakna. Di samping itu, siswa akan lebih kritis dalam pemecahan masalah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kelas IX F SMP Negeri 1 Salem, yang beralamat di Jalan Raya Kecematan Salem, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 52275. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021, pelaksanaan pada bulan Oktober-November 2020.

Subjek penelitian adalah 30 siswa kelas IX F yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus.

Setiap siklus memuat empat fase, yaitu (1) perencanaan, (2) tidakan, (3) observasi, (4) refleksi. Pada siklus I dilakukan perencanaan dengan langkah sebagai berikut.

a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti dengan bimbingan dan persetujuan dari guru bahasa Indonesia.

b) Menyiapkan platform yang akan digunakan dalam pembelajaran c) Mengondisikan siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran daring d) Menyiapkan media pembelajaran.

e) Menyiapkan lembar pengamatan dan dokumentasi sebagai perekam data.

f) Menyiapkan lembar kerja siswa dan evaluasi untuk mengukur pengetahuan siswa tentang unsur pembangun teks cerpen

Selanjutnya, tahap pelaksanaan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model Discovery learning yaitu kegiatan pendahualuan, kegiatan inti (stimulation, problem statement, data collection, data processing, verification, dan generalization), dan kegiatan penutup. Kegiatan pengamatan dilakukan observer selama pelaksanaan tindakan berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi dan didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan

(3)

pembelajaran berupa foto. Kegiatan observasi dilakukan melalui aktivitas pembelajaran, pengaruh dari tindakan yang dilakukan, dan kendala yang muncul di pelaksanaan tindakan siklus I. Pada tahap refleksi, peneliti membandingkan kondisi sesudah diberikan tindakan siklus I. peneliti memproses data observasi, wawancara, dokumentasi, dan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh kemudian diinterpretasi, dianalisis di simpulkan untuk digunakan dalam merencanakan tindakan siklus II.

Tindakan pada siklus II merupakan perbaikan perencanaan kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada bagian yang dianggap belum memberikan hasil seperti yang diharapkan. Setelah itu, rencana tersebut dilaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh peneliti dan diobservasi, kemudian direfleksikan kembali sampai didapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen (1) tes, (2) lembar observasi, (3) wawancara, dan (4) dokumentasi. Data kuantitatif dari hasil tes dianalisis secara deskriptif statistika sederhana dengan menghitung (1) jumlah, (2) rata-rata, (3) persentase. Data kualitatif hasil observasi dan wawancara dianalisis dengan cara (1) reduksi, (2) paparan, dan (3) penyimpulan. Untuk menguji hipotesis data siklus 1 dan siklus II dianalisis secara komparatif.

Indikator Keberhasilan atau tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah bila hasil belajar siswa secara klasikal dalam mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen dapat mencapai rata-rata kelas ≥ 85.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan, karena pembelajaran dilaksanakan secara daring.

Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata

Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

72 20 orang 10 orang 66,67 %

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 72 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67 % atau ada 20 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa

(4)

yang memperoleh nilai ≥ 78 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa merasa masih baru dan asing terhadap pembelajaran daring dengan menggunakan platform zoom meeting dalam proses belajar mengajar.

a. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut.

1. Guru kurang maksimal dalam memotivasi dan menstimulus siswa.

2. Bahan ajar berupa teks cerpen “Pohon Keramat” dirasa terlalu panjang, serta gaya bahasa yang digunakan sulit dipahami siswa.

3. Siswa masih canggung dan ragu-ragu untuk berbicara pada platform yang digunakan. 4. Soal tes formatif yang diberikan memiliki level kognitif yang terlalu tinggi dan

kurang sesuai dengan kemampuan siswa. b. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan memberikan stimulus yang lebih menarik. Tahap stimulasi yang tadinya hanya berupa pembacaan cerpen oleh diguru diganti atau dikembangkan lagi dengan menggunakan video cerita yang menginspirasi kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

2. Guru perlu mempertimbangkan alokasi waktu dengan bahan bacaan siswa. Cerpen “Pohon Keramat” yang dianggap terlalu panjang dan memiliki bahasa yang sulit dipahami diganti dengan cerpen “Dia Sahabatku” yang lebih kontekstual dan sesuai dengan usia peserta didik.

3. Guru lebih membimbing dan mengarahkan siswa dalam pemanfaatan dan cara penggunaan platform zoom sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri siswa.

4. Guru harus lebih memahami karakteristik siswa dengan memberikan soal tes formatif yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

Keadaan awal di siklus I, prosentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa 66,67 % dengan rata-rata nilai 72. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Akhir Siklus II

(5)

1 2 3

Nilai rata-rata

Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

85,33 27 orang

3 orang 90 %

Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata nilai tes akhir siklus II sebesar 85,33 dan dari 30 siswa yang telah tuntas sebanyak 27 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen serta keaktifan dan ada rasa tanggung jawab pada diri siswa.

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen dengan penerapan model pembelajaran discovery learning yang paling dominan adalah menyimak/memperhatikan penjelasan guru, aktif dalam tanya jawab dan percaya diri dalam mempresentasikan hasil identifikasi terhadap unsur pembangun cerpen yang dibaca. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

PENUTUP

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen pada siswa kelas IX F SMP Negeri 1 Salem tahun ajaran 2020/2021.

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri Bandungan 03 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan keterampilan eksperimen pada siswa kelas IVB SD Negeri

Masalah utama dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Hasil Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta didik Kelas VIIB

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik pada Kelas X MIPA dengan menerapkan

Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah memperoleh pembelajaran dengan model discovery learning,

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAN 4 Solok Selatan Tahun

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen pada materi fotosintesis dan gerak pada tumbuhan dengan penerapan model

Hasil Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada kelas X4 sebagai kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dan kelas X5 sebagai kelas