• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 22/09/1216/Th. IX, 22 September 2014

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

P

AKPAK

B

HARAT

T

AHUN

2013

 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,86 persen dimana mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan tahun 2012. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat ini berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara yang mencapai 6,01 persen di tahun 2013, yang juga mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya 6,22 persen. Pertumbuhan tertinggi di Kabupaten Pakpak Bharat dicapai oleh sektor jasa-jasa sebesar 11,88 persen, disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 7,69 persen, sektor bangunan 6,92 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,77 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 6,30 persen, sektor pertambangan dan penggalian 6,17persen. Sedangkan 3 (tiga) sektor perekonomian lainnya tumbuh dibawah 6 persen.

 Pada tahun 2013 PDRB Pakpak Bharat atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 479,459.42 miliar, tumbuh sebesar 14,02 persen dari tahun 2012 yang mencapai Rp. 420,521.07 miliar. Sedangkan PDRB Kabupaten Pakpak Bharat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2013 sebesar Rp. 196,125.86 miliar, tumbuh sebesar 5,86 persen dari tahun 2012 yang mencapai Rp. 185,261,27 miliar.

 Pada tahun 2013, sektor pertanian masih mendominasi struktur PDRB Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 64,30 persen, diikuti oleh sektor, perdagangan, hotel dan restoran yaitu 11,62 persen, sektor jasa-jasa 9,76 persen, sektor bangunan 9,73 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 2,35 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1,64 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 0,33 persen, sektor industri pengolahan 0,20 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian 0,05 persen.

 Besarnya sumbangan masing-masing sektor perekonomian dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi Pakpak Bharat pada tahun 2013 sebesar 5,86 persen, sektor pertanian memberikan sumbangan sebesar 2,81 persen, disusul sektor jasa-jasa 1,31 persen, sektor bangunan 0,79 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 0,72 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,10 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,11 persen, sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih, sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan yang paling kecil yaitu hanya di bawah 0,10 persen.

 PDRB per kapita merupakan PDRB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2013 angka PDRB per kapita Pakpak Bharat mencapai Rp. 11 juta dengan laju peningkatan sebesar 11,68persen dibandingkan dengan PDRB per kapita tahun 2012.

(2)

1. Pendahuluan

Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara atau daerah. Setiap negara atau daerah akan berusaha keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal dan menurunkan angka kemisikinan. Di banyak negara di dunia, syarat utama terciptanya penurunan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi. Namun, kondisi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang dicapai ternyata juga diiringi dengan munculnya permasalahan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemisikinan.

Menurut Mankiw (2003) dalam analisis makro, pengukuran dalam perekonomian suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB)/Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDB/PDRB mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB/PDRB yang digunakan adalah PDB/PDRB atas dasar harga konstan (PDB/PDRB riil) sehingga angka pertumbuhan yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang terjadi karena adanya tambahan produksi.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2013 mengalami perlambatan. Ini disebabkan karena memang secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2013 mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tidak hanya didasarkan pada pertambahan pendapatan, tetapi juga ditunjang oleh sesuatu yang lebih fundamental, yaitu investasi dan ekspor. Semakin besar investasi yang masuk, maka semakin banyak terbuka lapangan kerja yang tentunya memacu pertumbuhan ekonomi.

Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini berarti tidak boleh ada sumber-sumber-sumber-sumber yang menganggur dan alokasi penggunaannya kurang efisien.Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya. Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Budaya dan Sumber Daya Modal.

2.

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2013

Pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dari output ril per kapita. Kinerja perekonomian Pakpak Bharat pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012, yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami perlambatan yaitu sebesar 5,86 persen dimana pada tahun 2012 ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat tumbuh mencapai 6,02 persen, namunlaju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat masih positif. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat berada di bawah Sumatera Utara yang mencapai 6,01 persen yang pada tahun 2013 juga mengalami perlambatan pertumbuhan.

Sama seperti tahun 2012, pada tahun 2013 sektor jasa-jasa masih merupakan sektor yang mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 11,88 persen, disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 7,69 persen, sektor bangunan 6,92 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,77 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 6,30 persen, sektor pertambangan dan penggalian 6,17 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 5,99 persen, sektor pertanian 4,48 persen dan sektor dengan pertumbuhan terkecil adalah sektor industri pengolahan 3,61 persen.

(3)

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha/Sektor

(Persen)

Lapangan Usaha/Sektor Tahun 2012*) Tahun 2013 **) Sumber Pertumbuhan

[1] [2] [3] [4]

1. Pertanian 5,16 4,48 2,81

2. Pertambangan dan Penggalian 5,29 6,17 0,00

3. Industri Pengolahan 2,27 3,61 0,01

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6,59 5,99 0,01

5. Bangunan 6,57 6,92 0,79

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,01 6,30 0,72

7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,98 7,69 0,10

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,38 6,77 0,11

9. Jasa-jasa 10,21 11,88 1,31

PDRB 6,02 5,86 5,86

Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

3. Besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2013

Tabel 2

PDRB Pakpak Bharat Menurut Lapangan Usaha/Sektor

(juta rupiah)

Lapangan Usaha/Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tahun 2012 *) Tahun 2013 **) Tahun 2012 *) Tahun 2013 **)

[1] [3] [3] [4] [5]

1. Pertanian 272.202,42 308.299,69 116.058,81 121.257,03

2. Pertambangan dan Penggalian 200,67 220,38 107,82 114,47

3. Industri Pengolahan 874,93 951,45 464,70 481,49

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.378,04 1.568,02 440,66 467,03

5. Bangunan 41.789,39 46.666,56 21.043,59 22.499,90

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 48.854,59 55.832,52 21.303,17 22.645,85

7. Pengangkutan dan Komunikasi 9.434,38 11.244,09 2.433,74 2.620,82

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6.761,96 7.872,07 2.962,63 3.163,27

9. Jasa-jasa 39.024,68 46.804,64 20.446,15 22.875,98

PDRB 420.521,07 479.459,42 185.261,27 196.125,86

Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

(4)

Pada tahun 2013 PDRB Pakpak Bharat atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 479,46 miliar, sedangkan berdasar atas dasar harga konstan 2000 tercapai sebesar Rp. 196,13 miliar. Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada tahun 2013 adalah sektor pertanian sebesar Rp. 308,30 miliar, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 55,83 miliar, sektor jasa-jasa sebesar Rp. 46,80 miliar, sektor bangunan sebesar Rp. 46,67 miliar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 11,24 miliar, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp. 7,87 miliar, dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp. 1,57 miliar. Sektor ekonomi lainnya dan merupakan nilai tambah bruto terkecil adalah sektor industri pengolahan Rp. 0,95 miliar, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp. 0,22 miliar.

4. Struktur PDRB menurut Lapangan Usaha Tahun 2013

Tabel 3

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Pakpak Bharat menurut Lapangan Usaha/Sektor

(Persen)

Lapangan Usaha/Sektor Struktur

Tahun 2012*) Tahun 2013 **)

[1] [2] [3]

1. Pertanian 64,73 64,30

2. Pertambangan dan Penggalian 0,05 0,05

3. Industri Pengolahan 0,21 0,20

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,33 0,33

5. Bangunan 9,94 9,73

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 11,62 11,64

7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,24 2,35

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,61 1,64

9. Jasa-jasa 9,28 9,76

PDRB 100,00 100,00

Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Dengan melihat struktur PDRB Kabupaten Pakpak Bharat, dapat dikaji sektor-sektor mana saja yang sangat potensial dalam membangun PDRB daerah ini. Semakin tinggi share suatu sektor terhadap PDRB suatu daerah, maka sektor tersebut bisa jadi merupakan sektor yang sangat potensial, karena akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi paling besar di suatu daerah.

Pada tahun 2013, sektor pertanian masih mendominasi struktur PDRB Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 64,30 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 11,64 persen, sektor jasa-jasa 9,76 persen , sektor bangunan 9,73 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 2,35 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1,64 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 0,33 persen, sektor industri pengolahan 0,20 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian 0,05 persen.

(5)

5. Sumber Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2013

Jika dikaji besarnya sumbangan masing-masing sektor perekonomian dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi Pakpak Bharat pada tahun 2013 sebagaimana dituangkan dalam Tabel 1, sektor pertanian memberikan sumbangan sebesar 2,81 persen, disusul sektor jasa-jasa 1,31 persen, sektor bangunan 0,79 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 0,72 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,11 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,10, sedangkan sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan yang paling kecil, paling tinggi sebesar 0,01 persen.

6. Pendapatan per Kapita Tahun 2013

Tabel 4

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Pakpak Bharat Tahun 2012 dan 2013

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012*) 2013 Tahun **)

(1) (2) (3)

- Nilai (juta rupiah) 9,85 11,00

- Indeks Peningkatan 10,30 11,68

Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk secara umum di suatu negara atau wilayah pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). Biasanya dihitung setiap periode satu tahun. Pendapatan per kapita juga dapat diartikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara atau wilayah pada periode tertentu. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDRB per kapita. Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara atau wilayah; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara atau wilayah tersebut.

PDRB per kapita diperoleh dengan membagi PDRB (atas dasar harga berlaku) dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2013 angka PDRB per kapita Pakpak Bharat mencapai Rp. 11,00 juta dengan laju peningkatan sebesar 11,68 persen dibandingkan dengan PDRB per kapita tahun 2012 sebesar Rp. 9,85 juta.

7. Perbandingan dengan Beberapa Kabupaten Terdekat dan Provinsi Sumatera Utara

Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten yang berdekatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat, yaitu Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Humbang Hasundutan, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2013 mencapai 5,86 persen, yaitu lebih cepat dibandingkan Kabupaten Karo dan Dairi yang mencapai 4,72 persen dan 5,46 persen. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan lebih cepat yaitu mencapai 6,03 persen pada tahun 2013.

(6)

Grafik 1

Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Kabupaten Terdekat dengan Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2013

0 1 2 3 4 5 6 7 Kabupaten Pakpak Bharat

Kabupaten Karo Kabupaten Dairi Kabupaten Humbang Hasundutan 5.86 4.72 5.46 6.03 Laj u Pe rtu m b u h an E ko n o m i Kabupaten

(7)

BPS KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Apri S. Saragih)

Telepon: 0627-7433092

E-mail: bps1216@mailhost.bps.go.id Home page : www.pakpakbharat.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Retribusi Jasa Usaha yang meliputi Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Grosir dan/atau

Teknik yang digunakan dalam transformasi budaya organisasi di SD Laboratorium Universitas Negeri Malang yaitu dengan melalui pembiasaan dan keteladanan, pembinaan disiplin, hadiah

Lalu dalam perkembangannya, pandangan Kenzo Tange mengenai Changing Sosiety (perubahan masyrakat) patut disimak, karena ia sendiri juga mengalami suatu proses perubahan, baik

Hasil analisis kondisi berdasarkan variabel-variabel kesenjangan digital digambarkan dalam 4 (empat) kuadran menunjukkan bahwa guru SMU Negeri Kotamadya Bandung masih berada

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi

Identifikasi sumber perolehan kayu bakar dimaksudkan untuk mengetahui lokasi tempat memungut kayu bakar.Jenis konsumsi energi oleh rumahtangga di Indonesia sebagian besar

Evaluasi daya gabung dan heterosis lima galur jagung manis (Zea mays var. saccharata) hasil persilangan dialel.. Evaluasi Daya Gabung Karakter Ketahanan Tanaman

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi besarnya nilai prediksi erosi yang terjadi pada lahan kering di Desa Purwodadi, sehingga dapat menjadi